Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL BOOK REPORT

MATAKULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

DISUSUN OLEH :

NAMA : TIUR MAIDA BR NABABAN

NIM : 4193131051

KELAS : KIMIA DIK A 2019

DOSEN PENGAMPU: WIFLIHANI,M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa,dimana telah memberikan
rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas “CRITICAL BOOK REPORT” matakuliah “Pendidikan Pancasila”.

Dalam penyusun makalah ini,saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu Wiflihanii,M.Pd yang telah memberikan tugas Critical Book Report, sehingga
saya dapat lebih memahami lebih jauh mengenai CBR yang akan direview. Dan oleh sebab
itu saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

Saya sadar makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna,untuk itu saya
berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Dan saya
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca pada umumnya.
Akhir kata penulisan saya ucapkan terima kasih.

Medan, 25 Oktober 2020

Mahasiswa

TIUR MAIDA BR NABABAN

NIM : 4193131051

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
I.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................1
I.2 TUJUAN..........................................................................................................................1
I.3 MANFAAT......................................................................................................................1
I.4 IDENTITAS BUKU........................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
II.1 RESUME........................................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................5
PENUTUP.................................................................................................................................5
III.1 KESIMPULAN............................................................................................................5
III.2 SARAN.........................................................................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Setiap Negara memiliki ideologi masing-masing sebagai dasar bangsa dan Negara
sebagai filsafat hidup Negara tersebut. Karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau
cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Ideologi digambarkan sebagai
seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama, ideologi juga dirumuskan sebagai suatu
pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalami tentang tujuan-tujuan yang
hendak dicapai masyarakat, dan sebagai cara untuk mencapai tujuan oleh masyarakat.

Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh
hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya. Selain itu,
semakin maju teknologi seolah-olah ideologi Pancasila hanya sebagai pelengkap negara agar
tampak bahwa Indonesia sebuah negara yang merdeka dan mandiri.

Banyak tingkah laku baik kalangan penjabat maupun rakyatnya bertindak tidak sesuai
dengan ideologi Pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari
ideologi Pancasila. Selain semakin berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain
Pancasila tetapi juga bangsa Indonesia kurang mengerti ideologinya dan bahkan tidak tahu
sama sekali. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini dengan judul Pancasila sebagai
Ideologi nasional agar kita dapat mengenal ideologi kita dan bertindak sesuai dengan ideologi
kita.

I.2 TUJUAN
1. Memperdalam pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideology nasional
2. Membangun Pola piker kritis mahasiswa.
3. Memenuhi tugas Pendidikan Pancasila

I.3 MANFAAT
1. Dapat mengetahui mengenai Pancasila sebagai ideology nasional.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Menambah wawasan pembaca mengenai Pendidikan Pancasila

1
I.4 IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Pendidikan Pancasila


Nama Pengarang : 1. Dr. Iriyanto Widisuseno,M.Hum
2. Dra. Ana Irhandayaningsih,M.Si
3. Dra. Sri Rahayu Wilujeng,M.Hum
4. Ellen Ch. Nugroho,SH,M.Hum
Penerbit : BP UNDIP
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 92 halaman
No.ISBN : 978-979-704-519-7

2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 RESUME
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan
hidup dan budaya bangsa dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa
lain. Berbicara mengenai pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang
ideology yang diperlukan Pancasila tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu untuk
menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang terbuka, hidup dan dinamis sangat diperlukan.
Hal ini dapat dijadikan sarana dan wacana untuk memelihara dan memperkuat relevansi
Pancasila dari masa ke masa. Singkatnya, perlu ada semacam interaksi antara ideologi dengan
realita masyarakat.

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagai mana yang
terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya pancasila melalui proses
yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara kualitas pancasila sebelum di
sahkan menjadi dasar filsafat negara lain-lainnya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia
sendiri yang berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian
para pendiri negara Indonesia menggangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara
musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain sidang-sidang BPUPKI
pertama, sidang panitia sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat
panccasila yang pertama sekali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI kedua. Setelah
kemerdekaan Indonesia sebelum siding resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat
negara dibahas serta disempurnakan kembali ahirnya pada tanggal 18 agustus 1945 disahkan
oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia.

Pancasila sebagi suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pansila bersifat actual,
dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu menyelesaikan dengan perkembangan zaman. ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Keterbukaanideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung
didalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki
kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senentiasa
berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan IPTEK dan zaman. Berdasarkan
pengertian tentang ideologi terbuka tersebut nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut: Nilai dasar. Yaitu hakikat kelima
Pancasila yaitu, ketuhannan, kemanusian, persatuan, kerakyatan. keadilan. Nilai dasar
tersebut adalah merupakan esensi dari nilai-nilai Pancasila yang bersifat universal, sehingga
dalam nilai tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai
ideologi tersebut tertuang di dalam pembukaan UUD 1945. sehingga oleh karena pembukaan
memuat nilai-nilai dasar ideologi Pancasila maka UUD 1945 merupakan suatu norma dasar
yang merupakan tertib hukum tertinggi, sehingga sumber hukum positif sehingga didalam
negara memiliki kedudukan sebagai staatsfundamentalnorm atau pokok kaefdah negara yang

3
fundamental. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan, srategi, saran, serta
lembaga pelaksanaannya. Nilai intsrumental ini merupakan eksplistasi, penjabaran lebih
lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya GBHN yang lima tahun senantiasa
disesuaikan dengan perkembangan zaman serta aspirasi masyarakat, undang-undang,
depertemen-depertemen, sebagai lembaga pelaksanaan dan lain sebagainya. Pada aspek ini
senantiasa dapat dilakukan perubahan (reformatif). Nilai praktis, yaitu merupakan nilai-nilai
realisasi intrumental dalam suatu realisasi pengalaman yang bersifat nyata, dalam kehidupan
sehari-hari dalam masyarakat, bangsa dan negara. Dalam realisasi praktis inilah maka
penjabaran nilai-nilai Pancasila senentiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan
dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan
teknologi serat aspirasi masyarakat. 'leh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka secara
stuktual memiliki tiga dimensi yaitu:

1. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung didalam Pancasila yang
bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Hakikat nilai-nilai pancasia tersebut bersumber pada filsafat pancasia (nilai-
nilai filosofis yamng terkandung dalam Pancasila)
2. Dimensi normative, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem norma-norma kenegaraan. Dalam pengertian ini
Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan norma tertib
hukum tertinggi dalam Negara Indonesia serta merupakan staatsfundamentalnorm
(pokok kaidah negara yang fundamental)
3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan raelitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki
nilai-nilai ideal serta normatif maka Pancasila harus mampu dijabarkan dalam
kehidupan masyarakat secara nyata (kontrik) baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam penyalenggaraan negara.

Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi terbuka tidak bersifat utopis yang hanya berisi
ide-ide yang bersifat mengawang melainkan suatu ideologi yang bersifat realistis artinya
mampu dijabarkan dalam segala aspek kehidupannya.

4
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, dan
keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Dalam artian ini,
ideologi disebut terbuka. Dalam arti sempit, ideologi adalah gagasan atau teori yang
menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang menentukan dengan mutlak
bagaimanan manusia harus hidup dan bertindak. Artinya ini disebut juga ideologi tertutup.
Kata ideologi sering juga dijumpai untuk pengertian memutlakkan gagasan tertentu, sifatnya
tertutup dimana teori-teori bersifat pura-pura dengan kebenaran tertentu, tetapi
menyembunyikan kepentingan kekuasaan tertentu yang bertentangan dengan teorinya. Dalam
hal itu, ideologi diasosialisasikan kepada hal yang bersifat negatif.

Indonesia yang memiliki dasar filsafat negara berupa Pancasila. Pancasila adalah
sebagai dasar filsafat Negara Indonesia yang diangkat dari nilai-nilai religius, norma-norma
serta adat-istiadat yang terdapat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk Negara. Maka Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia berakar pada
pandangan hidup dan budaya bangsa, yang berisi nilai-nilai ketakwaan kepada Allah Swt,
Kemanusiaan, Persatuan, Kekeluargaan, Demokrasi, Nasionalisme, sehingga Pancasila
menjadi dasar ideologi Nasional.

III.2 SARAN
Dalam penulisan Critical Book Report ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
senantiasa penyusanan nanti dalam upaya evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai