Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

PELATIHAN LONG SITTING HAND UP EXERCISE LEBIH BAIK


DIBANDINGKAN PELATIHAN CONTRACT RELAX STRETCHING
UNTUK MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS MUSCLE HAMSTRING
TIGHTNESS

Adi Saputra Junaidi*, Luh Made Indah Sri Handari Adiputra**, M. Irfan ***

*Program Studi Fisioterapi, STIKES Baiturrahim, Jambi


**Fakultas Kedokteran , Universitas Udayana, Bali
***Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta

ABSTRAK
Pendahuluan. Siswa yang mengalami gangguan Hamstring Muscle Tightness akan
berisiko mengalami gangguan Anterior Curciatum Ligamen, Low back pain, dan juga
plantar fascitis. Pemendekan muscle hamstring adalah suatu kondisi patologi pada otot
hamstring yang mengalami pemendekan akibat hypomobility dan posisi aktivitas yang
statis sehingga menyebabkan gangguan anatomi dan fungsional tubuh yang memiliki ciri
khas yaitu menurunnya fleksibilitas muscle hamstring. Peningkatan fleksibilitas pada
pemendekan muscle hamstring dapat dilakukan dengan pemberian penguluruan yaitu
berupa Contract Relax Stretching dan Long Sitting Hand Up Exercise. Metode. Desain
penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan menggunakan two group pre-
test and post-test design. Dilaksanakan di lapangan Ubud Gianyar Bali. Subjek penelitian
berjumlah 34 orang terbagi menjadi dua kelompok. Penelitian ini dilakukan 3x seminggu
selama 1 bulan antara bulan April – Mei 2016. Fleksibilitas otot hamstring diukur dengan
Sit and Reach Test sebelum dan sesudah perlakuan. Analisis statistik menggunakan Paired
sampel t-Test. Hasil. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pelatihan contra
relax stretching diperoleh peningkatan fleksibilitas dari 21,52±2,66cm menjadi
32,69±3,25cm dengan nilai p=0,00 (p<0,05). Pada pelatihan long sitting hand up diperoleh
peningkatan fleksibilitas dari 20,45±3,50cm menjadi 36,21±5,06cm dengan nilai p=0,00
(p<0,05). Pada uji beda selisih menggunakan t-Independent Test antara kedua kelompok
sebelum dan sesudah pelatihan I cotra relax stretching dan didapatkan nilai selisih
11,17±1.34 dan peltihan II long sitting hand up didaptkan nilai selisih 15,75±3,55 dengan
nilai p=0,00 (p<0,05) didapatkan perbedaan yang bermakna. Simpulan. Berdasarkan
analisis statistik dapat ditarik disimpulkan bahwa pelatihan Long Sitting Hand Up lebih
baik meningkatkan fleksibilitas hamstring muscle tightness daripada pelatihan Contract
Relax Stretching.
Kata kunci : Long Sitting Hand Up exercise, Contract Relax Stretching, Hamstring
Muscle Tightness.

LONG SITTING HAND UP EXERCISE TRAINING MORE


EFFECTIVE TO INCREASE HAMSTRING FLEKSIBILITY THAN
CONTRACT RELAX STRETCHING TRAINING ON HAMSTRING
TIGHTNESS

ABSTRACT
Introduction: Students experiencing Hamstring Muscle tightness would risk having curciatum
anterior ligament, low back pain, and plantar fascitis. The shortening of the hamstring muscle is
17
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

a pathological condition at hamstring muscles experiencing contracture due to the hypomobility


and static position of the activity causing disturbances on body anatomy and function, with
typical trait of the decrease of muscle hamstring. The increasing flexibility of the shortening
hamstring muscle can be done by applying stretching in the form of Contract Relax Stretching
and Long Sitting Hand Up Exercise The design of this research design is that of experimental
methods, using two group pre-test and post-test design, implemented at the field of Ubud
Gianyar Bali. The subjects were 34 people divided into two groups. This research was carried
out 3 times a week for 1 month between the April and May 2016. The flexibility of the
hamstring muscles was measured by Sit and Reach Test before and after the treatment. The
statistical analysis used paired sample t-test. The research results shows that through the training
contra relax stretching obtained an increase in flexibility from 21.52 ± into 32.69 ± 3,25cm
2,66cm to p = 0.00 (p <0.05). Through long sitting hand up exercise obtained an flexibility
increase from 20,45±3,50cm to 36,21±5,06cm the value of p=0,00 (p<0,05). Through sitting on
a hand up long training obtained increasing the flexibility of 20.45 ± 36.21 ± 5,06cm 3,50cm
with p = 0.00 (p <0.05). On the test of difference using t-Independent Test between the two
groups before and after training I cotra relax stretching and obtained difference value 11.17 ±
1:34 and peltihan II hand up long sitting be obtained difference value of 15.75 ± 3.55 with p =
0.00 (p <0.05) was found no significant differences. Based on statistical analysis, a conclusion
can be drawn that that training Hand Up Long Sitting enhance the flexibility of the hamstring
muscle tightness than Relax Stretching Training Contract exercise.

Keywords: Long Sitting Hand Up exercise, Contract Relax Stretching, Hamstring Muscle
tightness.
.

PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang bergerak dengan lingkup gerak sendi yang
memerlukan gerak karena hampir seluruh penuh tanpa disertai rasa nyeri, fleksibilitas
aktivitas manusia dalam hidupnya dilakukan muscle dipengaruhi beberapa faktor
dengan bergerak, kebutuhan gerak ini harus diantaranya struktur sendi, usia, jenis
terpenuhi agar kemampuan gerak manusia kelamin, latihan/aktivitas suhu tubuh serta
dapat berkembang secara optimal dan dalam kehamilan.
melakukan pekerjaan apapun profesinya Fleksibilitas yang baik dipengaruhi
manusia juga harus bergerak seperti oleh kemampuan ekstensibilitas dari suatu
berjalan, berlari, dan beraktivitas lainya. jaringan seperti muscle, tendon, ligamen,
Begitu pentingnya bergerak bagi kapsul sendi, kulit, saraf dan pembuluh
manusia sehingga manusia akan selalu darah1, fleksibilitas muscle yang baik akan
berusaha untuk mencegah supaya tidak mencegah terjadinya cedera mengurangi
cedera/sakit yang menyebabkan pembatasan terjadinya muscle soreness serta
diri dalam bergerak. Aktivitas sehari-hari meningkatkan efisiensi dalam semua
seperti bersekolah dan bekerja merupakan aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari.2
kegiatan rutin, hal tersebut menjadi suatu hal Karena kemajuan teknologi dan
yang alamiah untuk memenuhi kebutuhan kemudahan yang ada saat ini sehingga
hidup untuk menjalankan aktivitas tersebut hampir semua aktivitas dibantu oleh mesin,
tubuh harus dalam kondisi yang baik dan orang yang mengembangkan gerakan
sehat. Fleksbilitas adalah kemampuan suatu biasanya hanya sebagai hobi, prestasi dan
jaringan atau muscle untuk memanjang menjaga kebugaran, jika orang tersebut tidak
semaksimal mungkin sehingga tubuh dapat mengembangkan gerakan akan ada banyak
18
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

kemungkinan terjadinya gangguan merupakan muscle yang sering mengalami


fungsional tubuh diantaranya angguan gerak cedera dikarenakan peranan muscle
yang disebabkan karena inaktivitas, hamstring yang sangat besar saat
imobilisasi serta postur yang salah (bad beraktivitas berjalan, melompat berlari dan
posture) berlangsung lama keadaan ini bisa aktivitas lainya. Menurunnya fleksibilitas
menyebabkan kekakuan sendi, atrofi, muscle hamstring dapat menyebabkan
kontraktur, kelemahan dan muscle terjadi gangguan fungsi gerak pada pelvic, lumbal
pemendekan/muscle tightness (MTS).3 spine, anggota gerak bawah dan dapat
Setiap individu dituntut untuk berdampak pada gangguan nyeri punggung
semakin kreatif hingga mampu bawah dan pola jalan yang tidak normal.6
menghasilkan inovasi-inovasi baru dengan Munculnya berbagai permasalahan
belajar lebih aktif siswa sebagai contoh. akibat pemendekan muscle hamstring
Meningkatnya aktivitas setiap individu sebagaimana dijelaskan di atas maka perlu
untuk mencapai kebutuhan hidup yang dicari metode terapi latihan yang bersifat
bertambah memungkinkan terjadinya mengulur jaringan/muscle yang mengalami
pergeseran gaya hidup, keteraturan belajar pemendekan serta mengembalikan
atau mengerjakan tugas dalam jangka waktu fleksibilitas muscle tersebut yang dikenal
yang lama dapat menyebabkan efek negatif dengan istilah stretching.
terjadinya perubahan siklus siswa menjadi Stretching adalah suatu metode/cara
statis seperti duduk di kelas berjam-jam untuk meningkatkan dan menjaga
sehingga waktu untuk berolahraga jadi tidak fleksibilitas serta mobilitas dari otot dan
teratur dan hampir tidak berolahraga dan persendian, serta stretchig juga mampu
lama kelamaan kesadaran akan pentingnya mengurangi terjadinya cedera dan gangguan
olahraga menghilang dan sebagai akibat postur tubuh. Stretching atau peregangan
akan muncul keluhan seperti saat duduk merupakan istilah umum yang digunakan
dalam waktu yang lama akan terasa kaku untuk menggambarkan suatu manuver
pada muscle hamstring, mudah letih dan terapeutik yang bertujuan untuk
sakit saat bergerak atau saat istirahat kram memanjangkan struktur jaringan lunak yang
pada muscle hamstring, hal ini merupakan memendek secara patologis maupun non
akibat terjadinya pemendekan muscle patologis sehingga dapat meningkatkan
hamstring. lingkup gerak sendi.7 Maka kali ini peneliti
Muscle hamstring Tightness (MTs) membandingkan metode latihan mana yang
merupakan suatu gambaran keterbatasan lebih baik antara latihan (pasif) contract
gerak akibat dari pemendekan adaptif pada relax stretching dan latihan (aktif) long
jaringan lunak. MTs bisa terjadi pada siapa sitting hand up untuk menigkatkan
saja dan MTs merupakan faktor yang sangat fleksibilitas hamstring tightness (HMTs).
berisiko terhadap terjadinya cedera pada Contract relax stretching
muscle 4 dan cepat atau lambat akibatnya diaplikasikan untuk memperbaiki elastisitas
akan dirasakan antara lain nyeri pada area atau fleksibilitas jaringan kontraktil sehingga
hip, nyeri samar pada daerah paha, perut dan meningkatkan range of motion8 dan juga
pinggang, menjalar turun ke bagian depan efektif memperbaiki stability bagian medial
atau belakang dari tungkai atas dan bawah dan lateral muscle hamstring.9 Kontraksi
dan akan berakibat terjadi kelemahan muscle isometrik pada muslce target yang
hamstring, beserta menurunnya fleksibilitas dilakuakn secara contract relax stretching
hamstring dan gangguan postur. akan membantu menggerakkan stretch
Hamstring tightness adalah reseptor dari muscle spindle untuk
keterbatasan ROM knee ekstensi posisi hip mensesuaikan panjang muscle maksimal,
flexi 900 atau ketidak mampuan gerak SLR dan juga menghasilkan relaksasi sebagai
<900 (antara 700-900).5 Muscle hamstring hasil dari autogenic inhibisi.10
19
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

Penerapan contract relax stretching Penelitian ini dilakukan di SMK SMSR


juga membantu merileksasikan muscle Ubud Gianyar, Bali. Waktu Penelitian April
dengan efek pumping action yang penting - Mei 2016.
selama stretching karna dapat meningkatkan Penelitian ini menggunakan teknik
aliran darah dan mengulur muscle serta purposive sampling dimana cara
memindahkan atau menyingkirkan secara pengambilan sampelnya berdasarkan seleksi
mekanis as lactat dan zat sisa hasil atau penilaian yang memenuhi kriteria dari
metabolisme lainnya sehingga muscle pemendekan muscle hamstring. Sampel yang
menjadi lebih relax dan meningkatkan dijadikan penelitian diambil dari populasi
fleksibilitas.10 siswa SMK SMSR Ubud Gianyar, Bali.
Alasan penerapan teknik ini adalah Sampel diambil dari populasi disesuaikan
bahwa kontraksi isometrik yang diberikan dengan kriteria inklusi, kriteria eksklusi dan
sebelum stretching dari muscle yang kriteria pengguguran.
mengalami ketegangan akan menghasilkan Penelitian ini dilakukan untuk Untuk
rileksasi sebagai hasil dari autogenic membuktikan Apakah Pelatihan Long
inhibition. Pada contract relax stretching Sitting Hand Up Lebih Baik Dibandingkan
ketika muscle berkontraksi mencapai initial Pelatihan Contract Relax Stretching Untuk
stretch maka kebalikannya stretch reflex Meningkatkan Fleksibilitas Hmastring
membuat muscle tersebut menjadi relaksasi Tightness Siswa SMK SMSR Ubud Gianyar,
(reverse innervation) dimana relaksasi ini Bali. Nilai skala pengukuran fleksibilitas
membantu menurunkan berbagai tekanan hamstring diukur dengan menggunakan Sit
dan siap untuk melakukan peregangan And Reach Test (SRT)
selanjutnya.11
B. Populasi dan Sampel
Sedangkan latihan Long sitting hand Populasi dalam penelitian ini adalah
up Exercise menggunakan aktivasi dari siswa SMK SMSR Ubud Gianyar ,Bali.
muscle postural guna merangsang muscle Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi,
hamstring berkontraksi secara eccentric, eksklusi dan pengguguran secara random
muscle saat berkontraksi secara eccentric dengan teknik random sampling, kemudian
dalam keadaan memanjang setelah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
berkontraksi maksimal maka akan diperoleh kelompok pelatihan I (long sitting hand up)
relaksasi dari muscle hamstring dalam dan kelompok pelatihan II (contract relax
keadaan muscle memanjang.12 stretching).
Tujuan dari penelitian ini adalah: a).
Sampel Penelitian didapat dari rumus
untuk membuktikan efektifitas dari pelatihan Pocock berjumlah 34 orang, yang dibagi
contract relax stretching dalam peningkatan menjadi II kelompok yaitu kelompok
fleksibilitas muscle hamstring yang pelatihan I dan kelompok pelatihan II, yang
mengalami tightness. b). untuk mana setiap kelompok terdiri dari 17 orang.
membuktikan efektifitas dari pelatihan long
sitting hand up dalam peningkatan Kelompok Pelatihan I
fleksibilitas muscle hamstring yang Kelompok Pelatihan I long sitting hand up 3
mengalami tightness. c). untuk membuktikan kali seminggu selama 4 minggu untuk
apakah efektifitas pelatihan long sitting hand mengetahui peningkatan fleksibilitas
up lebih efektif dari contract relax sretching hamstring tightness
dalam meningkatkan fleksibilitas muscle Kelompok Pelatihan II
hamstring yang mengalami tightness. Kelompok Pelatihan II contract relax
stretching diberikan latihan 3 kali seminggu
MATERI DAN METODE selama 4 minggu untuk mengetahui
A. Ruang Lingkup Penelitian peningkatan fleksibilitas hamstring
tightness.
20
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

C. Cara Pengumpulan Data membandingkan rerata nilai selisih


Sebelum diberikan intervensi baik fleksibilitas hamstring pada masing-
kelompok Pelatihan I dan Kelompok masing kelompok dengan menggunakan
pelatihan II, dilakukan terlebih dahulu t-Independent Test.
pengambilan sampel berdasarkan seleksi 6. Persentase peningkatan fleksibilitas
atau penilaian yang memenuhi kriteria dari muscle hamstring pada kedua kelompok.
pemendekan muscle hamstring. Sampel Untuk mengetahui peningkatan prsentasi
diambil dari populasi disesuakian dengan sebelum dan sesudah pelatihan antara
kriteria inklusi, kriteria eksklusi dan kriteria kedua kelompok pelatihan.
pengguguran. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
D. Analisis Data Populasi Sampel pada penelitian ini
Data diolah dengan menggunakan merupakan siswa SMK SMSR Ubud
perangkat lunak komputer dengan SPSS Gianyar, Bali yang mengalami hamstring
versi 17, adapun analisis data yang muscle tightness yang terdiri dari 16 orang
dilakukan antara lain: laki-laki dan 19 orang berjenis kelamin
1. Statistik deskriptif untuk menganilisis perempuan usia antara 17-18 tahun.
jenis kelamin, usia, dan indeks masa Sampel didapat dari hasil kuisioner dan
tubuh (IMT). pemeriksaan berdasarkan pemeriksaan
2. Uji normalitas data dengan Saphiro Wilk fisioterapi yang telah ditentukan
Test, untuk mengetahui data berdistribusi sebelumnya. Sampel dibagi menjadi II
normal atau tidak. Apabila Nilai p lebih kelompok dengan ketentuan acak
besar dari 0,05 (p>0,05). (randomize alocation) untuk dimasukan
3. Uji homogenitas data dengan Leven Test, kekelompok pelatihan I contract relax
untuk mengetahui sebaran data bersifat stretching sebanyak 17 siswa dan pelatihan
homogen atau tidak. Apabila Nilai p II log sitting hand up sebanyak 17 siswa dari
lebih besar dari 0,05 (p>0,05). hasil ke kelompok didapatlah jumlah
4. Uji Hasil uji beda rerata hasil sebanyak 34 siswa dan tidak ada drop out
fleksibilitas hamstring perkelompok selama pelaksanaan peneltian yang
Hasil uji beda digunakan untuk dilaksanakan selama 4 minggu dalam 1
mengetahui dan membandingkan rerata minggu dilakuakn 3 x pelatihan kelompok
hasil fleksibilitas hamstring sebelum dan pelatihan I maupun kelompok pelatihan
sesudah pelatihan antara pelatihan I II.Sebelum pelatihan terlebih dahulu
contract relax stretching dengan dilakukan pengukuran nilai flekssibilitas
pelatihan II long sitting hand up, yaitu muscle hamstring menggunakan sit and
hasil analisis kemaknaan menggunakan reach test begitu juga sesudah pelatihan
uji t-paired (berpasangan) untuk intra diminggu ke 4 terakhir dilakukan dengan
kelompok. Nilai p<0,05 yang artinya pengukuran yang sama. Hasil nilai
bahwa terdapat peningkatan yang pengukuran terakhir yang diambil yaitu pada
bermakna pada fleksibilitas hamstring pemeriksaan akhir di hari berikutnya untuk
5. Uji beda selisih long sitting hand up melihat efek akhir dari nilai fleksibilitas
exercise dan contract relax stretching. yang normal tanpa dilakukan
Uji beda yang dilakukan adalah selisih peenguluran/stretching sebelumnya. Data
karena untuk mengetahui perbedaan data yang diambil dari hasil uji karekteristik
efektivitas peningkatan fleksibilitas berdasarkan usia, jenis kelamin Indeks
secara statistik antar kedua pelatihan. Uji Massa Tubuh (IMT) dan data rerata. Pada
beda selisih antara contract relax Kelompok pelatihan I berjenis kelamin
stretching dan long sitting hand up perempuan lebih banyak dari pada laki-laki
exercise bertujuan untuk (52,9% dibanding 47,1%), rata-rata berusia
21
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

17-18 tahun dengan IMT dalam batas kelompok II p = 0,14 (p > 0,05) sehingga
normal 17,40 kg/cm2. Pada Kelompok II dinyatakan data homogen.
berjenis kelamin perempuan lebih banyak
Tabel 2
daripada laki-laki (24,42%, rata-rata berusia
Hasil uji beda rerata fleksibilitas
17,18 tahun dengan IMT 17,43 kg/cm2.
hamstring perkelompok.
Tabel 2 Pelatihan N Rerata t p
Uji Normalitas dan Homogenitas Data ± SB
P Normalitas Homogenitas Kelompok I 17 21,52
Shapiro WilkTest Levene’s Test sebelum ± 2,66
Hasil
Kel I Kel II P pelatihan -
34,31 0,00
Sebelum 0,54 0,108 0,226 Sesudah 17 32,69
pelatihan
Setelah 0,88 0,948 0,124
pelatihan ± 3,25
pelatihan Kelompok II 17 20,45
Selisih 0,20 0,436 0,14 sebelum ± 3,50
pelatihan -
Untuk mengetahui distribusi sampel 17 36,21 18,27 0,00
penelitian, dilakukan uji normalitas dengan sesudah ± 5,06
menggunakan Saphiro Wilk Test dan pelatihan
homogenitas data dengan Levene Test. Uji
dilakukan terhadap data yang diperoleh pada Hasil uji beda digunakan untuk
ke dua kelompok baik sebelum maupun mengetahui dan membandingkan rerata hasil
setelah pelatihan. Variabel yang diuji adalah fleksibilitas hamstring sebelum dan sesudah
pengukuran Sit And Reach Test (SRT) pelatihan antara pelatihan I contract relax
fleksibilitas hamstring sebelum dan setelah stretching dengan pelatihan II long sitting
perlakuan pada masing-masing kelompok hand up, yaitu hasil analisis kemaknaan
penelitian. menggunakan uji t-paired (berpasangan)
Uji normalitas data didapatkan hasil untuk intra kelompok.
fleksibilitas muscle hamstring sebelum Hasil dari uji beda pelatihan I dan
pelatihan I (0,54) dan sesudah pelatihan I pelatihan II untuk pre test – post test dengan
(0.88) sehingga dinyatakan data berdistribusi nilai (0,00) yang berarti p<0,05 yang artinya
normal. Hasil uji normalitas data selisih bahwa terdapat peningkatan yang bermakna
kelompok pelatihan I p = 0,20 (p > 0,05) pada fleksibilitas hamstring.
sehingga data berdistribusi normal.
Tabel 3
Sedangkan pelatihan II sebelum (0,108) dan
Uji beda selisih long sitting hand up
sesudah pelatihan II (0,948) didapat ke dua
exercise dan contract relax stretching.
kelompok perlakuan sesudah dan sebelum
pelatihan memiliki nilai (p > 0,05), yang Hasil ± SB
berarti berdistribusi normal. Hasil uji Perlakuan Pelatih Pelatihan t P
normalitas data selisih kelompok pelatihan I an I II
p = 0,436 (p > 0,05) sehingga data Sebelum 21,52 ± 20,45 ±
0,99 0,32
berdistribusi normal. 2,66 3,50
Uji Homogenitas data sebelum Sesudah 32,69 ± 36,21 ±
-2.41 0,02
perlakuan kelompok I dan kelompok II p = 3,25 5,06
0,226 (p > 0,05), setelah perlakuan Selisih 11,17 ± 15,75 ±
-4,97 0,00
kelompok I dan kelompok II p = 0,124 (p > 1,34 3,55
0,05), dan selisih perlakuan kelompok I dan

22
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

Uji beda yang dilakukan adalah jenis kelamin laki-laki 8 orang (47,1%)
selisih karena untuk mengetahui perbedaan perempuan 9 orang (52,9%) dan rerata usia
efektivitas peningkatan fleksibilitas secara 17-18 tahun. 17 tahun 12 orang (70,6%) dan
statistik antar kedua pelatihan. Uji beda 18 tahun 5 orang (29,4%) dan dengan nilai
selisih antara Contract Relax Stretching dan IMT (17,40 ± 0,99), pada kelompok contra
Long Sitting Hand Up Exercise bertujuan relax stretching nilai rerata SRT sebelum
untuk membandingkan rerata nilai selisih perlakuan sebesar (21,52)cm menjelaskan
fleksibilitas hamstring pada masing-masing bahwa siswa yang mengalami gangguan
kelompok dengan menggunakan t- hamstring muscle tightness. Sesuai
Independent Test. klasifikasi peneilaian SRT bahwa apabila
Dari hasil uji beda yang dilakukan individu dengan usia 15-19 tahun terdapat
menunjukkan bahwa fleksibilitas muscle nilai SRT <23cm maka dinyatakan individu
hamstring sebelum pelatihan antara kedua tersebut memiliki nilai fleksibilitas
kelompok pelatihan memiliki nilai p (0,32) hamstring yang “buruk’’.
yang berarti (p>0,05), sedangkan setelah Setelah diberikan pelatihan contract
pelatihan memiliki nilai p (0,02) yang berarti relax stretching kepada penderita HMTs
(p<0,05). Hal ini berarti bahwa rerata data nilai SRT menunjukan peningkatan dengan
fleksibilitas muscle hamstring sebelum nilai (32,9)cm dengan nilai p=(0,00) yang
pelatihan antara kedua kelompok tidak berarti (p<0,05) hal ini menggambarkan
berbeda bermakna. rerata individu pada kelompok pelatihan
Dengan demikian fleksibilitas contract relax stretching memiliki nilai
muscle hamstring sebelum pelatihan klasifikasi fleksibilitas muscle hamstring
sebanding. Sedangkan perbedaan “cukup baik” dinyatakan bahwa contract
fleksibilitas muscle hamstring sesudah relax stretching dapat meningkatkan
pelatihan berbeda bermakna, berarti fleksibilitas muscle hamstring tightness.
perbedaan hasil akhir yang disebabkan oleh Contract Relax stretching merupakan
perbedaan tipe perlakuan. Dari uji beda tehnik pelatihan dimana muscle
selisih didapat nilai p (0,00) yang berarti dikontraksikan secara isometrik sampai batas
(p<0,05) hal ini menunjukan terdapat awal nyeri, disini muscle target yang
perbedaan peningkatan fleksibilitas muscle dikontraksikan adalah muscle agonis sampai
hamstring antra kelompok I dan kelompok batas kontraksi optimal atau submaksimal
13
II. lalu relax dan strecth dengan kecepatan
Persentase peningkatan fleksibilitas rendah untuk menghindari stretch reflex dari
muscle hamstring pada kedua kelompok. muscle agonist dan klien disuruh melakukan
Setelah pelatihan selama 4 minggu yang kontraksi isometric muscle hamstring
dilakukan dilapangan Ubud Gianyar Bali dimana gerakan menekuk lutut, tetapi tetap
terjadi perbedaan peningkatan dan ditahan oleh terapis sehingga tidak terjadi
persentase, rerata peningkatan fleksibilitas gerakan fleksi lutut selama 7-15 detik dan
hamstring pada kedua kelompok sebelum klien diminta untuk inspirasi.14
dan sesudah pelatihan kelompok I. Sebelum Kemudian diikuti gerakan rileksasi
(21,75), sesudah (32,69) selisih peningkatan selama 2-3 detik yang benar-benar disadari
(10,94) x 100% = 53%. Sedangkan oleh klien sambil melakukan ekspirasi
kelompok II sebelum dan sesudah pelatihan. panjang. Gerakan diteruskan dengan terapis
Sebelum (20,45), sesudah (36,21) memberikan stretching muscle hamstring
selisih peningkatan (15,76) x 100% = 77%. sehingga selama 10-15 detik kemudian
Pelatihan ini menunjukkan bahwa istirahat 20 detik, tindakan tadi dilakukan
peningkatan prsentase kelompok I lebih sebanyak 10 kali pengulangan.14
kecil dari pada kelompok II. Pada kelompok Contract relax stretching dipakai
pelatihan I contract relax stretching dengan untuk memperbaiki elastisitas dan
23
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

meningkatkan rang of motion melalui individu dengan usia 15-19 tahun terdapat
autogenic inhibisi dan reciprocal inhibisi nilai SRT <23cm maka dinyatakan individu
untuk memfasilitasi activasi dari golgi tersebut memiliki nilai fleksibilitas
tendon organs dan muscle spindle mengirim hamstring yang “buruk’’.
pesan ke spinal cord agar muscle Setelah diberikan pelatihan long
diperintahkan.15 sitting hand up kepada penderita HMTs nilai
Adapun tujuan pemberian contract SRT menunjukan peningkatan dengan nilai
relax stretch adalah untuk (36,21)cm sehingga hal tersebut menjelaskan
memanjangkan/mengulur struktur jaringan bahwa penderita HMTs pada kelompok long
lunak (soft tissue), seperti muscle, fasia sitting hand up meningkat dengan klasifikasi
tendon dan ligamen yang memendek secara fleksibilitas muscle hamstring “baik” serta
patologis sehingga dapat meningkatkan hasil uji statistik menunjukan nilai p = 0,00
lingkup gerak sendi dan mengurangi nyeri (p<0,5) dengan ini pelatihan long sitting
akibat spasm pemendekan muscle/akibat hand up disimpulkan dapat meningkatkan
fibrosis.16 fleksibilitas muscle hamstring tightness.
Contract relax stretching Auto stretching long sitting hand up
diaplikasikan untuk memperbaiki elastisitas adalah suatu latihan peregangan yang
atau fleksibilitas jaringan kontraktil sehingga dilakukan secara aktif oleh pasien dengan
meningkatkan range of motion dan juga prinsip aktivasi muscle postural guna
efective memperbaiki stability bagian medial merangsang muscle hamstring berkontraksi
dan lateral muscle hamstring9. Kontraksi secara eccentric degan adanya kontraksi
isometrik pada muslce target yang di isotonik akan membantu menggerakkan
treatment secara contract relax stretching stretch reseptor dari spindel muscle untuk
akan membantu menggerakkan stretch segera mengulur panjang muscle yang
reseptor dari muscle spindle untuk maksimal16. Golgi tendon organ akan
mensesuaikan panjang muscle maksimal dan terlibat dan menghambat ketegangan muscle
juga menghasilkan relaksasi sebagai hasil bila muscle sudah mengulur maksimal
dari autogenic inhibisi penerapan contract sehingga muscle dapat dengan mudah
relax stretching juga membantu dipanjangkan, auto stretching merupakan
merileksasikan muscle dengan efek pumping stretching yang efektif karena berpengaruh
action yang penting selama stretching terhadap semua muscle yang membatasi
karena dapat meningkatkan aliran darah dan gerakan16.
mengulur muscle serta memindahkan atau Pelaksanaan auto stretching
menyingkirkan secara mekanis as lactat dan didalamnya tidak terdapat risiko over stretch
zat sisa hasil metabolisme lainnya sehingga atau kerobekan pada muscle stretching
muscle menjadi lebih relax dan karena dilakukan secara perlahan dan
meningkatkan fleksibilitas. lembut. Hal ini dapat terjadi karena pada
Pada kelompok pelatihan II long saat diberikan auto stretching serabut muscle
sitting hand up dengan jenis kelmin laki-laki tertarik penuh sepanjang sarcomere,
8 orang (47,1%) perempuan 9 orang sehingga dapat membantu meluruskan
(52,9%) dan rerata usia 17-18 tahun. 17 kembali serabut muscle yang mengalami
tahun 13 orang (76,5%) dan 18 tahun 4 abnormal cross link pada muscle yang
orang (23,5%) dan dengan nilai IMT (17,43 memendek.
± 1,13), pada kelompok long sitting hand up Pelatihan Long Sitting Hand Up
nlai rerata SRT sebelum perlakuan sebesar Exercise Lebih Baik Daripada Contract
(20,45)cm menjelaskan bahwa siswa Relax Stretching. Hasil dari analisis statistik
hamstring muscle tightness mengalami menunjukkan bahwa pelatihan II Long
gangguan fleksibilitas otot hamstring. Sesuai Sitting Hand Up Exercise memiliki dampak
klasifikasi peneilaian SRT bahwa apabila positif pada penguluran muscle hamstring
24
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

dari pada pelatihan I Contrat Relax tidak terfiksasi secara maksimal sehingga
Stretching, metode pelatihan ini dilakukan pergerakan waktu dilakukannya penguluran
secara aktif oleh individu dimana latihan kemungkinan besar terjadinya reaksi stretch
awal, terapis memberikan contoh gerakan reflek yang lebih besar dibandingkan latihan
yang akaan dilakukan dan kemudian long sitting hand up, kemudian dengan
menginstruksikan kepada individu yang pelatihan pasif juga memungkinkan akan
akan diterapi. terjadinya cedera otot lebih tinggi
Pertama posisi klien dalam keadaan dikarenakan pergerakan latihan dari contra
duduk dilantai dengan kedua tungkai dalam relax stretching apabila tidak dilakuakn yang
keadaan lurus knee full ekstensi, kemudian ahli dibidangnya dapat mengakibatkan
diinstruksikan untuk menggapai tangan overstretch yang berakibat kerobekan dan
keatas setinggi mungkin/full plexi shoulder kerusakan pada jaringan yang akan diulur.
dengan diikuti plantar plekxi angkle dalam
keadaan postur tetap tegap dan dalam SIMPULAN
kontrol terapis dan dilakukan sebanyak 10x Dari pembahasan diatas dapat
pengulangan. disimpulkan sebagai berikut: (1) Pelatihan
Long Sitting Hand Up Exercise Contract Relax Stretching dapat
berfokus pada peregangan group muscle meningkatkan fleksibilitas hamstring muscle
yang berada dibelakang terutama hamstring tightness pada Siswa SMK SMSR Ubud
muscle, dimana origo dari pada muscle Gianyar. (2) Pelatihan Long Sitting Hand Up
tersebut telah terfiksasi pada lantai sehingga Exercise dapat meningkatkan fleksibilitas
peregangan pada hamstring lebih optimal. hamstring muscle pada Siswa SMK SMSR
Secara neourofisiologi pada saat stretch Ubud Gianyar. (3) Pelatihan Long Sitting
force diaplikasikan pada muscle-tendon Hand Up Exercise lebih baik meningkatkan
maka afferent yang pertama dan kedua akan fleksibilitas hamstring muscle tightness pada
mengalami perubahan perpanjangan baru Siswa SMK SMSR Ubud Gianyar
kemudian mengaktifkan extrafusal muscle dibandingkan Contract Relax Stretching.
fiber melalui alpha motor neuron ke spinal
cord, dengan begitu dapat mengaktifkan DAFTAR PUSTAKA
stretch reflek dan meningkatkan muscle pada 1. Kisner C., Lynn, AC. 2007. Therapeutic
saat dilakukan peregangan1. Exercise Foundations and Techniques.
Dengan pelatihan aktif dan 5th edition. USA. F. A. Davis Company.
terfiksasinya origo muscle hamstring pada 2. Nelson AG., Kokkonen, J. 2007.
lantai dalam peregangan yang dilakukan Stretching Anatomy. USA: Human
secara kontraksi isotonik yang juga dapat Kinetic.
membantu menggerakkan stretch reseptor 3. Banaeifar, A., Rash, M., Sokhsngoiee,
dari muscle spindle untuk segera mengulur Y. 2013. The correlation of SRT test
panjang muscle secara maksimal sehingga and the hips joint’s goniometer angle
otot akan lebih mudah untuk dilakukan index in terms of measuring the
penguluran. Pada saat dilakukan latihan aktif hamstring muscle’s length in
long sitting hand up yang origo muscle Kraj’sPrimary school students. Sport
sudah terfiksasi dengan lantai maka dapat Studies Vol. 3 No. 12: 1307-1312.
juga meminimalkan stretch reflek hasil dari 4. Witvrouw, E., Daneels, L., Asselman,
extrafusal fiber yang melalui alpha motor P., D’Have, T., Cambier, D. 2003.
neouron ke spinal cord yang dapat Muscle Flexibility as a Risk Factor for
menigngkatkaan ketegangan saat dilakukan Developing Muscle Injures in Male
penguluran. Fropesional Soccer Players. American
Sedangkan Metode pelatihan Jurnal of Sport Medicine. Vol. 31, No.
contract relax stretching origo dari muscle 1: 41-46.
25
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 17-26

5. Weerasekara, I., Kumari, I., Journal Sport Physical Therapy. Vol.


Weerarathna, N. 2013. The prevalence 79. No. 1: 113-114.
of hamstring tightness among the male 14. Appleton, BD. 1998. Stretching and
athletes of university of peradeniya in flexibility everything you never wanted
2010. International Journal to. diakses tanggal 25 januari 2016 dari
Physiotherapy Medicine Rehabilitation http://www.cmcrossroads.com/bradapp/
Vol.1: 1-2. docs/rec/stretching/.
6. Marr, M., Baker, J., Lambon, N. 2011. 15. Nagarwal, AK., Zutshi, K., Ram, CS.
The Effects Of The Bowen Technique 2010. Improvement Of Hamstrings
On Hamstring Flexibility Over Time : Flexibility: A Comparison Between
A Randomised Controlled Trial. Two PNF Technique. International
Bodywork and Movement Therapies. Journal Sport Sciences And
(15) : 281-290. Engineering. Vol. 4. No. 1: 25- 33.
7. Caroline, K., Allen, CL. 2007. 16. Adler, SS., Beckers, D., Buck, M. 2008.
Therapeutic Exercise Foundation and Techniques. PNF in Practice. 3th
Techniques. Philadephia: FA. Davis. edition. Germany: Springer Medizin
8. Hindle, KB., Whitcomb, TJ., Briggs, Verlag Heidelberg.
WO. 2012. Proprioseptive
Neuromuscular Facilitation: Its
Mechanisms And Effects On Range Of
Motion And Muscular Function. Human
Kinetics (31) : 105-113.
9. Edwin, R. 2012. Contra Relax
Stretching Effective to Improve Medial
and Lateral Stability of Hamstring
(Disertation). Karnataka: Rajiv Ghandi
University of Health Science Banglore.
10. Sugijanto, Bunadi. 2006. Perbedaan
Pengaruh SWD dan CRS dengan SWD
dan Transver friction terhadap
menurunkan Nyeri Myofacialis Otot
Levator Scapula. Jurnal Fisioterapi
Indonusa.
11. Wismanto. 2011. Pelatihan Metode
Active Isolated Stretching Lebih Efektif
Daripada Contract Relax Stretching
Dalam Meningkatkan Fleksibilitas Otot
Hamstring. Jurnal Fisioterapi. Vol. 11:
77-95.
12. Gago, S., Lesmana, SI., Muliarta. 2013.
Peningkatan fleksibilitas otot Hamstring
Pada Pemberian Myofacial Release And
Latihan Auto Stretching Sama Dengan
Latihan Stretching Konvensional.
Jurnal Fisioterapi Universitas
Udayana: 1-11.
13. Phage, P. 2012. Current Concepts In
Muscle Stretching For Exercise And
Rehabilitation. The Intenational
26

Anda mungkin juga menyukai