Anda di halaman 1dari 14

TUGAS CRITICAL BOOK

KULTUR JARINGAN

PEMULIAAN TANAMAN

(JENIS KULTUR)

OLEH:

NAMA : MELNY MYA SARAH ARITONANG

NIM : 4153141033

JURUSAN : BIOLOGI

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

TANGGAL PELAKSANAAN : 26 MARET 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

MEDAN
BAB I
IDENTITAS BUKU

Buku 1

Nama Buku : Kultur Jaringan Tanaman

Nama Penulis : Dr. Fauziyah Harahap, M. Si

Penerbit : UNIMED

Tahun Terbit : 2011

Tebal Buku : 191 halaman

Buku 2

Nama Penulis : L. R. Wetter dan F. Constabel

Dengan Penerjenah : Dr. Mathilda B. Widianto

Nama Buku : Plant Tissue Culture Methods (Metode Kutur Jaringan Tanaman)

Penerbit : ITB

Tahun Terbit : 1991

Tebal Buku : 191 halaman

Buku 3

Nama Buku : Teknik Kultur Jaringan Tanaman dan Aplikasi untuk Perbanyakan
Tanaman Keras

Nama Penulis : Isnaini Nurwahyuni

Penerbit : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan

Tahun Terbit : 2015

Tebal Buku : 203 halaman


BAB II

RINGKASAN BUKU

Buku I memiliki ringkasan buku seperti berikut ini :

Pada buku ini dibahas mengenai jenis kultur yang akan dibahas secara khusus yaitu:

- Kultur Protoplas dan Fusi Protoplas, dimana pada buku ini mengatakan bahwa
protoplas itu adalah sel dalam keadaan telanjang dan dapat diisolasi secara mekanik
dengan menggunakan prinsip proses plasmolisis sel dan juga dapat diisolasi dengan
secara enzimatis. Sedangkan Fusi protoplas adalah proses alamiah yang terjadi pada
tumbuhan rendah sampai tingkat tinggi. Dengan modifikasi genetik dengan fusi
protoplas bertujuan untuk :
 Mengatasi masalah Incompatibilitas
 Mengatasi masalah Sterilitas
 Mendapatkan sifat yang diinginkan
 Melakukan fusi sel guna menghasilkan hibrida somatik
 Mendapatlan tanaman bebas virus, penyakit
 Mendapatkan tanaman dengan variasi somaklonal yang baik
Sumber protoplas yang biasa digunakan adalah daun, pucuk, buah, akar, nodul akar.
Dan media yang sering digunakan untuk melakukan kultur ini adalah media MS atau
B5 dengan berbagai modifikasi garam mineral dan ZPT. Fusi sel (protpoplas) tanaman
dilakukan dengan cara memfusikan 2 macam protpolas yang sama atau berbeda. Teknik
fusi protpolas yang dikembangan saat ini :
 Fusi antara protpolas dengan protoplas
 Fusi antara sub protoplas dengan protoplas
 Fusi antara sub protpolas dengan sub protoplas (terdii dari sitoplasma (protoplas
tanpa inti), inti (karioplas, protpolas mini) kloroplas, mitokondria)

Proses fusi protoplas dapat dilakukan secara kimia dan secara fisik dengan
menggunakan alat elektrofusi. Enzim yang digunakan dalam mengisolasi protoplas
antara lain : sellulase, driselase, zymolase, pectiolyase, pectinase, hemisellulase,
maserase.

- Kultur sel dan kultur kalus


 Kultur kalus bertujuan untuk mempelajari prose deiferensiasi dan dierensiasi sel
dan jarngan pada kultur in-vitro dan memperoleh lus dari eksplan yang
dikulturkan. Kalus adalah kumpulan massa sel yang amorphus yang tediri dari
sel atau jaringan yang membelah diri terus-menerus. Yang tersusun dari sel
parenkim yang ikatannya dengan sel lainnya sangat renggang. Kemampuan
jaringan dalam membentuk kalus sangat terkait dengan :
 Umum fisiologi jaringan waktu isolasi dilakukan. Jaringan yang masi
meristemtis lebih mudah penanganannya dibanding jaringan yang sudah
berdiferensiasi
 Musim pada saat tanaman di isolasi
 Jenis tanaman. Dimana jenis tanaman berkayu sangat sulit untuk
mendapatkan kalus yang variable
 Bagian tanaman yang diisolasi, bgian uang sudah tu kan memerlukan
modifikasi engn merejuvenilisasikan selnya kembali

Medium yang digunakan adalah medium daa dengan modifikasi ZPT


umumnya digunakan 2,4 D dan bahan organik yang kompleks seperti sari
pisang, air kelapa, dan yeast ekstrak. Eksplan yang digunakan untuk
menginduksikan kalus adalah batang, akar, daun, embrio, kotiledon, dan
lainnya. Kalus yang tumbuh harus disubkultur ke media yang baru dalam
kurun waktu tertentu, agar ketersediaan hara dan airnya tetap ada dan
mencegah terhambatnya pertumbuhan kalus akibat keluarnya senyawa
metabolisme kalus. Namun sub-kultur yang berulang-ulang dengan sumber
eksplan yag terdiri dari sel yang heterogen dapat menyebakan perubahan
berupa :

 Aberasi kromosom dapat terjadi pematahan kromosom


angmengakibatkan terjadinya mutasi gen
 Polploidi yang disebabkan oleh pembelahan kromosom yang tidak
diikuti dengan terbentuknya dinding sel anak, seingga terjadi
penggandaan jumlah komosom
 Delesi, Tranlokasi, Substitusi

Untuk melakukan pengkulturan kalus ada baiknya melakukannya pada


ruangan gelap dikarenakan pada ruangan gelap hormon auksin sangat
baik bekerja sedangkan dengan adanya cahaya maka hormon auksin
akan terganggu sehingga kalus yan dihasilkan juga tidak baik
kualitasnya. Kalus yang baik adalah kalus yang vriable dan mempunyai
spot hijau pada permukaan atasnya. Kalus yang padat akan sulit
beregenrasi membentuk embriosomatik dan tunas.

 Kultur sel sangat berguna dalam meneliti metabolit primer maupun sekinder
juga untuk regulasi nitrogn di dalam irgan dan asimilasi sulfur, metabolisme
karbohirat dan karbon fotosintetik. Namun dalam kultur sel sulit dipakai untuk
penelitian path way (bio sintesis) senyawa tertentu. Kultur sel dilakukan engan
menggunakan eksplan adalah kalus, dimana kalus dipindahkan ke media cair
untuk menginduksikan sel independen / inisiasi suspensi sel, juga harus
dilakukan sub-kultur secara periodik tergantung tujuannya. Umumnya kultur sel
digunakan untuk :
 Sumber protoplas
 Perlakuan dengan mutagen kiia, penyakit dan lain-lain
 Memproduksi metabolit sekunder
 Untuk keperluan seleksi in-vitro dalam pemuliaan tanaman
- Kultur Anther atau disebut juga sebagai kultur haploid. Jika serbuk sari yang digunakan
sebagai sumber eksplan maka disebut sebagi kultur serbuk sari (polle culture) yang
lebih tepat disebut sebagai kultur haploid dibandingkan dengan kultur anther. Kultur
haploid lainnya adalah kultur ovul dengan bahan eksplannya adalah dari ovul. Kultur
haploid adalah kultur yang menghasilkan tanaman haploid. Dimana tanaman haploid
adalah tanaman yang memiliki jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom
gamet (N). Keuntungan dari kultur haploid adalah sebagai berikut :
 Semua sifat ditampilkan dalam keadaan monohaploid, baik sifat dominan
atauun resesif
 Seleksi pada level haploid jauh lebih mudah dibanding dengan level ploidi yang
tinggi
 Penggandaan kromosom tanaman haploid akan menghasilkan tanaman
dihaploid yang homozigot, penggandaan kromosom berikutnya akan
menghasilkan tanaman tetraploid homozigot
 Hibridasi seksual dengan tanaman diploid akan menghasilkan tanaman triploid
 Dapat digunakan untuk menghasilkan tanaman jantan super, yang sudah terlihat
hasilnya
 Tanaman diploid atau tetraploid dapat dilepas sebagai kultivar baru.
Faktor yang menentukan kebehasilan kultur anther adalah sebagai berikut :
 Lingkungan pertumbuhan tanaman donor
 Suhu
 Lama penyinaran
 Intensitas cahaya dari tanaman donor sangat menentukan keberhasilan
kultur ini. Faktor ini sangat spesifik untuk masing-masing tanaman
 Umur tanaman donor, pengambilan anther ada baiknya pada saat
tanaman baru berbunga
 Fase perkembangan serbuk sari, berbeda-beda pada beberapa jenis
tanaman. Pada tanaman tembakau fase yang baik adalah pada saat
serbuk sari mulai membelah atau fase pollen grain mitosis (PGM), pada
serealia pada fase gase berinti 1 (uni nuclate)
 Pra perlakuan dari anther, anther pada saat sebelum dan sesudah dapat
diberi perlakuan dengan suhu dingin selama beberapa waktu kemudian
dipindahkan ke ruang inkubasi. Pra perlakuan pada padi dengan suhu
10°C selama 4-7 hari
 Kultur media, dapat menggunakan media cair atau semi padat. Agar-
agar dapat memberi pengaruh negatif terhadap pertumbuhan serbuk sari.
Oleh karena itu dianjurkan memakai media cair daripada menggunakan
media padat jika memakai media padat yang digunakan maka gunakan
agarose sebagai pengganti agar
 Sukrose, familia Solanaceae dan Liliaceae memerlukan kandungan
sukrose yang rendah (2-4%), Gramineae dan Cruciferae memerlukan
sukrose yang tinggi (8-12%)
 Garam anorganik, pada umumnya memakai garam anorganik dari media
MS
 Vitamin dan ZPT, pada umumnya menggunakan senyawa organik dari
MS. Kebutuhan ZPT tergantung dari jenis tanaman
 Cara peletakan anther, pada berbagai jenis tanaman bagian yang
melakukan kontak dengan media ada bagian yang datar, beberapa yang
lain menghendaki bagian yang melengkung
 Lingkungan inkubasi. Suhu anjuran 25°C dengan perlakuan gelap
sampai terbentuk embrio atau kalus kemudian dilakukan penyinaran
 Sub-kultur. Jika anther telah membentuk kalus dan embrio maka harus
di sub kultur ke media baru, dengan kandungan sukrosa lebih rendah.

Pada buku II memiliki ringkasan mengenai kalus dan kultur sel yang akan dibahas sebagai
berikut:

- Metode kultur tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ,
jaringan, dan sel tanaman. Sel yang berasal dari spesies tanaman apapun dapat
dibiakkanatau dikulturkan secara aseptik pada atau dalam medium hara. Kalus
semacam ini dapat disubkulturkan dengan memindahkan potongan kecil pada medium
agar segar. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapakan kalus dan kultur suspensi sel
amat beragam dan terutama bergantung pada jaringan eksplan dan komposisi medium
kultur. Kultur sel terdiri dari campuran agregat sel dan sel tunggal, laju pertumbuhan
kultur demikian biasanya lebih cepat daripada pada agar. Baik kultur kalus maupun
ultur sel dapat diperoleh dari berbagai spesies, kemudahan memulai kultur bergantung
pada jenis tanaman dan asal jaringan. Metode yang dikemukakan ini cocok untuk
memulai kultur tumbuhan berbiji.
Medium kultur, komponen utama meliputi garam mineral, sumber karbon (gula),
vitamin, dan ZPT. Komponen lain seperti senyawa nitrogen organik, berbagai asam
organik, metabolit dan ekstrak tambahan tidak mutlak, tetapi dapat menguntungkan
ketahanan sel dan perbanyakannya. Medium MS memiliki keistimewaan mengandung
nitrat, kalium, dan amoniumnya yang tinggi. MS maupun B5 tampaknya mengandung
jumlah hara anorganiknya yang layak untuk memenuhi kebutuhan banyak jenis sel
tanaman dalam kultur.
Komposisi medium hara untuk kultur jaringan tanaman mengandung 5 kelompok
senyawa sebagai berikut :
 Garam anorganik yang mengandung kadar kalium dan nitrat ±20-25 mM dan
amonium >8 nM, fosfat, sulfat, magnesium 1-3 nM. Hara mikro diantara iodida,
asam borat, dan garam mangan, seng, molibdenum, tembaga, kobalt, dan besi
 Sumber karbon, sukrosa atau glukosa 2-4% merupakan sumber karbon yang
paling cocok
 Vitamin, tiamin merupakan satu-satunya vitamin yang penting. Piridoksin,
asam nikotinat dan mio-inositol seringkali dapat meningkatkan pertumbuhan
sel. Vitamin lainna yang mungkin bermanfaat untuk kultur sel tunggal pada
rapatan rendah.
 Pengatur tumbuh, yang sering diinduksikan adalah 2,4 diklorofenoksiasetat
(2,4-D) dan asam naftalenasetat (NAA). Asam indolasetat menginduksikan
pembelahan sel tetapi senyawa ini tidak stabil dan dapat diuraikan oleh enzim
yang dibebaskan oleh sel. Asam indolbutirat juga merupakan auksin yang amuh
untuk kultur jaringan. Baik 2,4-D dan NAA amat lambat diuraikan oleh sel
tumbuhan, dan stabil pada pemanasan dengan autoklaf. Sitokini seperti kinetin
atau benziladenin kadang-kadang dibutuhkan bersama 2,4-D atau NAA untuk
mendapatkan pembentukan kalus yang baik.
 Pelengkap organik biasanya menggunakan hidrolisat protein, ekstrak ragi,
ekstrak tetes dan air kelapa yang dapat memasol pelbagai senyawa yang dapat
merangsang laju pertumbuhan sel, walaupun umumnya sel dapat tumbuh baik
dalam emdium tanpa pelengkap ini apabila kadar garam cukup tinggi dan
metabolit ditambahkan.

Pada buku III memiliki ringkasan mengenai kultur protoplas yang akan dibahas sebagai
berikut:

- Protoplas merupakan sel tanaman yang dihilangkan dinding selnya tapi masih
mempunyai potensi untuk ditumbuhkan dalam media kultur. Dengan definisi protoplas
maka sel masih mempunyai membran sehingga dapat juga dimanfaatkan untuk
mempelajari fenomena transpot dan pengambilan makromolekul melalui membran sel
tanaman. Cara ini bermanfaat untuk mengetahui proses infeksi virus dan replikasinya.
Protoplas juga merupakan pilihan untuk mengetahui spesifitas dan cara kerja patogen
tanaman yang berupa bakteri dan cendawan. Protoplas yang diisolasi dapat diambil
organelnya seperti inti dan kloroplasnya. Protein, DNA, dan berbagai makromolekul
juga dapat diambil melalui cara isolasi protoplas. Protoplas dapat beregenerasi planlet
jika ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai. Protoplas umumnya
diisolasi dengan menggunakan enzim peluruh dinding sel dalam larutan osmotikum
untuk mempertahankan bentuk dan struktur serta viabilitas protoplas. Faktor yang
sangat penting adalah tingkat fisiologis dari jaingan sumber protplas, pemilihan enzim
dan komposisi kombinasi enzim yang tepat, konsentrasi enzim, dan komposisi, tipe
konsentrasi penstabil tekanan osmotik. Hasil protoplas, viabilitas dan jumlahnya sangat
teergantung pada umur daun dan kondisi lingkungan seperti cahaya, temperatur,
kesuburan tanah dan kelembban tempat tumbuh tanaman. Enzim yang digunakan dalam
mengisolasi protoplas ini adalah sellulase, hemiselulase dan pektinase. Dan cara
mengisolasi protoplas dapat dilakukan dengan menggunakan 2 tahap yaitu : jaringan
diperlukan pada 2 laruta enzim secara berturut, pra perlakuan dengan merendam
jaringan dalam media yang diperkata ZPT pada berbagai temperatur dan cahaya. Isolasi
protoplas dilakukan dalam cawan atau gelas beaker. Protoplas dapat ditumbuhkan pada
media cair maupun media padat dalam cawan petri. Dan dinkubasi pada ruang lembab
dengan temperatur 25-28°C dengan intensitas cahaya 100-500 lux atau di tempat gelap.
Dengan jenis mdia kultur yang memiliki nutrin kultur suspensi sel dengan hara mineral
ang dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan protoplas. Dan keberhasilan kultur
protplas sangat diperlukan oleh pemilihan pH dengan keasaman yang paling sesuai
kerkisar 5,5- 5,8 tetapi ada perkecualian pada eberapa spesies yang memerlukan pH
berkisar 6 dngan osmolarotas awal 0,35-0,70 M tergantung pada sumber tanaman dan
kelembaban 22-28°C dengan intensitas 2000 lux. Dengan kepadatan protoplas yang
digunakan bervariasi dari 104 sampai 106 per mL tetapi banyak ynag berhasil
mengkultur protoplas dengan konsentrasi yang sangat rendah. Perkembangan kultur
protoplas dipengruhi juga oleh umur sel dna asal protoplas. Protoplas yang tidak
memiliki dinding sel dan mikrofibril dengan cara terbaik replika dapat didetekasi
kmbali setelah 1 jam pengkulturan. Untuk mengetahui membran yang mengandung
banyak molekul gula dapat didetksi dengan teknik pelabelan concanavalin dan
haemocyanin. Pembelahan dan difernsiasi protoplas berbagai spesies berhasil
ditumbuhkan sempai pembelahan, dimana pembentukan dinding selalu mengawali
pembelahan, namun belum ada laporan yang menyebutkan hasil dinding sel mutan
walaupun ada kemungkinan terbentuk mutan bila protopas diperlakukan dengan
mutagen. Kesulitan yang ada yang menghambat pembelahan protoplas berbagai spesies
berhubungan dengan proses induknya. Ada spesies tertentu inisiasi tunas memerlukan
sitokinin pada konsentrasi 1-50µM namaun walaupun senyawa tersebut ada, kalus
meungkin hanya membentuk akar. Regenerasi tanaman dari potoplas sudah dilaporkan
terjadi pada alfalfa, tembkau, wortel, lobak, asparagus, jeruk, millet, kentang dan tomat.
Fusi protoplas secara sponta selama isolasi atau setelah diinduksi pada keadaan khusus
dapat terjadi pada saat isolasi antara 2 atau lebih protoplas yang letaknya berdekatan.
Caranya dengan ekspansi plasmodesata dan tidak pecah protoplas tersebut sehingga
dihasilkan homokarion dimana 1 sel berisi beberapa inti. Fusi diinduksi dari berbagai
sumber. Protoplas haus dilekatkan untuk mendapatkan permukaan yang luas untuk
kontak cara yng baik dalam produksi fusi protoplas adalah dengan menggunakan
politilen glikol (PEG) dengan berat molekul tinggi dengan konsentrasi 28-30% yang
ditambahkan dalam protoplas meningkatkan perlekatan.
BAB III
PERBANDINGAN BUKU
Buku I
Buku I memiliki semua penjelaskan mengenai semua jenis kultur yang dijelaskan dan juga
gambar mengenai gambar jenis kultur tetapi tidak menjelaskan mengenai prosedur penjelasan
langsung cara mengkulturkan aspek tersebut
Buku II
Buku II hanya memiliki penjelasan mengenai kalus, sel dan protoplas tetapi tidak menjelaskan
mengenai kultur anther. Dan juga buku II memiliki penjelasan mengenai prosedur melakukan
kultur tersebut dan pembahasan penting mengenai kultur
Buku III
Sedangkan buku III hanya memiliki penjelasan mengenai kultur protoplas tanpa penjelasan
kalus, sel dan anther dan buku ini sama sekali tidak lengkap penjelasannya mengenai materi
yang dijelaskan dan perlu bagi pembaca sehingga buku ini kurang begitu lengkap
BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
- Kelebihan
Kelebihan dari buku I memiliki semua penjelasan mengenai kultur dan gambar
mengenai perbedaan dari stiap kultur dan hal penting lainnya dari kultur, buku II
kelebihannya memiliki prosedur cara melakukan kultur sedangkan buku III tidak
memiliki kelebihan sama sekali
- Kekurangan
Kekurangan pada buku I adalah hanya pada buku I tidak memiliki prosedur mengenai
cara melakukan kultur , dan buku II tidak memiliki penjelasan mengenai kultur anther
sedangkan pada buku III tidak memiliki penjelasan mengenai kultur sel, kalus dan
anther sehingga buku III memiliki banyak sekali kekurangan dalamnya dan juga pada
buku III penjelasan mengenai kultur protoplasnya hanya penjelasan mengenai teori apa
itu kultur protoplas tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai prosedur cara melakukan
kultur dan pembahasannya dan menurut penulis buku yang sangat memiliki kekurangan
adalah buku III
Sekian dari penulis (pengkritik) mengenai ke-3 buku yang menjelaskan tentang kultur
jaringan tanaman.
Lampiran 1
Lampiran tampilan buku yang digunakan
Buku 1

Buku 2

Buku 3
Lampran 2
Lampiran gambar mengenai kultur kalus, sel, protoplas, dan anther. Gambar ditampilkan secara
berurut sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai