Adi Saputra Junaidi*, Luh Made Indah Sri Handari Adiputra**, M. Irfan ***
ABSTRAK
Pendahuluan. Siswa yang mengalami gangguan Hamstring Muscle Tightness akan
berisiko mengalami gangguan Anterior Curciatum Ligamen, Low back pain, dan juga
plantar fascitis. Pemendekan muscle hamstring adalah suatu kondisi patologi pada otot
hamstring yang mengalami pemendekan akibat hypomobility dan posisi aktivitas yang
statis sehingga menyebabkan gangguan anatomi dan fungsional tubuh yang memiliki ciri
khas yaitu menurunnya fleksibilitas muscle hamstring. Peningkatan fleksibilitas pada
pemendekan muscle hamstring dapat dilakukan dengan pemberian penguluruan yaitu
berupa Contract Relax Stretching dan Long Sitting Hand Up Exercise. Metode. Desain
penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan menggunakan two group pre-
test and post-test design. Dilaksanakan di lapangan Ubud Gianyar Bali. Subjek penelitian
berjumlah 34 orang terbagi menjadi dua kelompok. Penelitian ini dilakukan 3x seminggu
selama 1 bulan antara bulan April – Mei 2016. Fleksibilitas otot hamstring diukur dengan
Sit and Reach Test sebelum dan sesudah perlakuan. Analisis statistik menggunakan Paired
sampel t-Test. Hasil. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pelatihan contra
relax stretching diperoleh peningkatan fleksibilitas dari 21,52±2,66cm menjadi
32,69±3,25cm dengan nilai p=0,00 (p<0,05). Pada pelatihan long sitting hand up diperoleh
peningkatan fleksibilitas dari 20,45±3,50cm menjadi 36,21±5,06cm dengan nilai p=0,00
(p<0,05). Pada uji beda selisih menggunakan t-Independent Test antara kedua kelompok
sebelum dan sesudah pelatihan I cotra relax stretching dan didapatkan nilai selisih
11,17±1.34 dan peltihan II long sitting hand up didaptkan nilai selisih 15,75±3,55 dengan
nilai p=0,00 (p<0,05) didapatkan perbedaan yang bermakna. Simpulan. Berdasarkan
analisis statistik dapat ditarik disimpulkan bahwa pelatihan Long Sitting Hand Up lebih
baik meningkatkan fleksibilitas hamstring muscle tightness daripada pelatihan Contract
Relax Stretching.
Kata kunci : Long Sitting Hand Up exercise, Contract Relax Stretching, Hamstring
Muscle Tightness.
ABSTRACT
Introduction: Students experiencing Hamstring Muscle tightness would risk having curciatum
anterior ligament, low back pain, and plantar fascitis. The shortening of the hamstring muscle is
17
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26
Keywords: Long Sitting Hand Up exercise, Contract Relax Stretching, Hamstring Muscle
tightness.
.
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang bergerak dengan lingkup gerak sendi yang
memerlukan gerak karena hampir seluruh penuh tanpa disertai rasa nyeri, fleksibilitas
aktivitas manusia dalam hidupnya dilakukan muscle dipengaruhi beberapa faktor
dengan bergerak, kebutuhan gerak ini harus diantaranya struktur sendi, usia, jenis
terpenuhi agar kemampuan gerak manusia kelamin, latihan/aktivitas suhu tubuh serta
dapat berkembang secara optimal dan dalam kehamilan.
melakukan pekerjaan apapun profesinya Fleksibilitas yang baik dipengaruhi
manusia juga harus bergerak seperti oleh kemampuan ekstensibilitas dari suatu
berjalan, berlari, dan beraktivitas lainya. jaringan seperti muscle, tendon, ligamen,
Begitu pentingnya bergerak bagi kapsul sendi, kulit, saraf dan pembuluh
manusia sehingga manusia akan selalu darah1, fleksibilitas muscle yang baik akan
berusaha untuk mencegah supaya tidak mencegah terjadinya cedera mengurangi
cedera/sakit yang menyebabkan pembatasan terjadinya muscle soreness serta
diri dalam bergerak. Aktivitas sehari-hari meningkatkan efisiensi dalam semua
seperti bersekolah dan bekerja merupakan aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari.2
kegiatan rutin, hal tersebut menjadi suatu hal Karena kemajuan teknologi dan
yang alamiah untuk memenuhi kebutuhan kemudahan yang ada saat ini sehingga
hidup untuk menjalankan aktivitas tersebut hampir semua aktivitas dibantu oleh mesin,
tubuh harus dalam kondisi yang baik dan orang yang mengembangkan gerakan
sehat. Fleksbilitas adalah kemampuan suatu biasanya hanya sebagai hobi, prestasi dan
jaringan atau muscle untuk memanjang menjaga kebugaran, jika orang tersebut tidak
semaksimal mungkin sehingga tubuh dapat mengembangkan gerakan akan ada banyak
18
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26
17-18 tahun dengan IMT dalam batas kelompok II p = 0,14 (p > 0,05) sehingga
normal 17,40 kg/cm2. Pada Kelompok II dinyatakan data homogen.
berjenis kelamin perempuan lebih banyak
Tabel 2
daripada laki-laki (24,42%, rata-rata berusia
Hasil uji beda rerata fleksibilitas
17,18 tahun dengan IMT 17,43 kg/cm2.
hamstring perkelompok.
Tabel 2 Pelatihan N Rerata t p
Uji Normalitas dan Homogenitas Data ± SB
P Normalitas Homogenitas Kelompok I 17 21,52
Shapiro WilkTest Levene’s Test sebelum ± 2,66
Hasil
Kel I Kel II P pelatihan -
34,31 0,00
Sebelum 0,54 0,108 0,226 Sesudah 17 32,69
pelatihan
Setelah 0,88 0,948 0,124
pelatihan ± 3,25
pelatihan Kelompok II 17 20,45
Selisih 0,20 0,436 0,14 sebelum ± 3,50
pelatihan -
Untuk mengetahui distribusi sampel 17 36,21 18,27 0,00
penelitian, dilakukan uji normalitas dengan sesudah ± 5,06
menggunakan Saphiro Wilk Test dan pelatihan
homogenitas data dengan Levene Test. Uji
dilakukan terhadap data yang diperoleh pada Hasil uji beda digunakan untuk
ke dua kelompok baik sebelum maupun mengetahui dan membandingkan rerata hasil
setelah pelatihan. Variabel yang diuji adalah fleksibilitas hamstring sebelum dan sesudah
pengukuran Sit And Reach Test (SRT) pelatihan antara pelatihan I contract relax
fleksibilitas hamstring sebelum dan setelah stretching dengan pelatihan II long sitting
perlakuan pada masing-masing kelompok hand up, yaitu hasil analisis kemaknaan
penelitian. menggunakan uji t-paired (berpasangan)
Uji normalitas data didapatkan hasil untuk intra kelompok.
fleksibilitas muscle hamstring sebelum Hasil dari uji beda pelatihan I dan
pelatihan I (0,54) dan sesudah pelatihan I pelatihan II untuk pre test – post test dengan
(0.88) sehingga dinyatakan data berdistribusi nilai (0,00) yang berarti p<0,05 yang artinya
normal. Hasil uji normalitas data selisih bahwa terdapat peningkatan yang bermakna
kelompok pelatihan I p = 0,20 (p > 0,05) pada fleksibilitas hamstring.
sehingga data berdistribusi normal.
Tabel 3
Sedangkan pelatihan II sebelum (0,108) dan
Uji beda selisih long sitting hand up
sesudah pelatihan II (0,948) didapat ke dua
exercise dan contract relax stretching.
kelompok perlakuan sesudah dan sebelum
pelatihan memiliki nilai (p > 0,05), yang Hasil ± SB
berarti berdistribusi normal. Hasil uji Perlakuan Pelatih Pelatihan t P
normalitas data selisih kelompok pelatihan I an I II
p = 0,436 (p > 0,05) sehingga data Sebelum 21,52 ± 20,45 ±
0,99 0,32
berdistribusi normal. 2,66 3,50
Uji Homogenitas data sebelum Sesudah 32,69 ± 36,21 ±
-2.41 0,02
perlakuan kelompok I dan kelompok II p = 3,25 5,06
0,226 (p > 0,05), setelah perlakuan Selisih 11,17 ± 15,75 ±
-4,97 0,00
kelompok I dan kelompok II p = 0,124 (p > 1,34 3,55
0,05), dan selisih perlakuan kelompok I dan
22
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26
Uji beda yang dilakukan adalah jenis kelamin laki-laki 8 orang (47,1%)
selisih karena untuk mengetahui perbedaan perempuan 9 orang (52,9%) dan rerata usia
efektivitas peningkatan fleksibilitas secara 17-18 tahun. 17 tahun 12 orang (70,6%) dan
statistik antar kedua pelatihan. Uji beda 18 tahun 5 orang (29,4%) dan dengan nilai
selisih antara Contract Relax Stretching dan IMT (17,40 ± 0,99), pada kelompok contra
Long Sitting Hand Up Exercise bertujuan relax stretching nilai rerata SRT sebelum
untuk membandingkan rerata nilai selisih perlakuan sebesar (21,52)cm menjelaskan
fleksibilitas hamstring pada masing-masing bahwa siswa yang mengalami gangguan
kelompok dengan menggunakan t- hamstring muscle tightness. Sesuai
Independent Test. klasifikasi peneilaian SRT bahwa apabila
Dari hasil uji beda yang dilakukan individu dengan usia 15-19 tahun terdapat
menunjukkan bahwa fleksibilitas muscle nilai SRT <23cm maka dinyatakan individu
hamstring sebelum pelatihan antara kedua tersebut memiliki nilai fleksibilitas
kelompok pelatihan memiliki nilai p (0,32) hamstring yang “buruk’’.
yang berarti (p>0,05), sedangkan setelah Setelah diberikan pelatihan contract
pelatihan memiliki nilai p (0,02) yang berarti relax stretching kepada penderita HMTs
(p<0,05). Hal ini berarti bahwa rerata data nilai SRT menunjukan peningkatan dengan
fleksibilitas muscle hamstring sebelum nilai (32,9)cm dengan nilai p=(0,00) yang
pelatihan antara kedua kelompok tidak berarti (p<0,05) hal ini menggambarkan
berbeda bermakna. rerata individu pada kelompok pelatihan
Dengan demikian fleksibilitas contract relax stretching memiliki nilai
muscle hamstring sebelum pelatihan klasifikasi fleksibilitas muscle hamstring
sebanding. Sedangkan perbedaan “cukup baik” dinyatakan bahwa contract
fleksibilitas muscle hamstring sesudah relax stretching dapat meningkatkan
pelatihan berbeda bermakna, berarti fleksibilitas muscle hamstring tightness.
perbedaan hasil akhir yang disebabkan oleh Contract Relax stretching merupakan
perbedaan tipe perlakuan. Dari uji beda tehnik pelatihan dimana muscle
selisih didapat nilai p (0,00) yang berarti dikontraksikan secara isometrik sampai batas
(p<0,05) hal ini menunjukan terdapat awal nyeri, disini muscle target yang
perbedaan peningkatan fleksibilitas muscle dikontraksikan adalah muscle agonis sampai
hamstring antra kelompok I dan kelompok batas kontraksi optimal atau submaksimal
13
II. lalu relax dan strecth dengan kecepatan
Persentase peningkatan fleksibilitas rendah untuk menghindari stretch reflex dari
muscle hamstring pada kedua kelompok. muscle agonist dan klien disuruh melakukan
Setelah pelatihan selama 4 minggu yang kontraksi isometric muscle hamstring
dilakukan dilapangan Ubud Gianyar Bali dimana gerakan menekuk lutut, tetapi tetap
terjadi perbedaan peningkatan dan ditahan oleh terapis sehingga tidak terjadi
persentase, rerata peningkatan fleksibilitas gerakan fleksi lutut selama 7-15 detik dan
hamstring pada kedua kelompok sebelum klien diminta untuk inspirasi.14
dan sesudah pelatihan kelompok I. Sebelum Kemudian diikuti gerakan rileksasi
(21,75), sesudah (32,69) selisih peningkatan selama 2-3 detik yang benar-benar disadari
(10,94) x 100% = 53%. Sedangkan oleh klien sambil melakukan ekspirasi
kelompok II sebelum dan sesudah pelatihan. panjang. Gerakan diteruskan dengan terapis
Sebelum (20,45), sesudah (36,21) memberikan stretching muscle hamstring
selisih peningkatan (15,76) x 100% = 77%. sehingga selama 10-15 detik kemudian
Pelatihan ini menunjukkan bahwa istirahat 20 detik, tindakan tadi dilakukan
peningkatan prsentase kelompok I lebih sebanyak 10 kali pengulangan.14
kecil dari pada kelompok II. Pada kelompok Contract relax stretching dipakai
pelatihan I contract relax stretching dengan untuk memperbaiki elastisitas dan
23
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26
meningkatkan rang of motion melalui individu dengan usia 15-19 tahun terdapat
autogenic inhibisi dan reciprocal inhibisi nilai SRT <23cm maka dinyatakan individu
untuk memfasilitasi activasi dari golgi tersebut memiliki nilai fleksibilitas
tendon organs dan muscle spindle mengirim hamstring yang “buruk’’.
pesan ke spinal cord agar muscle Setelah diberikan pelatihan long
diperintahkan.15 sitting hand up kepada penderita HMTs nilai
Adapun tujuan pemberian contract SRT menunjukan peningkatan dengan nilai
relax stretch adalah untuk (36,21)cm sehingga hal tersebut menjelaskan
memanjangkan/mengulur struktur jaringan bahwa penderita HMTs pada kelompok long
lunak (soft tissue), seperti muscle, fasia sitting hand up meningkat dengan klasifikasi
tendon dan ligamen yang memendek secara fleksibilitas muscle hamstring “baik” serta
patologis sehingga dapat meningkatkan hasil uji statistik menunjukan nilai p = 0,00
lingkup gerak sendi dan mengurangi nyeri (p<0,5) dengan ini pelatihan long sitting
akibat spasm pemendekan muscle/akibat hand up disimpulkan dapat meningkatkan
fibrosis.16 fleksibilitas muscle hamstring tightness.
Contract relax stretching Auto stretching long sitting hand up
diaplikasikan untuk memperbaiki elastisitas adalah suatu latihan peregangan yang
atau fleksibilitas jaringan kontraktil sehingga dilakukan secara aktif oleh pasien dengan
meningkatkan range of motion dan juga prinsip aktivasi muscle postural guna
efective memperbaiki stability bagian medial merangsang muscle hamstring berkontraksi
dan lateral muscle hamstring9. Kontraksi secara eccentric degan adanya kontraksi
isometrik pada muslce target yang di isotonik akan membantu menggerakkan
treatment secara contract relax stretching stretch reseptor dari spindel muscle untuk
akan membantu menggerakkan stretch segera mengulur panjang muscle yang
reseptor dari muscle spindle untuk maksimal16. Golgi tendon organ akan
mensesuaikan panjang muscle maksimal dan terlibat dan menghambat ketegangan muscle
juga menghasilkan relaksasi sebagai hasil bila muscle sudah mengulur maksimal
dari autogenic inhibisi penerapan contract sehingga muscle dapat dengan mudah
relax stretching juga membantu dipanjangkan, auto stretching merupakan
merileksasikan muscle dengan efek pumping stretching yang efektif karena berpengaruh
action yang penting selama stretching terhadap semua muscle yang membatasi
karena dapat meningkatkan aliran darah dan gerakan16.
mengulur muscle serta memindahkan atau Pelaksanaan auto stretching
menyingkirkan secara mekanis as lactat dan didalamnya tidak terdapat risiko over stretch
zat sisa hasil metabolisme lainnya sehingga atau kerobekan pada muscle stretching
muscle menjadi lebih relax dan karena dilakukan secara perlahan dan
meningkatkan fleksibilitas. lembut. Hal ini dapat terjadi karena pada
Pada kelompok pelatihan II long saat diberikan auto stretching serabut muscle
sitting hand up dengan jenis kelmin laki-laki tertarik penuh sepanjang sarcomere,
8 orang (47,1%) perempuan 9 orang sehingga dapat membantu meluruskan
(52,9%) dan rerata usia 17-18 tahun. 17 kembali serabut muscle yang mengalami
tahun 13 orang (76,5%) dan 18 tahun 4 abnormal cross link pada muscle yang
orang (23,5%) dan dengan nilai IMT (17,43 memendek.
± 1,13), pada kelompok long sitting hand up Pelatihan Long Sitting Hand Up
nlai rerata SRT sebelum perlakuan sebesar Exercise Lebih Baik Daripada Contract
(20,45)cm menjelaskan bahwa siswa Relax Stretching. Hasil dari analisis statistik
hamstring muscle tightness mengalami menunjukkan bahwa pelatihan II Long
gangguan fleksibilitas otot hamstring. Sesuai Sitting Hand Up Exercise memiliki dampak
klasifikasi peneilaian SRT bahwa apabila positif pada penguluran muscle hamstring
24
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26
dari pada pelatihan I Contrat Relax tidak terfiksasi secara maksimal sehingga
Stretching, metode pelatihan ini dilakukan pergerakan waktu dilakukannya penguluran
secara aktif oleh individu dimana latihan kemungkinan besar terjadinya reaksi stretch
awal, terapis memberikan contoh gerakan reflek yang lebih besar dibandingkan latihan
yang akaan dilakukan dan kemudian long sitting hand up, kemudian dengan
menginstruksikan kepada individu yang pelatihan pasif juga memungkinkan akan
akan diterapi. terjadinya cedera otot lebih tinggi
Pertama posisi klien dalam keadaan dikarenakan pergerakan latihan dari contra
duduk dilantai dengan kedua tungkai dalam relax stretching apabila tidak dilakuakn yang
keadaan lurus knee full ekstensi, kemudian ahli dibidangnya dapat mengakibatkan
diinstruksikan untuk menggapai tangan overstretch yang berakibat kerobekan dan
keatas setinggi mungkin/full plexi shoulder kerusakan pada jaringan yang akan diulur.
dengan diikuti plantar plekxi angkle dalam
keadaan postur tetap tegap dan dalam SIMPULAN
kontrol terapis dan dilakukan sebanyak 10x Dari pembahasan diatas dapat
pengulangan. disimpulkan sebagai berikut: (1) Pelatihan
Long Sitting Hand Up Exercise Contract Relax Stretching dapat
berfokus pada peregangan group muscle meningkatkan fleksibilitas hamstring muscle
yang berada dibelakang terutama hamstring tightness pada Siswa SMK SMSR Ubud
muscle, dimana origo dari pada muscle Gianyar. (2) Pelatihan Long Sitting Hand Up
tersebut telah terfiksasi pada lantai sehingga Exercise dapat meningkatkan fleksibilitas
peregangan pada hamstring lebih optimal. hamstring muscle pada Siswa SMK SMSR
Secara neourofisiologi pada saat stretch Ubud Gianyar. (3) Pelatihan Long Sitting
force diaplikasikan pada muscle-tendon Hand Up Exercise lebih baik meningkatkan
maka afferent yang pertama dan kedua akan fleksibilitas hamstring muscle tightness pada
mengalami perubahan perpanjangan baru Siswa SMK SMSR Ubud Gianyar
kemudian mengaktifkan extrafusal muscle dibandingkan Contract Relax Stretching.
fiber melalui alpha motor neuron ke spinal
cord, dengan begitu dapat mengaktifkan DAFTAR PUSTAKA
stretch reflek dan meningkatkan muscle pada 1. Kisner C., Lynn, AC. 2007. Therapeutic
saat dilakukan peregangan1. Exercise Foundations and Techniques.
Dengan pelatihan aktif dan 5th edition. USA. F. A. Davis Company.
terfiksasinya origo muscle hamstring pada 2. Nelson AG., Kokkonen, J. 2007.
lantai dalam peregangan yang dilakukan Stretching Anatomy. USA: Human
secara kontraksi isotonik yang juga dapat Kinetic.
membantu menggerakkan stretch reseptor 3. Banaeifar, A., Rash, M., Sokhsngoiee,
dari muscle spindle untuk segera mengulur Y. 2013. The correlation of SRT test
panjang muscle secara maksimal sehingga and the hips joint’s goniometer angle
otot akan lebih mudah untuk dilakukan index in terms of measuring the
penguluran. Pada saat dilakukan latihan aktif hamstring muscle’s length in
long sitting hand up yang origo muscle Kraj’sPrimary school students. Sport
sudah terfiksasi dengan lantai maka dapat Studies Vol. 3 No. 12: 1307-1312.
juga meminimalkan stretch reflek hasil dari 4. Witvrouw, E., Daneels, L., Asselman,
extrafusal fiber yang melalui alpha motor P., D’Have, T., Cambier, D. 2003.
neouron ke spinal cord yang dapat Muscle Flexibility as a Risk Factor for
menigngkatkaan ketegangan saat dilakukan Developing Muscle Injures in Male
penguluran. Fropesional Soccer Players. American
Sedangkan Metode pelatihan Jurnal of Sport Medicine. Vol. 31, No.
contract relax stretching origo dari muscle 1: 41-46.
25
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26