Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA UMUR, PARITAS, DAN PENDIDIKAN

DENGAN JARAK KEJADIAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA


DI RS HARAPAN JAYAKARTA JAKARTA TIMUR
TAHUN 2018

SITI SAUSAN MAISATUS TSURAYYA


Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi D-IV Bidan Pendidik
Universitas Respati Indonesia
Jl. Bambu Apus 1 No. 3 Cipayung Jakarta Timur 13890
Email. Urindo@indo.net.id

ABSTRAK
Latar belakang World Health Organization (WHO) menetapkan waktu yang paling ideal untuk jarak
kehamilan setelah operasi sectio caesarea yaitu 2 tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat (< 2
tahun) dapat menimbulkan pertumbuhan janin terganggu, persalinan lama, perdarahan saat
persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik setelah melahirkan sebelumnya serta
berisko kematian ibu dan bayi (Nurmalasari, 2014). Pada kenyataannya di RS Harapan Jayakarta
Jakarta Timur jumlah ibu yang SC sebanyak 340 orang dan 98 SC berulang atau sebanyak 28,8%.
Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, dan paritas dengan jarak
kejadian tindakan sectio caesarea di RS Harapan Jayakarta Jakarta Timur.
Metode penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan desain rancangan cross
sectional. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medik dan
memindahkan data ke lembar daftar tilik. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu yang operasi
sectio caesarea berulang di RS Harapan Jayakarta Jakarta Timur sebanyak 98 orang pada Januari -
Desember 2017.
Hasil penelitian Didapatkan ibu dengan SC < 2 tahun yaitu sebanyak 53 orang (54,1%) dan responden
yang jarak kejadian SC ≥ 2 tahun berjumlah 45 orang (45,9%).
Umur ibu < 20 dan > 35 tahun sebanyak 45 orang (45,9%), dan umur ibu 20-35 tahun sebanyak 53
orang (54,1%). Paritas ibu berisiko yaitu ada 74 orang (75,5%). dan paritas tidak beresiko 24 orang
(24,5%). Sedangkan ibu dengan pendidikan ≥ SMA 65 orang (66.3%), dan < SMA yaitu sebanyak 33
orang (33,7). Secara statistic p value < 0,05, umur p value = 0,018 dengan OR = 2.917. Paritas p value
= 0,027, nilai OR = 2.563, pendidikan p value = 0,039 dan OR = 1,237.
Simpulan Hipotesis terbukti yaitu ada hubungan yang signifikan antara antara umur, pendidikan, dan
paritas dengan jarak kejadian tindakan sectio caesarea di RS Harapan Jayakarta Jakarta Timur.
Saran Hendaknya dari hasil penelitian ini tenaga kesehatan bisa meningkatkan pelayanan pada waktu
masa nifas dengan meminimalkan jarak kejadian tindakan sectio caesarea terutama faktor umur dan
paritas dan hamil pada umur yang tidak beresiko.

Kepustakaan : 36 literatur (1998-2017)


Kata kunci : Umur, Paritas, Pendidikan, Jarak Kejadian Tindakan Sectio Caesarea.

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan dari Millineum atau setara dengan jumlah 287.000 tiap
Development Goals (MDG‟s) yang kelima adalah tahunnya, dimana angka ini masih jauh dari
meningkatkan kesehatan ibu dengan target target 110 per kelahiran hidup, meskipun
menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga mengalami penurunan dari 307 per kelahiran
perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 hidup di tahun 2007. Hal ini berarti seorang ibu
(Stalker, 2007). Namun pada kenyataannya, meninggal hampir setiap hari sekitar 800 wanita
United Nations Millenium Development Goal yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan dan
Region (2010) menyatakan jumlah AKI masih persalinan, termasuk diantaranya perdarahan
pada angka 210 per 100.000 kelahiran hidup
setelah persalinan, infeksi, hipertensi, dan aborsi sectio caesaria sebanyak 340 orang dan 98 SC
tidak aman (WHO, 2010). berulang atau sebanyak 28,8%. (Rekam Medis RS
Penyebab langsung kematian ibu antara Harapan Jayakarta, 2017).
lain pendarahan, preeklamsia, partus lama, Berdasarkan uraian tersebut, penulis
komplikasi aborsi dan infeksi (Kementerian tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Kesehatan RI, 2009). Sementara itu yang menjadi Hubungan Antara Umur, Pendidikan, dan Paritas
penyebab kematian tidak langsung pada ibu Dengan jarak Kejadian Tindakan Sectio Caesaria
adalah “Empat Terlalu” dan “Tiga Terlambat”. di RS Harapan Jayakarta Jakarta Timur tahun
Maksud dari ”Empat terlalu” adalah hamil terlalu 2018.menjadi alternatif pilihan persalinan.
muda usia (< 16 tahun), hamil terlalu sering Berdasarkan penelitian yang dilakukan suatu
(jumlah anak lebih dari 3), hamil terlalu tua usia ( badan di Washington DC tahun 1994
> 35 tahun) dan hamil terlalu dekat (jarak anak < menunjukkan bahwa setengah dari jumlah
2 tahun). Sedangkan “Tiga Terlambat” adalah kelahiran sectio caesarea yang tercatat, secara
terlambat mendeteksi adanya risiko tinggi ibu medis sebenarnya tidak diperlukan. Hasil laporan
hamil, terlambat mengambil Departemen Kesehatan Amerika, sebanyak 25 %
keputusan untuk dirujuk ke fasilitas angka kelahiran yang tercatat pada tahun itu
kesehatan (RS) dan terlambat transportasi. diseluruh Amerika merupakan permintaan sectio
Jarak kehamilan yang terlalu dekat (< 2 yang dilakukan oleh ibu-ibu yang tidak memiliki
tahun) dapat menimbulkan pertumbuhan janin resiko tinggi maupun komplikasi persalinan lain
terganggu, persalinan lama dan perdarahan saat (Kasdu, 2003). Sectio caesarea sebaiknya
persalinan karena keadaan rahim belum pulih dilakukan karena pertimbangan medis, bukan
dengan baik. Jarak kehamilan yang terlalu dekat keinginan pasien yang tidak mau menanggung
menyebabkan ibu tidak mempunyai cukup waktu rasa sakit. Hal ini karena resiko operasi caesarea
memulihkan kondisi tubuhnya setelah lebih besar dari persalinan alami.
melahirkan sebelumnya serta berisko kematian World Health Organization (WHO)
pada ibu dan janin (Nurmalasari, 2014). menetapkan standar rata-rata sectio caesarea di
Sedangkan jarak antara kelahiran setelah oprasi sebuah Negara adalah sekitar 5-15% per 1000
SC adalah minimal 24 bulan dan maksimal 5 kelahiran di dunia. Rumah sakit pemerintah kira-
tahun setelah kehamilan yang terakhir. WHO kira 11 % sementara Rumah sakit swasta bisa
menyatakan bahwa waktu yang paling ideal lebih dari 30 % ( Gibbson L.et all, 2010).
untuk jarak kehamilan setelah oprasi SC yaitu 2 Angka kejadian sectio caesarea di
tahun. Dengan begitu, ibu dapat memberikan Indonesia menurut survey Nasional tahun 2010
ASI eksklusif para anak yang lahir sebelumnya adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau
dan menjamin kecukupan gizinya dengan sekitar 22,8 % dari seluruh persalinan. Di
pemberian ASI. indonesia, sectio caesarea umumnya dilakukan
Namun di masyarakat berbanding bila ada indikasi medis tertentu, sebagai
terbalik dengan teori yang di harapkan, Semakin tindakan mengakhiri kehamilan dengan
banyaknya ibu yang hamil kurang dari dua tahun, komplikasi (Depkes RI, 2012).
baik ibu dengan riwayat persalinan pervagina Persalinan dengan bedah caesarea di
maupun oprasi SC. Jarak Hamil kurang dari dua Indonesia merupakan fenomena yang saat ini
tahun dengan persalinan normal memiliki meluas di kota-kota besar di Indonesia. Beragam
dampak yang cukup besar, terutama jarak alasan yang menyebabkan semakin banyaknya
kehamilan setelah SC yang kurang dari dua tahun ibu yang memilih persalinan dengan bedah
tentu mempunyai risiko. Risiko tersebut misalnya caesarea berharap keutuhan alat kelaminnya
histerektomi (pengangkatan rahim) dan robekan terjaga sehingga keharmonisan rumah tangganya
bekas oprasi (jahitan SC) hampir 50% kali lebih makin terjamin ( Manuaba, 2009).
tinggi terjadi pada perempuan yang operasi Berdasarkan data yang diperoleh dari
Caesar dengan jarak kehamilan < 2 tahun, serta rekam medik RSUD Cibinong data dari tahun
risiko transfusi darah, infeksi, rupture uteri lebih 2013 kejadian SC sebanyak 398 orang (30,65 %)
tinggi. Sebagian besar dokter tidak menyarankan dari 980 jumlah persalinan. Pada tahun 2014
perempuan untuk melakukan operasi caesar kejadian SC sebanyak 420 orang (39,76 %) dari
kurang dari dua tahun. 1134 jumlah persalinan. Pada tahun 2015
Menurut data yang diperoleh dari RS kejadian SC sebanyak 460 orang (40,65 %) dari
Harapan Jayakarta pada 2017 jumlah ibu yang 1212 jumlah persalinan, dan pada tahun 2016
kejadian SC sebanyak 498 orang (42,36 %) dari Menganalisis tiap variabel penelitian yang
1305 jumlah persalinan. ada secara deskriptif dengan menghitung
Berdasarkan data tersebut menyebabkan distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis
peneliti ingin melakukan penelitian tentang secara univariat dalam penelitian ini adalah
banyaknya ibu bersalin dengan tindakan SC di Jarak kejadian tindakan SC
RSUD Cibinong. b. Analisis Bivariat
Apabila telah dilakukan analisa univariat,
B. METODE PENELITIAN hasilnya akan diketahui karakteristik atau
1. Pendekatan Penelitian distribusi setiap variabel dan dapat dilanjutkan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan
data sekunder dengan pendekatan kuantitatif, terhadap dua variabel yang diduga
rancangan penelitian Cross Sectional yaitu berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo).
dimana variabel bebas dan variabel terikat Analisis bivariat menggunakan program
diobservasi hanya sekali pada saat yang sama. komputer untuk mengetahui ada atau tidaknya
Studi cross sectional adalah suatu penelitian hubungan antara dua variabel yang sedang di
untuk mempelajari dinamika korelasi antara teliti dengan rumus :
faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara c. Chi Square
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time
approach). (Notoatmodjo, 2010)
2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret-juni 2018, dan untuk pengambilan data
dilaksanakan di RS Harapan Jayakarta Jakarta
Timur bagian rekam medik
3. Instrumen Penelitian Analisis data secara bivariat menggunakan uji
Penulis menggunakan data sekunder yaitu chi-square dengan batas kemaknaan α= 0,05
Penulis menggunakan data sekunder dimana jika p value ≤ α (0,05) artinya ada
memindahkan data dari rekam medik dan hubungan yang bermakna antara variabel
daftar tilik dikembangkan sendiri oleh peneliti. independen dengan variabel dependen, dan
(Notoatmodjo, 2010) apabila p value > α (0,005) maka artinya tidak
4. Populasi dan Sampel Penelitian ada hubungan yang bermakna antara variabel
Populasi adalah keseluruhan objek independen dan variabel dependen.
penelitian atau yang akan diteliti C. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Hidayat,2009). Populasi dalam penelitian ini 1. Hasil Analisis Univariat
adalah ibu yang SC di RS Harapan Jayakarta TABEL 1.0 DISTRIBUSIFREKUENSI
sebanyak 340 pada januari-Desember 2017. No Variabel Frekuensi Presentase
Sampel adalah objek yang diteliti dan 1 Sectio caesarea
dianggap mewakili seluruh populasi a. < 2 tahun 53 54,1
(Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian b. ≥ 2 tahun 45 45,9
ini menggunkan Total sampling adalah seluruh 2 Umur Ibu
ibu yang SC berulang di RS Harapan Jayakarta a. Berisiko 45 45,9
pada januari-Desember 2017 dengan jumlah b. Tidak Berisiko 53 54,1
populasi 98 orang. 3 Pendidikan
5. Tehnik Pengumpulan Data a. ≥ SMA 65 66,3
Pengumpulan data dilakukan di RS Harapan b. < SMA 33 33,7
Jayakarta pengumpulan data dilakukan untuk 4 Paritas
memperoleh data sekunder dengan a. Berisiko 24 24,5
menggunakan rekam medik. Pengumpulan b. Tidak berisiko 74 75,5
data dilakukan setelah memperoleh
persetujuan dari pembimbing, dan tempat
penelitian
6. Analisis Data 2. ANALISIS BIVARIAT
a. Analisis Univariat TABEL 2.0 ANALISIS BIVARIAT
Jarak Kejadian
Tindakan SC b. Hubungan umur dengan Jarak Kejadian
No Variabel Value OR
<2 ≥2 Tindakan SC
Thn Thn Berdasarkan analisis bivariat hasil uji
1 Umur Ibu statistic diperoleh P value = 0,018 artinya
Berisiko 35 18 0,018 2,917 secara statistic ada hubungan yang
Tidak Berisiko 18 27 signifikan antara umur ibu dengan jarak
2 Pendidikan kejadian tindakan SC. Hasil analisis
< SMA 19 14 0,039 1,237 diperoleh OR = 2,917 artinya umur ibu < 20
≥ SMA 34 31 dan > 35 tahun mempunyai peluang
3 Paritas terjadinya jarak kejadian tindakan SC < 2
Berisiko 17 7 0,027 2,563 tahun sebanyak 2,9 kali lebih tinggi
Tidak berisiko 36 38 dibandingkan dengan umur ibu 20-35
tahun.
3. Pembahasan Umur adalah umur individu yang
a. Gambaran Ibu Dengan Jarak Kejadian terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
Tindakan Sectio Caesarea (SC) berulang tahun (Nursalam dan Pariani,S,
Berdasarkan hasil univariat, bahwa 213 2001).Semakin cukup umur, tingkat
responden yang bersalin dengan tindakan SC kematangan dan kekuatan seseorang akan
jumlahnya paling banyak di banding dengan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
responden yang tidak SC. Responden yang Umur < 20 tahun, suatu kondisi ibu
bersalin dengan SC ada 176 orang (82,6%), terlalu muda hamil dimana organ-organ
dan responden yang tidak SC sebanyak 37 reproduksi dan emosional belum matang.
orang (17,4%). Usia ibu hamil dan bersalin terlalu muda
Sectio caesarea adalah suatu persalinan merupakan faktor penyulit, sebab itu yang
buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu terlalu muda keadaan tubuhnya belum siap
insisi pada dinding depan perut dan dinding menghadapi kehamilan,persalinan, dan
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan nifas serta merawat bayinya. Resiko
utuh serta berat janin di atas 500 gram kematian pada kelompok umur < 20 tahun
(Wiknjosastro, 2006). tiga kali lebih tinggi dari kelompok umur
Menurut Wiknjosastro (2006) operasi SC reproduksi sehat yaitu 20-35 tahun
dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin (Mochtar, 1998).
akan menyebabkan risiko pada ibu atau pun Umur > 35 tahun, suatu kondisi ibu
janin, dengan pertimbangan hal-hal yang terlalu tua hamil dan sering timbul masalah
perlu tindakan SC, proses persalinan lama kesehatan seperti hipertsensi, diabetes
atau kegagalan proses persalinan normal. Dari mellitus, anemia, penyakit-penyakit kronis
hasil penelitian tidak ada kesenjangan antara lainnya dimana organ-organ reproduksi
teori dan hasil penelitian. sudah mulai menurun (Curtis, B, 2000).
Hal tersebut dikarenakan, responden yang Dari hasil penelitian di RS Harapan
bersalin dengan SC berumur berisiko yaitu Jayakarta didapatkan 35 kasus SC < 2 tahun
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, yang berumur kurang dari 20 tahun dan
dan paritas ibu melahirkan > 5 kali. Maka hal lebih dari 35 tahun dari 98 sampel yang ada.
tersebut sesuai dengan penelitian Rahayu, Dari hasil penelitian tidak ada kesenjangan
Indra Dewi, Ika Pratiwi, dan Anjar Tri Kusuma antara teori dan hasil penelitian. Teori
yang menyatakan bahwa masih tingginya mengatakan faktor risiko tinggi ibu bersalin
jumlah kejadian persalinan dengan SC. dengan SC yaitu berumur kurang dari 20
Menurut peneliti, persalinan memang tahun dan lebih dari 35 tahun.
berkaitan dengan umur dan paritas ibu. Maka Maka hal tersebut sesuai dengan
dari itu tenaga kesehatan perlu memberi penelitian Selpi (2017) dan Zanah (2015)
konseling terhadap ibu hamil maupun ibu yang menyatakan bahwa adanya hubungan
bersalin mengenai persalinan yang aman di yang signifikan antara umur pada jarak
umur dan paritas yag baik. kejadian tindakan SC.
Menurut peneliti, masih banyak ibu
yang berpengetahuan kurang baik tentang
jarak kehamilan dan bersalin yang terlalu d. Hubungan Paritas Dengan Jarak Kejadian
muda dan terlalu tua. Apabila tidak segera Tindakan SC
diatasi akan berdampak buruk bagi ibu Berdasarkan analisis bivariat hasil uji
tersebut. statistik diperoleh p-value sebesar 0,027
c. Hubungan Pendidikan Dengan Jarak artinya secara statistik ada hubungan yang
Kejadian Tindakan SC signifikan antara paritas dengan persalinan
Berdasarkan analisis bivariat hasil uji SC. Hasil analisis diperoleh OR = 2,563
statistik diperoleh p-value sebesar 0,039 artinya paritas ibu yang bersalin < 2 kali
artinya secara statistik ada hubungan yang mempunyai peluang jarak kejadian tindakan
signifikan antara pendidikan dengan jarak SC sebanyak 2,563 lebih tinggi
kejadian tindakan SC. Hasil analisis dibandingkan dengan paritas ibu bersalin >
diperoleh OR = 1,237 artinya pendidikan ibu 2 kali.
yang ≥ SMA mempunyai peluang terjadinya Paritas adalah jumlah kehamilan yang
jarak tindakan SC < 2 tahun sebanyak 1,237 dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki
lebih tinggi dibandingkan dengan baik dari hasil perkawinan sekarang atau
pendidikan ibu < SMA. sebelumnya (Pusdiknakes, 2001). Primipara
Pendidikan merupakan salah satu adalah perempuan yang telah melahirkan
faktor yang mempengaruhi pengetahuan seorang anak, yang cukup besar untuk
adalah suatu proses yang unsurnya terdiri hidup di dunia luar (Manuaba, 2009).
dari masukan (input) yaitu sasaran Dikarenakan paritas primipara
pendidikan (out put) yaitu suatu bentuk menyebabkan kurang siapan ibu dalam
perilaku dan kemampuan dari saran-saran menghadapi persalinan sehingga ibu hamil
pendidikan. Tujuan pendidikan untuk tidak siap mengalami komplikasi yang
mengubah prilaku masyarakat yang tidak terjadi selama kehamilan, persalinan dan
sehat menjadi sehat. tujuan tersebut dapat nifas.
dicapai dengan anggapan bahwa manusia Multipara adalah perempuan yang
selalu dapat belajar atau berubah, karena telah melahirkan seorang anak lebih dari
manusia selama hidupnya selalu berubah satu kali (Prawirohardjo, 2009).
untuk menyesuaikan diri terhadap Grandemultipara adalah wanita yang
perubahan lingkungan (Notoadmodjo, melahirkan 5 orang anak atau lebih dan
2009). biasanya mengalami penyulit dalam
Namun hal tersebut tidak sesuai kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2009).
dengan penelitian Domas (2017) yang Pada paritas grandemultipara fungsi
menyatakan bahwa tidak adanya hubungan reproduksi mengalami penurunan, otot
yang signifikan antara pendidikan pada jarak uterus terlalu regang dan kurang dapat
kejadian SC. Penelitian Dodoh (2015) yang berkontraksi dengan baik sehingga
menyatakan bahwa adanya hubungan yang kemungkinan persalinan SC menjadi lebih
signifikan antara pendidikan pada jarak besar. Dari hasil penelitian tidak ada
kejadian SC. kesenjangan antara teori dan hasil
Menurut peneliti bahwa pendidikan penelitian.
ibu dapat mempengaruhi proses jarak Maka hal tersebut sesuai dengan Selpi
kejadian tindakan SC. Maka dari itu tenaga (2017), dan Annisa (2015) yang menyatakan
kesehatan dapat memberikan penyuluhan bahwa adanya hubungan yang signifikan
tentang bahaya persalinan yang terlalu antara paritas pada jarak kejadian SC.
dekat tertama untuk ibu dengan pasca Menurut peneliti bahwa paritas ibu
oprasi SC. Konseling tidak hanya melibatkan dapat mempengaruhi proses jarak kejadian
ibu namun seluruh anggota keluarga dan tindakan SC. Maka dari itu tenaga kesehatan
suami harus mewaspadi bahaya SC kurang dapat memberikan penyuluhan tentang KB
dari 2 tahun. atau pencegahan kehamilan dan
menjarangkan jarak kehamilan.
D. KESIMPULAN Budiman dan Riyanto. 2013. Kuesioner
1. Simpulan Pengetahuan dan Sikap Dalam
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan Penelitian Kesehatan. Jakarta:
bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, Salemba Medika
pendidikan dan paritas dengan jarak kejadian Departemen Kesehatan. 2002, Keputusan
tindakan sectio caesarea di RS Harapan Jayakarta Menteri kesehatan, Jakarta
Jakarta Timur Tahun 2017. Secara statistic p value Depdiknas. 2005. Pendidikan
< 0,05, umur p value = 0,018 dengan OR = 2.917. Kewarganegaraan, Strategi dan
Paritas p value = 0,027, nilai OR = 2.563, Metode. Pembelajaran Pendidikan
pendidikan p value = 0,039 dan OR = 1,237. Kewarganegaraan. Jakarta
Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2001
2. Saran Menuju Indonesia sehat 2010.
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
yang sudah disampaikan. Peneliti memiliki 2002:40.
beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai Doengoes, Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan
berikut : Keperawatan Pedoman Untuk.
1. Prodi D-IV Kebidanan URINDO Perencanaan dan Pendokumentasian
Meningkatkan kompetensi mahasiswa tentang Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta:
pentingnya edukasi jarak kejadian tindakan SC EGC.
sehingga mahasiswa dapat memberikan konseling Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga.
tindakan praktik nyata pada ibu nifas tentang jarak Jakarta : EGC
Green, Carol. 2012. Rencana Asuhan
kejadian tindakan SC kurang dari 2 tahun.
Keperawatan Maternal dan Bayi Baru
2. Bagi RS Harapan Jayakarta Lahir. Jakarta: EGC.
Hendaknya rumah sakit melakukan pelatihan Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan
secara berkala untuk meningkatkan kompetensi Keluarga Berencana. Yogyakarta:
tenaga kesehatan sehingga dapat menurunkan Pustaka Rihama
tingginya kejadian tindakan SC < 2 tahun. Hartanto, H., 2002, Keluarga Berencana dan
Penyuluhan pada waktu masa nifas dengan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
meminimalkan jarak kejadian tindakan sectio Harapan.
caesaria.Bagi Institusi Pendidikan D-IV Bidan Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi
Pendidik Dasar Peningkatan Produktivitas.
Hendaknya perlu dilakukan penelitian tentang Jakarta: Bumi Aksara
faktor-faktor lain yang mempengaruhi Icemi Sukarni K, & Wahyu P. 2013. Buku ajar
persalinan dengan tindakan SC. keperawatan maternitas dilengkapi
3. Bagi Petugas Kesehatan contoh askep. Yogyakarta:Nuha
Hendaknya tenaga kesehatan melakukan Medika
penyuluhan tentang jarak kejadian tindakan SC Icemi Sukarni K-Margaretha ZH 2013.
pada masa nifas agar dapat meminimalkan Kehamilan, Persalinan, dan Nifas,
kasus risiko SC kurang dari 2 tahun. Yogyakarta : Nuhamedika
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Kodyat., 1999. Pendidikan dan Keluarga
Diharapkan agar peneliti selanjutnya Berencana, PT Ghalia Indonesia,
menambah variabel dan mengubah rancangan Jakarta.
penelitian. Dan melakukan pengembangan Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetry
dengan menambah responden yang lebih Jilid I. EGC: Jakarta
banyak lagi. Ningrum, Dwi Widya. 2011. Hubungan
DAFTAR PUSTAKA Antara Optimisme Dan Coping Stres
Arum & Sujiyatini. 2011 Panduan Lengkap Pada Mahasiswa UEU Yang Sedang
Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta : Nuha Menyusun Skripsi. Jurnal Psikologi.
Medika Vol. 9, No. 1, 41-47.
Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004, Buku Ajar Notoatmodjo, S. 2010.Metodologi
Keperawatan Maternitas. Maternity Nursing Penelitian Kesehatan. Jakarta:PT
(Edisi 4), Alih Bahasa Maria A. Wijayati, Rineka Cipta
Peter I. Anugerah, Jakarta : EGC
2003.Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan.Jakarta:PT Rineka Cipta
2005.Promosi kesehatan teori &
Aplikasi.Jakarta:PT Rineka Cipta
2009.Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Jakarta:PT Rineka Cipta
2005.Metodologipenelitian
kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah
Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini & Pencegahan
Kanker pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto
Suzanne,C. Smeltzer. 2001. Keperawatan medikal
bedah, edisi 8. Jakarta : EGC.
Whaley, & Wong 2004. Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina.
2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
World Health Organization, 2001, Sectio cesarea,
WHO, Geneva, 14-17

SUMBER LAIN

Anda mungkin juga menyukai