Proposal Penelitian Dandi
Proposal Penelitian Dandi
Oleh:
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
i
PERNYATAAN
NIM : 1604015113
Fakultas : Kehutanan
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri
dengan arahan Pembimbing dan belum pernah diajukan sebagai skripsi atau karya
ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Semua data dan pernyataan
ilmiah dalam tulisan ini adalah buah pikir dan karya saya sendiri, bukan dari
cantumkan. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini secara
akademis ternyata tidak benar atau skripsi ini hasil plagiasi, maka saya bersedia
menerima sanksi berupa pencabutan gelar ilmiah yang saya peroleh dari karya
Universitas Mulawarman.
Dibuat di Samarinda
Pada tanggal 13 Juli 2023
Yang menyatakan
ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
NIM : 1604015113
Fakultas : Kehutanan
Dibuat di Samarinda
Pada tanggal 13 Juli 2023
Yang menyatakan
iii
HALAMAN PENGESAHAN
(pasar) di samarinda
1604015113.
Nama : Kehutanan
Nim : Kehutanan.
Program studi :
Fakultas
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Dekan Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman
Tanggal Disetujui :
iv
ABSTAK
Dhandy Abdurrasyid Widarto. Kualitas Bongkahan Arang Dari Tempat Penjualan (Pasar) Di
Samarinda. (Di bimbing Oleh Kusno Yuli Widianti).
Energi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat ini pertumbuhan
jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas arang berdasarkan beberapa parameter yang
diukur, seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, kadar kalor..
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sejauh mana sampel arang memenuhi standar mutu
yang telah ditetapkan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengevaluasi
kualitas arang berdasarkan parameter-parameter yang diukur. Secara keseluruhan, diharapkan
bahwa sampel arang memenuhi atau mendekati standar mutu yang telah ditetapkan. Penelitian ini
akan dilakukan selama 4 bulan, terdiri dari 1 bulan untuk studi literatur dan persiapan bahan baku,
1 bulan utuk pembuatan dan pengujian dan 2 bulan untuk pengolahan data dan penyusunan skripsi
dan seminar hasil. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium pengujian UPTD BPSM Prov.
Kaltim. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar segri, Pasar pagi,Pasar sungai dama, Pasar Ijabah,
Pasar Rahmat yang berada di Kota Samarinda. Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar air
dalam arang kayu di beberapa pasar. Dalam pasar pagi, nilai rata-rata kadar air arang kayu
mencapai 7.85. Sementara itu, di pasar Segiri dan Sungai Dama, nilai rata-rata tersebut sedikit
lebih rendah, yaitu 7.82 dan 7.8 secara berturut-turut. Di pasar Ijabah, nilai rata-rata kadar air
menurun menjadi 7.62, dan di pasar Rahmat tercatat nilai rata-rata terendah sebesar 7.48. nilai
rata-rata kadar abu dalam arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai
rata-rata kadar abu sebesar 4.78, sementara Pasar Segiri memiliki nilai sedikit lebih rendah, yaitu
3.43. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata kadar abu sebesar 3, sementara Pasar Ijabah
memiliki nilai 2.48, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah sebesar 2.42. nilai rata-rata
zat mudah menguap dalam arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai
rata-rata zat mudah menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata
sebesar 19.96. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar Ijabah
memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah sebesar 16.93.
nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi
memiliki nilai rata-rata zat mudah menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai
rata-rata sebesar 19.96. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar
Ijabah memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah sebesar
16.93. nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi
memiliki nilai rata-rata kadar kalor sebesar 6384.48, sementara Pasar Segiri memiliki nilai rata-
v
rata sebesar 6734.4. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 6668.37, Pasar Ijabah
memiliki nilai sebesar 6930.81, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terbesar sebesar
6995.51. Kesimpulan secara singkat dan padat dari pembahasan ini adalah sebagai berikut Pasar
Rahmat memiliki nilai terendah dalam hal kadar air dan kadar abu, namun memiliki nilai tertinggi
dalam hal kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa arang kayu dari pasar Rahmat memiliki
kualitas yang baik dalam hal pembakaran yang kuat dan efisien, Pasar pagi memiliki nilai tertinggi
dalam hal kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap, namun memiliki nilai terendah
dalam hal kadar kalor. Arang kayu dari pasar pagi mungkin lebih cocok digunakan dalam aplikasi
yang membutuhkan pembakaran yang tidak terlalu panas.
vi
ABSTRACK
Dhandy Abdurrasyid Widarto. Quality of Charcoal Blocks from Sales Places (Markets) in
Samarinda. (Supervised by Kusno Yuli Widianti).
Energy plays a crucial role in human life. Currently, the growing population leads to an
increasing demand for energy. This research aims to test the quality of charcoal based on several
measured parameters, such as moisture content, ash content, volatile matter content, fixed carbon
content, and calorific value. The objective is to determine the extent to which charcoal samples
meet the established quality standards. The expected outcome of this research is to evaluate the
quality of charcoal based on the measured parameters. Overall, it is anticipated that the charcoal
samples will meet or approach the set quality standards. The research will be conducted over a
period of 4 months, consisting of 1 month for literature study and raw material preparation, 1
month for manufacturing and testing, and 2 months for data processing, thesis writing, and
presenting the research findings in a seminar. The research will take place at the Testing
Laboratory of UPTD BPSM Prov. Kaltim. This study is carried out in Segri Market, Pagi Market,
Sungai Dama Market, Ijabah Market, and Rahmat Market located in Samarinda City. The above
table shows the average moisture content values of wood charcoal in several markets. In the Pagi
Market, the average moisture content of wood charcoal reaches 7.85. Meanwhile, in Segiri Market
and Sungai Dama Market, the average moisture content is slightly lower, namely 7.82 and 7.8,
respectively. In Ijabah Market, the average moisture content decreases to 7.62, and in Rahmat
Market, the lowest average moisture content is recorded at 7.48. The table also presents the
average ash content values of wood charcoal in different markets. Pagi Market has the highest
average ash content of 4.78, while Segiri Market has a slightly lower value of 3.43. Sungai Dama
Market has an average ash content of 3, while Ijabah Market has a value of 2.48, and Rahmat
Market has the lowest average ash content of 2.42. Furthermore, the table displays the average
volatile matter content of wood charcoal in different markets. Pagi Market has an average volatile
matter content of 21.82, while Segiri Market has an average value of 19.96. Sungai Dama Market
has an average value of 18.9, while Ijabah Market has a value of 17.62, and Rahmat Market has
the lowest average volatile matter content of 16.93. Lastly, the table presents the average calorific
value of wood charcoal in different markets. Pagi Market has an average calorific value of
6384.48, while Segiri Market has an average value of 6734.4. Sungai Dama Market has an average
value of 6668.37, Ijabah Market has a value of 6930.81, and Rahmat Market has the highest
average calorific value of 6995.51. In conclusion, Rahmat Market has the lowest values in terms of
moisture content and ash content but has the highest value in terms of calorific value. This
indicates that wood charcoal from Rahmat Market has good quality in terms of strong and efficient
vii
combustion. Pagi Market has the highest values in terms of moisture content, ash content, and
volatile matter content but has the lowest value in terms of calorific value. Wood charcoal from
Pagi Market may be more suitable for applications that require less intense burning.
viii
DAFTAR ISI
SKRIPSI....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v
ABSTAK.................................................................................................................vi
ABSTRACK.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
2.1 Arang.........................................................................................................3
4.6 Pengolahan Hasil Kualitas Sampel Arang Dari Asal Penjualan Berbeda....24
5.1 Kesimpulan..................................................................................................31
5.2 Saran.............................................................................................................32
LAMPIRAN...........................................................................................................36
x
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
I. PENDAHULUAN
sumber energi. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung
pada sektor rumah tangga, industri dan transportasi, sedangkan cadangan bahan
bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara yang selama ini
merupakan sumber utama energi jumlahnya semakin menipis. Oleh karena itu
akan datang. Dengan demikian perlu diupayakan sumber energi alternatif lain
yang berasal dari bahan baku yang bersifat kontinyu dan dapat diperbaharui
Pada umumnya, arang yang banyak dijumpai di pasar antara lain, yaitu
arang kayu Laban yang memiliki kualitas yang baik, api atau bara yang bagus,
menghasilkan asap yang wangi dan awet atau tahan lama dalam pembakaran.
Selanjutnya menurut Rantan (1992) dalam Sandi. Dkk., (2014), panas dan
ketahanan nyala api kayu Laban menyamai nyala bara arang briket, serta bara api
kayu laban tidak mengeluarkan asap. Salah satu jenis kayu dengan nilai kalor
tinggi adalah kayu laban (Vitex pinnata ) dengan nilai kalori 7,220 kal/gram
(Rostiwati. Dkk, 2006), sehingga memiliki potensi yang baik untuk dijadikan
2
selanjutnya diolah menjadi arang briket yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar alternatif
beberapa parameter yang diukur, seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah
menguap, kadar karbon terikat, kadar kalor, kerapatan, dan keteguhan tekan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sejauh mana sampel arang
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Melalui pengujian ini, penelitian
bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat arang
dan memastikan bahwa kualitasnya sesuai dengan kebutuhan dan standar yang
ada.
diharapkan bahwa sampel arang memenuhi atau mendekati standar mutu yang
telah ditetapkan. Kadar air diharapkan berada di bawah batas maksimum yang
ditetapkan, sedangkan kadar abu diharapkan tidak melebihi batas standar yang
telah ditetapkan. Kadar zat mudah menguap diharapkan berada dalam rentang
2.1 Arang
2.1.1 Pengertian Arang
Menurut Lempang (2014), arang adalah residu dari proses penguraian panas
karbon. Proses penguraian panas ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi bahan
langsung atau tidak langsung di dalam timbunan, kiln atau tanur. Proses karbonisasi
menghasilkan karbon sisa dengan proporsi yang lebih tinggi. Pada umumnya
biomassa mentah karena selain tanpa asap dan emisi yang berlebihan juga karena
bekas. Metode ini dipilih karena sederhana, biaya murah dan tidak memerlukan
pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan organik dengan jumlah oksigen yang
sangat terbatas. Pembatasan jumlah oksigen dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengarangan (karbonisasi) adalah pembakaran kayu tanpa atau dengan udara terbatas.
Reaksi karbonisasi adalah eksoterm, yaitu jumlah panas yang dikeluarkan lebih besar
penguraian selulosa sampai suhu 260°C. destilat yang terjadi sebagian besar
mengandung asam-asam dan sedikit methanol. asam cuka dan asam-asam lainnya
2. Pada suhu 260-310°C sebagian besar selulosa terurai intensif. Pada tingkatan ini
banyak dihasilkan Pirolygnous liquor gas dan sedikit ter yang dapat dimanfaatkan
memiliki titik didih rendah seperti asam cuka methanol dan ter terlarut, sedangkan
gas kayu yang dihasikan terdiri dari CO2 dan CO yang berjumlah 50 1/kg kayu
kering tanur.
3. Pada suhu 310-500 oC sebagian besar lignin terurai ter, sedangkan Pirolygnous
liquor dan gas menurun. Pada suhu tersebut volume gas menurun dari 50 1/kg
menjadi 30 1/kg. Ter yang dihasilkan sebagian besar berasal dari penguraian
lignin dengan peningkatan suhu dan lamanya waktu. CO2 yang terjadi
Potensi biomassa di indonesia sangatlah banyak baik itu dari limbah pertanian
3. Pengempaan campuran arang dan serbuk kayu menjadi briket arang lalu disusul
karbonisasi.
4. Pengempaan campuran serbuk arang dan bahan perekat menjadi briket arang
a. Bahan Baku
Briket arang dapat dibuat dari bermacam-macam bahan baku, seperti ampas tebu,
sekam padi, serbuk gergaji dan lain-lain. Bahan utama yang harus terdapat di dalam
bahan baku adalah selulosa. Semakin tinggi kandungan selulosa semakin baik
kualitas briket arang, briket arang yang mengandung zat terbang yang terlalu tinggi
b. Bahan Perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses pembuatan
briket arang maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket arang yang
Proses pembuatan kayu menjadi arang biasanya dilakukan melalui proses pem
1. Pemilihan Kayu: Pilih kayu yang kering dan berkualitas baik untuk dijadikan
bahan baku. Kayu yang digunakan dapat berasal dari berbagai jenis kayu, sepe
2. Persiapan: Potong kayu menjadi ukuran yang sama dan menumpuknya dalam
bentuk piramida atau kerucut. Bagian bawah dari tumpukan kayu harus diting
alat pembakaran seperti tungku atau oven, atau dapat juga dilakukan dengan c
Asap yang dihasilkan oleh pembakaran kayu dapat diatur dengan menutupi tu
mpukan kayu dengan material yang tidak mudah terbakar seperti tanah atau da
un.
a jam hingga beberapa hari, tergantung pada jumlah kayu dan metode pembak
panas. Arang kemudian dibiarkan mendingin secara perlahan dalam udara terb
uka.
7. Pengemasan: Setelah arang telah dingin, arang dapat dipisahkan dari kayu dan
untuk diingat bahwa pembakaran kayu harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan
8
Kualitas arang yang baik tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis kayu yang dig
unakan, teknik pembakaran, dan waktu pembakaran. Berikut adalah beberapa karakte
1. Berat jenis yang tinggi: Arang yang baik memiliki berat jenis yang tinggi, yait
u sekitar 0,4-0,6 gram per kubik sentimeter. Semakin padat arang, semakin bai
k kualitasnya.
2. Kadar karbon yang tinggi: Arang yang baik memiliki kadar karbon yang tingg
i, yaitu sekitar 70-80%. Semakin tinggi kadar karbon, semakin baik kualitas ar
ang.
3. Warna yang seragam: Arang yang baik memiliki warna yang seragam dan gel
ap. Warna yang tidak seragam atau terdapat bercak-bercak putih menunjukkan
4. Tidak mudah hancur: Arang yang baik memiliki kekuatan yang tinggi dan tida
k mudah hancur saat dipegang atau diangkat. Arang yang mudah hancur menu
n.
9
5. Rendahnya kadar air: Arang yang baik memiliki kadar air yang rendah, yaitu s
ekitar 5-10%. Arang dengan kadar air yang tinggi tidak baik karena sulit dibak
6. Tidak mengandung bahan kimia berbahaya: Arang yang baik tidak mengandu
ng bahan kimia berbahaya seperti arsenik, merkuri, atau logam berat lainnya.
Penggunaan kayu yang berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan terhi
ndar dari polusi juga dapat mempengaruhi kualitas arang yang dihasilkan.
Kualitas arang yang baik dapat memberikan efek yang baik dalam penggunaannya se
bagai bahan bakar, filter, atau bahan pembuat kertas. Oleh karena itu, dalam memilih
arang, perlu diperhatikan karakteristiknya untuk memastikan bahwa arang yang akan
Penelitian ini akan dilakukan selama 4 bulan, terdiri dari 1 bulan untuk
studi literatur dan persiapan bahan baku, 1 bulan utuk pembuatan dan pengujian dan 2
bulan untuk pengolahan data dan penyusunan skripsi dan seminar hasil. Penelitian ini
4. Alat pengukur kadar zat mudah menguap: Digunakan untuk menguapkan zat-
zat volatil dalam sampel arang dan mengukur kadar zat mudah menguap.
5. Alat pengukur kadar karbon terikat: Digunakan untuk mengukur kadar karbon
6. Alat pengukur kalorimeter: Digunakan untuk mengukur kadar kalor atau nilai
l arang.
Selain itu, juga dapat digunakan alat-alat pendukung seperti gelas ukur, labu u
kur, pipet, termometer, dan peralatan laboratorium lainnya yang sesuai dengan
A.
13
Bagan alur pembuatan arang secara garis besar adalah sebagai berikut :
Persiapan bahan
baku
Pengujian
Pengolahan analisis
data
Pengolahan hasil
dan pembahasan
Dibawah ini adalah tabel dari hasil uji arang yang dijual dipasar pagi, pasar segiri,
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar pagi didapakan hasil:
Pada Tabel diatas hasil uji untuk beberapa parameter pada bongkahan arang
pasar pagi. Kadar air pada bongkahan arang tersebut menunjukkan hasil yang baik,
dengan rata-rata kadar air sebesar 7.85% yang berada di bawah batas standar mutu
SNI 1683:2021 yang ditetapkan yaitu ≤ 8%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air
pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, kadar
abu pada bongkahan arang juga berada di bawah batas standar mutu yang ditetapkan,
dengan rata-rata kadar abu sebesar 4.78% yang memenuhi persyaratan ≤ 4%. Kondisi
15
ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang juga sesuai dengan standar
Kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang terukur dengan rata-rata sebesar
21.82%, melebihi rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI 1683:2021 yaitu
10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar zat mudah
menguap yang lebih tinggi dari standar yang ditetapkan. Selain itu, kadar karbon
terikat pada bongkahan arang juga berada di bawah batas standar mutu yang
ditetapkan. Dengan rata-rata kadar karbon terikat sebesar 73.4%, bongkahan arang
tidak mencapai persyaratan ≥ 79% yang telah ditetapkan. Selanjutnya, kadar kalor
pada bongkahan arang juga masih di bawah batas standar mutu yang ditetapkan.
Dengan rata-rata kadar kalor sebesar 6384.48 Kal/g, bongkahan arang memiliki kadar
Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar pagi memenuhi standar mutu SNI
1683:2021 untuk kadar air dan kadar abu. Namun, kadar zat mudah menguap, kadar
karbon terikat, dan kadar kalor pada bongkahan arang masih belum memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikan pada
bongkahan arang tersebut agar memenuhi semua persyaratan standar mutu yang telah
ditetapkan.
16
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar segiri didapakan hasil:
bongkahan arang pasar Segiri. Kadar air pada bongkahan arang tersebut menunjukkan
hasil yang baik, dengan rata-rata kadar air sebesar 7.82% yang berada di bawah batas
standar mutu SNI 1683:2021 yang ditetapkan yaitu ≤ 8%. Ini menunjukkan bahwa
kadar air pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, kadar abu pada bongkahan arang juga berada di bawah batas standar
mutu yang ditetapkan, dengan rata-rata kadar abu sebesar 3.43% yang memenuhi
persyaratan ≤ 4%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang
mudah menguap. Kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang terukur dengan
17
rata-rata sebesar 19.96%, yang berada di dalam rentang yang ditetapkan oleh standar
mutu SNI 1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang
memiliki kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
ditetapkan. Kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih berada di bawah batas
standar mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar karbon terikat sebesar 76.61%,
bongkahan arang belum mencapai persyaratan ≥ 79% yang telah ditetapkan. Selain
itu, kadar kalor pada bongkahan arang juga masih di bawah batas standar mutu yang
ditetapkan. Dengan rata-rata kadar kalor sebesar 6734.4 Kal/g, bongkahan arang
memiliki kadar kalor yang sedikit lebih rendah dari persyaratan > 6500 Kal/g.
Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar Segiri memenuhi standar mutu SNI
1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap. Namun, kadar
karbon terikat dan kadar kalor pada bongkahan arang masih belum memenuhi standar
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pada bongkahan
arang tersebut agar memenuhi semua persyaratan standar mutu yang telah ditetapkan.
18
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar sungai dama didapakan hasil:
1 2 3 Rata-Rata
1. Kadar Air % 7.81 7.76 7.84 7.80 ≤8
2. Kadar Abu % 3 3.3 2.7 3 ≤4
3. Kadar Zat Mudah % 19.02 18.33 19.45 18.9 10-17
Menguap
4. Kadar Karbon Terikat % 77.98 78.37 77.85 7.81 -≥ 79
5. Kadar Kalor Kal/g 6764.68 6593.12 6647.31 6668.37 >6500
bongkahan arang pasar Sungai Dama. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air
pada bongkahan arang tersebut berada di bawah batas standar mutu yang ditetapkan.
Rata-rata kadar air sebesar 7.80%, yang memenuhi persyaratan ≤ 8% sesuai dengan
standar SNI 1683:2021. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang
Kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 3%, yang juga berada di bawah batas standar
≤ 4%. Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang sesuai dengan
mudah menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar
18.9%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI 1683:2021
yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar zat
ditetapkan. Kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih berada di bawah batas
standar mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar karbon terikat sebesar 7.81%,
bongkahan arang belum mencapai persyaratan ≥ 79% yang telah ditetapkan. Selain
itu, kadar kalor pada bongkahan arang juga masih sedikit di bawah batas standar
mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar kalor sebesar 6668.37 Kal/g,
bongkahan arang memiliki kadar kalor yang hampir mencapai persyaratan > 6500
Kal/g.
mutu SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap.
Namun, kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih belum memenuhi standar
yang telah ditetapkan, sedangkan kadar kalor hampir mencapai standar yang
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar Ijabah didapakan hasil:
1 2 3 Rata-Rata
1. Kadar Air % 7.62 7.67 7.57 7.62 ≤8
2. Kadar Abu % 2.59 2.38 2.48 2.48 ≤4
3. Kadar Zat Mudah % 17.82 18.31 16.73 17.62 10-17
Menguap
4. Kadar Karbon Terikat % 79.59 79.31 80.79 79.9 -≥ 79
5. Kadar Kalor Kal/g 6919 6996.27 6877.1 6930.81 >6500
6
Pada Tabel di atas merupakan hasil uji untuk bongkahan arang pasar Ijabah.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang tersebut berada
di bawah batas standar mutu yang ditetapkan. Rata-rata kadar air sebesar 7.62%, yang
menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Hasil Uji kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 2.48%, yang juga berada di bawah batas
standar ≤ 4%. Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang sesuai
Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter kadar zat mudah
menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar
17.62%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI
1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki
kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pada hasil Uji Kadar kalor bongkahan arang juga memenuhi persyaratan
untuk parameter kadar karbon terikat. Rata-rata kadar karbon terikat pada bongkahan
arang sebesar 79.9%, yang melebihi batas standar mutu yang ditetapkan yaitu ≥ 79%.
Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar karbon terikat yang
Kadar kalor pada bongkahan arang juga melebihi batas standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar kalor pada bongkahan arang sebesar 6930.81 Kal/g, yang
SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon
terikat, dan kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang pasar Ijabah
memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
22
Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar Rahmat didapakan hasil:
1 2 3 Rata-Rata
1. Kadar Air % 7.48 7.44 7.52 7.48 ≤8
2. Kadar Abu % 2.07 2.48 2.73 2.42 ≤4
3. Kadar Zat Mudah % 17.49 16.57 16.74 16.93 10-17
Menguap
4. Kadar Karbon Terikat % 80.44 80.95 80.53 80.65 -≥ 79
5. Kadar Kalor Kal/g 7008 6976.23 7002.31 6995.51 >6500
Tabel di atas adalah hasil uji untuk bongkahan arang pasar Rahmat.
Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa bongkahan arang ini memenuhi
Kadar air pada bongkahan arang tersebut berada di bawah batas standar mutu
yang ditetapkan. Rata-rata kadar air sebesar 7.48%, yang memenuhi persyaratan ≤
8% sesuai dengan standar SNI 1683:2021. Dengan demikian, bongkahan arang ini
memiliki kadar air yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 2.42%, yang berada di bawah batas standar ≤
4%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar abu yang sesuai
mudah menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar
16.93%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI
1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki
kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pada hasil uji bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter
kadar karbon terikat. Rata-rata kadar karbon terikat pada bongkahan arang sebesar
80.65%, yang melebihi batas standar mutu yang ditetapkan yaitu ≥ 79%. Hal ini
menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar karbon terikat yang memenuhi
Kadar kalor pada bongkahan arang juga melebihi batas standar mutu yang
ditetapkan. Rata-rata kadar kalor pada bongkahan arang sebesar 6995.51 Kal/g, yang
SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon
terikat, dan kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang pasar Rahmat
memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
24
4.6 Pengolahan Hasil Kualitas Sampel Arang Dari Asal Penjualan Berbeda
Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar air dalam arang kayu di
beberapa pasar. Dalam pasar pagi, nilai rata-rata kadar air arang kayu mencapai 7.85.
Sementara itu, di pasar Segiri dan Sungai Dama, nilai rata-rata tersebut sedikit lebih
rendah, yaitu 7.82 dan 7.8 secara berturut-turut. Di pasar Ijabah, nilai rata-rata kadar
air menurun menjadi 7.62, dan di pasar Rahmat tercatat nilai rata-rata terendah
sebesar 7.48.
Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kecil dalam nilai rata-rata kadar air
arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar pagi memiliki nilai tertinggi,
yang digunakan.
25
Pentingnya mengetahui nilai rata-rata kadar air dalam arang kayu adalah
karena kadar air yang tepat mempengaruhi kualitas dan efektivitas arang kayu dalam
berbagai aplikasi. Misalnya, jika kadar air terlalu tinggi, arang kayu akan sulit untuk
terbakar dengan baik atau menghasilkan panas yang memadai. Di sisi lain, jika kadar
air terlalu rendah, arang kayu dapat terbakar terlalu cepat atau menghasilkan asap
yang berlebihan.
Tabel di atas memberikan informasi tentang nilai rata-rata kadar abu dalam
arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata kadar
abu sebesar 4.78, sementara Pasar Segiri memiliki nilai sedikit lebih rendah, yaitu
3.43. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata kadar abu sebesar 3, sementara
Pasar Ijabah memiliki nilai 2.48, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah
sebesar 2.42.
26
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat variasi dalam nilai rata-rata
kadar abu arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai
tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat
Tabel di atas menyajikan nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang
kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata zat mudah
menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar
19.96. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar
Ijabah memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata
Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata zat mudah
menguap dalam arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai
tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat
Pemahaman tentang nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu
penggunaan arang kayu. Zat mudah menguap dalam arang kayu dapat menyebabkan
pembakaran yang tidak efisien atau menghasilkan asap berlebihan. Oleh karena itu,
arang kayu dengan nilai rata-rata zat mudah menguap yang lebih rendah biasanya
Dama
Nilai 73.4 76.61 78.1 79.9 80.65
Rata-
Rata
Kadar
Karbon
Terikat
Tabel di atas menyajikan nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu
di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata zat mudah
menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar
19.96. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar
Ijabah memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata
Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata zat mudah
menguap dalam arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai
tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat
Pemahaman tentang nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu
penggunaan arang kayu. Zat mudah menguap dalam arang kayu dapat menyebabkan
pembakaran yang tidak efisien atau menghasilkan asap berlebihan. Oleh karena itu,
arang kayu dengan nilai rata-rata zat mudah menguap yang lebih rendah biasanya
Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu di
beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata kadar kalor sebesar
6384.48, sementara Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar 6734.4. Pasar Sungai
Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 6668.37, Pasar Ijabah memiliki nilai sebesar
6930.81, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terbesar sebesar 6995.51.
Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata kadar kalor dalam
arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Rahmat memiliki nilai tertinggi,
sedangkan Pasar Pagi memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat menunjukkan
perbedaan dalam komposisi dan kualitas kayu yang digunakan dalam pembuatan
Pemahaman tentang nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu penting
karena kadar kalor merupakan indikator penting untuk menentukan potensi panas
yang dihasilkan oleh arang kayu saat dibakar. Semakin tinggi nilai rata-rata kadar
kalor, semakin besar potensi panas yang dihasilkan oleh arang kayu tersebut. Oleh
30
karena itu, arang kayu dengan nilai rata-rata kadar kalor yang tinggi biasanya
diinginkan untuk aplikasi yang membutuhkan pembakaran yang kuat dan efisien.
31
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan secara singkat dan padat dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
Pasar Rahmat memiliki nilai terendah dalam hal kadar air dan kadar abu,
namun memiliki nilai tertinggi dalam hal kadar kalor. Hal ini menunjukkan
bahwa arang kayu dari pasar Rahmat memiliki kualitas yang baik dalam hal
Pasar pagi memiliki nilai tertinggi dalam hal kadar air, kadar abu, dan kadar
zat mudah menguap, namun memiliki nilai terendah dalam hal kadar kalor.
Arang kayu dari pasar pagi mungkin lebih cocok digunakan dalam aplikasi
setiap pasar.
efektivitas, dan potensi panas yang dihasilkan oleh arang kayu dalam berbagai
aplikasi.
32
5.2 Saran
1. Kadar air arang dapat dijaga seminimal mungkin untuk menghasilkan nilai
kalor dan daya pembakaran yang lebih tinggi. Oleh karena itu, disarankan
2. Kadar abu arang juga merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas
arang. Semakin tinggi kadar abu, semakin rendah kualitas arang. Oleh karena
itu, disarankan untuk memilih briket arang dengan kadar abu yang lebih
rendah.
3. Kadar zat mudah menguap dalam arang juga berpengaruh pada asap yang
disarankan untuk memilih arang dengan kadar zat mudah menguap yang lebih
rendah.
terhadap sifat-sifat arang, termasuk kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah
menguap. Oleh karena itu, disarankan untuk memilih arang dari bahan baku
yang berkualitas dan diolah dengan baik untuk menghasilkan arang yang lebih
baik.
33
Dalam memilih arang, tidak hanya memperhatikan harga saja, tetapi juga perlu
Semoga informasi ini dapat membantu dalam memilih arang yang sesuai dengan
kebutuhan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arifah rena, 2017. Keberadaan Karbon Trikat Dalam Briket Arang Dipengaruhi
Oleh kadar Abu Dan Kadar Zat Yang Menguap. Fakultas Teknik Medan.
Medan.
Darvina, Yenni, dan Nur Asma, 2011. Upaya PeningkatanKualitas Briket Dari
Arang Cangkang Dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Melalui
Variasi Tekanan Pengepresan. Fakultas Matematika Dan Ipa Jurusan
Fisika Universitas Negeri Padang. Padang.
Eliga, Elsa. 2020. Variasi Tekanan Mesin PressTerhadap Kualitas Briket Arangdari
Cangkang Sawit (Elsais guineenensis). (Skripsi). Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman. (Dipublikasikan)
Gusman, Mulya,Adre, Octava, dan Dedi Yulhendra, 2018. Produksi Briket Arang
Dengan Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Didesa Kampung tengah
Kecamatan Lubuk Basung. Universitas Negri Padang. Padang.
Haryono. 1983. Pembuatan Arang Dan Beriket Arang secara Sederhana Dari Serbuk
Gergaji Dan Limbah Industri Perkauan. Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.
Juniawan, Ari, Sarjito. 2015. Analisa Kekuatan Sambungan Kayu Laban (Vitex
Pinnata) Pada Konstruksi Gading Kapal Tradisional. Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro. Indonesia
Kurniati, F.M. 2001. Pengaruh Komposisi Serbuk Arang dari Kayu Jabon
(Anthocephalus cadamba Miq.) dan Tempurung Kelapa (Endocarp) terhadap
Kualitas Briket Arang. Skripsi Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman.
Samarinda (Tidak Diterbitkan).
Lempang, M. (2014). Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Info Teknis Eboni,
11(2), 65–80. Retrieved from
35
http://balithutmakassar.org/wpcontent/uploads/2014/11/01_PEMBUATAN-
K EGUNAAN-ARANGAKTIF_Info-Teknis-Eboni.pdf
Pramudihta, Novi. 2016. Uji Stabilitas Fisik Lulur Krim dari Ampas Kelapa (Cocos
Nucifera L) dengan Menggunakan Emulator Anionik dan Nonionik. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Allauddin
Makassar.
Purwanto Hadi Ris & Nius Abdi Ginting, 2011. Potensi Produksi Arang Dari
Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Rais, Salim. (2016). Karasteristik dan mutu arang kayu jati (Tectona grandisI)
dengan system pengarangan campuran pada metode tungku drum: (Jurnal)
balai riset dan standarisasi industry, banjar baru
Rostiwati. T; Heryati. Y dan Bustomi. S. 2006. Review Hasil Penelitian Kayu Energi
dan Turunannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
Santoso, BR, 1996. Pengujian Sifat Fisika Dan Sifat Pemesinan Kayu Kuning
(Naucleaorientalis L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Cendrawasih. Manokwari.
Saripudin. 1996. Studi Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Bak Terhadap Sifat-Sifat
Briket Arang. Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda
(Tidak DIterbitkan).
Hidayat, N., et al. (2019). Effect of heating rate and temperature on charcoal yield an
d properties of wood charcoal from Acacia mangium Willd. Journal of Forestr
y Research, 30(3), 793-800.
Yusuf, A. A., (2018). Effect of moisture content on calorific value of sawdust briquet
tes. Journal of Renewable Energy, 13(3), 40-47.
36
LAMPIRAN