Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

PROSPEK PENERAPAN PENDEKATAN ERGONOMI TOTAL PADA


AKTIVITAS PRAKTIKUM LAPANGAN BERDASARKAN EVALUASI
TERHADAP RESPONS FISIOLOGIS TUBUH DAN
TINGKAT KELELAHAN MAHASISWA
Rolless Nixon Palilingan, Meity Martina Pungus
Program Pascasarjana Peminatan Ergonomi Fisiologi Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
rollespalilingan@yahoo.com, meity_pungus@yahoo.com

Abstrak

Aktivitas praktikum lapangan bagi mahasiswa FMIPA UNIMA merupakan kegiatan rutin dalam
rangka implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mulai diberlakukan sejak tahun 2003.
Selama ini belum pernah mempersoalkan interaksi antara tubuh mahasiswa dengan iklim mikro
setempat ketika melakukan aktivitas dengan levelnya yang khas. Oleh karena itu perlu dievaluasi
secara obyektif tentang interaksi antara tubuh mahasiswa dengan iklim mikro setempat
berdasarkan respons fisiologis (suhu kulit, suhu oral, denyut nadi), kelelahan dan juga kinerja
mahasiswa (performance).
Metode yang digunakan adalah metode observasional dengan pengamatan langsung beberapa
variabel fisiologis meliputi suhu kulit, suhu oral, denyut nadi dan kelelahan, dan kemudian
mendeskripsikan hasil pengamatan setelah membandingkannya dengan standar-standar yang
sudah ada. Selain itu juga diamati dan dievaluasi mengenai kinerja berdasarkan prosentase
capaian target yang diharapkan dalam aktivitas praktikum. Selanjutnya melalui penerapan
pendekatan ergonomi total dirumuskan bentuk-bentuk intervensi yang mungkin dilakukan
terhadap aktivitas praktikum lapangan agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap
kondisi dan perilaku yang tidak ergonomis dalam melakukan aktivitas praktikum lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons fisiologis tubuh (suhu kulit, suhu oral dan denyut
nadi) dan skor kelelahan mengalami perubahan yang signifikan setelah melakukan aktivitas
selama 2 jam (setelah melakukan dua unit praktikum) maupun setelah 4 jam (setelah melakukan
empat unit praktikum).
Dengan pendekatan ergonomi total, bentuk-bentuk intervensi yang mungkin dilakukan untuk
perbaikan adalah: setelan pakaian yang dikenakan, suplesi gizi dan air mineral di antara unit
praktikum, perbaikan sikap kerja, penyesuaian posisi titik ukur dengan antropometri tubuh,
penggunaan perlengkapan pelindung, pemberian waktu istirahat, pemberian motivasi
(dorongan) pada mahasiswa, komunikasi dua arah yang simpatik dan empatik, perbaikan
informasi, dan penggunaan alat bantu.

Kata Kunci: Praktikum Lapangan, Respons Fisiologis, Kelelahan, Kinerja, Ergonomi


Total.

khususnya Jurusan Fisika sebagai


1. PENDAHULUAN
implementasi kurikulum baru tahun 2003,
Aktivitas praktikum lapangan kurikulum berbasis kompetensi [8]
. Aktivitas
merupakan kegiatan yang harus dan rutin praktikum lapangan merupakan aktivitas
dilakukan dalam Proses Belajar Mengajar yang sangat penting, bukan hanya karena
(PBM) di FMIPA UNIMA Tondano, merupakan bagian dari impementasi

Biomechanic and Physiologi 97


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

kurikulum tetapi juga dalam rangka sudah mencari naungan. Selain itu terdapat
implementasi kerja sama antara UNIMA dan keluhan-keluhan subjektif mahasiswa ketika
BMG Pusat Jakarta dengan MOU melakukan aktivitas praktikum seperti: rasa
Nomor:5181/J.32/PP/2001 dan antara Jurusan haus, gerah, panas, lelah, pegal dan sakit
Nomor:HK.303/A.2/KB/BMG-2001
belakang [18].
Fisika FMIPA UNIMA dan BMG SULUT
Oleh karena itu dipandang perlu
dengan MOU Nomor:DL.007/064/VIII/KO-2001 ,
Nomor:123/J.32/4/PP/2001 diadakan evaluasi secara objektif, sekaligus
dimana salah satu point kesepakatan adalah dirumuskan mengenai bentuk-bentuk
pemanfaatan peralatan BMG (Badan intervensi yang mungkin dilakukan untuk
Meteorologi dan Geofisika) untuk aktivitas memperbaiki kondisi dan prilaku yang tidak
pembelajaran berbasis lingkungan, dan ergonomis yang dapat dilakukan dalam
sekaligus sebagai sarana untuk lebih penelitian lanjutan, sehingga di waktu
memasyarakatkan BMG. Dengan demikian mendatang diharapkan aktivitas praktikum
aktivitas praktikum lapangan merupakan yang dilakukan secara rutin sebagai
aktivitas yang akan berlangsung secara implementasi kurikulum berbasis kompetensi
berkelanjutan dalam kegiatan akademis di di FMIPA UNIMA akan dapat mencapai
Jurusan Fisika FMIPA UNIMA. Selama ini kinerja yang diharapkan dan terhindar dari
dalam pelaksanaan aktivitas praktikum risiko-risiko yang merugikan bagi
lapangan belum pernah mempersoalkan mahasiswa, dilihat dari respons fisiologis
mengenai respons fisiologis tubuh dan dan kelelahan.
kelelahan mahasiswa ketika melakukan
2. BAHAN DAN METODE
aktivitas pada levelnya yang khas dan
interaksi dengan iklim mikro setempat. Mahasiswa yang digunakan sebagai

Ada dugaan kuat bahwa dalam sampel, yang merupakan subyek pengamatan

pelaksanaan aktivitas praktikum lapangan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang yang

terdapat kondisi dan prilaku yang dapat merupakan mahasiswa semester 6 jurusan

merugikan dan membahayakan mahasiswa Fisika FMIPA UNIMA tahun akademik

dilihat dari respons fisiologis dan tingkat 2006-2007.

kelelahan. Hal ini diperkuat oleh kenyataan Metode yang digunakan adalah metode

bahwa aktivitas yang biasanya dilakukan per observasionl dengan pengamatan langsung

kelompok 3 sampai 5 orang, 2 sampai 3 beberapa variabel fisiologis yaitu: suhu kulit,

orang tidak dapat bertahan di arena suhu oral, dan denyut nadi serta variabel

praktikum sampai selesai, setelah melakukan kelelahan. Aktivitas praktikum lapangan

aktivitas lebih dari 1 atau 2 jam mereka berlangsung 4 sampai 6 jam. Jumlah unit

Biomechanic and Physiologi 98


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

praktikum yang dilakukan adalah empat unit Kinerja mahasiswa dalam melakukan
yaitu unit: Kelembaban Lingkungan, aktivitas praktikum lapangan dinilai dengan
Interaksi Dua Variabel Fisis Fungsi menggunakan instrumen penilaian yang
Harmonik, Efek Peredaman Medium disusun berdasarkan prinsip-prinsip penilaian
Terhadap Penyinaran Matahari, dan Transfer kinerja (performance) [2, 16].
Atmosferik. Untuk melihat signifikansi perubahan:
Praktikum lapangan dilakukan di rata-rata suhu kulit, suhu oral, denyut nadi,
lapangan terbuka di taman alat Stasiun dan kelelahan pada pengukutan I, II dan
Klimatologi Badan Meteorologi dan pengukuran III digunakan uji t berpasangan
Geofisika Paniki Atas Manado. Pengukuran pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%).
variabel fisiologis dan kelelahan dilakukan Selanjutnya melalui penerapan
tiga kali yaitu: sebelum melakukan aktivitas pendekatan ergonomi total dirumuskan
(08.15), setelah melakukan dua unit bentuk-bentuk intervensi yang mungkin
praktikum pertama (11.34) dan pada akhir dilakukan untuk perbaikan yang dapat
aktivitas (setelah melakukan 4 unit dilakukan pada penelitian lanjutan.
praktikum (13.30).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk pengukuran suhu kulit dan suhu
oral, menggunakan termometer suhu kulit 3.1 Hasil Penelitian
(digital) dan termometer klinik (digital) Hasil observasi (pengamatan) respons
sedangkan untuk pengukuran denyut nadi fisiologis tubuh dan kelelahan mahasiswa
dilakukan dengan cara meraba arteri radialis dalam melakukan aktivitas praktikum
pada pergelangan tangan kiri. Pengukuran lapangan mengikuti prosedur sebagaimana
kelelahan dilakukan dengan menggunakan yang telah diuraikan, secara grafis dilukiskan
[17]
kuesioner kelelahan 30 item . pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 10,
Hasil-hasil pengamatan variabel-variabel disertai hasil pengujian statistik
fisiologis dan kelelahan dievaluasi perbandingan rata-rata pada pengukuran I, II
berdasarkan standar-standar yang sudah ada dan III dengan uji t berpasangan.
dalam literatur mengenai: suhu kulit, suhu
oral, dan denyut nadi yang normal; serta
tingkat kelelahan. Selain itu juga diamati dan
dievaluasi mengenai kinerja berdasarkan
prosentase capaian target yang diharapkan
dalam aktivitas praktikum.

Biomechanic and Physiologi 99


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

Pasangan Beda p Pasangan Beda p


I-II -1.088 .008 I-II -1.475 .000
II-III -.313 .129 II-III -.163 .390
I-III -1.400 .001 I-III -1.638 .001

Pengukuran III
Pengukuran III

Pengukuran II
Pengukuran II

Pengukuran I
Pengukuran I

Gambar 1. Suhu Kulit Dahi


Gambar 3. Rata-rata Suhu Kulit

Pasangan Beda p
Pasangan Beda p
I-II -1.825 .000
I-II -.438 .001
II-III -.050 .863 II-III -1.089 .004
I-III -1.875 .002 I-III -1.526 .002

Pengukuran III

Pengukuran III

Pengukuran II

Pengukuran I Pengukuran II

Pengukuran I

Gambar 4. Suhu Oral


Gambar 2. Suhu Kulit Lengan Kiri

Biomechanic and Physiologi 100


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

Pasangan Beda p Pasangan Beda p


I-II -18.875 .000 I-II -4.375 .063
II-III -4.125 .257 II-III -2.500 .246
I-III -23.000 .002 I-III -6.875 .028

Pengukuran III
Pengukuran III

Pengukuran II
Pengukuran II

Pengukuran I Pengukuran I

Gambar 5. Denyut Nadi Gambar 7. Skor Kelelahan Item 11-20

Pasangan Beda p
Pasangan Beda p
I-II -8.375 .013
I-II -8.250 .006 II-III -2.250 .125
II-III -2.625 .034 I-III -10.625 .001
I-III -10.875 .005

Pengukuran III
Pengukuran III

Pengukuran II

Pengukuran II
Pengukuran I

Pengukuran I

Gambar 8. Skor Kelelahan Item 21-30

Gambar 6. Skor Kelelahan Item 1-10

Biomechanic and Physiologi 101


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

masing sebesar p = 0,008, 0,000 dan 0,001.


Pasangan Beda p Pengukuran II dan III tidak berbeda secara
I-II -19.875 .013 signifikan dengan nilai p > 0,05 masing-
II-III -8.500 .006
I-III -28.375 .002 masing sebesar p = 0,129, 0,863 dan 0,390.
Rata-rata suhu oral yang mewakili suhu
Pengukuran III
inti tubuh menunjukkan perubahan yang
signifikan (Gambar 4) baik dilihat dari
Pengukuran II perbandingan rata-rata pengukuran I-II, II-III
maupun I-III dengan nilai p < 0,05 masing-
Pengukuran I
masing sebesar 0,001; 0,004 dan 0,002.
Denyut nadi juga mengalami perubahan
yang signifikan. terutama setelah melakukan
Gambar 9. Skor Kelelahan Item 1-30 aktivitas dua unit praktikum pertama
(Gambar 5). Nilai p untuk perbandingan rata-
rata pengukuran I-II sebesar p = 0,000
sedangkan untuk pengukuran I-III sebesar p
= 0,002. Rata-rata pengukuran II-III tidak
berbeda dengan nilai p = 0,257.
Skor kelelahan untuk item 1-10 yaitu
menyangkut pelemahan aktivitas
menunjukkan perubahan yang signifikan
baik untuk perbandingan rata-rata skor pada
pengukuran I-II, II-III dan I-III dengan nilai
p < 0,05 masing-masing sebesar p = 0,006,
Gambar 10. Capaian Kinerja. 0,034 dan 0,005 (Gambar 6).
Skor kelelahan untuk item 11-20 yaitu
Rata-rata suhu kulit dahi maupun suhu
menyangkut pelemahan motivasi
kulit lengan kiri dan gabungan keduanya
menunjukkan perubahan yang signifikan (p <
menunjukkan perubahan yang signifikan dari
0,05), terutama setelah melakukan aktivitas
keadaan sebelum melakukan aktivitas di
dua unit praktikum pertama (Gambar 7).
arena praktikum (pengukuran I) dan setelah
Nilai p untuk perbandingan rata-rata skor
melakukan aktivitas dua unit pertama selama
pengukuran I-II dan I-III masing-masing
sekitar 2 jam (pengukuran II), dengan nilai p
sebesar 0,063 dan 0,028. Rata-rata skor
< 0,05 (Gambar 1 s/d Gambr 3) masing-

Biomechanic and Physiologi 102


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

untuk pengukuran II dan III tidak berbeda Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh
dengan nilai p = 0,246. dalam penelitian ini sebagaimana yang telah
Skor kelelahan untuk item 21-30 yaitu diuraikan menunjukkan dengan jelas bahwa
menyangkut kelelahan fisik akibat keadaan ternyata pelaksanaan aktivitas praktikum
umum menunjukkan perubahan yang lapangan dalam proses belajar mengajar
signifikan (p < 0,05), terutama setelah menunjukkan adanya kondisi dan prilaku
melakukan aktivitas dua unit praktikum yang tidak ergonomis dan berpotensi
pertama (Gambar 8). Nilai p untuk menimbulkan keluhan-keluhan bahkan
perbandingan rata-rata skor pengukuran I-II penyakit akibat kerja.
dan I-III masing-masing sebesar 0,013 dan Kondisi yang tidak ergonomis terutama
0,001. Rata-rata skor untuk pengukuran II disebabkan oleh keterpaparan terhadap iklim
dan III tidak berbeda dengan nilai p = 0,125. mikro setempat (radiasi, suhu, kelembaban
Dilihat dari skor total (item 1-30) dan kecepatan angin) dan kondisi
menunjukkan perubahan yang signifikan perlengkapan pakaian yang dikenakan yang
baik untuk perbandingan rata-rata skor meliputi: setelan pakaian, perlengkapan
pengukuran I-II, II-III maupun I-III dengan pakaian dalam dan sepatu. Prilaku yang tidak
nilai p < 0,05 masing-masing sebesar p = ergonomis terutama menyangkut gerakan-
0,013, 0,006 dan 0,002 (Gambar 9). gerakan tubuh dan anggota tubuh atau posisi
Kinerja mahasiswa dilihat dari capaian berkaitan dengan tuntutan aktivitas (khas
target diharapkan dalam melakukan aktivitas untuk aktivitas praktikum lapangan) yang
praktikum lapangan, terlihat masih jauh dari harus dilakukan.
capaian ideal (100%). Secara rata-rata Karena adanya kondisi dan prilaku yang
capaian target kinerja hanya mencapai tidak ergonomis dalam melakukan aktivitas
65,89% (Gambar 10). Hasil ini berbeda praktikum lapangan maka hasil-hasil
dengan yang diperoleh oleh Tengko dkk. observasi menyangkut variabel-variabel
(2004) karena kinerja yang dinilai termasuk fisiologis dan kelelahan sebagaimana yang
apa yang dikerjakan oleh mahasiswa di telah diuraikan menunjukkan adanya risiko-
rumah, sedangkan hasil dalam penelitian ini risiko yang merugikan mahasiswa. Hal
kinerja yang dinilai semata-mata yang tersebut terilhat dari: kenaikan suhu kulit,
dicapai ketika melakukan aktivitas di arena suhu oral, dan denyut nadi secara signifikan
praktikum. bila dibandingkan dengan keadaan sebelum
melakukan aktivitas. Demikian juga dangan
3.2 Pembahasan
skor kelelahan baik menyangkut pelemahan

Biomechanic and Physiologi 103


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

aktivitas, pelemahan motivasi dan kelelahan sebanyak mungkin faktor-faktor yang


akibat keadaan umum. berpengaruh dan terkait diperhitungkan. Hal
Suhu permukaan kulit normal biasanya ini dapat dilakukan dengan menggunakan
berkisar antara 33 sampai 35 oC. Suhu oral pendekatan ergonomi total.
o
normal berkisar 37 C. Denyut nadi Dengan penerapan pendekatan ergonomi
[10,11,12,14]
menyatakan level beban kerja yang dialami. total , untuk memperbaiki kondisi
denyut nadi di antara 75-100 termasuk bebak dan prilaku yang tidak ergonomis yang
kerja ringan, di antara 100-125 sedang, 125- dipahami sebagai faktor penyebab gejala
[5, 3, 6]
150 berat, dan 150-175 sangat berat . yang terkait dengan respons fisiologis dan
Jadi hasil pengamatan suhu kulit dan kelelahan, maka faktor-faktor yang
suhu oral menunjukkan nilai yang secara dipandang perlu diperhatikan dalam
signifikan di atas normal sedangkan hasil intervensi untuk perbaikan adalah: setelan
[4,7,1]
pengamatan denyut nadi menunjukkan pakaian yang dikenakan , suplesi gizi
[13]
bahwa pekerjaan yang dilakukan dalam dan air mineral di antara unit praktikum ,
aktivitas praktikum lapangan termasuk level perbaikan sikap kerja, penyesuaian posisi
ringan sampai sedang. Skor kelelahan titik ukur dengan antropometri tubuh,
[15]
meningkat secara signifikan sampai akhir penggunaan perlengkapan pelindung ,
[6]
aktivitas. Kenyataan-kenyataan ini pemberian waktu istirahat , pemberian
menunjukkan bahwa dalam aktivitas motivasi (dorongan) pada mahasiswa,
praktikum lapangan terdapat risiko-risiko komunikasi dua arah yang simpatik dan
[9]
yang dapat merugikan dan membahayakan empatik, perbaikan informasi , dan
mahasiswa. penggunaan alat bantu.
Perubahan secara signifikan variabel
4. SIMPULAN
fisiologis dan kelelahan tersebut, selain
merugikan mahasiswa secara fisik dan Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh

psikhis juga berakibat mahasiswa tidak dapat dalam penelitian ini maka dapat

mencapai target kinerja yang diharapkan. dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai

Oleh karena itulah maka mahasiswa tak berikut:

dapat mencapai target kinerja yang 1) Dilihat dari respons fisiologis dan

diharapkan. kelelahan, aktivitas praktikum lapangan

Permasalahan-permasalahan yang ternyata menunjukkan permasalahan-

muncul ketika melakukan aktivitas permasalahan (berupa kondisi dan

praktikum lapangan, hanya dapat dipecahkan prilaku yang tidak ergonomis) yang perlu

secara komprehensif dan lebih cermat bila segera diatasi. Hal ini perlu dilakukan

Biomechanic and Physiologi 104


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

mengingat aktivitas ini merupakan 5. DAFTAR PUSTAKA


aktivitas yang rutin dalam kegiatan [1] Brake, R and G. Bates. A Valid Methods for
Belajar Mengajar di Jurusan Fisika Comparing Rational and Empirical Heat
FMIPA UNIMA sehingga dipandang Stress Indices. School of Public Health,
urgen, sehingga diharapkan dalam Curtin University, Perth, Australia.
pelaksanaan aktivitas-aktivitas Ann.Occup.Hyg. 46(2):165-174, 2002.
selanjutnya akan terhindar dari risiko- [2] Brualdi, A. Implementing Performance
risiko yang merugikan mahasiswa. Assessement in the Classroom. Washington
2) Dengan menggunakan pendekatan DC. The Catholic University of America,
ergonomi total, permasalahan- [cited 2007 April 13]. Available from: URL:
permasalahan yang terdapat dalam http://ericae.net/digests/tm9807.pdf. 1998.
aktivitas praktikum lapangan yang [3] Christopherson, N. Personal Comfort, [cited
dilakukan di Jurusan Fisika FMIPA 2005 Mar.23]. Available from: URL:
UNIMA dapat dipecahkan secara http://www.bacharach-trai-
komprehensif. Dengan pendekatan ning.com/norm/comfort.htm. 2005.
ergonomi total, faktor-faktor yang [4] Færevik, H and R.E. Reinertsen. Effect of
dipandang perlu diperhatikan dalam Wearing Aircrew Protevtive Clothing on
intervensi untuk perbaikan adalah: Physiological and Cognitive Responses under
setelan pakaian yang dikenakan, suplesi Various Ambient Conditions. Ergonomics
gizi dan air mineral di antara unit Vol.46, No.8, 780-799. 2003.
praktikum, perbaikan sikap kerja, [5] Ganong. W. F. Review of Medical Physiology.
penyesuaian posisi titik ukur dengan Diterjemahkan oleh Adji Dharma. Fisiologi
antropometri tubuh, penggunaan Kedokteran. Jakarta. EGC Penerbit Buku
perlengkapan pelindung, pemberian Kedokteran. 1983.
waktu istirahat, pemberian motivasi [6] Grandjean, E. Fitting the Task to the Man. A
(dorongan) pada mahasiswa, komunikasi Texbook of Occupational Ergonomics 4th ed.
dua arah yang simpatik dan empatik, London; Taylor and Francis. 1988.
perbaikan informasi, dan penggunaan [7] Havenith, G. Individualized Model of Human
alat bantu. Faktor-faktor yang dipandang Thermoregulation for the Simulation of heat
penting untuk intervensi dalam rangka stress response. Human Thermal
perbaikan kondisi-kondisi yang tidak Environment Laboratory, Loughborough
ergonomis direkomendasikan untuk University. J Appl Physiol., 90:1943-1954,
dilakukan dalam penelitian lanjutan. 2001.

Biomechanic and Physiologi 105


Seminar Nasional Ergonomi 2007, 26 Juli 2007

[8] Jurusan Fisika. Panduan Akademik. Performance of an Enterprise Properly.


Tondano: Jurusan FISIKA Fakultas Poster Presentation on Ergo Future 2006,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam International symposium on Past, Present,
UNIMA. 2003. and Future Ergonomics Occupational
[9] Lieb, S. Principles of Adult Learning. Safety and Health. Department of
Arizona: Departement of Helath Services, Physiology, Udayana University–School of
South Mountain Community college, [cited Medicine. Denpasar, Bali Indonesia, 2006
2007 Feb 17]. Available from: URL: August 28-30. 2006.
http://honolulu.hawaii.edu/intranet/committees/Fac [15] Rodahl, K. Occupational Health Conditions
DevCom/guidebk/teachtip/adults-2.htm. 2007. in Extreme Environments. Published by
[10] Manuaba, A. Total Ergonomics “SHIP” Oxford University Press. Ann. occup. Hyg.,
Approach is a Must in Deep Sea 47(3): 241–252. 2003.
Exploration and Exploration. Denpasar: [16] Slater, T. F. Performance Assessment.
Departemen of Physiology. School of Department of Physics. Montana State
Medicine. University of Udayana. 2005a. Univesity, [cited 2005 Mar. 20]. Available
[11] Manuaba, A. To Achieve a Better Life from: URL:
Through Total Ergonomics SHIP Approach http://www.flaguide.org/cat/perfass/perfass6.php.
Technology. Presented at the 2nd National 2007.
Technology Seminar: The Application of [17] Sutjana, D. P. Penuntun Tugas Lapangan
Technology toward a Better Life. Mata kuliah Ergonomi-Fisiologi Kerja.
University of Technology Yokyakarta, 10 Denpasar: Program Pascasarjana
Desember 2005. 2005b. Universitas Udayana. 2000.
[12] Manuaba, A. Kontribusi Ergonomi dalam [18] Tengko, S. N., R. N. Palilingan, M. M.
Pembangunan, dengan Acuan Khusus Bali. Pungus, Marianus, Ch. Medellu.
Seminar Ergonomi Nasional II, Yokyakarta: Pemanfaatan Peralatan BMG Untuk
9 Oktober. 2004b. Praktikum Fisika Bagi Mahasiswa Jurusan
[13] Moran, D. S., S. J. Montain and K. B. Fisika dan Siswa SMA. Laporan Akhir
Pandolf. Evaluation of different Levels of Pelaksanaan Penelitian Kolaboratif. Proyek
Hydration Using a New Physiological DUE-Like Batch II. Tondano: Universitas
Strain Index, The American Physiological Negeri Manado. 2004.
Society. Am.J.Physiol. 275(44):854-859,
1998.
[14] Palilingan, R. N. The Use of Eight Aspects
of ergonomics as a Holistic tool to Evaluate

Biomechanic and Physiologi 106

Anda mungkin juga menyukai