a. Bimbingan/Pengarahan ke gereja
Perlu diberikan penjelasan dan pengertian tentang arti dan tujuan dari
RPP/Pembinaan dan Peringatan.
Supaya kalau dijatuhi hukuman, jangan dianggap oleh jemaat bahwa hal
itu hanya sebagai keharusan dan hukuman saja, melainkan adalah
menjadi tanggungjawab semua jemaat untuk menghargai dan
menjalankan aturan pembinaan dan peringatan tersebut. Seluruh jemaat
harus memahami dan mengerti bahwa bimbingan dan peringatan itu
adalah caranya gereja untuk membimbing, menyelamatkan,
mengembalakan, memurnikan gereja itu sendiri dan mengarahkan
semua orang agar hidup sebagai orang Kristen yang berlandaskan pada
Firman Tuhan (2 Tim. 3: 5; Kol. 3: 16 – 17).
Hendaklah semua jemaat mengetahui dan mengerti arti dan maksud dari
Titah Tuhan terutama pengajaran kepada yang akan naik sidi. Karena
sangatlah tidak baik menjatuhkan hukuman pada seorang jemaat yang
ternyata tidak mengetahui kesalahannya.
c. Peringatan
Pada Mat. 18: 15-17, dengan jelas Tuhan Yesus berkata kepada murid-
muridnya, supaya mengingatkan dan mengajari orang yang bersalah itu,
dengan menjumpai orang yang bersalah itu satu sampai dua kali, supaya
jangan meneruskan perbuatannya yang salah itu. Jadi tidak langsung
menjalankan peringatan (hukum percobaan) terhadap orang itu tanpa
lebih dahulu menemui orang itu. Sebelum orang itu melakukan
perbuatan dosa, jikalau kita mendengar beritannya, kita harus
menemuinya dan menasehatinya. Banyak orang yang mau
mendengarkan nasihat dan tidak lagi berbuat dosa.
Bila seseorang dijatuhi hukuman tanpa lebih dahulu mendapat
peringatan, itu adalah kesalahan dari gereja dan Tuhan membenci hal
seperti itu.
Kalau dia tidak menghiraukan nasihat atau peringatan dari orang yang
mengingatkannya, maka dihadapkanlah dia kepada pendeta supaya
diperingati. Kalau juga tidak mau menghiraukannya, pendeta tersebut
harus mengajak dua orang lagi kawannya untuk mengingatkannya.
Kalau dia tetap berkeras menolak peringatan itu, maka di bawalah dia ke
dalam rapat majelis jemaat supaya disitu diberitahu kepadanya tentang
hukuman yang akan dikenakan kepadanya, dan kalau dia tunduk
mengakui kesalahannya, dan meninggalkannya yaitu kata peringatan
yang ditujukan kepadanya dalam rapat tersebut, maka selesailah
masalahnya.
a. Jika warga jemaat biasa yang berbuat kesalahan, maka rapat majelis
jemaatlah yang membuat keputusan dan disetujui oleh pendeta.
b. Jika yang berbuat kesalahan adalah pelayan tahbisan, maka yang
membuat keputusan adalah rapat pelayan tahbisan sesamanya.
b.1 Terhadap Sintua/Penetua, maka temannya sesama Sintu/Penetua
satu gereja itulah yang mempertimbangkannya yang dipimpin oleh
pendeta.
b.2 Terhadap Diakones, maka temannya sesama Diakoneslah yang
mempertimbangkannya untuk mengambil keputusan dipimpin oleh
Praeses.
b.3 Terhadap Guru Jemaat, maka temannya sesama Guru Jemaat se-
distriklah yang dipimpin oleh Praeses untuk mengambil keputusan.
b.4 Terhadap Pengkotbah wanita (Bibelvrouw), maka temannya sesama
Biblevrouw se-distriklah dipimpin oleh Praeses untuk mengambil
keputusan.
b.5 Terhadap Pengkotbah (Evangelist), maka temannya sesama
Evangelistlah yang dipimpin oleh Praesesnya untuk membuat
keputusan.
b.6 Terhadap Pendeta Tahbisan/Jabatan Pendeta adalah sebagai
berikut:
b.6.1 Kesalahan dalam administrasi, pucuk pimpinan yang
mejalankan hukuman peringatan.
b.6.2 Kesalahan melaksanakan jabatan pelayanan, Rapat
Pendeta se-distrik dipimpin oleh Praeses di hadapan Ketua
Rapat Pendeta dalam mempertimbangkannya.
b.6.3 Bila yang berkenaan dengan keimanan/iman kepercayaan,
maka Rapat Pendeta keseluruhanlah yang
mempertimbangkan dan melaksanakan hukuman tersebut.