NAULI MARINA
OKUPASI TERAPI
FAKULTAS PROGRAM VOKASI
DEPOK, SEPTEMBER 2016
Mengapa okupasi terapi perlu mempelajari ini?
Menurut saya okupasi terapi perlu mempelajari kekuatan otot, agar saat nanti telah
bekerja kita lebih dapat berhati-hati sebelum menangani pasien. Sebelum nya kita
harus mengetahui semua tentang keadaan pasien termasuk keadaan fisik yatu
kekuatan otot pasien. Kita harus mengetahui riwayat penyakit pasien agar kita
dapat memberikan terapi yang sesuai dengan keadaan pasien. Setelah kita
mengetahui riwayat peyakit pasien kita memberikan terapi latihan fisik sesuai
dengan teori yang ada di materi ini. Agar tidak terjadi suatu hal yang tidak
diinginkan. Sebab tanggung jawab petugas medis sangat besar karena
berhubungan dengan manusia baik kesehatan ataupun nyawa.
Kekuatan otot
Kekuatan otot adalah kapasitas otot untuk mengatasi suatu beban. Menurut
Depkes RI (1994), kekuatan otot merupakan tenaga atau gaya atau tegangan yang
dapat dihasilkan otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi maksimal.
Pada lansia seiring dengan bertambah nya usia, massa dan ukuran otot akan
berkurang. Hal ini disebabkan berkurang nya jumlah protein dan juga karena
berkurang nya jumlah dan besar serabut-serabut otot. Perubahan otot pada
manusia dimulai pada dekade keempat kehidupan dan menyebabkan kelemahan
dan cacat (Nair, 2005). Penurunan massa otot setiap individu berbeda-beda. Hal
ini di karenakan adanya beberapa faktor yang berpengaruh terhadap massa otot.
Kekuatan otot di pengaruhi oleh serabut otot. Serabut otot diklasifikasikan sebagai
serat slow-twitch or fast-twitch sesuai dengan kekuatan, kecepatan kontraksi, dan
sumber energi.
Serat otot slow-twitch relatif tahan terhadap kelelahan, tetapi mereka tidak
berkontraksi secepat atau sekuat serat fast-twitch. Sistem energi utama
adalah aerobic (oksidatif) dan serat otot biasa nya berwarna kemerahan.
Serat otot fast-twitch akan berkontraksi lebih sering dan tegas dari serat
lambat-kedutan tapi kelelahan lebih cepat. Meskipun oksigen penting
dalam system energy yang bahan bakar serat berkedut cepat, mereka lebih
mengandalkan anaerob (nonoksidatif) metabolisme daripada serat slow
twitch. Serat fast twitch biasanya warna putih.
Motor Units
Untuk mengerahkan kekuatan, otot merekrut satu atau lebih umit ,otor
untuk berkontraksi. Sebuah unit motor terdiri dari saraf yang terhubung ke
sejumlah serat orot. Jumlah serat otot dalam suatu unit motor bervariasi
dari dua sampai ratusan. Unit motorik kecil mengandung serat slow-twitch,
sedangkan unit motorik besar mengandung serat fast-twitch. Jumlah unit
motorik yang direkrut tergantung dari kekuatan yang diperlukan.
Latihan kekuatan meningkatkan kemampuan tubuh untuk merekrut
bermotor unit, yang disebut fenomena muscle learning, yang akan
meningkatkan kekuatan bahkan sebelum ukuran otot meningkat. Ini
merupakan perubahan yang terjadi dan keuntungan dari latihan kekuatan.
Gender
Pada laki-laki mempunyai lebih banyak otot karena ukuran otot
dipengaruhi oleh adanya hormone testosterone. Semakin besar ukuran
otot, semakin besar pula kekuatan otot tersebut.
Panjang tangan atau kaki
Orang dengan ukuran tangan atau kaki yang lebih pendek,
mempunyaikeuntungan mekanis sehingga dapat menahan beba lebih lama
dibandingkan dengan orang yang mempunyai ukuran tangan atau kaki
yang lebih panjang.
Panjang otot
Orang yang memiliki ukuran otot lebih panjang akan memiliki
kemungkinan potensi yang lebih untuk mengembangkan ukuran dan
kekuatan ototnya dibandingkan dengan orang dengan ukuran otot yang
lebih pendek.
Umur
Perkembangan otot yang paling signifikan terjadi pada umur anatar 10-20
tahun. Hal ini harus didukung dengan latihan kekuatan yang progresif.
Terdapat tiga macam tes pengukuran dalam mengukur kekuatan otot menurut
Kementerain Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani tahun
2010, yakni meliputi :
Latihan meliputi kontraksi aktif dan relaksasi otot. Latihan dapat diklasifikasikan
berdasarkan tipe kontraksi otot.
Kontraksi Otot
1. Latihan isotonik
Merupakan latihan pada otot yang pendek yang menghasilkan kontraksi
otot dan pergerakan aktif. Termasuk dalam latihan ini adalah berlari, jalan,
berenang, bersepeda, dan aktivitas lain termasuk aktivitas dalam ADL.
Latihan isotonik meningkatkan tonus, massa dan kekuatan otot serta
memelihara fleksibilitas sendi dan sirkulasi darah. Selama latihan isotonik,
denyut jantung dan kardiak output meningkat dengan cepat untuk
meningkatkan sirkulasi darah ke semua area tubuh.
2. Latihan isometrik
Merupakan latihan dengan kontraksi otot tanpa pergerakan sendi (tidak
ada perubahan panjang otot). Latihan isometrik dapat meningkatkan
ketegangan otot, tetapi tidak menambah ukuran otot. Tidak terjadi
pergerakan otot dan sendi selama latihan dilakukan. Latihan isometrik
sedikit meningkatkan denyut jantung dan kardiak output, tetapi tidak
meningkatkan secara khusus aliran darah ke bagian tubuh tertentu.
4. Latihan aerobic
Merupakan latihan dimana sejumlah oksigen yang diambil dari dalam
tubuh lebih banyak dibandingkan dengan oksigen yang digunakan untuk
latihan. Latihan aerobic menggunakan kelompok otot besar yang
digerakkan berulang-ulang.
5. Latihan anaerobic
Merupakan latihan dimana aktivitas otot tidak dapat menarik sejumlah
oksigen dari prmbuluh darah, sehingga menggunakan mekanisme
anaerobic untuk mendapatkan energy dalam jangka waktu yang pendek.
Untuk mencegah dampak penurunan kekuatan otot pada usila, perlu dilakukan
latihan kekuatan otot yang bisa di mulai sejak usia muda. Pada sebagian orang
yang tidak melakukan latihan kekuatan otot sejak usia muda, dapat mulai
melakukan nya saat pra usia lanjut yaitu usia 45 hingga 55 tahun.
Seperti latihan aerobik, latihan kelenturan, latihan keseimbangan dan juga latihan
koordinasi. Sebelum melakukan latihan tersebut, perlu dilakukan persiapan yang
berkaitan dengan keadaan kesehatan dan kebugaran tubuh yang disebut dengan
Evaluasi Pre Partisipasi (EPP) yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, dan tes
kinerja otot.
Evaluasi Pre Partisipasi (EPP)
1. Anamnesa
Pada melakukan anamnesa sebaiknya menggunakan kuesioner yang
berisikan identitas, aktivitas fisik harian, riwayat penyakit, PAR-Q, riwayat
latihan dan riwayat penggunaan obat-obatan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah seseorang usila mempunyai kontraindikasi dalam
mengikuti program latihan yang akan diberikan.
2. Pemeriksaan fisik
Hal ini bertujuan untuk menilai kemampuan fungsional dan hal-hal yang
dapat menghambat gerakan latihan. Pemeriksaan tersebut meliputi
pemeriksaan fisik umum, komposisi tubuh dan ruang lingkup sendi.
- Bodyweight exercise
- Elastic resistance exercise
Pendinginan (cooling down) setelah latihan selama 5 menit yang sama seperti
gerakan pemanasan. Seperti;
Cahyati , Yanti . 2011 . Perbandingan Latihan Rom Unilateral Dan Latihan Rom
Bilateral Terhadap Kekuatan Otot Pasien Hemiparese Akibat Stroke Iskemik Di
RSUD Kota Tasikmalaya Dan RSUD KAB. Ciamis. Depok : Universitas
Indonesia.