Oleh :
ENDAH KHOIRUL QODRIYATI (P1337424821267)
Laporan Kasus “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil TM II Fisiologis pada Ny. T
Usia 30 Tahun G2P1A0 Hamil 20 Minggu di Era Pandemic COVID 19 di UPTD
Puskesmas Todanan Kabupaten Blora” telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
A. Latar belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah mengalami
menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seseorang pria yang sehat
maka besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang
dihitung mulai hari pertama haid terakhir. Kehamilan terbagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai enam bulan dan trimester ketiga bulan ketujuh hingga
sembilan bulan. (Bidan dan Dosen Kebidanan 2018:274).
Selama kehamilan, beberapa wanita dihadapkan dengan beberapa
masalah yang menyumbang Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu
(AKI) merupakan tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu di suatu wilayah.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah sebagian besar disebabkan
oleh perdarahan 40-60% dan infeksi 20-30 % (Depkes RI, 2013). AKI di
Indonesia tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami
penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). Meskipun mengalami penurunan, akan tetapi jumlah AKI
masih jauh dari tujuan ke 3 SDG’s yaitu mengurangi AKI hingga dibawah 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (SDG 2030 Indonesia, 2017).
Di Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi
tantangan besar dan perlu mendapatkan perhatian dalam situasi bencana
COVID-19. Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 per tanggal 14 September 2020, jumlah pasien terkonfirmasi
COVID-19 sebanyak 221.523 orang, pasien sembuh sebanyak 158.405 (71,5%
dari pasien yang terkonfirmasi), dan pasien meninggal sebanyak 8.841 orang
(3,9% dari pasien yang terkonfirmasi). Dari total pasien terkontamisasi positif
COVID-19, sebanyak 5.316 orang (2,4%) adalah anak berusia 0- 5 tahun dan
terdapat 1,3% di antaranya meninggal dunia. Untuk kelompok ibu hamil,
terdapat 4,9% ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19 dari 1.483 kasus
terkonfirmasi yang memiliki data kondisi penyerta. Data ini menunjukkan bahwa
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir juga merupakan sasaran yang rentan
terhadap infeksi COVID-19 dan kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2020).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018
sebanyak 421 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian
ibu tahun 2017 yaitu sebanyak 475 kasus. Dengan demikian angka kematian ibu
Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 88,05 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi 78,60 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2018 (Jateng, 2019).
Sampai saat ini juga masih belum jelas apakah infeksi COVID-19 dapat
melewati rute transplasenta menuju bayi. Meskipun ada beberapa laporan
dimana bayi pada pemeriksaan didapatkan pemeriksaan positif dengan adanya
virus beberapa saat setelah lahir, tetapi penelitian ini perlu validasi lebih lanjut
tentang transmisi ini apakah terjadi di dalam kandungan atau di postnatal. Saat
ini tidak ada data yang mengarahkan untuk peningkatan risiko keguguran yang
berhubungan dengan COVID-19. Laporan kasus dari studi sebelumnya dengan
SARS dan MERS tidak menunjukkan hubungan yang meyakinkan antara infeksi
dengan risiko keguguran atau kematian janin di trimester dua (Aziz, 2020).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan risiko komplikasi selama kehamilan adalah dengan pelayanan
antenatal care (ANC) yang terstandar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Saifuddin, 2014).
Pemeriksaan ANC dalam periode kehamilan dilakukan sebanyak minimal 4x,
yaitu 1x pada trimester 1 dan 2 serta 2x dilakukan pada trimester 3.
Sedangkan pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan
normal dimasa Pandemik COVID 19 minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester
1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter
saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.
Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining. Tatap muka didahului dengan janji
temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19. Jika
ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan swab atau jika sulit
mengakses RS Rujukan maka dilakukan Rapid Test. Jika tidak ada gejala
COVID-19, maka dilakukan pelayanan antenatal di FKTP (Kemenkes RI, 2020).
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum sudah diterima
bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. Pelayanan/ Asuhan Antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor serta mendeteksi dini adanya kelainan
dalam kehamilan. Selain itu, Antenatal Care juga bertujuan untuk
mempersiapkan ibu dan keluarganya akan kehamilannya ini (Saifuddin, 2014).
Asuhan antenatal juga untuk menyiapkan persalinan menuju well born babydan
well health mother, mempersiapkan perawatan bayi dan laktasi, serta
memulihkan kesehatan yang optimal saat akhir kala nifas (Manuaba, 2012)
Ibu hamil memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan terjadinya kematian maternal merupakan suatu tanggung jawab
besar bagi tenaga kesehatan Indonesia. Peran bidan sebagai salah satu ujung
tombak pelayanan kesehatan ibu dan bayi adalah memberikan pelayanan ANC
yang sesuai dengan standar, sehingga akan berdampak positif terhadap
peningkatan taraf kesehatan ibu dan bayi yang berbanding lurus dengan
menurunya angka kematian ibu.
Pemeriksaan kehamilan mempunyai dampak positif terhadap penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Adapun pemeriksaan kehamilan mencakup jumlah
pemeriksaan dan mutu pemeriksaan. Dengan adanya pemeriksaan kehamilan
diharapkan wanita hamil mengungkapkan keluhan yang dialami sehingga
petugas kesehatan memberi informasi yang akurat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah dengan
cara melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan pendekatan holistik.
Dalam asuhan kebidanan dengan pendekatan holistik, bidan memberikan
dukungan emosional dalam bentuk dorongan, pujian, kepastian, mendengarkan
keluhan ibu dan menyertai ibu sebagai kunci asuhan. Bidan dalam melakukan
pendekatan ini memberikan pelayanan yang sama terhadap perempuan di semua
kategori dan berdasarkan evidence based. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ibu yang menerima pelayanan secara holistik merasa dianggap sebagai “teman”
sehingga ada kepuasan tersendiri bagi ibu serta berkontribusi terhadap
kelanjutan pelayanan kebidanan dan bermanfaat untuk ibu dan bayi baru lahir
(Ningsih, 2017).
Menurut Ningsih, 2017 dalam jurnalnya menunjukkan bahwa sebagian
besar bidan memberikan asuhan secara terpisah. Bidan yang melakukan
kunjungan rumah hanya melakukan satu atau dua kali kunjungan. Kondisi ini
sering kali menjadi penyebab kurang terbinanya hubungan yang berkualitas
antara bidan dan ibu dan keterlambatan deteksi komplikasi kegawatdaruratan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka seorang bidan harus memberikan
asuhan secara holistik kepada ibu selama masa hamil untuk mencegah terjadinya
komplikasi-komplikasi atau penyulit sehingga mampu berkontribusi dalam
upaya penurunan AKI dan AKB. Dengan asuhan kebidanan ini diharapkan ibu
dapat selalu terpantau keadaannya sehingga dapat dilakukan pencegahan dan
penanganan apabila ada keluhan atau masalah. Melihat pentingnya asuhan
kebidanan pada kehamilan, maka Saya tertarik untuk melakukan “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. T Usia 30 Tahun G2 P1 A0 Usia
Hamil 20 Minggu di Puskesmas Todanan Kabupaten Blora ”
B. Rumusan masalah
Bagaimana Asuhan kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. T Usia
30 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 20 Minggu di Puskesmas Todanan Kabupaten
Blora?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada
Ny. T Usia 30 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 20 Minggu di Puskesmas Todanan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian berupa data subyektif.
b. Mampu melakukan pengkajian berupa data obyektif
c. Mampu menegakkan diagnosis berdasarkan data subjektif dan data
objektif dalam assesment
d. Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan
e. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.
C. Ruang Lingkup
Dalam laporan ini kelompok membahas tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Pada Ny. T Usia 30 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 20 Minggu.
D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Menambah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori dan evidence based
practice pemberian asuhan kebidanan pada Ibu Hamil.
2. Bagi Lahan Praktik
Mamfaat asuhan ini bagi lahan praktik sebagai bahan untuk memberikan
gambaran dan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di lahan praktik dalam
memberikan asuhan kebidanan.
3. Bagi Masyarakat/Klien
Ny. K mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan evidence based practice
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Pusing, dapat pingsan, mual, keringat dingin, pucat dalam posisi terlentang
Penyebab: Rahim menekan pembuluh darah
Cara mengatasi: Ambil posisi miring ke kiri atau setengah duduk dengan lutut
agak ditekuk hingga gejala hilang.
c. Ulu hati terasa panas
Penyebab: Kelambatan pengosongan lambung, lambung terdesak oleh rahim
Cara mengatasi
1) jangan mengkonsumsi makanan yang memproduksi gas seperti kubis,
nangka, sawi dan durian
f. Keputihan
Penyebab munculnya keputihan selama masa kehamilan adalah pengaruh
hormonal dan peningkatan produksi lendir. Namun, dalam kasus ini vagina
akan mengeluarkan cairan berwarna putih , encer dan tidak berbau. Cairan
tersebut akan bertambah seiring bertambahnya usia kehamilan. Apabila
keputihan disertai gatal dan bau kemungkinan terjadi infeksi yang dapat
menyebabkan perlunakan rahim dan akan timbul kontraksi sebelum
waktunya.
Cara mengatasi
1) Jangan membilas bagian dalam liang senggama
2) Kenakan celana dalam yang tidak ketat dan segera ganti jika sudah basah
4) Jika gatal, bau menusuk, ada perubahan sifat dan warna segera laporkan
dan konsultasikan pada tenaga kesehatan
g. Varises
Pada kaki dan daerah kemaluan
Penyebab: keturunan, pengaruh hormon kehamilan.pembesaran rahim yang
menghambat aliran darah, mengejang saat buang air besar.
Cara mengatasi
1) jangan terlalu lama berdiri atau duduk
3) Cukup bergerak
h. Sakit Kepala
Penyebab: Ketegangan emosional, ketegangan pada mata (gangguan atau
masalah pada mata)
Cara mengatasi
1) santai dan istirahat
2) Posisi jongkok dengan kedua paha membuka atau tekuk lutut ke arah
dada
d. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala
yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi
otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan
kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-
eklampsia.
f. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi
(24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan
dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga
muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun
26 kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari
eklampsia (Prawirohardjo, 2010).
A. IDENTITAS PASIEN:
1. Nama : Ny. T 1. Nama suami : Tn. L
2. Umur : 30 tahun 2. Umur : 35 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Tani 5. Pekerjaan : Tani
6. Suku bangsa : Jawa Indonesia 6. SukuBangsa : Jawa Indonesia
7. Alamat : Ketileng RT 01/05 7. Alamat : ketileng RT 01/05
B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang:
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan ingin cek laboratorium
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan keputihan dari jalan lahir berwarna putih-jernih,
tidak berbau.
Uraian keluhan utama
Ibu mengatakan keputihan sudah 1 minggu ini. Berwarna putih jernih, tidak
berbau dan tidak gatal.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang dan yang lalu
Ibu mengatakan saat ini tidak pernah/sedang menderita tanda dan gejala
penyakit seperti :
Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak mengalami nyeri dan
berdebar-debar saat melakukan aktivitas ringan seperti nonton tv,
berjalan santai, dan beristirahat. Tidak pernah mengalami sesak
napas/ terengah-engah saat melakukan aktifitas fisik ringan seperti
berjalan kaki beberapa meter saja.
Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas setelah makan
sesuatu misalnya atau setelah terpapar debu.
TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam waktu lama lebih dari 3
bulan.
Hepatitis B : Ibu mengatakan bagian mata, kulit dan kuku tidak berwana
kekuningan.
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami BAK dengan warna kuning
kecokelatan dan BAB pucat.
DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami mudah haus, mudah lapar,
dan sering BAK di malam hari; penurunan berat badan yang drastis;
dan luka yang sulit kering.
Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan misalnya pusing
yang tidak hilang saat dibawa istirahat, dan tengkuk terasa kaku serta
tegang.
HIV/AIDS : Ibu mengatkan tidak pernah mengalami penyakit sperti sariawan
yang tidak kunjung sembuh, diare lebih dari 1 bulan, dan berat badan
yang menurun drastis.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit jantung, Asma,
TBC, DM, Hepatitis B, Hipertensi, dan HIV/AIDS.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada
riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan bahwa belum pernah mengalami operasi apapun
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat haid
Menarche : Usia 14 tahun
Siklus : 28 hari
Nyeri Haid : tidak ada
Lama : 6-7 hari
Warna darah : Merah, kadang coklat
Banyaknya : Hari pertama dan kedua ganti pembalut 3-4 kali sehari, hari
ketiga sampai terakhir ganti pembalut 1 kali sehari.
Leukhorea : ada
Warna : bening-putih
Bau : tidak berbau
b. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil ke 2 usia 20 mg
2) HPHT : 28-03-2021
3) HPL : 2-01-2022
4) Gerak janin : Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin
Pertama kali : 4 bulan
Frekuensi dalam 12 jam : 10x
5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran khusus : tidak ada
7) Imunisasi TT : TT4
8) ANC : 2 x di bidan
ANC Tanggal Tempat Suplemen MASALAH TINDAKAN /
ke dan Fe PENDKES
1 9 BPM Caviplex Mual Makan sedikit
Desember B6 muntah tapi sering
2020
2 10 Januari BPM Hufabion Mual Nutrisi ibu
2021 B6 hamil
2015 rutin Tidak Aterm Spon Bidan ♀/3100 Tidak Ya Tidak Ya Hidup
ada tan ada ada
C. DATA OBYEKTIF:
1. Pemeriksaan Fisik:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi: 110/70mmHg
2) Kesadaran : Composmetis Nadi: 80x/menit
3) BB Sebelum/ Sekarang : 61/ 64kg Suhu : 36,5˚C
4) LILA : 31 cm TB : 153 cm
5) RR : 20x/menit IMT : 26,52 (over
weight)
b. Status present
Kepala : Kulit kepala bersih, mesochepal, rambut tidak rontok
Muka : Simetris, kemerahan, tidak ada kelainan
Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Hidung tampak bersih, tidak ada polip dan sekret
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, gigi bersih tidak ada caries
Telinga : Telinga tampak bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : Tidak ada massa atau pembesaran
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada masa
Ekstremitas : Tidak ada varises, tidak ada oedem dan gangguan
pergerakan
Punggung : Normal, tidak ada kelainan bentuk
Anus : Tidak ada hemoroid, tidak ada kelainan
c. Pemeriksaan obstetri
1) Inspeksi
Muka : tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : tidak ada benjolan abnormal, colstrum belum
keluar, simetris, hyperpigmentasi areola.
Abdomen : ada linea nigra
Vulva : terdapat sedikit lendir jernih-putih
2) Palpasi
Abdomen :
O : a. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
Status obstetric
1. Inspeksi:
a. Muka : tidak terdapat cloasma gravidarum, muka tidak
oedem
b. Mamae : areola menghitam, puting menonjol dan bersih,
tidak teraba massa
c. Abdomen : tidak terdapat line alba ,linea nigra dan striae
gravidarum
d. Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
2. Palpasi
a. Leoplod I : Teraba bagian lunak, bulat tidak melenting
(bokong)
b. Leoplod II : Teraba bagian keras seperti papan dibagian
kiri perut ibu (punggung). Teraba bagian
kecil-kecil dibagian kanan perut ibu
( ekstremitas)
c. Leoplod III : Teraba bagian keras, melenting dibagian
bawah perut ibu ( kepala)
d. Leoplod IV : masih bisa di goyangkan (konvergen) belum
masuk panggul.
TFU : 15 cm
TBJ : 465 gram
Auskultasi :
DJJ : 146
7. Melakukan dokumentasi
Hasil: sudah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN II
O : b. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,6oC
Status obstetric
3. Inspeksi:
e. Muka : tidak terdapat cloasma gravidarum, muka tidak
oedem
f. Mamae : areola menghitam, puting menonjol dan bersih,
tidak teraba massa
g. Abdomen : tidak terdapat line alba ,linea nigra dan striae
gravidarum
h. Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
4. Palpasi
e. Leoplod I : Teraba bagian lunak, bulat tidak melenting
(bokong)
f. Leoplod II : Teraba bagian keras seperti papan dibagian
kiri perut ibu (punggung). Teraba bagian
kecil-kecil dibagian kanan perut ibu
( ekstremitas)
g. Leoplod III : Teraba bagian keras, melenting dibagian
bawah perut ibu ( kepala)
h. Leoplod IV : masih bisa di goyangkan (konvergen) belum
masuk panggul.
TFU : 16 cm
TBJ : 620 gram
Auskultasi :
DJJ : 146 x/menit
1. Data Subjektif
Pengkajian data subjektif pada Ny. T pada pemeriksaan kehamilan
dilakukan dengan metode auto anamnesa karena secara fisik maupun psikologis
mampu melakukan komunikasi dengan baik. Saat melakukan asuhan kebidanan
kehamilan pada Ny. T dicantumkan tanggal, jam dan tempat sebagai bukti atau
consent bahwa penulis sudah melakukan asuhan pada tanggal, jam dan tempat
seperti yang dituliskan dalam lembar tinjauan kasus. Pengkajian dilakukan pada
menyeluruh mulai dari identitas, alasan datang, keluhan utama, riwayat obstetrik,
riwayat kesehatan, riwayat persalinan dan nifas pada masa lalu, rencana KB,
pola pemenuhan kebutuhan sehati-hari, riwayat imunisasi, eliminasi, personal
hygine, pola istirahat, aktifitas fisik dan olahraga, kebiasaan yang merugikan
sampai riwayat psikososial-spiritual.
Pada pemeriksaan subjektif, Ny. T tidak memiliki riwayat penyakit
kronis maupun penyakit menular. Pada bagian pemenuhan nutrisi, pasien sudah
mengerti dan makan makanan bergizi, hal ini bersifat baik untuk pada
kehamilan. Pemenuhan nutrisi yang tidak seimbang dapat menyebabkan
kurangnya nutrisi yang diterima janin. Hal ini dikarenakan porsi makan ibu
hamil dan kandungannya harus sesuai dengan kebutuhan tubuh dan janin agar
janin dapat bertumbuh dan memiliki nutrisi yang cukup untuk
perkembangannya. Sehingga tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak
hampir semua zat gizi dibanding saat wanita tidak hamil (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013). Namun ibu memiliki kebiasaan mengkonsumsi teh.
Selain mengandung kafein, teh juga memiliki kandungan fenol di dalamnya.
Kandungan fenol dikenal sebagai salah satu zat yang dapat mengganggu
penyerapan zat besi maupun asam folat dari makanan yang ibu
konsumsi. sebaiknya ibu menghindari mengkonsumsi teh terutama saat makan
agar nutrisi dari makanan yang ibu konsumsi bisa terserap dengan baik.
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan antropometri didapati BB pasien sebelum hamil 61 kg
dan BB pasien saat ini adalah 64 kg dan tinggi badan pasien yaitu 153 cm
dimana IMT pasien yang masuk ke dalam kategori gemuk/ lebih dari normal.
Menurut WHO kenaikan berat badan dalam kehamilan Obesitas dalam
kehamilan merupakan kondisi dengan prevalensi yang terus meningkat, namun
sering kali diabaikan. Obesitas dalam kehamilan merupakan kondisi risiko tinggi
dalam kehamilan dan dapat meningkatkan kejadian penyakit-penyakit yang lebih
berat bagi ibu dan janin. Oleh karena itu,diperlukan pemantauan dan tata laksana
kolaboratif antaradokter umum, bidan, dokter spesialis obstetri dan
ginekologi,ahli anestesi, ahli gizi, serta kedokteran olahraga untukmenangani
kasus obesitas dalam kehamilan, dimulai dari saatperencanaan kehamilan hingga
pasca persalinan(Ocviyanti & Dorothea, 2018).
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan untuk memantau pertumbuhan
janin dibandingkan usia kehamilan. Pada kunjungan ini Ny. T didapatkan hasil
pengukuran TFU yaitu 15 cm. Pengukuran TFU Ny. T tidak menggunakan
pengukuran Mc. Donald, karena usia kehamilan belum mencapai 24 minggu
(Runjati dkk, 2017). Penentuan presentasi janin tidak menggunakan pemeriksaan
leopold karena belum dapat terdefinisikan. Denyut jantung janin sudah terdengar
menggunakan doppler. Menurut (Runjati dkk, 2017), DJJ dapat didengar
pertama kali mulai usia kehamilan 12 minggu dengan menggunakan Doppler
dan pada usia 16-20 minggu jika menggunakan funduskop.
Ny. T datang ke puskesmas pertama kali untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium. Kadar Hb Ny. T adalah 11,4 gr%, golongan darah B, syfilis
negatif, HIV dan HbSag nonreaktif. Hasil laboratorium ibu baik.
3. Analisa
Analisa data dilakukan setelah melakukan pengumpulan data subjektif dan
objektif. Diagnosis pada Ny. T adalah Ny. T usia 30 tahun hamil G2P1A0 usia
kehamilan 20 minggu dengan masalah overweight dan keputihan
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa secara keseluruhan hasil pemeriksaan dalam
kondisi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan, pembesaran rahim sesuai masa kehamilan, dan
hasil pemeriksaan detak jantung janin dalam batas normal.
Memberitahu ibu status gizi ibu berdasarkan IMT sebelum hamil 26,52
adalah overweight. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kenaikan berat
badan antara 7-11,5 kg selama hamil ini
b. Memberitahu ibu overweight juga dapat berdampak pada janin seperti risiko
keguguran dan persalinan prematur. Selain itu, janin bisa mengalami
kelainan, seperti kelainan jantung dan neural tube defect atau cacat bawaan
akibat tidak sempurnanya penutupan tabung saraf saat masih di dalam perut,
namun ibu tidak perlu khawatir, ibu harus rutin untuk kontrol dan mengikuti
anjuran bidan/ tenaga kesehatan.
Hasil penelitian mengenai hubungan antara indeks massa tubuh ibu prahamil
dan kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi di
RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya dapat disimpulkan bahwa Indeks massa
tubuh ibu sebelum hamil mempengaruhi berat badan lahir bayi dan kenaikan
berat badan ibu selama hamil mempengaruhi berat badan lahir bayi di RSUD
Dr. M. Soewandhie Surabaya (Puspita, 2019).
Vahratian dalam Quedarusman et all (2013) mengatakan bahwa overweight
dan obesitas merupakan risiko terbesar kelima yang dapat menyebabkan
kematian global. Suatu penelitian dilakukan di Amerika Serikat pada wanita
usia subur menunjukkan bahwa 24,5% wanita usia 20-44 tahun memiliki
status gizi overweight dan 23% di antaranya obesitas . Jika Ibu hamil dengan
berat badan yang berlebihan sebelum kehamilan, maka pertambahan yang
dianjurkan harus lebih kecil daripada ibu dengan berat badan ideal karena
bila ibu hamil itu mempunyai peningkatan berat badan yang terlalu
berlebihan akan berisiko terjadinya komplikasi kehamilan seperti diabetes
gestasional (kenaikan kadar gula darah karena adanya proses kehamilan)
atau terjadinya preeklampsia (keracunan kehamilan karena terjadi
peningkatan tekanan darah) (Puspita, 2019).
c. Memberitahu ibu untuk menjaga nutrisi/ gizi ibu hamil. Menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi protein seperti ikan, ayam, telur, tahu dan tempe.
Mengkonsumsi sayur, buah, dan minum air putih yang cukup. Tidak
mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat/ makanan minuman yang manis-
manis.
Menurut Purwanti, dkk, pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi dengan baik
dapat mempengaruhi perilaku ibu khususnya berkaitan dengan konsumsi
makanan. Dengan pengetahuan yang baik tentunya pola makan dan perilaku
ibu dalam mengonsumsi makanan lebih memperhatikan kualitan kandungan
gizi dibadingkan kuantitas atau banyaknya makanan yang dikonsumsi.
Dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung nutrisi tentunya
dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan ibu dan balita. Dengan
demikian pengetahuan tentang nutrisi bagi ibu sangat penting (Purwanti et
al., 2014).
Matthias dalam Quedarusman et all (2013) menunjukkan bahwa pola diet
termasuk konsumsi berlebihan daging merah, gandum, dan makanan pencuci
mulut yang manis, dan kentang mungkin berkontribusi dalam terjadinya
peningkatan berat badan jangka panjang.
d. Menjelaskan kepada ibu hamil apabila keputihan yang dialaminya
merupakan keluhan yang normal terjadi pada ibu hamil trimester II.
Keputihan yang tergolong normal akan terlihat dari cairan yang keluar
dengan tanda sebagai berikut: tidak berwarna atau berwarna putih, tidak
berbau atau tidak mengeluarkan bau menyengat, meninggalkan bercak
kekuningan di celana dalam, tesktur cairan keputihan dapat berubah
tergantung siklus menstruasi (Willy, 2019). Keputihan terbagi menjadi dua
macam yaitu keputihan fisiologis terjadi karena saat terangsang, hamil,
kelelahan, stress. Cairan keputihan ini jernih, tidak berbau dan tidak
menyebabkan rasa gatal sedangkan keputihan patologis terjadi karena kuman
penyakit yang menginfeksi vagina seperti jamur Candida albicans,
Trichomoniasis, E.Coli, Staphylococcus, Treponema Pallidum, Condyloma
acuminata dan herpes serta luka di daerah vagina. Keputihan patologis pada
ibu hamil sering disebabkan karena jamur, karena pada masa kehamilan
vagina menjadi kaya dengan kandungan glukosa yang disebut glikogen, dan
ini merupakan makanan baik untuk tumbuhnya kuman Candida. Tingginya
jumlah kandungan glikogen ini dihubungkan dengan peningkatan hormon
estrogen dan mengurangnya keasaman vagina (Natalia, 2015).
e. Menjelaskan kepada ibu hamil untuk menjaga daerah kewanitaan degan
prinsip bersih kering yaitu setelah BAB/ BAK segera dikeringkan, menjaga
personal hygiene yaitu dengan mengganti celana dalam 2x sehari atau
apabila sudah basah atau kotor, memakai celana dalam dari katun, tidak
membilas bagian dalam liang senggama, jaga kebersihan alat kelamin
seperti membilas dari arah depan ke belakang, tidak menggunakan sabun
pembersih kewanitaan yang PH nya tidak normal serta selalu sedia tissue
atau handuk khusus di kamar mandi untuk mnegeringkan alat genetalianya
setelah BAK atau BAB. Dengan menggunakan tisu untuk mengeringkan
genetalia setelah buang air dapat mengurangi tanda gejala keputihan
(Paryono, 2016).
Hasil : Ibu mengerti akan penjelasan bidan dan bersedia menerapkannya
f. Memberikan konseling tentang protokoler pencegahan covid 19 pada saat
hamil dan tata laksanaan pemeriksaan ANC pada saat Pandemic COVID 19.
Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal minimal
6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester
3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan
saat kunjungan ke 5 di Trimester 3(Kemenkes RI, 2020). .
Hasil: ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
g. Menganjurkan tetap menerapakan protokoler kesehatan pencegahan
COVID 19 yaitu jaga jarak, pakai masker dan sering cuci tangan di rumah
maupun di luar rumah.
Hasil: ibu bersedia menerapkan protokoler kesehatan.
h. Mengajari ibu tehnik mencuci tangan yang benar dan penggunaan masker
yang benar
Hasil: ibu mengikuti tehnik mencuci tangan yang benar sesuai dengan ajaran
bidan.
i. Memberikan terapi fe sebanyak 30 tablet sehari 1x dan kalk 1x sehari,
menganjurkan pada Ibu untuk tidak mengkonsumsi tablet fe bersama dengan
teh, sebaiknya menggunakan air jeruk atau bisa menggunakan air putih.
Pemberian suplementasi Fe dengan kombinasi vitamin C dapat
meningkatkan kadar hemoglobin lebih tinggi dibandingkan dengan
pemberian tablet Fe saja (Susilo, et al, 2015).
Menganjurkan ibu untuk membatasi/ menghindari konsumsi teh saat hamil
ini terlebih diminum bersama saat makan, karena kandungan fenol dalam teh
dapat mengganggu penyerapan zat besi maupun asam folat dari makanan
yang ibu konsumsi.
Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh kombinasi makanan yang
diserap pada waktu makan makanan tertentu, terutama teh kental yang akan
menimbulkan penghambatan nyata pada penyerapan zat besi Senyawa tanin
dari teh yang berlebihan dalam darah akan mengganggu penyerapan zat besi.
Tubuh kekurangan zat besi maka pembentukan butir darah merah
(hemoglobin) berkurang sehingga mengakibatkan anemia. Pengaruh
penghambatan tanin dapat dihindarkan dengan cara tidak minum satu jam
setelah makan karena dapat menurunkan absorbsi zat besi hingga 85%
(Royani, et al, 2017).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam melaksanakan manajemen asuhan
kebidanan, dan bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan
yang diberikan. Berdasarkan data yang didapatkan setelah penulis melakukan
kunjungan ulang, Ny. T tidak lagi rutin mengkonsumsi teh, dan mengurangi
asupan yang manis-manis, sudah makan-makanan yang bergizi. Keputihan yang
dialami oleh Ny. T tidak berlanjut menjadi keputihan yang patologis dan
berangsur berkurang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari anamesa data sujektif pada Ny. T umur 30 tahun
ingin memeriksakan kehamilannya dan cek laboratorium
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif bahwa Ny. T umur 30 tahun
dalam keadaan sehat, TD : 110/70 mmhg, Suhu: 36,5 oC, BB: 64 KG, TB:
153 cm, LILA : 31 cm, Hb : 11,4 gr/dL, Nadi: 80 x/menit, IMT: 26,52.
RR: 20 x/menit.
3. Berdasarkan hasil analisa bahwa Ny. T umur 30 tahun dengan Keputihan
dan over weight.
4. Penatalaksanaan yang tepat pada Ny. T umur 30 tahun yaitu memberikan:
a. Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium kepada
ibu
b. Menginformasikan dampak dari overweight pada masa kehamilan
c. Menganjurkan pada ibu untuk makan makan yang bergizi dan
mengkonsumsi tablet penambah darah 1 kali sehari secara rutin
d. Menjelaskan pada ibu bahwa keputihan itu normal dan cara
mengatasinya.
e. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan diri dan menerapkan
protocol kesehatan di rumah maupun di luar rumah.
f. Menganjurkan ibu untuk control lagi 1 bulan kemudian
B. Saran
1. Pasien
Diharapkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang sehat dan
menjaga pola makan yang sehat dan bernutrisi.
2. Penulis
Diharapkan penulis dapat meningkatkan pengetahuan untuk memberikan
asuhan kebidanan pada kehamilan dan tetap menerapkan protocol
kesehtan pada saat pemeriksaan.
3. Bidan
Diharapkan akan berkoordinasi dengan rekan sejawat khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien agar pasien tau apa saja
yang harus diperhatikan, khususnya masalah keputihan pada kehamilan .
Dan mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan keluhan pasien
berdasarka evidence based
4. Institusi
Diharapka institusi Kebidanan dapat mefasilitasi perpustakaan dengan
memperbanyak buku terbitan dan jurnal terbaru dalam bidang kesehatan
khususnya seputar asuhan kebidanan kehamilan pada Trimester III
DAFTAR PUSTAKA