Anda di halaman 1dari 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL, JUMLAH ANAK, JARAK KEHAMILAN


DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
DI BPM TITIK HARININGRUM, KOTA MADIUN

Eny Qurniyawati1), Bisma Murti2), Didik Tamtomo3)


Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana UNS

enyqur@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Kehamilan tidak diinginkan menjadi penyebab utama kejadian


abortus tidak aman di Indonesia. Dampak yang dihasilkan dapat berupa kematian,
lahir cacat dan masalah kesehatan lainnya (WHO, 2010). Sedangkan penyebab
kematian tidak l yaitu hamil terlalu muda
usia (<16 tahun), hamil terlalu sering (jumlah anak lebih dari 3), hamil terlalu tua usia
(>35 tahun) dan hamil terlalu dekat (jarak anak < 2 tahun). Untuk itu tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan hubungan usia ibu hamil, jumlah anak, jarak kehamilan
dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan di BPM Titik Hariningrum, Kota Madiun.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di BPM Titik Hariningrum, teknik sampling menggunakan
purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi square (X2), karena variabel
yang dianalisis berupa data kategori. Pada analisis multivariat, uji statistik yang
digunakan adalah uji regresi logistik ganda.
Hasil: Penelitian menunjukkan ada hubungan secara statistik signifikan antara usia ibu
hamil dengan kehamilan tidak diinginkan (OR: 5,54; CI 95% = 1,28-24,08, p = 0,022).
Ibu dengan usia hamil masuk kategori risiko tinggi memiliki risiko 5,54 kali lebih tinggi
kehamilannya tidak diinginkan dibandingkan usia risiko rendah. Ada hubungan secara
statistik signifikan antara jumlah anak dengan kehamilan tidak diinginkan (OR: 4,58;
CI 95% = 1,14-18,39, p = 0,032). Ibu dengan jumlah anak lebih dari sama dengan 2
anak memiliki risiko 4,58 kali lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah anak kurang
dari 2. Ada hubungan secara statistik signifikan antara jarak kehamilan dengan
kehamilan tidak diinginkan (OR: 12,05; CI 95% = 2,71-54,50, p = 0,001). Ibu dengan
jarak kehamilan kurang dari 3 tahun memiliki risiko 12,05 kali lebih tinggi
dibandingkan lebih dari 3 tahun.
Kesimpulan: Ada hubungan secara statistik signifikan antara usia ibu hamil, jumlah
anak dan jarak kehamilan dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan.

Kata Kunci : usia ibu hami, jumlah anak, jarak kehamilan, kehamilan tidak diinginkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL, JUMLAH ANAK, JARAK KEHAMILAN


DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
DI BPM TITIK HARININGRUM, KOTA MADIUN

Eny Qurniyawati1), Bisma Murti2), Didik Tamtomo3)


Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana UNS

enyqur@yahoo.com

ABSTRAK

Background: Unwanted pregnancy is a major cause of unsafe abortion in Indonesia.


The resulting impact can be a death, birth defects and other health problems (WHO,

that are pregnant too young age (< 16 years old), pregnant too often (number of living
children more than 3), pregnant age is too old (> 35 years old), and pregnant too close
(distance for pregnant < 2 years). The purpose of this study is to describe the correlation
of the pregnancy women aged, number of living children and distance pregnancy with
unintended pregnancies in BPM Titik Hariningrum, Madiun City.
Subjects and Methods: This research type is a quantitative analytical observasional and
it applies cross-sectional approach. The research population consisted of all pregnant
women who checkups in BPM Titik Hariningrum, Madiun City. The sampling technique
is using purposive sampling. Bivariat analysis aims to look at the relationship of
independent variables (the pregnancy women aged, number of living children and
distance pregnancy) with the dependent variable (unintended pregnancies), the test used
chy square test (X2), because the variables analyzed in the form of categorical data. In
multivariate analysis of the statistical test used was multiple logistic regression.
Results: The research found that statisticall and significant between pregnancy women
aged with unintended pregnancy (OR: 5,54; CI 95% = 1,28-24,08, p = 0,022). Mother
with child-bearing age in the category of high risk had a 5,54 times higher risk of
pregnancy unwanted states. There is a significant association between maternal number
of living children with unintended pregnancy (OR: 4,58; CI 95% = 1,14-18,39, p =
0,032). Mother who had more than 2 children has 4,58 time higher risk compared to
those mother who has less 2 children. There is a significant association between distance
pregnant with unintended pregnancy (OR: 12,05; CI 95% = 2,71-54,50, p = 0,001).
Mother who had distance pregnant less than 3 years has 12,05 time higher risk
compare to those mother who had more than 3 years.
Conclusion: There are significant and statistic between the pregnancy women aged,
number of living children and distance pregnancy with unintended pregnancies.

Keyword: the pregnancy women aged, number of living children, distance pregnancy
and unintended pregnancies

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN kematian tidak langsung pada ibu


United Nations Millenium Development adalah “Empat Terlalu” dan “Tiga
Goal Region (2010) menyatakan jumlah Terlambat”. Maksud dari ”Empat
AKI masih pada angka 210 per 100.000 terlalu” adalah hamil terlalu muda usia
kelahiran hidup atau setara dengan (< 16 tahun), hamil terlalu sering
jumlah 287.000 tiap tahunnya, dimana (jumlah anak lebih dari 3), hamil terlalu
angka ini masih jauh dari target 110 tua usia ( > 35 tahun) dan hamil terlalu
per kelahiran hidup, meskipun dekat (jarak anak <2 tahun).
mengalami penurunan dari 307 per Hasil penelitian Hanifa (2005)
kelahiran hidup di tahun 2007. Hal ini berdasarkan status demografi,
berarti seorang ibu meninggal hampir kehamilan tidak terencana terjadi pada
setiap hari sekitar 800 wanita yang usia perkawinan dengan usia muda (16-
disebabkan oleh komplikasi kehamilan 20 tahun) (51,7%), lama perkawinan
dan persalinan, termasuk diantaranya yang kurang dari 10 tahun (42,5%),
perdarahan setelah persalinan, infeksi, anak antara 1 s/d 2 (41,9%). Dari semua
hipertensi, dan aborsi tidak aman kejadian kehamilan tidak direncanakan,
(WHO, 2010) 6,71% diantaranya sengaja digugurkan.
Berdasarkan Laporan Kematian Kejadian kehamilan yang tidak
Ibu (LKI) Kabupaten/Kota se Jawa direncanakan itu bisa dipahami sebagai
Timur oleh Dinkes Jatim (2012), AKI di keterbatasan pengetahuan perempuan
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 tentang kesehatan reproduksi dan
sampai dengan tahun 2011 ada terutama terhadap perencanaan dan
kecenderungan meningkat. Kalau pada pencegahan kehamilan. Para ibu
tahun 2006 ada 72 per 100.000 sebenarnya bisa memperoleh
kelahiran hidup sedangkan pada tahun pengetahuan tersebut diberbagai pusat
2011 pada angka 104,3 per 100.000 pelayanan kesehatan, karena
kelahiran hidup. Bila dibandingkan Pemerintah sudah mengembangkan
dengan target MDGs sebesar 102 per posyandu, bidan desa. Puskesmas.
100.000 kelahiran hidup, maka kondisi Namun para ibu ini belum
tersebut sudah mendekati target. memanfaatkan secara maksimal untuk
Berdasarkan Laporan Kematian Ibu memperoleh pengetahuan tentang
(LKI) Kabupaten/Kota se Jawa Timur pencegahan untuk penjarangan.
jumlah kematian ibu adalah 627 kasus. Berdasarkan masih tingginya
Penyebab langsung kematian ibu antara frekuensi kehamilan tidak diinginkan di
lain pendarahan, pre/eklamsia, partus Jawa Timur yang menduduki peringkat
lama, komplikasi aborsi dan infeksi kedua dari seluruh provinsi di
(Kementerian Kesehatan RI, 2009). Indonesia dan dari hasil studi
Sementara itu yang menjadi penyebab pendahuluan disalah satu kabupaten

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

wilayah Jawa Timur yaitu Madiun yang Barret membuat tiga definisi
dilakukan di bidan praktek mandiri besar terhadap arti kehamilan tidak
wilayah kota Madiun didapatkan dari diinginkan, yaitu:
10 ibu hamil, didapatkan 4 kehamilan 1) Terkait dengan perasaan atau
yang tidak direncanakan/diinginkan, tindakan terhadap kehamilan.
dengan jumlah anak > 2, dan usia ibu Artinya, kehamilan tidak diinginkan
di atas 30 tahun dan jarak anak dengan didefinisikan sebagai kehamilan
yang kehamilan sekarang di atas 3 yang berakhir dengan tindakan
tahun. Jumlah tersebut masih aborsi, tidak menginginkan adanya
dikatakan tinggi untuk kejadian anak atau bayi, tidak bahagia dengan
kehamilan tidak diinginkan, dimana hal kehamilan, serta adanya keraguan
tersebut sebagai penyumbang kasus terhadap perasaan menginginkan
aborsi. Berdasarkan data dan fenomena atau tidak menginginkan kehamilan.
yang telah dipaparkan, hal ini menjadi 2) Terkait dengan respon emosional.
dasar peneliti tertarik untuk Artinya, kehamilan tidak diinginkan
menganalisis hubungan usia ibu hamil, berkaitan dengan istilah paksaan
jumlah anak, dan jarak kehamilan dan anak yatim piatu.
dengan kejadian kehamilan tidak 3) Terkait dengan masalah konsepsi.
diinginkan (KTD) diwilayah kota Kehamilan tidak diinginkan terjadi
Madiun. akibat pemerkosaan, melakukan
Menurut kamus istilah program hubungan seksual tanpa
keluarga berencana, kehamilan tidak mempedulikan konsekuensinya.
diinginkan adalah kehamilan yang Sedangkan pengertian
dialami oleh seorang perempuan yang „diinginkan‟ menurut Barret sama
sebenarnya belum menginginkan atau dengan direncanakan atau merupakan
sudah tidak menginginkan hamil konsekuensi dari perencanaan.
(BKKBN, 2007). Terdapat empat kriteria jika sebuah
Kehamilan tidak diinginkan juga kehamilan diinginkan, yaitu:
didefinisikan sebagai kehamilan yang 1) Menyatakan bahwa mereka memiliki
terjadi pada saat tidak menginginkan tujuan yang jelas untuk hamil.
anak sama sekali atau kehamilan yang 2) Tidak menggunakan kontrasepsi
diinginkan tetapi tidak pada saat agar menjadi hamil.
itu/mistimed pregnancy, sedangkan 3) Didiskusikan dan disepakati oleh
kehamilan digambarkan sebagai pasangan untuk hamil.
kehamilan yang diinginkan jika 4) Melakukan persiapan gaya hidup
kehamilan tersebut terjadi pada waktu dan persiapan waktu yang tepat,
yang tepat atau setelah berkeinginan seperti untuk menikah dan atau
untuk hamil (Santelli, 2003). mendapat pekerjaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

Menurut PKBI (1998), banyak Habsjah (2004) dalam studi


alasan yang dikemukakan mengapa kualitatif mengenai unsafe abortion
kehamilan tidak diinginkan sebagai mengungkapkan hasil temuannya
berikut; mengenai alasan terjadinya kehamilan
1) Penundaan dan peningkatan usia tidak diinginkan pada wanita dewasa
perkawinan, dan semakin dininya menikah, yaitu:
usia menstruasi pertama (menarche). 1) Anak sudah banyak, suami jarang
Usia menstruasi yang semakin dini kerja dan sering mabuk.
dan usia kawin yang semakin tinggi 2) Informan masih dalam kontrak
menyebabkan „masa-masa rawan‟ kerja.
semakin panjang. Hal ini terbukti 3) Ketika informan dalam masa subur,
dengan banyaknya kasus hamil suami selalu tidak mau dan tidak
diluar nikah. pernah mau pakai kondom.
2) Ketidaktahuan atau minimnya 4) Umur informan sudah tua dan anak
pengetahuan tentang perilaku sudah cukup.
seksual yang dapat mengakibatkan 5) Tidak boleh hamil anak keempat
kehamilan. karena sudah tiga kali operasi
3) Tidak menggunakan alat caesar.
kontrasepsi, terutama untuk 6) Suami tidak bersedia menerima
perempuan yang sudah menikah. kehamilan lagi walaupun anak baru
4) Kegagalan alat kontrasepsi. satu.
5) Kehamilan yang diakibatkan oleh 7) Jarak antara anak terlalu dekat.
pemerkosaan. 8) Suami baru PHK, dan sering sakit
6) Kondisi kesehatan ibu yang tidak sedangkan gaji istri kecil.
mengizinkan kehamilan. 9) Tidak sanggup menanggung anak
7) Persoalan ekonomi (biaya untuk tambahan.
melahirkan dan membesarkan anak). Berbagai akibat yang mungkin
8) Alasan karir atau masih sekolah dapat ditimbulkan oleh kehamilan
(karena kehamilan dan konsekuensi tidak diinginkan, antara lain (PKBI,
lainnya yang dianggap dapat 1998):
menghambat karir atau kegiatan 1) Kehamilan tidak diinginkan dapat
belajar). mengakibatkan lahirnya seorang
9) Kehamilan karena incest (hubungan anak yang tidak diinginkan
seksual antara yang masih sedarah). (unwanted child).
10) Kondisi janin yang dianggap cacat 2) Memicu terjadinya pengguguran
berat atau berjenis kelamin yang kandungan (aborsi).
tidak diharapkan. Beberapa penelitian yang pernah
dilakukan terhadap kejadian kehamilan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

tidak diinginkan sebagai berikut: lebih dari 3 orang, berusia lebih dari 35
Adhikari et al (2009) di Nepal tahun, berada pada kelompok sosial
mengatakan bahwa lebih dari 41 % ekonomi kuintil 2, memiliki
kehamilan yang terjadi merupakan pengetahuan yang baik mengenai alat
kehamilan yang tidak diinginkan. kontrasepsi, memiliki akses ke
Kejadian kehamilan tidak diinginkan pelayanan kesehatan dan menikah
meningkat sejalan dengan pertama kali pada usia kurang dari 20
bertambahnya umur, memiliki tahun. Sedangkan Nuryati (2000)
pengetahuan yang kurang mengenai KB, penelitian di Brebes, Jawa Tengah
buta huruf, menikah pertama kali pada mengatakan kehamilan tidak
umur kurang dari 16 tahun, tidak diinginkan dipengaruhi oleh jumlah
bekerja dan hidup didaerah pedesaan. anak hidup dan pendidikan.
Santelli et al (2003) yang Istilah usia adalah lama waktu
melakukan penelitian di Amerika hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
Serikat tahun 1994 menemukan bahwa diadakan) (Hoetomo, 2005). Sedangkan
49% wanita yang mengalami kehamilan usia ibu hamil adalah usia ibu yang
tidak diinginkan berakhir dengan diperoleh melalui pengisian kuesioner.
tindakan aborsi. Kejadian kehamilan Depkes RI (2000) membagi
tidak diinginkan sebagian besar terjadi kelompok ibu dalam masa reproduksi
pada kelompok wanita dengan umur yang dihubungkan dengan kehamilan
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 40 menjadi 3 kelompok, yaitu: pertama,
tahun, tidak menikah, hidup pada garis umur < 20 tahun, pada masa ini ibu
kemiskinan, dan pada kulit hitam. masih terlalu muda untuk hamil; kedua,
Shaheen et al (2007) di Mesir, umur 20-35 tahun, pada masa ini ibu
mengatakan kehamilan tidak harus mengatur kesuburan
diinginkan paling banyak terjadi pada (menjarangkan kehamilan); dan ketiga,
kelompok wanita yang memiliki riwayat umur di atas 35 tahun, pada masa ini
abortus sebelumnya, pernah atau ibu sudah harus mengakhiri kesuburan
sedang menggunakan alat kontrasepsi, (tidak hamil lagi) karena ibu sudah
memiliki pengetahuan yang kurang terlalu tua untuk hamil.
mengenai siklus ovulasi dan berumur Umur ibu yang paling aman
kurang dari 18 tahun atau lebih dari 25 untuk hamil adalah 20-35 tahun karena
tahun pada saat pertama kali hamil. pada wanita mulai umur 20 tahun,
Di Indonesia, Syafitri (2012) dari rahim dan bagian tubuh lainnya sudah
hasil penelitian berdasar SDKI 2007 benar-benar siap untuk menerima
mengatakan kehamilan tidak kehamilan, juga pada umur tersebut
diinginkan paling banyak terjadi pada biasanya wanita sudah merasa siap
kelompok wanita yang memiliki anak untuk menjadi ibu (Depkes RI, 2000).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

Jadi umur ibu saat hamil antara 20-35 pada usia 35 tahun atau lebih, rentan
tahun memiliki resiko kehamilan dan terjadinya berbagai penyakit dalam
persalinan yang paling minim. Dengan bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal ini
demikian berarti umur ibu waktu hamil disebabkan karena terjadinya
< 20 tahun atau > 35 tahun memiliki perubahan pada jaringan alat-alat
risiko kehamilan dan persalinan sangat kandungan dan jalan lahir tidak lentur
tinggi yang merugikan kesehatan ibu lagi.
dan anak yang ada dilahirkan. Usia seorang wanita pada saat
Kematian maternal pada usia < 20 hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan
tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi tidak terlalu tua. Umur yang kurang
daripada kematian maternal yang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun,
terjadi pada usia 20-29 tahun. beresiko tinggi untuk melahirkan.
Kematian maternal meningkat kembali Kesiapan seorang perempuan untuk
sesudah usia 30-35 tahun hamil harus siap fisik, emosi, psikologi,
(Prawirohardjo, 1997). sosial dan ekonomi ( Sarwono, 2006 ).
Menurut Depkes RI (1992), Salah satu penyebab kehamilan
penelitian telah membuktikan bahwa yang tidak diinginkan yang lainnya
kehamilan yang terjadi pada usia yang adalah jumlah anak yang sudah
terlalu dini (remaja), pada usia terlalu dimiliki. Jumlahnya anak yang dimiliki
tua (lebih dari 35 tahun), terlalu dekat tiap orang berbeda-beda dan tidak
jarak kelahiran setiap anak, dan terlalu selalu sesuai dengan keinginan.
banyak anak membuat kehamilan Ketidaksesuaian inilah yang
menjadi beresiko tinggi. Umur yang mangakibatkan terjadinya kehamilan
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 yang tidak diinginkan. Hal ini
tahun, berisiko tinggi untuk dipengaruhi adat istiadat dan nilai
melahirkan. Kesiapan seorang ekonomis anak.
perempuan untuk hamil harus siap Pada kalangan masyarakat
fisik, emosi, psikologi, sosial dan tertentu, ditanamkan budaya keyakinan
ekonomi (Ruswana, 2006). bahwa memiliki anak laki-laki lebih
Menurut Bobak (2004), usia yang baik daripada anak perempuan. Oleh
rentan terkena preeklamsia adalah usia karena itu, mereka akan terus
< 18 atau > 35 tahun. Seperti yang telah bereproduksi hingga diperoleh seorang
dijelaskan Manuaba (2010), pada usia < anak laki-laki dalam keluarganya, tanpa
18 tahun, keadaan alat reproduksi mempertimbangkan jumlah anak yang
belum siap untuk menerima kehamilan. sudah ada (Mohammad, 1998).
Hal ini akan meningkatkan terjadinya Banyaknya jumlah anak yang
keracunan kehamilan dalam bentuk dilahirkan seorang perempuan selama
preeklamsia dan eklamsia. Sedangkan hidupnya sangat mempengaruhi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

kesehatannya. Pada kelahiran pertama, 4. Menganalisis hubungan usia ibu


terdapat bahaya komplikasi yang agak hamil, jumlah anak dan jarak
tinggi bila dibandingkan pada kelahiran kehamilan secara bersama-sama
kedua atau ketiga. Kelahiran kedua atau dengan kejadian kehamilan tidak
ketiga umumnya lebih aman, namun diinginkan.
pada kelahiran keempat dan Hipotesis pada penelitian
selanjutnya, angka kematian bayi dan adalah:
ibu semakin meningkat (Eckholm & 1. Ada hubungan usia ibu hamil
Newland, 1884). dengan kejadian kehamilan tidak
Jarak adalah ruang sela (panjang diinginkan.
atau jauh) antara dua benda atau 2. Ada hubungan jumlah anak dengan
tempat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, kejadian kehamilan tidak diinginkan.
2000). Penentuan jarak memiliki anak 3. Ada hubungan jarak kehamilan
sama hal-nya dengan penentuan jarak dengan kehamilan tidak diinginkan.
kehamilan yang didefinisikan sebagai 4. Ada hubungan usia ibu hamil,
upaya untuk menetapkan atau memberi jumlah anak, dan jarak kehamilan
batasan sela antara kehamilan yang lalu dengan kejadian kehamilan tidak
dengan kehamilan yang akan datang diinginkan.
(Siregar, 2011).
Penentuan jarak kehamilan METODE PENELITIAN
merupakan salah satu cara untuk Lokasi penelitian dilakukan di BPM
menentukan berapa jarak yang akan Titik Hariningrum, Kota Madiun, waktu
direncanakan diantara kehamilan satu penelitian pada bulan Juni 2014.
dengan yang lain (Dwijayanti, 2005). Jenis penelitian yang digunakan
Pengaturan jarak kehamilan merupakan pada penelitian ini adalah studi analitik
salah satu usaha agar pasangan dapat observasional, dengan pendekatan
lebih menerima dan siap untuk desain cross sectional.
memiliki anak. (Masyhuri, 2007). Populasi sasaran dari penelitian
Penelitian ini bertujuan: ini sama dengan target penapisan yakni
1. Menganalisis hubungan usia ibu seluruh ibu hamil berusia 15-49 tahun.
hamil dengan kejadian kehamilan Populasi terjangkau penelitian ini
tidak diinginkan. adalah seluruh ibu hamil berusia 15-49
2. Menganalisis hubungan jumlah tahun yang berdomisili di Kota Madiun
anak dengan kejadian kehamilan yang datang ke BPM titik Hariningrum.
tidak diinginkan. Jumlah populasi penelitian dari bulan
3. Menganalisis hubungan jarak Januari sampai Maret 2014 sejumlah
kehamilan dengan kejadian 120 ibu hamil.
kehamilan tidak diinginkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

Sampel dari penelitian ini Hariningrum pada saat penelitian


adalah ibu hamil berusia 15-49 tahun, diambil sebagai responden sejumlah 60
yang berdomisili di Kota Madiun yang ibu hamil, kemudian dilakukan
datang ke BPM Titik Hariningrum. pengumpulan data dengan kuesioner
Kriteria inklusi dan eksklusi terpimpin. Pengisian kuesioner
yang dipakai peneliti sebagai berikut: dilakukan sendiri oleh responden
a. Kriteria inklusi: karena bersifat rahasia, sedangkan
1) Ibu hamil bersedia menjadi bidan dan asisten bidan hanya
responden dan interaktif. memandu pengisian dan menjelaskan
2) Berdomisili di Kota Madiun dan maksud pertanyaan apabila responden
datang di BPM Titik Hariningrum, tidak memahami.
Kota Madiun. Dalam penelitian ini alat ukur
b. Kriteria eksklusi: yang digunakan peneliti untuk
1) Sudah pindah atau telah mengukur nilai variabel adalah
meninggal dunia atau tidak kuesioner. Pengolahan data (editing,
bersedia berpartisipasi. coding, processing, cleaning) dan
2) Belum menikah. analisa data dilakukan peneliti dengan
Jumlah sampel (n) dalam menggunakan program SPSS versi 16.
penelitian ini yaitu n = 15-20 sampel Adapun analisis yang dilakukan berupa:
per variabel independen (Murti, 2010), Uji bivariat menggunakan chi square
karena terdapat 3 variabel independen (X2), karena variabel yang dianalisis
maka besar sampel n = 3 x 20 = 60. berupa data kategori. Dengan
Pengambilan sampel dengan purposive ketentuan apabila nilai sig (p) < 0,05;
sampling, yaitu pemilihan sampel maka dikatakan ada hubungan yang
sesuai dengan kriteria peneliti. signifikan apabila nilai sig (p) ≥ 0,05;
Pengumpulan data dilakukan maka dikatakan tidak ada hubungan
selama 4 minggu. Pertama melakukan yang signifikan. Pada analisis
koordinasi dengan bidan pemilik dan multivariat, uji statistik yang digunakan
asisten bidan di BPM Titik Hariningrum. adalah uji regresi logistik ganda. Uji ini
Hal ini dilakukan karena mereka dipilih karena variabel dependen dan
mempunyai akses langsung terhadap independen dalam penelitian ini
responden. Sebelum turun ke merupakan data kategorik.
responden, terhadap bidan dan asisten
bidan yang dijadikan interviewer HASIL PENELITIAN
dilakukan penjelasan mengenai Hasil analisa data dalam penelitian
kuesioner penelitian dan tata cara dapat dilihat pada tabel sebagai
pengisiannya. Semua ibu hamil yang berikut:
datang ke tempat praktek bidan Titik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=60) di BPM Titik


Hariningrum, Juni 2014
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Usia Ibu Hamil Risiko Rendah 26 43,3
Resiko Tinggi 34 56,7
Jumlah Anak < 2 anak 25 41,7
≥ 2 anak 35 58,3
Jarak Kehamilan ≥ 3 tahun 27 45,0
< 3 tahun 33 55,0
Kehamilan Tidak Diinginkan Diinginkan 25 41,7
Tidak Diinginkan 35 58,3
Sumber: Data Primer, Juni 2014
Berdasarkan tabel 4.1 lebih atau sama dengan 2 anak dan
menunjukkan bahwa ibu yang menjadi jarak kehamilan sebagian besar
responden penelitian ini sebagian besar berjarak kurang dari 3 tahun.
menyatakan usia pada kehamilan Sedangkan untuk kehamilannya
sekarang termasuk risiko tinggi dengan sebagian besar merupakan kehamilan
jumlah anak sebagian besar memiliki tidak diinginkan

Tabel 4.2 Hasil Analisis Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kehamilan Tidak
Diinginkan di BPM Titik Hariningrum, Juni 2014
Kehamilan Tidak Diinginkan
Diinginkan Tidak Total OR(95%
Usia Ibu Hamil P
diinginkan CI= 1,48-
n % n % n % 13,32
Risiko rendah 16 61,5 10 38,5 26 100
Risiko tinggi 9 26,5 25 73,5 34 100 4,44 0,006
Jumlah 25 41,7 35 58,3 60 100
Sumber: Data Primer, Juni 2014
Pada tabel 4.2 menunjukkan hubungan secara statistik dan
kepercayaan usia ibu hamil dalam signifikan antara usia ibu hamil dengan
mempengaruhi kehamilan tidak kejadian kehamilan tidak diinginkan
diinginkan sebesar 4,44 kali. Analisis yaitu ditunjukkan dengan nilai p =
bivariat ini juga menunjukkan ada 0,006 (p < 0,05).

Tabel 4.3 Hasil Analisis Hubungan Jumlah Anak dengan Kehamilan Tidak
Diinginkan di BPM Titik Hariningrum, Juni 2014
Kehamilan Tidak
Diinginkan OR
Total
Jumlah Anak Diinginkan Tidak (95%CI= P
diinginkan 1,69-15,65)
n % n % n %
< 2 anak 16 64,0 9 36,0 25 100
≥ 2 anak 9 25,7 26 74,3 35 100 5,14 0,003
Jumlah 25 41,7 35 58.3 60 100
Sumber: Data Primer, Juni 2014
Pada tabel 4.3 tersebut dalam mempengaruhi kehamilan tidak
menunjukkan kepercayaan jumlah anak diinginkan sebesar 5,14 kali. Analisis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

bivariat ini menunjukkan bahwa kehamilan tidak diinginkan yaitu


terdapat hubungan secara statistik dan ditunjukkan dengan nilai p = 0,003 (p <
signifikan antara jumlah anak dengan 0,05).

Tabel 4.4 Hasil Analisis Hubungan antara Jarak Kehamilan dengan Kehamilan
Tidak Diinginkan di BPM Titik Hariningrum, Juni 2014
Kehamilan Tidak
Diinginkan OR
Total
Jarak Kehamian Diinginkan Tidak (95%CI= P
diinginkan 2,34-23,61)
n % n % n %
≥ 3 tahun 18 66,7 9 33,3 27 100
< 3 tahun 7 21,2 26 78,8 33 100 7,43 0,000
Jumlah 25 41,7 35 58,3 60 100
Sumber: Data Primer, Juni 2014
Pada tabel 4.4 menunjukkan terdapat hubungan secara statistik dan
kepercayaan jarak kehamilan dalam signifikan antara jarak kehamilan
mempengaruhi kehamilan tidak dengan kehamilan tidak diinginkan
diinginkan sebesar 7.43 kali. Analisis karena nilai p = 0,000 (p < 0,05).
bivariat ini juga menunjukkan bahwa

Tabel 4.5 Hasil analisis regresi logistik ganda antara usia ibu hamil, jumlah anak,
dan jarak kehamilan dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan di
BPM Titik Hariningrum, Juni 2014
CI 95%
Variabel OR Batas Bawah Batas Atas P

Usia Ibu Hamil (resti) 5,54 1,28 24,08 0,022


Jumlah Anak (≥ 2 anak) 4,58 1,14 18,39 0,032
Jarak Kehamilan (< 3tahun) 12,05 2,71 54,50 0,001
N observasi = 60
-2 log likelihood = 54,174
Nagelkerke R2 = 49,2 %
Sumber: Hasil Analisis SPSS versi16
Tabel 4.5 menunjukkan sebesar 49,2% yang berarti bahwa
kekuatan hubungan yang ketiga variabel bebas yaitu usia ibu
mempengaruhi kejadian kehamilan hamil, jumlah anak dan jarak
tidak diinginkan dari yang terbesar ke kehamilan mampu menjelaskan
yang terkecil adalah jarak kehamilan varietas kejadian kehamilan tidak
(OR=12,05), usia ibu hamil (OR=5,54), diinginkan sebesar 49,2% dan sisanya
dan jumlah anak (OR=4,58). 50,8% dijelaskan oleh faktor lain.
Berdasarkan nilai Nagelkerke R square

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa bivariat


Hubungan usia ibu hamil dengan menunjukkan bahwa terdapat
kejadian kehamilan tidak diinginkan hubungan secara statistik dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

signifikan antara usia ibu hamil dengan kesehatan yang membahayakan


kejadian kehamilan tidak diinginkan. kehamilan maka kehamilannya menjadi
Ibu dengan usia hamil masuk kategori sangat diharapkan (Dwijayanti, 2005).
resiko tinggi memiliki risiko 5,54 kali Wanita hamil pada usia risiko
lebih tinggi kehamilannya tidak tinggi dapat menimbulkan penyulit
diinginkan dibandingkan ibu dengan pada ibu maupun bayi. Menurut
usia risiko rendah. (Sarwono, 2006) usia seorang wanita
Hasil penelitian ini sejalan pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu
dengan Santelli et al (2003) yang muda dan tidak terlalu tua. Umur yang
melakukan penelitian di Amerika kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
Serikat tahun 1994 menemukan bahwa tahun, berisiko tinggi untuk
kejadian kehamilan tidak diinginkan melahirkan. Kesiapan seorang
sebagian besar terjadi pada kelompok perempuan untuk hamil harus siap
wanita dengan umur kurang dari 20 fisik, emosi, psikologi, sosial dan
tahun dan lebih dari 40 tahun. Hal ini ekonomi. Apabila seorang ibu pada usia
didukung oleh Abbaasi-Shavazi, et al muda menjadi hamil dan dia belum
(2004) yang melakukan penelitian dalam keadaan siap, maka janin yang
kehamilan tidak diinginkan di Iran dikandungnya menjadi anak yang tidak
menyatakan bahwa terdapat kehamilan dikehendaki (unwanted child).
tidak diinginkan pada wanita yang Menurut UNICEF dalam Lestari
umurnya lebih tua. Syafitri (2012) (2004) mengatakan bahwa ibu yang
menguatkan ibu pada usia kurang dari melahirkan pada kelompok umur
20 tahun dan lebih dari 35 tahun kurang dari 20 tahun atau lebih 35
banyak menyatakan kehamilannya tahun meningkatkan risiko terhadap
tidak diinginkan. kesehatan ibu dan anak yang
Depkes RI (1992), penelitian dikandung. Bayi yang lahir pada
telah membuktikan bahwa kehamilan kelompok usia tersebut berisiko untuk
yang terjadi pada usia yang terlalu dini lahir dengan berat lahir rendah dan
(remaja) dan pada usia terlalu tua (lebih lahir sebelum waktunya. Hal inilah yang
dari 35 tahun) membuat kehamilannya menjadi alasan ibu pada usia risiko
menjadi risiko tinggi. Sehingga faktor tinggi sesuai hasil penelitian
usia merupakan faktor penting dalam menyatakan kehamilannya dianggap
merencanakan kehamilan, terutama tidak terencana/ tidak diinginkan.
bagi wanita bila berusia di atas 35 Umur ibu yang paling aman
tahun karena menjadikan untuk hamil adalah 20-35 tahun karena
kehamilannya berisiko, berbeda dengan pada wanita mulai umur 20 tahun,
wanita dengan usia di bawah 30 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya sudah
dan tidak mempunyai masalah benar-benar siap untuk menerima

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

kehamilan, juga pada umur tersebut Pada dasarnya keinginan


biasanya wanita sudah merasa siap seorang wanita untuk mempunyai anak
untuk menjadi ibu. Hal ini karena lagi atau tidak, dilatarbelakangi oleh
kesiapan seorang perempuan untuk jumlah anak yang telah mereka miliki.
bisa menerima kehamilannya antara Banyaknya jumlah anak yang dilahirkan
lain dari segi fisik, emosi, psikologi, seorang perempuan selama hidupnya
sosial dan ekonomi. Semakin matang sangat mempengaruhi kesehatannya
usia ibu dan tidak termasuk golongan (Eckholm & Newland, 1884). Hal inilah
risiko tinggi dan dari segi medis tidak yang mempengaruhi keinginan ibu
ada gangguan maka kehamilan ibu untuk memiliki anak. Hal ini didukung
semakin bisa diterima. oleh penelitian yang dilakukan oleh
Hubungan jumlah anak dengan Paydarfar dan Malekafzall (1998)
kejadian kehamilan tidak diinginkan mengenai kebudayaan Iran yang
Jumlah anak dikelompokkan menjadi menunjukkan keinginan memiliki anak
dua kategori yaitu: memiliki anak satu dan jenis kelamin tertentu
sampai dua orang dan lebih dari dua berhubungan dengan kejadian
orang. Berdasarkan hasil analisa kehamilan tidak diinginkan, dan hal ini
menunjukkan bahwa terdapat dipertimbangkan sebagai faktor
hubungan secara statistik dan penyebab tingginya jumlah kelahiran.
signifikan antara jumlah anak dengan Syafitri (2012) dari hasil penelitian
kehamilan tidak diinginkan Pada ibu berdasar SDKI 2007 mengatakan
dengan jumlah anak lebih dari sama kehamilan tidak diinginkan paling
dengan 2 anak memiliki risiko 4,58 kali banyak terjadi pada kelompok wanita
lebih menyatakan kehamilannya tidak yang memiliki anak lebih dari 3 orang.
diinginkan dibandingkan ibu dengan Penelitian Nuryati (2000) juga
jumlah anak kurang dari 2 anak. menyatakan kehamilan tidak
Hasil penelitian ini sejalan diinginkan dipengaruhi oleh jumlah
dengan penelitian Syafitri (2012) yang anak hidup.
menyatakan bahwa kejadian kehamilan Ibu dengan jumlah anak lebih
tidak diinginkan lebih tinggi pada sedikit akan lebih bisa memenuhi
wanita yang sudah memiliki anak lebih kebutuhan anaknya. Sedangkan ibu
dari tiga orang atau lebih. Hal ini juga dengan jumlah anak yang banyak
sejalan dengan penelitian Shaleen secara ekonomis akan lebih merasa
(2007) yang mengatakan wanita yang terbebani. Sehingga ibu dengan jumlah
memiliki anak lebih dari tiga orang anak banyak akan cenderung
akan meningkatkan kejadian kehamilan menganggap kehamilannya tidak
tidak diinginkan. diinginkan. Pada kelompok ini orangtua
akan mengkhawatirkan biaya yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

dikeluarkan untuk makanan, kesehatan, menunjukkan pada umumnya


pakaian, dan lainnya cukup besar. Hal pasangan yang tidak mau mempunyai
ini mengakibatkan jumlah anak sangat anak beralasan bahwa mereka tidak
mempengaruhi kenginan seorang untuk cukup mampu menyediakan dukungan
hamil. yang layak untuk membesarkan anak
sebagaimana mestinya. Dengan
Hubungan jarak kehamilan dengan persiapan mental maupun ekonomi
kejadian tidak diinginkan dari pasangan akan mempermudah
Berdasarkan analisis bivariat pasangan untuk menentukan jarak
menunjukkan bahwa terdapat kehamilan.
hubungan secara statistik dan Kejadian kehamilan tidak
signifikan antara jarak kehamilan diinginkan pada jarak kehamilan
dengan kehamilan tidak diinginkan kurang dari 3 tahun masih termasuk
karena nilai p = 0,000 (p < 0,05). Ibu tinggi. Secara medis bahwa jarak
dengan jarak kehamilan kurang dari 3 kehamilan yang aman antara anak satu
tahun memiliki risiko 12,05 kali lebih dengan yang lainnya minimal 32 bulan
tinggi mengalami kehamilan tidak (Agudelo, 2007). Hal ini didukung oleh
diinginkan dibandingkan ibu dengan penelitian The Demographic and Health
jarak kehamilan lebih dari sama dengan Survey, menyebutkan jarak kehamilan
3 tahun. yang aman yaitu 2-5 tahun (Yolan,
Pada keluarga yang berkualitas 2007). Hal inilah yang menjadi dasar
dalam merencanakan dan mengatur ibu merasa takut dengan kehamilan
kehamilan dapat dipengaruhi banyak dengan jarak kehamilan terlalu dekat
faktor baik dari segi kematangan yang menjadikan kehamilannya tidak
ekonomi, umur pasangan, pengaruh diinginkan.
sosial budaya, lingkungan, pekerjaan
maupun status kesehatan pasangan SIMPULAN
(Susan dalam Siregar, 2011). Menurut Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
Rahima dalam Siregar (2011) di sebagai berikut: Ada hubungan secara
masyarakat masih saja berlaku statistik signifikan antara usia ibu
sebagian besar suami istri berbincang hamil dengan kehamilan tidak
tentang ukuran keluarga ketika ingin diinginkan (OR: 5,54; CI 95% = 1,28-
menambah jumlah anak tanpa 24,08, p = 0,022). Ada hubungan secara
menyentuh masalah kesiapan istri statistik signifikan antara jumlah anak
untuk menerima kehamilan baru, hal dengan kehamilan tidak diinginkan
inilah yang menjadi pemicu terjadinya (OR: 4,58; CI 95% = 1,14-18,39, p =
kehamilan tidak diinginkan. 0,032). Ada hubungan secara statistik
Berdasarkan study (Zeverina, 2007) signifikan antara jarak kehamilan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

dengan kehamilan tidak diinginkan (Analisis Lanjut Data SDKI


1997). Skripsi FKM UI.
(OR: 12,05; CI 95% = 2,71-54,50, p =
Barret, G.W.K. 2002.
0,001). Ada hubungan secara statistik Pregnancy Empirical Data from
a British Study. Sosial Sciene and
signifikan antara usia ibu hamil, jumlah
Medicine Journal.
anak dan jarak kehamilan dengan BKKBN. 2007. Kamus Istilah Program
Keluarga Berencana. Jakarta:
kejadian kehamilan tidak diinginkan.
Direktorat Pelayanan Informasi
dan Dokumentasi.
Britto, A. 1997. Adverse Outcomes of
SARAN
Planned and Unplanned
Berdasarkan simpulan penelitian, maka Pregnancies Among Users of
Natural Family Planning: a
disarankan kepada ibu untuk
prospective study. Available at
merencanakan dengan sebaik-baiknya American Journal of Public
Health Vol. 87: Issue. 3: Pages.
dalam mengatur jumlah anak dan jarak
338-343 March 1997.
kehamilan serta usia yang aman untuk Ajph.aphapublications.org.
Diakses tanggal 10 Maret 2015.
kehamilan, karena kehamilan yang
Calvert, C. 2013. Risk Factors For
terencana akan menghindari terjadinya Unplanned Pregnancy Among
Young Women in Tanzania.
kehamilan yang tidak diinginkan serta
Available at
menghindari penyulit pada ibu, bayi http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
bmed/ 23902713. Diakses
maupun keluarga. Kepada kader dan
tanggal 2 Juni 2014.
tenaga kesehatan memberikan Depkes, RI. 1994. Buku Pedoman
Petugas Fasilitas Pelayanan
penyuluhan mengenai pentingnya
Keluarga Berencana. Jakarta:
program KB yang memuat pentingnya Direktorat Jenderal Pembinaan
Kesehatan Masyarakat
merencanakan kehamilan, menjaga
Departemen Kesehatan
jarak kehamilan, mengatur jumlah anak Republik Indonesia.
Depkes, RI. 2001. Yang Perlu Diketahui
kepada ibu yang memilki risiko lebih Petugas Kesehatan tentang
tinggi terjadinya kejadian kehamilan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
Departemen Kesehatan
tidak diinginkan. Perlu dilakukan
Republik Indonesia dan United
penelitian lebih lanjut lagi terhadap Nations Population Found.
Depkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar
faktor-faktor yang mempengaruhi 2010. Jakarta: Balitbangkes
kejadian kehamilan tidak diinginkan. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan
REFERENSI Indonesia 2010. Jakarta:
Kementerian Kesehatan
Adhikari, R. et al. 2009. Corralates od
Republik Indonesia.
Unintended Pregnancy Among
Destriatania, S. Februhartanty, J, dan
Currently Pregnant Married
Fatimah. 2013. Sikap Ayah dan
Women in Nepal. BMC
Jumlah Anak serta Praktik ASI
International Health and Human
Eksklusif. Tersedia dalam
Right.
Kesmas Jurnal Kesehatan
Afifah, T. 2000. Faktor-Faktor yang
Masyarakat Nasional Vol. 8 No.
berhubungan dengan Kejadian
5 Hal: 229-234 ISSN 1907-7505.
Kehamilan Tidak diinginkan
FKM UI: Depok

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

Dinkes Jatim. 2012. Profil Kesehatan DIinginkan pada Wanita pernah


Provinsi Jawa Timur Tahun Kawin Usia 15-49 Tahun di
2011. Surabaya: Dinkes Jatim Indonesia(Analisis Data
Forrest, J.D. 1994. Epidemiology of Sekunder SDKI 2002-2003).
Unintended Pregnancy and Skripsi. FKM UI.
Contraceptive Use. American PKBI. 1998. KTD (Kehamilan Tidak
Journal of Obstetrics and Diinginkan) Seri Kesehatan
Gynecology May 1994, Vol. 170 Reproduksi Perempuan. Jakarta:
(5) : 1485-1489. Available at Perkumpulan Keluarga
www.sciencedirect.com/science/ Berencana Indonesia.
article/pii. Diakses tanggal 9 PKBI DIY. 2015. Kehamilan yang Tidak
Maret 2015. Diinginkan. Tersedia dalam
Gipson, J.D., Koenig, M.A., and Hindin, pkbi-diy.info/? page_id=3534.
M.J. 2008. The Effects of Diakses tanggal 9 Maret 2015
Unintended Pregnancy on Sanga K., etc. 2012. Unintended
Infant, Child, and Parental pregnancy amongst women
Health: A Review of the attending antenatal clinics at the
Literature. Studies in Family port Moresby Genral Hospital.
Planning volume 39, Issue 1, Aust N Z J Obstet
pages 18-38, March 2008. Gynaecol. 2014 May 21. doi:
Available at 10.1111/ajo.12219. available at
onlinelibrary.wiley.com. Diakses http://www.ncbi.nlm.nih.gov
tanggal 10 Maret 2015. /pubmed/24845534. Diakses
Habsjah, A. 2004. Hasil Studi Kasus tanggal 2 Juni 2014.
Unsafe Abortion (ARROW). Santelli, J., et al. 2007. The
Laporan Penelitian Temuan Measurement and Meaning of
Terkini Upaya Penatalaksanaan Unintended Pregnancy.
Kehamilan Tak Direncanakan. Available at Perspectives on
Jakarta: Yayasan Mitra Inti. Sexual and Reproductive Health
Johnson, B. R. et all. 2003. Reducing vol 35, Issue 2, pages 94-101,
Unplanned Pregnancy and March 2003.
Abortion in Zimbabwe Through Onlinelibrary.wiley.com. Diakses
Post Abortion Contraception. tanggal 2 Juni 2014.
Available at Studies in Family Siregar, RY. 2011. Penentuan Jarak
Planning vol. 33, Issue 2, pages Kehamilan. Tersedia di
195-202, June 2002. http://repository.usu.ac.id
Onlinelibrary.wiley.com. Diakses /bitstream/123456789/23957/4
tanggal 8 Maret 2015. /Chapter%20II.pdf. Diakses
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan tanggal 2 Mei 2014.
Dasar (Riskesdas 2013). 2013. Stalker, P. 2007. Kita Suarakan MDGs
Badan Penelitian dan Demi Pencapaiannya di
Pengembangan Kesehatan Indonesia. Bapenas: Indonesia.
Kemenkes RI. Stanley K. H., 1998. Unintended
Lawrence, B.F. dan Zolna, M.R. 2011. Pregnancy in the United States.
Unintended Pregnancy in The Tersedia dalam: Family Planning
United States: Incidence and Perspectives . Jan/Feb98, Vol. 30
Disparities, 2006. contraception Issue 1, p24-46. 7p. 4 Charts.
nov 2011, Vol.84(5): 478-485, Available at
doi:10.1016/j.contraception. http://www.guttmacher.org/pub
2011.07.013. Available at s/journals/ 3002498.html?
www.sciencedirect.com pagewanted=all. Diakses tanggal
/science/article/pii/S00107824 11 Mei 2014.
11004720. Diakses tanggal 8 Syafitri, Y. D. 2012. Hubungan Jumlah
Maret 2015. Anak dengan Kejadian
Muzdalifah., E. 2008. Hubungan Kehamilan Tidak Diinginkan
Kegagalan Kontrasepsi dengan (KTD) pada Wanita Pernah
Kejadian Kehamilan Tidak

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

Kawin Usi 15-49 tahun di


Indonesia. Skripsi. FKM UI.
WHO. 2010. Maternal and reproductive
health. Available at
http://www.who.int/
gho/maternal_health /en/.
Diakses tanggal 30 Maret 2014.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai