“ AMFIBI ”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
IRENI BR. BARUS (4181220011)
TASYA ANGGRAINI (4182220029)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
CRITICAL BOOK REPORT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT , atas berkat rahmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga kami dapat menyusun atau menyelesaikan penyusunan
Critical Book Review matakuliah Taksonomi Hewan Vertebrata yang berjudul “ Amfibi “.
Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas kelompok matakuliah
Taksonomi Hewan Vertebrata. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini.
Kami yakin dari tugas ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
penyusunannya. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Kelompok 3
CRITICAL BOOK REPORT
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan ......................................................................................... 6
2. Saran ..................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Amfibi merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh,
yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi
dan bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang
mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan
dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen
dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung
yang beruang tiga itu agaknya memberikan penigkatan yang berarti dalam efesiensi
peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi
lingkungan daratan yang keras dan lebih banyak berubah-ubah.
Amfibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani
yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan
sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amphibia hidup didekat air dan paling berlimpah di habitat lembab seperti rawa dan
hutan hujan tropis sebagian besar amfibia sangat bergantung pada kulitnya yang
lembab untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.
Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000
spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti
amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan
matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan
dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya
paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan critical book review ini adalah :
1) Mengidentifikasi deskripsi kedua buku
2) Mengidentfikasi penulisan analisis umum kedua buku
3) Mengidentifikasi topik kedua buku
4) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada kedua buku yang
dikritisi
CRITICAL BOOK REPORT
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pembahasan
2.2.1 Sinopsis Isi Buku I
Hewan amfibi yang umum dikenal orang adalah berbagai jenis katak (frog) misal
katak pohon dan kodok (toad) misal kodok buduk, walaupun di Jawa Barat penyebutan
katak dan kodok sama saja dengan satu sebutan, yaitu bangkong. Padahal contoh tadi
hanya sebagian saja dari anggota kelas amfibi yang sesungguhnya. Katak dan kodok
termasuk ke dalam ordo atau bangsa anura yang mempunyai siklus hidup menempati
dua alam atau habitat, yaitu sebagian dalam hidupnya dijalani di dalam habitat air
terutama ketika tahapan larva atau embrio dan di dalam habitat darat ketika dewasa.
CRITICAL BOOK REPORT
Sebagian anggota ordo lainnya tidak memiliki siklus hidup di dua macam habitat alam.
Di antara hewan dalam kelas amfibi ada kelompok yang tetap tinggal di dalam air dan
tidak pernah menjadi dewasa, selama hidup tetap sebagai larva, bernapas dengan
insang.
Grup hewan yang termasuk ke dalam kelas amfibi adalah mencakup tiga
ordo sebagai berikut.
1. Anura (berbagai jenis hewan kodok dan katak),
2. Urodela (berbagai jenis hewan salamander), dan
3. Gymnophiona (sedikit jenis hewan dengan bentuk seperti cacing tidak
bersisik yaitu kelompok caecilia atau dengan sebutan lain apoda = tidak berkaki.
Ciri tubuh amfibi secara umum yaitu bentuk dasar tungkai adalah pentadactylus
(berjari lima). Sebagian kelompok amfibi bergerak merangkak dan melompat. Di antara
anggota kelas amfibi ada yang tidak bertungkai sama sekali, karena biasa hidup di
dalam liang-liang tanah. Hal ini menguntungkan daripada apabila ia bertungkai, dengan
demikian terdapat 3 macam bentuk dasar pada amfibi, yaitu:
1. tubuh memanjang seperti kadal, bertungkai dan berekor;
2. tubuh pendek bertungkai tanpa ekor;
3. tubuh memanjang tanpa tungkai maupun ekor
Struktur jantung amfibi bertugas untuk mengalirkan 2 macam darah yaitu darah
vena dan arteri. Konsekuensi morfologis dari fenomena fisiologis ini, struktur jantung
amfibi dirancang menjadi 3 ruangan (2 atrium dan 1 ventrikel). Pada anggota anura
misalnya katak tidak memiliki leher yang merupakan ciri sekunder, dan mempunyai
kebiasaan hidup yang suka meliang dalam tanah dan bergerak dengan cara melompat
yang mana kaki belakang dengan otot-otot yang lebih kuat dan lebih panjang dibanding
kaki depannya.
Klasifikasi Amfibi
1. Kingdom atau Dunia/Kerajaan : Animalia
2. Phylum atau Filum : Vertebrata
3. Class atau Kelas : Amphibia
4.1. Subclass atau anak kelas : Ichthyiosteglia (†/sudah punah)
4.2. Subclass atau anak kelas : Anthracosauria (†)
CRITICAL BOOK REPORT
Salamander tidak memiliki daerah sebaran yang luas, tidak terdapat di alam Indonesia.
Sehubungan dengan itu pembahasannya tidak diberikan secara luas. Salah satu
contohnya ialah Salamandra maculosa.
Amfibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar
(tak ada yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorphosis dari
berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa (amfibius dan bernapas
dengan paru-paru), namun beberapa jenis amfibia tetap mempunyai insang selama
hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang ada tidak mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis
dan basah.
Klasifikasi Amfibia
Ada tiga bangsa dalam Amphibia, yaitu :
1. Ordo Caudata
Adalah amphibian yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk
seperti bengkarung (kadal). Beberapa jenis yang dewasa tetap mempunyai insang,
sedang jenis-jenis lain insangnya hilang. Tubuh dengan jelas terbagi atas, kepala, badan
dan ekor. Kaki-kakinya kira-kira sama besar. Contohnya : Megalo batrachus japonicas,
Ambystomatigrinum, Hynobius sp., dan ranadon sp.
2. Ordo Salienta
Pandai melompat. Pada hewan dewasa tidak ada ekor. Hewan dewasa bernapas dengan
paru-paru. Kaki dan skeleton tumbuh baik.kepala dan tubuh bersatu, tidak ada leher,
dan tidak ada ekor. Contohnya : katak bangkong (Bufo terretris, Bufo boreas) dan kodok
hijau (Rana pipiens).
Buku ini memiliki materi yang sangat baik dan cukup lengkap. Penyampaian
materi yag disampaikan penulis menggunakan kata-kata dan istilah yang mudah
dipahami, tetapi ada bebarapa kata yang sulit untuk dimengerti. Buku ini juga
dilengkapi gambar yang banyak, tetapi gambar hanya berwarna hitam putih sehingga
kurang menarik untuk dilihat. Materi yang dijelaskan lengkap dan panjang, hanya saja
pembahasan yang panjang membuat pembaca kurang berminat untuk membaca terlalu
lama.
BUKU II
Dalam buku ini banyak menjelaskan mengenai ordo dari amphibian. Hal ini
kurang lebih memilki kesamaan dengan buku I yang juga membahas tentang ordo
secara lebih dalam. Penjelasan dibuku ini lebih sedikit dibandingkan dengan buku
sebelumnya. Penjelasan materinya sudah cukup baik dan menggunakan kata-kata yang
mudah dimengerti dengan singkat dan jelas. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar,
namun sayang, warna gambar juga hitam putih. Terdapat gambar struktur anatomi dari
amfibi yang akan lebih menarik jika berwarna.
CRITICAL BOOK REPORT
BAB III
3.1 Kesimpulan
Amphibia memiliki karakteristik hidup di dua alam, yaitu di darat dan di air.
Sebagian besar mengalami metamorphosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan
insang) ke dewasa (amfibius dan bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis
amfibia tetap mempunyai insang selama hidupnya.
Katak dan kodok termasuk ke dalam ordo atau bangsa anura yang mempunyai
siklus hidup menempati dua alam atau habitat, yaitu sebagian dalam hidupnya dijalani
di dalam habitat air terutama ketika tahapan larva atau embrio dan di dalam habitat
darat ketika dewasa.
Critical book review dilakukan untuk memberikan sebuah kritik yang gunanya
untuk membangun sebuah karya agar mencapai hasil yang maksimal. Dari hasil critical
book review yang dilakukan dengan membandingkan buku yang bertemakan
“Vertebrata” ditemukan bahwa dari beberapa aspek penilaian, buku I lebih unggul
dari buku II.
3.2 Saran
Untuk kedua buku yang telah di kritik kami menyarankan bahwa penggunaan kata-
kata yang jangan terlalu baku dan panajang lebar. Gambar yang dicantumkan akan
lebih baik jika berwarna sehingga akan membuat pembaca tertarik mempelajarinya.
Dengan demikian, akan semakin banyak mahasiwa/i yang akan memperdalam ilmu
biologi dan vertebrata.
CRITICAL BOOK REPORT
DAFTAR PUSTAKA