Anda di halaman 1dari 81

SKRIPSI

KUALITAS ARANG KAYU DARI LIMA PASAR


DI SAMARINDA

Oleh:

DHANDY ABDURRASYID
WIDARTO NIM 1604015113

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
SKRIPSI

KUALITAS ARANG KAYU DARI LiMA PASAR


DI SAMARINDA

Oleh:

DHANDY ABDURRASYID
WIDARTO NIM 1604015113

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pada Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul proposal : Kualitas Arang Kayu Dari Lima Pasar Di Samarinda

Nama
: Dhandy Abdurrasyid Widarto.
Nim
: 1604015113.
Program studi : Kehutanan

Fakultas : Kehutanan.

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.Ir.H. Bandi Supraptono, M.Agr Ir. Kusno Yuli Widianti, M.P


NIDK.8893680018 NIP.196807281994032003

Mengetahui :
Dekan Fakultas
Kehutanan Universitas
Mulawarman

Prof. Dr.Rudianto Amirta.S.Hut.,M.P.


NIP. 197210251997021001

Tanggal Disetujui :

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Nama : Dhandy Abdurrasyid Widarto

NIM : 1604015113

Program Studi :

Kehutanan Fakultas :

Kehutanan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri

dengan arahan Pembimbing dan belum pernah diajukan sebagai skripsi atau karya

ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Semua data dan pernyataan

ilmiah dalam tulisan ini adalah buah pikir dan karya saya sendiri, bukan dari

sumber lain, sehingga kebenarannya menjadi tanggung jawab saya pribadi,

kecuali data dan/atau pernyataan ilmiah yang sumber rujukan/pustakanya saya

cantumkan. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini secara

akademis ternyata tidak benar atau skripsi ini hasil plagiasi, maka saya bersedia

menerima sanksi berupa pencabutan gelar ilmiah yang saya peroleh dari karya

ilmiah ini sesuai peraturan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman dan/atau

Universitas Mulawarman.

Dibuat di Samarinda
Pada tanggal 13 Juli
2023 Yang menyatakan

Dhandy Abdurrasyid Widarto

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, saya


yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dhandy Abdurrasyid Widarto


NIM : 1604015113
Program Studi : Kehutanan
Fakultas : Kehutanan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk


memberikan izin kepada pihak Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Hak
Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi saya
yang berjudul “Kualitas Arang Kayu Dari Lima Pasar Di Samarinda” beserta
perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman berhak menyimpan, mengalihmedia
atau memformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Samarinda
Pada tanggal 13 Juli 2023
Yang menyatakan

Dhandy Abdurrasyid Widarto

v
ABSTRAK

Dhandy Abdurrasyid Widarto. Kualitas Arang Kayu Dari Lima Pasar di


Samarinda. (Di bimbing oleh Bandi Supraptono dan Kusno Yuli Widianti).

Energi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat ini


pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan
energi semakin meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sejauh
mana sampel arang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium pengujian UPTD BPSM Prov. Kaltim. Sampel diambil
di lima pasar yang berada di Kota Samarinda dan hasil penelitian di Pasar Pagi yang
memenuhi standar SNI 1683:2021 adalah kadar air dan kadar abu, sedangkan kadar
zat mudah menguap, kadar karbon terikat dan kadar kalor tidak memenuhi standar
tersebut. Di Pasar Segiri yang memenuhi standar SNI 1683:2021 adalah kadar air,
kadar abu dan nilai kalor, namun kadar karbon terikat dan kadar zat mudah
menguap masih belum memenuhi standar tersebut. Di Pasar Sungai Dama yang
memenuhi standar SNI 1683:2021 adalah kadar air, kadar abu, kadar zat mudah
menguap, namun kadar karbon terikat dan kadar kalor masih belum memenuhi
starndar SNI tersebut. Sedangkan Pada Pasar Ijabah dan Pasar Rahmat seluruh
karakteristik parameter yang diukur telah memenuhi standar SNI 1683:2021. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas arang kayu dari Pasar Ijabah dan Pasar Rahmat
memiliki kualitas yang baik dalam hal pembakaran yang kuat dan efisien. Hasil
RAL Anova pada Kadar Air dan Kadar Zat Mudah Menguap, Kadar Abu, Kadar
Karbon dan Kadar Kalor bahwa nilai F-Hitung melebihi nilai F-Tabel, oleh karena
itu ada perbedaan yang signifikan pada tingkat signifikansi 0.05 dan 0.01.

Kata Kunci : Kualitas, Arang Kayu, Kadar Air, Abu, Kalor, Karbon

vi
ABSTRACT

Dhandy Abdurrasyid Widarto. Quality of Wood Charcoal from Five Markets in


Samarinda. (Supervised by Bandi Supraptono and Kusno Yuli Widianti).

Energy has an important role in human life. Currently, population growth


continues to increase causing energy demand to increase. The aim of this research
is to determine the extent to which charcoal samples meet established quality
standards. This research was conducted at the UPTD BPSM Province testing
laboratory. East Kalimantan. Samples were taken in five markets in Samarinda
City and the research results at Pagi Market which met SNI 1683:2021 standards
were water content and ash content, while the volatile matter content, bound
carbon content and heat content did not meet these standards. At Segiri Market,
the things that meet the SNI 1683:2021 standards are water content, ash content
and heating value, but the bound carbon content and volatile substance content
still do not meet these standards. At the Sungai Dama Market, the water content,
ash content, volatile matter content that meets SNI 1683:2021 standards, however
the bound carbon content and heat content still do not meet these SNI standards.
Meanwhile, at Ijabah Market and Rahmat Market, all characteristic parameters
measured meet SNI 1683:2021 standards. This shows that the quality of wood
charcoal from Ijabah Market and Rahmat Market is of good quality in terms of
strong and efficient combustion. Anova results on Water Content and Volatile
Substance Content show the F-Calculated value does not exceed the F-Table
value, therefore there is no significant difference. The results of RAL Anova on
Water Content and Volatile Substance Content, Ash Content, Carbon Content and
Heat Content show that the F-Calculated value exceeds the F-Table value,
therefore there is a significant difference at the 0.05 and 0.01 significance levels.

Keywords: Quality, Wood Charcoal, Water Content, Ash, Heat, Carbon

vii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Arang

Kayu Dari Lima Pasar (Pasar Pagi, Pasar Segiri, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijaba,

Dan Pasar Rahmat) Di Samarinda” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program sarjana (S1) Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, sehingga

dapat terselesaikan dengan baik, skripsi ini dibuat guna memenuhi persyaratan

memperoleh gelar sarjana strata 1 kehutanan Universitas Mulawarman.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan mendukung kelancaran kegiatan

penyusunan skripsi ini:

1. Prof.Dr.Ir.H. Bandi Supraptono, M.Agr . selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ir.

Kusno Yuli Widianti, M.P . selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan dukungan, motivasi, bimbingan, dan

arahan selama penyusunan skripsi.

2. Bapak Agus Nur Fahmi, S.Hut, MP selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dr. Ir.

Isna Yuniar Wardhani, MP. selaku dosen penguji II, atas segala saran dan

masukan yang sangat berharga demi perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Rudianto Amirta, S.Hut., M.P. selaku Dekan Fakultas

Kehutanan Universitas Mulawarman. Bapak Dr. Yuliansyah, S.Hut., M.P.

selaku Ketua Program Studi beserta seluruh dosen, staf akademik, dan staf

administrasi pada Program Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman yang

telah banyak membantu penulis dalam proses belajar.

viii
4. Orang tua Tersayang Bapak Agus Widarto, S.P. dan Ibu Semok Anis

Silviasri, S.P. dan keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan

dan semangat selama studi berlangsung.

5. Kakek Tersayang Almarhum H. Ilyas Yunus yang selalu memberikan

dukungan dan semangat selama studi berlangsung.

6. Nenek Tersayang Ibu Sudarwati yang selalu memberikan dukungan dan

semangat selama studi berlangsung.

7. Istri Tercinta Sela Apriyanti, S.Tr.Keb., Bd yang selalu membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, selalu memberi dukungan dan semangat selama

studi berlangsung.

8. Bude Kartini, S.Pd dan Pakde Suroso yang selalu memberi dukungan dan

semangat selama studi berlangsung.

9. Mas Kurniawan, S.Psi, Kak Hendra Pratama Putra, S.H, Kak Dewi

Hendrayani, A.Md, Mba Anik Rahmayanti, S.H selaku kakak ipar saya yang

selalu memberi dukungan dan semangat selama studi berlangsung

10. Teman-teman Fakultas Kehutanan Angkatan 2016 yang penulis tidak bisa

sebutkan satu persatu. Terimakasih untuk diskusi dan dukungannya kepada

penulis selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, penulis tetap

berharap hasil yang dituangkan di dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-

pihak yang memerlukan. Amin

Samarinda, 13 Juli 2023

Penulis

Dhandy Abdurrasyid Widarto

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI.........v

ABSTRAK.............................................................................................................vi

ABSTRACK.........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR........................................................................................viii

DAFTAR ISI...........................................................................................................x

DAFTAR TABEL................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii

I. PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Penelitian......................................................................................2

1.3 Hasil Yang Diharapkan............................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3

2.1 Arang.........................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Arang.......................................................................................3

2.1.2 Biomasa Sebagai Sumber Energi...............................................................3

2.3 Kualitas Arang Yang Baik...........................................................................4

x
III.METODE PENELITIAN..............................................................................28

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian...............................................................28

3.2 Lokasi penelitian.....................................................................................28

3.3 Bahan Dan Peralatan Penelitian................................................................29

3.4 Prosedur Penelitian.................................................................................30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................38

4.1 Tabel uji Arang Pasar Pagi..........................................................................38

4.2 Tabel uji Arang Pasar Segiri........................................................................39

4.3 Tabel Hasil Uji Pasar Sungai Dama.............................................................40

4.4 Tabel hasil Uji Arang Pasar Ijabah..............................................................42

4.5 Tabel hasil uji arang kelima pasar Rahmat..................................................44

4.6 Pengolahan Hasil Kualitas Sampel Arang Dari Asal Penjualan Berbeda....46

4.6.1 Kadar Air.............................................................................................46

4.6.2 Kadar Abu............................................................................................49

4.6.3 Zat Mudah Menguap.............................................................................51

4.6.4 Nilai Kadar Karbon Terikat..................................................................53

4.6.5 Kadar Kalor...........................................................................................56

V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................37

5.1 Kesimpulan..................................................................................................37

5.2 Saran.............................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40

xi
LAMPIRAN..........................................................................................................42

RIWAYAT HIDUP..............................................................................................51

xii
x

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

4.1. Analisa Hasil Uji Kadar Air 39

4.2. Analisa (ANOVA) Kadar Air

40

4.3. Analisa LSD (ANOVA) Kadar Air 40

4.4. Analisa Hasil Uji Kadar Abu 43

4.5. Analisa (ANOVA) Kadar Abu 43

4.6. Analisa LSD (ANOVA) Kadar Abu 44

4.7. Analisa Hasil Uji Kadar Zat Mudah Menguap 45

4.8. Analisa (ANOVA) Kadar Zat Mudah Menguap 45

4.9. Analisa LSD (ANOVA) Kadar Zat Mudah Menguap 46

4.10. Analisa Hasil Uji Kadar Karbon Terikat 48

4.11. Analisa RAL (ANOVA) Kadar Karbon 48

4.12. Analisa LSD (ANOVA) Kadar Karbon Terikat 49

4.13. Analisa Hasil Uji Kadar Kalor 51

4.14. Analisa (ANOVA) Kadar Kalor 51

4.15. Analisa LSD (ANOVA) Kadar Kalor

52
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian...............................................................................6

Gambar 3.2 Bagan alur proses pengujian kualitas arang kayu.............................8

Gambar 3.3 Persyaratan Mutu Arang Kayu.........................................................9

Gambar 1. Pengambilan Sampel Pasar Pagi.........................................................42

Gambar 2. Pengambilan Sampel Pasar Segiri......................................................42

Gambar 3. Pengambilan sampel Pasar Ijabah......................................................43

Gambar 4. Pengambilan Sampel Pasar Rahmat...................................................43

Gambar 5. Pengambilan sampel Pasar Sungai Dama..........................................44

xiii
17

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arang kayu merupakan salah satu sumber energi alternatif selain minyak, gas,

dan batubara. Penggunaan energi ini dinilai lebih murah dan dapat berlangsung secara

terus menerus karena bahan bakunya berasal dari kayu yang dapat diperbaharui.

Sukesti(2010) menyatakan salah satu jenis energi biomassa yang banyak digunakan

adalah arang kayu. Arang kayu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah harga

yang relatif murah, mudah disimpan dan digunakan, memiliki nilai bakar (heating

value) tinggi serta lebih efisien dalam pengangkutan. Di Indonesia produksi arang

secara umum memiliki keunggulan diantaranya bahan baku tersedia dalam jumlah

yang cukup banyak dan dapat diambil dari berbagai dimensi dan jenis kayu seperti

dari limbah industri furnitur, potongan kayu berdiameter kecil dan dari jenis kayu

tidak komersial (Sari, 2009). Produksi arang selain dapat mengurangi jumlah limbah

kayu juga meningkatkan nilai ekonomis kayu. Bahan baku arang juga dapat diperoleh

dari limbah aktivitas kehutanan, pertanian, dan perkebunan sehingga pemanfaatan

limbah sebagai bahan baku arang tidak hanya dari kayu tetapi juga non kayu. Limbah

selain kayu dapat berupa bahan buangan yang tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil

pengolahan. Bahan-bahan ini dapat diolah lebih lanjut menjadi hasil samping yang

bermanfaat yaitu menjadi produk arang ataupun briket arang melalui pendekatan

teknologi limbah (Salim, 2016).


18

Energi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat ini

pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi

semakin meningkat pula. Hal ini mempengaruhi ketersediaan sumber- sumber energi.

Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan proses

pembangunan nasional. Energi sebagian besar digunakan pada sektor rumah tangga,

industri dan transportasi, sedangkan cadangan bahan bakar fosil seperti minyak bumi,

gas alam dan batu bara yang selama ini merupakan sumber utama energi jumlahnya

semakin menipis. Oleh karena itu timbulnya kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan

bahan bakar di masa yang akan datang. Dengan demikian perlu diupayakan sumber

energi alternatif lain yang berasal dari bahan baku yang bersifat kontinyu dan dapat

diperbaharui seperti energi biomassa (Hendra, 2007) dalam Eliga (2020).

Pada umumnya, arang yang banyak dijumpai di pasar antara lain, yaitu arang

kayu yang memiliki kualitas yang baik, api atau bara yang bagus, menghasilkan asap

yang wangi dan awet atau tahan lama dalam pembakaran. Pasar sebagai tempat jual

beli adalah tempat yang menyediakan beraneka barang kebutuhan masyarakat

termasuk arang. Di Samarinda terdapat lima pasar yang dianggap besar, yaitu Pasar

Pagi, Pasar Segiti, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijabah, Dan Pasar Rahmat. Kelima pasar

diambil sebagai subyek tempat penelitian karena dianggap mewakili karakteristik

sampel kayu arang kayu di Samarinda.

Arang yang berasal dari kayu diketahui memiliki nilai kalor yang tinggi

sehingga dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak atau proses

pembakaran pada pembuatan material dari bahan tanah liat seperti pot, pecah belah
19

dan genteng. Pentingnya ketersediaan bahan baku energi alternatif seperti arang untuk

rumah tangga didasari oleh tingginya konsumsi energi dari sektor rumah tangga.

Lembaga PTPSE (2013) mencatat konsumsi energi final sepanjang tahun 2000-2011

didominasi oleh sektor industri, transportasi dan rumah tangga. Oleh karena itu,

konversi kayu sebagai sumber energi dalam bentuk arang maupun kayu bakar,

merupakan potensi sumber energi yang terbarukan. Namun demikian, karakteristik

kayu sebagai bahan baku akan sangat berpengaruh terhadap kualitas arang.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas arang berdasarkan beberapa

parameter yang diukur, seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar

karbon terikat, kadar kalor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sejauh

mana sampel arang memenuhi standar mutu SNI 1683:2021 yang telah ditetapkan.

Melalui pengujian ini, penelitian bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih

baik tentang sifat-sifat arang dan memastikan bahwa kualitasnya sesuai dengan

kebutuhan dan standar yang ada.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

kualitas arang berdasarkan beberapa parameter yang diukur, seperti kadar air, kadar

abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, dan kadar kalor pada arang kayu

di lima pasar yang berada di Samarinda mempunyai kualitas yang sama sesuai standar

SNI.
20

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas arang berdasarkan beberapa

parameter yang diukur, seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar

karbon terikat dan kadar kalor berdasarkan standar mutu SNI 1683:2021 yang telah

ditetapkan.

1.4. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengevaluasi kualitas

arang berdasarkan parameter-parameter yang diukur. Secara keseluruhan, diharapkan

bahwa sampel arang memenuhi atau mendekati standar mutu yang telah ditetapkan.

Kadar air diharapkan berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan, sedangkan

kadar abu diharapkan tidak melebihi batas standar yang telah ditetapkan. Kadar zat

mudah menguap diharapkan berada dalam rentang standar yang telah ditentukan,

sementara kadar karbon terikat diharapkan mencapai atau melebihi batas minimum

yang ditetapkan.
21

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arang
2.1.1 Pengertian Arang

Menurut Lempang (2014), arang adalah residu dari proses penguraian panas

terhadap bahan mengandung karbon yang sebagian besar komponennya adalah

karbon. Proses penguraian panas ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi bahan

langsung atau tidak langsung di dalam timbunan, kiln atau tanur. Proses karbonisasi

menjadi arang dapat menghilangkan senyawa volatil dan kelembaban sehingga

menghasilkan karbon sisa dengan proporsi yang lebih tinggi. Proses penguraian panas

ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi bahan langsung atau tidak langsung di

dalam timbunan, kiln atau tanur. Proses karbonisasi menjadi arang dapat

menghilangkan senyawa volatil dan kelembaban sehingga menghasilkan karbon sisa

dengan proporsi yang lebih tinggi.

Pada umumnya pemanfaatan arang dari kayu lebih unggul dibandingkan

dengan pembakaran biomassa mentah karena selain tanpa asap dan emisi yang

berlebihan juga karena nilai kalor (pembakaran) yang lebih tinggi (Gebresas,

Asmelash, Berhe & Tesfay, 2015). Di Indonesia, produksi arang secara umum

memiliki keunggulan diantaranya bahan baku tersedia dalam jumlah yang cukup

banyak dan dapat diambil dari berbagai dimensi dan jenis kayu seperti dari limbah

industri, potongan kayu berdiameter kecil dan dari jenis kayu tidak komersial (Sari,

Rahmadi & Shodiqin, 2009).


22

2.1.2 Arang Aktif

Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran

dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih

tertutup dengan hidrokarbon dan senyawa organik lainnya (Balai Penelitian dan

Pengembangan Industri, 1984).

Berdasarkan bahan baku yang digunakan maka arang dapat dibedakan menjadi:

1. Arang tumbuh-tumbuhan (vegetable charcoal), mengandung 60% karbon.

2. Arang tempurung kelapa (coconut charcoal), mengandung 80% karbon.

3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

4. Arang kayu (wood charcoal) mengandung 80% karbon

5. Arang tulang (animal charcoal), didapatkan dari pembakaran atau penyulingan

tulang hewan.

6. Arang batu bara (coses) diperoleh dari pembakaran batu bara.

7. Arang minyak bumi (furnace black) didapatkan dari hasil pembakaran minyak

bumi pada kapur pabrik.

Secara umum ciri-ciri arang yang baik adalah berwarna hitam, tidak

mengandung kotoran , bila dipatahkan maka bekas patahannya akan mengkilat, bila

dijatuhkan pada benda keras akan berdering, dan bila dibakar tidak cepat habis serta

menyemburkan api berwarna biru (Naibaho, 1991). Arang aktif adalah arang yang

sudah diaktifkan sehingga mempunyai daya serap yang cukup tinggi terhadap warna,

bau, zat-zat beracun dan lain-lainnya.


23

Arang merupakan suatu bahan yang bersifat amorf, arang aktif bersifat

kristalit yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas dan memiliki luas permukaan

dalam yang besar, sehingga mempunyai daya serap yang baik. Arang aktif dapat

digunakan sebagai pemucat, penyerap gas, penyerap logam dan sebagainya. Dalam

garis besarnya arang aktif dapat digunakan dalam industripangan dan non pangan.

Dalam industri pangan arang aktif digunakan sebagai adsorben pada proses pemurnian

minyak, pemurnian gula, penjernihan air dan bahan makanan lainnya. Pada industri

non pangan untuk memurnikan bahan kimia seperti asam sitrat, asam galat, asam

glutamat dan sebagainya (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984).

2.1.3 Proses Pembuatan Arang

Pembuatan bahan bakunya sendiri menggunakan drum yang dimodifikasi

dengan volume 200 liter. Drum terdiri dari empat bagian, yaitu badan drum dengan

salah satu ujungnya terbuka, dan sisanya seperti penutup tungku bagian atas, cerobong

asap, dan lubang udara di bagian bawah drum digunakan untuk pembakaran. Untuk

menghasilkan sumber api selama proses pembakaran, gunakan bahan limbah seperti

kertas bekas dan serpihan kayu, lalu masukkan bahan limbah tersebut ke dalam lubang

udara drum. Saat membakar, pastikan api tidak padam, pasang cerobong asap dan

tempat ganjalan lubang dikurang menjadi ±4 cm. Ketika asap dari cerobong menjadi

lebih kecil/tipis dan berwarna kebiruan, proses dikatakan selesai, kemudian kompor

diturunkan dan cerobong ditutup rapat (Hendra D,2007).


24

2.1.4 Karakteristik Kualitas Arang Kayu

2.1.4.1 Kadar Air

Kadar air arang adalah banyaknya air yang terdapat di dalam arang yang

dinyatakan secara kuantitatif dalam persen. Tinggi rendahnya kadar air arang kayu

dipengaruhi oleh lama proses pengarangan serta faktor lingkungan seperti suhu dan

kelembaban disekitarnya setelah pendinginan dilakukan. Nilai kadar air arang kayu

jati dari setiap pembakaran bervariasi karena adanya perbedaan menyerap dan

mengeluarkan air (sifat higroskopis dan porositas dari arang) terhadap lingkungan

sekitar sehingga tercapai kadar air kesetimbangan (Fatriani, 2006).

Kadar air pada arang juga dipengaruhi oleh berat jenis kayu. Semakin tinggi

berat jenis kayu semakin rendah kemampuan air untuk menyerap ke dalam kayu

(Damanik, 2009). Kadar air ini diharapkan serendah mungkin agar tidak menghambat

dalam penyalaan dan tidak mengeluarkan asap sehingga menurunkan kualitas arang.

2.1.4.2 Kadar Abu

Kadar abu menunjukkan jumlah bahan bukan karbon yang tidak dapat

terbakar dan menunjukkan jumlah mineral yang terdapat pada suatu bahan. Menurut

Sjostrom, Sastrohamidjojo & Prawirohatmodjo (1995), kandungan mineral seperti

CH3COOH, SiO2, aldehida, keton dan ester yang terdapat didalam kayu jika tidak

menguap pada proses pengabuan maka akan menyebabkan kadar abu yang semakin

meningkat. Kadar abu mempengaruhi kualitas arang yang dihasilkan.


25

Semakin rendah kadar abu maka kualitas arang akan semakin baik karena

kadar abu yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pori-pori pada

arang sehingga luas permukaan arang menjadi berkurang yang dapat memperlambat

proses pembakaran dan kalor yang dihasilkan juga rendah (Purwanto, 2011).

2.1.4.3 Kadar Zat Mudah Menguap

Penentuan kadar zat mudah menguap untuk menunjukkan presentase jumlah

zat – zat terbang yang terkandung di dalam arang aktif seperti H2 , CO, CH4 , CO2

dan H2 O (Mody, 2014). Apabila arang aktif banyak menggandung senyawa non

karbon yang ditandai dengan tingginya kadar zat yang mudah menguap maka dapat

disimpulkan bahwa kemampuan daya serap arang aktif tersebut sangat rendah dan

memiliki kualitas yang kurang baik (Hendra, 2007). Semakin tinggi suhu aktivasi

maka akan mengurangi persentase kadar kadar zat mudah menguap dalam arang aktif

(Siahaan, Hutapea, & Hasibuan, 2013).

2.1.4.4 Kadar Karbon Terikat

Jumlah karbon murni dalam suatu arang aktif dapat ditentukan dari persentase

kadar karbon arang aktif tersebut. Temperatur aktivasi yang tinggi dapat

mempengaruhi persentase kadar karbon suatu arang. Tinggi rendahkan kandungan

kadar karbon akan mempengaruhi daya serap arang aktif pada proses adsorpsi.

Semakin tinggi nilai kadar karbon maka semakin baik kualitas arang aktif yang

dihasilkan dikarenakan jumlah pori – pori yang semakin banyak.


26

Kemampuan daya serap arang aktif terhadap penyerapan iodium berfungsi

untuk melihat kemampuan arang aktif sebagai adsorbat. Semakin tinggi kemampuan

arang aktif dalam menyerap iodium maka kualitas arang aktif yang dihasilkan semakin

berkualitas.

2.1.4.5 Nilai Kalor

Nilai kalor dari suatu bahan bakar menunjukkan energi yang terkandung di

dalam bahan bakar setiap satuan massa bahan bakar tersebut. Nilai kalor penting

diketahui untuk mengukur kandungan energi dari setiap massa bahan bakar sehingga

konsumsi untuk menghasilkan energi tertentu dapat dikalkulasi secara tepat (Patabang,

2009). Nilai kalor tergantung pada kadar abu briket. Semakin tinggi kadar abunya

maka semakin rendah nilai kalornya dan sebaliknya Noriyati et al. (2012). Nilai kalor

juga dipengaruhi oleh kadar karbon terikat, meningkatnya kadar karbon terikat seiring

dengan nilai kalor meningkat (Widayat dan Saputro, 2011). Kadar karbon terikat

dipengaruhi oleh kadar zat terbang dan kadar abu. Semakin tinggi kadar zat terbang

dan kadar abu briket arang akan menurunkan nilai kalor briket arang yang dihasilkan.
27

2.1.5 Biomassa Sebagai Sumber Energi

Potensi biomassa di indonesia sangatlah banyak baik itu dari limbah pertanian

maupun dari limbah perkebunan dapat dilihat pada tabel.

Tabel 1.1 Potensi Energi Biomassa di Indonesia.


Sumber Energi Produksi (106ton/th) Energi (109kkal/th) Pangsa (%)
Kayu 25,00 100,0 72,0
Sekam Padi 7,55 27,0 19,4
Jenggal Jagung 1,52 6,8 4,9
Tempurung Kelapa 1,25 5,1 3,4
Potensi Total 35,32 138,9 100

Sumber : Ndraha, (2009) dalam Fikri, (2019)

2.2 Standar yang digunakan

Untuk menguji kualitas arang berdasarkan beberapa parameter yang diukur,

seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, kadar

kalor, kerapatan, dan keteguhan tekan. berdasarkan standar mutu SNI 1683:2021 yang

telah ditetapkan. Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu, pengambilan

contoh, metode uji, pengemasan, dan pelabelan arang kayu untuk penggunaan umum.

Bahan baku yang digunakan berupa kayu, limbah tebangan, limbah penggergajian

kayu, tidak termasuk kayu bakau, kayu bekas bangunan dan furnitur yang

mengandung residu kimia. kayu yang telah dikarbonisasi pada suhu tinggi lebih kecil

atau sama dengan 700 C sehingga mempunyai nilai kalor bakar dan kadar karbon

terikat yang lebih tinggi dari bahan penyusunnya.


28

2.3 Kualitas arang yang baik

Kualitas arang yang baik tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis kayu

yang digunakan, teknik pembakaran, dan waktu pembakaran. Berikut adalah

beberapa karakteristik yang menunjukkan kualitas arang yang baik:

1. Berat jenis yang tinggi: Arang yang baik memiliki berat jenis yang tinggi, yaitu

sekitar 0,4-0,6 gram per kubik sentimeter. Semakin padat arang, semakin baik

kualitasnya.

2. Kadar karbon yang tinggi: Arang yang baik memiliki kadar karbon yang tinggi,

yaitu sekitar 70-80%. Semakin tinggi kadar karbon, semakin baik kualitas

arang.

3. Warna yang seragam: Arang yang baik memiliki warna yang seragam dan gelap.

Warna yang tidak seragam atau terdapat bercak-bercak putih menunjukkan

adanya kekurangan atau ketidak sempurnaan dalam proses pembakaran.

4. Tidak mudah hancur: Arang yang baik memiliki kekuatan yang tinggi dan tidak

mudah hancur saat dipegang atau diangkat. Arang yang mudah hancur

menunjukkan adanya kekurangan atau ketidak sempurnaan dalam proses

pembakaran.

5. Rendahnya kadar air: Arang yang baik memiliki kadar air yang rendah, yaitu

sekitar 5-10%. Arang dengan kadar air yang tinggi tidak baik karena sulit

dibakar dan memiliki nilai kalori yang rendah.


29

6. Tidak mengandung bahan kimia berbahaya: Arang yang baik tidak mengandung

bahan kimia berbahaya seperti arsenik, merkuri, atau logam berat lainnya.

Penggunaan kayu yang berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan

terhindar dari polusi juga dapat mempengaruhi kualitas arang yang dihasilkan.

Kualitas arang yang baik dapat memberikan efek yang baik dalam penggunaannya

sebagai bahan bakar, filter, atau bahan pembuat kertas. Oleh karena itu, dalam

memilih arang, perlu diperhatikan karakteristiknya untuk memastikan bahwa arang

yang akan digunakan adalah arang yang berkualitas (Armeny Ginting, 2012)

.
30

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama 4 bulan, terdiri dari 1 bulan untuk studi

literatur, 1 bulan untuk pembuatan dan pengujian kualitas arang dan 2 bulan untuk

pengolahan data dan penyusunan skripsi dan seminar hasil. Penelitian ini dilakukan di

laboratorium pengujian UPTD Balai Pengujian dan Sertifikat Mutu Provinsi

Kalimantan Timur.

3.2 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian untuk pengambilan sampel arang kayu ini adalah Pasar

Segri, Pasar Pagi, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijabah, dan Pasar Rahmat yang berada

di Kota Samarinda seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian Arang Kayu di Lima Pasar di Samarinda
31

3.3 Bahan Dan Peralatan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sampel arang: digunakan untuk diuji kualitasnya berdasarkan parameter-

parameter yang telah disebutkan sebelumnya.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Timbangan analitik: Digunakan untuk mengukur massa sampel arang

dengan presisi yang tinggi.

2. Oven: Digunakan untuk mengeringkan sampel arang dan menghilangkan

kadar air yang terkandung di dalamnya.

3. Furnace: Digunakan untuk melakukan pengabuan pada sampel arang

sehingga dapat diukur kadar abunya.

4. Alat pengukur kadar zat mudah menguap: Digunakan untuk menguapkan zat-

zat volatil dalam sampel arang dan mengukur kadar zat mudah menguap.

5. Alat pengukur kadar karbon terikat: Digunakan untuk mengukur kadar karbon

yang terikat dalam sampel arang.

6. Alat pengukur kalorimeter: Digunakan untuk mengukur kadar kalor atau nilai

kalor sampel arang.

Selain itu, juga dapat digunakan alat-alat pendukung seperti gelas ukur, labu

ukur, pipet, termometer, dan peralatan laboratorium lainnya yang sesuai

dengan metode pengujian yang digunakan.


32

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Bagan alur proses pengujian kualitas arang kayu :

Bagan alur pengujian arang secara garis besar adalah sebagai berikut :

Persiapan bahan
baku

Pengujian

kadar air, zat mudah menguap,


kadar abu, kadar karbon, kalor,

Pengolahan analisis
data

Pengolahan hasil
dan pembahasan
Gambar 3.2. Bagan alur proses pengujian kualitas arang kayu

3.4.2 Bahan Baku

Bahan baku arang kayu yang digunakan untuk penelitian berasal dari pasar

Pasar Segri, Pasar Pagi, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijabah, dan Pasar Rahmat

tetapi tidak diketahui secara pasti jenis kayu yang digunakan untuk penelitian.
33

3.4.3 Mutu

Tabel 3.1 Persyaratan mutu arang kayu menurut SNI 1683:2021


No Karakteristik Satuan Mutu
Pertama Kedua
1 Kadar air % ≤8 ≤ 10
2 Kadar abu % ≤4 ≤4
3 Kadar zat mudah menguap % 10 –17 10 –17
4 Kadar karbon terikata % ≥ 79 ≥ 79
5 Nilai kalor kal/g > 6500 6000 – 6500
a
Dihitung berdasarkan berat kering oven

3.4.4 Metode Uji

Metode uji yang digunakan berdasarkan standar SNI 1683:2021 yang telah

ditetapkan.

3.4.4.1 Uji Kadar Air

a. Prinsip

Kehilangan bobot contoh setelah pemanasan 115 oC dihitung sebagai air

yang terdapat dalam contoh

b. Peralatan

a) Botol timbang;

b) Neraca;

c) Oven;

d) Desikator.

c. Prosedur

Timbang teliti 1 g contoh dalam botol timbang, yang telah diketahui bobotnya.

Ratakan contoh kemudian masukkan ke dalam oven yang telah diatur suhunya
34

(115°C ± 5°C) selama 3 jam. Waktu pemanasan, tutup botol timbang dibuka.

Dinginkan dalam desikator kemudian timbang sampai bobot tetap.

3.4.4.2 Uji Kadar Abu

a. Prinsip

Contoh diabukan pada suhu tinggi, sisa pengabuan dihitung sebagai abu

dalam.

b. Peralatan
Perhitungan:
a) Neraca;
Kadar Air, % x 100 (1)
b)= Desikator;
Keterangan:
c) Bunsen;
W₁ adalah kehilangan bobot contoh, gram,
W₂ adalah bobot contoh, gram.
d) Cawan platina atau cawan porselen;

e) Gegep;

f) Tanur (Muffle furnace).

c. Prosedur

Timbang 2 g – 3 g contoh ke dalam cawan platina atau cawan porselen

yang telah diketahui bobotnya. Abukan contoh pelan-pelan di atas api kecil

nyala bunsen, setelah semua arang hilang, perbesar nyala bunsen

selanjutnya pindahkan ke dalam tanur pada suhu 800°C selama 2 jam. Bila
35

seluruh contoh telah menjadi abu, dinginkan cawan dalam desikator,

kemudian timbang. Bila perlu abukan kembali, timbang sampai bobot

tetap.

Perhitungan:

Kadar Abu, % = x 100 (2)

Keterangan:

W₁ adalah sisa abu, gram;


W₂ adalah bobot contoh,

3.4.4.3 Uji Kadar Zat Mudah Menguap

a. Prinsip

Zat - zat organik yang terikat dalam arang akan menguap pada pemanasan

tanpa oksigen pada 950°C. Kehilangan bobot contoh dihitung sebagai

bagian yang hilang pada pemanasan 950°C.

b. Peralatan

a) Cawan porselen;

b) Neraca;

c) Desikator;

d) Kawat nikelin;

e) Tanur (muffle furnace)


36

c. Prosedur

Timbang 1 g - 2 g contoh ke dalam cawan porselen yang sudah diketahui

bobotnya, di atas cawan tersebut letakkan lagi cawan lain yang sudah

diketahui bobotnya, sehingga contoh berada di antara kedua cawan

tersebut atau tutup cawan dengan penutup, ikat dengan kawat nikelin.

Masukkan ke dalam tanur yang suhunya telah mencapai 950°C, panaskan

selama 7 menit kemudian angkat dan dinginkan dalam desikator sampai

suhu kamar. Setelah dingin, timbang hingga bobot tetap.

Perhitungan:
Kadar zat mudah menguap, % = x 100 (3)

Keterangan:
W₁ adalah bobot contoh awal, gram;
W₂ adalah bobot contoh setelah pemanasan, gram.
3.4.4.4 Uji Karbon Terikat

a. Prinsip

Dihitung dari contoh dengan mengurangi abu dan zat mudah menguap.

b. Prosedur

Lakukan uji kadar zat mudah menguap sesuai Pasal 7.3 dan uji kadar abu sesuai

Pasal 7.2. Hitung kadar karbon terikat dengan rumus sebagai berikut:

Kadar karbon terikat, % =100% - (A + B) (4)

Keterangan:

A adalah kadar zat yang mudah menguap, %; B adalah kadar abu, %.


37

3.4.4.5 Uji Nilai Kalor

a. Prinsip

Nilai kalor merupakan hasil pembakaran contoh dengan bantuan oksigen

dalam bomb calorimeter pada kondisi tertentu.

b. Peralatan

a) Bomb calorimeter;

b) Alat pembuat pelet contoh;

c) Alat penggiling contoh;

d) Erlenmeyer;Buret;

e) Ayakan ukuran 60 mesh;

f) Fuse wire.

c. Bahan

a) Larutan Na₂CO3 0,0709 N, dapat juga digunakan larutan NaOH atau

KOH dengan konsentrasi yang sama;

b) Indikator merah metil atau sindur metil

d. Prosedur

a) Timbang contoh yang sudah dihaluskan kurang lebih 1 g dan kemudian

dipres berbentuk pelet;

b) Ukur 10 cm fuse wire, hubungkan dengan masing-masing elektroda dan

kenakan pada pelet contoh di dalam bomb;

c) Isi gas oksigen ke dalam bomb, maksimum 30 atm;

d) Tutup kontrol aliran gas, tunggu beberapa saat kemudian buang sisa
38

oksigen dalam selang hingga regulator menunjukkan angka nol;

e) Isi bucket dengan air suling ± 1,5 Liter;

f) Letakkan bucket dalam calorimeter, masukkan bomb ke dalam bucket

hingga tepat kedudukannya lalu hubungkan terminal kabel pada bomb;

g) Tutup calorimeter, hubungkan alat pengaduk, tunggu 5 menit hingga

suhu air suling dalam bucket tidak berubah;

h) Catat suhu awal pada termometer;

i) Tekan ignition unit hingga lampu indikator mati, lanjutkan menekan ± 5

menit;

j) Catat kenaikan suhu pada termometer;Tunggu ± 3 menit lalu catat suhu

akhir pada termometer;

k) Buka calorimeter dan keluarkan bomb, buang sisa gas oksigen dari

dalam bomb sehingga habis seluruhnya;

l) Bilas permukaan bomb, pindahkan air dari bucket ke dalam Erlenmeyer;

m) Ukur sisa fuse wire yang tidak terbakar;

n) Titrasi air dari bucket dengan larutan Na2CO3 denga menggunakan

indikator merah metil atau sindur metil.


39

o) Nilai kalor dihitung menggunakan rumus :

Nilai kalor (kal/g) = (5)

Keterangan:
∆T adalah kenaikan suhu pada thermometer;

w adalah 2426 kal/oC (sesuai dengan konversi alat yang digunakan); I1

adalah mL Na2CO3 yang dipakai untuk titrasi;

I2 adalah 13,7 x 1,02 x berat contoh;

I3 adalah 2,3 x panjang fuse wire yang terbakar;

m adalah berat contoh, gram.

3.5. Analisis Data

Setelah data-data terkumpul dan untuk membedakan apakah kualitas arang

dari lima pasar di Samarinda mempunyai perbedaan yang diakibatkan dari

pengaruh lokasi pasar, dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan satu perlakuan dan dilanjutkan dengan Least Significant

Different (LSD).

Nilai LSD dihitung menggunakan rumus :


40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dibawah ini adalah tabel dari hasil uji arang yang dijual dipasar Pagi, pasar Segiri,

pasar Sungai Dama, pasar Ijabah, dan pasar Rahmat :

4.1 Tabel Hasil Uji Arang Pasar Pagi

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari Pasar Pagi di dapatkan hasil:

Tabel 4.1. Hasil Uji Arang Kayu dari Pasar Pagi

Hasil Uji Standar


No
Parameter Satuan 1 2 3 Nilai Mutu SNI
.
rata-rata 1683:2021
1. Kadar Air % 7.86 7.96 7.74 7.85 ≤8
2. Kadar Abu % 4.69 4.73 4.92 4.78 ≤4
3. Zat Mudah % 21.92 22.56 20.98 21.82 10-17
Menguap
4. Karbon Terikat % 73.39 72.71 74.1 73.4 ≥ 79
5. Kalor Kal/g 6426.68 6321.76 6403 6384.48 ≥ 6500

Dari Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa nilai pengujian arang kayu dari Pasar Pagi

yang sesuai dengan standar SNI 1683:2021 adalah: kadar air dan kadar abu.

Sedangkan kadar zat mudah menguap, karbon terikat dan kadar kalor tidak memenuhi

standar tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikan pada bongkahan

arang tersebut agar memenuhi semua persyaratan standar mutu yang telah ditetapkan.

Hal ini dikarenakan nilai kalor sangat berkaitan dengan kemampuan arang tersebut

untuk menghasilkan kalor sesuai yang dibutuhkan dalam pemanfaatannya secara

optimal.
41

Setiap penambahan persentase arang tempurung kelapa terhadap briket arang,

ternyata menaikkan nilai kadar zat menguap briket yang dihasilkan. Hal ini sesuai

dengan penelitian (Hendra dan Pari, 2000) yang menyatakan bahwa briket arang

dengan komposisi campuran arang serbuk gergajian kayu yang lebih banyak

cenderung akan menaikkan nilai kadar zat menguap briket yang dihasilkan. Nilai kadar

zat menguap ini diharapkan serendah mungkin karena kadar zat menguap yang tinggi

akan menimbulkan asap yang lebih banyak akibat reaksi antara karbon monoksida

dengan alkohol pada saat briket dinyalakan. Selain itu kandungan kadar zat menguap

yang tinggi didalam arang akan menimbulkan asap yang lebih banyak pada saat arang

dinyalakan. Hal ini disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon monoksida (CO)

dengan turunan alkohol (Hendra dan Darmawan, 2000).

4.2 Tabel Hasil Uji Arang Pasar Segiri

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari Pasar Segiri di dapatkan hasil:

Tabel 4.2. Hasil Uji Arang Pasar Segiri

Hasil Uji Standar


No
Parameter Satuan 1 2 3 Nilai Mutu SNI
.
rata-rata 1683:2021
1. Kadar Air % 7.82 7.78 7.88 7.82 ≤8
2. Kadar Abu % 3.28 3.57 3.44 3.43 ≤4
3. Zat Mudah % 20.90 19.7 19.3 19.96 10-17
Menguap
4. Karbon Terikat % 75.82 76.73 77.26 76.61 ≥ 79
5. Kalor Kal/g 6725.68 6684.02 6793.5 6734.4 ≥ 6500
42
43

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, bongkahan arang pasar

Segiri memenuhi standar mutu SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, dan nilai

kalor. Namun, kadar karbon terikat dan zat mudah menguap pada bongkahan arang

masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan

upaya perbaikan pada bongkahan arang tersebut agar memenuhi semua persyaratan

standar mutu yang telah ditetapkan, seperti penggantian bahan baku kayu yang

digunakan.

4.3 Tabel Hasil Uji Pasar Sungai Dama

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar Sungai Dama di dapatkan hasil:

Tabel 4.3. Hasil Uji Arang Pasar Sungai Dama

Hasil Uji Standar


No
Parameter Satuan 1 2 3 Nilai Mutu SNI
.
rata-rata 1683:2021
1. Kadar Air % 7.81 7.76 7.84 7.80 ≤8
2. Kadar Abu % 3 3.3 2.7 3 ≤4
3. Zat Mudah % 19.02 18.33 19.45 18.9 10-17
Menguap
4. Karbon Terikat % 77.98 78.37 77.85 78.1 ≥ 79
5. Kalor Kal/g 6764.68 6593.12 6647.31 6668.37 ≥ 6500

Tabel di atas menunjukkan hasil uji rata-rata kadar air sebesar 7.80%, yang

memenuhi persyaratan ≤ 8% sesuai dengan standar SNI 1683:2021. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.
44

Kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 3%, yang juga berada di bawah batas standar

≤ 4%. Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk

parameter kadar zat mudah menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada

bongkahan arang sebesar 18.9%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh

standar mutu SNI 1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan

arang memiliki kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

Parameter-parameter lain yang masih belum memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih berada di bawah batas

standar mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar karbon terikat sebesar 7.81%,

bongkahan arang belum mencapai persyaratan ≥ 79% yang telah ditetapkan. Selain

itu, kadar kalor pada bongkahan arang juga masih sedikit di bawah batas standar

mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar kalor sebesar 6668.37 Kal/g,

bongkahan arang memiliki kadar kalor yang hampir mencapai persyaratan > 6500

Kal/g.

Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar Sungai Dama memenuhi standar

mutu SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap.

Namun, kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih belum memenuhi standar

yang telah ditetapkan, sedangkan kadar kalor hampir mencapai standar yang

ditetapkan.
45

4.4 Tabel hasil Uji Arang Pasar Ijabah

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari Pasar Ijabah didapakan hasil:

Tabel 4.4. Hasil Uji Arang Kayu dari Pasar Ijabah

Hasil Uji Standar


No
Parameter Satuan 1 2 3 Nilai Mutu SNI
.
rata-rata 1683:2021
1. Kadar Air % 7.62 7.67 7.57 7.62 ≤8
2. Kadar Abu % 2.59 2.38 2.48 2.48 ≤4
3. Zat Mudah % 17.82 18.31 16.73 17.62 10-17
Menguap
4. Karbon Terikat % 79.59 79.31 80.79 79.9 ≥ 79
5. Kalor Kal/g 6919 6996.27 6877.16 6930.81 ≥ 6500

Pada Tabel di atas merupakan hasil uji untuk bongkahan arang pasar Ijabah.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang tersebut berada

di bawah batas standar mutu yang ditetapkan. Rata-rata kadar air sebesar 7.62%, yang

memenuhi persyaratan ≤ 8% sesuai dengan standar SNI 1683:2021. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.

Hasil Uji kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 2.48%, yang juga berada di bawah batas

standar ≤ 4%. Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.


46

Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter kadar zat mudah

menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar 17.62%,

yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI 1683:2021 yaitu

10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar zat mudah

menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pada hasil Uji Kadar kalor bongkahan arang juga memenuhi persyaratan

untuk parameter kadar karbon terikat. Rata-rata kadar karbon terikat pada bongkahan

arang sebesar 79.9%, yang melebihi batas standar mutu yang ditetapkan yaitu ≥ 79%.

Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar karbon terikat yang

memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Kadar kalor pada bongkahan arang juga melebihi batas standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar kalor pada bongkahan arang sebesar 6930.81 Kal/g, yang

melebihi persyaratan standar > 6500 Kal/g yang telah ditetapkan.

Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar Ijabah memenuhi standar mutu

SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon

terikat, dan kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang pasar Ijabah

memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
47

4.5 Tabel Hasil Uji Arang Pasar Rahmat

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari Pasar Rahmat di dapatkan hasil:

Tabel 4.5. Hasil Uji Arang Kayu dari Pasar Rahmat

Hasil Uji Standar


No
Parameter Satuan 1 2 3 Nilai rata- Mutu SNI
.
rata 1683:2021
1. Kadar Air % 7.48 7.44 7.52 7.48 ≤8
2. Kadar Abu % 2.07 2.48 2.73 2.42 ≤4
3. Zat Mudah % 17.49 16.57 16.74 16.93 10-17
Menguap
4. Karbon % 80.44 80.95 80.53 80.65 ≥ 79
Terikat
5. Kalor Kal/g 7008 6976.23 7002.31 6995.51 ≥ 6500

Tabel di atas adalah hasil uji untuk bongkahan arang pasar Rahmat.

Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa bongkahan arang ini memenuhi

standar mutu yang ditetapkan. Kadar air pada bongkahan arang tersebut berada di

bawah batas standar mutu yang ditetapkan. Rata-rata kadar air sebesar 7.48%, yang

memenuhi persyaratan ≤ 8% sesuai dengan standar SNI 1683:2021. Dengan

demikian, bongkahan arang ini memiliki kadar air yang sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.

Kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 2.42%, yang berada di bawah batas standar ≤

4%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar abu yang sesuai
48

dengan standar yang telah ditetapkan.


49

Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter kadar zat

mudah menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar

16.93%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI

1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki

kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pada hasil uji bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter

kadar karbon terikat. Rata-rata kadar karbon terikat pada bongkahan arang sebesar

80.65%, yang melebihi batas standar mutu yang ditetapkan yaitu ≥ 79%. Hal ini

menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar karbon terikat yang memenuhi

standar yang telah ditetapkan.

Kadar kalor pada bongkahan arang juga melebihi batas standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar kalor pada bongkahan arang sebesar 6995.51 Kal/g, yang

melebihi persyaratan standar > 6500 Kal/g yang telah ditetapkan.

Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar Rahmat memenuhi standar mutu

SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon

terikat, dan kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang pasar Rahmat

memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
50

4.6 Pengolahan Hasil Kualitas Sampel Arang Dari Lima Pasar Yang Berbeda

4.6.1 Kadar Air

Kadar air arang adalah banyaknya air yang terdapat di dalam arang yang

dinyatakan secara kuantitatif dalam persen. Tinggi rendahnya kadar air arang kayu

dipengaruhi oleh lama proses pengarangan serta faktor lingkungan seperti suhu dan

kelembaban disekitarnya setelah pendinginan dilakukan. Nilai kadar air arang kayu jati

dari setiap pembakaran bervariasi karena adanya perbedaan menyerap dan

mengeluarkan air (sifat higroskopis dan porositas dari arang) terhadap lingkungan

sekitar sehingga tercapai kadar air kesetimbangan (Fatriani, 2006).

Gambar 4.6 Nilai Kadar Air

Gambar di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar air dalam arang kayu di

beberapa pasar. Dalam pasar pagi, nilai rata-rata kadar air arang kayu mencapai 7.85.

Sementara itu, di pasar Segiri dan Sungai Dama, nilai rata-rata tersebut sedikit lebih

rendah, yaitu 7.82 dan 7.8 secara berturut-turut.


51

Di pasar Ijabah, nilai rata-rata kadar air menurun menjadi 7.62, dan di pasar

Rahmat tercatat nilai rata-rata terendah sebesar 7.48. Dapat dilihat bahwa terdapat

perbedaan kecil dalam nilai rata-rata kadar air arang kayu di pasar-pasar yang

terdaftar. Pasar pagi memiliki nilai tertinggi, sedangkan pasar Rahmat memiliki nilai

terendah. Perbedaan ini dapat mengindikasikan perbedaan dalam proses produksi,

penyimpanan, atau kualitas kayu yang digunakan.

Pentingnya mengetahui nilai rata-rata kadar air dalam arang kayu adalah

karena kadar air yang tepat mempengaruhi kualitas dan efektivitas arang kayu dalam

berbagai aplikasi. Misalnya, jika kadar air terlalu tinggi, arang kayu akan sulit untuk

terbakar dengan baik atau menghasilkan panas yang memadai. Di sisi lain, jika kadar

air terlalu rendah, arang kayu dapat terbakar terlalu cepat atau menghasilkan asap

yang berlebihan.

4.6.1.1. Anova Kadar Air

Berdasarkan hasil Analisa RAL (ANOVA) Kadar Air di dapatkan hasil:

Tabel 4.11 Analisa RAL (ANOVA) Kadar Air


Pada Lima Pasar di Samarinda
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat FTabel
Keragaman Bebas Kuadrat Rataan FHitung
0.05 0.01
(SK) (DB) (JK) (KR)
Perlakuan 4 0.3151 0.0787 19.307s 3.478 5.994
Galat 10 0.0408 0.00408
Total 14 0.3559
Keterangan : s = signifikan
ts = tidak signifikan
52

Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa

RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi

0.05 dan 0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber

Keragaman (SK) tersebut berdasarkan hasil analisa RAL Anova.

4.6.1.2. LSD Kadar Air

Berdasarkan hasil Analisa LSD (ANOVA) Kadar Air di dapatkan hasil:

Tabel 4.16 Analisa LSD (ANOVA) Kadar Air


Pada Lima Pasar di Samarinda
Selisih Perlakuan LSD
Rata- Pasar
Perlakuan Pasar Pasar Pasar
rata Sungai 0.05 0.01
Segiri Ijabah Rahmat
Dama
Pasar Pagi 7.85 0.03ts 0.05ts 0.23s 0.37s 0.12 0.17
Pasar Segiri 7.82 - 0.02ts 0.2s 0.34s
Pasar Sungai
7.8 - - 0.18s 0.32s
Dama
Pasar Ijabah 7.62 - - - 0.14s
Pasar Rahmat 7.48 - - - -

Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan
53

4.6.2 Kadar Abu

Semakin rendah kadar abu maka kualitas arang akan semakin baik karena kadar

abu yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pori-pori pada arang

sehingga luas permukaan arang menjadi berkurang yang dapat memperlambat proses

pembakaran dan kalor yang dihasilkan juga rendah (Purwanto, 2011).

Gambar 4.7 Nilai Kadar Abu

Gambar di atas memberikan informasi tentang nilai rata-rata kadar abu dalam

arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata kadar

abu sebesar 4.78, sementara Pasar Segiri memiliki nilai sedikit lebih rendah, yaitu

3.43. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata kadar abu sebesar 3, sementara Pasar Ijabah

memiliki nilai 2.48, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah sebesar 2.42. Dari data

tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat variasi dalam nilai rata-rata kadar abu arang kayu di

pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat

memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat mengindikasikan perbedaan dalam komposisi

atau kualitas kayu yang digunakan dalam pembuatan arang kayu di setiap pasar.
54

4.6.2.1. Anova Kadar Abu

Berdasarkan hasil Analisa RAL (ANOVA) Kadar Abu di dapatkan hasil:

Tabel 4.12 Analisa RAL (ANOVA) Kadar Abu


Pada Lima Pasar di Samarinda
Sumber Deraja Jumlah Kuadrat FTabel
Keragaman t Bebas Kuadrat Rataan FHitung
0.05 0.01
(SK) (DB) (JK) (KR)
Perlakuan 4 11.106 2.776 55.922s 3.478 5.994
Galat 10 0.496 0.0496
Total 14 11.603
Keterangan : s = signifikan
ts = tidak signifikan

Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa

RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi 0.05 dan

0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber Keragaman (SK) tersebut

berdasarkan hasil analisa RAL Anova.

4.6.2.2. LSD Kadar Abu

Berdasarkan hasil Analisa LSD (ANOVA) Kadar Abu di dapatkan hasil:


Tabel 4.16 Analisa LSD (ANOVA) Kadar Abu
Pada Lima Pasar di Samarinda

Rat Selisih Perlakuan LSD


Perlakuan a- Pasar Pasar Sungai Pasar Pasar
0.05 0.01
rata Segiri Dama Ijabah Rahmat
s s
Pasar Pagi 4.78 1.35 1.78 2.3s 2.36s 0.41 0.58
Pasar Segiri 3.43 - 0.43ts 1.0s 1.01s
Pasar Sungai Dama 3 - - 0.52ts 0.58ts
Pasar Ijabah 2.48 - - - 0.06ts
Pasar Rahmat 2.42 - - - -
Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan
55
56

4.6.3 Zat Mudah Menguap

Penentuan kadar zat mudah menguap untuk menunjukkan presentase jumlah zat

– zat terbang yang terkandung di dalam arang aktif seperti H2 , CO, CH4 , CO2 dan

H2 O (Mody, 2014). Semakin tinggi suhu aktivasi maka akan mengurangi persentase

kadar kadar zat mudah menguap dalam arang aktif (Siahaan, Hutapea, & Hasibuan,

2013).

Gambar 4.8. Nilai Zat Mudah Menguap

Gambar di atas menyajikan nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang

kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata zat mudah

menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar 19.96.

Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar Ijabah

memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah

sebesar 16.93.
57

Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata zat mudah

menguap dalam arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai

tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat

mengindikasikan perbedaan dalam kandungan atau komposisi kimia kayu yang

digunakan dalam pembuatan arang kayu di masing-masing pasar.

Pemahaman tentang nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu

penting karena zat mudah menguap mempengaruhi sifat-sifat pembakaran dan

penggunaan arang kayu. Zat mudah menguap dalam arang kayu dapat menyebabkan

pembakaran yang tidak efisien atau menghasilkan asap berlebihan. Oleh karena itu,

arang kayu dengan nilai rata-rata zat mudah menguap yang lebih rendah biasanya

lebih diinginkan karena memberikan hasil bakar yang lebih efisien (Yunus, 2015).

4.6.3.1. Anova Zat Mudah Menguap

Berdasarkan hasil Analisa RAL (ANOVA) Kadar Zat Mudah Menguap di dapatkan

hasil:

Tabel 4.13 Analisa RAL (ANOVA) Kadar Zat Mudah Menguap


Pada Lima Pasar di Samarinda
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat FTabel
Keragaman Bebas Kuadrat Rataan FHitung
0.05 0.01
(SK) (DB) (JK) (KR)
Perlakuan 4 45.155 11.288 22.240s 3.478 5.994
Galat 10 5.075 0.507
Total 14 50.231
Keterangan : s = signifikan
ts = tidak signifikan
58

Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa

RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi

0.05 dan 0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber

Keragaman (SK) tersebut berdasarkan hasil analisa RAL Anova.

4.6.3.2. LSD Zat Mudah Menguap

Berdasarkan hasil Analisa LSD (ANOVA) Kadar Zat Mudah Menguap di dapatkan hasil:

Tabel 4.16 Analisa LSD (ANOVA) Kadar Zat Mudah Menguap


Pada Lima Pasar di Samarinda

Selisih Perlakuan LSD


Rata- Pasar
Perlakuan Pasar Pasar Pasar
rata Sungai 0.05 0.01
Segiri Ijabah Rahmat
Dama
Pasar Pagi 21.82 1.85s 2.89s 4.20s 4.89s 1.30 1.84
ts
Pasar Segiri 19.97 - 1.04 2.40s 3.04s
Pasar Sungai
18.93 - - 1.31ts 2.00s
Dama
Pasar Ijabah 17.62 - - - 0.69ts
Pasar Rahmat 16.93 - - - -

Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan

4.6.4 Nilai Kadar Karbon Terikat

Jumlah karbon murni dalam suatu arang aktif dapat ditentukan dari persentase

kadar karbon arang aktif tersebut. Semakin tinggi nilai kadar karbon maka semakin

baik kualitas arang aktif yang dihasilkan dikarenakan jumlah pori – pori yang semakin

banyak. Kemampuan daya serap arang aktif terhadap penyerapan iodium berfungsi

untuk melihat kemampuan arang aktif sebagai adsorbat.


59

Semakin tinggi kemampuan arang aktif dalam menyerap iodium maka kualitas arang

aktif yang dihasilkan semakin berkualitas.

Gambar 4.9 Nilai Kadar Karbon Terikat

Gambar di atas menyajikan nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang

kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata zat mudah

menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar 19.96.

Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar Ijabah

memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah

sebesar 16.93. Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata zat mudah

menguap dalam arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai

tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat

mengindikasikan perbedaan dalam kandungan atau komposisi kimia kayu yang

digunakan dalam pembuatan arang kayu di masing-masing pasar.


60

Pemahaman tentang nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu

penting karena zat mudah menguap mempengaruhi sifat-sifat pembakaran dan

penggunaan arang kayu. Zat mudah menguap dalam arang kayu dapat menyebabkan

pembakaran yang tidak efisien atau menghasilkan asap berlebihan. Oleh karena itu,

arang kayu dengan nilai rata-rata zat mudah menguap yang lebih rendah biasanya

lebih diinginkan karena memberikan hasil bakar yang lebih efisien (Yunus, 2015) .

4.6.4.1. Anova Kadar Karbon Terikat

Berdasarkan hasil Analisa RAL (ANOVA) Kadar Karbon di dapatkan hasil:

Tabel 4.14 Analisa RAL (ANOVA) Kadar Karbon


Pada Lima Pasar di Samarinda
Sumber Deraja Jumlah Kuadrat FTabel
Keragaman t Bebas Kuadrat Rataan FHitung
0.05 0.01
(SK) (DB) (JK) (KR)
Perlakuan 4 99.881 24.970 70.180s 3.478 5.994
Galat 10 3.558 0.355
Total 14 103.439
Keterangan : s = signifikan
ts = tidak signifikan

Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa

RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi

0.05 dan 0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber

Keragaman (SK) tersebut berdasarkan hasil analisa RAL Anova.


61

4.6.4.2. LSD Kadar Karbon Terikat

Berdasarkan hasil Analisa LSD (ANOVA) Kadar Karbon Terikat di dapatkan hasil:

Tabel 4.16 Analisa LSD (ANOVA) Kadar Karbon Terikat


Pada Lima Pasar di Samarinda
Selisih Perlakuan LSD
Rata- Pasar
Perlakuan Pasar Pasar Pasar
rata Sungai 0.05 0.01
Ijabah Segiri Pagi
Dama
Pasar Rahmat 80.6 0.7ts 2.5s 4.0s 7.2s 1.09 1.54
Pasar Ijabah 79.9 - 1.8s 3.3 s 6.5s
Pasar Sungai
78.1 - - 1.5s 4.7s
Dama
Pasar Segiri 76.6 - - - 3.2s
Pasar Pagi 73.4 - - - -

Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan

4.6.5 Kadar Kalor

Nilai kalor penting diketahui untuk mengukur kandungan energi dari setiap

massa bahan bakar sehingga konsumsi untuk menghasilkan energi tertentu dapat

dikalkulasi secara tepat (Patabang, 2009). Nilai kalor tergantung pada kadar abu b.

Semakin tinggi kadar abunya maka semakin rendah nilai kalornya dan sebaliknya

Noriyati et al. (2012). Nilai kalor juga dipengaruhi oleh kadar karbon terikat,

meningkatnya kadar karbon terikat seiring dengan nilai kalor meningkat (Widayat dan

Saputro, 2011).
62

Gambar 4.10 Nilai Kadar Kalor

Gambar di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu di

beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata kadar kalor sebesar

6384.48, sementara Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar 6734.4. Pasar Sungai

Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 6668.37, Pasar Ijabah memiliki nilai sebesar

6930.81, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terbesar sebesar 6995.51. Data ini

menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu di

pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Rahmat memiliki nilai tertinggi, sedangkan Pasar

Pagi memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat menunjukkan perbedaan dalam

komposisi dan kualitas kayu yang digunakan dalam pembuatan arang kayu di masing-

masing pasar.

Pemahaman tentang nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu penting

karena kadar kalor merupakan indikator penting untuk menentukan potensi panas

yang dihasilkan oleh arang kayu saat dibakar. Semakin tinggi nilai rata-rata kadar

kalor, semakin besar potensi panas yang dihasilkan oleh arang kayu tersebut.
63

Oleh karena itu, arang kayu dengan nilai rata-rata kadar kalor yang tinggi

biasanya diinginkan untuk aplikasi yang membutuhkan pembakaran yang kuat dan

efisien (Yunus, 2015).

4.6.5.1. Anova Kadar Kalor

Berdasarkan hasil Analisa RAL (ANOVA) Kadar Kalor di dapatkan hasil:

Tabel 4.15 Analisa RAL (ANOVA) Kadar Kalor


Pada Lima Pasar di Samarinda
Kuadra FTabel
Sumber Derajat Jumlah
t
Keragaman Bebas Kuadrat FHitung
Rataan 0.05 0.01
(SK) (DB) (JK)
(KR)
Perlakuan 4 70107 17526 49.480s 3.478 5.994
Galat 10 35421 3542
Total 14 73650
Keterangan : s = signifikan
ts = tidak signifikan

Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa

RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi

0.05 dan 0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber

Keragaman (SK) tersebut berdasarkan hasil analisa RAL Anova.


64

4.6.5.2. LSD Kadar Kalor

Berdasarkan hasil Analisa LSD (ANOVA) Kadar Kalor Terikat di dapatkan hasil:

Tabel 4.16 Analisa LSD (ANOVA) Kadar Kalor

Selisih Perlakuan LSD


Rata- Pasar
Perlakuan Pasar Pasar Pasar
rata Sungai 0.05 0.01
Ijabah Segiri Pagi
Dama
Pasar Rahmat 6995.5 64.7ts 327.1s 261.1s 611.7s 108.30 1.54
s
Pasar Ijabah 6930.8 - 262.4 196.4s 547.0s
Pasar Sungai
6668.4 - - 66.0ts 284.6s
Dama
Pasar Segiri 6734.4 - - - 350.6s
Pasar Pagi 6383.8 - - - -

Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan
65

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil uji arang dari lima pasar yang berbeda, kita dapat membuat beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kadar Air

a) Pasar Rahmat memiliki kadar air terendah dengan nilai rata-rata 7.48%,

sedangkan Pasar Pagi memiliki kadar air tertinggi dengan nilai rata-rata

7.85%.

b) Berdasarkan analisis ANOVA, terdapat perbedaan yang signifikan antara

pasar-pasar dalam hal kadar air.

c) Dari analisis LSD, perbedaan signifikan antara kadar air terdapat pada Pasar

Pagi dan Pasar Rahmat.

2. Kadar Abu:

a) Pasar Rahmat memiliki kadar abu terendah dengan nilai rata-rata 2.42%,

sedangkan Pasar Pagi memiliki kadar abu tertinggi dengan nilai rata-rata

4.78%.

b) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pasar-pasar dalam hal kadar abu

berdasarkan analisis ANOVA.

c) Analisis LSD menunjukkan perbedaan signifikan antara semua pasangan

pasar kecuali antara Pasar Segiri dan Pasar Sungai Dama.


66

3. Zat Mudah Menguap:

a) Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata zat mudah menguap terendah dengan

16.93%, sementara Pasar Pagi memiliki nilai tertinggi dengan 21.82%.

b) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pasar-pasar dalam hal zat mudah

menguap berdasarkan analisis ANOVA.

c) Analisis LSD menunjukkan perbedaan signifikan antara semua pasangan

pasar.

4. Karbon Terikat:

a) Pasar Ijabah memiliki kadar karbon terikat tertinggi dengan nilai rata-rata

79.9%, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata terendah dengan

76.61%.

b) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pasar-pasar dalam hal kadar

karbon terikat berdasarkan analisis ANOVA.

c) Analisis LSD menunjukkan perbedaan signifikan antara semua pasangan

pasar kecuali antara Pasar Sungai Dama dan Pasar Ijabah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setiap pasar memiliki karakteristik

arang yang berbeda dalam hal kadar air, kadar abu, zat mudah menguap, dan kadar

karbon terikat. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti bahan

baku yang digunakan, proses produksi, dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu,

pemilihan arang yang sesuai dengan kebutuhan harus mempertimbangkan karakteristik

dari masing-masing pasar.


67

5.2 Saran

Berdasarkan hasil uji arang dari lima pasar yang berbeda (Pasar Pagi, Pasar

Segiri, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijabah, dan Pasar Rahmat), terdapat beberapa saran

umum yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas arang yang dijual di pasar-

pasar tersebut:

1.Peningkatan Kadar Karbon Terikat: Kadar karbon terikat pada beberapa pasar

masih belum memenuhi standar yang ditetapkan dalam SNI 1683:2021. Oleh

karena itu, perlu dilakukan peningkatan pada proses pembuatan arang untuk

meningkatkan kadar karbon terikat agar memenuhi standar yang telah ditetapkan.

2.Optimalkan Proses Pengeringan dan Penyimpanan: Kadar air pada arang kayu

memiliki perbedaan di setiap pasar, dengan beberapa pasar memiliki kadar air

yang sedikit di atas batas standar. Hal ini bisa disebabkan oleh proses

pengeringan yang tidak optimal atau kurangnya pengawasan saat penyimpanan

arang. Maka, disarankan untuk meningkatkan kontrol pada proses pengeringan

dan penyimpanan arang untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan

standar.

3.Pemilihan Bahan Baku yang Berkualitas: Perbedaan hasil uji pada arang dari

masing-masing pasar juga dapat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku kayu yang

digunakan. Disarankan untuk memilih bahan baku kayu yang berkualitas tinggi

agar hasil arang yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang optimal.
68

4.Penyusunan Komposisi Campuran: Pada beberapa pasar, nilai kadar zat mudah

menguap masih belum memenuhi standar. Salah satu saran adalah dengan

memperhatikan komposisi campuran arang, seperti penambahan persentase arang

tempurung kelapa terhadap briket arang, yang dapat menaikkan nilai kadar zat

menguap. Maka, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait

komposisi campuran arang yang optimal untuk memenuhi standar.

5.Peningkatan Proses Pembakaran: Kadar kalor pada arang juga menjadi parameter

penting. Meskipun hampir semua pasar memenuhi standar, tetapi peningkatan

pada proses pembakaran bisa meningkatkan nilai kalor lebih optimal. Hal ini

penting karena kalor yang dihasilkan arang berkaitan langsung dengan efektivitas

dan efisiensi penggunaannya.

6.Pengawasan Kualitas Secara Berkala: Langkah terpenting adalah melakukan

pengawasan kualitas secara berkala terhadap arang yang dihasilkan. Pengawasan

ini meliputi uji laboratorium rutin untuk memastikan arang memenuhi standar

yang ditetapkan oleh SNI 1683:2021.

7.Pemberian Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada produsen arang tentang teknik

pembuatan arang yang baik dan benar, serta pentingnya menjaga kualitas arang

selama proses produksi hingga distribusi.

8.Pemahaman Pasar dan Konsumen: Produsen arang juga perlu memahami

kebutuhan pasar dan konsumen terkait jenis arang yang mereka butuhkan.

Dengan demikian, arang yang diproduksi dapat lebih sesuai dengan kebutuhan

pasar.
69

Dengan menerapkan saran-saran di atas, diharapkan kualitas arang yang dihasilkan

oleh pasar-pasar tersebut dapat meningkat, memenuhi standar yang ditetapkan, dan

sesuai dengan kebutuhan konsumen.


70

DAFTAR PUSTAKA

Arifah rena, 2017. Keberadaan Karbon Trikat Dalam Briket Arang Dipengaruhi
Oleh kadar Abu Dan Kadar Zat Yang Menguap. Fakultas Teknik Medan.
Medan.

Darvina, Yenni, dan Nur Asma, 2011. Upaya PeningkatanKualitas Briket Dari
Arang Cangkang Dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Melalui
Variasi Tekanan Pengepresan. Fakultas Matematika Dan Ipa Jurusan
Fisika Universitas Negeri Padang. Padang.

Eliga, Elsa. 2020. Variasi Tekanan Mesin PressTerhadap Kualitas Briket Arangdari
Cangkang Sawit (Elsais guineenensis). (Skripsi). Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman. (Dipublikasikan)

Fikri, A. 2019. Komposisi Serbuk Arang Karamunting (Melastoma malabathricum)


Dengan Serbuk Arang Sirih Hutan (Piper aduancum) Terhadap kualitas
Briket Arang. (Skripsi). Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Samarinda. (Dipublikasikan)

Gusman, Mulya,Adre, Octava, dan Dedi Yulhendra, 2018. Produksi Briket Arang
Dengan Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Didesa Kampung tengah
Kecamatan Lubuk Basung. Universitas Negri Padang. Padang.

Haryono. 1983. Pembuatan Arang Dan Beriket Arang secara Sederhana Dari Serbuk
Gergaji Dan Limbah Industri Perkauan. Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.

Hendra D dan Pari G.2000. Penyempurnaan Teknologi Pengolahan Arang. Laporan


Hasil Penelitian Hasil Hutan. Balai Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan
,Bogor.

Himawanto, D.A, 2003. Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Biobriket Sebagai


Salah Satu Bahan Bakar Alternatif, Laporan Penelitian, UNS.

Juniawan, Ari, Sarjito. 2015. Analisa Kekuatan Sambungan Kayu Laban (Vitex
Pinnata) Pada Konstruksi Gading Kapal Tradisional. Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro. Indonesia

Kurniati, F.M. 2001. Pengaruh Komposisi Serbuk Arang dari Kayu Jabon
(Anthocephalus cadamba Miq.) dan Tempurung Kelapa (Endocarp) terhadap
Kualitas Briket Arang. Skripsi Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman.
Samarinda (Tidak Diterbitkan).
71

Lempang, M. (2014). Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Info Teknis Eboni,
11(2),65–80.Retrievedfrom

Pramudihta, Novi. 2016. Uji Stabilitas Fisik Lulur Krim dari Ampas Kelapa (Cocos
Nucifera L) dengan Menggunakan Emulator Anionik dan Nonionik. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Allauddin
Makassar.

Purwanto Hadi Ris & Nius Abdi Ginting, 2011. Potensi Produksi Arang Dari
Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Rais, Salim. (2016). Karasteristik dan mutu arang kayu jati (Tectona grandisI)
dengan system pengarangan campuran pada metode tungku drum: (Jurnal)
balai riset dan standarisasi industry, banjar baru

Rostiwati. T; Heryati. Y dan Bustomi. S. 2006. Review Hasil Penelitian Kayu Energi
dan Turunannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Sandi F, Burhanuddin, Darwati H. 2014. Asosiasi Cendawan Mikoriza Arbuskula


(Cma) pada Tanaman Laban (Vitex pubescens Vahl). Junal Hutan Lestari. Vol 2
No 3

Santoso, BR, 1996. Pengujian Sifat Fisika Dan Sifat Pemesinan Kayu Kuning
(Naucleaorientalis L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Cendrawasih.Manokwari.

Saripudin. 1996. Studi Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Bak Terhadap Sifat-Sifat
Briket Arang. Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda
(Tidak DIterbitkan).

Wijayanti, S. 2009. Karakteristik Briket Arang dari Serbuk Gergaji dengan


Penambahan Arang Cangkang Kelapa Sawit. Skripsi Sarjana Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hidayat, N., et al. (2019). Effect of heating rate and temperature on charcoal yield
and properties of wood charcoal from Acacia mangium Willd. Journal of
Forestry Research, 30(3), 793-800.

Yusuf, A. A., (2018). Effect of moisture content on calorific value of sawdust


briquettes. Journal of Renewable Energy, 13(3), 40-47.
72

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Pengambilan sampel

Gambar 1. Pengambilan Sampel Pasar Pagi.

Gambar 2. Pengambilan Sampel Pasar Segiri.


73

Gambar 3. Pengambilan sampel Pasar Ijabah.

Gambar 4. Pengambilan Sampel Pasar Rahmat


74

Gambar 5. Pengambilan sampel Pasar Sungai Dama.


75

LAMPIRAN 2. Hasil Uji Sampel.


76
77
78
79
66
72

RIWAYAT HIDUP

DHANDY ABDURRASYID WIDARTO Lahir

di Samarinda, Kalimantan Timur, Pada Tanggal 24

Desember 1998, Ia merupakan anak ke-1 dari 2 (dua)

bersaudara dari pasangan Agus Widsrto, S.P dan Ibu

Semok Anis Silviasri, S.P. Ia adalah seorang Suami dari

Bd. Sela Apriyanti, S.Tr.Keb.

Menempuh pendidikan dasarnya di mulai pada tahun 2004 di Sekolah Dasar

(SD) Samarinda dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Samarinda dan lulus pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

16 Samarinda Jurusan IPA dan lulus pada tahun 2016.

Pada Tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri

di Fakultas Kehutanan Program Studi S1 (Strata 1) Kehutanan, Universitas

Mulawarman melalui program Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN). Selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan penulis telah

mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan antara lain :

1. Menjabat Sebagai Purna Paskibraka Indonesia Kalimantan Timur mulai dari


tahun 2014 sampai saat ini.
2. Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas
Mulawarman pada tahun 2016.
3. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2019 di Desa Suka Maju,
Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
4. Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tahun 2020 di Kantor UPTD
KPHP Santan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai