Anda di halaman 1dari 17

Makalah

“HUBUNGAN VARIABILITAS DENGAN MAHLUK HIDUP”

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Evolusi

yang Diampuh oleh Ibu Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd

Oleh

SELLY SAFITRI (431419002)

PRODI/KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI A


SEMESTER 4

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini membahas mengenai
“Hubungan Variabilitas dengan Mahluk Hidup”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memperdalam pengetahuan
mengenai bagaimana vaiabilitas. Makalah ini juga dibuat dalam rangka
pemenuhan tugas mata kuliah Tugas Mata Kuliah Evolusi yang Diampuh oleh Ibu
Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada Ibu Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
yang telah membimbing penulis dalam proses penyelesaian makalah ini. Juga
kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan arahan serta
masukkan kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini sehingga tercapailah
penuntasan dari makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, begitupun demikian halnya
dengan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sekalian demi tercapainya hasil maksimal dikemudian hari.

Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan


sebagaimana mestinya. Aamiin.

Wassalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo,08 Maret 2021

Selly Safitri
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1...............................................................................................................................LATAR BELAKA
..............................................................................................................................1
1.2...............................................................................................................................RUMUSAN MAS
..............................................................................................................................1
1.3...............................................................................................................................TUJUAN
..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1. PENGERTIAN VARIABILITAS......................................................................5
2.2. FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEANEKARAGAMAN.......................7
2.3. KEANEKARAGAMAN AKIBAT EVOLUSI..................................................8
2.4. AKIBAT MUTASI BAGI ORGANISME..........................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................11
3.2. Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi,
dan seleksi. Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu
populasi  yang dapat mengalami hal tersebut. Komposisi genetik  dari suatu
individu  sudah ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara
spermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang
hidupnya ialah suatu perubahan  dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang
terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik  maupun dari
potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi
adalah evolusi.
Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun prosesnya
diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck  dan darwin, tanpa ada variasi
(kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor yang bekerja 
untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis. Bila ada secara sendiri maka kedua
faktor  tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor  tersebut bekerja
secara harmonis (Zaifbio, 2009).
Teori evolusi modern berpandangan bahwa sifat-sifat benda hidup berubah
dengan bertambahnya waktu dan perubahan ini diarahkan oleh seleksi alam.
Perubahan pada individu sepanjang hidupnya menyangkut suatu populasi dalam
beberapa generasi. Suatu individu tidak dapat dikatakan mengalami evolusi, tetapi
populasilah yang mengalami hal tersebut.perubahan yang diperoleh individu
adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen
yang dibawa. 
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan variabilitas?
1.2.2. Apa saja Faktor yang menyebabkan keanekaragaman?

1
1.2.3. Bagaimana Keanekaragaman akibat evolusi?
1.2.4. Bagaimana akibat mutasi bagi organisme?
1.3. TUJUAN
1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan variabilitas
1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui Apa saja Faktor yang menyebabkan
keanekaragaman
1.3.3. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana Keanekaragaman akibat evolusi
1.3.4. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana akibat mutasi bagi organisme

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. VARIABILITAS
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatupopulasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang
dapat mengalami hal tersebut. Komposisi genetik dari suatu individu sudah
ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid
dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu
perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam
gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik maupun dari potensi
pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi adalah
evolusi.
Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun
prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada
variasi (kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor yang
bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis. Bila ada secara sendiri
maka kedua faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor
tersebut bekerja secara harmonis (Zaifbio, 2009).
Teori evolusi modern berpandangan bahwa sifat-sifat benda hidup berubah
dengan bertambahnya waktu dan perubahan ini diarahkan oleh seleksi alam.
Perubahan pada individu sepanjang hidupnya menyangkut suatu populasi dalam
beberapa generasi. Suatu individu tidak dapat dikatakan mengalami evolusi, tetapi
populasilah yang mengalami hal tersebut.perubahan yang diperoleh individu
adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen
yang dibawa. Di dalam populasi baik komposisi maupun ekspresi dari potensi
pertumbuhan dapat mengalami pertumbuhan. Perubahan komposisi genetis inilah
yang disebut evolusi.

3
Di alam terdapat dua faktor yang bekerja secara harmonis yaitu factor
penyebab keanekaragaman dan faktor yang bekerja untuk mempertahankan
keutuhan suatu jenis.
2.1.1 Variasi genetik sebagai bahan dasar evolusi
Dalam populasi terdiri dari sejumlah individu tetapi tidak ada dua
individu yang serupa. Perbedaan ini akan tampak dengan nyata atau tidak
nyata. Jika terjadi suatu seleksi untuk menentukan beberapa varian dan
seleksi menguntungkan untuk varian lain yang lain di dalam populasi, maka
komposisi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu sebab sifat populasi
itu ditentukan oleh individu yang ada di dalamnya.
a. Variasi fenotip
Variasi fenotip dalam populasi dapat menyebabkan adanya seleksi
(reproduksi diferensial) antar individu. Variasi ini belum tentu
menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan secara genetis. Variasi yang
disebabkan berbagai keadaan luar dalam waktu pertumbuhan dapat
dikenal oleh seleksi natural. Aksi seleksi natural pada segala macam
variasi dapat mengubah susunan suatu populasi dalam rentang waktu
yang tidak lama, namun sebaliknya aksi pada variasi yang mencerminkan
perbedaan-perbedaan genetis mempunyai pengaruh jangka panjang. Jadi
variasi yang memang benar-benar fenotipik bukanlah bahan baku dalam
evolusi.
Satu hal yang terdapat dalam variasi genetik, namun tidak berguna
sebagai bahan baku evolusi, yaitu variasi yang disebabkan mutasi
somatic. Mutasi penting dapat terjadi pada sel-sel ectoderm embrio muda
dari suatu hewan. Sel-sel hasil diferensiasi sel yang mengalami mutasi ini
akan diturunkan dalam rentang pertumbuhan dan perkembangan individu
ini. Hasil dari mutasi ini akan berpengaruh pada system syaraf, namun
mutasi ini tidak akan diturunkan kepada generasi berikutnya sebab mutasi
ini tidak terjadi pada sel kelamin. Sel ectoderm bukanlah sel yang akan
menjadi gamet. Sehingga, seleksi yang dihasilkan mutasi somatic tidak

4
dapat menghasilkan suatu perubahan secara evolusi pada makhluk hidup
yang berkembang biak secara seksual.
b. Variasi genotip
Evolusi menyangkut sifat genetis suatu populasi, bukannya sifat-
sifat individu. Alela baru selalu timbul dari adanya variasi. Sekali
terbentuk suatu variasi dari berbagai macam alela, rekombinasi
merupakan suatu mekanisme yang memberikan variasi genetic yang tidak
terhingga pada suatu populasi. Variasi sebagai hasil meiosis dan
rekombinasi pada vertilisasi organism merupakan factor yang sangat
penting. Pindah silang, translokasi, aberasi kromosom merupakan
rekombinasi berikutnya.
Untuk mengetahui keanekaragaman, harus memulai dari struktur
yang sangat kecil, tetapi sangat penting dalam penentuan factor
keturunan. Struktur tersebut adalah DNA. DNA terdiri dari empat macam
asam nukleat, yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Guanin (G), dan Timin (T).
asam terakhir pada RNA diganti oleh Urasil (U). keempat macam asam
nukleat akan membentuk 20 macam asam amino esensial. Kombinasi tiga
dari keempat asam nukleat akan membentuk asam amino yang dikenal
dengan triplet kodon atau kode genetic.
2.2. FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEANEKARAGAMAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi sekaligus mempengaruhi
keanekaraman hayati. Adaptasi dan dan seleksi alam menyebabkan perubahan
pada suatu indivisu sehingga variasi akan semakin bertambah dan meningkatkan
keanekaragaman makhluk hidup dari waktu ke waktu.
2.2.1. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup
dengan baik. Dalam karangan ini akan dijelaskan tentang adaptasi yang
dilakukan oleh hewan dan tumbuhan dan perbedaan adaptasi yang dilakukan
oleh hewan dengan adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap
lingkungannya.

5
a. Adaptasi Morfologi
Adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan
kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau,
citah, macan, yang runcing dan tajam untuk makan daging, sedangkan
pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba tidak runcing dan
tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput
atau daun dan untuk mengunyah makanan.
b. Adaptasi Fisiologi
Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk
mempertahankan hidup dengan baik.
c. Adaptasi Tingkah Laku
Adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku
terhadap lingkungannya
2.2.2. Variasi
Variasi merupakan sesuatu hal yang merujuk pada peristiwa genetis
yang menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu memiliki
karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya semua
orang di bumi membawa informasi genetis sama. Namun ada yang bermata
sipit, berambut merah, berhidung mancung, atau bertubuh pendek,
tergantung pada potensi variasi informasi genetisnya.
Evolusionis menyebut variasi dalam suatu spesies sebagai bukti
kebenaran teorinya. Namun, variasi bukanlah bukti evolusi, karena variasi
hanya hasil aneka kombinasi informasi genetis yang sudah ada, dan tidak
menambahkan karakteristik baru pada informasi genetis.
Variasi selalu terjadi dalam batasan informasi genetis yang ada.
Dalam ilmu genetika, batas-batas ini disebut "kelompok gen" (gene pool).
Variasi menyebabkan semua karakteristik yang ada di dalam kelompok gen
suatu spesies bisa muncul dengan beragam cara. Misalnya pada suatu
spesies reptil, variasi menyebabkan kemunculan varietas yang relatif berekor

6
panjang atau berkaki pendek, karena baik informasi tentang kaki pendek
maupun panjang terdapat dalam kantung gen.
Namun, variasi tidak mengubah reptil menjadi burung dengan
menambahkan sayap atau bulu-bulu, atau dengan mengubah metabolisme
mereka. Perubahan demikian memerlukan penambahan informasi genetis
pada makhluk hidup, yang tidak mungkin terjadi dalam variasi.
2.2.3. Seleksi Alam
Seleksi alam menyebabkan perubahan pada spesies. Dengan adanya
seleksi alam, hanya individu yang unggul dan memiliki karakteristik serta
kemampuan yang berbeda dari individu lain yang dapat bertahan dan
melanjutkan kehidupan. Sehingga akan menghasilkan keturunan yang
berbeda dari populasi yang terkena seleksi alam. Perubahan tersebut
bersama dengan adapatsi akan menciptakan perubahan secara genetik dan
morfologi, sehingga akan berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati.
2.3. KEANEKARAGAMAN AKIBAT EVOLUSI
Dalam ilmu biologi salah satu yang mendasari pembalajaran dalam ilmu
ini adalah mengenai adanya suatu teori yang dinamakan dengan Teori Evolusi.
Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi adalah proses evolusi yang lebih
besar, yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor cell).
Setelah dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel
pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era
Paleozoikum. Proses evolusi makhluk hidup berlanjut seiring dengan perubahan
iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi,
bermunculanlah beranekaragam makhluk hidup. Zaman keemasan Reptilia,
Tumbuhan Berbunga, dan Mammalia terjadi pada akhir era Mesozoikum
(Mesozoic) dan awal era Senozoikum (cenozoic).
Teori evolusi juga menjelaskan tentang keanekaragaman hayati di bumi
yang sangat mungkin bisa terjadi, tetapi dari kesemua keragaman tersebut masih
dapat ditemui suatu persamaan ciri yang memiliki sifat universal. Persamaan
tersebut yaitu semua makhluk hidup tersusun atas molekul DNA.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi karena adanya perbedaan urutan

7
susunan “huruf” pada DNA, sehingga informasi yang dikandung dapat menjadi
berbeda-beda, walaupun “huruf” tersebut ditulis dalam bahasa yang sama.
Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan totalitas variasi gen, jenis dan
ekosistem yang dijumpai di suatu daerah.
Keanekaragaman makhluk hidup menyatakan terdapatnya berbagai macam
variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat lain yang terlihat pada tingkat
yang berdeda-beda. Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam
aspek seperti ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan tingkah laku makhluk
hidup yang selanjutnya akan menyusun suatu ekosistem tertentu.
Keanekaragaman makhluk hidup tidak hanya terjadi antar jenis tetapi juga di
dalam satu jenis. Keanekaragaman antar jenis misalnya antara bawang merah
dengan bawang putih, sedangkan keanekaragaman dalam satu jenis misalnya
antara varietas padi, padi Jawa, padi Cianjur dan lain-lain. Keanekaragaman
makhluk hidup di dunia sangatlah besar, diperkirakan jumlah spesies mencapai 10
juta hingga lebih dari 100 juta. Hingga saat ini, sebanyak 1,8 juta spesies telah
diidentifikasi dan tiap tahun ribuan spesies baru ditemukan. Untuk mempermudah
dalam mempelajarinya, para ahli mengelompokkan makhluk hidup dalam taksa-
taksa berdasarkan persamaan antara spesies, yaitu genus, familia, ordo, kelas,
filum, dan kingdom.
2.4. AKIBAT MUTASI BAGI ORGANISME
Setiap urutan DNA secara normal tidak akan berubah saat bereplikasi.
Namun, beberapa hal dapat menyebabkan urut-urutan DNA itu berubah.
Perubahan itu disebut juga dengan mutasi. Widodo (2003) menyebutkan bahwa
mutasi merupakan kesalahan di dalam replikasi atau perbaikan yang dapat
memunculkan urutan (sequence) yang baru. Lebih lanjut Campbell (2002)
mengatakan bahwa mutasi adalah perubahan materi genetik suatu sel atau virus.
Mutasi dapat terjadi pada setiap sel, baik itu sel somatik atau germline.Mutasi
pada sel somatik tidak akan diwariskan. Oleh karena itu, dalam hubungannya
dengan evolusi maka hal itu tidak diperhitungkan.
Mutasi merupakan sumber variasi di dalam evolusi. Widodo (2003)
menyebutkan ada empat aspek dalam mutasi, yaitu mekanisme molekuler yang

8
bertanggung jawab untuk terjadinya mutasi, efek setiap jenis mutasi terhadap
materi genetic dan produknya, atribut sementara atau ruang mutasi, dan keacakan
mutasi.
Ditinjau dari kepentingan manusia mutasi buatan dapat dilakukan untuk
menghasilkan mutan yang lebih berguna atau lebih menguntungkan dari keadaan
individu sebelumnya, misalnya dalam proses pembuatan bibit unggul suatu
tanaman. Hal itu akan mendukung perkembangan rekayasa genetika dalam
bioteknologi.
Dari berbagai eksperimen ditunjukkan bahwa frekuensi mutan dapat
ditingkatkan menggunakan sinar X. Selain itu, partikel-partikel berenergi tinggi
seperti alfa, beta, dan neutron juga menyebabkan mutasi. Pemakaian bahan
radioaktif untuk diagnosis, terapi, detensi suatu penyakit, sterilisasi dan
pengawetan makanan dilakukan manusia juga bersifat mutagenic. Mutasi buatan
tidak selalu berakibat buruk. Banyak sekiali jasa bahan radioaktif terhadap
kesejahteraan manusia. Terutama mengembangkan keturunan baru tanaman.
Perubahan mutasi buatan pada gandum, buncis, dan tomat ternyata dapat
meningkatkan mutu serta tahan terhadap suatu jenis hama.
Tanaman mutan yang bersifat Poliploidi yang dihasilkan dari induksi
digitonin dan kolkisin. Kolkisin dapat menghalangi pembentukan gelendong
pembelahan sehingga pasangan kromatid pada fase metaphase proses pembelahan
sel tidak dapat memisahkan diri dan akhirnya dihasilkan individu poliploid.
Individu poliploid mempunyai cirri berbuah besar, tidak berbiji dan berproduksi
tinggi. Contoh peristiwa ini adalah pembentukan semangka tanpa biji. Cara lain
untuk mendapatkan tanaman poliploidi adalah dengan menggunakan suhu yang
tinggi yang diterapkan pada jagung dan dekapitulasi pada tanaman tomat.
Dekapitulasi adalah proses pemotongan tunas tanaman. Akibat pemotongan ujung
tunas ini akan muncul tunas baru yang bersifat 4n (tetraploid) yang dapat
dikembangbiakkan secara generatif. Mutasi radiasi dengan sinar gamma dapat
mengahsilkan bibit unggul, contoh pada padi Pelita I dan II menghasilkan padi
jenis Atomita I dan II, dimana bibit unggul ini mempunyai kelebiahan tahan

9
terhadap wereng coklat dan bakteriXanthomonas oryzae yang dapat toleran
terhadap air asin.
Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam. Jika
mutasi terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat menimbulkan terjadinya kanker.
Sedang jika terjadi pada sel generatif dapat menimbulkan mutasi. Bila mutasi
terjadi pada sel soma dari janin maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak
lahir), dan beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang
menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan
genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke
generasi maka pada suatu saat akan muncul turunan baru yang sifatnya berbeda
dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi.

10
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatupopulasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang
dapat mengalami hal tersebut. Komposisi genetik dari suatu individu sudah
ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid
dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu
perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam
gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik maupun dari potensi
pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi adalah
evolusi.
Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun
prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada
variasi (kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor yang
bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis. Bila ada secara sendiri
maka kedua faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor
tersebut bekerja secara harmonis.
Teori evolusi modern berpandangan bahwa sifat-sifat benda hidup berubah
dengan bertambahnya waktu dan perubahan ini diarahkan oleh seleksi alam.
Perubahan pada individu sepanjang hidupnya menyangkut suatu populasi dalam
beberapa generasi. Suatu individu tidak dapat dikatakan mengalami evolusi, tetapi
populasilah yang mengalami hal tersebut.perubahan yang diperoleh individu
adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen
yang dibawa.
3.2. SARAN
Penulis berharap pembaca dapat menambah wawasan melalui makalah ini
dan penulis juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini kurang baik dan

11
masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran membangun dari
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Fried, George., George J. Hademenos. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.

Stansfield, Williams.,Raul Cano., Jeime Colome. 2006. Biologi Molekuler dan


Sel. Jakarta: Erlangga.

Widodo, Umie Lestari, Mohammad Amin. 2003. Evolusi (Panduan Belajar,


Bahan Ajar, dan Panduan Asesmen). Malang: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.

Woodmorappe, John. 2004. Potentially Decisive Evidence Against Pseudogene


‘Shared Mistakes’. (Online).

13

Anda mungkin juga menyukai