1
ASAL USUL JEMAAT ABRAHAM TATAARAN PATAR
Secara teritorial jemaat Abraham terletak di sebelah Barat sampai Barat Laut
lokasi IKIP Tondano, dan sekitar 2-3 km ke arah Selatan dari kelurahan Tataaran II.
Terbentuknya jemaat Abraham tidak terlepas dengan keberadaan kampus IKIP
Tondano. Daerah pemukiman anggota jemaat Abraham sekarang mulanya adalah daerah
perkebunan (ladang) dari beberapa anggota masyarakat Desa Koya, Tataaran I dan
Tataaran II, karena daerah ini terbagi ke dalam wilayah kepolisian ketiga daerah tersebut.
Setelah kegiatan di kampus IKIP Tondano dimulai, yaitu mulai dengan Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) pada sekitar tahun 1988-1989 (fakultas
yang lain menyusul kemudian) maka anggota masyarakat yang mempunyai kebun di
sekitar lokasi kampus mulai mendirikan pemukiman.
Dengan bertambahnya anggota masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi
kampus, yang sebagian besar di antaranya adalah anggota jemaat GMIM Betlehem
Tataaran I dan Tataaran II maka mulai terasa perlu diadakan persekutuan ibadah.
Persekutuan ibadah keluarga pertama kali diadakan di keluarga Rantung-Kemur yang
diprakarsai oleh beberapa keluarga antara lain: Kel. Montolalu-Sumajow, Karouw-
Kembi, Kemur-Moningka, Rantung-Kemur, Kaeng-Sangian, Kakomore-Mamuaya,
Kembi-Wowor dan lain-lain. Ibadah selanjutnya kemudian diadakan pada keluarga
Kembi-Wowor. Demi kesinambungan pelayanan, pada tahun 1993 persekutuan ibadah
keluarga ini kemudian ditindaklanjuti oleh jemaat Betlehem Tataaran dengan menentukan
koordinator pelayanan. Sebagai koordinator adalah Pnt.D. Rantung-Kemur (mewakili
jemaat Tataaran I) dan sebagai koordinator (mewakili jemaat Tataaran II) adalah Novri
Kaeng dan sebagai koordinator keuangan adalah Ferdinand Karouw. Sesudah beberapa
waktu, dengan semakin bertambahnya jumlah keluarga, persekutuan keluarga ini dirasa
perlu untuk ditingkatkan menjadi jemaat sendiri terpisah dari jemaat Betlehem.
Oleh karena belum memenuhi syarat dilihat dari jumlah Kepala Keluarga (KK)
maka melalui koordinasi dengan jemaat Berlehem Tataaran dipikirkan untuk dibentuk
Kanisah. Keriduan ini segera terealisasi pada tanggal….…………. tahun 1993. yang
dilantik sebagai pimpinan untuk persekutuan “Kanisah” ini adalah sebagai dinyatakan
dalam tabel 1 berikut ini :
2
Tabel 1. Komposisi Pimpinan Jemaat “Kanisah” di Patar tahun 1993-1994
No. Nama Jabatan
1. Piter Montolalu Koordinator
2. Drs. J Tingkue Sekretaris
3. Ferdinand Karouw Bendahara
4. Drs.Berty Legi Koordinator PKB
5. Ibu. Els Kakomore-Mamuaya Koordinator WKI
6. John Kapojos Koordinator Pemuda
7. Ny. D Rantung-Kemur Koordinator ASM
3
jemaat Abraham adalah sebagai mana yang dinyatakan dalam Tabel 2, sedangkan Badan
Pekerja Majelis Jemaat pertama dicantumkan dalam Tabel 3.
4
Sebagai jemaat fungsional maka sekarang ini yang menjadi anggota jemaat
Abraham sebagian besar adalah mahasiswa IKIP Tondano yang menurut hasil sensus
terakhir (1996) sekitar 350 orang.
Sejak terbentuk sebagai persekutuan jemaat Kanisah di Patar, disamping
mendapat pelayanan dari para pendeta di jemaat Betlehem antara lain Pdt. Edwin E. R.
Regar, STh (saat itu sebagai ketua BPMJ Betlehem Tataaran II, sekaligus KORWIL
Tondano III), dan Pdt. Ny. V. A. Regar-Kawureng, STh (saat itu sebagai ketua BPMJ
Betleham Tataaran II), juga di jemaat Kanisah Patar terdapat beberapa pendeta pelayanan
di IKIP Tondano yaitu Pdt. Yudha Malonda Kawengian, STh dan Pdt. Roy Umboh, STh.
Kedua pendeta ini membantu pelayanan di jemaat Kanisah Patar oleh karena tugas
mereka yang terkait langsung dengan pelayanan kampus, dimana jemaat FUNGSIONAL
Abraham termasuk didalamnya. Disamping kedua pendeta ini juga terdapat pendeta
pelayanan yang lain yaitu Pdt. Ny. Kaawoan-Gerungan, STh dan Pdt. Ny. M. Assa-
Manengkey, STh yang juga turut membantu pelayanan di jemaat Kanisah Patar sampai
menjadi jemaat Abraham Tataaran di Patar.
Peran yang cukup menonjol yang diberikan oleh beberapa pendeta pelayanan di
atas diberikan oleh Pdt. Yudha Malonda Kawengian, STh. Sejak berstatus Kanisah
keluarga pendeta ini sudah membaur dengan anggota jemaat Abraham. Bahkan dalam
kenyataan semua tugas-tugas pelayanan yang terkait dengan jabatan pendeta dlakukan
oleh pendeta ini seperti pelayanan sakramen dan lain-lain. Hal ini berlangsung sampai
jemaat Abraham sudah berstatus jemaat MANDIRI. Peran pendeta Yudha (bersama-sama
dengan keluarga-keluarga pemrakarsa awal) sampai berdirinya jemaat Abraham dapat
dikatakan menonjol, sampai pada saat dimutasikan oleh BPS ke jemaat Touliang Oki
sejak sekitar bulan Agustus 1997.
Dengan berkembangnya pelayanan di jemaat Abraham maka kepemimpinan pada
BPMJ dirasa perlu diperbaharui. Sebelumnya yang menjadi ketua BPMJ adalah non-
pendeta yaitu Sym. Drs. P. U. Rantung. Karena berkembang pesatnya pelayanan
dipandang perlu untuk posisi pucuk pimpinan BPMJ dipimpin oleh seorang pendeta yang
diharapkan dapat memberi waktu penuh untuk tanggung-jawab pelayanan di jemaat.
Malalui beberapa hasil keputusan sidang MJ Abraham maka kerinduan pembaharuan
struktur BPMJ diusulkan ke BPS Sinode. Usul ini mendapat tanggapan positif dari BPS
5
dan sejak tanggal 1 Juni 1997 dengan surat BPS No. K. 244/PPD.VII.74/5-97 dan surat
BPS No. K. 245/PPD.I/5-97 maka struktur BPMJ Jemaat Abraham Tataaran di Patar
sampai sekarang ini adalah sebagaimana yang tercantum dalam Tabel 4 berikut :
*) Posisi bendahara yang mulanya Sym. Drs. J. Lengkong kosong karena melanjutkan
studi di UNAIR sehingga diganti laksari.
Komposisi BPMJ sebaaimana dinyatakan dalam Tabel 4 hanya berjalan selama
satu tahun karena pada bulan Agustus 1998 Pdt.Ny.A.Supit-Kandijoh, STh sebagai ketua
BPMJ digantikan oleh Pdt.Refly Tudus, STh, dan komposisi tersebut berlangsung sampai
akhir periode tahun 1999.
Dengan berakhirnya periode pelayanan 1994-1999, maka segera dilaksanakan
pemilihan pelayan khusus periode pelayanan 2000-2004. Karena semakin bertambahnya
jumlah anggota jemaat, maka dalam siding-sidang majelis jemaat di ahkir tahun pelayana
1999, dipandag perlu untuk segera memekarkan kolom yang tadinya hanya dua kolom
menjadi empat kolom. Dengan prosedur sesuai Tata Gereja maka yang terpilih sebagai
pelayan khusus dan BPMJ adalah sebagaimana yang diberikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Di daerah kampus (depan FMIPA UNIMA) dari tahun ke tahun jumlah anggota
jemaat yang berstatus sebagai mahasiswa semakin bertambah banyak, sedangkan daerah
ini terletak cukup jauh dengan kolom 1 yang pada awalnya meliput wilayah pelayanan
ini. Oleh karena itu melalui siding majelis jemaat diusulkan untuk segera dibentuk kolom
khusus. Usulan tersebut akhirnya disetujui oleh BPS, sehingga wilayah pelayanan ini
menjadi wilayah khusus, dimana penatua dan syamas dipilih dari unsure mahasiswa.
6
Pada periode 2000-2004, sejalan dengan perubahan jumlah kolom maka
komposisi BPMJ ditambah dua anggota yaitu dari unsure PBK dan WKI sebagaimana
dalam Tabel 6.
7
Untuk kelengkapan bidang-bidang pelayanan maka pelayan-pelayan yang
ditunjuk melalui siding mejelis jemaat pada masing-masing bidang pelayanan diberikan
dalam lampiran 2.
8
LAMPIRAN