DI RS BETHESDA YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
Searino Mintomarta Pradesta S
41140057
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
Searino Mintomarta Pradesta S
41140057
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Th. Avilla Ririel Kusumosih, Sp.OG dr. Slamet Sunarno Harjosuwarno
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN ABORTUS DENGAN USIA IBU
HAMIL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA
Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) adalah kematian selama kehamilan
dalam waktu 42 hari setalah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh kehamilan
itu sendiri atau penanganannya , tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau
cidera. Angka kematian ibu disebabkan adanya beberapa sebab klinis salah
satunya adalah abortus.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara kejadian abortus dengan usia ibu hamil di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Metode dan Subyek: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan pendekatan case control. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 260
orang pasien yang terdiri dari 130 kelompok kasus dan 130 kelompok komtrol.
Pemilihan sampel menggunakan metode Total Sampling pada ibu hamil di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2017-2018. Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan berbanding lurus yang
bermakna antara usia ibu hamil dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta (p=0,000; OR=5,949; 95%CI=2,978-11,880).
Kesimpulan: Terdapat hubungan berbanding lurus yang bermakna antara usia ibu
hamil dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Kata kunci: Usia ibu hamil, kejadian abortus
THE CORRELATION BETWEEN ABORTUS AND THE AGE OF
PREGNANT WOMEN AT BETHESDA HOSPITAL, YOGYAKARTA
ABSTRACT
Faktor faktor yang terjadi pada abortus adalah faktor janin contohnya saat
proses pembentukan janin itu sendiri, faktor maternal contohnya usia ibu hamil,
penyakit infeksi, dan lain - lain faktor eksternal contohnya radiasi dan obat –
obatan. Pada penelitian ini dikhususkan pada faktor usia ibu hamil (Sarwono,
2014).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan penelitain observational
analitik dengan pendekatan case control. Variabel bebas (kejadian abortus) dan
variabel terikat (usia ibu hamil) dinilai pada waktu yang bersamaan dengan
mengambil data sekunder yaitu rekam medis. Penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
Total Population Sampling, yaitu mengambil semua populasi untuk dijadikan
subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pemilihan
subyek/sampel dengan cara restriksi karena menggunakan kriteria inklusi dan
eksklusi. Variabel bebas dibagi menjadi dua yaitu kelompok kasus dan kelompok
kontrol.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, untuk memperoleh
gambaran masing-masing variabel dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square untuk
mengetahui hubungan antar varibel.
Hasil
Hasil penelitian terhadap 260 sampel terdiri dari 130 kelompok kasus dan 130
kelompok kontrol. Berdasarkan usia ibu hamil, didapatkan usia 20 tahun – 35
tahun paling banyak mengalami abortus sedangkan paling sedikit pada usia <20
tahun. Begitu juga yang tidak mengalami abortus. Berdasarkan pekerjaan ibu
hamil, data paling banyak baik yang mengalami abortus maupun tidak abortus
yaitu ibu yang bekerja sebagai IRT/Asisten Rumah Tangga sedangkan yang
paling sedikit ibu yang bekerja sebagai PNS. Berdasarkan pendidikan terakhir ibu
hamil, data paling banyak baik yang mengalami abortus maupun tidak abortus
adalah ibu dengan pendidikan terakhir SMA sedangkan yang paling sedikit ibu
dengan pendidikan terakhir SD.
Tabel 2. Analisis Bivariat antara kejadian abortus dengan usia ibu hamil
Kejadian Abortus
Kasus Kontrol Nilai OR CI 95%
p
Usia Ibu <20 tahun dan 49 (18,8%) 12 (4,6%) 5,949
Hamil >35 tahun 0,00 (2,978-
20 tahun sampai 81 (31,2%) 118 (45,4%) 0 11,880)
35 tahun
Pembahasan
Penelitian yang dilakukan memiliki 260 sampel ibu hamil di Rumah Sakit
Bethesda pada periode tahun 2017-2018 dengan dibagi berdasarkan kelompok
kasus dan kelompok kontrol. Usia ibu hamil dikelompokkan berdasarkan risiko
tinggi dan risiko rendah karakteristik sampel dalam kehamilan, sehingga
terbentuk kelompok sampel usia <20 tahun dan >35 tahun sebagai risiko tinggi
sebanyak 61 orang (23,5%) sedangkan jumlah sampel dengan usia 20 tahun
sampai 35 tahun sebagai risiko rendah sebanyak 199 orang (76,5%).
Pengelompokan pasien berdasarkan usia ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nuri Luthfiatil Fitri pada tahun 2017 dimana pada wanita usia
muda (<20 tahun) rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran
dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan.
Sedangkan wanita yang hamil pada usia >35 tahun kondisi kesehatan ibu mulai
menurun akibatnya risiko abortus akan semakin tinggi.
Daftar Pustaka
RISKESDAS (2010). Riset Kesehatan Dasar; Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010. Laporan
Nasional 2010. pp. 1–446. doi: 1 Desember 2013.
Dinah (2018). Hubungan Antara Usia Dan Paritas Ibu Dengan Kejadian Abortus
Di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Available from :
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2064
[Accessed 5 februari 2021].
Iis Uswatun Khasanah (2019). Hubungan Usia dengan Kejadian Abortus Di RSUD
Wonosari Gunungkidul Yogyakarta. Available from :
http://digilib2.unisayogya.ac.id/bitstream/handle/123456789/176/IIS
%20USWATUN%20KHASANAH_1810104404_PRODI%20KEBIDANAN
%20SARJANA%20TERAPAN_NASKAH%20PUBLIKASI.pdf?
sequence=1&isAllowed=y [Accessed 5 februari 2021].
Nuri Luthfiatil Fitri (2017). Hubungan Usia dan Jarak Kehamilan dengan
Kejadian Abortus. Available from :
http://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/wacana/article/view/41
[ 3 februari 2021].