Anda di halaman 1dari 111

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga yang sehat dan sejahtera menggunakan kualitas hidup yang
baik, diantaranya dari segi ibu dan anak merupakan pertimbangan yang
penting. Karena dalam siklus kehidupan setiap wanita hampir mengalami
suatu kejadian yang dinamakan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
dan juga pada saat pemakai alat kontrasepsi. Untuk itu seorang wanita perlu
menjaga kesehatan dan keselamatan jiwanya karena banyak berbagai macam
faktor yang dapat mengancam selama siklus hidupnya dikarenakan masih
sangat tingginya jumlah AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
banyaknya jumlah kematian ibu pada saat hamil atau pada saat persalinan
untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan
kesehatan ibu, kondisi lingkungan, dan tingkat pelayanan kesehatan pada ibu
hamil, bersalin dan masa nifas (Saifudin, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian ibu
(AKI) sebesar 527.000 dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 10.000.000
jiwa pada tahun 2016. Pada tahun 2019 jumlah AKI di Indonesia merupakan
yang tertinggi di ASEAN (Association Southeast Asian Nations) yaitu
sebesar 214 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya, seperti di Filipina 170 per
100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand
44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2019).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator yang langsung berhubungan dengan
keberhasilan fasilitas pelayanan kesehatan. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) masih menjadi masalah besar di Negara Indonesia. Jumlah AKI di
Indonesia dari bulan januari sampai september tahun 2016 sebesar 401 per
100.000 jiwa pertahun. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan target AKI

1
2

di Indonesia pada tahun 2015, sebesar 102 kematian per 100.000


kelahiran hidup. Tingginya AKI (angka kematian ibu) di Indonesia
disebabkan oleh berbagai penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab
langsung yang utama adalah 28% perdarahan, 24% eklampsia, 11% Infeksi,
5% abortus, 5% persalinan lama, 3% emboli ketuban, 8% komplikasi masa
puerperium, 11 % lain-lain (Widowati, 2018). Kematian ibu sebagian besar
dipengaruhi oleh kurangnya cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 merupakan
jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali ke
petugas kesehatan (Prawirohardjo, 2019).
Berdasarkan hasil sementara survey penduduk antar sensus (SUPAS)
tahun 2016 AKB di Indonesia mencapai 26 per 1000 kelahiran hidup.
Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebagian besar
disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Faktor waktu dan
transportasi merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus
risiko tinggi.
Dinas Kesehatan Kota Samarinda tahun (2020) menunjukkan jumlah
kematian ibu di kota Samarinda yakni 70 per 100.000 kelahiran hidup dan
jumlah kematian bayi 35 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data tersebut, AKI dan AKB di Kota Samarinda pada
tahun 2020 dapat menjadi pemicu untuk lebih meningkatnya program-
program kesehatan yang sudah dijalankan baik itu secara promotif maupun
preventif. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama
sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dalam upaya percepatan
penurunan AKI dan AKB. Keterlibatan bidan dalam asuhan normal dan
fisiologis sangat menentukan demi penyelamatan jiwa ibu dan bayi oleh
karena wewenang dan tanggung jawab profesionalnya sangat berbeda dengan
tenaga kesehatan lain (Kemenkes RI, 2019).
3

Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah menurunkan
kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu dan untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan anak dengan meningkatkan mutu
pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu hamil dari
Antenatal Care, Intranatal Care, Postnatal Care sehingga seorang ibu
mampu serta sadar menjaga kesehatan dirinya dan keluarga (Kemenkes RI,
2019).
Continuity of care (COC) adalah suatu proses dimana pasien dan
tenaga kesehatan yang kooperatif terlibat dalam management pelayanan
kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi,
biaya perawatan medis yang efekfif (adnani, 2018). Layanan kebidanan harus
disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester,
kelahiran dan melahirkan sampai enam minggu pertama postpartum (Pratami,
2018).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif atau secara
berkelanjutan Continuity of Care (COC) pada Ibu A agar dapat menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu A di Puskesmas
Lempake Tahun 2023 ?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada A Usia 23
Tahun G1P0000 sesuai dengan manajemen kebidanan dan di
dokumentasikan pada SOAP di Puskesmas Lempake Tahun 2023.
4

2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada A Usia 23
Tahun G1P0000 sesuai dengan pendokumentasian pada SOAP di
Puskesmas Lempake Tahun 2023.
b. Mampu memberikan asuhan kebidanan persalinan pada A Usia
23 Tahun G1P0000 sesuai dengan pendokumentasian pada SOAP di
Puskesmas Lempake Tahun 2023.
c. Mampu memberikan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir pada A Usia
23 Tahun G1P0000 sesuai dengan pendokumentasian pada SOAP di
Puskesmas Lempake Tahun 2023.
d. Mampu memberikan asuhan kebidanan Ibu Nifas pada A Usia 23
Tahun G1P0000 sesuai dengan pendokumentasian pada SOAP di
Puskesmas Lempake Tahun 2023.
e. Mampu memberikan asuhan kebidanan Neonatus pada A Usia 23
Tahun G1P0000 sesuai dengan pendokumentasian pada SOAP di
Puskesmas Lempake Tahun 2023.
f. Mampu memberikan asuhan kebidanan Keluarga Berencana (KB)
pada A Usia 23 Tahun G1P0000 sesuai dengan pendokumentasian pada
SOAP di Puskesmas Lempake Tahun 2023.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan informasi bagi perkembangan ilmu kebidanan secara
komprehensif dengan melihat kesenjangan antara teori dengan kondisi
yang dialami pasien.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Puskesmas Lempake
Sebagai bahan masukan/informasi dalam memberikan asuhan
kebidanan secara berkesinambungan khususnya pada standar asuhan
kehamilan yaitu pelaksanaan 10 T agar dapat diterapkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
5

b. Bagi Ibu A
Sebagai bahan informasi untuk mendapatkan pelayanan asuhan
kebidanan tentang pentingnya pemeriksaan hamil.
c. Bagi Poltekkes Kemenkes Kaltim
Sebagai referensi dan informasi tentang pentingnya memberikan
asuhan kebidanan secara berkesinambungan untuk mencegah
terjadinya Angka Kematian Ibu dan mendeteksi resiko tinggi dalam
kehamilan dan persalinan.
d. Bagi Penulis
Sebagai acuan dalam mempraktikan asuhan kebidanan pada
lingkup pekerjaan nantinya harus mampu melakukan secara
pemeriksaan berkesinambungan menggunakan langkah 10 T dan
melakukan Inisiasi Menyusu Dini kepada bayi baru lahir serta tidak
lupa untuk melakukan pemantauan kondisi pasien.
e. Bagi Penulis Selanjutnya
Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan secara
berkesinambungan menggunakan langkah 10 T untuk mendeteksi
resiko tinggi dalam kehamilan dan mencegah terjadinya AKI dan KB
dan mengetahui bahwa setiap ibu hamil harus mendapatkan
pemeriksaan secara berkesinambungan.

E. Ruang Lingkup
Asuhan kebidanan Komprehensif ini di lakukan pada Ibu A mulai dari asuhan
kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir, masa nifas dan menyusui,
neonatus dan pelayanan kontrasepsi di Puskesmas Lempake Samarinda
Tahun 2023.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan Komprehensif


1. Konsep Dasar Teori Kehamilan Fisiologis Trimester III
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu keadaan pada rahim seseorang
perempuan terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan
spermatozoa). Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah
serta fisiologis (Yanti,2017).
b. Pengertian Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester III artinya kehamilan dengan usia 28-
40 mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran
dan kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian
pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai PPperiode
penantian (Vivian, 2019).
Kesimpulan kehamilan trimester III adalah trimester
akhir kehamilan pada periode ini pertumbuhan janin dalam
rentang waktu 29-40 minggu dan janin berada tahap
penyempurnaan
c. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Trimester III
Menurut Prawirohardjo (2019) Perubahan fisiologi pada
masa kehamilan Trimester III adalah :
a) Uterus
Uterus Pada Trimester III akan berkembang menjadi
segmen bawah rahim (SBR). Pada akhir kehamilan otot-otot
uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah
akan melebar dan menipis.

6
7

b) Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri
lebih banyak mengandung jaringaikat yang terdiri atas kolagen. Karena
serviks terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan
otot, maka serviks tidak mempunyai fingsi sebagai spinkter, sehingga
pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan
corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah.
c) Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio
tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan
membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada
alat-alat genetalia tersebut meningkat. Pada bulan terakhir kehmilan,
cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
d) Payudara
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari putting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
d. Perubahan Psikologis Trimester III
Menurut Sulistyawati (2018) Perubahan psikologis pada masa kehamilan
Trimester III , yaitu :
a) Rasa tidak nyaman timbul saat merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
8

e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.


f) Merasa kehilangan perhatian.
e. Ketidaknyamanan pada Trimester III
Ketidaknyamanan ialah suatu perasaan ataupun yang tidak
menyenangkan bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil.
Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester III menurut
Sulistyawati (2018).
a) Nyeri punggung bagian bawah
Nyeri punggung bawah (nyeri pinggang) merupakan nyeri
punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah
biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia
kehamilan. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk
yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah
apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Karena nyeri
ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan
postur tubuhnya. Cara untuk mengatasi hindari membungkuk berlebihan,
mengangkat beban dan berjalan tanpa istirahat, pijatan/usapan pada
punggung, untuk istirahat atau tidur gunakan kasur yang menyokong
atau gunakan bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan
meringankan tarikan dan regangan.
b) Miksi (Sering buang air kecil)
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin
sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi
berkemih meningkat. Cara mengatasinya kosongkan kandung kemih saat
terasa ada dorongan untuk berkemih, perbanyak minum pada siang hari,
batasi minuman dengan bahan diuretik seperti kopi, teh dan soda.
c) Hyperventilasi (Nafas sesak)
Penyebabnya yaitu pada kehamilan 33-34 minggu banyak ibu akan
merasa susah bernafas hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawah
diafragma menekan paru ibu.
9

2. Konsep Dasar Teori Persalinan Fisiologis


a. Pengertian
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin dari dalam uterus
(rahim) melalui jalan lahir. Saat persalinan terjadi proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minngu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni,
2018).

Persalinan adalah serangkaian yang berakhir dengan pengeluaran


bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan
pengeluaran plasentra dan selaput janin dari tubuh ibu (Kuswanti, 2019).
Kesimpulan persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi atau janindari
rahim ke dunia luar dengan proses membuka dan menipisnya
serviks dan janin turun menelusuri jalan lahir. Usia kehamilan yang
normal untuk bersalin adalah 37-42 minggu

b. Faktor-faktor Persalinan
Faktor-faktor persalinan menurut Nuraisah (2019).
1) Passage (Jalan lahir)
Passage terdiri dari :
a) Bagian keras
Tulang-tulang panggul (rangka panggul).
b) Bagian lunak
Otot-otot, jaringan dan ligamentum-ligamentum.
2) Power (kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
a) His (kontraksi otot uterus
b) Kontaksi otot-otot dinding perut
c) Kontraksi diafragma pelviks atau kekuatan mengejan
10

d) Ketegangan dan ligamentous action terutama ligamentum


rotundum
3) Passenger (Janin)
a) Janin
Kepala janin dan ukuran-ukuran : posisi dan besar kepala
dapatmempengaruhi jalan persalinan.
b) Plasenta
Plasenta berasal dari kata lapisan trofoblas pada ovum
yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk
melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh
janin itu sendiri selama kehidupan intrauteri.
4) Psikis ibu
Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu
bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang
dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih
lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi
suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukan bahwa
dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang
berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
5) Penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk
memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal
neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik
diharapkan kesalahan dan malpraktek asuhan tidak terjadi.

c. Tanda Tanda Persalinan


Persalinan dimulai bila ibu sudah dalam inpartu (saat uterus
berkontraksi menyebabkan perubahan pada serviks membuka dan menipis),
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Tanda dan gejala
menjelang persalinan (Nuraisah, 2019).
11

1) Lightening adalah sebutan apabila kepala bayi sudah turun


2) Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas
Braxton hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang
berbeda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan
kesiapan untuk persalinan.
3) Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,
yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.
4) Ketuban pecah pada keadaan normal yaitu akhir kala l persalinan.
5) Blood show paling sering terlihat sebagai lendir bercampur darah
yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan
murni. Flek yang ke luar pada saat persalinan berlangsung dan
terlihat pada vagina sering kali disangka tali pusat yang lepas,blood
show merupakan tanda persalinan biasanya dalam 24 jam sampai 48
jam.

d. Kebutuhan Dasar Persalinan


Asuhan yang mendukung selama persalinan sangat penting dalam
proses persalinan. Tindakan ini mempunyai efek positif baik secara
emosional maupun secara fisiologis, sehingga persalinan dapat berlangsung
secara aman. Ada lima kebutuhan dasar ibu bersalin (Nuraisah, 2019).
1) Asuhan fisik :
Personal hygiene : Membilas kemaluan dengan air bersih setelah BAK,
dan menggunakan sabun setelah BAB.
2) Kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus.
3) Kehadiran support pada ibu selama persalinan akan menimbulkan
kekuatan dan perasaan aman serta nyaman bagi ibu. Hal ini
diasumsikan dengan menurunnya lama persalinan, penurunan
komplikasi perinatal dan menurunkan kebutuhan pemberian
oksitosin.
4) Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit
12

a) Adanya seorang yang dapat mendukung dalam persalinan


Kehadiran seorang suami dapat memengaruhi psikologi ibu
agarmerasa lebih nyaman dan tidak tegang.
b) Pengaturan posisi
Untuk mengurangi rasa sakit karena kontraksi, ibu dalam proses
bersalin biasanya sangat dianjurkan untuk berbaring miring kiri
agar mempercepat proses penurunan kepala dan tercukupinya
asupan oksigen janin.
c) Relaksasi dan latihan pernafasan
Latihan pernafasan ini seperti menarik nafas panjang dan
menghembuskannya melalui mulut diharapkan dapat mengurangi
rasa sakit saat kontraksi.
d) Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan
dilakukan
e) Menjelaskan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
tidak ada yang dapat membahayakan ibu.

e. Tahapan Tahapan Persalinan


Adapun tahapan persalinan menurut Darmayanti dkk (2017) :
1) Kala I (Pembukaan)
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan:
a) Jika sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur
minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b) Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan
0-10 cm (pembukaan lengkap).
c) Proses pada kala I terbagi menjadi dua fase, yairu:
(1) Fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai
pembukaan3 cm.
(2) Fase aktif (7jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai
pernbukaan 10cm. Dibagi lagi menjadi 3 fase yaitu:
(3) Fase akselerasi (2 jam), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm
13

(4) Fase dilatasi maksimal (2 jam), dari pembukaan 4 cm


sampai 9cm
(5) Fase deselerasi (2 jam), dari pembukaan 9 cm sampai 10
cm

2) Kala II (Pengeluaran Bayi)


a) Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir
b) Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan
mendorong bayi hingga lahir
c) Lamanya proses ini berlangsung selama 1 ½ - 2 jam
pada primigavida.
d) Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm
e) Tanda gejala kala II : dorongan meneran, tekanan anus, perenium
menonjol, dan vulva membuka
3) Kala III (Pelepasan Plasenta)
a) Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta.
b) Berlangsung setelah kala II yang tidak lebih dari
30menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit.
c) Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka
plasentalepas darilapisan Nitabusch.
d) Tanda-tanda terlepasnya plasenta, sebagai berikut:
(1) Uterus menjadi berbentuk bundar
(2) Tali pusat semakin panjang
(3) Terjadinya semburan darah
e) Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorougan ringansecara crede
padafundus uterus.
4) Kala IV (Observasi)
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
14

a) Kontraksi uterus harus baik


b) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
c) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d) Kandung kencing harus kosong
e) Luka-Iuka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f) Resume keadaan umum ibu dan bayi

f. Partograf
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan
membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan saat pelaksanaan.
Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif). Partograf dimulai atau
dibuat untuk setiap ibu bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan
tersebut normal atau dengan komplikasi.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya
partus lama.
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi
bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan

3. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahirn Fisiologis


a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram (Vivian, 2018). Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500- 4000 gram,
nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan ( Rukiyah, 2017).
15

Kesimpulan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa menggunakan alat
apapun, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu debgan berat badan 2500-4000 gram tanpa cacat bawaan.
b. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir
Ciri-ciri bayi baru lahir normal menurut Vivian (2018), yaitu :
1) Lahir aterm antara 37-42 minggu
2) Berat badan 2.500-4.000 gram
3) Panjang badan 48-52 cm
4) Lingkar dada 30-38 cm
5) Lingkar kepala 33-35 cm
6) Lingkar lengan 11-12 cm
7) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
8) Pernapasan ± 40-60 x/menit
9) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup
10) Rambut lanugo tidak terihat dan rambut kepala bayi biasanya
telah sempurna
11) Kuku agak panjang dan lemas
12) Nilai APGAR > 7
13) Gerak aktif
14) Bayi lahir langsung menangis kuat
15) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
pipidan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
16) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
17) Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentukdengan baik
18) Refleks grasping (menggenggam) sudah baik.
19) Genetalia : pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang
beradapada skrotum dan penis yang berlubang dan pada perempuan
kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang serta
adanya labia minora dan mayora
16

20) Eliminasi : baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium


dalam 24jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan
c. Prinsip Penanganan Bayi Baru Lahir
Prinsip penanganan bayi baru lahir menurut Nuraisah (2019) yaitu :
1) Penilaian bayi waktu lahir
Penilaian awal bayi baru lahir harus segera dilakukan dengan cepat
dantepat (0-30 detik), dengan cara menilai :
a) Apakah bayi menangis dengan kuat atau bernafas tanpa kesulitan ?
b) Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
c) Apakah kulit bayi berwarna merah muda, biru dan pucat ?
d) Identifikasi bayi baru lahir yang memerlukan asuhan tambahan
adalah bila bayi tidak menangis kuat, kesulitan bernafas, gerak
bayi tidak aktif, warna kulit bayi pucat.
Tabel 2.1 Nilai APGAR SCORE
0 1 2
Appearance Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) Pucat
ekstremitas biru kemerah-merahan
Pulse rate (Frek.Nadi) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Grimance (reaksi Sedikit gerakan mimie
Tidak ada Batuk/bersin
rangsangan)
Ekstremitas dalam
Activity (Tonus otot) Tidak ada Gerakan aktif
sedikit flexi
Respiration Lemah/tidak
(Pernapasan) Tidak ada Baik/menangis
teratur
Jumlah
(Sumber : Sarwono Prawirohardjo, 2019)
Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan
penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui
apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap penilaian diberi
angka 0, 1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi normal
(vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang ringan (nilai apgar
4-6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3), bila nilai apgar dalam 2
menit belum mencapai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan
resusitasi lebih lanjut. Oleh karena itu, bila bayi menderita asfiksia
lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik
lanjutankemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, menurut
apgardilakukan selain pada waktu 1 menit juga pada waktu 5 menit.
17

2) Memotong tali pusat


Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan
menggunakan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril, tali
pusat dibersihkan dan dirawat dengan kassa steril.
3) Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi mampu mengatur secara tetap suhu
tubuhnya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus dengan kain hangat
karena suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat
tidur yang hangat agar tubuhnya stabil.
Cara pencegahan kehilangan panas :
a) Keringkan bayi secara seksama.
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, keringkan dan hangat.
c) Tutup bagian kepala bayi.
d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi.
f) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.
4) Memberikan vitamin K
Untuk mencegah perdarahan karena defisiensi vitamin K maka
setiap bayi yang baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
vitamin K peroral 1 mg/hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi
vitamin K parenteral dosis 0,5-1 mg.
5) Memberi obat salep/tetes mata
Tetes mata/salep yang diberi dalam waktu 2 jam pertama setelah
kelahiran. Obat yang diberikan berupa tetes mata (larutan perak nitrat
1%) atau salep (salep mata eritromisin 0,5%) salep/tetes mata yang
diberikan dalam 1 garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling
dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.
18

6) Identifikasi bayi
Identifikasi bayi segera dilakukan setelah bayi lahir dan ibu
masih berdekatan dengan bayinya dikamar bersalin. Tanda
pengenal bayi berwarna merah/biru tergantung jenis kelamin dan
ditulis nama (bayi nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, unit.
7) Pemantauan bayi baru lahir
Tujuannya yaitu untuk mengetahui bayi normal atau tidak dan
identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan, serta tindak lanjut
petugas kesehatan.
8) Dua jam pertama sesudah lahir, yang dipantau :
a) Kemampuan menghisap
b) Bayi tampak aktif atau lunglai
c) Bayi kemerahan atau biru

d. Pencegahan Infeksi Bayi Baru Lahir


Pencegahan infeksi bayi baru lahir menurut Nuraisah (2019) yaitu :
a) Pencegahan infeksi pada tali pusat
Menjaga agar luka tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran
bayi atau tanah. Jadi cara efektif adalah dengan mengganti kassa setiap
mandi atau dalam keadaan basah dengan kassa yang bersih dan steril,
serta tidak membubuhkan atau memberikan bahan-bahan yang membuat
tali pusat menjadi infeksi seperti memberikan alkohol, kunyit, dan lain-
lain.
b) Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi
pada kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi
kontak langsung ibu dan bayinya karena disaat pemberian ASI pertama
kali terdapat kolostrum yaitu zat antibody agar bayi terhindar dari infeksi
dan memandikan bayi setelah 6-24 jam pertama agar kulit bayi sehat dan
bersih.
19

c) Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir


Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah
memberikan obat tetes mata atau salep mata pada bayi dan untuk
seterusnya merawat mata bayi dengan mencuci tangan terlebih dahulu,
membersihkan kedua mata segera setelah lahir dengan kapas atau sapu
tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat.
d) Imunisasi
Imunisasi adalah cara memproduksi imunitas aktif buat an untuk
melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara memasukkan zat
dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. Adapun imunisasi
dasar yang wajib ibu berikan pada bayinya agar terhindar dari infeksi,
yaitu sebagai berikut:
(1) Hepatitis B
Yaitu vaksin HB pertama paling baik diberikan dalam waktu 12
jam setelah lahir dan didahului pemberian suntikan vitamin K1
sekitar 1 jam sebelumnya Nuraisah (2019).

4. Konsep Dasar Teori Nifas Fisiologis


a) Pengertian
Masa Nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa Nifas atau puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah itu Pirtiani dan
Andriyani, 2018).
Puerpurium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Pitriani
dan Andriyani. 2018).
Kesimpulan masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa
perubahan, pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat-alat
kandungan. Proses masa nifas berkisar antara 6 minggu atau 40 hari
setelah bersalin.
20

b) Perubahan Fisiologis Masa Nifas


Perubahan fisiologis masa nifas menurut Prawirohardjo (2019) yaitu :
1) Uterus
a) Involusi Uterus
Involusi ini terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih
kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusi ini di
sebabkan oleh proses autolysis yaitu protein dinding rahim
pecah, diabsorbsi kemudaian di buang melalui urine. Dapat di
lihat kadar nitrogen dalam urine ibu postpartum sangat tinggi.
Tabel 2.2 Perubahan Uterus
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri 2 Jari di bawah pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan pusat sampai simfisis 500 gram
2 Minggu Tidak teraba, diatas simfisis 300 gram
6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar normal 30 gram

(Sumber : Maryunani, 2018)


b) Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat setelah bayi lahir, di duga
terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine
yang sangat besar. Karena penting kontraksi uterus pada masa
ini biasa nya suntikan oksitosin IM atau IV di berikan segera
setelah plasenta lahir.
c) Rasa sakit/nyeri pasca persalinan

After pains (meriang atau mules-mules) disebabkan


kontraksi rahim,biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.
Perlu di berikan pengertian pada ibu mengenai hal ini bila
terlalu mengganggu dapat di berikan obat anti sakit atau anti
mules.
d) Lochea
Pengeluaran lochea dapat di bagi berdasarkan waktu dan
warnanya.
21

Tabel 2.3 Macam-macam Lochea


Lochea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel
kehita deciduas, verniks
man caseosa, rambut lanugo,
sisa mekonium dan sisa
darah
Sanguilen 3-7 hari Merah Sisa darah
ta kehita bercampur lendir
man
Serosa 7-14 hari Kekuninga Lebih sedikit
n darah dan lebih banyak
aerum, juga terdiri dari
leukosit
dan robekan plasenta
Alba 14 hari Putih Mengandung
leukosit, selaput lendir
serviks dan serabut
jaringan mati
Purulenta - - Keputihan patologis
bercampur nanah
Stasis - - Pengeluaran lochea tidak
lancer
(Sumber : Maryunani, 2018)

c) Perubahan Psikologis Masa Nifas


Menurut Marni, (2018) menjadi orang tua merupakan krisis dari
melewati masa transisi. Masa transisi pada postpartum yang harus di
perhatikan, yaitu:
1) Fase Honeymoon
Fase honeymoon ialah fase anak lahir dimana terjadi intimasi dan
kontak yang lama antara ibu, ayah dan anak
2) Ikatan Kasih (Bounding and Attachment)
Tejadi pada kala I, dimana diadakan kontrak antara ayah-ibu-anak,
dan tetapa dalam ikatan kasih.
3) Fase pada masa nifas
a) Fase Taking in
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung
dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu terfokus
pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap
lingkungannya.
22

Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri


pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu
diperhatikan pada fase ini adalah istirahat yang cukup, komunikasi
yang baik dan asupan nutrisi
b) Fase Taking hold
Fase taking hold adalah fase/periode yang berlangsung tugas
antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatirakan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya.
Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang
perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan dan
pemberian penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang perawatan
diri dan bayinya. Tugas bidan antara lain mengajarkan cara
perawatan bayi, menyusui yang benar, senam nifas, kebersihan diri
dan lain-lain.
c) Fase Letting go
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab
akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta
kepercayaan dirinya sudah meningkat. Pendidikan kesehatan yang
kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu.
Ibu lebih mandiri dalam menemukan kebutuhan diri dan bayinya.

d) Kebutuhan Dasar Masa Nifas


Kebutuhan dasar masa nifas antara lain sebagai berikut (Rahmawati, 2019).
1) Gizi
Ibu nifas dianjurkan untuk :
a) Makan dengan diet seimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral.
23

b) Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6


bulan pertama selanjutnya 500 kalori/hari dan tahun kedua 400
kalori.Jadi jumlah kalori tersebut adalah tambahan dari kalori
perharinya.
c) Mengkonsumsi vitamin A 200.000 IU. Pemberian vitamin A dalam
bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan
hidup anak.
2) Ambulasi
Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan, kecuali ada
kontraindikasi. Ambulasi ini akan meningkatkan sirkulasi dan mencegah
resiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltic dan
kandung kemih, sehingga mencegah distensi abdominal dan konstipasi.
Bidan harus menjelaskan kepada ibu tentang tujuan dan manfaat
ambulasi dini. Ambulasi ini dilakukan secara bertahap sesuai kekuatan
ibu. Terkadang ibu nifas tidak ingin untuk banyak bergerak karena
merasa letih dan sakit.
3) Personal hygiene ibu
Sering membersihkan area perineum akan meningkatkan
kenyamanan dan mencegah infeksi.
4) Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk mengatur kegiatan rumah sehingga dapat
menyediakan waktu untuk istirahat pada siang hari kira-kira 2 jam
dan malam 7-8 jam.
5) Keluarga berencana
Keluaraga berencana adalah salah satu usuaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan member nasihat perkawinan, pengobatan,
kemandulan dan penjarangan kehamilan. KB merupakan salah satu
usaha membantu keluarga/individu merencanakan kehidupan
berkeluarganya dengan baik, sehingga dapat mencapai keluarga
berkualitas.
24

e) Kebijakan Pemerintah Dalam Asuhan Masa Nifas


Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah yang terjadi. Kunjungan dalam masa nifas menurut Anggraini dan
Yetti (2019) antara lain :
Tabel 2.4 Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6 jam-2 a) Mencegah perdarahan masa nifas karena Atonia uteri.
hari post b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
partum merujuk bila perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal 1 jam sertelah Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) berhasil dilakukan.
e) Teknik melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi. Jika ada petugas kesehatan yang menolong
persalinan, harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam, pertama atau sampai bayi dan ibu dalam
keadaan stabil.
2 3-7 hari a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
post berkontraksi, fundus dibawah umbilicus,tidak ada
partum perdarahan abnormal, tidak ada bau.
Mengevaluasi adanya tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makan, minum dan
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit.
b) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, sehari-hari misalnya merawat tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari serta
tetap memberikan ASI eksklusif setiap 2-3 jam sakali.
3 8-28 hari a) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
post berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada bau.
partum b) Mengevaluasi danya tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makan, minum dan
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi misalnya merawat tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sahari-hari.
f) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami
atau yang dialami
25

4 29-42 a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami


minggu atau yang dialami.
post b) Memberikan konseling tentang menggunakan KB
partum secara dini serta membantu ibu dalam penggunaan KB
sesuai kebutuhan.

5. Konsep Dasar Teori Neonatus


a. Pengertian Neonatus
Neonatus dapat di definisikan sebagai bayi (infant) dalam empat
minggu pertana kehidupan (Williamson, Amanda, 2018).
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup
dengan baik (Marmi, 2018).
Kesimpulan masa neonatus adalah periode selama satu bulan (lebih
tepat 4 minggu atau 28 hari setelah lahir).
b. Kunjungan Neonatus
Kunjungan neonatus setidaknya 3 kali, selama periode 0 sampai
dengan 28 hari setelah lahir, baik difasilitasi kesehatan maupun
kunjungan rumah menurut Marmi (2018) yaitu :
1) Kunjungan pertama kali pada usia 6-48 jam.
a) Mempertahankan suhu tubu bayi
Hindari mandikan bayi 6-24 jam untuk mempertahankan suhu
tubuh bayi.
b) Pemeriksaan fisik bayi

Memeriksa bayi head to toe untuk menilai apakah bayi


dalam keadaannormal dan tidak memiliki kelainan.
c) Memberikan imunisasi Hb0
Imunisasi Hb0 diberikan untuk mencegah berbagai akibat
yang ditimbulkan infeksi Hepatitis B seperti kanker hati dan
sirosis.
26

d) Memeriksa eliminasi pada bayi baru lahir


Untuk mengetahui system perkemihan dan pola eliminasi
yang normal pada bayi dan mengetahui gangguan yang
menyertai system perkemihan.
2) Kunjungan kedua kali pada usia 3-7 hari.
a) Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
b) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,
icterus,diare, berat badan rendah dan masalah pemberian ASI
c) Memastikan bayi menyusu minimal 10-15 kali dalam 24 jam
d) Menjaga suhu tubuh bayi
e) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk pemberian ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir
dirumah dengan menggunakan buku KIA.
3) Kunjungan ketiga kali pada usia 8-28 hari.
a) Pemeriksaan fisik
b) Menjaga kebersihan bayi
c) Memberitahu ibu tentang tanda bahaya BBL
d) Memastikan bayi menyusu minimal 10-15 kali dalam 24 jam
e) Menjaga suhu tubuh bayi
f) Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG

6. Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana


a. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam
mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan,
pengaturandan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga
dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah jarak, dan usia ideal
melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta
kesejahteraan anak (BKKBN, 2019).
27

Keluarga berencana memungkinkan pasangan usia subur untuk


mengantisipasi kelahiran, mencapai jumlah anak yang mereka inginkan,
dan mengatur jarak dan waktu kelahiran mereka. Hal ini dapat dicapai
melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas (WHO,
2019).
Kesimpulan keluarga berencana adalah salah satu program
pemerintah yang memungkinkan pasangan usia subur untuk
mengantisipasi jarak kelahiran anak, untuk membentuk keluarga yang
sejahtera, dan mewujudkan hak-hak reproduksi wanita.
b. Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan utama program KB Nasional adalah untuk memenuhi perintah
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat/angka kematian ibu dan bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun
keluarga kecil berkualitas (Sukarni, 2018).
c. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah suatu metode untuk menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma (Sukarni, 2018).
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang sudah dibuahi ke
dinding rahim (Nugroho dkk, 2019).
Kesimpulan kontrasepsi adalah suatu metode yang digunakan untuk
menjarakan kehamilan agar tidak terjadinya pembuahan dan kehamilan,
dengan cara menghambat pertemuan sel sperma dengan ovum yang sudah
matang.
28

7. Konsep Dasar Teori KB Suntik 3 Bulan.


a. KB Suntik 3 Bulan
1)Pengertian
Kontrasepsi suntik 3 bulan adalah cara kontrasepsi untuk perempuan
yang berisi hormon progestin yang disuntikkan ke oto panggul atau
secara intra muscular setiap 3 bulan sekali (BKKBN, 2019).
2)Keuntungan
(a) Sangat efektif
(b) Cocok untuk ibu menyusui
(c) Murah dan sederhana
3)Kerugian
(a) Terdapat gangguan pola haid
(b) Berat badan Bertambah
(c) Pusing dan sakit kepala
4)Kontraindikasi
(a) Wanita yang merasa dirinya sedang hamil
(b) Wanita yang ingin siklus menstruasinya teratur
(c) Wanita yang memiliki riwayat penyakit jantung
b. Implan
a) Pengertian
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang
berbentuk batang dengan panjang 4 cm yang didalamnya terdapat
hormon progesteron, kontrasepsi ini kemudian dimasukan kedalam
kulit bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan
dilepaskan secara perlahan dan implan ini efektif sebagai alat
kontrasepsi selama 3 tahun (Vivian, 2018).
b) Tujuan
Untuk mencegah kehamilan dengan cara menghalangi
terjadinya ovulasi (Vivian, 2018).
29

c) Efektivitas
Mencegah kehamilan hampir 99% selama 3 tahun, KB implant
ini bisa menjadi pilihan kontrasepsi jangka panjang (Vivian, 2018).
d) Keuntungan
(a) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
(b) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
(c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah dilepas
(d) Tidak mengganggu ASI sehingga aman dipakai pada saat
laktasi.
(e) Tidak mengganggu kegiatan senggama (Vivian, 2018).
e) Keterbatasan
(a) Menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak/spotting, hipermenorea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta amenore.
(b) Timbul keluhan-keluhan seperti : nyeri kepala, nyeri dada,
perasaan mual, dan peningkatan/penurunan berat badan.
(c) Membutuhkan tindakan pembedahan kecil dibagian lengan atas
(Vivian, 2013).
f) Indikasi
(a) Pasca keguguran
(b) Postpartum atau menyusui
(c) Sering lupa menggunakan pil
(d) Kontraindikasi terhadap kontrasepsi hormonal yang
mengandung esterogen
(e) Pemakaian KB dalam jangka waktu panjang
(f) Masih berkeinginan mempunyai anak lagi, tapi jarak antara
kelahirannya tidak terlalu dekat (Vivian, 2018).
30

g) Kontraindikasi
(a) Hamil atau di duga hamil
(b) Riwayat penyakit KET
(c) Perempuan yang pernah mengalami pembekuan darah yang serius
(d) Memiliki riwayat kanker payudara pada 5 tahun terakhir
(e) Penderita diabetes
(f) Penderita gangguan hati
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Dokumentasi Asuhan Kebidanan


Antenatal Kunjungan I
Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2023
Waktu Pengkajian : 09.00 WITA
Tempat Pengkajian : Puskesmas Lempake Samarinda
Nama Pengkaji : Sela Apriyanti

S:
1. Identitas Klien
Nama Ibu : Ibu. A Nama Suami : Bapak. M
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Suku : Madura Suku : Madura
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. XXXX

2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama


a. Alasan Datang Periksa
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ada pengeluaran lendir sedikit
3. a. Riwayat Kesehatan/ Kehamilan Sekarang
Ini merupakan kehamilan pertama ibu. Ibu mengetahui
kehamilannya saat melakukan test pack. Selama hamil ibu
memeriksakan kehamilannya sebanyak 8 kali. Pada trimester I ibu
merasa mual dan sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali di
Puskesmas Lempake. Pada trimester II ibu tidak ada keluhan dan sudah

142
143

memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali di Puskesmas Lempake.


Pada trimester III ibu tidak ada keluhan dan sudah memeriksakan
kehamilannya sebanyak 2 kali di Puskesmas Lempake.
Ibu merasakan pergerakan janin pertama kali pada saat usia
kehamilan 16 minggu. Selama hamil ibu rutin mengkonsumsi vitamin
yang diberikan bidan. Ibu sudah mendapatkan imunisasi Td 2 . Ibu sudah
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu hamil, tanda
bahaya kehamilan, anemia pada kehamilan, tanda tanda persalinan dan
persiapan persalinan.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, hepatitis, jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit kronis
lain yang dapat memperberat atau diperberat oleh kehamilan, menular
ataupun berpotensi menurun.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang sedang/memiliki
riwayat penyakit hepatitis, jantung, asma, hipertensi, TBC, ginjal dan
penyakit lain yang menular, dan keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat Menstruasi
Ibu pertama kali haid usia 16 tahun, siklus haid 28 hari, lama haid 7
hari, dan ganti pembalut 4-5 x dalam sehari, ibu tidak memiliki keluhan
selama haid. HPHT ibu tanggal 03 November 2022 sehingga tafsiran
persalinanyaitu tanggal 10 Agustus 2023.
6. Riwayat Obstetri
Kehami Persalina
N lan n Anak Nifas
o.
Sua Ana BB/P
mi k Uk Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK B H M Abn Lak Peny
Hami
1 l Ini
144

7. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit ginekologi/
penyakit kandungan seperti kista, mioma, kondiloma, radang panggul,
infeksi/ penyakit menular seksual dan lainnya yang dapat mempengaruhi/
memperberat kehamilan ibu dan berpotensi menurun.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu tidak pernah menggunakan KB sebelumnya
9. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Sebelum Hamil Saat Hamil
Nutrisi Makan 3x/ hari porsi Makan 3x/ hari porsi
sedang (nasi, sayur dan lauk)
sedang (nasi, sayur dan lauk)
Minum 7-8 gelas/hari Minum 7-8 gelas/hari
Eliminasi BAK 4x/hari BAK 6-7x/hari
BAB 1-2 hari sekali BAB 1-2 hari sekali
Istirahat Tidur siang : ±1 jam Tidur siang : ±1 jam
Tidur malam : ± 7 jam/ hariTidur malam : ± 7-8 jam/ hari
Aktivitas Ibu melakukan aktivitas
Ibu melakukan aktivitas sehari
sehari hari sebagai ibu rumah
hari sebagai ibu rumah tangga
tangga seperti menyapu, seperti menyapu, mencuci dan
mencuci dan memasak. memasak.
Personal Mandi 2x/hari, gosok gigi Mandi 2x/hari, gosok gigi
Hygine 2x/hari, ganti pakaian 3x/hari
2x/hari, ganti pakaian 3x/hari,
ganti celana dalam 4-5x/hari
Kebiasaan Ibu memiliki kebiasaan yang Ibu memiliki kebiasaan yang
dapat mengganggu kesehatan dapat mengganggu kesehatan
ibu seperti perokok pasif ibu seperti perokok pasif
Seksualitas Biasanya ibu melakukan 1- 3-4x dalam sebulan
2x/minggu
10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
a. Psikologis
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang di rencanakan ibu dan suami,
keluarga menerima kehamilan ini dengan senang hati.
b. Sosial
Pernikahan ini merupakan pernikahan pertama ibu, lama menikah 1
tahun dan status perrnikahan sah.
145

c. Kultural
Ibu tidak memiliki adat istiadat yang dapat membahayakan
kesehatan ibu dan janinnya.
d. Spritual
Ibu tidak memiliki kegiatan keagamaan yang dapat membahayakan
kesehatan ibu dan janinnya.

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,2 oC
Respirasi : 20 x/menit
d. Tinggi badan : 149 cm
e. Berat badan
Sebelum hamil : 50 kg
Saat hamil : 58 kg
f. LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata,
bersih,tidak ada lesi, tidak ada massa.
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum,
tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
ada oedem palpebra
146

Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak
ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah
merah muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
Leher : simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid
Dada : Simetris, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada
retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler, BJ I loop,
BJ II doop, tidak ada suara nafas tambahan
Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu
menonjol, tidak ada massa, sudah ada pengeluaran
kolostrum
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra,
terdapat striae
TFU : 22 cm
Leopold I : Teraba bagian lunak, kurang bulat dan
kurang melenting (bokong)
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti
papan di kanan ibu (punggung kanan) dan
di kiri ibu teraba bagian kecil- kecil janin
(ekstremitas)
Leopold : Pada sbr teraba bagian keras, bulat dan
III melenting (kepala), masih dapat
digoyangkan
DJJ : 157x/ i, punctum maksimum terletak
pada kuadran kanan bawah
147

TBJ :
(TFU-12) x 155 gram = (22-12) x 155
Gram = 1.550 gram
Genetalia : bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak oedem
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2
detik, reflek bisepdan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt
kembali < 2 detik, reflek babinski (-),
homan sign (-), reflek patella (+)

3. Pemeriksaan Khusus
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Batas Normal Hasil Pemeriksaan
1. Hemoglobin 11 g/dl 13,5 g/dl
2. Protein Urine Negatif Belum Dilakukan
3. Glukosa Urine Negatif Belum Dilakukan
4. HIV / AIDS Non Reaktif Non Reaktif
5. HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
b. Pemeriksaan USG
Tanggal : 18 April 2023
Tempat : Dr. Ashan, Sp.Og
Hasil : GA : 23 minggu
EDD : 10 Agustus 2023
EWF : 600 gram
A:
Diagnosis : GIP0000 usia kehamilan 32 minggu 2 hari
Janin tunggal hidup intrauterine
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
148

Masalah Potensial : Tidak ada


Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Tanggal : 17 Juni 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
09.15 Menjelaskan kepada ibu bahwa berdasarkan hasil Sela Apriyanti
pemeriksaan, secara umum ibu dan janin baik, saat
ini usia kehamilan ibu sudah 32 minggu 2 hari dan
di dapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,2 oC,
pernapasan 20 x/menit,;
Ibu mengetahui kondisinya saat ini
09.30 Memberikan KIE kepada ibu tentang pola nutrisi Sela Apriyanti
pada ibu hamil dan menganjurkan ibu untuk makan
makanan yang mengandung zat besi seperti daging
merah, hati ayam, telur, dan sayur-sayuran serta
mengurangi minum teh dan kopi karena dapat
mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh;
Ibu memahami apa yang telah dijelaskan oleh
bidan dan mampu menjelaskan ulang
09.45 Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya
pada kehamilan seperti ibu mengalami muntah
terus-menerus, ibu demam, gerakan janin
berkurang daripada sebelumnya, keluar air ketuban
sebelum waktunya, perdarahan dari jalan lahir,
bengkak pada kaki, tangan, dan wajah disertai sakit
kepala dan kejang;
Ibu memahami apa yang telah dijelaskan oleh
bidan dan mampu menjelaskan ulang
149

09.55 Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan Sela Apriyanti


ulang pada tanggal 22 Juli 2023 atau jika terdapat
keluhan
; ibu akan melakukan kunjungan ukang sesuai
jadwal atau jika terdapat keluhan
150

CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL
KUNJUNGAN II

Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2023


Waktu Pengkajian : 19.30 WITA
Tempat Pengkajian : BPM Siti Juminah, A.Md.Keb
Nama Pengkaji : Sela Apriyanti

S:
1. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama
a. Alasan Datang Periksa
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa kencang-kencang pada perutnya

2. Data Fungsional Kesehatan


Pola Saat Ini
Eliminasi BAK 6-7x/hari
BAB 1-2 hari sekali
Istirahat Tidur siang : ±1 jam
Tidur malam : ± 7-8 jam/ hari
Aktivitas Ibu melakukan aktivitas sehari hari sebagai ibu rumah
tangga seperti menyapu, mencuci dan memasak.
151

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 112/78 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,0 oC
Respirasi : 19 x/menit
d. Tinggi badan : 149 cm
e. Berat badan
Sebelum hamil : 50 kg
Saat hamil : 61,6 kg

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa.
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum,
tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak
ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah
merah muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
Leher : simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid
152

Dada : Simetris, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada


retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler, BJ I loop, BJ
II doop, tidak ada suara nafas tambahan
Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol,
tidak ada massa, sudah ada pengeluaran kolostrum
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra,
terdapat striae
TFU : 24 cm
Leopold I : Teraba bagian lunak, kurang bulat dan
kurang melenting (bokong)
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti
papan di kanan ibu (punggung kanan)dan
di kiri ibu teraba bagian kecil- kecil janin
(ekstremitas)
Leopold III : Pada SBR teraba bagian keras, bulat dan
melenting (kepala), sudah tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV : Sebagian besar bagian terendah janin
belum masuk PAP
DJJ : 150x/i, punctum maksimum terletakpada
kuadran kanan bawah
TBJ : (TFU-12) x 155 gram = (24-11) x 155
gram = 1.860 gram
Genetalia : Bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak odem
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2
detik, reflek bisepdan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt
kembali < 2 detik, reflek babinski (-),
homan sign (-), reflek patella (+)
153

A:
Diagnosis : GIP0000 usia kehamilan 37 minggu 3 hari
Janin tunggal hidup intrauterine
Masalah : Tidak Ada
Diagnosa Potensial : Tidak Ada
Masalah Potensial : Tidak Ada
Kebutuhan Segera : Tidak Ada

P:
Tanggal : 22 Juli 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
19.45 Menjelaskan kepada ibu bahwa berdasarkan hasil Sela Apriyanti
pemeriksaan , secara umum ibu dan janin baik, saat ini usia
kehamilan ibu sudah 37 minggu 3 hari dan di dapatkan
hasil pemeriksaan tekanan darah 112/78 mmHg, nadi 78
x/menit, suhu 36,0 oC, pernapasan 19 x/menit;
Ibu mengetahui konsisinya saat ini
19.50 Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan seperti Sela Apriyanti
nyeri/mules yang semakin kuat dan teratur, keluar lendir
bercampur darah, keluar cairan air ketuban dari jalan lahir
dan persiapan persalinan seperti perlengkapan ibu dan
bayi, penolong persalinan, transportasi, dll ;
Ibu telah menyiapkannya dan memahami tanda tanda
persalinan

20.00 Memberikan KIE tentang menyiapkan persiapan Sela Apriyanti


persalinan BAKSOKUDA yaitu :
B (Bidan) Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir
didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten
154

A (Alat) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk


asuhan persalinan, nifas dan bayi baru lahir
K (Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi
terakhir ibu dan bayi mengapa perlu dirujuk
S (Surat) Berikan surat ketempat rujukan isinya
mengidentifikasi mengenai ibu dan bayi baru lahir,
cantumkan alasan rujukan
O (Obat) Bawa obat-obatan esensial saat mengantar ibu
kefasilitas rujukan
K (Kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling
memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup
nyaman
U (Uang) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang
dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan
yang diperlukan dan kebutuhan kesehatan lainnya yang
diperlukan selama ibu/bayi baru lahir tinggal di fasilitas
rujukan
DA (Darah) Ingatkan keluarga untuk mempersiapkan
keluarga yang bisa donor / golongan darah yang sama
dengan pasien untuk persiapan bila diperlukan tranfusi
darah.
20.10 Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan Sela Apriyanti
jika ada keluhan
; ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang
155

II. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Fisiologis


Tanggal Pengkajian : 04 Agustus 2023
Waktu Pengkajian : 06.00 WITA
Tempat Pengkajian : PMB Siti Juminah
Oleh : Sela Apriyanti

KALA I PERSALINAN

S:
1. Alasan Datang/ Keluhan Utama
a. Alasan Datang
Ibu mengatakan perutnya kencang kencang dan keluar lendir
bercampur darah
b. Keluhan Utama
Ibu menfgatakan mulai merasakan perut kencang-kencang dan
keluar lendir bercampur darah sejak pukul 01.00 WITA

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mulai merasakan perut kencang- kencang dan keluar lendir darah
sejak pukul 01.00 WITA tetapi ibu tidak langsung pergi ke BPM. Ibu
merasa perut kencang- kencang semakin sering, sehingga pada pukul
06.00 WITA ibu pergi ke BPM ditemani oleh suaminya. Sesampainya
di Klinik ibu langsung dilakukan pemeriksaan dalam dan bidan
mengatakan ibu sudah pembukaan 4 cm. Kemudian bidan
menganjurkan ibu untuk dirawat inap agar dapat dipantau kemajuan
persalinannya dan ibu setuju untuk dirawat inap.

3. Data Fungsional Kesehatan


Pola Saat Ini
Nutrisi Makan 3x dengan menu seimbang yaitu nasi, lauk
pauk dan sayur, minum ±2 Liter
156

Eliminasi BAB 1x, BAK ± 8x sejak tadi pagi


Istirahat Ibu sulit beristirahat karena kontraksi
Personal Hygine Ibu belum mandi dan sudah ganti baju sebelum
pergi ke BPM

4. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

a. Psikologis : Ibu mengatakan sudah siap secara mental maupun


fisik pada saat akan melahirkan ini

b. Sosial : Suami dan keluarga mendukung dan memberikan ibu


semangat serta mendoakan dalam proses persalinan

c. Kultural : Tidak ada kebudayaan atau adat istiadat yang dapat


membahayakan proses persalinan ibu

d. Spiritual : Tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan


khusus yang dapat membahayakan proses persalinan
ibu, pada saat menjelang persalinan ibu terus berdoa
sesuai keyakinannya

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,4 oC
Respirasi : 22 x/menit
d. Tinggi badan : 149 cm
e. Berat badan :
Sebelum hamil : 50 kg
Saat hamil : 60 kg
157

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa.
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum,
tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak
ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah
merah muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
Leher : simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid
Dada : Simetris, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada
retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler, BJ I loop, BJ
II doop, tidak ada suara nafas tambahan
Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol,
tidak ada massa, sudah ada pengeluaran kolostrum
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra,
terdapat striae
TFU : 28 cm
Leopold I : Teraba bagian lunak, kurang bulat dan
kurang melenting (bokong)
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan
di kanan ibu (punggung kanan)dan di kiri ibu
teraba bagian kecil- kecil janin (ekstremitas)
Leopold III : Pada SBR teraba bagian keras, bulat dan
melenting (kepala), sudah tidak dapat
digoyangkan
158

Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP


DJJ : 149x/i, punctum maksimum terletak pada
kuadran kanan bawah
TBJ : (TFU-12) x 155 gram = (28-11) x 155
gram = 2.635 gram
Genetalia : Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2
detik, reflek bisepdan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt
kembali < 2 detik, reflek babinski (-),
homan sign (-), reflek patella (+)

2. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan dalam pukul 06.00 WITA, terdapat pengeluaran lendir
bercampur darah, tidak terdapat oedema, tidak terdapat varices, tidak terdapat
luka parut pada vagina, portio lunak, pembukaan 4 cm, selaput ketuban utuh,
presentasi kepala, denominator UUK, tidak terdapat presentasi majemuk,
penurunan kepala hodge II, His : 3 kali (10 menit) dengan durasi 20-40 detik.

A:
Diagnosis : GIP0000 usia kehamilan 39 minggu inpartu kala I fase
aktif
Janin tunggal hidup intrauterine
Masalah : Kencang-kencang dan mules
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
159

P:
Tanggal : 04 Agustus 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
06.05 Menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan umum baik dan Sela Apriyanti
pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan hasil tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,4 oC,
pernapasan 19 x/menit , pemeriksaan djj dalam batas
normal 149x/i, pembukaan 4 cm, selaput ketuban utuh,
presentasi kepala, potio lunak, penurunan kepala hodge II
denominator ubun-ubun kecil.
His : 3 kali (10 menit) dengan durasi 20-40 detik;

Ibu mengetahui konsisinya saat ini


06.10 Mengajarkan ibu cara relaksasi yang benar yaitu dengan Sela Apriyanti
menarik nafas panjang dari hidung lalu
menghembuskannya melalui mulut secara perlahan-lahan
agar rasa sakit dapat berkurang dan meneran jika
pembukaan sudah lengkap;
Ibu mengerti dengan cara relaksasi dan meneran
06.13 Mengajarkan ibu posisi yang nyaman; Sela Apriyanti
Posisi ibu berbaring miring kiri
06.14 Menganjurkan ibu untuk memilih pendamping untuk Sela Apriyanti
mendampingi ibu selama persalinan;
Ibu bersedia memilih pendamping yaitu suami
06.16 Menyiapkan partus set dan APD serta kelengkapan Sela Apriyanti
pertolongan persalinan lainnya;
Partus set telat tersrdia, alat dalam partus set lengkap, APD
telah lengkap disiapkan, alat dekontaminasi juga telah siap,
waslap, tempat pakaian kotor, 2 buah lampin bayi tersedia.
Keseluruhan siap digunakan
160

06.17 Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu; pakaian Sela Apriyanti
ibu (baju ganti, sarung, pempers) dan pakaian bayi (lampin,
popok, topi, sarung tangan dan kaki)
06.20 Memberikan ibu support dan motivasi dalam menghadapi Sela Apriyanti
persalinan
06.35 Melakukan observasi HIS dan melakukan pemeriksaan Sela Apriyanti
DJJ;
His : 3x 10 menit durasi 20-40 detik, DJJ : x/menit
06.50 His : 3x 10 menit durasi 20-40 detik, DJJ : x/menit Sela Apriyanti
07.05 His : 4x 10 menit durasi > 40 detik, DJJ : x/menit Sela Apriyanti
07.20 His : 4x 10 menit durasi > 40 detik, DJJ : x/menit Sela Apriyanti
07.35 His : 4x 10 menit durasi > 40 detik, DJJ : x/menit Sela Apriyanti
07.40 Melakukan pemeriksaan dalam karena pasien mengeluh Sela Apriyanti
seperti ingin BAB;
Hasil pemeriksaan dalam di dapati pembukaan 9 cm

KALA II PERSALINAN

S:
- Ibu mengatakan mules semakin sering dan teratur
- Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasa ingin BAB

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Suhu : 36,0 oC
Respirasi : 22 x/menit
Berat badan : 60 kg
161

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa.
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum,
tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak
ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah
merah muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
Leher : simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid
Dada : Simetris, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada
retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler, BJ I loop, BJ
II doop, tidak ada suara nafas tambahan
Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu
menonjol, tidak ada massa, sudah ada pengeluaran
kolostrum
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra,
terdapat striae
TFU : 28 cm
Leopold I : Teraba bagian lunak, kurang bulat dan
kurang melenting (bokong)
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti
papan di kanan ibu (punggung kanan) dan
di kiri ibu teraba bagian kecil- kecil janin
(ekstremitas)
162

Leopold III : Pada SBR teraba bagian keras, bulat dan


melenting (kepala), sudah tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP
DJJ : 144x/i, punctum maksimum terletak pada
kuadran kanan bawah perut ibu.
TBJ : (TFU-12) x 155 gram = (28-11) x 155
gram = 2.635 gram
Genetalia : Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2
detik, reflek bisepdan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt
kembali < 2 detik, reflek babinski (-),
homan sign (-), reflek patella (+)

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan HIS : 4x 10’ >40 detik
Pemeriksaan dalam : 10 cm, ketuban(-), portio tidak teraba, penurunan
kepala hodge IV
A:
Diagnosis : G1P0000 kala II Persalinan Janin
tunggal hidup intrauterine
Masalah : Tidak Ada
Diagnosa Potensial : Tidak Ada
Masalah Potensial : Tidak Ada
Kebutuhan Segera : Tidak Ada
163

P:

Tanggal : 04 Agustus 2023


Jam Penatalaksanaan Pelaksana
07.45 Menjelaskan pada ibu bahwa pembukaan telah lengkap Sela Apriyanti
dan ibu boleh mengejan pada saat kontraksi ;
Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
07.46 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan Sela Apriyanti
termasuk mematahkan ampul oksitosin memasukan spuit
sekali pakai 3 ml ke dalam wadah partus set;
Alat pertolongan telah lengkap, ampul oksitosin telah
dipatahkan dan spuit telah dimasukkan kedalam partus
set
07.48 Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci Sela Apriyanti
tangan dengan sabun & air mengalir, perhiasan tidak
dikenakan, tangan telah dicuci dengan menggunakan
sabun dan air mengalir dengan tekhnik mencuci tangan 6
langkah
07.50 Memakai APD Sela Apriyanti
07.55 Membimbing ibu untuk meneran dengan baik dan benar ; Sela Apriyanti
Ibu meneran ketika kontraksi, dagu ditempelkan didada,
mata melihat kearah perut ibu
08.00 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus Sela Apriyanti
selesai, pastikan DJJ dalam batas normal;
DJJ : 144 x/menit
08.05 Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di Sela Apriyanti
perut ibu. Membuka tutup partus set dan memperhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan;
Alat partus set telah lengkap
08.10 Memakai sarung tangan steril Sela Apriyanti
164

08.11 Melahirkankepala setelah kepala bayi membuka vulva 5- 6 Sela Apriyanti


cm dengan cara melindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi duk steril. Tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk mencegah defleksi maksimaldan membantu
lahirnya kepala;
Perineum telah dilindungi dengan satutangan yang dilapisi
duk steri
08.12 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin ; Sela Apriyanti
Tidak terdapat lilitan tali pusat.
08.12 Menunggu hingga kepala janin melakukan putaran paksi Sela Apriyanti
luar secara spontan;
Kepala janin melakukan putaran paksi luar
08.13 Memegang secara biparietal. Menganjurkan kepada ibu Sela Apriyanti
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
menggerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
menggerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang;
Ibu meneran saat ada kontraksi dan bahu bayi lahir
08.14 Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah Sela Apriyanti
kepala, lengan dan siku sebelah bawah dan gunakan
tangan kiri untuk memegang lengan dan siku atas tangan
menyanggah kepala, lengan dan siku bayi
08.15 Melahirkan seluruh badan bayi dengan tangan kiri Sela Apriyanti
menelusuri punggung hingga tungkai tangan kiri
melakukan sanggah susur untuk melahirkan tubuh bayi;
Bayi lahir hidup pukul 08.15 WITA jenis kelamin Laki-
laki
165

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Tanggal Pengkajian : 04 Agustus 2023


Waktu Pengkajian : 08.15 WITA
Tempat Pengkajian : PMB Siti Juminah
Oleh : Sela Apriyanti

S: -

O:
1. Keadaan Bayi Saat Lahir
Bayi lahir pada tanggal 04 Agustus 2023 pukul 08.15 WITA, Jenis
kelamin kali-laki, air ketuban hijau dan tidak terdapat lilitan tali pusat
2. Penilaian Selintas
Bayi menangis kuat, bayi bergerak sedikit dan warna kulit tubuh normal

A:
Diagnosis : NCB SMK usia 1 jam
Masalah : Tidak Ada
Diagnosa Potensial : Tidak Ada
Masalah Potensial : Tidak Ada
Kebutuhan Segera : Tidak Ada

P:
Tanggal : 04 Agustus 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
08.16 Menghangatkan bayi dengan mengeringkan tubuh Sela Apriyanti
mulai dari wajah kepala, dan bagian tubuh lainnya,
lalu mengganti handuk yang basah dengan yang
kering menghisap lendir
166

08.18 Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari pusat Sela Apriyanti
bayi. Mendorong isi tali pusat kea rah distal (ibu)
dan menjepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
dari klem pertama;
Tali pusat telah dijepit dengan menggunakan klem
08.19 Memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi Sela Apriyanti
perut bayi), dan menggunting tali pusat diantara 2
klem;
Tali pusat telah dipotong
08.20 Menjepit tali pusat dengan klem tali pusat steril; Sela Apriyanti
Tali pusat telah jepit dengan klem tali pusat
08.20 Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk melakukan Sela Apriyanti
IMD;
Bayi telah dilakukan IMD

KALA III PERSALINAN

S:
Ibu lega sudah melahirkan bayinya dan mengatakan masih merasakan mules pada
perutnya

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,2 oC
Respirasi : 22 x/menit
.
167

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa.
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum,
tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak
ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah
merah muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
Leher : simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid
Dada : Simetris, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada
retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler, BJ I loop, BJ
II doop, tidak ada suara nafas tambahan
Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu
menonjol, tidak ada massa, sudah ada pengeluaran
kolostrum
Abdomen : TFU sejajar pusat, kontraksi baik, kandung kemih
kosong, perubahan bentuk uterus menjadi globuler
Genetalia : Terdapat semburan darah tiba-tiba dan tali pusat
memanjang
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2
detik, reflek bisepdan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt
kembali < 2 detik, reflek babinski (-), homan
sign (-), reflek patella (+)
168

A:
Diagnosis : G1P1001 kala III persalinan normal
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:

Tanggal : 04 Agustus 2023


Jam Penatalaksanaan Pelaksana
08.21 Memeriksa kemungkinan adanya janin kedua; Sela Apriyanti
Tidak ada janin kedua
08.21 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar Sela Apriyanti
uterus berkontraksi baik;
Ibu bersedia di suntik oksitosin
08.22 Menyuntikan oksitosin dalam waktu 1 menit setelah Sela Apriyanti
bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas
bagian distal lateral
Suntikan oksitosin 10 unit telah diberikan
08.23 Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5- Sela Apriyanti
10 cm dari vulva;
Klem telah dipindahkan
08.23 Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu di Sela Apriyanti
tepi atas simfisis, untuk mendeteksi kontraksi dan
sambil menegangkan tali pusat;
Kontraksi uterus baik
08.24 Melakukan peregangan tali pusat dan dorongan dorso Sela Apriyanti
kranial, menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir;
Plasenta lahir lengkap jam 08.24 WITA
169

08.24 Memeriksa kelengkapan plasenta


08.25 Melakukan masase pada fundus uteri dengan Sela Apriyanti
menggosok fundus uteri secara sirkuler hingga uterus
berkontraksi selama 15 detik;
Kontraksi uterus baik

KALA IV PERSALINAN

S:
- Ibu mengatakan masih merasa mules, merasa lemah dan ibu ingin istirahat
- Ibu mengatakan lega persalinannya dapat berjalan lancar dan lega atas
kelahiran bayinya

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,0 oC
Respirasi : 21 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa.
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum,
tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
170

Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak
ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah
merah muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
Leher : simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid
Dada : Simetris, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada
retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler, BJ I loop, BJ
II doop, tidak ada suara nafas tambahan
Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu
menonjol,tidak ada massa, terdapat pengeluaran ASI
Abdomen : TFU sejajar pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong
Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea rubra dengan perdarahan
30 cc, terdapat luka jahitan derajat 1
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2
detik, reflek bisepdan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt
kembali < 2 detik, reflek babinski (-), homan
sign (-), reflek patella (+)

A:
Diagnosis : P1001 kala IV persalinan normal
Masalah : -
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
171

P:
Tanggal : 04 Agustus 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
08.25 Mengecek kandung kemih dan kontraksi uterus; Sela Apriyanti
Kandung kemih kosong dan kontraksi uterus baik.
08.25 Mengajarkan ibu cara melakukan masase uterus dan Sela Apriyanti
menilai kontraksi;
Ibu mampu melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
08.26 Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada jalan lahir Sela Apriyanti
maupun perineum ibu;
Terdapat laserasi derajat I
08.27 Membersihkan ibu dan mengenakan pakaian ibu Sela Apriyanti
08.28 Mendekontaminasi alat dan dan tempat dengan larutan Sela Apriyanti
klorin;
Menempatkan semua peralatan bekas pakai
08.29 Mencuci tangan dengan air mengalir Sela Apriyanti
Tangan telah dicuci diair mengalir dengan teknik 6
langkah
08.30 Melakukan pemantauan 2 jam post partum yaitu TTV, Sela Apriyanti
KU, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan
perdarahan;
Pemantauan dilakukan
08.30 Melakukan observasi 15 menit pertama : Sela Apriyanti
Memeriksa TTV, kontraksi Rahim, TFU, kandung
kemih, dan perdarahan ; Tekanan darah : 110/80
mmHg, Nadi : 80 x/menit, pernapasan : 18 x/menit,
suhu : 36 C, uterus teraba sepusat dan kandung

kemih (-) perdarahan 5 cc


172

08.45 Melakukan observasi 15 menit kedua : Sela Apriyanti


Memeriksa TTV, kontraksi Rahim, TFU, kandung
kemih, dan perdarahan ; Tekanan darah : 110/80
mmHg, Nadi : 7 8 x/menit, pernapasan : 18
x/menit,uterus teraba sepusat dan kandung kemih (-)
perdarahan 5 cc
09.00 Melakukan observasi 15 menit ketiga : Sela Apriyanti
Memeriksa TTV, kontraksi Rahim, TFU, kandung
kemih, dan perdarahan ; Tekanan darah : 100/70
mmHg, Nadi : 81 x/menit, pernapasan : 18 x/menit,
uterus teraba 1 jari bawah pusat dan kandung kemih (-)
perdarahan 5 cc
09.15 Melakukan observasi 15 menit keempat : Sela Apriyanti
Memeriksa TTV, kontraksi Rahim, TFU, kandung
kemih, dan perdarahan ; Tekanan darah : 90/80
mmHg, Nadi : 78 x/menit, pernapasan : 18 x/menit,
uterus teraba 1 jari bawah pusat dan kandung kemih (-)
perdarahan 3 cc
09.45 Melakukan observasi 30 menit pertama : Sela Apriyanti
Memeriksa TTV, kontraksi Rahim, TFU, kandung
kemih, dan perdarahan ; Tekanan darah : 110/73
mmHg, Nadi : 81 x/menit, pernapasan : 18 x/menit,
suhu : 36,0 0C, uterus teraba 1 jari bawah pusat dan
kandung kemih (-) perdarahan 3 cc
10.15 Melakukan observasi 30 menit kedua : Sela Apriyanti
Memeriksa TTV, kontraksi Rahim, TFU, kandung
kemih, dan perdarahan ; Tekanan darah : 110/60
mmHg, Nadi : 80 x/menit, pernapasan : 18 x/menit,
uterus teraba 1 jari bawah pusat dan kandung kemih (-)
perdarahan 3 cc
173

10.20 Menganjurkan ibu istirahat, makan dan minum obat Sela Apriyanti
serta vitamin;
Ibu telah makan dan minum obat serta vitamin yang
diberi bidan
10.25 Melengkapi partograf ; Sela Apriyanti
Partograf telah terisi
174

III. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis

Tanggal Pengkajian : 04 Agustus 2023


Waktu Pengkajian : 08.15 WITA
Tempat Pengkajian : PMB Siti Juminah
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Identitas
Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ibu A
Tanggal / Pukul Lahir : 04 Agustus 2023 / 08.15 WITA
Jenis Kelamin : Laki-laki
O:

1. Riwayat Persalinan Sekarang


Bayi dilahirkan di PMB Siti Juminah pada tanggal 04 Agustus 2023.
Jenis persalinan spontan, ketuban hijau, jenis kelamin laki-laki
2. Keadaan Bayi Saat lahir
Bayi lahir tanggal 04 Agustus 2023 pukul 08.15 WITA, jenis kelamin
laki-laki, bayi menangis kuat, kelahiran tunggal, jenis persalinan
spontan, tali pusat tidak infeksi, tidak adanya perdarahan, ketuban
hijau, apgar score 8/10
Tabel 3.1 APGAR SCORE
Kriteria 0 1 2 Jumlah
1 menit 5 menit
Frekuensi Tidak <100 >100 2 2
Jantung ada
Usaha Tidak Lambat / tidaak Menagis 1 2
Nafas ada teratur dengan baik
Tonus Otot Tidak Beberapa fleksi Gerakan aktif 1 2
ada ekstremitas
Refleks Tidak menyeringai Menagis kuat 2 2
ada
Warna Biru / Merah muda, Merah muda 2 2
Kulit Pucat ekstremitas biru seluruh
Jumlah 8 10
175

3. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 36,6 oC
Respirasi : 40 x/menit
c. Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan Lahir : 2600 gram
Panjang Badan : 45
Lingkar Kepala : 32
Circum ferencia fronto occipito : 32
Circum ferencia mento occipito : 34
Circum ferentia sub occipito bregmatica : 31
Lingkar Dada : 30 cm
Lingkar Perut : 31 cm
LILA : 9 cm

4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Pertumbuhan rambut merata, teraba sutura, UUB
berbentuk berlian, UUk berbentuk segitiga, fontanel
mayor dan minor terbuka, tidak ada caput
seccedaneum dan tidak ada cephal hematoma
Wajah : Simetris, tidak ada gerakan asimetris saat bayi
menangis, tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak ada perdarahan, sclera
putih, pupil mengecil
Hidung : Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, jumlah
lubang hidung ada dua
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada labioskizis,
tidak ada labio palatoskizis, bayi menagis kuat
176

Telinga : Simetris, bentuk daun telinga normal, sejajar dengan


mata
Leher : Pergerakan leher baik, reflek tonic neck (+),
tidak teraba massa
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
suara nafas tambahan seperti ronchy dan wheezing,
bunyi jantung teratur 135x/menit
Abdomen : Tidak kembung, tidak ada benjolan abnormal, tali
pusat normal tidak ada perdarahan, bunyi bising
usus 5x/menit,tali pusat terdapat 2 vena 1 arteri
Punggung : Simetris, tidak ada kelainan tulang punggung dan
tidakada spina bifida
Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum
Anus : Terdapat lubang anus
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak ada kelainan, pergerakan
aktif
Bawah : Simetris, tidak ada kelainan, pergerakan
aktif

5. Status Neurologis
Morro Positif, bayi tampak terkrjut oleh siara dan gerakan
Rooting Positif, bayi menoleh kearah sentuhan pipi
Sucking Positif, rangsangan puting susu pada langit- langit bayi
menimbulkan reflek menghisap atau berusaha untuk
menghissap benda yang disentuhkan
Swallowing Positif, kumpulan ASI didalam mulut mengaktifan reflek
menelan
Tonic Neck Positif, kepala bayi melawan saat ditorehkan kesatu arah
Babinski Positif, ada reflek geli saat telapak kaki bayi disentuh
Grasping Positif, saat telapak tangan bayi disentuh jari- jari
menggenggamnya dengan kuat
Stepping Positif, bayi terlihat seperti melangkah atau mencari ketika
ia diposisikan dalam posisi tegak dengan kakiyang menyentuh
lantai
177

A:
Diagnosis : NCB SMK usia 1 jam
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Tanggal : 04 Agustus 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
09.20 Menjelaskan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan bayi Sela Apriyanti
dalam keadaan normal;
Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan
09.22 Menjelaskan kepada orang tua bayi akan diberikan
suntikan Vit K1 dimana tujuan untuk membantu proses
pembekuan darah dan mencegah perdarahan yang biasa
terjadi pada bayi;
Ibu mengerti apa yang dijelaskan dan bersedia untuk
bayinya dilakukan penyuntikan
09.23 Memberikan injeksi Vit-K Phytomenadion 1 mg Sela Apriyanti
sebanyak 0,5 cc pada 1/3 paha luar sebelah kiri secara
IM
09.25 Memberikan obat salep mata chloramphenicol pada
kedua mata bayi
; telah diberikan obat salep mata chloramphenicol pada
masing-masing mata bayi dan tidak tampak kemerahan
09.26 Menjaga kehangatan bayi dengan cara memakaikan Sela Apriyanti
baju, gurita, popok, topi, lampin, dan menepatkan bayi
di dekat ibu
178

09.30 Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu mengenai Sela Apriyanti


cara menyusui yang baik dan benar
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan dapat
melakukan cara menyusi yang baik dan benar
09.35 Mengajarkan cara perawatan tali pusat pada ibu; Sela Apriyanti
Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat

IV. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Postnatal Fisiologis


Kunjungan I (6 jam post partum)

Tanggal Pengkajian : 04 Agustus 2023


Waktu Pengkajian : 14.15 WITA
Tempat Pengkajian : PMB Siti Juminah
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih sedikit terasa mules, dan tidak pusing

2. Data Fungsional
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 1x (dengan menu seimbang yaitu nasi, lauk
pauk, sayur)
Minum ± 3 gelas air putih
Istirahat Ibu susah beristirahat
Aktivitas Ibu hanya berbaring ditempat dan menyusui bayinya
179

Eliminasi Ibu mengatakan telah BAK 1x dan belum BAB


Mobilisasi Ibu telah dapat berjalan

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,0 oC
Respirasi : 19 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum, tidak
oedem
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tadak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah merah
muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, pendengaran
baik
Leher : Simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
180

Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada


Payudara : simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol,
tidak ada massa, terdapat pengeluaran ASI
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat
striae, TFU teraba 3 jari dibawah pusat, kandung kemih
kosong
Genetalia : Tidak ada tanda infeksi, pengeluaran lochea rubra 3 cc
konsistensi berwarna merah, tidak tampak Redness/
kemerahan pada daerah jahitan, Edema/ tidak ada odema,
Echymosis/ terdapat bercak perdarahan, Discharge/ tidak ada
pengeluarah nanah, Approximation/ Belum ada penyatuan
luka.
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2 detik,
reflek bisep dan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt kembali <
2 detik, reflek babinski (-), homan sign (-), reflek
patella (+)

A:
Diagnosis : P1001 nifas normal 6 jam
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
181

P:
Tanggal : 04 Agustus 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
14.15 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu; Sela Apriyanti
Ibu mengetahui keadaannya saat ini
14.18 Mengajarkan ibu perawatan payudara seperti Sela Apriyanti
membersihkan putting ibu menggunakan kapas yang
dibasahi dengan air hangat dan sambal memijat payudara
ibu dengan arah sirkuler sebanyak 3 kali pada payudara
kanan serta kiri untuk merangsang keluarnya ASI dan
melakukan pijat oksitosin untuk memperlancar
pengeluaran ASI ibu;
ibu sudah mengerti mengenai teknik perawatan payudara
dan pijat oksitosin yang diajarkan
14.21 Memberikan KIE tentang personal hygiene kepada ibu Sela Apriyanti
untuk rajin menjaga kebersihan diri dan bayinya.
Mengajarkan ibu tentang perawatan luka jahitan dengan
senantiasa mencegah kelembaban, kebersihan genetalia,
serta mengeringkannya setelah BAK dan BAB sering
ganti pembalut;
ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan diri
14.25 Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai ASI Sela Apriyanti
eksklusif yaitu ASI yang diberikan sejak bayi baru lahir
hingga bayi berusia 6 bulan tanpa memberikan makanan
atau minuman tambahan lainnya
Ibu mengerti dan bersedia memberikan bayinya ASI
eksklusif kepada bayinya
14.30 Memberitahukan kepada ibu waktu untuk melakukan Sela Apriyanti
kunjungan ulang pada tanggal 08 Agustus 2023
;ibu bersedia datang untuk memeriksakan dirinya pada
tanggal tersebut
182

CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL
KUNJUNGAN II ( HARI KE-4)

Tanggal Pengkajian : 08 Agustus 2023


Waktu Pengkajian : 09.00
Tempat Pengkajian : Puskesmas Lempake
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
3. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Saat Hamil Saat Ini
Nutrisi Makan 3x sehari (dengan Makan 3x sehari (dengan
menu seimbang yaitu nasi, menu seimbang yaitu nasi,
lauk pauk, sayur dan kadang- lauk pauk, sayur dan kadang-
kadang ditambah dengan kadang ditambah dengan buah)
buah) Minum ± 7-8 gelas air Minum ± 7-8 gelas air putih
putih
Istirahat Tidur siang ±1 jam Tidur siang ±2 jam
Tidur malam ±6-7 jam Tidur malam ±6-7 jam
Eliminasi BAK 5-6x sehari BAK 5-6x sehari
BAB 1x sehari BAB 1x sehari
Personal Ibu mandi 2x sehari, sikat Ibu mandi 2x sehari, sikat
Hygine gigi 2x sehari, keramas 2hari gigi 2x sehari, keramas 2hari
sekali, ganti baju 2x sehari, sekali, ganti baju 2x sehari,
ganti celana dalam 3x sehari, ganti celana dalam 4x sehari,
ganti pembalut 3-4x sehari ganti pembalut 3-5x sehari
183

Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan Ibu mengerjakan pekerjaan


rumah tangga yang ringan dan rumah tangga yang ringan dan
merawat bayinya merawat bayinya

O:
2. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,0 oC
Respirasi : 20 x/menit
d. Berat Badan
Saat Hamil : 61,6 kg
Saat Ini : 58 kg

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa.
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum,
tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah
merah muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol,
tidak ada massa, pengeluaran ASI lancar
184

Leher : Simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan


vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra,
terdapat striae, TFU pertengahan pusat dan simfisis,
kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik
Genetalia : Tidak ada tanda infeksi, sanguilenta konsistensinya cair ±3
cc, tidak tampak Redness/ kemerahan pada daerah jahitan,
Edema/ tidak ada odema, Echymosis/ terdapat bercak
perdarahan, Discharge/ tidak ada pengeluarah nanah,
Approximation/ Belum ada penyatuan luka jahit

A:
Diagnosis : P1001 nifas normal hari ke-4
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Tanggal : 08 Agustus 2023
Jam Pelaksanaan Pelaksana
09.15 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil Sela Apriyanti
pemeriksaan fisik puerperium, tanda-tanda vital dalam
batas normal, adanya pengeluaran ASI, TFU teraba
pertengahan pusat dan simfisis, pengeluaran lochea
sanguilenta, konsistensinya cair
; Ibu mengetahui kondisinya saat ini
185

09.17 Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada ibu nifas Sela Apriyanti
yaitu demam tinggi, perdarahan, pusing berlebihan,
putting lecet, dan bengkak pada daerah kaki, tangan, serta
wajah;
Ibu mengerti dan memahami tentang tanda bahaya ibu
nifas
09.20 Menjelaskan kepada ibu mengenai kebutuhan nutrisi Sela Apriyanti
pada ibu menyusui yaitu makan sehari 3-4x/hari dengan
nasi porsi sedang (100 gr / 3-4 centong), lauk pauk,
sayursayuran, dan juga buah-buahan. Serta minum air
putih 14 gelas/hari;
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu tidak
memiliki pantangan makanan
09.24 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sesering Sela Apriyanti
mungkin tanpa dijadwalkan;
Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin
09.25 Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai ASI Sela Apriyanti
Ekslusif selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,
serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali
vitamin dan mineral dan obat;
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu bersedia
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya
09.30 Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang untuk Sela Apriyanti
memeriksakan masa nifasnya antara tanggal atau
apabila ibu terdapat keluhan pada tanggal 22 Agustus
2023
;Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
186

CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL
KUNJUNGAN III ( HARI KE-18)

Tanggal Pengkajian : 22 Asgustus 2023


Waktu Pengkajian : 09.30 WITA
Tempat Pengkajian : Puskesmas Lempake Samarinda
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
3. Pola Fungsional
Pola Saat Hamil Saat Ini
Nutrisi Makan 3x sehari (dengan Makan 3x sehari (dengan
menu seimbang yaitu nasi, menu seimbang yaitu nasi,
lauk pauk, sayur dan kadang- lauk pauk, sayur dan kadang-
kadang ditambah dengan kadang ditambah dengan buah)
buah) Minum ± 7-8 gelas air Minum ± 7-8 gelas air putih
putih
Istirahat Tidur siang ±1 jam Tidur siang ±2 jam
Tidur malam ±6-7 jam Tidur malam ±6-7 jam
Eliminasi BAK 5-6x sehari BAK 5-6x sehari
BAB 1x sehari BAB 1x sehari
Personal Ibu mandi 2x sehari, sikat Ibu mandi 2x sehari, sikat
Hygine gigi 2x sehari, keramas 2hari gigi 2x sehari, keramas 2hari
sekali, ganti baju 2x sehari, sekali, ganti baju 2x sehari,
ganti celana dalam 3x sehari, ganti celana dalam 4x sehari,
ganti pembalut 3-4x sehari ganti pembalut 3-5x sehari
187

Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan Ibu mengerjakan pekerjaan


rumah tangga yang ringan dan rumah tangga yang ringan dan
merawat bayinya merawat bayinya

O:
4. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36.0 oC
Respirasi : 19 x/menit
d. Berat badan
Saat hamil : 61,2 kg
Saat ini : 59,8 kg

5. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa.
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum,
tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah
merah muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran baik
188

Leher : Simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan


vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol,
tidak ada massa, pengeluaran ASI lancar
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat
striae, TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong
Genetalia : Tidak ada tanda infeksi, pengeluaran lochea serosa 2 cc
konsistensi cair, tidak tampak Redness/ kemerahan pada
daerah jahitan, Edema/ tidak ada odema, Echymosis/
terdapat bercak perdarahan, Discharge/ tidak ada
pengeluarah nanah, Approximation/ Sudah ada penyatuan
luka jahit
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2 detik,
reflek bisep dan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt kembali
< 2 detik, reflek babinski (-), homan sign (-),
reflek patella (+)

A:
Diagnosis : P1001 nifas normal hari ke-18
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
189

P:
Tanggal : 22 Agustus 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
09.40 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil Sela Apriyanti
pemeriksaan fisik puerperium, tanda-tanda vital dalam
batas normal, adanya pengeluaran ASI, TFU sudah tidak
teraba, pengeluaran lochea serosa, konsistensinya cair;
Ibu mengetahui kondisinya saat ini
09.45 Mengingatkan ibu untuk selalu menyusui bayinya sesering Sela Apriyanti
mungkin;
Ibu mengerti dan sering menyusui bayinya
09.50 Mengajarkan ibu posisi menyusui yang benar yaitu kepala Sela Apriyanti
dan badan bayi membentuk garils lurus, wajah bayi
menghadap payudara, badan bayi melekat dengan tubuh
ibu, dan tangan ibu membentuk huruf C disekitar
payudara untuk mempermudah pengeluaran ASI;
Ibu mengerti dan dapat mempraktikkan posisi menyusui
yang benar
09.55 Memberikan KIE tentang personal hygiene kepada ibu Sela Apriyanti
untuk rajin menjaga kebersihan diri dan bayinya, seperti
mengganti celana dalam setelah BAK dan BAB,
mengeringkan dengan tisu agar daerah kewanitaan tetap
kering dan tidak lembab;
ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan diri
10.00 Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai Keluarga
Berencana (KB);
Ibu mengerti penjelasan yang dijelaskan dan ibu tertarik
untuk menggunakan KB
190

10.10 Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang untuk Sela Apriyanti


memeriksakan masa nifasnya tanggal 15 September 2023
atau apabila ibu terdapat keluhan;
Ibu akan melakukan kunjungan sesuai jadwal yang
ditentukan atau apabila terdapat keluhan
191

CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL
KUNJUNGAN IV ( HARI KE-41)

Tanggal Pengkajian : 15 September 2023


Waktu Pengkajian : 19.30 WITA
Tempat Pengkajian : PMB Siti Juminah
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan

3. Pola Fungsional
Pola Saat Hamil Saat Ini
Nutrisi Makan 3x sehari (dengan menu Makan 3x sehari (dengan menu
seimbang yaitu nasi, lauk pauk, seimbang yaitu nasi, lauk
sayur dan kadang-kadang pauk, sayur dan kadang-
ditambah dengan buah) Minum kadang ditambah dengan buah)
± 7-8 gelas air putih Minum ± 7-8 gelas air putih
Istirahat Tidur siang ±1 jam Tidur siang ±2 jam
Tidur malam ±6-7 jam Tidur malam ±6-7 jam
Eliminasi BAK 5-6x sehari BAK 5-6x sehari
BAB 1x sehari BAB 1x sehari
Personal Ibu mandi 2x sehari, sikat Ibu mandi 2x sehari, sikat
Hygine gigi 2x sehari, keramas 2 hari gigi 2x sehari, keramas 2hari
sekali, ganti baju 2x sehari, sekali, ganti baju 2x sehari,
ganti celana dalam 3x sehari, ganti celana dalam 4x sehari,
ganti pembalut 3-4x sehari ganti pembalut 3-5x sehari
192

Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan Ibu mengerjakan pekerjaan


rumah tangga yang ringan dan rumah tangga yang ringan dan
merawat bayinya merawat bayinya

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 111/76 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.0 oC
Respirasi : 20 x/menit
Berat badan : 61 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,
tidak ada lesi, tidak ada massa
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum, tidak
oedem
Mata : Tidak ada tanda infeksi, tampak pengeluaran lochea
sanguilenta konsistensinya cair ±3 cc, vulva tidak oedema,
terdapat luka jahitan
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tadak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah merah
muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, pendengaran
baik
Leher : Simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
193

Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada


Payudara : simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol,
tidak ada massa, pengeluaran ASI lancar
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat
striae, TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong
Genetalia : Tidak ada tanda infeksi, pengeluaran lochea alba 2 cc
konsistensi berwarna putih, tidak tampak Redness/kemerahan
pada daerah jahitan, Edema/ tidak ada odema, Echymosis/
terdapat bercak perdarahan, Discharge/ tidak ada pengeluarah
nanah, Approximation/ Sudah ada penyatuan luka jahit
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2 detik,
reflek bisep dan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt kembali <
2 detik, reflek babinski (-), homan sign (-), reflek
patella (+)

A:
Diagnosis : P1001 nifas normal hari ke-40
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
194

P:
Tanggal : 15 September 2023
Jam Pelaksanaan Pelaksana
19.45 Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik. Dari hasil Sela Apriyanti
pemeriksaan fisik puerperium, tanda-tanda vital
dalam batas normal, adanya pengeluaran ASI, TFU
sudah tidak teraba, pengeluaran lochea alba,
konsistensinya cair;
Ibu mengetahui kondisinya saat ini
19.48 Mengingatkan ibu untuk selalu menyusui bayinya Sela Apriyanti
sesering mungkin;
Ibu mengerti dan sering menyusui bayinya
19.55 Memberikan KIE tentang personal hygiene kepada Sela Apriyanti
ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri dan
bayinya, seperti mengganti celana dalam setelah
BAK dan BAB, mengeringkan dengan tisu agar
daerah kewanitaan tetap kering dan tidak lembab;
ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan diri
20.00 Menjelaskan kepada ibu mengenai KB yaitu KB
suntik 3 bulan, KB IUD, KB implan, dan KB pil;
Ibu mengerti tentang penggunaan KB dan berencana
memakai KB suntik 3 bulan
20.15 Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang untuk Sela Apriyanti
memeriksakan masa nifasnya antara tanggal atau
apabila ibu terdapat keluhan;
Ibu akan melakukan kunjungan sesuai jadwal
yang ditentukan atau apabila terdapat keluhan
195

V. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis Kunjungan I


Tanggal Pengkajian : 04 Agustus 2023
Waktu Pengkajian : 15.15 WITA
Tempat Pengkajian : PMB Siti Juminah
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Data Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Ibu mengatakan bayinya telah diberikan asupan nutrisi
(ASI) secara teratur oleh ibunya. Ibu menyusui
bayinya secara on demand dan ibu tidak memberikan
makanan atau minuman selain ASI
Istirahat Ibu mengatakan bayinya tidur setiap kali selesai diberi
ASI
Eliminasi Ibu mengatakan bayinya sudah BAK sebanyak 3x
dengan warna kuning jernih dan BAB 1x berwarna
hijau kehitaman

2. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Frekuensi Jantung : 142 x/menit
Suhu : 36.6 o
C
Respirasi : 47 x/menit
196

d. Antropometri : Berat Badan : 2600 gram


Panjang Badan : 49 cm
Lingkar Kepala : 31 cm
Lingkar Dada : 31 cm
Lingkar Perut : 30 cm
LILA : 11 cm

3. Pemeriksaan Fisik Neonatus


Kepala : Pertumbuhan rambut merata, teraba sutura, UUB berbentuk
berlian, UUk berbentuk segitiga, fontanel mayor dan minor
terbuka, tidak ada caput seccedaneum dan tidak ada cephal
hematoma
Wajah : Simetris, tidak ada gerakan asimetris saat bayi menangis,
tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak ada perdarahan, sclera putih,
pupil mengecil
Hidung : Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, jumlah
lubang hidung ada dua
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada labioskizis,
tidak ada labio palatoskizis, bayi menagis kuat
Telinga : Simetris, bentuk daun telinga normal, sejajar dengan mata
Leher : Pergerakan leher baik, reflek tonic neck (+), tidak
teraba massa
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara
nafas tambahan seperti ronchy dan wheezing, bunyi jantung
teratur 135x/menit
Abdomen : Tidak kembung, tidak ada benjolan abnormal, tali pusat
normal tidak ada perdarahan, bunyi bising usus
5x/menit,tali pusat terdapat 2 vena 1 arteri
Punggung : Simetris, tidak ada kelainan tulang punggung dan tidak
ada spina bifida
197

Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum


Anus : Terdapat lubang anus
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak ada kelainan,pergerakan aktif
Bawah : Simetris, tidak ada kelainan,pergerakan aktif

A:
Diagnosis : NCB SMK usia 7 jam
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Tanggal : 04 Agustus 2023
Jam Pelaksanaan Pelaksana
13.45 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayi Sela Apriyanti
dalam keadaan normal;
Ibu mengetahui keadaan bayinyasaat ini
13.50 Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi dan Sela Apriyanti
membedong;
Bayi terjaga kehangatannya
13.55 Mengajarkan ibu menjaga tali pusat tetap kering dan Sela Apriyanti
bersih, dengan cara tanpa memberikan apapun pada tali
pusat sampai tali pusat puput sendiri serta setiap bayi
buang air kecil agar segera mengganti popok bayi
sehingga tali pusat tidak lembab dan tidak terjadi infeksi
Hasil : Tali pusat bayi tampak bersih dan kering
14.00 Memberitahu ibu untuk mengenai kunjungan ulang Sela Apriyanti
untuk memeriksakan keadaan bayinya dan pemberian
imunisasi HB 0 pada tanggal 08 Agustus 2023;
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
198

CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
KUNJUNGAN II ( HARI KE-4)

Tanggal Pengkajian : 08 Agustus 2023


Waktu Pengkajian : 16.30
Tempat Pengkajian : PMB Siti Juminah
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang bayi

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya

3. Data Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI. Ibu
menyusui bayinya secara on demand

Istirahat Ibu mengatakan bayinya sepanjang hari hanya tidur


dan hanya bangun jika mau menyusu dan menangis
bila BAB/BAK
Eliminasi Ibu mengatakan bayinya sudah BAK sebanyak 7-8x
dengan warna kuning jernih dan BAB 2-3x berwarna
hijau kehitaman
Personal Ibu mengatakan bayi dimandikan 2x sehari, ganti baju
Hygine 2x sehari dan apabila basah, rutin mengganti popok
dan lampin apabila BAB/BAK
199

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-tanda Vital
Frekuensi Jantung : 136 x/menit
o
Suhu : 36,7 C
Respirasi : 40 x/menit
c. Keadaan Tali Pusat : Tidak ada tanda-tanda infeksi dan sudah
mengering dan hampir lepas
d. Berat Badan
Saat Lahir : 2600 gram
Saat Ini : 2680 gram

2. Pemeriksaan Fisik Neonatus


Kepala : Pertumbuhan rambut merata, teraba sutura, UUB berbentuk
berlian, UUk berbentuk segitiga, fontanel mayor dan minor
terbuka, tidak ada caput seccedaneum dan tidak ada cephal
hematoma
Wajah : Simetris, tidak ada gerakan asimetris saat bayi menangis,
tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak ada perdarahan, sclera putih,
pupil mengecil
Hidung : Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, jumlah
lubang hidung ada dua
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada labioskizis,
tidak ada labio palatoskizis, bayi menagis kuat
Telinga : Simetris, bentuk daun telinga normal, sejajar dengan mata
Leher : Pergerakan leher baik, reflek tonic neck (+), tidak
teraba massa
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara
nafas tambahan seperti ronchy dan wheezing, bunyi jantung
teratur 135x/menit
200

Abdomen : Tidak kembung, tidak ada benjolan abnormal, tali pusat


normal tidak ada perdarahan, bunyi bising usus
5x/menit,tali pusat terdapat 2 vena 1 arteri
Punggung : Simetris, tidak ada kelainan tulang punggung dan tidak
ada spina bifida
Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum
Anus : Terdapat lubang anus

Ekstremitas : Atas : Ekstremitas atas lengkap, tidak ada kelainan,


pergerakan aktif
Bawah : Ekstremitas bawah lengkap, tidak adakelainan,
pergerakan aktif

3. Imunisasi
HB 0 : Sudah diberikan pada tanggal 08 Agustus 2023

A:
Diagnosis : NCB SMK usia 4 hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
201

P:
Tanggal : 08 Agustus 2023
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.45 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayi Sela Apriyanti
dalam keadaan normal; Ibu mengetahui keadaan bayinya
saat ini
16.50 Memastukan ibu memberikan ASI secara on demand Sela Apriyanti
pada bayi;
Bayi telah diberikan ASI sampai saat ini
16.55 Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai tanda Sela Apriyanti
bahaya pada bayi;
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
17.00 Memberikan ibu konseling mengenai pentingnya Sela Apriyanti
imunisasi pada bayi agar memberikan kekebalan tubuh
secara buatan dengan pembentukan antibodi sehingga
melindungi bayi dan mengurangi keparahan penyakit;
Ibu mengerti mengenai pentingnya imunisasi dan
bersedia untuk imunisasi bayinya
17.15 Memberikan injeksi HB 0 pada kaki kanan secara IM Sela Apriyanti
dengan dosis 0,5 mg ;
Telah diberikan injeksi vit K dan HB 0 pada bayi
17.20 Menganjurkan ibu membawa bayinya ke BPM pada saat Sela Apriyanti
usia 1 bulan untuk diberikan vaksin BCG dan polio;
Ibu bersedia membawa bayinya ke Puskesmas saat usia 1
bulan
17.25 Memberitahu ibu untuk mengenai kunjungan ulang untuk Sela Apriyanti
memeriksakan keadaan bayinya pada tanggal 22 Agustus
2023;
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
202

CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
KUNJUNGAN III ( HARI KE-18)

Tanggal Pengkajian : 22 Agustus 2023


Waktu Pengkajian : 10.15 WITA
Tempat Pengkajian : Puskesmas Lempake Samarinda
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang bayi

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya

3. Data Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI. Ibu
menyusui bayinya secara on demand
Istirahat Ibu mengatakan bayinya sepanjang hari hanya tidur
dan hanya bangun jika mau menyusu dan menangis
bila BAB/BAK
Eliminasi Ibu mengatakan bayinya sudah BAK sebanyak 7-8x
dengan warna kuning jernih dan BAB 2-3x berwarna
hijau kehitaman
Personal Ibu mengatakan bayi dimandikan 2x sehari, ganti baju
Hygine 2x sehari dan apabila basah, rutin mengganti popok
dan lampin apabila BAB/BAK
203

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-tanda Vital
Frekuensi Jantung : 149 x/menit
Suhu : 36.4 o
C
Respirasi : 48 x/menit
c. Keadaan Tali Pusat : Sudah terlepas di hari ke- 6
d. Berat Badan
Saat Lahir : 2600 gram
Saat Ini : 2900 gram

2. Pemeriksaan Fisik Neonatus


Kepala : Pertumbuhan rambut merata, teraba sutura, UUB berbentuk
berlian, UUk berbentuk segitiga, fontanel mayor dan minor
terbuka, tidak ada caput seccedaneum dan tidak ada cephal
hematoma
Wajah : Simetris, tidak ada gerakan asimetris saat bayi menangis,
tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak ada perdarahan, sclera putih,
pupil mengecil
Hidung : Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, jumlah lubang
hidung ada dua
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada labioskizis, tidak
ada labio palatoskizis, bayi menagis kuat
Telinga : Simetris, bentuk daun telinga normal, sejajar dengan mata
Leher : Pergerakan leher baik, reflek tonic neck (+), tidak
teraba massa
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara
nafas tambahan seperti ronchy dan wheezing, bunyi jantung
teratur 135x/menit
Abdomen : Tidak kembung, tidak ada benjolan abnormal, tali pusat
normal tidak ada perdarahan, bunyi bising usus 5x/menit,
tali pusat sudah lepas
204

Punggung : Simetris, tidak ada kelainan tulang punggung dan tidak ada
spina bifida
Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum
Anus : Terdapat lubang anus
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak ada kelainan,pergerakan aktif
Bawah : Simetris, tidak ada kelainan,pergerakan aktif

3. Imunisasi
HB 0 : Sudah diberikan pada tanggal 08 Agustus 2023
BCG : Belum diberikan
Polio : Belum diberikan

A:
Diagnosis : NCB SMK usia 18 hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Tanggal : 22 Agustus 2023
Jam Pelaksanaan Pelaksana
10.30 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayi Sela Apriyanti
dalam keadaan normal;
Ibu mengetahui keadaan bayinya saat ini
10.33 Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu Sela Apriyanti
memberikan ASI secara on demand dan selalu
memperhatikan bayi setiap kali menyusui apakah bayi
kesulitan bernafas atau tidak dan selalu sendawakan bayi
setelah menyusu;
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
205

10.35 Memberikan KIE mengenai gizi yang diperlukan bayi Sela Apriyanti
untuk mencegah terjadinya stunting yaitu bayi usia 0-6
bulan hanya diberikan ASI saja secara on demand,
kemudian bayi usia 6-23 bulan dapat diberikan MP ASI
seperti nasi, sayur, dan lauk pauk yang dilumatkan
kemudian disaring;
Ibu mengerti mengenai gizi yang diperlukan bayi
10.40 Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai imunisasi Sela Apriyanti
dasar;
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan
memberikan bayinya vaksin sesuai jadwal
10.44 Mengingatkan kembali ibu untuk membawa bayinya ke Sela Apriyanti
BPM pada saat usia 1 bulan yaitu pada tanggal 04
September 2023 untuk diberikan vaksin BCG dan polio;
Ibu bersedia membawa bayinya ke Puskesmas saat usia 1
bulan
206

VI. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3 Bulan

Tanggal Pengkajian : 15 September 2023


Waktu Pengkajian : 20.00 WITA
Tempat Pengkajian : BPM Siti Juminah
Oleh : Sela Apriyanti

S:
1. Alasan Datang Periksa
Ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
3. Data Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3x sehari (dengan menu seimbang yaitu
nasi, lauk pauk, sayur dan kadang-kadang ditambah
dengan buah) Minum ± 7-8 gelas air putih
Istirahat Tidur siang ±1 jam , Tidur malam ±6-7 jam

Eliminasi BAK 5-6x sehari, BAB 1x sehari

Personal Ibu mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari, keramas 2


Hygine hari sekali, ganti baju 2x sehari, ganti celana dalam
3x sehari, ganti pembalut 3-4x sehari
Aktivitas Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan
dan merawat bayinya
207

O:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 111/76 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.0 oC
Respirasi : 20 x/menit
Berat badan
Saat Hamil : 61,6 kg
Saat Ini : 60 kg

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Simetris, rambut hitam, distribusi rambut merata, bersih,


tidak ada lesi, tidak ada massa
Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma gravidarum, tidak
oedem
Mata : Tidak ada tanda infeksi, tampak pengeluaran lochea
sanguilenta konsistensinya cair ±3 cc, vulva tidak oedema,
terdapat luka jahitan
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tadak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pecah- pecah, lidah merah
muda, bersih, tidak ada caries
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan, pendengaran
baik
Leher : Simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada bendungan
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
208

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada


Payudara : Simetris, bersih, areola kehitaman, puting susu menonjol,
tidak ada massa, pengeluaran ASI lancar
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat
striae, TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong
Genetalia : Tidak ada tanda infeksi, tampak pengeluaran lochea alba ±1 cc,
vulva tidak oedema, luka jahitan sudah menyatu
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, crt kembali < 2 detik, reflek
bisep dan trisep (+)
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak varises, crt kembali < 2
detik,reflek babinski (-), homan sign (-), reflek patella
(+)

A:
Diagnosis : P1001 Calon akseptor alat kontrasepsi suntik progestin
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Tanggal : 15 September 2023
Jam Pelaksanaan Pelaksana
20.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan berat badan 60 kg, Sela Apriyanti
Tekanan darah 111/76 mmHg pada ibu
; ibu mengetahui kondisinya saat ini
20.03 Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai KB Sela Apriyanti
Suntik 3 bulan kepada ibu dan cara kerja, efek samping
serta kekurangan dan kelebihan dari KB suntik 3 bulan;
Ibu mengerti dan paham cara kerja, efek samping serta
kekurangan dan kelebihan dari KB suntik 3 bulan
209

20.08 Mengevaluasi keputusan ibu tentang metode Sela Apriyanti


kontrasepsi yang akan digunakan
; ibu memutuskan bahwa ibu akan menggunakan KB
suntik 3 bulan agar masih bisa msnyusui bayinya
20.10 Meyakinkan kembali tentang KB yang ibu pilih yaitu Sela Apriyanti
KB suntik 3 bulan
; ibu yakin dengan KB yang ibu sepakati yaitu KB
suntik 3 bulan
20.12 Meminta ibu untuk mengisi dan menandatangani Sela Apriyanti
informed concent untuk pemberian tindakan penyuntikan
suntik KB 3 bulan;
Ibu bersedia menandatangani informed concent
20.15 Melakukan penyuntikan kontrasepsi KB suntik 3 bulan Sela Apriyanti
secara IM pada 1/3 tulang SIAS (Spina Iliaca Anterior
Superior) ke Os Coxygeus;
Kontrasepsi telah disuntikan dan tidak ada perdarahan
pada bekas suntikan
20.20 Memberikan penjelasan pada ibu setelah dilakukan Sela Apriyanti
penyuntikan KB suntik 3 bulan ini, ibu tidak bpleh
berhubungan badan 7-10 hari untuk mengoptimalkan
efektifitas KB di dalam tubuh ibu;
Ibu bersedia untuk tidak berhubungan badan 7-10 hari
setelah penyuntikan KB
20.30 Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang suntik KB 3 Sela Apriyanti
bulan pada tanggal 08 Desember 2023 atau apabila ibu
terdapat keluhan
; ibu akan melakukan kunjungan sesuai jadwal yang
ditentukan untuk dilakukan penyuntikan atau apabila
terdapat keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN

Studi kasus continuity of care ini membahas tentang kesenjangan antara


teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah Peneliti lakukan
mulai dari ante natal care, intranatal care, bayi baru lahir, post natal care, dan
pelayanan kontrasepsi pada Ibu A usia 23 tahun G1P0000. Kontak pertama dimulai
15 Desember 2023 yaitu pada masa kehamilan 37 minggu 3 hari dengan
pembahasan sebagai berikut :
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan
Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ibu A pada tanggal 15 Desember
2021, didapatkan bahwa Ibu A usia 23 tahun G1P0000 HPHT 03 November
2022 dan taksiran persalinan tanggal 10 Agustus 2023. Umur Ibu A pada
kehamilan ini adalah 23 tahun. Berdasarkan umur jika <16 tahun atau >35
tahun akan membuat wanita rentan terhadap sejumlah komplikasi (Varney,
2019). Hal ini memerlukan pengawasan antenatal tambahan. Tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik yang terlaksana, karena klien tidak
termasuk kategori usia yang dapat dikategorikan dalam kehamilan risiko
tinggi.
Pada kehamilan ini Ibu A telah melakukan pemeriksaan antenatal
sebanyak 11 kali, Ibu A rutin memeriksakan kehamilannya ke puskesmas,
klinik dan dokter spesialis kandungan. Pada trimester I ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak 3 kali, pada trimester II sebanyak 3 kali dan pada
trimester III sebanyak 5 kali. Ibu mendapatkan tablet penambah darah dan
vitamin yang diberikan oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan kehamilan.
Kebijakan program Pelayanan Antenatal Care terbaru menetapkan frekuensi
kunjungan pemeriksaan kehamilan untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan janin minimal 6 kali selama kehamilan dan minimal 2
kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pda trimester I
(kehamilan hingga 12 minggu), 1 kali pada trimester II (kehamilan diatas 12
minggu sampai 26 minggu), 3 kali pada trimester III (kehamilan diatas 24
minggu sampai 40

201
202

minggu) (Kemenkes RI, 2020). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik yang terlaksana, karena klien rutin memeriksakan kehamilannya.
Pada pemeriksaan kehamilan tanggal 17 Juli 2023 pukul 09.00 WITA,
di usia kehamilan 32 minggu 2 hari. Dilakukan pemeriksaan kehamilan
meliputi pengkajian, pemeriksaan umum, dan pemeriksaan fisik lengkap.
Pada saat pengkajian ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan
umum didapatkan kesadaran ibu composmentis, pada pemeriksaan tanda-
tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/i,
pernafasan 20 x/i, suhu 36,2°C dan pada pemeriksaan antropometri
didapatkan hasil tinggi badan ibu 149 cm, berat badan 50 kg dan terjadi
peningkatan 8 kg dari sebelum hamil yaitu 50 kg dan LilA 24 cm. Pada Ibu A
didapatkan IMT ibu yaitu <18,5 kg/m2 yang termasuk dalam kategori
dibawah normal sehingga memerlukan total penambahan berat badan
sebanyak 12-18 kg selama hamil (WHO, 2019). Ibu A mengalami kenaikan
berat badan sebanyak 8 kg selama kehamilan sehingga terdapat kesenjangan
antara kasus dengan teori. Pada pemeriksaan antropometri ibu hamil
normalnya memiliki tinggi badan >145 cm dan LiLA ≥ 23,5 cm (Varney,
2019). Pada ukuran LiLA Ibu R tidak terdapat kesenjangan antara kasus dan
teori sebab LiLA > 23,5 cm.
Pada pemeriksaan kehamilan tanggal 22 Juli 2023 pukul 19.30
WITA, diusia kehamilan 37 minggu 3 hari. Dilakukan pemeriksaan
kehamilan meliputi pengkajian, pemeriksaan umum, dan pemeriksaan fisik
lengkap. Pada saat pengkajian Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pada
pemeriksaan umum didapatkan kesadaran ibu composmentis, pada
pemeriksaan tanda- tanda vital. Berat badan ibu sebelum hamil 50 kg dan
pada saat kunjungan kedua 61,6 kg. Pada pemeriksaan LILA didapatkan hasil
26 cm, tekanan darah 112/78, nadi 80x/menit, respirasi 19x/menit, suhu
36,0c.
203

Penatalaksanaan yang telah dilakukan pada Ibu A yaitu memberikan


pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda persalinan seperti nyeri/mules
yang semakin kuat dan teratur, keluar lendir bercampur darah, keluar cairan
dari jalan lahir dan persiapan persalinan seperti perlengkapan ibu, bayi,
penolong persalinan, transportasi, dan lain-lain. Selain itu, juga
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe.
Pada pemeriksaan kehamilan Ibu A, didapatkan kolostrum ibu sudah
keluar. Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil
pemeriksaan Ibu A yaitu kolostrum sudah keluar pada trimester III hingga
menjelang persalinan. Bahwa menjelang akhir kehamilan terutama hormon
prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah
kolostrum terbatas karena aktifitas prolaktin dihambat oleh hormon estrogen
dan progesteron yang kadarnya memang tinggi (Prawiroharjo, 2019).
Dalam pemeriksaan kehamilan yang dilakukan dari kunjungan
pertama sampai kedua berjalan dengan baik dan normal serta pada saat
melakukan pemeriksaan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Penulis
melakukan pengawasan selama kehamilan sehingga proses kehamilan dapat
berjalan dengan baik walaupun klien mengalami beberapa keluhan pada
kunjungan pertama dan kedua namun hal itu dapat diatasi sedini mungkin.

B. Asuhan Kebidanan Persalinan


a. Kala I
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan, ditandai perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri
dengan pelahiran plasenta. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 36 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit (Varney, 2018). Menurut penulis tidak terjadi
kesenjangan antara teori dengan asuhan Ibu A, pertolongan persalinan
yang sudah sesuai dengan langkah-langkah APN (Asuhan Persalinan
Normal) serta alat-alat steril yang lengkap memadai.
204

Lama fase aktif Ibu A adalah 1 jam 45 menit terhitung sejak


pukul 06.00 WITA hingga 07.45 WITA pembukaan 10 cm. Penulis
berpendapat hal ini sesuai dengan teori lama fase aktif berupa
pembukaan serviks sampai ukuran 10 cm berlangsung dalam 8-12 jam
(Prawirohardjo, 2019).
Asuhan yang diberikan pada kala I fase aktif mengajarkan ibu
mengenai cara meneran yang benar dengan posisi kaki litotomi, tangan
memegang mata kaki, ibu dapat mengangkat kepala hingga dagu
menempel didada, tidak menahan nafas serta meneran, tidak menutup
mata, serta tidak mengangkat bokong.

b. Kala II
Menurut Widyastuti (2018) Tanda-tanda persalinan berupa His
persalinan yang mempunyai ciri khas pinggang rasa nyeri yang menjalar
kedepan, sifatnya tratur, interval makin pendek dan kekuatannya
semakin besar, mempengaruhi terhadap perubahan serviks, makin
beraktivitas kekuatan semakin bertambah, dan pengeluaran lendir darah.
Menurut Kemenkes RI (2017) Persalinan kala II dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap atau 10 cm dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Adapun yang menjadi tanda dan gejala kala II yaitu : ibu
merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu
merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vaginanya,
perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka, dan
meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah, lama waktu pada
kala II pada primipara : ½ - 2 jam , pada multipara ½ - 1 jam.
205

Penulis berpendapat tidak terdapat kesenjangan antara teori dan


kenyataan yaitu Ibu A mengatakan perut mules-mules semakin kencang
dan seperti ingin mengejan serta terasa ingin BAB, menurut Widyastuti
(2017) Tanda-tanda persalinan berupa His persalinan yang mempunyai
ciri khas pinggang rasa nyeri yang menjalar kedepan,sifatnya tratur,
interval makin pendek dan kekuatannya semakin besar, mempengaruhi
terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas kekuatan semakin
bertambah, dan pengeluaran lendir darah (Kemenkes RI, 2017) .
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap atau
10 cm dan berakhir dengan lahirnya bayi. Adapun yang menjadi tanda
dan gejala kala II yaitu : ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rektum dan atau vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan
sfingter ani membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur
darah, lama waktu pada kala II pada primipara : ½ - 2 jam , pada
multipara ½ -- 1 jam (Prawiroharjo, 2019).

c. Kala III
Pukul 08.24 WITA plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput
ketuban lengkap, posisi tali pusat marginalis, panjang tali pusat 55 cm,
tebal plasenta ± 2 cm, lebar plasenta ± 20 cm. Lama kala III Ibu R
berlangsung ± 10 menit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa persalinan
kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban (Prawiroharjo, 2019). Kala III berlangsung
rata-rata antara 5 sampai 10 menit. Akan tetapi kisaran normal kala III
adalah 30 menit. Penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan praktek.
206

Perdarahan kala III pada Ibu A berkisar sekitar normal yaitu ±


150 cc. Hal tersebut didukung oleh teori, bahwa perdarahan postpartum
normal yaitu perdarahan pervaginam <500 cc setelah kala III selesai atau
setelah plasenta lahir (Kemenkes RI, 2017). Penulis berpendapat, hasil
observasi perdarahan kala III pada Ibu A dalam kondisi normal yaitu
tidak melebihi 500 cc, yakni hanya berkisar ± 150cc.

d. Kala IV
Pukul 07.40 WITA plasenta telah lahir, pada perineum terdapat
robekan derajat 2. Penulis melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan
perdarahan pervaginam. Bayi lahir dengan berat 2600 gram. Dilakukan
pemantauan Kala IV persalinan sebanyak 4 kali setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan 2 kali setiap 30 menit pada jam ke 2 dengan hasil
keadaan Ibu A dalam keadaan baik. Hal ini sejalan dengan teori
pemantauan kala IV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pertama, setiap
15 menit pada satu jam pertama, setiap 20-30 menit pada jam kedua
pasca persalinan meliputi kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan, selain itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali
setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan (Saifuddin,
2019). Penulis berpendapat dengan dilakukannya pemantauan kala IV
secara komprehensif dapat mengantisipasi terjadinya masalah atau
komplikasi.
207

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Tanggal 04 Agustus 2023 Pukul 08.15 WITA bayi lahir spontan
pervaginam, segera menangis, usaha napas baik, tonus otot baik, tubuh bayi
tampak kemerahan, jenis kelamin laki-laki, bayi dilakukan IMD selama 1 jam
PP. Setelah bayi lahir dilakukan penilaian APGAR skor, didapatkan hasil
APGAR skor bayi Ibu A dalam keadaan normal yaitu 8/10. Melakukan
asuhan bayi baru lahir dan bayi dalam kondisi normal, serta Bayi Ibu A
diberikan injeksi vitamin K 0,05 cc/IM serta berikan antibiotik berupa salep
mata. Hal ini sesuai dengan teori, bayi baru lahir diberikan vitamin K injeksi
1mg intramuskuler untuk mencegah perdarahan BBL akibat tekanan pada
dinding vagina, pemberian imunisasi hepatitis B 0 hari untuk memberikan
kekebalah terhadap penyakit hepatitis dan pemberian antibiotik untuk
pencegahan infeksi (Kemenkes RI, 2019).
Penulis berpendapat tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan
hasil pemeriksaan By Ibu A, karena kondisi bayi yang telah stabil penulisdan
bidan segera memberikan asuhan BBL sebagai upaya untuk mencegah
defisiensi vitamin K, memberikan kekebalan tubuh pada bayi terhadap
penyakit hepatitis, dan mencegah terjadinya infeksi pada mata bayi.
Saat bersalin, kehamilan Ibu A berusia 39 minggu, dan resiko BBLR
tidak terjadi karena pada saat hamil penulis menganjurkan ibu mengubah
pola makan, mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat dan
protein tinggi. Berat badan bayi saat lahir 2600 gram, panjang badan 45 cm,
lingkar kepala : 31 cm, lingkar dada 31 cm,lingkar perut 30 cm. Saat
dilakukan pemeriksaan fisik secara garis besar bayi dalam keadaan normal.
Hal ini didukung oleh teori, bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu. Berat badan
normalpada bayi baru lahir adalah 2500 gram sampai 4000 gram
(Muslihatun, 2018). Pada saat melakukan pemeriksaan BBL tetap
melaksanakan protokol kesehatan.
208

D. Asuhan Kebidanan Masa Nifas


Kunjungan pertama nifas dilakukan pada 6 jam pascapersalinan yaitu
pada tanggal 04 Agustus 2023, telah dilakukan pemeriksaan pada Ibu A dan
mengeluh masih mules dan pengeluaran ASI sudah banyak.
Pada pemeriksaan fisik payudara Ibu A telah mengeluarkan
kolostrum dan ibu menyusui bayinya setelah lepasnya plasenta dan kurang
berfungsinya korpus luteum maka sekresi hormon estrogen dan progesteron
berkurang, sehingga kerja prolaktin tidak terganggu dalam proses
pengeluaran kolostrum dan air susu (Prawirohardjo 2019)
Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil
pemeriksaan pada Ibu A Pengeluaran air susu juga dipengaruhi oleh psikis,
rangsangan puting susu dan gizi yang dikonsumsi ibu. Pada pemeriksan
abdomen TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, pada pemeriksaan
genetalia terdapat pengeluaran lochea yaitu rubra, jahitan tidak ada masalah,
tidak ada luka pada daerah genetalia, tidak mengeluarkan bau, tidak oedema,
tidak varises tidak ada luka parut.
Dalam hal ini penulis memberikan pendidikan kesehatan mengenai
teknik menyusui yang baik dan benar, penulis juga memberikanpenyuluhan
kesehatan tentang personal hygiene, memberikan KIE tentangnutrisi ibu nifas,
perawatan luka jahitan, perawatan bayi baru lahir. Kunjungan kedua nifas
dilakukan pada hari ke empat pasca persalinan yaitu pada tanggal 15
September 2023 dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda
infeksi masa nifas pada Ibu A.
Tekanan darah,nadi, pernafasan serta suhu tubuh dalam batas normal.
Nutrisi Ibu A juga terpenuhi dengan baik, mobilisasi ibu baik. Kunjungan
ketiga dilakukan hari ke 18 setelah persalinan ini memiliki tujuan yang sama
pada pemeriksaan fisik ibu tekanan darah, suhu,pernafasan, nadi dalam batas
normal dan memberikan KIE macam-macam KB, manfaat, kerugian dan cara
kerja. Kunjungan keempat dilakukan hari ke 40 post partum memiliki tujuan
untuk mengetahui kondisi pasien dan memberikan KIE KB suntik 3 bulan,
manfaat, kerugian dan cara kerja.
209

E. Asuhan Kebidanan Neonatus


Kunjungan neonatus pertama dilakukan pada 7 jam pasca persalinan,
yaitu pada tanggal 04 Agustus 2023 dilakukan pemeriksaan dengan hasil
keadaan umum neonatus baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus
dalam batas normal. Neonatus mengonsumsi ASI dan pola eliminasi
neonatus sudah 3 kali BAK berwarna kuning jernih dan BAB 1 kali berwarna
hitam lembek. Neonatus telah mendapatkan imunisasi Hb 0.Pemberian vaksin
ini sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan bahwa pemberian vaksin Hb
0 dapat diberikan pada usia < 7 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2017)
Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke 4 pasca persalinan, yaitupada
tanggal 08 Agustus 2023, penulis melakukan pemeriksaan pada neonatus,
keadaan baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus dalam batas normal,
tidak terjadi perdarahan pada tali pusat neonatus , eliminasi baik, dan nutrisi
terpenuhi pada kunjungan kedua. Pada kunjungan ketiga neonatus yaitu pada
hari ke 18 pasca persalinan, yaitu pada tanggal 22 Agustus 2023. Hasil
pemeriksaan keadaan umum baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus
dalam batas normal, eliminasi baik.
Penulis melakukan pengawasan selama periode neonatus sehingga
periode neonatus dapat berjalan dengan baik walaupun orangtua bayi sempat
mengalami beberapa keluhan dan cemas namun hal itu dapat diatasi sedini
mungkin. Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan
hasil pemeriksaan Ibu A dan pada saat melakukan pemeriksaan
melaksanakan protokol kesehatan.

F. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Pada asuhan keluarga berencana (KB), Penulis memberikan konseling
KB (AKDR, AKBK, Mini pil, suntik 3 bulan) ibu untuk memilih KB Suntik 3
bulan karena ibu ingin menyusui bayinya. Penulis menjelaskan tentang KB
suntik 3 bulan, AKB suntik 3 bulan adalah alat kontrasepsi yang diberikan
setiap 3 bulan sekali.
210

Setiap suntikan KB ini mengandung hormon progestin dan


medroxyprogesterone. Hormon tersebut dapat bertahan selama 12 minggu
atau 3 bulan. Pada tanggal 15 September 2023 Ibu A telah memakai
kontrasepsi Suntik 3 bulan di PMB Siti Juminah, A.Md.Keb. Menurut penulis
tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan Ibu A.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
melalui study kasus Countinuity Of Care pada Ibu A selama kehamilan
trimester III, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan keluarga
berencana (KB) di Puskesmas Lempake Samarinda Tahun 2023, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pentingnya asuhan kebidanan komprehensif sebagai
deteksi dini untuk mengurangi faktor-faktor resiko yang dapat terjadi selama
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan keluarga
berencana (KB).
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pada masa kehamilan Ibu A berjalan dengan normal, Ibu A
melakukan pemeriksaan sebanyak 11 kali. Sesuai dengan referensi yang
menyatakan bahwa kunjungan 6 kali selama kehamilan dan pada
kehamilannya ini berjalan dengan baik, tidak ada keluhan yang bersifat
abnormal. Ibu sangat mengharapkan persalinannya berjalan secara
normal. Penambahan berat badan ibu selama hamil pun telah memenuhi
standarisasi ibu hamil fisiologis dan tidak ditemukan masalah.
2. Asuhan Kebidanan Persalinan
Pada asuhan persalinan Kala I, II, III dan IV Normal secara
komperehensif pada Ibu A dimana pada awal pemeriksaan hingga akhir
persalinan Ibu A berlangsung Normal tanpa penyulit
3. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Bayi Ibu A lahir sehat tanpa kelainan konginental, dengan berat
badan dan panjang badan yang normal. Bayi pun telah diberikan Vit.K
dan salep mata setelah lahir. Dan bayi tidak dalam keadaan kegawatan
ataupun tandtanda sakit berat.
4. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Pada masa nifas tidak terjadi perdarahan dan infeksi yang
ditandai dengan tidak ada keluar lochea yang berlebihan dan tidak berba.
Ibu A telah melakukan mobilisasi setelah melahirkan dengan cepat.
Yakni dengan miring kanan, miring kiri, bangun dari tempat tidur dan
pergi kekamar mandi sendiri.
5. Asuhan Kebidanan Neonatus
Keadaan umum baik, menangis kuat, reflek menghisap baik, tali
pusat masih basah dan terbalut dengan kasa steril, pola BAK dan BAB
lancar, pola nutrisi bayi hanya diberi ASI. Bayi pun telah diberikan Hb-0
dan pada hari keempat tali pusat bayi telah mengering dan lepas. Berat
badan bayi meningkat dari 2600 gram menjadi 2980 gram selama 14 hari.
6. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Ibu A telah mendapatkan konseling mengenai jenis, keuntungan
dan efek samping dari berbagai kontrasepsi dan ibu ingin menggunakan
kontrasepsi jangka pendek injeksi hormonal progestin dan mendapat
persetujuan suami.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil asuhan kebidanan ini dapat dijadikan sebagai bahan dokumentasi,
referensi bagi mahasiswa dalam memahami asuhan Countinuity Of Care
(COC), dan sebagai evaluasi mengenai kemampuan mahasiswa dalam
melakukan asuhan kebidanan, sehingga institusi dapat meningkatkan
kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan oenyediaan fasilitas sarana
dan prasarana yang mendukung untuk meningkatkan kompetensi
mahasiswa serta peningkatan kualitas bimbingan terhadap setiap
mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.

210
211

2. Bagi Puskesmas
Diharapkan studi kasus ini dapat meningkatkan dan mengoptimalkan
mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan teori dan memberikan asuhan
kebidanan secara berkesinambungan Countinuity Of Care (COC) yaitu
dari asuhan kehamilan, asuhan persalinan, asuhan bayi baru lahir, asuhan
masa nifas dan keluarga berencana (KB) sesuai standar pelayanan
kebidanan.
3. Bagi Pasien
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman, serta
meningkatkan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke
pelayanan kesehatan dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
masa nifas dan keluarga berencana (KB) sebagai upaya deteksi dini
terhadap terjadinya komplikasi.
4. Bagi Penulis
Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan ilmu yang telah didapatkan
selama proses perkuliahan dan mampu melakukan asuhan kebidanan
Countinuity Of Care (COC) sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB),
sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan profesi sebagai
bidan dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan Countinuity Of Care
(COC).

Anda mungkin juga menyukai