Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REPORT

“ AMFIBI ”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Matakuliah Taksonomi Hewan


Vertebrata

Dosen Pengampu :

Khairiza Lubis S.Si M.Sc

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
IRENI BR. BARUS (4181220011)
TASYA ANGGRAINI (4182220029)

BIOLOGI NONPENDIDIKAN B 2018

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
CRITICAL BOOK REPORT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT , atas berkat rahmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga kami dapat menyusun atau menyelesaikan penyusunan
Critical Book Review matakuliah Taksonomi Hewan Vertebrata yang berjudul “ Amfibi “.
Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas kelompok matakuliah
Taksonomi Hewan Vertebrata. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini.
Kami yakin dari tugas ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
penyusunannya. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.

Medan, 18 September 2019

Kelompok 3
CRITICAL BOOK REPORT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Identitas buku ................................................................................... 3

2.2 Pembahasan ....................................................................................... 3

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ......................................................................................... 6
2. Saran ..................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 8


CRITICAL BOOK REPORT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Amfibi merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh,
yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi
dan bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang
mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan
dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen
dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung
yang beruang tiga itu agaknya memberikan penigkatan yang berarti dalam efesiensi
peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi
lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah.

Amfibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani
yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan
sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amphibia hidup didekat air dan paling berlimpah di habitat lembab seperti rawa dan
hutan hujan tropis sebagian besar amfibia sangat bergantung pada kulitnya yang
lembab untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.

Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000
spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti
amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan
matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan
dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya
paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penulisan critical book review ini
adalah :
1) Bagaimana deskripsi atau uraian kedua buku yang dikritisi ?
CRITICAL BOOK REPORT

2) Bagaimana penulisan analisis umum dari kedua buku yang dikritisi ?


3) Apa saja topik yang terdapat pada kedua buku yang dikritisi ?

4) Bagaimana penulisan analisis data pendukung kedua buku yang dikritisi ?


5) Apa kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada kedua buku yang dikritisi ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan critical book review ini adalah :
1) Mengidentifikasi deskripsi kedua buku
2) Mengidentfikasi penulisan analisis umum kedua buku
3) Mengidentifikasi topik kedua buku
4) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada kedua buku yang
dikritisi
CRITICAL BOOK REPORT

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku

2.1.1 Identitas Buku I

Judul : Taksonomi Vertebrata

Nama penulis : Soesilo

Nama penerbit : Penerbitan Universitas Terbuka, Depdiknas.

Tahun terbit : 2001

Tebal halaman : 256 halaman

2.1.2 Identitas Buku II

Judul Buku : Zoologi Dasar


Penulis : Prof. Dr. Mukayat Djarubito Brotowidjoyo, M.Sc.
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 1989
Kota Terbit : Yogyakarta
Jumlah Halaman : 348 halaman

2.2 Pembahasan
2.2.1 Sinopsis Isi Buku I

Hewan amfibi yang umum dikenal orang adalah berbagai jenis katak (frog) misal
katak pohon dan kodok (toad) misal kodok buduk, walaupun di Jawa Barat penyebutan
katak dan kodok sama saja dengan satu sebutan, yaitu bangkong. Padahal contoh tadi
hanya sebagian saja dari anggota kelas amfibi yang sesungguhnya. Katak dan kodok
termasuk ke dalam ordo atau bangsa anura yang mempunyai siklus hidup menempati
dua alam atau habitat, yaitu sebagian dalam hidupnya dijalani di dalam habitat air
terutama ketika tahapan larva atau embrio dan di dalam habitat darat ketika dewasa.
CRITICAL BOOK REPORT

Sebagian anggota ordo lainnya tidak memiliki siklus hidup di dua macam habitat alam.
Di antara hewan dalam kelas amfibi ada kelompok yang tetap tinggal di dalam air dan
tidak pernah menjadi dewasa, selama hidup tetap sebagai larva, bernapas dengan
insang.

Grup hewan yang termasuk ke dalam kelas amfibi adalah mencakup tiga
ordo sebagai berikut.
1. Anura (berbagai jenis hewan kodok dan katak),
2. Urodela (berbagai jenis hewan salamander), dan
3. Gymnophiona (sedikit jenis hewan dengan bentuk seperti cacing tidak
bersisik yaitu kelompok caecilia atau dengan sebutan lain apoda = tidak berkaki.
Ciri tubuh amfibi secara umum yaitu bentuk dasar tungkai adalah pentadactylus
(berjari lima). Sebagian kelompok amfibi bergerak merangkak dan melompat. Di antara
anggota kelas amfibi ada yang tidak bertungkai sama sekali, karena biasa hidup di
dalam liang-liang tanah. Hal ini menguntungkan daripada apabila ia bertungkai, dengan
demikian terdapat 3 macam bentuk dasar pada amfibi, yaitu:
1. tubuh memanjang seperti kadal, bertungkai dan berekor;
2. tubuh pendek bertungkai tanpa ekor;
3. tubuh memanjang tanpa tungkai maupun ekor
Struktur jantung amfibi bertugas untuk mengalirkan 2 macam darah yaitu darah
vena dan arteri. Konsekuensi morfologis dari fenomena fisiologis ini, struktur jantung
amfibi dirancang menjadi 3 ruangan (2 atrium dan 1 ventrikel). Pada anggota anura
misalnya katak tidak memiliki leher yang merupakan ciri sekunder, dan mempunyai
kebiasaan hidup yang suka meliang dalam tanah dan bergerak dengan cara melompat
yang mana kaki belakang dengan otot-otot yang lebih kuat dan lebih panjang dibanding
kaki depannya.

Klasifikasi Amfibi
1. Kingdom atau Dunia/Kerajaan : Animalia
2. Phylum atau Filum : Vertebrata
3. Class atau Kelas : Amphibia
4.1. Subclass atau anak kelas : Ichthyiosteglia (†/sudah punah)
4.2. Subclass atau anak kelas : Anthracosauria (†)
CRITICAL BOOK REPORT

4.3. Subclass atau anak kelas : Temnospondyli (†)


4.4. Subclass atau anak kelas Lissamphibia (masih hidup sampai masa sekarang)
5 Ordo/Order atau Bangsa di bawah subclass Lissamphibia
5.1. Ordo Apoda (Gymnophiona)
5.2. Ordo Caudata (Urodela)
5.3. Ordo Salientia (Anura)

Ciri-ciri dari beberapa ordo nya yaitu :


1. Ordo: Apoda (Gymnophiona)
Anggota-anggota ordo ini berupa amfibi-amfibi yang bentuk tubuhnya gilig (silindris),
tanpa tungkai atau gelang bahu, tanpa ekor, dan tubuh tampak beralur-alur transversal
yang memberi kesan tubuhnya bersegmen-segmen. Istilah apoda berarti tidak berkaki.
Kulit lunak dan menghasilkan lendir. Di bawah alur-alur dalam kulitnya terdapat sisik-
sisik dari bahan tulang. Mata sangat kecil tertutup kulit, tanpa kelopak mata.

2. Ordo: Trachystomata (merupakan pecahan ordo urodela/caudata)


Merupakan ordo kecil setelah ordo apoda. Anggota-anggota kelompok ini berbeda jelas
dari amfibi lainnya. Sebagai larva hidup akuatik, hanya sedikit saja yang
memperlihatkan perkembangan ke arah hewan dewasa. Mata kecil, tungkai depan kecil,
tanpa tungkai belakang. Kedua rahang dilapisi bahan tanduk. Paru-paru sedikit
mengalami perkembangan, mempunyai 3 pasang insang luar. Amfibi anggota ordo ini
tidak memperlihatkan adanya 2 bentuk dalam daur siklus hidupnya. Contoh: Siren
lacertina.

3. Ordo: Urodela (Caudata)


Ordo ini merupakan ordo yang besar dengan cakupan yang luas. Nama caudata berasal
dari cirinya yang berekor sepanjang hidupnya (cauda berarti ekor). Kaki belakang dan
kaki depan kira-kira sama besar dan panjangnya. Tubuh dapat dibedakan atas kepala,
leher dan badan, 2 pasang tungkai yang lemah, dan ekor. Hewan-hewan dalam
kelompok ini secara umum disebut salamander. Larva mempunyai wujud yang mirip
sekali dengan hewan dewasa.
CRITICAL BOOK REPORT

Salamander tidak memiliki daerah sebaran yang luas, tidak terdapat di alam Indonesia.
Sehubungan dengan itu pembahasannya tidak diberikan secara luas. Salah satu
contohnya ialah Salamandra maculosa.

2.2.2. Sinopsis Buku II

Amfibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar
(tak ada yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorphosis dari
berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa (amfibius dan bernapas
dengan paru-paru), namun beberapa jenis amfibia tetap mempunyai insang selama
hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang ada tidak mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis
dan basah.

Klasifikasi Amfibia
Ada tiga bangsa dalam Amphibia, yaitu :
1. Ordo Caudata
Adalah amphibian yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk
seperti bengkarung (kadal). Beberapa jenis yang dewasa tetap mempunyai insang,
sedang jenis-jenis lain insangnya hilang. Tubuh dengan jelas terbagi atas, kepala, badan
dan ekor. Kaki-kakinya kira-kira sama besar. Contohnya : Megalo batrachus japonicas,
Ambystomatigrinum, Hynobius sp., dan ranadon sp.

2. Ordo Salienta
Pandai melompat. Pada hewan dewasa tidak ada ekor. Hewan dewasa bernapas dengan
paru-paru. Kaki dan skeleton tumbuh baik.kepala dan tubuh bersatu, tidak ada leher,
dan tidak ada ekor. Contohnya : katak bangkong (Bufo terretris, Bufo boreas) dan kodok
hijau (Rana pipiens).

3. Ordo Apoda (Gymnophiona)


Tengkorak kompak, rusuk panjang, kulit lunak dan menghasilkan cairan yang
merangsang. Antara mata dan hidung ada tentakel yang dapat ditonjolkan. Mata sebagai
mata vestigial. Mata tidak mempunyai kelopak. Contohnya : Ichthyosis glutinous.
CRITICAL BOOK REPORT

Kelebihan dan Kekurangan


BUKU I

Buku ini memiliki materi yang sangat baik dan cukup lengkap. Penyampaian
materi yag disampaikan penulis menggunakan kata-kata dan istilah yang mudah
dipahami, tetapi ada bebarapa kata yang sulit untuk dimengerti. Buku ini juga
dilengkapi gambar yang banyak, tetapi gambar hanya berwarna hitam putih sehingga
kurang menarik untuk dilihat. Materi yang dijelaskan lengkap dan panjang, hanya saja
pembahasan yang panjang membuat pembaca kurang berminat untuk membaca terlalu
lama.

BUKU II

Dalam buku ini banyak menjelaskan mengenai ordo dari amphibian. Hal ini
kurang lebih memilki kesamaan dengan buku I yang juga membahas tentang ordo
secara lebih dalam. Penjelasan dibuku ini lebih sedikit dibandingkan dengan buku
sebelumnya. Penjelasan materinya sudah cukup baik dan menggunakan kata-kata yang
mudah dimengerti dengan singkat dan jelas. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar,
namun sayang, warna gambar juga hitam putih. Terdapat gambar struktur anatomi dari
amfibi yang akan lebih menarik jika berwarna.
CRITICAL BOOK REPORT

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Amphibia memiliki karakteristik hidup di dua alam, yaitu di darat dan di air.
Sebagian besar mengalami metamorphosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan
insang) ke dewasa (amfibius dan bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis
amfibia tetap mempunyai insang selama hidupnya.
Katak dan kodok termasuk ke dalam ordo atau bangsa anura yang mempunyai
siklus hidup menempati dua alam atau habitat, yaitu sebagian dalam hidupnya dijalani
di dalam habitat air terutama ketika tahapan larva atau embrio dan di dalam habitat
darat ketika dewasa.
Critical book review dilakukan untuk memberikan sebuah kritik yang gunanya
untuk membangun sebuah karya agar mencapai hasil yang maksimal. Dari hasil critical
book review yang dilakukan dengan membandingkan buku yang bertemakan
“Vertebrata” ditemukan bahwa dari beberapa aspek penilaian, buku I lebih unggul
dari buku II.

3.2 Saran

Untuk kedua buku yang telah di kritik kami menyarankan bahwa penggunaan kata-
kata yang jangan terlalu baku dan panajang lebar. Gambar yang dicantumkan akan
lebih baik jika berwarna sehingga akan membuat pembaca tertarik mempelajarinya.
Dengan demikian, akan semakin banyak mahasiwa/i yang akan memperdalam ilmu
biologi dan vertebrata.
CRITICAL BOOK REPORT

DAFTAR PUSTAKA

Soesilo. 2001. Taksonomi Vertebrata. Universitas Terbuka, Depdiknas : Jakarta


Brotowidjoyo, M, D. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai