PROPOSAL PEMBANGUNAN
I. Pengantar
Terpujilah Allah Yang Maha Kuasa didalam Anaknya Yesus Kristus Tuhan
kita yang senantiasa membimbing dan melayakkan panitia pembangunan Gereja
HKBP MARSADA CIBITUNG RESSORT MARSADA CIBITUNG dari pemilihan panitia
sampai mulai berjalannya Proposal Pembangunan Gereja HKBP MARSADA
CIBITUNG ini.
Hingga saat ini umur bangunan gereja yang dipergunakan oleh jemaat
HKBP MARSADA CIBITUNG merupakan sebuah ruko di Metland Tambun. Melihat
kondisi Jemaat yang semakin bertambah, di gedung gereja tidak bisa menampung
jemaat sehingga diperlukan bangunan yang lebih besar agar kebaktian / ibadah
dapat berjalan dengan baik.
III. Tujuan
2
IV. Sumber Dana
1. Kas Pembangunan
2. Melalui Toktok Ripe
3. Hasil Pesta-pesta Gerejawi/Pembangunan
4. Sumbangan Donateur (Proposal)
VI. Penutup
Hormat kami,
(Tua Marisi Sirait ) ( Hisar Tampubolon) (Ny. Elprida Sirait Br. Pasaribu)
Diketahui oleh :
Pendeta HKBP Ressort Marsada Cibitung
3
Nomor :
Lampiran :-
Perihal :Permohonan Bantuan Dana Pembangunan Gereja
Kepada Yth
Bapak/Ibu
Di
Tempat
Salam Sejahtera !
Dengan Hormat,
Untuk itu kami memohon Kepada Bapak / Ibu , agar sudi kiranya
memberikan sumbangsih baik secara materil ataupun support lainnya, besar
harapan kami dan seluruh jemaat HKBP MARSADA CIBITUNG, agar pembelian
gedung baru (Ruko) dapat terlaksana, sebagai Pertimbangan Bapak/Ibu turut
kami lampirkan :
1. Surat Permohonan
4
SEJARAH BERDIRINYA GEREJA HKBP MARSADA CIBITUNG
HKBP Marsada Cibitung berdiri Pada Tanggal 10 Mei 1998 dengan Nama Pos
Parmingguon HKBP Cibitung dibawah Pelayanan HKBP Ressort Duren Sawit, Jakarta
Timur dengan Jumlah Jemaat 25 KK.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah jemaat juga mengalami peningkatan, yang
mengakibatkan tidak memungkinkan untuk ibadah di rumah jemaat, Untuk itu
segenap Jemaat dan Parhalado membentuk Panitia Pembangunan untuk mengambil
langkah – langkah pembelian lahan, dan hal tersebut dapat terealisasi di tahun 2001
dengan membeli lahan seluas 600M2 yang berlokasi di Kampung Utan RT 04 / RW 08
Kelurahan Wanasari, Cibitung.
Atas kerja keras dan dukungan semua Ruas dan dukungan Parhalado, Ruas HKBP
Duren Sawit dan donateur, Pada tahun 2002 HKBP Cibitung Ressort Duren Sawit
membangun Rumah Ibadah dan Rumah Petak untuk di Kontrakan sebagai salah satu
upaya untuk Memberdayakan warga sekitar dimana Pengelolaan Rumah Kontrakan
diserahkan ke salah seorang yang dianggap tokoh dilingkungan tersebut yang mana
dapat dipergunakan juga sebagai tempat untuk usaha warung di lahan yang masih
kosong.
Rencana dan usaha sudah dilakukan sebaik mungkin, tapi Tuhan punya rencana
lain dan gedung tempat Ibadah tersebut hanya dapat dipakai sebanyak 3x Ibadah,
karena bangunan tersebut dirobohkan masa dengan alasan tidak ada izin. Setelah
5
kejadian tersebut ibadah kembali ke Rumah St, R. Simanjuntak, sebelum akhirnya
menempati Rumah type 36 yang dikontrak dari salah seorang jemaat dengan
jumlah jemaat yang sudah mencapai 85 KK.
6
Puji syukur kepada Tuhan, gedung tersebut dapat digunakan seperti yang
diharapkan, jemaat dapat bersyukur dan bersuka cita, dan setiap Minggu jemaat
yang baru terus bertambah, dan Pada Tanggal, 26 Juli 2009 status Parmingguon
HKBP Cibitung Resort Duren sawit ditingkatkan menjadi Huria Nagok (Defenitif)
menjadi HKBP EBEN EZER Cibitung Ressort Duren Sawit, namun tepatnya awal
bulan September tahun 2009, timbul bibit ancaman yang berawal dari suatu motif,
dengan alasan ingin menyewa gedung untuk suatu acara dan meminta agar
diperkenankan masuk ke dalam gedung untuk melihat fasilitas yang ada di dalam
gedung, yang kemudian di perbolehkan oleh pengelola, namun kesempatan
tersebut digunakan calon penyewa yang bersangkutan untuk menyelediki dan
mencari data-data yang akan digunakan berupa foto-foto ruangan dan acessories
dan peralatan ibadah untuk dapat digunakan menghasut warga sekitar untuk
menggalang tanda tangan penolakan gedung tersebut digunakan untuk tempat
beribadah Umat Kristiani.
Anacaman itu baru disadari pihak HKBP Eben Ezer Cibitung, setelah pada tanggal,
29 Oktober 2009, datang 2 orang pada sore hari, menyerahkan kepada pengelola
gedung tembusan atas suatu surat yang isinya dan lampirannya berupa penolakan
digunakannya gedung serba guna Eben Ezer sebagai tempat ibadah, yang
dikirimkan kepada 1) Lurah Wanasari; 2) Kepala FKUB Kabupaten Bekasi; 3) Camat
Cibitung; 4) Kepala Kandep Agama Kabupaten Bekasi; 5) Kepala KUA Cibitung; 6)
Ketua MUI Cibitung; 7) Bupati Bekasi; 8) Bimaspol Desa Wanasari; 9) Kepala
Kepolisian Sektor Cibitung.
7
keinginan pihak Pemerintah, yakni meminta penjelasan dan klarifikasi dari pemilik
dan pengelola gedung, dan sebagai langkah pertama, pihak gereja menemui pihak
Kelurahan dalam hal ini langsung kepada Lurah, namun Lurah merekomondasikan
kepada Trantib kelurahan untuk mengadakan dialog, dan pada pertemuan tersebut
kami berusaha menjelaskan keberadaan keberadaan gedung hingga dampaknya
kepada pihak lain, serta kegiatan yang dilakukan maupun silaturahmi yang dijalin
dengan warga sekitar gedung serbaguna, dan diakhir pertemuan oknum yang
bersakutan menyarankan untuk diadakan upaya komporomi dengan pihak penolak.
Sehubungan dengan masalah yang ada pihak Gereja melaporkan kejadian tersebut
kepada Saudara Aidil Yan Matondang, seseorang tokoh masyarakat yang
sebelumnyamenyanggupi penjaminan keamanan penggunaan gedung dan
bertindak sebagai pemilik, yang sebelumnya di atas namakan atas nama yang
bersangkutan dan atas permintaan yang bersangkutan guna menjamin keamanan,
dan yang bersangkutan menyampaikan agar pihak gereja tidak perlu
mengkhawatirkan hal tersebut, semua akan dapat di atasi yang bersangkutan,
namun pihak gereja tetap juga melakukan upaya berupa pendekatan kepada pihak-
pihak yang mengaku tokoh yang mewakili warga, namun benar tidak segampang
membalik telapak tangan meminta sesuatu yang diinginkan oleh pihak gereja
kepada orang yang tidak menginginkankeberadaan orang Kristen.
Masalah ini terus berkembang kearah yang semakin merugikan pihak gereja,
walaupun detik demi detik dengan segala kemampuan yang dimiliki digunakan
secara optimal untuk mengadakan lobby dan negosiasi baik kepada pihak tokoh
penolak, aparat pemerintah, keamanan dan pihaklain yang dipandang potensial,
namun tidak cukup signifikan, dan semakin parah karena pada tanggal 6 Desember
2009, pihak Aidil Yan Matondang telah mengirimkan surat pernyataan pribadi yang
menyatakan tidak bertanggung jawab atas segala hal dan resiko yang akan terjadi
atas permasalahan gedung serbaguna Eben Ezer.
Pada tanggal 17 Desember 2009, Atas inisiatif Aidil Yan Matondang. Mengudang
pihak gereja untuk mengadakan pertemuan pada pukul 19.00 WIB bertempat di
Kantor PT. Bunga Kembar milik yang bersangkutan di perum. Regensi Bekasi,
8
dimana menurut prediksi pihak gereja akan membicarakan jalan keluar atas
masalah yang sedang dihadapi, namun pihak gereja yang malam itu dihadiri tidak
kurang dari 10 orang sangat kaget, karena pada saat pihak gereja tiba di tempat,
hadir Kanit. Intel, polsek. Cibitung Bapak Bambang yang kemudian acara dibuka
saudara Aidil Yan Matondang dan menjelaskan bahwa yang bersangkutan
melepaskan diri atas masalah yang sedang dihadapi gereja atas ketidak
mampuannya mengatasi desakan – desakan yang ada. Kemudian pembicaraan
diserahkan kepada Kanit, dan Kanit. Menyampaikan bahwa Gedung serbaguna
Eben Ezer tidak dapat lagi digunakan sebagai tempat ibadah, namum hal itu ditolak
pihak perwakilan gereja, dengan alasan :
1. Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan di gedung Eben Ezer, tidak ada yang
melanggar hukum atau bertentangan dengan undang – undang.
2. Dalam kurun waktu pemakaian selama 2 Tahun lebih tidak ada warga sekitar
yang terganggu dan dirugikan, hal itu terlihat dari tanggapan warga sekitar,
3. Jemaat HKBP Eben Ezer Cibitung adalah Warga Negara Republik Indonesia
yang berbhineka Tunggal Ika,
4. Dan hal lainnya.
Namun, hal itu tidak dapat pertimbangan oleh pihak kepolisian, sehingga pihak
gereja menyatakan, jika demikian halnya kami akan mempertahankan hak kami
dengan cara apapun, sehingga Bapak Bambang menghubungi seseorang lewat
telepon, yang kami duga pihak yang mengatasnamakan warga kemudian diadakan
pembicaraan yang cukup alot, dan Bapak Bambang menyampaikan dapat
digunakan hingga hari minggu tanggal 20 Desember 2009, namun hal itu tidak
dapat diterima mengingat perayaan Natal dan Acara syukuran akhir tahun.
Kemudian kami menawarkan bagaimana jika kami usahakan lobby dapat dipakai
hingga 31 Desember 2009, namun pihak gereja harus membuat surat pernyataan
bermaterai bahwa tidak akan menggunakan gedung tersebut setelah tanggal 31
Desember 2009, dengan berat hati permintaan kami, tersebut disanggupi pihak
gereja. Kemudian pada tanggal 29 Desember 2009 malam, pihak gereja menerima
undangan rapat dari pihak Kecamatan Cibitung, yang dijadwalkan untuk tanggal 30
Desember 2009 di Aula Kecamatan Cibitung, dan undangan tersebut ditindaklanjuti
pihak gereja dengan jumlah terbatas karena waktu yang sangat singkat,
akhirnya diusahakan beberapa orang yang tidak ada kegiatan pada hari tersebut,
ternyata pada pertemuan tersebut di hadiri hampir semua elemen pemerintah,
yakni Ketua RT 004, Ketua RW 08, Lurah dan staf, Camat sebagai penyelenggara
beserta staf, polsek Cibitung yang langsung dipimpin Kapolsek dan didampingi
beberapa kanitdan Bimmas kelurahan Wanasari, koramil, KUA Cibitung, Pimpinan
Cabang MUI Cibitung FKUB Kabupaten Bekasi, pihak penolak dengan jumlah yang
banyak, serta perwakilan jemaat sebanyak 5 orang, rapat tersebut tertutup untuk
umum dan wartawan. Rapat dibuka oleh Camat kemudian jalannya rapat dipimpin
dan dikendalikan FKUB dimana menurut pengamat kami, rapat tersebut telah
disetting sedemikian rupa, hal itu terlihat dari jalannya rapat yang sangat
membatasi peserta untuk berbicara, dan hasil rapat itu sesuai dengan yang kami
9
duga, yakni : Gedung serba guna Eben Ezer tidak dapat digunakan lagi terhitung
setelah tanggal 31 Desember 2009 sebagai tempat ibadah. Adapun alasan untuk
penutupan kurang jelas dan tidak dapat dijelaskan dalam berita acara rapat.
Berita acara disuruh tanda tangan oleh pimpinan rapat oleh 3 perwakilan pihak
yang kemudian ditanda tangani pihak muspika sebagai pihak yang mengetahui.
Setelah tanggal 31 Desember 2009, yakni mulai tanggal 1 januari 2010 ibadah
HKBP Eben Ezer kemudian beribadah dari Rumah Jemaat ke jemaat yang lain (
berpindah pindah tempat setiap minggu ) karena tidak mendapatkan Rumah
yang dapat dipakai untuk beribadah tetap setiap minggu.
10
Marsada Cibitung ke HKBP Sei Paknig Riau, dan Pdt. H.B. Panjaitan, M.Div
pindah dari HKBP Patumbak Medan ke HKBP Marsada Cibitung Bekasi.
Gedung Eben Ezer, beberapa usaha yang dilakukan dengan melakukan usaha
Pendekatan ke warga melalui tokoh Pemuda di wilayah Cibitung, Usaha dan biaya
sudah dilakukan namun masih mengalami kegagalan,Pendekatan Langsung ke
Tokoh Masyarakat yang menolak keberadaan Gereja juga dilakukan dengan
berbagai cara namun kembali mengalami kegagalan.
Pada awal tahun 2015 seiring dengan berjalannya waktu Rumah Jemaat yang
dapat dipakai untuk beribadah setiap minggu juga semakin berkurang karena
sudah mulai mendapatkan peringatan atau teguran dari lingkungan masing –
masing, untuk menetapkan tempat ibadah Minggu berikutnya.
Semakin susah ditetapkan karena situasi tersebut.
Melihat situasi dan Keadaan yang semakin mendesak tersebut, Parhalado, Panitia
Pembangunan dan Jemaat yang pada saat tersebut dipimpin oleh Pdt. H.B.
Panjaitan, M.Div dengan mempertimbangkan segala aspek memutuskan untuk
Menjual Gedung Eben Ezer Cibitung seharga Rp. 750.000.000 juta.
Kepada kel. St.P. Sihotang / br. Simangunsong ( Sintua HKBP Marsada Cibitung )
dan membeli Ruko di Metland Tambun Blok A2 No. 25 sehingga Rp. 1.500.000.000
( 1.5 Milyar ) sebagai tempat Ibadah setelah sebelumnya sudah melakukan survey
dan pendekatan ke lingkungan sekitar Ruko Metland dan mempertimbangkan
bahwa sebelumnya dilokasi tersebut sudah ada 2 Gereja dari sekte lain yang
melakukan Ibadah dikomplek ruko tersebut dan dapat berjalan dengan baik.
11
Pada Tanggal 15 Maret 2015 ruko Metland Tambun Blok A2 No. 25 dapat dipakai
HKBP Pers Ressort Marsada Cibitung sebagai Ibadah Perdana yang dipimpin
Praeses Distrik XIX Bekasi Pdt. Manarias Sinaga. M.Th, Pdt. H.B. Panjaitan, M.Div
Pdt. L. Silaban S.Th dan Pdt. H.P. Butarbutar. S.Th dan Puji Tuhan sampai dengan
saat ini seluruh Jemaat dapat beribadah dengan aman dan nyaman ditempat tersebut.
Adapun penanggulangan kekurangan dana untuk pembelian gedung yang dalam
hal ini. Gedung tersebut di buat atas nama Bariel Turnip. SE (Jemaat / Panitia
Pembangunan) tersebut. Ditanggulangi dengan cara Menjaminkan sertifikat
Gedung ke Bank dan melakukan upaya pencarian dana baik melalui Program Janji
Iman Jemaat, Donateur maupun kunjungan koor ke beberapa Gereja HKBP diluar
wilayah Cibitung sebagai usaha meminta bantuan dari Jemaat HKBP yang dituju
yang masih terus dilakukan sampai dengan saat ini. Untuk lebih meningkatkan
Pelayanan Gereja HKBP Marsada Cibitung dan mengingat sampai dengan saat ini
sudah memasuki tahun ke 4 status HKBP Persiapan Ressort Marsada Cibitung
menjadi HKBP Resort Marsada Cibitung.
Demikian sejarah Gereja ini kami buat, kiranya Tuhan senantiasa menyertai
Keberadaan HKBP Marsada Cibitung dan semakin maju dalam Iman, Pelayanan dan
dan menjadi Garam dan Terang di sekitarnya.
12
1. DANA YANG DIBUTUHKAN
2. Sumber Dana
Rekening Bank BRI : A/N Panitia Pembangunan HKBP Ressort Marsada Cibitung
No Rekening : 0444-01-029205-50-2
KONTAK PERSON
13
LAMPIRAN GAMBAR
14
15
TANDA TERIMA UANG
Terbilang :
Donasi/sumbangan untuk dana pembelian bangunan baru (Ruko) HKBP Marsada Cibitung
....................................2022
(...........................................................................)
No Hp Donateur : ..............................................
Terbilang :
Donasi/sumbangan untuk dana pembelian bangunan baru (Ruko) HKBP Marsada Cibitung
....................................2022
(...........................................................................)
No Hp Donateur : ..............................................
16