PENDAHULUAN
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari
bentuk dan susunan tumbuhan. Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu bunga yang
merupakan alat perkembangbiakan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan. Jika kita
melihat bunga berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya memiliki bunga
yang terpencar atau terpisah-pisah dan ada pula yang berkumpul membentuk suatu rangkaian
yang dinamakan bunga majemuk.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis bunga, maka perlu
mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis
bunga tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan
penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya
kesalahan.
Ilmu tumbuhan saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesat. Dari
berbagai ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah morfologi Tumbuhan.
Paper ini akan menguraikan terkait morfologi bunga dalam arti sempit. Yang hanya
membahas tentang bunga dengan bagian-bagiannya sampai reproduksinya.
PEMBAHASAN
1. Struktur Bunga
Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertile
yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu yang
merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga dinamakan tangkai bunga atau pedisel .
Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau sepal dan sejumlah
helai daun mahkota atau petal. Keseluruhan sepal dalam bunga disebut kaliks, dan
keseluruhan petal dalam bunga disebut corolla. Kaliks dan corolla bersama-sama
disebut perhiasan bunga atau periant. Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan corolla,
maka tiap helainnya disebut tepal. Bagian reproduksi reproduktif adalah benang
sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpel (megasporofil). Keseluruhan
stamen disebut andresium dan keseluruhan karpel disebut ginesium (Hidayat, 1995).
Bunga seks mengacu pada ada atau tidaknya kelamin jantan dan bagian betina
di dalam bunga. Kebanyakan bunga sempurna atau biseksual, memiliki benang sari
dan karpel. Dalam hal ini, bunganya berbentuk putik / betina, di mana hanya karpel
yang berkembang, atau staminate / jantan, di mana hanya benang sari yang
berkembang. Jenis kelamin tumbuhan mengacu pada keberadaan dan distribusi bunga
sempurna atau tidak sempurna pada individu suatu spesies. Tanaman hermafrodit
adalah tanaman yang hanya memiliki bunga biseksual. Tanaman berumah satu (mono,
satu + oikos, rumah) adalah satu dengan hanya bunga berkelamin tunggal, baik yang
berbintik maupun bercabang di atasnya tanaman individu yang sama.
Dioecious (di, dua + oikos, rumah) adalah tanaman dengan bunga berkelamin
tunggal, tetapi dengan staminate dan pistillate pada masing-masing tanaman (yaitu,
memiliki individu pria dan wanita yang terpisah. Poligami adalah istilah umum untuk
tumbuhan dengan biseksual dan berkelamin tunggal bunga-bunga. Andromonoecious
mengacu pada tanaman dengan keduanya bunga tercemar dan sempurna pada individu
yang sama, dan gynomonoecious adalah tanaman dengan putik dan sempurna bunga
pada indvidu yang sama (Simpson, 2006).
A B C
Gambar 2 : A. Hermafrodit, B. Berkelamin tunggal (jantan), C. Berkelamin tunggal
(betina)
2. Simetri Bunga
Simetri bunga adalah penilaian keberadaan dan jumlah bidang bayangan
cermin simetri. Aktinomorfik atau simetri radial (juga disebut reguler) adalah di mana
ada tiga atau lebih bidang simetri, seperti itu morfologi struktural yang berulang
ketika diputar kurang dari 360 ° tentang suatu sumbu. Simetri biradial berarti
memiliki dua (dan hanya dua) bidang simetri. (Perbedaan antara simetri biradial dan
radial terkadang tidak dikenali, keduanya disebut simetri radial atau aktinomorfis)
Simetri zygomorfik atau bilateral (juga disebut ireguler) adalah yang di dalamnya
hanya ada satu bidang simetris. Bunga asimetris biasanya tidak memiliki bidang
simetri apa pun hasil puntiran bagian (Simpson, 2006).
a. Stamen, Struktur reproduksi jantan atau stamen terdiri dari antera yang
menghasilkan polen dan filamen yang mendukung antera. Polen yang dihasilkan
antera kemudian akan dibawa serangga atau hewan polinator lain ke bunga yang
lain untuk membuahi sel telur. Stamen atau alat perkembangbiakan jantan,
menyusun lingkaran ketiga dari bunga, yaitu di bagian dalam atau atas korola.
Kumpulan dari stamen menyusun androecium. Pada umumnya, stamen terdiri
dari filamen yang berbentuk seperti tangkai dengan antera di ujungnya. Antera
adalah tempat di mana butir polen dibentuk, terdiri dari kantung polen atau
mikrosporangia.
b. Pistilum alat perkembangbiakan betina, dapat terdiri dari satu atau lebih daun
buah (karpel), berada di bagian tengah bunga. Kumpulan dari karpel disebut
sebagai ginoecium. Bunga dapat memiliki satu atau lebih karpel. Jika bunga
memiliki 2 atau lebih karpel, karpel-karpel tersebut dapat bebas satu dari yang
lain (ginesium apokarp) atau bersatu (ginesium sinkarp). Ginesium dengan satu
karpel diklasifikasikan sebagai apokarp. Pistilum terdiri dari 3 bagian yaitu:
Stigma yang merupakan bagian teratas dari pistil, biasanya lengket dan
merupakan tempat melekatnya polen; 2) Stilus merupakan tabung panjang yang
melekatkan stigma ke ovarium (bakal buah). 3) Ovarium (bakal buah),
merupakan bagian basal dari pistil berupa suatu ruangan dengan satu atau lebih
bakal biji (ovulum) di dalamnya (Batygina, 2002).
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Batygina, T.B. (2002). Embryology of Flowering Plants. Terminology and Concepts. New
Hampshire: Science Publishers Inc.