Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Physio Research Center

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2022


ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2809-0101 (Online) Halaman 26-32

Pengaruh Latihan Fisik terhadap Perubahan Tingkat Fleksibilitas Tubuh pada Taruna
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
Desy Annisa Perdana1, Wahyuni Dwi Cahya2, Rezky Amalia Usman3
Prodi S1 Fisioterapi ITKES Wiyata Husada Samarinda
Author E-mail : desyannisaperda@ymail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pada setiap aktivitas tubuh atau bergerak maka tubuh akan selalu mebutuhkan
fleksibilitas. Fleksibilitas dianggap sebagai faktor penting yang mempengaruhi kesehatan fisik.
Fleksibilitas yang baik dapat membantu dalam pencegahan cedera, membantu meminimalkan nyeri
otot, dan meningkatkan efisiensi di segala aktivitas fisik. Latihan fisik yang dilakukan seharusnya bisa
memperbaiki fleksibilitas tubuh. Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap perubahan
tingkat fleksibilitas tubuh pada taruna politeknik ilmu pelayaran makassar. Metode Penelitian:
penelitian observasional dengan metode analitik komperatif. Subjek penelitian adalah taruna
politeknik ilmu pelayaran makassar. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sampel. Sampel kumudian di analisis dengan
menggunakan program pengolahan data komputer. Hasil: pada 83 responden taruna Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar terdapat perubahan antara tingkat fleksibilitas 1 dan fleksibilitas 2. Terdapat
pengaruh latihan fisik terhadap tingkat fleksibilitas pada taruna Politeknik Ilmu Peleyaran Makassar
menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan nilai p adalah 0,000 dengan demikian p < 0,05 (0,000 <
0,05).
Kata kunci: latihan fisik, fleksibilitas

ABSTRACT

Background: There is always a flexibility needed in every body part’s movement. Flexibility is
considered as an important factor that affects the physical health. A good flexibility can prevent body
from injury, minimize the muscular pain, and improve the efficiency in every physical activity.
Physical exercise should improve body’s flexibility. Goal: To find out the impact of physical exercise
towards the change of body’s flexibility level in Makassar Nautical Polytechnic. Research Method:
Observational research using comparative analytic method.Research subjects are the cadets in
Makassar Nautical Polytechnic. Sampling technique used in this research ispurposive sampling
method based on inclusion criteria and sample’s exclusion. The samples then analyzed using data
processor application. Result: There are some changes among the 83 respondents of the cadets in
Makassar Nautical Polytechnic in case of flexibility level 1 and 2. The Wilcoxon test reveals p value
of 0.000, thus p < 0.05 (0.000 < 0.05). The analysis of the data concludes that there are impacts of
body’s flexibilitylevel of the cadets in Makassar Nautical Polytechnic.
Keywords: Physical exercise, flexibility

Pendahuluan fisik salah satunya dapat dicapai melalui


Hampir semua kegiatan sehari-hari latihan fisik. Kebugaran fisik mencakup
manusia baik dalam kegiatan fisik maupun sepuluh kompenen, termasuk didalamnya
kegiatan non-fisik, kondisi fisik seseorang Fleksibilitas/Kelentukan (Flexibility).
sangat berpengaruh. Bergerak atau beraktivitas Pada setiap aktivitas tubuh atau bergerak
fisik adalah hal yang paling dasar dalam maka tubuh akan selalu mebutuhkan
proses kehidupan manusia, karena salah satu fleksibilitas. Fleksibilitas dianggap sebagai
kompenen utama manusia adalah bergerak. faktor penting yang mempengaruhi kesehatan
Untuk dapat bergerak bebas dalam melakukan fisik. Fleksibilitas yang baik dapat membantu
aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan dalam pencegahan cedera, membantu
kelelahan yang berarti maka dibutuhkan meminimalkan nyeri otot, dan meningkatkan
tingkat kebugaran yang optimal. Menurut efisiensi di segala aktivitas fisik (Ylinen,
Departemen Kesehatan (1994), kebugaran 2008). Fleksibilitas merupakan kompenen
penting dari kebugaran fisik, yang sangat

26
Jurnal Physio Research Center
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2022
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2809-0101 (Online) Halaman 26-32

dibutuhkan oleh setiap manusia agar mampu perubahan fleksibilitas yang terjadi. Dan
melakukan aktivitas secara efesien dan selanjutnya dilakukan proses pengolahan dan
produktif, baik sewaktu bekerja, maupun analisis data yang hasilnya akan dibahas pada
berolahraga (Reilly,1988). laporan penelitian.
secara baik dan sistematis agar bisa Latihan fisik adalah suatu kegiatan yang
meningkatkan kebugaran jasmani dan terdiri atas latihan dengan stretcing 5 – 10
kemampuan biomotorik yang dibutuhkan. menit, lari, push-up, latihan baris berbaris,
Seperti halnya yang terjadi di suatu lembaga kemudian dilanjut dengan olahraga games dan
pendidikan yang sifatnya semi militer, diakhiri dengan stretching 5 – 10 menit yang
misalnya pada PIP Makassar. Di lembaga ini dilakukan setiap hari senin sampai dengan
setiap taruna/taruni dituntut kesiapan mental jumat pada sore hari.
dan fisik baik dalam menjalani proses Perubahan tingkat fleksibilitas adalah
pendidikan maupun setelah bekerja nantinya. selisih hasil pengukuran tingkat fleksibilitas
Hasil observasi yang dilakukan di antara pengukuran fleksibilitas pertama dan
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar, pengukuran fleksibilitas kedua setelah
didapatkan bahwa sekitar 300 taruna baru melakukan latihan fisik selama satu bulan
yang sedang melakukan pembentukan jasmani dengan kriteria objektif sebagai berikut
taruna, berupa latihan fisik terprogram. Untuk
mengetahui kebugaran jasmani taruna Hasil Penelitian
dilakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali, Data yang digunakan dalam penelitian ini
dimana pelaksanaan evaluasi tes kebugaran merupakan data primer yang diambil dengan
taruna tidak termasuk didalamnya tes melakukan pengukuran tinggi badan, berat
fleksibilitas. Sedangkan fleksibilitas adalah badan, pengukuran fleksibilitas dengan
salah satu kompenen penting dalam menilai menggunakan metode sit and reach, ,
kesehatan fisik seseorang. penghitungan indeks massa tubuh, dan
Berdasarkan tinjauan di atas, tampak bahwa wawancara mengenai data yang ini diperoleh
fleksibilitas tubuh penting untuk dimiliki oleh dari responden. Data yang diperoleh kemudian
taruna/taruni dalam menjalani proses diolah sesuai dengan tujuan penelitian yang
pendidikan maupun setelah bekerja nantinya, kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk
hubungannya dengan latihan fisik yang menggambarkan hubungan latihan fisik
diberikan secara teratur. Hal inilah yang dengan tingkat fleksibilitas.
membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih Tabel 1 Distribusi Karakteristik
dalam apakah ada “Pengaruh Latihan Fisik Berdasarkan IMT
terhadap Perubahan Tingkat Fleksibilitas IMT N 100%
Tubuh pada Taruna Politeknik Ilmu Pelayaran a. Kurus (<17kg/m2) 2 2,4
2
Makassar b. Normal (17-23 kg/m ) 73 88
Metode Penelitian c. Kegemukan (23-27kg/m2) 8 9,6
Penelitian ini merupakan jenis d. Obesitas (>27kg/m2) 0 0
penelitian observasional dengan menggunakan Total 83 100
metode penelitian analitik komperatif, yang Tabel 1 menunjukkan bahwa responden
bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh paling banyak memiliki indeks massa tubuh
latihan fisik terhadap tingkat fleksibilitas yang tergolong normal yaitu sebanyak 73
tubuh pada taruna politeknik ilmu pelayaran taruna (88%), taruna yang tergolong
Makassar. kegemukan sebanyak 8 taruna (9,6%) dan
Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik yang tergolong kurus sebanyak 2 taruna
Ilmu Pelayaran Makassar. Studi pendahuluan (2,4%)
dilakukan untuk selanjutnya menentukan Tabel 2 Distribusi Tingkat Fleksibilitas 1 dan
masalah yang akan diteliti dan meminta Fleksibilitas 2 Pada Taruna Politeknik Ilmu
perizinan untuk melakukan penelitian. Setelah Pelayaran Makassar
itu, menentukan populasi dan sampel, Kategori
N %
selanjutnya dilakukan pengukuran fleksibilitas Fleksibilitas
satu yaitu menggunakan Sit and Reach Test. Tingkat
Setelah melakukan latihan fisik selama satu Fleksibilitas 1 27 32,5
bulan, kembali dilakukan pengukuran Excellent 13 15,7
Above Average 21 25,3
fleksibilitas yang kedua untuk melihat

27
Jurnal Physio Research Center
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2022
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2809-0101 (Online) Halaman 26-32

Average 11 13,3 Tabel 3 menunjukkan bahwa adanya


Below Average 11 13,3 perubahan antara tingkat fleksibilitas 1 dan
Poor fleksibilitas 2 yaitu pada kategori excellent
Total 83 100% dari 27 taruna (32,5%) menjadi 31 taruna
Tingkat (37,3%), kategori above average dari 13
Fleksibilitas 2
31 37,3 taruna (15,7%) menjadi 14 taruna (16,9%),
Excellent
Above Average
14 16,9 kategori average dari 21 taruna (25,3%)
23 27,7 menjadi 23 taruna (27,7%), kategori below
Average
6 7,2 average dari 11 taruna (13,3%) menjadi 6
Below Average
9 10,8 taruna (7,2%) dan kategori poor dari 11 taruna
Poor
Total 83 100% (13,3%) menjadi 9 taruna (10,8%). Terjadi
peningkatan fleksibilitas pada taruna setelah
satu bulan melakukan latihan fisik.
40
30
Syarat uji statistik t test berpasangan tidak
Tingkat
20
terpenuhi karena data tidak berdistribusi
Fleksibilita
10 s1 normal maka data dianalisa dengan
menggunakan uji statistik Wilcoxon.
Below…
Above…

0 Tingkat Berdasarkan hasil uji ini, didapatkan nilai p


Poor
Excellent

Average

Fleksibilita
adalah 0,000 dengan demikian p < 0,05 (0,000
s2
< 0,05). Maka uji hipotesis penelitian ini
memberikan hasil secara bermakna bahwa
Tabel 2 menunjukkan bahwa data distribusi pemberian latihan fisik meningkatkan
tingkat fleksibilitas 1 pada taruna dengan fleksibilitas tubuh pada taruna. Dari data
kelompok fleksibilitas excellent sebanyak 27 analisa tersebut dapat menyimpulkan bahwa
taruna (32,2%), kelompok fleksibilitas above terdapat pengaruh latihan fisik terhadap
average sebanyak 13 taruna (15,7%), perubahan tingkat fleksibilitas tubuh pada
kelompok average 21 taruna (25,3%), taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
kelompok fleksibilitas below average Pembahasan
sebanyak 11 taruna (13,3%) dan kelompok Pada penelitian ini, taruna memiliki
fleksibilitas poor sebanyak 11 (13,3%). Hal ini nilai IMT berada pada kategori normal yaitu
berarti sampel paling banyak berada pada sebanyak 73 taruna (88%), untuk kategori
kelompok excellent. kegemukan sebanyak 8 taruna (9,6%), dan
Sedangkan untuk fleksibilitas 2 pada taruna kategori kurus sebanyak 2 taruna (2,4%). Pada
dengan kelompok fleksibilitas excellent hasil tersebut didapatkan paling banyak taruna
sebanyak 31 taruna (37,3%), kelompok memiliki nilai IMT normal, hal ini
fleksibilitas above average sebanyak 14 taruna dikarenakan pola makan dan perhitungan
(16,9%), kelompok average 23 taruna status gizi taruna terpenuhi cukup dan
(27,7%), kelompok fleksibilitas below average seimbang untuk semua taruna dalam
sebanyak 6 taruna (7,2%) dan kelompok menunjang aktivitas fisiknya. Adapun taruna
fleksibilitas poor sebanyak 9 (10.8%). Hal ini yang termasuk kategori kurus dan kegemukan
berarti sampel paling banyak berada pada hal ini mungkin disebabkan karena berat badan
kelompok excellent taruna tersebut sudah demikian saat taruna
masuk kuliah di PIP Makassar.
Tabel 3 Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Terdapat beberapa faktor yang
Tingkat Fleksibilitas Pada Taruna Politeknik mempengaruhi fleksibilitas, salah satunya
Ilmu Pelayaran Makassar adalah kegemukan. Saat ini IMT merupakan
Above Below salah satu parameter yang paling banyak
Excell Ave Tot
Avera Averag Poor Sig
ent rage aldigunakan dalam menentukan kriteria proporsi
ge e
N 27 13 21 11 11 83tubuh seseorang, salah satu alasannya adalah
Fleksib IMT berkorelasi kuat dengan jumlah total
25,3 13,3 100
ilitas 1 % 32,5% 15,7% 13,3% p=
% % %lemak tubuh (total body fat) manusia yang
0,00
N 31 14 23 6 9 83mana dapat menggambarkan status berat
Fleksib 0
27,7 10,8 100
ilitas 2 % 37,3% 16,9%
%
7,2%
% %
badan seseorang. Untuk mengeliminasi faktor
Sumber : Data Primer, 2022 perancu pada hasil penelitian ini maka perlu
diketahui tingkat IMT pada taruna, dari hasil

28
Jurnal Physio Research Center
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2022
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2809-0101 (Online) Halaman 26-32

perhitungan IMT yang dilakukan, didapatkan pada fleksibilitas untuk semua kondisi
taruna rata-rata memiliki nilai IMT normal. peregangan.
Hal ini mendukung hasil penelitian yaitu Begitu pula dengan penelitian
kategori fleksibilitas yang dimiliki taruna rata- Kamandulis S, et al (2013) di Lithuania yang
rata termasuk kategori excellent. Hasil melakukan penelitian untuk menentukan batas
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian peregangan dalam peningkatan fleksibilitas
yang dilakukan oleh Aditya Purnama (2007) di selama pelajaran pendidikan jasmani pada 239
Semarang mengenai terdapat hubungan yang anak sekolah menengah pertama. Intervensi
bermakna antara IMT dan fleksibilitias berlangsung selama 5 minggu dilakukan 2 kali
punggung bawah pada 70 laki-laki dewasa seminggu selama 45 menit. Hasilnya
kelompok umur 19-21 tahun. Tubuh yang peningkatan fleksibilitas terbesar terjadi pada
memiliki kelebihan jaringan lemak dapat kelompok 3 yang menerima 4 latihan
membatasi gerakan yang terjadi pada sendi, peregangan dengan 4 kali repetisi, selanjutnya
jadi orang yang memiliki kelebihan berat kelompok 2 yang menerima satu latihan
badan dapat berefek pada keleluasaan aktifitas peregangan dengan 4 kali repetisi dan terkecil
gerak pada umumnya dan fleksibilitas pada pada kelompok 1 yang hanya melakukan iji
khususnya sehingga kelebihan berat badan standar sit and reach. Sementara kelompok 4
dapat mempengaruhi nilai fleksibilitas yang tidak melakukan latihan peregangan,
seseorang. tidak terjadi peningkatan fleksibilitas yang
Pada penelitian ini didapatkan signifikan. Temuan utama pada penelitian ini
distribusi tingkat fleksibilitas 1 pada taruna adalah uji standar sit and reach yang
dengan kelompok fleksibilitas excellent dilakukan dua kali seminggu selama lima
sebanyak 27 taruna (32,2%), kelompok minggu itu cukup memberikan stimulus untuk
fleksibilitas above average sebanyak 13 taruna meningkatkan jangkauan gerak pada anak
(15,7%), kelompok average 21 taruna sekolah menengah pertama, karena anak-anak
(25,3%), kelompok fleksibilitas below average sensitif terhadap latihan fleksibilitas.
sebanyak 11 taruna (13,3%) dan kelompok Fleksibilitas pada suatu sendi seperti
fleksibilitas poor sebanyak 11 (13,3%). punggung, sebagian ditentukan oleh sifat
Sedangkan untuk fleksibilitas 2 pada taruna rangka bawaan. Namun, fleksibilitas dapat
dengan kelompok fleksibilitas excellent diubah melalui latihan, karena kemampuan
sebanyak 31 taruna (37,3%), kelompok otot meregang dan jaringan sendi berbeda-
fleksibilitas above average sebanyak 14 taruna beda sesuai dengan tuntutan. Stretching atau
(16,9%), kelompok average 23 taruna peregangan digunakan untuk menggambarkan
(27,7%), kelompok fleksibilitas below average suatu manuver terapeutik yang bertujuan untuk
sebanyak 6 taruna (7,2%) dan kelompok meningkatkan struktur jaringan lunak yang
fleksibilitas poor sebanyak 9 (10.8%). Hal ini memendek secara patologis maupun non-
berarti sampel paling banyak berada pada patologis sehingga dapat meningkatkan luas
kelompok excellent. gerak sendi. Fleksibilitas bergantung pada
Dalam latihan fisik yang dijalani taruna ekstensibilitas otot yang menyebabkan otot
terdapat kegiatan stretching yang dapat dapat melewati suatu sendi dengan rileks yang
meningkatkan fleksibilitas tubuh. Stretching dapat ditingkatkan melalui sebuah latihan.
ini dilakukan 5-10 menit diawal dan diakhir Hasil dari pengukuran fleksibilitas yang
latihan setiap hari senin sampai dengan jumat. dilakukan pada sampel, didapatkan bahwa
Stretching tersebut melibatkan seluruh otot adanya perubahan antara tingkat fleksibilitas 1
dengan meregangkan atau menarik otot guna dan fleksibilitas 2 yaitu pada kategori excellent
meningkatkan fleksibilitas. Hal ini sesuai dari 27 taruna (32,5%) menjadi 31 taruna
dengan penelitian Dallas, et al (2014) di (37,3%), kategori above average dari 13
Yunani menunjukkan kegiatan PNF taruna (15,7%) menjadi 14 taruna (16,9%),
(Proprioceptive Neuromuscular Facilitation) kategori average dari 21 taruna (25,3%)
stretching dan peregangan statis yang menjadi 23 taruna (27,7%), kategori below
digunakan sebagai bagian dari prosedur average dari 11 taruna (13,3%) menjadi 6
pemanasan dapat meningkatkan fleksibilitas taruna (7,2%) dan kategori poor dari 11 taruna
pada kompetitif pesenam artistik. Penelitian ini (13,3%) menjadi 9 taruna (10,8%). Tabel 5.3
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
fleksibilitas pada taruna setelah satu bulan

29
Jurnal Physio Research Center
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2022
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2809-0101 (Online) Halaman 26-32

melakukan latihan fisik. Berdasarkan hasil uji anaerobik lebih dominan meningkatkan
Wilcoxon, didapatkan nilai p adalah 0,000 kapasitas anaerobik, sistem energi ATP-PC
dengan demikian p < 0,05 (0,000 < 0,05). dan glikolisis anaerobik serta akan
Maka uji hipotesis penelitian ini memberikan meningkatkan jumlah dan ukuran otot fast
hasil secara bermakna bahwa pemberian twitch fiber.
latihan fisik meningkatkan fleksibilitas tubuh Untuk intensitas latihannya, berdasarkan
pada taruna. Dari data analisa tersebut dapat hasil observasi yang dilakukan pada program
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan fisik taruna PIP yaitu belum adanya
latihan fisik terhadap perubahan tingkat penentuan intensitas latihan pada taruna-taruna
fleksibilitas tubuh pada taruna Politeknik Ilmu tersebut. Padahal intensitas latihan merupakan
Pelayaran Makassar. salah satu pedoman dalam penerapan prinsip
Hal ini sesuai dengan penelitian Marsini beban berlebih. Sebagai pertimbangan
dan Hermina (2010) di Semarang, mengenai penerapan prinsip beban berlebih akan
pengaruh latihan fisik terprogram terhadap meningkatkan kelelahan (fatique), jika situasi
kelentukan ekstremitas bawah pada siswa kelelahan tidak diantisipasi dengan pulih
sekolah sepak bola yang menggunakan desain (recovery) sedangkan latihan terus dijalankan,
penelitian pre dan post test. Kelompok maka akan mengakibatkan dampak yang
perlakuan diberi latihan aerobik dan kelompok negatif (overtraining). Parameter intensitas
kontrol diberi latihan anaerobik dilakukan tiga latihan yang sering digunakan adalah denyut
kali seminggu. Variabel yang diukur adalah tes nadi, volume oksigen maksimal (VO2 Max)
fleksibilitas pada minggu ke- 0, minggu ke- 6 dan kadar asam laktat (Mc Ardle, 1986)
dan minggu ke- 12. Hasil penelitian Frekuensi latihan pada program latihan
menunjukkan peningkatan yang signifikan fisik taruna adalah lima kali dalam seminggu
pada kelentukan ekstremitas bawah mulai yang dilakukan secara berturut-turut setiap
minggu ke- 0 sampai minggu ke- 12 baik pada hari senin sampai dengan jumat. Secara umum
kelompok kontrol maupun kelompok frekuensi latihan tiga kali seminggu dapat
perlakuan. meningkatkan kompenen kebugaran jasmani
Hal ini didukung juga oleh penelitian untuk kategori sehat dan empat sampai lima
Beltarão, et al (2014) di Brazil menunjukkan kali seminggu dapat meningkatkan kebugaran
adanya peningkatan fleksibilitas setelah jasmani untuk kategori olahraga prestasi
melakukan latihan peregangan pada kelompok (Bompa 1990).
peregangan statis dan teknik PNF selama 7 Lama latihan mempunyai hubungan
hari berturut-turut ke 70 orang dewasa (berusia yang timbal balik dengan intensitas latihan.
18 -30 tahun) yang hasilnya menunjukkan Jika intensitas latihan rendah, maka
peningkatan yang signifikan untuk kedua pelaksanaan latihan relatif lama. Sebaliknya
kelompok tersebut. jika intensitas latihan tinggi maka lama latihan
Latihan fisik merupakan aktivitas harus singkat. Sebagai bahan pertimbangan,
olahraga secara sistematik dalam waktu yang sebaiknya waktu latihan singkat, tetapi dalam
lama, ditingkatkan secara progresif untuk waktu yang singkat itu padat dengan aktivitas-
mencapai sasaran yang telah ditentukan. aktivitas yang menunjang pembentukan
Latihan fisik yang tepat akan meningkatkan kompenen-kompenen yang menjadi tujuan
prestasi kerja dari faal tubuh. Peningkatan latihan. Hal ini sesuai dengan lama latihan
prestasi kerja dimaksud sangat bergantung pada program latihan fisik yang dilakukan oleh
pada tipe latihan, intensitas latihan, frekuensi taruna yaitu hanya satu setengah jam per hari
latihan, lama latihan dan prinsip-prinsip dasar tapi padat dengan latihan fisik yang
latihan fisik. (Fox, 1988) diprogramkan.
Tipe latihan yang dilaksanakan pada Efek dari latihan fisik ada dua yaitu
latihan fisik taruna Politeknik Ilmu Pelayaran respon yang besifat sementara seperti denyut
Makassar menggunakan latihan aerobik dan jantung, frekuensi respirasi, suhu tubuh, dll
anaerobik. Dimana tipe latihan aerobik lebih dan adaptasi yang bersifat menetap sebagai
dominan meningkatkan kapasitas aerobik, reaksi tubuh untuk mempertahankan
mioglobin, mitokondria sel (jumlah dan homeostatis tubuh saat menghadapi tekanan
ukurannya) maupun cadangan glikogen otot latihan. Proses adaptasi ini juga dikarenakan
serta meningkatkan jumlah dan ukuran otot latihan fisik yang dilakukan teratur dalam
slow twitch fiber. Sedangkan tipe latihan periode waktu tertentu. Efek latihan fisik dapat

30
Jurnal Physio Research Center
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2022
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2809-0101 (Online) Halaman 26-32

terjadi pada adaptasi neuromuscular, adaptasi Irfan, M., Jaya Lesmana, C. B., Made
metabolisme, adaptasi kardiorespiratori dan Wihandani, D., & Tirtayasa, K. (2020).
adaptasi muskuloskeletal. Adaptasi Perceptual Motor Approach Lebih Baik
muskuloskeletal inilah yang menjadi fokus Daripada Specific Balance Training
utama dalam penelitian ini. Dalam Meningkatkan Keseimbangan
Peningkatan fleksibilitas yang terjadi Dinamis Pada Anak Dengan Autism
pada taruna dapat diperkirakan karena latihan Spectrum Disorder (Asd) Derajat 1 Di
fisik yang dilakukan dengan frekuensi latihan Pusat Layanan Autis Kota Denpasar.
lima hari dalam seminggu secara berturut-turut Sport and Fitness Journal, 8(2), 69.
dengan kegiatan stretching atau peregangan 3. Simbolon, C. G., Putro, J. D., Alhamdani,
yang dapat meningkatkan fleksibilitas. Otot M. R., Arsitektur, P. S., Teknik, F.,
rangka mempunyai sifat ekstensibilitas, Arsitektur, P. S., Teknik, F.,
elastisitas dan kontraktibilitas. Sifat otot inilah Tanjungpura, U., Arsitektur, P. S.,
yang sangat berkaitan dengan fleksibilitas. Teknik, F., & Tanjungpura, U. (2020).
Fleksibilitas merupakan kemampuan Autis Center Dengan Pendekatan
melakukan gerak dalam ruang gerak sendi. Healing. 8(2), 505–519.
Gerakan tersebut terjadi jika adanya kontraksi 4. Widarwati, S. P. et al. (2016). Profil
otot-otot agonis yang akan melakukan kerja Anak Berkebutuhan Khusus Di Provinsi
dan juga dibutuhkan kemampuan dari Kalimantan Timur Tahun 2016.
meregang otot-otot antagonis dalam keadaan 5. Hayuningrum, Cicilia Febriani, Abdul
rileks. Jika kemampuan otot-otot yang rileks ChalikMeidian, A. S. (2016).
berkurang ekstensibilitasnya maka dapat
Perbandingan Keseimbangan Pada
dipastikan fleksibilitasnya juga akan
Anak Autistic Dan Anak. 16(1), 7–12.
terganggu.
6. Padafani, Yohanis, et al. (2019). Model
Keterbatasan Penelitian
Permainan Keseimbangan Untuk Anak
Adapun keterbatasan penelitian ini
Berkebutuhan Khusus ( Autisme ) Usia
adalah Peneliti hanya dapat melihat perubahan
6-10 Tahun Balance Game Model For
fleksibilitas selama satu bulan disebabkan
Children With Special Needs ( Autism )
keterbatasan waktu yang dimiliki. Peneliti
tidak dapat mengambil data pre test sebelum 6-10 Years Of Age Abstract. Jurnal
taruna melakukan latihan fisik karena latihan Pendidikan Jasmani Dan Adaptif, 01, 6–
fisik sudah berjalan selama tiga bulan saat 15.
penelitian ini dilakukan. Peneliti tidak dapat 7. Wahyu. K, et al. (2019). Pengaruh
mengontrol latihan fisik taruna/responden Terapi Sensori Integrasi pada Anak
setiap hari sehingga latihan fisik taruna tidak Autis yang Mengalami Gangguan
dipantau penuh oleh peneliti. Sensori di Pusat Layanan Autis Provinsi
Kesimpulan Bangka Belitung. 10(1), 96–110.
Pemberian latihan fisik meningkatkan 8. Prasaja, K. (2017). Perbandingan
fleksibilitas tubuh pada taruna. Dari data Antara Neuro Developmental
analisa tersebut dapat menyimpulkan bahwa Treatment (Ndt) Dengan Kombinasi
terdapat pengaruh latihan fisik terhadap Ndt Dan Sensory Integration Untuk
perubahan tingkat fleksibilitas tubuh pada Meningkatkan Keseimbangan Berdiri
taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar. Pada Anak Berkebutuhan Khusus. 1–7.
9. Nindhita Insani Erawan. (2020).
Daftar Pustaka Penerapan terapi sensori integrasi
1. Wulandari, E., Darmawijaya, I. P., & pada anak tunarungu dengan gangguan
Permadi, A. W. (2018). Kombinasi keseimbangan. 21, 65–69.
Senam Otak Dan Aktivitas Fungsional 10. Lane, S. J., Mailloux, Z., Schoen, S.,
Rekreasi (Afr) Terhadap Bundy, A., May-benson, T. A., Parham, L.
Perkembangan Motorik Halus Anak D., Roley, S. S., & Schaaf, R. C. (2019).
Autis Di Yayasan Mentari Fajar brain sciences Neural Foundations of
Jimbaran Badung Bali. Jurnal Kesehatan Ayres Sensory Integration ®. 1–14.
Terpadu, 2(1), 14–19. 11. Romero-ayuso, D. (2017). Assessment of
2. Adi Widiantara, I. M., Purnawati, S., Sensory Processing Characteristics in
Children between 3 and 11 Years Old : A

31
Jurnal Physio Research Center
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2022
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2809-0101 (Online) Halaman 26-32

Systematic Review. 5(March).


https://doi.org/10.3389/fped.2017.00 17. Putu, N., Sulistyawati, D., Ayu, I., &
057 Suadnyana, A. (2018). Pelatihan
12. Metz, A. E., Boling, D., Devore, A., Keseimbangan Dan Stimulasi
Holladay, H., Liao, J. F., & Vlutch, K. Propioseptif Dapat Meningkatkan
Vander. (2019). Dunn’s model of Keseimbangan Dinamis Pada Anak
sensory processing: An investigation of Dengan Autism Spectrum Disorder
the axes of the four-quadrant model in (Asd). 2(November).
healthy adults running head: Dunn’s 18. Zuhriyah, I., & Kusumaningtyas, N.
model of sensory processing in healthy (2016). Upaya Meningkatkan
adults. Brain Sciences, 9(2). Keseimbangan Tubuh Anak Melalui
https://doi.org/10.3390/brainsci9020 Permainan Tradisional Kelereng
035 Sendok. 169–185.
13. Darr, N., Franjoine, M. R., Campbell, S. 19. Irfan, M. (2012). Fisioterapi Bagi Insan
K., & Smith, E. (2015). Psychometric Stroike (1st ed.). Yogyakarta: Graha
Properties of the Pediatric Balance Ilmu.
Scale Using Rasch Analysis. Pediatric 20. Lauralee, S. (2014). Fisiologi Manusia:
Physical Therapy, 27(4), 337–348. Dari Sel ke Sistem (Introduction to
https://doi.org/10.1097/PEP.0000000 Human Physiology) (8th ed.). Jakarta:
000000178
14. Wijayanti, I. (2019). Pengaruh core
stability exercise terhadap
keseimbangan dinamis pada peragawati
anak-anak di samurai pro modelling
school naskah publikasi. 1–14.
15. Irvan, M. (2017). Gangguan Sensory
Integrasi Pada Anak Dengan Autism
Spectrum Disorder . Issue 23.
16. Chu, V. W. T. (2016). Assessing
Proprioception in Children : A Review
Assessing Proprioception in Children : A
Review. 2895 (December).
https://doi.org/10.1080/00222895.20
16.1241744.

32

Anda mungkin juga menyukai