Anda di halaman 1dari 7

 Poin 4 Rapot Huria (Boaboa Paduahon)

Poin 4 Rapat Gereja (Pengumuman Kedua)


Pada hari kamis mendatang tanggal 19 Maret 2020 kita akan
mengadakan Rapat Jemaat yang pesertanya yaitu semua Penetua Tahbisan,
Calon Penetua, Penetua Pensiun, Badan Pengurus Harian Sektor atau
perwakilan sektor dan semua warga jemaat Gereja kita dari Sektor VI
Kampung Baru. Rapat akan dimulai jam 19.30 WIB, bertempat di Gedung
Serba Guna. Materi rapat yaitu untuk menentukan sikap Gereja kita atas
sudah terjualnya gedung sekolah minggu di Wijk/Sektor VI Kampung Baru.
Diminta kepada kita semua yang sudah ditetapkan sebagai peserta rapat di
atas agar dapat hadir dan bagi kita yang sudah ditetapkan sebagai peserta
rapat, dianggap menyetujui hasil rapat walaupun tidak hadir mengikuti
rapat. Dan warta jemaat ini adalah sebagai undangan resmi bagi kita
semua.

 Poin 5 Rapot Huria


Poin 5 Rapat Gereja
Pada hari kamis mendatang tanggal 19 Maret 2020 gereja akan
mengadakan Rapat Jemaat dengan peserta rapat yaitu semua Penetua
Tahbisan, Calon Penetua, Penetua Pensiun, Badan Pengurus Harian Sektor
atau perwakilan sektor dan semua Warga Jemaat Gereja kita dari Sektor VI
Kampung Baru. Materi rapat yaitu untuk menentukan sikap Gereja kita
atas sudah terjualnya gedung sekolah minggu di Sektor VI Kampung Baru.
Diminta kepada kita semua yang sudah ditetapkan sebagai peserta rapat
agar dapat menghadiri rapat tersebut. Dan warta jemaat ini adalah sebagai
undangan resmi bagi kita semua.

 Poin 3 Hona RPP


Kena Siasat Gereja
Mulai hari minggu sekarang tanggal 19 April 2020 diberhentikan dari
keanggotaan sebagai warga jemaat gereja kita yaitu:
1) Bpk. St.Drs. Djariah Epen Saragih.
2) Bpk. Saur Situmorang (Op. Wike Doli)
Dari sektor VI Kampung Baru karena mereka telah menjual rumah
sekolah minggu HKBP sektor VI Kampung Baru. Sudah 3(tiga) kali
diadakan rapat di gereja mereka diundang, namun mereka tidak ada
menunjukkan rasa penyesalan malah makin mengancam Majelis Jemaat.
Itulah keputusan yang sudah diambil dalam Rapat Majelis Jemaat pada
hari kamis tanggal 16 April 2020.

 Poin 8 Taringot tu Gedong Sekolah Minggu ni Huria na di Kampung Baru .


Poin 8 Mengenai Gedung Sekolah Minggu Gereja kita yang di Kampung
Baru.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa kita sudah
ajukan gugatan ke pengadilan (melalui warga jemaat gereja kita yang di
Kampung Baru yang sejalan dengan Gereja). Keputusan pengadilan
menyatakan bahwa gedung sekolah minggu itu adalah Gedung Sekolah
Minggu HKBP. Sehubungan dengan itu, kita telah mengadakan syukuran,
sekalian untuk menyampaikan ucapan terima kasih kita kepada Penasihat
Hukum kita yaitu, pada hari kamis tanggal 16 September 2021, di Gedung
Serba Guna gereja kita.
Kita doakan semoga langkah selanjutnya berjalan lancar, yaitu untuk
membuat Surat Hak Milik Tanah tersebut, dan dapat segera kembali
ditempati oleh anak-anak Gedung Sekolah Minggu kita.
Bahwa untuk urusan itu telah banyak biaya yang sudah terpakai dan
juga yang masih diperlukan untuk urusan itu, maka oleh tim, telah
menerima Dana Spontanitas dari yang menaruh perhatian terhadap urusan
gedung sekolah minggu tersebut.
Dan melalui warta jemaat ini, Gereja mengucapkan terima kasih
kepada mereka yang sudah memberikan sumbangannya.
No Nama – Sektor Banyaknya Rp. Jumlah Rp.
.
1 NN 1.000.000 1.000.000
2 Kel. Op. Minar 2.000.000 3.000.000
Pangaribuan/br. Hutahean.
Sektor VI
3 Kel. Pdt. R. Gultom/br 50.000 3.050.000
Tambunan

 Poin 19 Gedong Singkola Minggu HKBP Kampung Baru


Poin 19 Gedung Sekolah Minggu HKBP Kampung Baru
Mengenai Gedung Sekolah Minggu HKBP Kampung Baru. Yang setiap
tahunnya kami laporkan, pada laporan tahunan 2019, 2020, 2021.
1. Hasil Sementara dari Pengadilan Negeri:
a. Putusan Pengadilan Negeri No. 10/Pdt.G/2021/PN.Tjb. tanggal 21
September 2021. (Salah satu butir keputusan): “Menyatakan
dengan sah secara hukum objek a quo tersebut didalam dictum
nomor 4, yaitu: satu bidang tanah berikut bangunan diatasnya,
yaitu Objek Tanah dan Bangunan Sekolah Minggu HKBP (Kongsi
Marsiurupan) Kampung Baru, adalah milik dari Para Penggugat
yang dikuasainnya sejak tahun 1983 sampai dengan saat ini”.
b. Pada hari Rabu, tanggal 26 Januari 2021, telah kita terima pula
Keputusan Banding, isinya adalah juga memenangkan Penggugat,
yaitu warga gereja kita yang layak kepada HKBP Tanjungbalai (yang
berkata sejak awal: Gedung Sekolah Minggu HKBP lah yang di
Kampung Baru itu).
2. Gugatan Baru
Pada hari Jumat, tanggal 24 Desember 2021, telah kita terima Surat
Panggilan dari Pengadilan Tanjungbalai Asahan, untuk:
I. Pdt. Ramly Gultom, STh. (Pimpinan Gereja HKBP Tanjungbalai).
Sebagai Tergugat
II. Pdt. Winner Sitorus, STh. (Praeses HKBP Distrik XIII Asahan
Labuhanbatu). Sebagai Turut Tergugat I.
III. Pdt. Dr. Robinson Butarbutar. Selaku Ephorus (Pimpinan Pusat)
HKBP. Sebagai Turut Tergugat II.
Sampai hari ini, sudah 4 kali sidang:
- Rabu, tanggal 12 Januari 2022
- Rabu, tanggal 26 Januari 2022
- Rabu, tanggal 9 Februari 2022
- Rabu, tanggal 16 Februari 2022
Keputusan sidang mediasi:: Tergugat, memohon proses hukum
dilanjutkan. Sidang berikut.
II
TATA CARA DALAM MELAKSANAKAN
PEMBENAHAN DAN PERINGATAN

2. Langkah-Langkah yang perlu diperhatikan dalam menjalankan


pembinaan dan peringatan

Tentang tingkat pelanggaran:


Ada yang diperingati, ada yang diskorsing, ada yang dipecat. Menurut
Alkitab, ada 5(lima) tingakatan yang harus diingat dalam menjalankan
pembinaan dan hukuman.

a. Bimbingan/Pengarahan ke gereja

Perlu diberikan penjelasan dan pengertian tentang arti dan tujuan dari
RPP/Pembinaan dan Peringatan.

Supaya kalau dijatuhi hukuman, jangan dianggap oleh jemaat bahwa hal
itu hanya sebagai keharusan dan hukuman saja, melainkan adalah
menjadi tanggungjawab semua jemaat untuk menghargai dan
menjalankan aturan pembinaan dan peringatan tersebut. Seluruh jemaat
harus memahami dan mengerti bahwa bimbingan dan peringatan itu
adalah caranya gereja untuk membimbing, menyelamatkan,
mengembalakan, memurnikan gereja itu sendiri dan mengarahkan
semua orang agar hidup sebagai orang Kristen yang berlandaskan pada
Firman Tuhan (2 Tim. 3: 5; Kol. 3: 16 – 17).

Sebaiknya semua jemaat gereja mengetahui dan mengerti tentang aturan


bimbingan dan hukuman itu melalui pemberitahuan, supaya mereka
semua siap menerima aturan tentang pembinaan dan peringatan
hukuman tersebut.

Hendaklah semua jemaat mengetahui dan mengerti arti dan maksud dari
Titah Tuhan terutama pengajaran kepada yang akan naik sidi. Karena
sangatlah tidak baik menjatuhkan hukuman pada seorang jemaat yang
ternyata tidak mengetahui kesalahannya.

Oleh sebab itu adalah sangat wajar dan patut:

1) Bimbingan kepada jemaat agar tulus dalam pekerjaannya (2 Tes. 3: 12)


dan jangan mengerjakan pekerjaan yang bertentangan dengan Firman
Tuhan.
2) Bimbinglah semua jemaat agar dalam segala tindakan dan
perbuatannya selalu memuji dan memuliakan nama Tuhan, seperti
memberikan ucapan syukur, persembahan dan iuran ke gereja dan
bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Perbuatan-perbuatan seperti
itulah yang membuat nama Kristen menjadi harum yang membawa
semua orang memuliakan nama Tuhan (1 Kor. 10: 31; Rom 14 14:18).
3) Penatua atau Majelis Jemaat Gereja juga wajib dibimbing agar
mengetahui peraturan gereja, konfessi dan aturan bimbingan dan
peringatan gereja supaya tidak salah dalam pelaksanaannya.

b. Yang harus diwaspadai:

Harus dijauhkan segala pemikiran dan niat-niat yang dapat menjauhkan


kita dari Tuhan Allah, dan dari Firman Nya yang kudus yang akan
memisahkan kita dari gereja, dan semua pemikiran yang dapat
merusak/menolak kesepakatan(Rapat) gereja.

Bila ada perilaku yang terjadi di masyarakat umum yang bertentangan


dengan titah dan iman gereja, atau kekuatan yang menyusup ke dalam
gereja, umpannya kemajuan zaman yang masih mempercayaai kekuatan
roh-roh atau jin, yang meminta dengan persembahan sesajen, memuja
roh orang-orang yang sudah mati, melakukan pesta adat dengan
keyakinan akan mendapat berkat yang tidak sesuai dengan buah-buah
roh, kekayaan dan kemuliaan diri sendiri yang tidak bersandar pada
Firman Tuhan, demikian juga yang membuat Almanak sebagai berhala,
pengguguran kandungan dengan sengaja, kumpul kebo, korupsi, pindah
gereja tanpa membawa surat pindah gereja, melakukan tari
penyembahan kepada berhala-berhala dan yang lain-lain yang sesuai
dengan itu (Epesus 5:11).

Dianjurkan kepada orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah


yang beragama lain agar diwaspadai jangan sampai berubah iman
kepercayaannya.

c. Peringatan

Pada Mat. 18: 15-17, dengan jelas Tuhan Yesus berkata kepada murid-
muridnya, supaya mengingatkan dan mengajari orang yang bersalah itu,
dengan menjumpai orang yang bersalah itu satu sampai dua kali, supaya
jangan meneruskan perbuatannya yang salah itu. Jadi tidak langsung
menjalankan peringatan (hukum percobaan) terhadap orang itu tanpa
lebih dahulu menemui orang itu. Sebelum orang itu melakukan
perbuatan dosa, jikalau kita mendengar beritannya, kita harus
menemuinya dan menasehatinya. Banyak orang yang mau
mendengarkan nasihat dan tidak lagi berbuat dosa.
Bila seseorang dijatuhi hukuman tanpa lebih dahulu mendapat
peringatan, itu adalah kesalahan dari gereja dan Tuhan membenci hal
seperti itu.

Kalau dia tidak menghiraukan nasihat atau peringatan dari orang yang
mengingatkannya, maka dihadapkanlah dia kepada pendeta supaya
diperingati. Kalau juga tidak mau menghiraukannya, pendeta tersebut
harus mengajak dua orang lagi kawannya untuk mengingatkannya.
Kalau dia tetap berkeras menolak peringatan itu, maka di bawalah dia ke
dalam rapat majelis jemaat supaya disitu diberitahu kepadanya tentang
hukuman yang akan dikenakan kepadanya, dan kalau dia tunduk
mengakui kesalahannya, dan meninggalkannya yaitu kata peringatan
yang ditujukan kepadanya dalam rapat tersebut, maka selesailah
masalahnya.

d. Hukuman Peringatan (masa ujian, percobaan, skors)

Sebelum menjalankan hukuman itu maka diperbuatlah yaitu:

d.1 Dibuatlah peringatan kepada orang yang bersalah tersebut 2(dua)


sampai 3(tiga) kali tentang kesalahannya.
d.2 Dia dibawa ke dalam Rapat Majelis Jemaat yang dipimpin oleh
Pendeta Resort atau wakilnya.
d.3 Di wartakan di gereja

Harus diperhatikan dalam Rapat Majelis tersebut, jangan sampai


hukuman terlalu berat membuatnya menjadi putus asa, atau sepele.
Untuk itu supaya pertimbangan hukumnya harus jelas.kalau tidak
dapat diputuskan maka masalah ini harus dibawa ke rapat/sidang
Resort.

e. Pemberhentian/Pemecatan dari Gereja

Tentang hukuman terhadap orang yang tidak mau menyesali perbuatan


dosanya, itulah yang akan dipecat atau dikeluarkan dari gereja untuk
beberapa lama. Artinya dia tidak lagi akan diperkenankan beroleh
kekayaan surgawi, tidak boleh mengikuti perjamuan kudus, jika suami
dan isteri sejalan dalam kesalahan itu, mereka tidak lagi dianggap
sebagai teman seiman dalam Kristen, anaknya tidak dibaptis, tidak
diberikan surat-surat keterangan dari gereja, tidak dapat dipercaya, tidak
boleh menyampaikan pendapat dalam persekutuan orang Kristen, gereja
tidak menerima iman dari mereka.

Pendeta akan berkata kepadanya, dosanya tidak akan terhapus, akan


diwartakan di gereja untuk setiap orang yang akan dikenakan
pemecatan/pemberhentian (pelayan tahbisan maupun warga jemaat)
agar menindi peringatan untuk dipatuhi, semoga tidak terjadi lagi
perbuatan seperti itu. Tidak boleh di hukum denda, seperti hukum
negara, supaya jangan ada anggapan bahwa dosa bisa terhapus di bayar
dengan uang. Tidak perlu dibunyikan lonceng gereja seperti pada
orang meninggal. Sebab orang itu sudah menyangkal Kristen, melalui
kata, pekerjaan dan perbuatannya dan tidak mau perduli lagi terhadap
peringatan, orang ini sudah dianggap sebagai penyembah berhala, dan di
keluarkan dari anggota jemaat gereja.

3. Yang melaksanakan/menjalankan Aturan Pembinaan dan Hukuman

a. Jika warga jemaat biasa yang berbuat kesalahan, maka rapat majelis
jemaatlah yang membuat keputusan dan disetujui oleh pendeta.
b. Jika yang berbuat kesalahan adalah pelayan tahbisan, maka yang
membuat keputusan adalah rapat pelayan tahbisan sesamanya.
b.1 Terhadap Sintua/Penetua, maka temannya sesama Sintu/Penetua
satu gereja itulah yang mempertimbangkannya yang dipimpin oleh
pendeta.
b.2 Terhadap Diakones, maka temannya sesama Diakoneslah yang
mempertimbangkannya untuk mengambil keputusan dipimpin oleh
Praeses.
b.3 Terhadap Guru Jemaat, maka temannya sesama Guru Jemaat se-
distriklah yang dipimpin oleh Praeses untuk mengambil keputusan.
b.4 Terhadap Pengkotbah wanita (Bibelvrouw), maka temannya sesama
Biblevrouw se-distriklah dipimpin oleh Praeses untuk mengambil
keputusan.
b.5 Terhadap Pengkotbah (Evangelist), maka temannya sesama
Evangelistlah yang dipimpin oleh Praesesnya untuk membuat
keputusan.
b.6 Terhadap Pendeta Tahbisan/Jabatan Pendeta adalah sebagai
berikut:
b.6.1 Kesalahan dalam administrasi, pucuk pimpinan yang
mejalankan hukuman peringatan.
b.6.2 Kesalahan melaksanakan jabatan pelayanan, Rapat
Pendeta se-distrik dipimpin oleh Praeses di hadapan Ketua
Rapat Pendeta dalam mempertimbangkannya.
b.6.3 Bila yang berkenaan dengan keimanan/iman kepercayaan,
maka Rapat Pendeta keseluruhanlah yang
mempertimbangkan dan melaksanakan hukuman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai