Oleh:
DHANDY ABDURRASYID
WIDARTO NIM 1604015113
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
SKRIPSI
Oleh:
DHANDY ABDURRASYID
WIDARTO NIM 1604015113
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
: Dhandy Abdurrasyid Widarto.
Nim
: 1604015113.
Program studi : Kehutanan
Fakultas : Kehutanan.
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Dekan Fakultas
Kehutanan Universitas
Mulawarman
Tanggal Disetujui :
iii
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 1604015113
Program Studi :
Kehutanan Fakultas :
Kehutanan
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri
dengan arahan Pembimbing dan belum pernah diajukan sebagai skripsi atau karya
ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Semua data dan pernyataan
ilmiah dalam tulisan ini adalah buah pikir dan karya saya sendiri, bukan dari
cantumkan. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini secara
akademis ternyata tidak benar atau skripsi ini hasil plagiasi, maka saya bersedia
menerima sanksi berupa pencabutan gelar ilmiah yang saya peroleh dari karya
Universitas Mulawarman.
Dibuat di Samarinda
Pada tanggal 13 Juli
2023 Yang menyatakan
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Dibuat di Samarinda
Pada tanggal 13 Juli 2023
Yang menyatakan
v
ABSTRAK
Kata Kunci : Kualitas, Arang Kayu, Kadar Air, Abu, Kalor, Karbon
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Arang
Kayu Dari Lima Pasar (Pasar Pagi, Pasar Segiri, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijaba,
Dan Pasar Rahmat) Di Samarinda” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
dapat terselesaikan dengan baik, skripsi ini dibuat guna memenuhi persyaratan
Kusno Yuli Widianti, M.P . selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
2. Bapak Agus Nur Fahmi, S.Hut, MP selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dr. Ir.
Isna Yuniar Wardhani, MP. selaku dosen penguji II, atas segala saran dan
3. Bapak Prof. Dr. Rudianto Amirta, S.Hut., M.P. selaku Dekan Fakultas
selaku Ketua Program Studi beserta seluruh dosen, staf akademik, dan staf
viii
4. Orang tua Tersayang Bapak Agus Widarto, S.P. dan Ibu Semok Anis
Silviasri, S.P. dan keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan
studi berlangsung.
8. Bude Kartini, S.Pd dan Pakde Suroso yang selalu memberi dukungan dan
9. Mas Kurniawan, S.Psi, Kak Hendra Pratama Putra, S.H, Kak Dewi
Hendrayani, A.Md, Mba Anik Rahmayanti, S.H selaku kakak ipar saya yang
10. Teman-teman Fakultas Kehutanan Angkatan 2016 yang penulis tidak bisa
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, penulis tetap
berharap hasil yang dituangkan di dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACK.........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
2.1 Arang.........................................................................................................3
x
III.METODE PENELITIAN..............................................................................28
4.6 Pengolahan Hasil Kualitas Sampel Arang Dari Asal Penjualan Berbeda....46
5.1 Kesimpulan..................................................................................................37
5.2 Saran.............................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
xi
LAMPIRAN..........................................................................................................42
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................51
xii
x
xiii
DAFTAR TABEL
40
52
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
17
I. PENDAHULUAN
Arang kayu merupakan salah satu sumber energi alternatif selain minyak, gas,
dan batubara. Penggunaan energi ini dinilai lebih murah dan dapat berlangsung secara
terus menerus karena bahan bakunya berasal dari kayu yang dapat diperbaharui.
Sukesti(2010) menyatakan salah satu jenis energi biomassa yang banyak digunakan
adalah arang kayu. Arang kayu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah harga
yang relatif murah, mudah disimpan dan digunakan, memiliki nilai bakar (heating
value) tinggi serta lebih efisien dalam pengangkutan. Di Indonesia produksi arang
secara umum memiliki keunggulan diantaranya bahan baku tersedia dalam jumlah
yang cukup banyak dan dapat diambil dari berbagai dimensi dan jenis kayu seperti
dari limbah industri furnitur, potongan kayu berdiameter kecil dan dari jenis kayu
tidak komersial (Sari, 2009). Produksi arang selain dapat mengurangi jumlah limbah
kayu juga meningkatkan nilai ekonomis kayu. Bahan baku arang juga dapat diperoleh
limbah sebagai bahan baku arang tidak hanya dari kayu tetapi juga non kayu. Limbah
selain kayu dapat berupa bahan buangan yang tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil
pengolahan. Bahan-bahan ini dapat diolah lebih lanjut menjadi hasil samping yang
bermanfaat yaitu menjadi produk arang ataupun briket arang melalui pendekatan
semakin meningkat pula. Hal ini mempengaruhi ketersediaan sumber- sumber energi.
Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan proses
pembangunan nasional. Energi sebagian besar digunakan pada sektor rumah tangga,
industri dan transportasi, sedangkan cadangan bahan bakar fosil seperti minyak bumi,
gas alam dan batu bara yang selama ini merupakan sumber utama energi jumlahnya
semakin menipis. Oleh karena itu timbulnya kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan
bahan bakar di masa yang akan datang. Dengan demikian perlu diupayakan sumber
energi alternatif lain yang berasal dari bahan baku yang bersifat kontinyu dan dapat
Pada umumnya, arang yang banyak dijumpai di pasar antara lain, yaitu arang
kayu yang memiliki kualitas yang baik, api atau bara yang bagus, menghasilkan asap
yang wangi dan awet atau tahan lama dalam pembakaran. Pasar sebagai tempat jual
termasuk arang. Di Samarinda terdapat lima pasar yang dianggap besar, yaitu Pasar
Pagi, Pasar Segiti, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijabah, Dan Pasar Rahmat. Kelima pasar
Arang yang berasal dari kayu diketahui memiliki nilai kalor yang tinggi
sehingga dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak atau proses
pembakaran pada pembuatan material dari bahan tanah liat seperti pot, pecah belah
19
dan genteng. Pentingnya ketersediaan bahan baku energi alternatif seperti arang untuk
rumah tangga didasari oleh tingginya konsumsi energi dari sektor rumah tangga.
Lembaga PTPSE (2013) mencatat konsumsi energi final sepanjang tahun 2000-2011
didominasi oleh sektor industri, transportasi dan rumah tangga. Oleh karena itu,
konversi kayu sebagai sumber energi dalam bentuk arang maupun kayu bakar,
kayu sebagai bahan baku akan sangat berpengaruh terhadap kualitas arang.
parameter yang diukur, seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar
karbon terikat, kadar kalor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sejauh
mana sampel arang memenuhi standar mutu SNI 1683:2021 yang telah ditetapkan.
Melalui pengujian ini, penelitian bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih
baik tentang sifat-sifat arang dan memastikan bahwa kualitasnya sesuai dengan
kualitas arang berdasarkan beberapa parameter yang diukur, seperti kadar air, kadar
abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, dan kadar kalor pada arang kayu
di lima pasar yang berada di Samarinda mempunyai kualitas yang sama sesuai standar
SNI.
20
1.3. Tujuan
parameter yang diukur, seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar
karbon terikat dan kadar kalor berdasarkan standar mutu SNI 1683:2021 yang telah
ditetapkan.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengevaluasi kualitas
bahwa sampel arang memenuhi atau mendekati standar mutu yang telah ditetapkan.
Kadar air diharapkan berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan, sedangkan
kadar abu diharapkan tidak melebihi batas standar yang telah ditetapkan. Kadar zat
mudah menguap diharapkan berada dalam rentang standar yang telah ditentukan,
sementara kadar karbon terikat diharapkan mencapai atau melebihi batas minimum
yang ditetapkan.
21
2.1 Arang
2.1.1 Pengertian Arang
Menurut Lempang (2014), arang adalah residu dari proses penguraian panas
karbon. Proses penguraian panas ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi bahan
langsung atau tidak langsung di dalam timbunan, kiln atau tanur. Proses karbonisasi
menghasilkan karbon sisa dengan proporsi yang lebih tinggi. Proses penguraian panas
ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi bahan langsung atau tidak langsung di
dalam timbunan, kiln atau tanur. Proses karbonisasi menjadi arang dapat
dengan pembakaran biomassa mentah karena selain tanpa asap dan emisi yang
berlebihan juga karena nilai kalor (pembakaran) yang lebih tinggi (Gebresas,
Asmelash, Berhe & Tesfay, 2015). Di Indonesia, produksi arang secara umum
memiliki keunggulan diantaranya bahan baku tersedia dalam jumlah yang cukup
banyak dan dapat diambil dari berbagai dimensi dan jenis kayu seperti dari limbah
industri, potongan kayu berdiameter kecil dan dari jenis kayu tidak komersial (Sari,
Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran
dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih
tertutup dengan hidrokarbon dan senyawa organik lainnya (Balai Penelitian dan
Berdasarkan bahan baku yang digunakan maka arang dapat dibedakan menjadi:
tulang hewan.
7. Arang minyak bumi (furnace black) didapatkan dari hasil pembakaran minyak
Secara umum ciri-ciri arang yang baik adalah berwarna hitam, tidak
mengandung kotoran , bila dipatahkan maka bekas patahannya akan mengkilat, bila
dijatuhkan pada benda keras akan berdering, dan bila dibakar tidak cepat habis serta
menyemburkan api berwarna biru (Naibaho, 1991). Arang aktif adalah arang yang
sudah diaktifkan sehingga mempunyai daya serap yang cukup tinggi terhadap warna,
Arang merupakan suatu bahan yang bersifat amorf, arang aktif bersifat
kristalit yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas dan memiliki luas permukaan
dalam yang besar, sehingga mempunyai daya serap yang baik. Arang aktif dapat
digunakan sebagai pemucat, penyerap gas, penyerap logam dan sebagainya. Dalam
garis besarnya arang aktif dapat digunakan dalam industripangan dan non pangan.
Dalam industri pangan arang aktif digunakan sebagai adsorben pada proses pemurnian
minyak, pemurnian gula, penjernihan air dan bahan makanan lainnya. Pada industri
non pangan untuk memurnikan bahan kimia seperti asam sitrat, asam galat, asam
dengan volume 200 liter. Drum terdiri dari empat bagian, yaitu badan drum dengan
salah satu ujungnya terbuka, dan sisanya seperti penutup tungku bagian atas, cerobong
asap, dan lubang udara di bagian bawah drum digunakan untuk pembakaran. Untuk
menghasilkan sumber api selama proses pembakaran, gunakan bahan limbah seperti
kertas bekas dan serpihan kayu, lalu masukkan bahan limbah tersebut ke dalam lubang
udara drum. Saat membakar, pastikan api tidak padam, pasang cerobong asap dan
tempat ganjalan lubang dikurang menjadi ±4 cm. Ketika asap dari cerobong menjadi
lebih kecil/tipis dan berwarna kebiruan, proses dikatakan selesai, kemudian kompor
Kadar air arang adalah banyaknya air yang terdapat di dalam arang yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam persen. Tinggi rendahnya kadar air arang kayu
dipengaruhi oleh lama proses pengarangan serta faktor lingkungan seperti suhu dan
kelembaban disekitarnya setelah pendinginan dilakukan. Nilai kadar air arang kayu
jati dari setiap pembakaran bervariasi karena adanya perbedaan menyerap dan
mengeluarkan air (sifat higroskopis dan porositas dari arang) terhadap lingkungan
Kadar air pada arang juga dipengaruhi oleh berat jenis kayu. Semakin tinggi
berat jenis kayu semakin rendah kemampuan air untuk menyerap ke dalam kayu
(Damanik, 2009). Kadar air ini diharapkan serendah mungkin agar tidak menghambat
dalam penyalaan dan tidak mengeluarkan asap sehingga menurunkan kualitas arang.
Kadar abu menunjukkan jumlah bahan bukan karbon yang tidak dapat
terbakar dan menunjukkan jumlah mineral yang terdapat pada suatu bahan. Menurut
CH3COOH, SiO2, aldehida, keton dan ester yang terdapat didalam kayu jika tidak
menguap pada proses pengabuan maka akan menyebabkan kadar abu yang semakin
Semakin rendah kadar abu maka kualitas arang akan semakin baik karena
kadar abu yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pori-pori pada
arang sehingga luas permukaan arang menjadi berkurang yang dapat memperlambat
proses pembakaran dan kalor yang dihasilkan juga rendah (Purwanto, 2011).
zat – zat terbang yang terkandung di dalam arang aktif seperti H2 , CO, CH4 , CO2
dan H2 O (Mody, 2014). Apabila arang aktif banyak menggandung senyawa non
karbon yang ditandai dengan tingginya kadar zat yang mudah menguap maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan daya serap arang aktif tersebut sangat rendah dan
memiliki kualitas yang kurang baik (Hendra, 2007). Semakin tinggi suhu aktivasi
maka akan mengurangi persentase kadar kadar zat mudah menguap dalam arang aktif
Jumlah karbon murni dalam suatu arang aktif dapat ditentukan dari persentase
kadar karbon arang aktif tersebut. Temperatur aktivasi yang tinggi dapat
kadar karbon akan mempengaruhi daya serap arang aktif pada proses adsorpsi.
Semakin tinggi nilai kadar karbon maka semakin baik kualitas arang aktif yang
untuk melihat kemampuan arang aktif sebagai adsorbat. Semakin tinggi kemampuan
arang aktif dalam menyerap iodium maka kualitas arang aktif yang dihasilkan semakin
berkualitas.
Nilai kalor dari suatu bahan bakar menunjukkan energi yang terkandung di
dalam bahan bakar setiap satuan massa bahan bakar tersebut. Nilai kalor penting
diketahui untuk mengukur kandungan energi dari setiap massa bahan bakar sehingga
konsumsi untuk menghasilkan energi tertentu dapat dikalkulasi secara tepat (Patabang,
2009). Nilai kalor tergantung pada kadar abu briket. Semakin tinggi kadar abunya
maka semakin rendah nilai kalornya dan sebaliknya Noriyati et al. (2012). Nilai kalor
juga dipengaruhi oleh kadar karbon terikat, meningkatnya kadar karbon terikat seiring
dengan nilai kalor meningkat (Widayat dan Saputro, 2011). Kadar karbon terikat
dipengaruhi oleh kadar zat terbang dan kadar abu. Semakin tinggi kadar zat terbang
dan kadar abu briket arang akan menurunkan nilai kalor briket arang yang dihasilkan.
27
Potensi biomassa di indonesia sangatlah banyak baik itu dari limbah pertanian
seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, kadar
kalor, kerapatan, dan keteguhan tekan. berdasarkan standar mutu SNI 1683:2021 yang
contoh, metode uji, pengemasan, dan pelabelan arang kayu untuk penggunaan umum.
Bahan baku yang digunakan berupa kayu, limbah tebangan, limbah penggergajian
kayu, tidak termasuk kayu bakau, kayu bekas bangunan dan furnitur yang
mengandung residu kimia. kayu yang telah dikarbonisasi pada suhu tinggi lebih kecil
atau sama dengan 700 C sehingga mempunyai nilai kalor bakar dan kadar karbon
Kualitas arang yang baik tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis kayu
1. Berat jenis yang tinggi: Arang yang baik memiliki berat jenis yang tinggi, yaitu
sekitar 0,4-0,6 gram per kubik sentimeter. Semakin padat arang, semakin baik
kualitasnya.
2. Kadar karbon yang tinggi: Arang yang baik memiliki kadar karbon yang tinggi,
yaitu sekitar 70-80%. Semakin tinggi kadar karbon, semakin baik kualitas
arang.
3. Warna yang seragam: Arang yang baik memiliki warna yang seragam dan gelap.
4. Tidak mudah hancur: Arang yang baik memiliki kekuatan yang tinggi dan tidak
mudah hancur saat dipegang atau diangkat. Arang yang mudah hancur
pembakaran.
5. Rendahnya kadar air: Arang yang baik memiliki kadar air yang rendah, yaitu
sekitar 5-10%. Arang dengan kadar air yang tinggi tidak baik karena sulit
6. Tidak mengandung bahan kimia berbahaya: Arang yang baik tidak mengandung
bahan kimia berbahaya seperti arsenik, merkuri, atau logam berat lainnya.
Penggunaan kayu yang berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan
terhindar dari polusi juga dapat mempengaruhi kualitas arang yang dihasilkan.
Kualitas arang yang baik dapat memberikan efek yang baik dalam penggunaannya
sebagai bahan bakar, filter, atau bahan pembuat kertas. Oleh karena itu, dalam
yang akan digunakan adalah arang yang berkualitas (Armeny Ginting, 2012)
.
30
Penelitian ini akan dilakukan selama 4 bulan, terdiri dari 1 bulan untuk studi
literatur, 1 bulan untuk pembuatan dan pengujian kualitas arang dan 2 bulan untuk
pengolahan data dan penyusunan skripsi dan seminar hasil. Penelitian ini dilakukan di
Kalimantan Timur.
Lokasi penelitian untuk pengambilan sampel arang kayu ini adalah Pasar
Segri, Pasar Pagi, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijabah, dan Pasar Rahmat yang berada
Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian Arang Kayu di Lima Pasar di Samarinda
31
4. Alat pengukur kadar zat mudah menguap: Digunakan untuk menguapkan zat-
zat volatil dalam sampel arang dan mengukur kadar zat mudah menguap.
5. Alat pengukur kadar karbon terikat: Digunakan untuk mengukur kadar karbon
6. Alat pengukur kalorimeter: Digunakan untuk mengukur kadar kalor atau nilai
Selain itu, juga dapat digunakan alat-alat pendukung seperti gelas ukur, labu
Bagan alur pengujian arang secara garis besar adalah sebagai berikut :
Persiapan bahan
baku
Pengujian
Pengolahan analisis
data
Pengolahan hasil
dan pembahasan
Gambar 3.2. Bagan alur proses pengujian kualitas arang kayu
Bahan baku arang kayu yang digunakan untuk penelitian berasal dari pasar
Pasar Segri, Pasar Pagi, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijabah, dan Pasar Rahmat
tetapi tidak diketahui secara pasti jenis kayu yang digunakan untuk penelitian.
33
3.4.3 Mutu
Metode uji yang digunakan berdasarkan standar SNI 1683:2021 yang telah
ditetapkan.
a. Prinsip
b. Peralatan
a) Botol timbang;
b) Neraca;
c) Oven;
d) Desikator.
c. Prosedur
Timbang teliti 1 g contoh dalam botol timbang, yang telah diketahui bobotnya.
Ratakan contoh kemudian masukkan ke dalam oven yang telah diatur suhunya
34
(115°C ± 5°C) selama 3 jam. Waktu pemanasan, tutup botol timbang dibuka.
a. Prinsip
Contoh diabukan pada suhu tinggi, sisa pengabuan dihitung sebagai abu
dalam.
b. Peralatan
Perhitungan:
a) Neraca;
Kadar Air, % x 100 (1)
b)= Desikator;
Keterangan:
c) Bunsen;
W₁ adalah kehilangan bobot contoh, gram,
W₂ adalah bobot contoh, gram.
d) Cawan platina atau cawan porselen;
e) Gegep;
c. Prosedur
yang telah diketahui bobotnya. Abukan contoh pelan-pelan di atas api kecil
selanjutnya pindahkan ke dalam tanur pada suhu 800°C selama 2 jam. Bila
35
tetap.
Perhitungan:
Keterangan:
a. Prinsip
Zat - zat organik yang terikat dalam arang akan menguap pada pemanasan
b. Peralatan
a) Cawan porselen;
b) Neraca;
c) Desikator;
d) Kawat nikelin;
c. Prosedur
bobotnya, di atas cawan tersebut letakkan lagi cawan lain yang sudah
tersebut atau tutup cawan dengan penutup, ikat dengan kawat nikelin.
Perhitungan:
Kadar zat mudah menguap, % = x 100 (3)
Keterangan:
W₁ adalah bobot contoh awal, gram;
W₂ adalah bobot contoh setelah pemanasan, gram.
3.4.4.4 Uji Karbon Terikat
a. Prinsip
Dihitung dari contoh dengan mengurangi abu dan zat mudah menguap.
b. Prosedur
Lakukan uji kadar zat mudah menguap sesuai Pasal 7.3 dan uji kadar abu sesuai
Pasal 7.2. Hitung kadar karbon terikat dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
a. Prinsip
b. Peralatan
a) Bomb calorimeter;
d) Erlenmeyer;Buret;
f) Fuse wire.
c. Bahan
d. Prosedur
d) Tutup kontrol aliran gas, tunggu beberapa saat kemudian buang sisa
38
menit;
k) Buka calorimeter dan keluarkan bomb, buang sisa gas oksigen dari
Keterangan:
∆T adalah kenaikan suhu pada thermometer;
Different (LSD).
Dibawah ini adalah tabel dari hasil uji arang yang dijual dipasar Pagi, pasar Segiri,
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari Pasar Pagi di dapatkan hasil:
Dari Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa nilai pengujian arang kayu dari Pasar Pagi
yang sesuai dengan standar SNI 1683:2021 adalah: kadar air dan kadar abu.
Sedangkan kadar zat mudah menguap, karbon terikat dan kadar kalor tidak memenuhi
standar tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikan pada bongkahan
arang tersebut agar memenuhi semua persyaratan standar mutu yang telah ditetapkan.
Hal ini dikarenakan nilai kalor sangat berkaitan dengan kemampuan arang tersebut
optimal.
41
ternyata menaikkan nilai kadar zat menguap briket yang dihasilkan. Hal ini sesuai
dengan penelitian (Hendra dan Pari, 2000) yang menyatakan bahwa briket arang
dengan komposisi campuran arang serbuk gergajian kayu yang lebih banyak
cenderung akan menaikkan nilai kadar zat menguap briket yang dihasilkan. Nilai kadar
zat menguap ini diharapkan serendah mungkin karena kadar zat menguap yang tinggi
akan menimbulkan asap yang lebih banyak akibat reaksi antara karbon monoksida
dengan alkohol pada saat briket dinyalakan. Selain itu kandungan kadar zat menguap
yang tinggi didalam arang akan menimbulkan asap yang lebih banyak pada saat arang
dinyalakan. Hal ini disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon monoksida (CO)
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari Pasar Segiri di dapatkan hasil:
Segiri memenuhi standar mutu SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, dan nilai
kalor. Namun, kadar karbon terikat dan zat mudah menguap pada bongkahan arang
masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan
upaya perbaikan pada bongkahan arang tersebut agar memenuhi semua persyaratan
standar mutu yang telah ditetapkan, seperti penggantian bahan baku kayu yang
digunakan.
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar Sungai Dama di dapatkan hasil:
Tabel di atas menunjukkan hasil uji rata-rata kadar air sebesar 7.80%, yang
menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
44
Kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 3%, yang juga berada di bawah batas standar
≤ 4%. Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk
parameter kadar zat mudah menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada
bongkahan arang sebesar 18.9%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh
standar mutu SNI 1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan
arang memiliki kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
ditetapkan. Kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih berada di bawah batas
standar mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar karbon terikat sebesar 7.81%,
bongkahan arang belum mencapai persyaratan ≥ 79% yang telah ditetapkan. Selain
itu, kadar kalor pada bongkahan arang juga masih sedikit di bawah batas standar
mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar kalor sebesar 6668.37 Kal/g,
bongkahan arang memiliki kadar kalor yang hampir mencapai persyaratan > 6500
Kal/g.
mutu SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap.
Namun, kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih belum memenuhi standar
yang telah ditetapkan, sedangkan kadar kalor hampir mencapai standar yang
ditetapkan.
45
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari Pasar Ijabah didapakan hasil:
Pada Tabel di atas merupakan hasil uji untuk bongkahan arang pasar Ijabah.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang tersebut berada
di bawah batas standar mutu yang ditetapkan. Rata-rata kadar air sebesar 7.62%, yang
menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Hasil Uji kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 2.48%, yang juga berada di bawah batas
standar ≤ 4%. Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang sesuai
Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter kadar zat mudah
menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar 17.62%,
yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI 1683:2021 yaitu
10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar zat mudah
Pada hasil Uji Kadar kalor bongkahan arang juga memenuhi persyaratan
untuk parameter kadar karbon terikat. Rata-rata kadar karbon terikat pada bongkahan
arang sebesar 79.9%, yang melebihi batas standar mutu yang ditetapkan yaitu ≥ 79%.
Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar karbon terikat yang
Kadar kalor pada bongkahan arang juga melebihi batas standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar kalor pada bongkahan arang sebesar 6930.81 Kal/g, yang
SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon
terikat, dan kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang pasar Ijabah
memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
47
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari Pasar Rahmat di dapatkan hasil:
Tabel di atas adalah hasil uji untuk bongkahan arang pasar Rahmat.
Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa bongkahan arang ini memenuhi
standar mutu yang ditetapkan. Kadar air pada bongkahan arang tersebut berada di
bawah batas standar mutu yang ditetapkan. Rata-rata kadar air sebesar 7.48%, yang
demikian, bongkahan arang ini memiliki kadar air yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 2.42%, yang berada di bawah batas standar ≤
4%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar abu yang sesuai
48
mudah menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar
16.93%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI
1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki
kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pada hasil uji bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter
kadar karbon terikat. Rata-rata kadar karbon terikat pada bongkahan arang sebesar
80.65%, yang melebihi batas standar mutu yang ditetapkan yaitu ≥ 79%. Hal ini
menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar karbon terikat yang memenuhi
Kadar kalor pada bongkahan arang juga melebihi batas standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar kalor pada bongkahan arang sebesar 6995.51 Kal/g, yang
SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon
terikat, dan kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang pasar Rahmat
memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
50
4.6 Pengolahan Hasil Kualitas Sampel Arang Dari Lima Pasar Yang Berbeda
Kadar air arang adalah banyaknya air yang terdapat di dalam arang yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam persen. Tinggi rendahnya kadar air arang kayu
dipengaruhi oleh lama proses pengarangan serta faktor lingkungan seperti suhu dan
kelembaban disekitarnya setelah pendinginan dilakukan. Nilai kadar air arang kayu jati
mengeluarkan air (sifat higroskopis dan porositas dari arang) terhadap lingkungan
Gambar di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar air dalam arang kayu di
beberapa pasar. Dalam pasar pagi, nilai rata-rata kadar air arang kayu mencapai 7.85.
Sementara itu, di pasar Segiri dan Sungai Dama, nilai rata-rata tersebut sedikit lebih
Di pasar Ijabah, nilai rata-rata kadar air menurun menjadi 7.62, dan di pasar
Rahmat tercatat nilai rata-rata terendah sebesar 7.48. Dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan kecil dalam nilai rata-rata kadar air arang kayu di pasar-pasar yang
terdaftar. Pasar pagi memiliki nilai tertinggi, sedangkan pasar Rahmat memiliki nilai
Pentingnya mengetahui nilai rata-rata kadar air dalam arang kayu adalah
karena kadar air yang tepat mempengaruhi kualitas dan efektivitas arang kayu dalam
berbagai aplikasi. Misalnya, jika kadar air terlalu tinggi, arang kayu akan sulit untuk
terbakar dengan baik atau menghasilkan panas yang memadai. Di sisi lain, jika kadar
air terlalu rendah, arang kayu dapat terbakar terlalu cepat atau menghasilkan asap
yang berlebihan.
Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa
RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi
0.05 dan 0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber
Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan
53
Semakin rendah kadar abu maka kualitas arang akan semakin baik karena kadar
abu yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pori-pori pada arang
sehingga luas permukaan arang menjadi berkurang yang dapat memperlambat proses
Gambar di atas memberikan informasi tentang nilai rata-rata kadar abu dalam
arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata kadar
abu sebesar 4.78, sementara Pasar Segiri memiliki nilai sedikit lebih rendah, yaitu
3.43. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata kadar abu sebesar 3, sementara Pasar Ijabah
memiliki nilai 2.48, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah sebesar 2.42. Dari data
tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat variasi dalam nilai rata-rata kadar abu arang kayu di
pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat
memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat mengindikasikan perbedaan dalam komposisi
atau kualitas kayu yang digunakan dalam pembuatan arang kayu di setiap pasar.
54
Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa
RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi 0.05 dan
0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber Keragaman (SK) tersebut
Penentuan kadar zat mudah menguap untuk menunjukkan presentase jumlah zat
– zat terbang yang terkandung di dalam arang aktif seperti H2 , CO, CH4 , CO2 dan
H2 O (Mody, 2014). Semakin tinggi suhu aktivasi maka akan mengurangi persentase
kadar kadar zat mudah menguap dalam arang aktif (Siahaan, Hutapea, & Hasibuan,
2013).
Gambar di atas menyajikan nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang
kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata zat mudah
menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar 19.96.
Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar Ijabah
memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah
sebesar 16.93.
57
Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata zat mudah
menguap dalam arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai
tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat
Pemahaman tentang nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu
penggunaan arang kayu. Zat mudah menguap dalam arang kayu dapat menyebabkan
pembakaran yang tidak efisien atau menghasilkan asap berlebihan. Oleh karena itu,
arang kayu dengan nilai rata-rata zat mudah menguap yang lebih rendah biasanya
lebih diinginkan karena memberikan hasil bakar yang lebih efisien (Yunus, 2015).
Berdasarkan hasil Analisa RAL (ANOVA) Kadar Zat Mudah Menguap di dapatkan
hasil:
Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa
RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi
0.05 dan 0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber
Berdasarkan hasil Analisa LSD (ANOVA) Kadar Zat Mudah Menguap di dapatkan hasil:
Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan
Jumlah karbon murni dalam suatu arang aktif dapat ditentukan dari persentase
kadar karbon arang aktif tersebut. Semakin tinggi nilai kadar karbon maka semakin
baik kualitas arang aktif yang dihasilkan dikarenakan jumlah pori – pori yang semakin
banyak. Kemampuan daya serap arang aktif terhadap penyerapan iodium berfungsi
Semakin tinggi kemampuan arang aktif dalam menyerap iodium maka kualitas arang
Gambar di atas menyajikan nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang
kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata zat mudah
menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar 19.96.
Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar Ijabah
memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah
sebesar 16.93. Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata zat mudah
menguap dalam arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai
tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat
Pemahaman tentang nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu
penggunaan arang kayu. Zat mudah menguap dalam arang kayu dapat menyebabkan
pembakaran yang tidak efisien atau menghasilkan asap berlebihan. Oleh karena itu,
arang kayu dengan nilai rata-rata zat mudah menguap yang lebih rendah biasanya
lebih diinginkan karena memberikan hasil bakar yang lebih efisien (Yunus, 2015) .
Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa
RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi
0.05 dan 0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber
Berdasarkan hasil Analisa LSD (ANOVA) Kadar Karbon Terikat di dapatkan hasil:
Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan
Nilai kalor penting diketahui untuk mengukur kandungan energi dari setiap
massa bahan bakar sehingga konsumsi untuk menghasilkan energi tertentu dapat
dikalkulasi secara tepat (Patabang, 2009). Nilai kalor tergantung pada kadar abu b.
Semakin tinggi kadar abunya maka semakin rendah nilai kalornya dan sebaliknya
Noriyati et al. (2012). Nilai kalor juga dipengaruhi oleh kadar karbon terikat,
meningkatnya kadar karbon terikat seiring dengan nilai kalor meningkat (Widayat dan
Saputro, 2011).
62
Gambar di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu di
beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata kadar kalor sebesar
6384.48, sementara Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar 6734.4. Pasar Sungai
Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 6668.37, Pasar Ijabah memiliki nilai sebesar
6930.81, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terbesar sebesar 6995.51. Data ini
menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu di
pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Rahmat memiliki nilai tertinggi, sedangkan Pasar
Pagi memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat menunjukkan perbedaan dalam
komposisi dan kualitas kayu yang digunakan dalam pembuatan arang kayu di masing-
masing pasar.
Pemahaman tentang nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu penting
karena kadar kalor merupakan indikator penting untuk menentukan potensi panas
yang dihasilkan oleh arang kayu saat dibakar. Semakin tinggi nilai rata-rata kadar
kalor, semakin besar potensi panas yang dihasilkan oleh arang kayu tersebut.
63
Oleh karena itu, arang kayu dengan nilai rata-rata kadar kalor yang tinggi
biasanya diinginkan untuk aplikasi yang membutuhkan pembakaran yang kuat dan
Setelah melihat tabel Anova di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Hasil uji analisa
RAL menunjukkan bahwa nilai FHitung melebihi nilai FTabel pada tingkat signifikansi
0.05 dan 0.01. Oleh karena itu, ada perbedaan yang signifikan antara Sumber
Berdasarkan hasil Analisa LSD (ANOVA) Kadar Kalor Terikat di dapatkan hasil:
Keterangan: s = signifikan
ts = tidak signifikan
65
5.1 Kesimpulan
Dari hasil uji arang dari lima pasar yang berbeda, kita dapat membuat beberapa
1. Kadar Air
a) Pasar Rahmat memiliki kadar air terendah dengan nilai rata-rata 7.48%,
sedangkan Pasar Pagi memiliki kadar air tertinggi dengan nilai rata-rata
7.85%.
c) Dari analisis LSD, perbedaan signifikan antara kadar air terdapat pada Pasar
2. Kadar Abu:
a) Pasar Rahmat memiliki kadar abu terendah dengan nilai rata-rata 2.42%,
sedangkan Pasar Pagi memiliki kadar abu tertinggi dengan nilai rata-rata
4.78%.
b) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pasar-pasar dalam hal kadar abu
a) Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata zat mudah menguap terendah dengan
b) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pasar-pasar dalam hal zat mudah
pasar.
4. Karbon Terikat:
a) Pasar Ijabah memiliki kadar karbon terikat tertinggi dengan nilai rata-rata
76.61%.
arang yang berbeda dalam hal kadar air, kadar abu, zat mudah menguap, dan kadar
karbon terikat. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti bahan
baku yang digunakan, proses produksi, dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu,
5.2 Saran
Berdasarkan hasil uji arang dari lima pasar yang berbeda (Pasar Pagi, Pasar
Segiri, Pasar Sungai Dama, Pasar Ijabah, dan Pasar Rahmat), terdapat beberapa saran
umum yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas arang yang dijual di pasar-
pasar tersebut:
1.Peningkatan Kadar Karbon Terikat: Kadar karbon terikat pada beberapa pasar
masih belum memenuhi standar yang ditetapkan dalam SNI 1683:2021. Oleh
karena itu, perlu dilakukan peningkatan pada proses pembuatan arang untuk
meningkatkan kadar karbon terikat agar memenuhi standar yang telah ditetapkan.
2.Optimalkan Proses Pengeringan dan Penyimpanan: Kadar air pada arang kayu
memiliki perbedaan di setiap pasar, dengan beberapa pasar memiliki kadar air
yang sedikit di atas batas standar. Hal ini bisa disebabkan oleh proses
dan penyimpanan arang untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan
standar.
3.Pemilihan Bahan Baku yang Berkualitas: Perbedaan hasil uji pada arang dari
masing-masing pasar juga dapat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku kayu yang
digunakan. Disarankan untuk memilih bahan baku kayu yang berkualitas tinggi
agar hasil arang yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang optimal.
68
4.Penyusunan Komposisi Campuran: Pada beberapa pasar, nilai kadar zat mudah
menguap masih belum memenuhi standar. Salah satu saran adalah dengan
tempurung kelapa terhadap briket arang, yang dapat menaikkan nilai kadar zat
5.Peningkatan Proses Pembakaran: Kadar kalor pada arang juga menjadi parameter
pada proses pembakaran bisa meningkatkan nilai kalor lebih optimal. Hal ini
penting karena kalor yang dihasilkan arang berkaitan langsung dengan efektivitas
ini meliputi uji laboratorium rutin untuk memastikan arang memenuhi standar
pembuatan arang yang baik dan benar, serta pentingnya menjaga kualitas arang
kebutuhan pasar dan konsumen terkait jenis arang yang mereka butuhkan.
Dengan demikian, arang yang diproduksi dapat lebih sesuai dengan kebutuhan
pasar.
69
oleh pasar-pasar tersebut dapat meningkat, memenuhi standar yang ditetapkan, dan
DAFTAR PUSTAKA
Arifah rena, 2017. Keberadaan Karbon Trikat Dalam Briket Arang Dipengaruhi
Oleh kadar Abu Dan Kadar Zat Yang Menguap. Fakultas Teknik Medan.
Medan.
Darvina, Yenni, dan Nur Asma, 2011. Upaya PeningkatanKualitas Briket Dari
Arang Cangkang Dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Melalui
Variasi Tekanan Pengepresan. Fakultas Matematika Dan Ipa Jurusan
Fisika Universitas Negeri Padang. Padang.
Eliga, Elsa. 2020. Variasi Tekanan Mesin PressTerhadap Kualitas Briket Arangdari
Cangkang Sawit (Elsais guineenensis). (Skripsi). Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman. (Dipublikasikan)
Gusman, Mulya,Adre, Octava, dan Dedi Yulhendra, 2018. Produksi Briket Arang
Dengan Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Didesa Kampung tengah
Kecamatan Lubuk Basung. Universitas Negri Padang. Padang.
Haryono. 1983. Pembuatan Arang Dan Beriket Arang secara Sederhana Dari Serbuk
Gergaji Dan Limbah Industri Perkauan. Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.
Juniawan, Ari, Sarjito. 2015. Analisa Kekuatan Sambungan Kayu Laban (Vitex
Pinnata) Pada Konstruksi Gading Kapal Tradisional. Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro. Indonesia
Kurniati, F.M. 2001. Pengaruh Komposisi Serbuk Arang dari Kayu Jabon
(Anthocephalus cadamba Miq.) dan Tempurung Kelapa (Endocarp) terhadap
Kualitas Briket Arang. Skripsi Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman.
Samarinda (Tidak Diterbitkan).
71
Lempang, M. (2014). Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Info Teknis Eboni,
11(2),65–80.Retrievedfrom
Pramudihta, Novi. 2016. Uji Stabilitas Fisik Lulur Krim dari Ampas Kelapa (Cocos
Nucifera L) dengan Menggunakan Emulator Anionik dan Nonionik. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Allauddin
Makassar.
Purwanto Hadi Ris & Nius Abdi Ginting, 2011. Potensi Produksi Arang Dari
Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Rais, Salim. (2016). Karasteristik dan mutu arang kayu jati (Tectona grandisI)
dengan system pengarangan campuran pada metode tungku drum: (Jurnal)
balai riset dan standarisasi industry, banjar baru
Rostiwati. T; Heryati. Y dan Bustomi. S. 2006. Review Hasil Penelitian Kayu Energi
dan Turunannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
Santoso, BR, 1996. Pengujian Sifat Fisika Dan Sifat Pemesinan Kayu Kuning
(Naucleaorientalis L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Cendrawasih.Manokwari.
Saripudin. 1996. Studi Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Bak Terhadap Sifat-Sifat
Briket Arang. Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda
(Tidak DIterbitkan).
Hidayat, N., et al. (2019). Effect of heating rate and temperature on charcoal yield
and properties of wood charcoal from Acacia mangium Willd. Journal of
Forestry Research, 30(3), 793-800.
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
(SD) Samarinda dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Samarinda dan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri