Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

BEBERAPA FAKTOR SOSIAL BUDAJA JANG MEMPENGARUHI


KEADILAN DALAM PRAKTEK PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

BAB I
INTISARI JURNAL
1.1 Identitas Jurnal
Jurnal Utama
a. Judul Jurnal : Beberapa Faktor Sosial Budaja Jang
Mempengaruhi Keadilan Dalam Praktek
Penegakan Hukum Di Indonesia
b. Penulis : Soerjono Soekanto
c. Nama Jurnal : Jurnal Hukum dan Pembangunan
d. Volume/Nomor : 1/2
e. Halaman : 1-11
f. Tahun Terbit : 1971

Jurnal Pembanding
a. Judul Jurnal : Penegakan Hukum Di Indonesia Menurut
Aspek Kepastian Hukum, Keadilan Dan
Kemanfaatan
b. Penulis : Hasaziduhu Moho
c. Nama Jurnal : Jurnal Warta
d. Volume/Nomor : -/59
e. Halaman : 1-13
f. Tahun Terbit : 2019

1.2 Ringkasan Jurnal


1.2.1 Latar belakang
Masalah kepastian hukum maupun keadilan, hingga kini masih merupakan
masalah yang sulit terpecahkan di Indonesia yang mengalami transformasi
dibidang hukum sejak tahun 1942. Sejak tahun tersebut tidak saja banyak
perundang-undangan baru yang diintrodusir, akan tetapi banyak pula keputusan
pengadilan yang telah menyimpang dari jurisprudensi zaman kolonial.

1.2.2 Pendahuluan
Masalah keadilan merupakan masalah yang rumit, hal mana dapat
dijjumpai pada setiap masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia. Hal ini
terutama disebabkan oleh karena pada umumnya orang beranggapan bahwa
hukum mempunyai dua tujuan utama, yakni mencapai suatu kepastian hukum
serta mencapai keadilan bagi semua warga masyarakat.
Rumitnja soal keadilan, dalam menelaah tegaknja keadilan, perlu dibahas
dengan lebih mendalam lagi faktor – faktor apa sadja jang berpengaruh terhadap
tegaknja keadilan tadi jang mentjakuo faktor – faktor apa jang berpengaruh dalam
mentjari keadilan dalam praktek penegakkan hukum. Disamping itu, kiranja perlu
dtinjau pula bagaimanakah sebenarnja konsep keadilan menurut dunia barat, oleh
karena sistim hukum indonesia banjak terpengaruh oleh sistem hukum barat.

1.2.3 Pembahasan
A. Keadilan Menurut Konsep Barat
Para sosioloog melahirkan konsepsi “Sosical Justice” jang diartikannja
sebagai suatu paksaan dari masjarakat terhadap para warganja untuk mentjiptakan
kondisi – kondisi sosial jang sama rata jang setjara alamiah sebetulnja tidaklah
sama. Masjarakat Indonesia jang terdiri dai ber-matjam – macam suku bangsa,
mempunjai pelbagai pola – pola pemikiran tentang keadilan halmana ditentukan
oleh lingkungan dan nilai – nilai sosial-budajanja.

B. Keadilan menurut nilai – nilai sosial dan budaja tradisionil masjarakat


indonesia.
Secara tradisionil orang indonesia pada dasarnja berfikir, merasa dan
bertindak oleh suatu kepertjajaan pada tenaga – tenaga gaib jang mengisi seluruh
alam semesta dalam suatu keadaan keseimbangan. Tiap tenaga gaib merupakan
bagian dari keseluruhan hidup djasmaniah dan rohaniah, dan keseimbangan itulah
jang senantiasa harus ada dan terdjaga, dan apabila terganggu, harus dipulihkan
dalam wujud upatjara – upatjara, dan pantangan – pantangan.

C. Beberapa faktor jang mempengaruhi keadilan pada dewasa ini.


Setjara fundamental telah merubah nilai - nilai sosial dan norma - norma
sosial jang lama. Akan tetapi perubahan tersebut diikuti dengan perubahan –
perubahan lain jang simultan dan terus menerus, sehingga masjarakat terus
menerus mengalami disorganisasii karena tidak sempat untuk mengadakan
reorganisasi. Keadaan tersebut menjebabkan timbulnja sikap – sikap dan tjara –
tjara berfikir seperti misalnja:
a. Tak mempunjai perasaan tanggung djawab, jang pada hakekatnja
merupakan sikap dari orang jang tidak mampu untuk hidup dalam keadaan
jang serba kurang.
b. Berusaha untuk mentjapai suatu tudjuan setjepat- tjepatnja tanpa adanja
keichlasan untuk berkorban.
c. Terlalu mementingkan pada djasa – djasa jang telah didapat pada masa
lampau. Sikap demikian mengakibatkan orang merasa dirinja sebagai
orang terpenting jang tidak dapat digantikan kedudukannja oleh orang lain.
d. Tidak pertjaja pada diri sendiri, oleh karena selalu orientasi pada atasan,
halmana mematikan daja kreasi inisiatif. Oleh karena itu kwalitas sering
diremehkan, sebab jang dikedjar adalah kedudukan semata.
BAB II
Pembahasan Review Jurnal

2.1 Analisa Review Jurnal


2.1.1 Pokok - Pokok Argumen dalam Pendahuluan
Dalam jurnal ini terdapat pokok – pokok argumen yang mana didalamnya
dijelaskan bahwa Masalah keadilan merupakan masalah yang rumit, hal mana
dapat dijumpai pada setiap masyarakat, hal ini disebabkan oleh karena orang
beranggapan bahwa hukum mempunyai dua tujuan utama, yakni mencapai suatu
kepastian hukum serta mencapai keadilan bagi semua warga masyarakat.
Sedangkan jika dibandingkan dengan jurnal Warta dengan judul
Penegakan Hukum Di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan Dan
Kemanfaatan, bahwa terdapat kelemahan - kelemahan yang terjadi dalam
penegakan hukum di Indonesia. Sejak lama para pencari keadilan/masyarakat
mendambakan penegakan hukum yang adil. Namun, dalam praktik penegakan
hukum yang sedang berlangsung saat ini, pengutamaan nilai kepastian hukum
lebih menonjol dibandingkan dengan rasa keadilan masyarakat. Dalam penegakan
hukum diperlukan adanya harmonisasi dari unsur - unsur, mulai dari subtansi/isi,
struktur/aparaturnya, dan juga didukung oleh kulturnya.
Dilihat dari kedua jurnal ini, bahwa dalam keadailan dalam masyarakat
sangat rumit karena banyak nya kelemahan – kelamahan yang terjadi pada
penegakan hukum di indonesia dan dalam penegakan hukum nya pengutamaan
nilai kepastian hukum lebih menonjol daripada rasa keadilan masyarakatnya.
Menurut Volokh, terdapat setidaknya tiga hal yang harus dilakukan oleh
penulis di dalam pendahuluan. Pertama, penulis harus dapat menunjukkan adanya
masalah yang perlu untuk dibahas dan dipecahkan. 1 Kimble menyarankan agar
penulis membuat ilustrasi dari persoalan yang kongret. 2 Semakin kongkret sebuah
masalah, semakin penting pula masalah tersebut.

1
Eugene Volokh, Academic Legal Writing: Law Review Articles, Student Notes, Seminar Papers,
and Getting on Law Review, 3rd ed. (New York: Foundation Press, 2007), hal. 254.
2
Joseph Kimble, “Tips for Better Writing in Law Reviews (and Other Journals)”, Thomas M.
Cooley Law Review, Vol. 30 (2013), hal. 201.
Menurut penulis, pokok - pokok argumen pada pendahuluan sangat bagus
karena penulis dalam jurnalnya telah membangun sebuah ilustrasi dari
problematika yang nyata mengenai masalah keadilan dalam praktik penegakan
hukum yang ada diindonesia.
Selain itu kerangka berfikir yang digunakan oleh penulis dalam jurnalnya
ialah mengangkat permasalahan yang telah terjadi atau yang menjadi pusat
perhatian dengan mengkemasnya menjadi sebuah pertanyaan yang baik dan
argumen yang menarik penulis untuk membacanya dan juga penulis dalam
jurnalnya mampu menunjukkan gagasan yang hendak disampaikan secara tegas,
singkat, dan jelas.

2.1.2 Metodologi Penelitian yang digunakan


Secara umum struktur artikel ilmiah hasil penelitian dan artikel ilmiah
nonpenelitian relatif sama. Pada artikel nonpenelitian tidak ada bagian metode.
Struktur artikel ilmiah hasil penelitian terdiri atas 10 bagian utama: (1) judul, (2)
baris kepemilikan, (3) abstrak, (4) kata kunci, (5) pendahuluan, (6) metode, (7)
hasil dan |pembahasan, (8) simpulan, (9) ucapan terimakasih, dan (10) daftar
pustaka.3
Penggunaan metodologi dalam jurnal hukum pada hakekatnya berfungsi
untuk memberikan pedoman, tentang tata cara seorang peneliti mempelajari,
menganalisa, memahami dalam melakukan penelitian hukum. Dalam hal ini
dapatlah dikatakan, bahwa metodologi merupakan suatu unsur yang mutlak harus
ada di dalam penelitian atau jurnal hukum.4
Untuk artikel yang didasarkan pada penelitian kepustakaan, yang di
Indonesia sering kali disebut dengan penelitian yuridis normatif, maka yang
diterangkan bukanlah mengenai jenis data dan bagaimana bahan hukum diperoleh,
tetapi bagaimana bahan hukum (data) tersebut akan dianalisa.5

3
Nugraheti Sismulyasih, Peningkatan Keterampilan Menulis Manuskrip Jurnal Ilmiah
Menggunakan Strategi Synergetic Teaching Pada Mahasiswa PGSD UNNES, Jurnal Primary
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau, vol. 4, no. 1, April 2015, hal. 65-66.
4
Ishaq, Metode Penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi, (Bandung:
ALFABETA, 2017), hlm 26.
5
Andri Gunawan Wibisana, Menulis Di Jurnal Hukum : Gagasan, Struktur, dan Gaya, Jurnal
Hukum dan Pembangunan, no. 2, April-Juni 2019, hal. 481-482.
Dalam Jurnal ini, terdapat kekurangan, dimana metode yang digunakan
penulis itu kurang jelas, yang didalamnya tidak dijelaskan metodenya bahkan
tekait jenis data juga tidak ada dijelaskan dan hal ini membuat para pembaca
kesulitan untuk mengetahui bagaimana penulis dalam jurnalnya dalam mencari
data untuk jurnalnya tersebut.
Sedangkan jika dibandingkan dengan jurnal Warta dengan judul
Penegakan Hukum Di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan Dan
Kemanfaatan, metode yang digunakan penulis itu jelas tertulis dalam jurnalnya
yakni menggunakan metode tinjauan literatur (library research) yaitu penelitian
yang didasarkan pada pendapatan-pendapat ahli.
2.1.3 Kerangka berfikir penulis pada bagian pembahasan
Sebuah artikel yang baik memiliki gagasan dan argumen yang kokoh.
Untuk membentuk argumen yang kokoh ini diperlukan bukti yang kuat. Karena
itu, artikel tidak hanya harus konsisten dan koheren, tetapi juga harus didukung
oleh bahan-bahan pendukung. Sebuah artikel hukum akan menggunakan bahan
dukungan yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, putusan
pengadilan, dan artikel/pendapat dari penulis yang memiliki otoritas.6
Kerangka berfikir yang digunakan penulis dalam jurnalnya ini ialah hanya
berupa teori saja tanpa adanya dukungan penelitian. hal ini membuat kekuatan
dari isi jurnal tersebut berkurang karena tidak adanya dilakukan penelitan. Namun
dalam pembahasan tersebut tiap – tiap poin dijelaskan secara detail dan berurut,
sehingga penulis dapat memahami pembahasan yang dibahas.
Ada terdapat ejaan yang menurut penulis untuk dewasa ini tidak dipakai
lagi yakni ejaan soewandi (1947). Karena saat ini untuk penulisan ejaan itu sendiri
telah berubah menjadi ejaan yang disempurnakan (EYD), sehingga menurut
penulis akan teramat sulit untuk membaca dan memahami kalimat di jurnal
tersebut.
Selain itu menurut penulis terdapat juga kata penghubung yang tidak
sesuai dipakai dalam penulisan jurnal. Tanda hubung dipakai untuk menandai
bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.7 Tanda hubung yang digunakan

6
Ibid.,hal. 489.
7
Dadang Sunendar, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, 2016), hal. 47.
pada jurnal ini ialah menggunakan tanda “2” pada kalimat, bukan menggunakan
tanda (-), sehingga mengakibatkan kalimat tersebut sulit dipahami.
Menurut penulis, dalam jurnal ini terdapat kata yang tidak menggunakan
cetak miring pada kalimat bahasa asing seperti “internalized”. Hal ini tidak sesuai
dengan penggunaan kalimat bahasa asing dalam pembuatan jurnal dan juga dalam
jurnal ini terkait pembahasan tidaklah terlalu berat dalam artian bahwa
pembahasan jurnal dapat dinikmati golongan muda walaupun dalam jurnal ini
tergolong cukup lama untuk dinikmati para pembaca.
Sedangkan jika dibandingkan dengan jurnal Warta dengan judul
Penegakan Hukum Di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan Dan
Kemanfaatan, kerangka berfikir pada pembahasan yang dibangun oleh penulis
dalam jurnalnya sangat terstruktur dengan baik berbeda dengan jurnal utama.
Selain itu pada jurnal pembanding tidak ada dukungan penelitan karena
memang telah di jelaskan bahwa metode yang digunakan nya memanglah metode
literatur, sehingga dalam pembahasan nya hanya berupa teori tidak ada dukungan
penelitian.
2.1.4 Kesimpulan dan Saran yang diajukan penulis
Dalam jurnal ini penulis dalam jurnalnya menuangkan kesimpulan yang
mana dalam kesimpulannya itu ia menuangkan Pertama jang harus ditelaah adalah
faktor – faktor apa sadja jang mendjadi dasar keadilan tersebut. Faktor – faktor
nilai- nilai sosidal-buaja tradisionil jang telah mendjiwai (internalized) bagian
terbesar dari masjarakat indonesia, demikian pula nilai-nilai sosial budaja jang
timbul sebagai akibat zaman pendjadjahan belanda, serta kemudian setelah
indonesia merdeka, memegang peranan jang penting. Faktor -faktor lainnja jang
berkaitan dengan bidang – bidang kehidupan politik, ekonomi dan lain-lain, tidak
pula dapat dilupakan, oleh karena telah mendjadi salah satu tjiri masjarakat jang
modern, bahwa bidang-bidang kehidupannja mengenal pembidangan jang tali
temali satu dengan lainnja.
Pada kesimpulan yang dibuat oleh penulis dalam jurnalnya, menurut
penulis sendiri sangat mudah untuk dipahami karena di kesimpulan tersebut telah
dirancang dan disusun dengan cermat dan baik yang dapat memudahkan pembaca
untuk memahami apa yang disampaikan penulis dalam jurnalnya dan tujuan dari
jurnal tersebut pun dapat tersampaikan kepada pembaca dengan sangat baik.
Dalam jurnal ini, tidak terdapat saran yang di ajukan oleh penulis dalam
jurnalnya. Hal ini sangat disayangkan penulis yang mana membuat jurnal tersebut
menjadi kurang lengkap dan tidak sesuai dengan sistematikannya dalam penulisan
jurnal hukum yang baik dan semestinya.
Sedangkan jika dibandingkan dengan jurnal Warta dengan judul
Penegakan Hukum Di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan Dan
Kemanfaatan, terdapat kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam penegakan
hukum di Indonesia. Sejak lama para pencari keadilan/masyarakat mendambakan
penegakan hukum yang adil. Namun, dalam praktik penegakan hukum yang
sedang berlangsung saat ini, pengutamaan nilai kepastian hukum lebih menonjol
dibandingkan dengan rasa keadilan masyarakat. Berbagai putusan pengadilan,
misalnya dalam kasus nenek Minah dan Aal pencuri sandal, sepertinya
menggambarkan penegakan hukum cenderung perpandangan bahwa hukum
adalah undang - undang, dan menimbulkan kekecewaan masyarakat terhadap
penegakan hukum di Indonesia.
Selain itu, dalam jurnal pembanding ini hanya mengulang dari
pendahuluan jurnalnya tidak secara menyeluruh, namun dalam jurnal ini penulis
dalam jurnalnya mengajukan saran pada jurnal yakni, dalam hal substance/
perundang-undangan, misalnya dengan melakukan upaya - upaya perbaikan/
pembaruan terhadap perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan nilai-
nilai yg ada dalam masyarakat (contohnya: pengesahan RUU KUHP),
mengamandemen UUD oleh lembaga legislatif, uji materiil UU dengan UUD NRI
1945 di MK, ataupun uji materiil peraturan yang ada di bawah UU dengan UU di
MA. Perbaikan dalam hal stuktur/aparatur penegak hukum, diperlukan adanya
pendekatan dalam pembentukan character building (pembinaan ESQ) dan
keagamaan serta peningkatan SDM, sehingga aparatur penegak hukum di
Indonesia memiliki mental yang kuat dan mampu mengemban amanat sesuai rasa
keadilan dalam masyarakat. Dalam perbaikan legal culture dalam masyarakat,
apabila secara substance dan struktur sudah berjalan dengan baik, maka legal
culture pun akan mengikuti dengan sendirinya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam jurnal ini penulis menulis jurnalnya dengan cermat dan menyusun
nya dengan baik walaupun jurnal ini tergolong lama namun masih bisa dinikmati
saat ini. Hal ini dapat dilihat di awal pendahuluan penulis dalam jurnalnya
berusaha untuk menarik perhatian pembaca dengan telah membangun sebuah
ilustrasi dari problematika yang nyata.
Pada pendahuluan, kalimat yang dibuat sangat bagus karena penulis dalam
jurnalnya telah membangun sebuah ilustrasi dari problematika yang nyata
mengenai masalah keadilan dalam praktik penegakan hukum yang ada
diindonesia.
Disamping kelebihan jurnal ini terdapat kekurangannya yaitu dalam
pembahasannya terdapat kata hubung yang salah, tidak adanya cetak miring pada
kalimat bahasa asing, penggunaan ejaan yang lama yakni ejaan soewandi yang
membuat kesulitan untuk memahami jurnal tersebut di masa sekarang, lalu terkait
metode penelitan juga tidak dijelaskan yang membuat sistematika dalam jurnal ini
tidak lengkap ditambah dengan tidak adanya saran yang diberikan penulis dalam
jurnalnya dan pembahasannya lebih mencakup kepada teori saja tanpa adanya
dukungan dalam bentuk penelitian ke lapangan.
Posisi penulis jurnal ini yaitu dengan cermat menjelaskannya sudah bagus
hanya saja kurangnya banyak nya pembahasan terkait faktor – faktor yang
mempengaruhi keadilan dalam praktik penegakan hukum di indonesia dan
menurut saya jurnal ini sudah bisa di kembangkan, diperbaharui dan
disebarluaskan dan jurnal ini sudah bisa dijadikan contoh kepada mahasiswa yang
ingin membuat jurnal penelitian dan penulisnya sudah berusaha memuat jurnal ini
dengan bagus.

3.2 Saran
Menurut penulis, dalam membuat suatu jurnal ilmiah perlu memperhatikan
sistematika penulisan seperti adanya metode penelitian dalam jurnal. Hal ini
sangat baik karena pembaca dapat mengetahui cara yang dilakukan penulis dalam
jurnalnya untuk mendapat informasi tersebut.
Selain itu dalam review jurnal hendaklah jurnal ini dikembangkan dan
dilengkapi dengan hasil penelitian sehingga jurnal ini memiliki daya dukung yang
kuat dalam pembahasannya dan juga diharapkan kepada penulisnya agar
memperbaharui jurnal ini dengan baik sehingga para pembacanya dapat
memahami dengan sejelas-jelasnya, dan diharapkan juga untuk melengkapi
kekurangan bagian-bagian yang harus ditulis dalam jurnal.

3.3 Lesson Learned


Banyak sekali yang pengetahuan yang saya dapatkan dalam setelah penulis
membaca dan memahami jurnal ini yakni, terkait apa saja faktor yang
mempengaruhi keadilan dalam praktik penegakan indonesia yakni setjara
fundamental telah merubah nilai - nilai sosial dan norma - norma sosial jang lama.
Akan tetapi perubahan tersebut diikuti dengan perubahan – perubahan lain jang
simultan dan terus menerus, sehingga masjarakat terus menerus mengalami
disorganisasii karena tidak sempat untuk mengadakan reorganisasi. Keadaan
tersebut menjebabkan timbulnja sikap – sikap dan tjara – tjara berfikir seperti
misalnja:
a. Tak mempunjai perasaan tanggung djawab, jang pada hakekatnja
merupakan sikap dari orang jang tidak mampu untuk hidup dalam keadaan
jang serba kurang.
b. Berusaha untuk mentjapai suatu tudjuan setjepat- tjepatnja tanpa adanja
keichlasan untuk berkorban.
c. Terlalu mementingkan pada djasa – djasa jang telah didapat pada masa
lampau. Sikap demikian mengakibatkan orang merasa dirinja sebagai
orang terpenting jang tidak dapat digantikan kedudukannja oleh orang lain.
d. Tidak pertjaja pada diri sendiri, oleh karena selalu orientasi pada atasan,
halmana mematikan daja kreasi inisiatif. Oleh karena itu kwalitas sering
diremehkan, sebab jang dikedjar adalah kedudukan semata.
Sikap dan tjara berfikir tersebut sengadja dikemukakan, oleh karena adil-
tidak adilnja hukum, oleh masjarakat jang berperan sebagai penegak hukum.
Rakjat biasa, mempunyai ketjenderungan untuk berpendapat bahwa hakim A
misalnja adalah adil, sedangkan hakim B tidak adil, daripada berpendapat bahwa
kaedah – kaedah hukum tertentu adalah adil atau tidak adil.
Sikap - sikap dan tjara - tjara berfikir sebagaimana diuraikan diatas
berkembang selama berpuluh – puluh tahun dan makin lama makin melembaga
(institutionalized). Sikap – sikap dan tjara- tjara berfikir jang terbentuk sedjak
bangsa indonesia mendapatkan kemerdekaannja melalui suatu revolusi.
Menurut penulis, idealnya dalam penegakan hukum tidak mengenal istilah
tebang-pilih seperti yang termaktub dalam UUD 1945, namun hal itu masih saja
terjadi sehingga kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum mengalami
penurunan dan hukum sebagai jalan bagi masyarakat dalam mencari keadilan
seakan-akan hanya sekedar semboyan.8
Sikap apriori masyarakat terhadap hukum dan krisis kepercayaan mereka
kepada aparat penegak hukum mengakibatkan tindakan pelampiasan dengan cara
main hakim sendiri dalam menangani masalah-masalah di tengah-tengah mereka,
sehingga hukum itu dapat dikatakan tidak berfungsi (mandul).9
Penegakan hukum yang adil di tengah masyarakat dipicu oleh beberapa
hal yaitu: (1) peraturan perundang-undangan, (2) masyarakat pencari kemenangan
bukan pencari keadilan, (3) uang mewarnai penegakan hukum, (4) penegakan
hukum hanya sebagai komoditas politik, penegakan hukum yang diskriminatif dan
ewuh pekewuh, (5) lemahnya sumber daya manusia, (6) advokat tahu hukum
versus advokat tahu koneksi, (7) keterbatasan anggaran, dan (8) penegakan hukum
yang dipicu oleh media massa.10
Menurut penulis, untuk menciptakan keadilan terhadap penegakan hukum
kedelapan hal tersebut harus menjadi bahan kajian evaluasi, agar hukum yang
ditegakan betul-betul mendatangkan keadilan bagi semua masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
8
Fauzi Iswari, Unsur Keadilan dalam Penegakan Hukum terhadap Pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) di Indonesia, Pagaruyuang Law Jurnal, Vol. 1, No. 1, Juli 2017, hal. 130.
9
Ismansyah dan Henni Muchtar, Pengembangan Ilmu Hukum di Indonesia: Reformasi dalam
Penyelesaian Permasalahan Hukum, Jurnal Demokrasi, Vol. IX, No. 1, 2010, hal. 169.
10
Imron Rosyadi, Penegakan Hukum dalam Masyarakat Indonesia, Jurnal Sains dan Inovasi, Vol.
III, No. 2, 2007, hal. 80.
Ishaq, Metode Penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi, Bandung:
ALFABETA, 2017

Ismansyah dan Henni Muchtar, 2010, Pengembangan Ilmu Hukum di Indonesia:


Reformasi dalam Penyelesaian Permasalahan Hukum. Jurnal Demokrasi,
Vol. IX, No. 1.

Iswari Fauzi, 2017, Unsur Keadilan dalam Penegakan Hukum terhadap


Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, Pagaruyuang Law
Jurnal, Vol. 1, No. 1.

Kimble, Joseph. 2013 “Tips for Better Writing in Law Reviews (and Other
Journals)”, Thomas M. Cooley Law Review, Vol. 30.

Moho Hasaziduhu, 2019, Penegakan Hukum Di Indonesia Menurut Aspek


Kepastian Hukum, Keadilan Dan Kemanfaatan, Jurnal Warta, No. 59.

Rosyadi Imron, 2007, Penegakan Hukum dalam Masyarakat Indonesia. Jurnal Sains
dan Inovasi, Vol. III, No. 2.

Sismulyasih Nugraheti, 2015, Peningkatan Keterampilan Menulis Manuskrip Jurnal


Ilmiah Menggunakan Strategi Synergetic Teaching Pada Mahasiswa PGSD
UNNES, Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, vol. 4, no. 1.

Sunendar Dadang, 2016, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Volokh, Eugene. “Writing a Student Article” Journal of Legal Education, Vol. 48:2
(June 1998).

Wibisana Gunawan Andri, 2019, Menulis Di Jurnal Hukum : Gagasan, Struktur,


dan Gaya, Jurnal Hukum dan Pembangunan, no. 2.

Anda mungkin juga menyukai