“AVES”
OLEH:
JURUSAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan
makalah Critical Jurnal Review ini .
Adapun tujuan kami menulis Critical Jurnal ini tidak lain untuk meningkatkan
kemampuan kita dalam menilai sebuah buku. Dan kami juga tidak bermaksud untuk
menyudutkan beberapa pihak tertentu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu kami selaku
mahasiswa yang menyusun makalah ini ingin mengucapkan maaf untuk kesalahan dalam
penempatan bahasa dan kekurangan dalam setiap materi atau bab yang kami tuliskan. Atas
segalanya kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap bahwa makalah ini bisa
memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
3.2. Pendahuluan..........................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................
4.2. Kelebihan..............................................................................................................................
4.3. Kekurangan...........................................................................................................................
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................
5.1. Kesimpulan............................................................................................................................
5.2. Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Critical Jurnal Review ( CJR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi
terhadap suatu jurnal yang akan direview. Latar belakang kami membuat critical jurnal
ini yaitu untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterprestasi serta
menganalisis isi sebuah jurnal, yang menitik beratkan pada evaluasi ( penjelasan,
interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan jurnal, apa yang
menarik dari buku tersebut, bagaimana isi jurnal tersebut bisa mempengaruhi cara
berfikir pembaca dan menambah pemahaman pembaca terhadap suatu bidang kajian
tertentu. Dengan kata lain, melalui CJR ini pembaca (reviewer) menguji pikiran
pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang pembaca berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki.
1.2.Tujuan
2. Untuk mengulas isi sebuah jurnal
3. Untuk mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal
4. Untuk membandingkan isi jurnal pertama dan kedua.
1.1 Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan tentang aves (burung).
2. Untuk menambah wawasan tentang mengerti mereview isi sebuah jurnal.
BAB II
RINGKASAN MATERI
Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki
ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang.Kelas aves adalah
satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia berambut,
bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut.
Berikut adalah uraian singkat tentang kelas aves.
Burung yang hidup di tanah(terrestrial), dengan ciri adaptasi kaki untuk berjalan
Ordo : Strutioniformes
Terrestrial (hidup di daratan).Pada kaki (belakang) hanya ada 2 jari. Contoh :
Stenthio camelus
Burung Akuatik,dengan ciri khas pada kaki yang berselaput, bulu berminyak dan
bentuk paruh yang khas yang disesuaikan dengan jenis makanannya Ordo :
Sphenisciformes
Tungkai muka berbentuk sirip yang berguna untuk berenang
Tidak dapat terbang.Bulu kecil menyerupai sisik menutupi seluruh tubuh
Tidak ada apteria, tidak ada remiges.Contoh : Aptenodytesforsteri
Burung yang banyak diburu,umumnya berbulu indah atau daging dan telurnya
enak dimakan Ordo : Passeriformes
Tiga jari kaki (belakang) menunjuk ke muka, satu jari menunjuk ke belakang ,
berguna untuk bertengger.Dengan bulu-bulu hias di bawah sayap.Contoh :
Paradisea minor, burung cendrawasih Ordo : Columbiformes
Paruh pendek dan langsing pada pangkalnya.Ingluvies besar,Contoh : Columba
livia, burung merpati
Burung Petengger (Arboreal).Ordo : Passeriforme.
1. Sistem Rangka
a) Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang
burung adalah sebagai berikut :
Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada
hewan mamalia.Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,
berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
Tulang-tulang burung berongga dan ringan. Tulang-tulang tersebut sangat kuat
karena memiliki struktur bersilang.Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih
sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk
mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama
ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota
depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih
sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung
untuk terbang.
b) Fungsi rangka
2. Sistem Pencernaan
3. Sistem Pernafasan
Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat
pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-
paru burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus skunder da pembuluh
brokiolus.Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan
bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder
anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus
dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus.Paru-paru burung memiliki
kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih 0,5mm.
sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru
burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang
mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus,
dan daerah leher.
Lubang hidung
Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang
tersusun disepanjang trakea.
Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot
sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi
untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang
menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam.Bifurkasi trakea,
yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.Paru-paru dengan
selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.Burung mempunyai alat bantu
pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru.
Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu
membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara.
BAB III
REVIEW JURNAL
I. PENDAHULUAN
1. Tujuan Penelitian
Jurnal Utama
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman jenis
burung pada kawasan Hutan Lindung Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH) Dampelas Tinombo. Kegunaan dari penelitian ini agar bisa
dijadikan sebagai bahan informasi mengenai keanekaragaman jenis
burung pada kawasan Hutan Lindung Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH) Dampelas Tinombo.
Jurnal Pembanding
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman dan
perbedaan spesies burung di tiga tipe habitat di Hutan Hindung
Register 25 Pematang Tanggang dan sekitarnya. Saat ini data dan
informasi mengenai keanekaragaman spesies burung di kawasan masih
terbatas. Perlu dilakukannya studi atau penelitian mengenai
keanekaragaman, populasi, habitat dan lingkungan yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, penelitian tentang
keanekaragaman spesies burung di Hutan Lindung Register 25
Pematang Tanggang perlu dilakukan untuk kebutuhan informasi ilmiah
yang akurat bagi upaya konservasi.
2. Subjek Penelitian
Jurnal Utama
Keanekaragaman Jenis Burung Pada Kawasan Hutan Lindung KPH
Dampelas Tinombo Di Desa Sibualong Kec. Balaesang Kab. Donggala
Jurnal Pembanding
Keanekaragaman Spesies Burung Di Hutan Lindung Register 25
Pematang Tanggang Kabupaten Tanggamus Lampung
3. Assesment Data
Jurnal Utama
Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 26 jenis burung ditemukan
ditipe habitat hutan dengan jumlah populasi sebanyak 60 individu.
Sedangkan pada tipe habitat terbuka jenis burung yang ditemukan
sebanyak 15 jenis burung dengan total individu sebanyak 38 individu.
Jumlah keseluruhan jenis burung yang ditemukan di lokasi pengamatan
yaitu sebanyak 29 jenis burung dengan jumlah individu sebanyak 98
individu yang termasuk dalam 20 famili.
Jurnal Pembanding
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Hutan Lindung
Register 25 Pematang Tanggang, dijumpai 37 spesies burung yang
berasal dari 16 suku dengan total 985 perjumpaan.
4. Kata Kunci
Jurnal Utama
Keanekaragaman spesies, burung,dan hutan lindung.
Jurnal Pembanding
Hutan lindung, keanekaragaman spesies burung, dan status lindung.
II. METODE
1. Metode Penelitian
Jurnal Utama
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek
jalur.
Jurnal Pembanding
Metode yang digunakan adalah metode IPA (Indices Point
d,Abondance)
2. Langkah Penelitian
Jurnal Utama
1) Variasi pendugaan Indeks Shannon
2) Menduga t hitung
3) Menentukan derajat bebas
4) Menyusun hipotesis
5) Pengambilan keputusan
Jurnal Pembanding
1) Pengamatan menggunakan enam titik hitung, masing-masing 2
titik pada hutan lebat, hutan jarang, dan pemukiman warga.
Rentang waktu pengamatan dilakukan selama +60 menit, 45
menit untuk pengamatan di setiap titik dan +15 menit adalah
waktu untuk berjalan ke titik pengamatan selanjutnya.
2) Pada setiap titik pengamatan dibuat 5 petak contoh untuk
pengamatan penyusun tegakannya. Sedangkan untuk
pemukiman warga menggunakan metode rapid assessment.
BAB IV
4.1.Hasil Penelitian
Jurnal Utama
1) Pada Kawasan Hutan Lindung KPH Dampelas Tinombo dijumpai 29 jenis, 20 famili
dengan jumlah populasi sebanyak 98 individu dan 15 jenis burung merupakan endemik
sulawesi.
2) Indeks keanekaragaman jenis burung pada tipe habitat hutan sebesar H’= 3.060394 dan
pada tipe habitat terbuka sebesar H’= 2.589035.
3) Jenis burung yang dominan yaitu burung madu kelapa, cabai panggul kelabu, cabai
panggul kuning, serindit sulawesi, sri gunting jambul rambut, walet polos, dan walik
malomiti.
Jurnal Pembanding
1) Secara keseluruhan ditemukan 37 spesies burung dari 16 suku dengan total
perjumpaan 985 individu.Terdapat 12 spesies burung yang terdaftar dalam status
lindung UU No. 7 tahun 1999, 9 spesies burung terdaftar dalam Appendix II CITES,
dan 1 spesies burung terdaftar dalam status lindung IUCN.
2) Jumlah spesies burung pada tiga tipe habitat di Hutan Lindung Register 25
PematangTanggang yaitu di hutan lebat terdapat 26 spesies, 29 spesies di hutan
jarang, dan 12 spesies di pemukiman warga.
3) Keanekaragaman spesies burung di kawasan hutan lindung tergolong sedang dengan
indeks keanekaragaman sebesar 2,88, yang menunjukkan bahwa keanekaragaman
spesies dilokasi penelitian tergolong sedang, serta dalam kondisi komunitas yang
stabil dengan nilai indeks kesamarataan sebesar 0,80.
Jurnal Utama
Jurnal Pembanding
Ketika mereview jurnal penelitian ini pembahasannya cukup jelas dan bahasa yang
digunakan juga mudah dipahami.
4.3.Kekurangan Jurnal
Jurnal Utama
Jurnal Pembanding
Tidak disertainya point-point dilangkah-langkah cara pengerjaan sehingga dapat
menyulitkan bagi pembaca.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Pada jurnal utama pada Kawasan Hutan Lindung KPH Dampelas Tinombo dijumpai
29 jenis, 20 famili dengan jumlah populasi sebanyak 98 individu dan 15 jenis burung
merupakan endemik sulawesi. dan pada jurnal pembanding secara keseluruhan
ditemukan37 spesies burung dari 16 suku dengan total perjumpaan 985
individu.Terdapat 12 spesies burung yang terdaftar dalam status lindung UU No. 7
tahun 1999, 9 spesies burung terdaftar dalam Appendix II CITES, dan 1 spesies
burung terdaftar dalam status lindung IUCN.
5.2. SARAN
Hasil penelitian pada kedua jurnal ini sudah sangat bagus dan sangat membangun akan
tetapi kami menyarankan agar dipaparkan lebih jelas lagi tentang bagaimana cara yang
digunakan dalam penelitian ini dan penyajian dari hasil penelitiannya dipaparkan lebih
jelas lagi agar lebih mudah dipahami oleh para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Rudini, dkk. 2016. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Kawasan Hutan Lindung KPH
Dampelas Tinombo Di Desa Sibualong Kec. Balaesang Kab. Donggala. Jurnal Warta Rimba.
Vol. 4 (2) : 69-75, ISSN : 2406-8373.