MIKROTEKNIK
COMPARATIVE STUDY OF DEHYDRATION
OLEH :
KELOMPOK 1
M. KHAIRUL AZMI
NUR PUTRI ALIYAH
RESTU BERKAT GEA
JESSIKA JUNIATI SINAGA
RISNAULI HUTABARAT
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrotehnik mengenai
Critical Journal Review.
Dalam Penulisan cjr ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi, karena masih minimnya kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan critical jurnal riview ini.
Dalam penulisan cjr ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan bacaan ini. Penulis menyadari
sepenuhnya dalam penulisan dan penyajian dalam tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis akan menerima kritikan dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia.
Manusia dalam menjalankan kehidupannya memerlukan air untuk minum. Manusia tidak bisa
hidup tanpa minum air akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan
sehingga air sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia (Fauziah, 2011). Tubuh
manusia terdiri dari 80% komposisi air yang memegang peranan penting dalam kinerja organ-
organ tubuh. Organ-organ yang berperan penting dalam hubungannya dalam kinerja air adalah
otak manusia yang tersusun atas 75% air, darah yang tersusun atas 82% air, jantung tersusun atas
75% air, paru-paru tersusun atas 86% air dan ginjal yang tersusun atas 83% air. Inilah yang
menyebabkan air merupakan komponen zat gizi kedua yang paling penting setelah oksigen
(Muyosaro, 2012).Dehidrasi merupakan ketidakseimbangan cairan tubuh dikarenakan
pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi
tanpa disadari di saat melakukan aktivitas dan juga karena cuaca panas (D’anci et al., 2009).
Dehidrasi juga dapat terjadi karena kurangnya konsumsi cairan dan konsumsi obat diuretik
(Schwabe et al., 2007). Salah satu faktor resiko terjadinya dehidrasi adalah kelebihan berat badan
(Overweight). Hal ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh dan
menekan seseorang meningkatkan nafsu makan serta asupan makannya sehingga akan
menurunkan asupan cairan dalam tubuh (Fauziyah, 2011). Overweight merupakan kelebihan
lemak dalam tubuh karena masukan kalori melebihi batas sehingga mangganggu kesehatan.
Overweight atau kelebihan berat badan tidak hanya ditemukan pada orang dewasa, pada anak-
anak dan remaja Overweight juga sering ditemukan. Penelitian yang dilakukan di Malaysia,
prevalensi overweight mencapai 6,6% untuk usia 7 tahun dan 13,8% usia 10 tahun sedangkan di
Jepang prevelensi overweight mencapai 5 - 11% pada usia 6-14 tahun (Adriani dan Wirjatmadi,
2012). Berdasarkan data Riskesdas 2010, kejadian kegemukan pada remaja usia 16 -18 tahun di
Indonesia mencapai 1,4%. Angka kejadian Overweight di Jawa Tengah pada remaja usia 15
tahun keatas mencapai 18,4% sedangkan kejadian Overweight di Kota Surakarta sebanyak
10,7%, lebih banyak dialami oleh perempuan dibanding laki-laki. Dehidrasi adalah masalah yang
penting dan harus diwaspadai. Beberapa penelitian tentang dehidrasi yang dilakukan oleh
seorang ahli dalam bidang hidrasi dan Kinesiologi di University of Connecticut, USA, Lawrence
E. Armstrong, serta ahli Neurokognisi, Harris R. Lieberman, (2010), yang mengatakan bahwa
ada pengaruh dehidrasi terhadap kecakapan kognitif serta terganggunya perasaan lebih sering
terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. Ketika perempuan mengalami dehidrasi sebanyak
1,2% maka gangguan kecakapan kognitif akan segera terganggu dengan memburuknya suasana
hati. Kondisi seperti ini, perempuan akan cepat tersinggung, emosi, cepat lelah, mengantuk, sulit
berkonsentrasi, sulit menyelesaikan tugas dan merasa pusing berkepanjangan sedangkan pada
laki-laki kondisi ini akan muncul pada saat kehilangan cairan sebanyak 1,4% (Muyosara, 2012).
1.2 Tujuan
Critical journal review ini bertujuan:
Beberapa tahun belakangan banyak kritik tentang pemakaian seri etil-akohol-xilena pada
metode paraffin dalam hal efek pengerasan pada jaringan. Ada beberapa usulan para ahli untuk
mengantikan etil-alkohol-xilen seperti dengan memakai campuran etil dan n-butil alkohol,
minyak anilin, menggunakan n-propil alkohol, penggunaan iso-propil, iso-butyl alkohol, etil
alkohol dan aseton, dioxan, dan masih ada lagi yang lainnya. Namun belum ada tindakan lanjut
tentang masalah ini. Pada jurnal ini dilakukan studi komperatif yang dilakukan dari berbagai
metode dehidrasi. Metode yang dipakai yaitu dioksan cepat, dioksan lambat, iso-butil alkohol,
dan teknik etil-alkohol-xilena klasik. Adapun beberapa langkah metode yang harus diikuti seperti
pada doxan cepat, dioxan lambat, iso-butyl alkohol, dan ethyl-alkohol-chloroform. Terlepas dari
fiksasi, dioxan mempertahankan jaringan yang cukup lunak dan mengurangi kerapuhan dan
distorsi. Variasi individu terbesar muncul dalam sediaan tetap Bouin untuk usus kecil. Metode
dioxan cepat saja menjaga integritas vili dan muscularis. Iso-butyl alkohol menghasilkan distorsi
terbesar. Namun jaringan itu, tampaknya kurang mudah gembur dioksan dibandingkan dengan
metode lain. Metode cepat dioksan tampaknya tidak memiliki keunggulan khusus dibandingkan
dengan metode lambat, juga dalam kasus hati yang terikat formalin dan tumor tiroid koloid,
kerapuhan dihasilkan dengan metode cepat yang tidak seperti metode lambat. Karena ada sedikit
perbedaan waktu antara kedua metode, penulis cenderung memilih metode yang lebih lambat.
Dioxan tidak hanya menyiapkan jaringan untuk pembelahan yang mudah, tetapi tidak
menghasilkan efek pengerasan sebelum atau selama impregnasi parafin. Jaringan tidak menyusut
dan variasi waktu laju dan diizinkan. Selain seri eksperimental, bahan lain dirawat dengan
dioxan. Demonstrasi yang paling luar biasa dari efek non-pengerasannya adalah persiapan serial
otak para salamanderDari hasil penelitian yang dlakukan dapat disimpulkan bahwa dioxan tidak
membuat jaringan keras dan rapuh selama proses dehidrasi ataupun impregnasi paraffin, metode
paraffin menjadi singkat hanya sekitar 48 jam tanpa adanya kerusakan pada jaringan, dioxan
memiliki variasi waktu pengerjaan yang lebih luas ketimbang reagen dehidrasi lainnya, dan
pengerasan serta penyusutan jaringan dipengaruhi metode dehidrasi dan persiapan jaringan untuk
pencelupan dalam paraffin cair.
BAB III
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN
c. Kemutahiran masalah
Pada segi kemutahiran jurnal ini sudah sangat mutahir dikarenakan ketidak adaannya
kelemahan atau kekurangan dalam penjelasan jurnal ini
d. Kohesi dan Koherensi isi penelitian
- Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini sulit untuk diketahui oleh orang awam
dikarenakan menggunakan bahasa asing(bahasa inggris)
- Jurnal ini menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti seperti
vili,muscularis,dioxa dll
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa jurnal yang direview memiliki banyak keunggulan dari segi
kegayutan antar elemen, originalitas temuan, kemtakhiran masalah, dan kohesi seta koherensi isi
penelitian sehingga menjadi nilai lebih pada jurnal walaupun masih ada kekurangan pada
penulisan, penggunan bahasa serta istilah-istilah yang kurang dimengerti oleh orang awam yang
membacanya.
4.2 Saran
Saran pereview untuk jurnal ini, dilihat dari keunggulan jurnal yang ada pereview
menyarankan agar jurnal ini dterjemahkan dan dipublikasikan secara luas agar dapat dibaca oleh
semua kalangan yang ingin menambah pengetahuannya tentang mikroteknik contohnya tentang
penggunaan dioxan pada pembuatan preparat dan masih banyak lagi yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA