Anda di halaman 1dari 81

KOTA SAMARINDA LPPM UWGM

Kajian Akademik
Perizinan Rumah
Guest House
Di Kota Samarinda
Kajian Akademi
Perizinan Rumah Guest House
Di Kota Samarinda Tahun 2020
Hasil Kerjasama DPRD Kota Samarinda dengan Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda, Tahun 2020.

Kajian Akademik merupakan modal dasar untuk Penyusunan Naskah


Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kota Samarinda Tentang
Perizinan Rumah Guest House di Kota Samarinda.

Tim Penyusun:

LPPM UWGM Samarinda

Muhammad Habibi
H. Hudali Mukti
Ratih P.
Andri Pranata

Administratif:
Chelsea
Arnila FAS.

Photo Cover: Kota Samarinda saat Malam Hari – foto by ig @symsdn


https://kataomed.com/kota/7-potret-kemegahan-samarinda-kota-terbesar-di-kalimantan
KAJIAN AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

KOTA SAMARINDA

Tentang:

PERIZINAN RUMAH GUEST HOUSE


DI KOTA SAMARINDA

Inisiasi: Disusun oleh:

DPRD UNIVERSITAS
KOTA SAMARINDA WIDYA GAMA MAHAKAM
TAHUN 2020 SAMARINDA

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House i
HALAMAN PENGESAHAN

1 Judul Kajian Akademik : Perizinan Rumah Guest House Di Kota


Samarinda

2 Tim Pengkaji : LPPM UWGM Samarinda


Ketua Pelaksana : Muhammad Habibi, S.Sos, M.Kesos.
Anggota 1 H. Hudali Mukti, S.H., M.H.
2 Ratih P., S.H., M.H.
3 Andri Pranata, S.H., M.Kn.

3 Lokasi : Kota Samarinda, Prov. Kalimantan Timur

4 Kerjasama : DPRD Kota Samarinda dengan Lembaga


Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM) Universitas Widya Gama
Mahakam (UWGM) Samarinda.

Samarinda, 10 Desember 2020

Mengetahui,
Kepala LPPM, Ketua Pengkaji,

Hj. Purwati, S.P., M.P. M. Habibi, S.Sos., M.Kesos.


NIK. 2003.071.085 NIDN. 0008018101

Mengetahui
Rektor,

Dr. Drs. Ali Mushofa, M.M.


NIK. 2019.060.262

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Ash sholawatu was salaamu ‘ala sayyidina
Muhammadin wa ‘ala ‘alihi wa shohbihi ‘ajma’iin. ‘amma ba’du.
Kajian Akademik Tentang Perizinan Rumah Guest House di Kota Samarinda
merupakan hasil kerjasama antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kota Samarinda dan Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM)
Samarinda dalam rangka mensinergi dan mengharmoni Das Sein (yang
senyatanya) dan Das sollen (yang seharusnya) untuk memberikan jalan
tengah bahkan solusi atas isu dan fenomena keberadaan akomodasi rumah
guest house.
Kajian Akademik (KA) merupakan bahan kajian awal untuk penyusunan
Naskah Akademik (NA) Rancangan Peraturan Daerah Kota Samarinda,
dalam hal ini tentang Perizinan Rumah Guest House di Kota Samarinda.
Kajian ini, melibatkan banyak pihak dan patut kami haturkan terima kasih
yang mendalam atas kerjasama, bantuan dan informasi yang diberikan.
1. Ketua DPRD Kota Samarinda, beserta seluruh Anggota dan staf
Sekretariat atas kepercayaan dan kerjasama yang diberikan kepada
unsur pimpinan UWGM Samarinda.
2. Rektor UWGM Samarinda, atas semangat menjadikan UWGM tidak
seperti “menara gading” yang menumental.
3. Ibu Hj Purwati, S.P., M.P., sebagai Kepala LPPM UWGM Samarinda
beserta jajaran yang memberikan kepercayaan kepada kami untuk
melaksanakan dan menyusun Kajian Akademik Tentang Perizinan
Rumah Guest House di Kota Samarinda.
4. Ibu Hj. Wahyuni Safitri, S.H., M.Hum., Dekan Fakultas Hukum UWGM
Samarinda yang berperan sebagai nara hubung atau communication
affair UWGM Samarinda kepada Sekretariat DPRD Kota Samarinda.
5. Para informan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, dan
telah memberikan data dan informasi dalam rangka pengayaan kajian
akademik ini.
6. Saudari Chelsea Mahasiwa Fakultas Hukum dan Saudari Arnila FAS
Mahasiswa FISIP UWGM Samarinda yang berkenan meluangkan
waktu dan membantu sebagai tenaga admininistrasi Tim Kajian
Akademik ini.
Kajian akademik ini masih memerlukan masukan dan kritik yang bersifat
membangun, agar terwujud sebuah kajian yang benar-benar bersifat
akademis. Untuk itu, dengan kerendahan hati, kami membuka saran dan
masukan dari semua pihak baik stakeholders dan akademisi. Terima kasih.

Samarinda, Nopember 2020


Tim Penyusun Kajian Akademik.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................... i


Halaman Pengesahan ........................................................................... ii
Kata Pengantar ...................................................................................... iii
Daftar Isi ........................................................................................ iv

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.... ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Kajian Akademik ................................... 4
D. Metode Penyusunan Kajian Akademik ...................................... 7

Bab II Kajian Teoritis dan Praktis Empiris


A. Kajian Teoritis ........................................................................... 14
1. Perizinan. ............................................................................ 14
1.1. Pengertian Perizinan ................................................. 14
1.2. Tujuan Perizinan ....................................................... 16
1.3. Unsur Perizinan ......................................................... 16
1.4. Sifat Ijin ..................................................................... 19
2. Rumah Guest House .......................................................... 20
2.1. Pengertian Rumah Guest House ............................. 21
2.2. Perbedaan Rumah Guest House dengan Jenis
Penginapan Lain ....................................................... 25
2.3. Perizinan Rumah Guest House ................................. 29
B. Kajian terhadap Azas/Prinsip Perijinan Rumah Guest House ..... 32
C. Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada, Serta
Permasalahan Yang Dihadapi Pengusaha dan Pemerintah
Kota Samarinda….......................................................................... 34
1. Praktik penyelenggaraan dan pembangunan di Kota
Samarinda .......................................................................... 27
2. Dampak atas praktik pembangunan bagi masyarakat ........ 28
3. Permasalahan yang berkenaan dengan Perijinan Rumah
Guest House di Kota Samarinda......................................... 29
D. Implikasi Penerapan Sistem Baru yang akan di atur Peraturan
Daerah Kota Samarinda berkenaan dengan Perijinan
Rumah Guest House..................................................................... 30

Bab III Evaluasi Dan Analisis Peraturan Perundang-Undangan


Terkait Perijinan Rumah Guest House .................................. 38

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House iv
Bab IV Landasan Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis ........................ 41
A. Landasan Filosofis .................................................................... 59
B. Landasan Sosiologis ................................................................. 63
C. Landasan Yuridis ...................................................................... 68

Bab V Kesimpulan Dan Saran


A. Kesimpulan ............................................................................... 70
B. Saran atau Rekomendasi .......................................................... 71

Daftar Pustaka

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House v
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Maraknya peluang bisnis di bidang jasa akomodasi membuat

sebagian besar masyarakat berlomba-lomba agar dapat terjun ke dalam

bidang jasa ini. Kondisi inilah yang kemudian melahirkan suatu peluang

bisnis di bidang jasa akomodasi walau dengan anggaran minim tetapi

tetap berkelas salah satunya adalah rumah guest house, atau dalam

bahasa pasar dapat dipahami sebagai rumah tamu untuk beberapa saat

dari sebuah bangunan rumah keluarga atau rumah tinggal pada

umumnya yang berada di suatu kawasan perumahan.

Sebagai salah satu Provinsi dengan wilayah terbesar di Indonesia,

Provinsi Kalimantan Timur terkhusus Kota Samarinda juga berpeluang

untuk membuka usaha atau bisnis yang bergerak di bidang jasa

akomodasi dalam bentuk Rumah Guest House. Sebagai ibu kota Provinsi

Kalimantan Timur dan juga kota jasa, tentu banyak pengunjung yang

datang ke Kota Samarinda, mulai sekadar mengunjungi sanak keluarga,

berwisata, menjalin mitra bisnis, hingga pengembangan dan pertumbuhan

bisnis.

Namun dalam perkembangannya peluang bisnis semacam ini

ternyata melahirkan beberapa perbedaan persepsi terutama terkait

dengan pengurusan izin dan pungutan pajak, karenanya guest house

seakan memproklamirkan diri sebagai sebuah jalan tengah dalam bisnis

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 1
di bidang jasa akomodasi namun dalam lingkup yang lebih sederhana

bukan dikategorikan sebagai hotel, dan bukan juga dikategorikan kos

dengan durasi waktu waktu inap/kontrak dengan rentang bulanan dan

dalam tempo yang cukup lama, tetapi bukan juga masuk kategori

homestay.

Perbedaan persepsi tersebut juga melahirkan perbedaan

pandangan diantara pemerhati dan pelaku usaha hotel dan restoran

terhadap pelaku usaha rumah guest house yang memandang

penggunaan istilah guest house sebagai marketing business strategy

semata. Meskipun ada pandangan bahwa penggunaan istilah tersebut

juga diiringi dengan adanya upaya tersembunyi untuk menghindari pajak

kategori hotel, baik hotel berbintang maupun hotel non-bintang.

Permasalahan lain, di Kota Samarinda terdapat beberapa usaha

bisnis rumah tinggal yang dijadikan dan/atau alih fungsi menjadi Rumah

Guest House dan tidak memberikan konstribusi pendapatan bagi Kota

Samarinda serta belum adanya regulasi yang mengatur hal tersebut,

maka diperlukan suatu aturan yang mengatur dan mengawasi

keberadaan rumah guest House tersebut, sehingga diperlukan suatu

peraturan untuk mengatur hal tersebut dalam bentuk perizinan.

Pada sisi lain, kehadiran rumah guest house dipandang mendukung

dan membantu dunia bisnis dan pariwisata, termasuk di Kota Samarinda.

Sebagai pusat akses menuju sejumlah daerah di Kalimantan Timur,

khususnya menuju wilayah timur seperti Bontang dan Kutai Timur bahkan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 2
Berau, serta akses ke wilayah Barat yakni Kutai Kartanegara, Kutai Barat,

dan Mahakam Ulu.

Berdasarkan sejumlah pemberitaan media massa di Kalimantan

Timur dan informasi dari sejumlah pihak terkait, terdapat sejumlah

permasalahan yang harus segera diberikan solusi berkenaan dengan

keberadaan rumah guest house yang pada sisi lain memberi keuntungan

dalam peningkatan kualitas dan kuantitas jasa dan bisnis di Kota

Samarinda. Permasalahan rumah guest house tersebut diantaranya:

1) Definisi, pemahaman, dan batasan.

2) Kategori akomodasi dan pelayanan yang diberikan.

3) Persyaratan dan proses perizinan.

4) Perhitungan pungutan retribusi dan perpajakan.

5) Kebijakan Publik yang berprinsip pada Good Government.

6) Kepastian Hukum dalam berusaha dan berinvestasi.

Berdasarkan permasalahan tersebut yang menjadi pertimbangan

dan pemikiran, maka kajian akademik ini memberikan kejelasan

pemahaman, perspektif dan memberi solusi atas sejumlah permasalahan

utama di atas. Untuk itu, sebagai langkah awal untuk menerbitkan

Peraturan Daerah Tentang Rumah Guest House di Kota Samarinda, di

susun naskah akademik ini sesuai dengan perspektif akademis sebagai

suatu lembaga yang memiliki pandangan yang independen dan

bertanggung jawab.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 3
B. Identifikasi Masalah

Berdasar uraian pada latar belakang di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah pada perumusan dan kajian akademik untuk

Peraturan Daerah Kota Samarinda tentang Perizinan Rumah Guest

House sebagai berikut:

1. Bagaimana isu dan fenomena bisnis akomodasi dalam bentuk

rumah guest house di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur?

2. Bagaimana bentuk dan batasan pelayanan rumah guest house di

Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur?

3. Bagaimana persyaratan dan proses perizinan rumah guest house

di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur?

4. Apa saja yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis,

sosiologis, dan yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah

Kota Samarinda Tentang Perizinan Rumah Guest House.

C. Tujuan dan Kegunaan Kajian Akademik

Kajian Akademik ini bertujuan untuk melakukan analisa sebagai

landasan ilmiah untuk penyusunan Naskah Akademik (NA) Rancangan

Peraturan Daerah Kota Samarinda Tentang Perizinan Rumah Guest

House sebagai upaya penyamaan persepsi dan konsep dari rumah guest

house sebagai pendukung Kota Samarinda sebagai kota bisnis dan jasa

menuju Samarinda sebagai kota metropolitan.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 4
Adapun tujuan kajian akademik untuk Naskah Akademik (NA)

Rancangan Peraturan Daerah Kota Samarinda Tentang Perizinan Rumah

Guest House ini adalah:

1. Mengidentifikasi isu dan fenomena bisnis akomodasi dalam bentuk

rumah guest house di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

2. Merumuskan dan menemukan alternatif pengaturan

penyelenggaraan rumah guest house di Kota Samarinda Provinsi

Kalimantan Timur.

3. Merumuskan persyaratan dan proses perizinan rumah guest house

di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

4. Merumuskan bahan pertimbangan atau landasan filosofis,

sosiologis, dan yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah

Kota Samarinda Tentang rumah guest house di Kota Samarinda

Provinsi Kalimantan Timur.

Selain tujuan, kajian akademik ini memiliki kegunaan atau manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kota Samarinda

a. Dapat memberikan pemahaman kepada para pihak

(stakeholders) pengambil kebijakan tentang Perizinan

Rumah Guest House di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan

Timur.

b. Dapat memberikan kerangka hukum (legal framework) bagi

perumusan ketentuan dan pasal-pasal dari Peraturan Daerah

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 5
Kota Samarinda Tentang Perizinan Rumah Guest House di

Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

2. Bagi Masyarakat Kota Samarinda

a. Diharapkan dapat menjadikan aturan/pedoman ini sebagai

dasar penataan dan mengembangkan pola harmonisasi

pembangunan dengan pengaturan Perizinan Rumah Guest

House di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur di

lingkungan masyarakat.

b. Mendukung dan menjadi mitra pemerintah dalam

melaksanakan pengaturan Perizinan Rumah Guest House

di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur secara

seksama dan penuh kesadaran sehingga tercipta

harmonisasi bisnis dan investasi.

3. Bagi Pelaku Bisnis Rumah Guest House

a. Memberi jaminan birokrasi perizinan yang pasti, mudah, dan

murah.

b. Memberikan kepastian definisi, ruang lingkup pelayanan,

dan batasan pelayanan.

c. Memberikan kejelasan jumlah retribusi dan pajak yang harus

dibayar kepada Pemerintah Kota Samarinda sebagai

sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 6
4. Bagi Multi Stakeholders

a. Menjadi dasar pengambilan kebijakan Perizinan Rumah

Guest House di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

b. Sebagai dasar hukum Perizinan Rumah Guest House di

Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

c. Menjadi dasar hukum bagi Pemerintah Kota Samarinda

dalam menyusun kebijakan Perizinan Rumah Guest House

di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

D. Metode Penyusunan Kajian Akademik

1. Jenis Pengkajian

Penyusunan kajian akademik ini bersifat kualitatif, yang didasarkan

pada data (bahan hukum dan informasi). Penyusunan kajian akademik ini

lebih mengacu pada data yang bukan dalam bentuk angka (kuantitatif).

Menurut Denzin & Lincoln “Para peneliti kualitatif menekankan sifat

realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti

dengan subjek yang diteliti, dan tekanan situasi yang membentuk

penyelidikan. Para peneliti semacam ini mementingkan sifat penyelidikan

yang sarat (penuh) nilai. Mereka mencari jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang menyoroti cara munculnya pengalaman sosial sekaligus

perolehan maknanya”1. Sedangkan karakteristik dari penulisan kajian

akademik ini ialah studi literatur dan kepustakaan dengan analisis

terhadap fenomena sosial yang diperoleh. Dilihat dari sifat tujuan

1
Denzin & Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 7
penulisan, maka kajian akademik ini termasuk dalam penulisan yang

bersifat deskriptif.

Dimana menurut Neuman sebagai “Research in which the primary

purpose is to “paint a picture” using words or numbers and to present a

profile, a classification of types, or an outline of steps to answer questions

such as who, when, where, and how”2 atau penelitian dengan tujuan

utama “menggambarkan sebuah gambar” menggunakan kata-kata atau

angka dan untuk menyajikan satu profil, suatu klasifikasi dari jenis, atau

suatu garis besar tahapan untuk menjawab pertanyaan seperti siapa,

ketika, dimana, dan bagaimana.

2. Metode Pengkajian

Penyusunan Kajian Akademik bahan utama Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Kota Samarinda Tentang Perizinan Rumah

Guest House di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur ini dilakukan

dengan menggunakan metode yuridis normatif, yang di perkuat dengan

penelitian lapangan, baik observasi dan wawancara.

Dimana kajian di awali dengan kajian dan telaah normatif atau

penelaahan terhadap peraturan perundang-undangan (normatif) yang

dilanjutkan dengan observasi yang mendalam berkenaan dengan

perizinan rumah guest house, serta diskusi kelompok untuk

mendapatkan data faktor non hukum yang terkait dan yang berpengaruh

terhadap peraturan perundang-undangan yang dikaji.

2
Neuman, W.L. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach,
6th ed. Boston. Allyn and Bacon.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 8
3. Kajian Yuridis Normatif

Kajian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif disebut juga

penelitian hukum doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini, hukum

dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-

undangan (Law In Books) atau hukum dikonsepsikan sebagai kaidah atau

norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap

pantas. Oleh karena itu sebagai sumber datanya hanya data sekunder,

yang terdiri dari:

1) Bahan hukum primer, bahan-bahan hukum yang mengikat yaitu

peraturan perundang-undangan. Adapun peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan Perizinan Rumah Guest House

di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, adalah sebagai

berikut:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1956

Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi

Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Dan Kalimantan

Timur;

c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002

Tentang Bangunan Gedung;

d) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah;

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 9
e) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang;

f) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan;

g) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

h) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

i) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011

Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman;

j) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011

Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

k) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah;

l) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015

Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

m) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan;

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 10
n) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman;

o) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan

Pemukiman;

p) Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Republik

Indonesia Nomor PM86/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata

Cara Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi

q) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik

Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang

Standar Usaha Hotel

r) Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Standar Usaha

Pondok Wisata

s) Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2015 Tentang Standar Usaha Motel

t) Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2009

tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan di Kota

Samarinda;

u) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2015

tentang Penyelenggaraan Rumah Kos bahwa Rumah Kos.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan perundang-

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 11
undangan, hasil penelitian, pendapat para pakar hukum, makalah,

dan jurnal ilmiah serta data statistik.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder, antara lain: kamus (hukum), kamus bahasa

Indonesia, ensiklopedia, artikel-artikel pada media elektronik

online.

Penelitian hukum normatif sepenuhnya menggunakan data

sekunder, agar lebih tajam dan lebih kompleks maka data sekunder

tersebut di dukung dengan penelitian lapangan.

4. Teknik Analisis Bahan Hukum

Penyusunan kajian akademik ini diawali dengan pengumpulan data,

bahan hukum dan informasi yang berkaitan dengan pokok permasalahan

yang dibahas. Kemudian, data bahan hukum dan informasi yang telah

terkumpul tersebut dianalisis untuk digunakan dalam pemecahan

terhadap masalah yang dibahas dalam penyusunan Naskah Akademik

dan Raperda.

Analisis yang digunakan dalam kajian akademik ini adalah deskriptif-

analitis. Dalam penyusunan naskah ini meliputi:

1) Mendeskripsikan, mengidentifikasi dan menganalisis tentang

pelaksanaan dari peraturan tentang pembentukan peraturan

perundang- undangan;

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 12
2) Menganalisis urgensi pembentukan peraturan daerah tentang

Perizinan Rumah Guest House di Kota Samarinda Provinsi

Kalimantan Timur; dan

3) Menawarkan gagasan kongkrit dan solutif mengenai konsep

pembentukan peraturan perundang-undangan yang efektif sebagai

sarana mendorong terwujudnya peraturan daerah tentang Perizinan

Rumah Guest House di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur

yang mampu untuk mewujudkan tujuan dan fungsi hukum.

>>>*<<<

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 13
Bab II
Kajian Teoritis dan Praktis Empiris

Pada bab ini, tim kajian akademik tentang Perizinan Rumah Guest

House menjelaskan secara teoritik dan memadukan dengan fakta empiris

secara sosiologis yang pada umumnya berlandaskan pada yuridis

normatif. Kondisi tersebut terjadi mengingat dalam realitas sosial

kehidupan bermasyarakat di atur oleh sejumlah peraturan perundang-

undangan dan mekanisme pasar yang memberikan peluang bisnis.

A. Kajian Teoritis

Pada sub bab ini, tim kajian akademik menampilkan sejumlah teori

dan informasi yang berkenaan dengan konsep perizinan dan rumah guest

house secara teoritik.

1. Perizinan

1.1. Pengertian Perizinan

Memperhatikan kamus istilah hukum, izin (vergunning) dijelaskan

sebagai perkenaan/izin dari pemerintah yang disyaratkan untuk

perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawasan khusus, tetapi

yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali

tidak dikehendaki.3

3
HR,Ridwan. 2006. Hukum Administrasi Negara. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal.198

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 14
Beberapa ahli, mengartikan perizinan dengan sudut pandang yang

berbeda-beda antara satu dengan lain. Adapun pengertian izin menurut

para ahli adalah sebagai berikut:

a) E. Utrecht mengartikan vergunning sebagai berikut : Bila pembuat

peraturan umumnya tidak melarang suatu perbuatan, tetapi masih

juga memperkenankannya asal saja diadakan secara yang

ditentukan untuk masing-masing hal konkret, keputusan

administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut

bersifat suatu izin (vergunning).4

b) N.M. Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, izin merupakan suatu

persetujuan dan penguasa berdasarkan undang-undang atau

peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang

dari ketentuan larangan perundang-undangan (izin dalam arti

sempit).5

c) Bagir Manan mengartikan izin dalam arti luas , yang berarti suatu

persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-

undangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan atau

perbuatan tertentu yang secara umum dilarang.6

d) Ateng Syarifudin mengatakan bahwa izin bertujuan dan berarti

menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh, atau

4
E. Utrecht. Pengantar dalam Hukum Indonesia. (Jakarta: Ichtiar 1957), Hal. 187 dalam Andrian
Sutedi. 2010. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik. Jakarta. Sinar Grafika. Hal 167
5
Helmi. 2012. Hukum Perizinan Lingkungan Hidup. Jakarta Sinar Grafika. Hal 77 mengutip Philipus
M. Hadjon. 1993. Pengantar Hukum Perizinan. Surabaya: Yuridika. Hal 2-3
6
Bagir Manan. Ketentuan-Ketentuan Mengenai Pengaturan Penyelenggaraan Hak Kemerdekaan
Berkumpul Ditinjau dari Perspektif UUD 1945. Makalah ini tidak dipublikasikan. Jakarta. 1995. Hal 8 dalam
Andrian Sutedi. 2010. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik. Jakarta. Sinar Grafika. Hal. 170

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 15
Als opheffing van een algemene verbodsregel in het concrete

geval, (sebagai peniadaan ketentuan larangan umum dalam

peristiwa konkret).7

1.2. Tujuan Perizinan

Adapun tujuan perizinan, hal ini tergantung pada kenyataan konkret

yang dihadapi. Meskipun demikian, secara umum dapatlah disebutkan

sebagai berikut:

a. Keinginan mengarahkan (mengendalikan) aktivitas tertentu;

b. Mencegah bahaya bagi lingkungan;

c. Keinginan melindungi objek-objek tertentu;

d. Hendak membagi benda-benda yang sedikit;

e. Pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas,

dimana pengurus harus memenuhi syarat tertentu.8

1.3. Unsur Perizinan

Berdasarkan sejumlah pengertian perizinan, terdapat beberapa

unsur perizinan diantaranya:

a) Instrument Yuridis

Dalam Negara hukum modern tugas, kewenangan pemerintah

tidak hanya sekadar menjaga ketertiban dan keamanan (rust en

7
Ateng Syafrudin. Perizinan untuk Berbagai Kegiatan, Makalah tidak dipublikasikan, hal. 1 dikutip
pada skripsi M. Panca Kurniawan. 2016. Kewenangan Badan Penanaman Modal Dan Perizinan (BPMP) Kota
Bandar Lampung Dalam Mengeluarkan Izin Di Bidang Kepariwisataan. (Universitas Lampung
(http://digilib.unila.ac.id/)
8
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat. 2009. Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan
Pelayanan Publik. Bandung. Hal. 218

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 16
orde), tetapi juga mengupayakan kesejahteraan umum

(bestuurszorg). Tugas dan kewenangan pemerintah untuk menjaga

ketertiban dan keamanan merupakan tugas klasik yang sampai kini

masih tetap dipertahankan. Dalam rangka melaksanakan tugas ini

kepada pemerintah diberikan wewenang dalam bidang

pengaturan, yang dari fungsi pengaturan ini muncul beberapa

instrumen yuridis untuk menghadapi peristiwa individual dan

konkret, yaitu dalam bentuk ketetapan. Salah satu wujud dari

ketetapan ini adalah izin. Berdasarkan jenis-jenis ketetapan, izin

termasuk sebagai ketetapan yang menimbulkan hak baru yang

sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang yang namanya tercantum

dalam ketetapan itu. Dengan demikian, izin merupakan instrumen

yuridis dalam bentuk ketetapan yang bersifat konstitutif dan yang

digunakan oleh pemerintah untuk menghadapi atau menetapkan

peristiwa konkret.

b) Peraturan Perundang-undangan

Salah satu prinsip dalam Negara hukum adalah welmatigheid van

bestuur atau pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-

undangan. Dengan kata lain, setiap tindakan hukum pemerintah,

baik dalam menjalankan fungsi pengaturan maupun fungsi

pelayanan, harus didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh

peraturan perundang-undangan.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 17
c) Organ Pemerintah

Organ pemerintah adalah organ yang menjalankan urusan

pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

Menurut Sjachran Basah, dari penelusuran berbagai ketentuan

penyelenggara pemerintahan dapat diketahui bahwa mulai dari

Administrasi Negara tertinggi (Presiden) sampai dengan

Administrasi Negara terendah (lurah) berwenang memberikan izin.

Ini berarti terdapat aneka ragam Administrasi Negara (termasuk

instansinya) pemberi izin, yang didasarkan pada jabatan yang

dijabatnya baik di tingkat pusat maupun daerah.

d) Peristiwa Konkret

Disebutkan bahwa izin merupakan instrumen yuridis yang

berbentuk keputusan, yang digunakan oleh pemerintah dalam

menghadapi peristiwa konkret dan individual.

e) Prosedur dan persyaratan

Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur

tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Di

samping harus menempuh prosedur tertentu, pemohon izin juga

harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan

secara sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 18
persyaratan perizinan itu berbeda-beda tergantung jenis izin,

tujuan izin, dan instansi pemberi izin. 9

1.4. Sifat Izin

Pada dasarnya izin merupakan keputusan pejabat/badan tata usaha

negara yang berwenang, yang memiliki sifat diantaranya:

a) Izin bersifat bebas, adalah izin sebagai keputusan tata usaha

negara yang penerbitannya tidak terikat pada aturan dalam hukum

tertulis serta organ yang berwenang dalam izin memiliki kadar

kebebasan yang besar dalam memutuskan pemberian izin.

b) Izin bersifat berikat, adalah izin sebagai keputusan tata usaha

negara yang penerbitannya terikat pada aturan dan hukum tertulis

serta organ yang berwenang dalam izin kadar kebebasannya dan

wewenangnya tergantung pada kadar sejauh mana peraturan

perundang-undangan mengaturnya.

c) Izin yang bersifat menguntungkan, adalah izin yang mempunyai

sifat menguntungkan pada yang bersangkutan, yang berarti yang

bersangkutan diberikan hak-hak atau pemenuhan tuntutan yang

tidak akan ada tanpa keputusan tersebut.

d) Izin yang bersifat memberatkan, adalah izin yang memberikan

beban kepada orang lain atau masyarakat di sekitarnya dan

mengandung unsur-unsur memberatkan dalam bentuk ketentuan-

ketentuan yang berkaitan padanya.

9
Loc. cit.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 19
e) Izin yang segera berakhir, adalah izin yang menyangkut tindakan-

tindakan yang akan segera berakhir atau izin yang masa

berlakunya relatif pendek.

f) Izin yang berlangsung lama, adalah izin yang menyangkut

tindakan-tindakan yang berakhirnya/masa berlakunya relatif lebih

lama.

g) Izin yang bersifat pribadi adalah, izin yang isinya tergantung pada

sifat/kualitas pribadi dan pemohon izin.

h) Izin yang bersifat kebendaan, adalah izin yang isinya tergantung

pada sifat dan objek izin.10

2. Rumah Guest House

Pada dasarnya, Guest House (pondok tamu) dijelaskan dalam

dokumen Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2020

yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional termasuk ke dalam

Kategori huruf I yakni penyediaan akomodasi dan penyediaan makan

minum dengan kode 5519 penyediaan akomodasi jangka pendek lainnya

yang mencakup usaha penyediaan akomodasi.

Agar dalam kajian akademik ini memberikan kesamaan persepsi

dan perspektif, maka di bawah ini diuraikan pengertian atau definisi

Rumah Guest House dan perbedaannya dengan jenis akomodasi lain,

baik yang bersumber dari para pakar akademisi dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Hal tersebut menjadi

10
Andrian Sutedi. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik. Jakarta. Sinar Grafika. Hal 173-
175

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 20
penting karena kajian ini merupakan kajian akademik mengenai Perizinan

Rumah Guest House.

2.1. Pengertian Rumah Guest House

Berdasarkan sejumlah referensi akademis dan dari sejumlah media

daring (online) diperoleh sejumlah variasi definisi yang tidak jauh

berbeda. Hal tersebut dapat diperhatikan dan dipahami dari beberapa

definisi yang tersaji.

Menurut Senarai Padanan Asing Indonesia (SPAI) bahwa pada

ranah properti, hotel dan pariwisata istilah serta bentuk bahasa asing

guest house dalam padanan Bahasa Indonesia berarti Wisma Tamu.11

Sedangkan menurut KBBI Online, kata wisma sebagai kata benda berarti

(1) bangunan untuk tempat tinggal kantor dan sebagainya, (2) kumpulan

rumah, kompleks perumahan, dan permukiman.12

Terdapat sedikit perbedaan dari dokumen di atas, bahwa dalam

uraian Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2020

yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional menyebutkan guest

house sebagai pondok tamu. Kata pondok digunakan agar selaras

dengan istilah induknya yakni pondok wisata. Sehingga dapat dipahami

bahwa guest house tidak termasuk klasifikasi hotel. Meskipun berbeda

intinya tetap sama, yakni sebuah tempat tinggal bagi tamu untuk

sementara waktu.13

11
Senarai Padanan Asing Indonesia (SPAI). https://spai.kemdikbud.go.id/
12
KBBI Online. https://kbbi.kemdikbud.go.id/
13
Dikutip dari Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2020

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 21
Jika dari sudut pandang pemerhati perkembangan properti, bahwa

Sopian memberikan pemahaman mengenai Guest House sebagai

sebuah jenis penginapan yang dapat dikelola secara pribadi maupun oleh

sebuah perusahaan.14 Serupa diberikan oleh Panca sebagai sejenis

fasilitas akomodasi, baik milik perorangan maupun perusahaan, yang

diperuntukkan khusus tamu hendak menginap.15 Guest house juga dapat

berupa rumah pribadi yang dikonversi untuk kepentingan tamu. Di

beberapa tempat di dunia, guest house biasanya sebagai akomodasi

yang tersedia bagi pengunjung yang tidak memiliki kerabat lokal untuk

tinggal bersama.

Berdasarkan kedua pemahaman tersebut, maka dapat disimpulkan

secara sederhana bahwa guest house adalah sebuah tempat inap sejenis

penginapan yang biasanya dimiliki oleh individu secara perorangan atau

dimiliki oleh sebuah perusahaan untuk menginapkan tamu perusahaan

tersebut. Untuk kepemilikan oleh suatu perusahaan, dapat dipahami

bahwa ada kemungkinan tamu perusahaan yang menginap di guest

house yang dimiliki tidak dipungut biaya atau bisa saja bersifat tidak untuk

komersil.

Law insider, sebuah situs penelitian hukum berperingkat teratas

untuk kontrak, klausul, dan persyaratan yang ditentukan, dan selalu

14
Sopian (2020:1)
15
Panca, Anang (2020:1). Jangan Keliru Menginap, Ini Beda Guest House dan Hotel.
https://penginapan.net/beda-guest-house-dan-hotel-tarif-fasilitas/. Di akses 13 November
2020.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 22
diperbarui setiap hari. Melalui laman resmi lawinsider.com16 diakses 13

November 2020 menampilkan beberapa definisi mengenai istilah guest

house dan sejumlah ciri spesifiknya, antara lain:

1) Guest house yang dalam bahasa Indonesia berarti rumah tamu

juga merupakan penginapan yang dapat di katakan sebagai versi

mini dari hotel. Beberapa bahkan ada yang menyediakan sarapan

dan fasilitas lain mirip seperti hotel.

2) Guest house merupakan bentuk penginapan berupa rumah biasa,

yang sebagian kamar-kamarnya disewakan kepada tamu.

3) Biasanya, pemilik guest house ada yang tinggal di bangunan yang

sama.

4) Guest house merupakan tipe penginapan berbentuk rumah yang

menyediakan kamar untuk disewakan secara harian atau bulanan.

Guest house ini serupa dengan kosan namun kosan biasanya

identik dengan penghuni yang berstatus mahasiswa atau pelajar.

Untuk guest house sendiri biasanya diperuntukkan bagi wisatawan

atau tamu undangan di acara tertentu. Pada guest house juga

terdapat fasilitas yang digunakan untuk menunjang aktivitas

penghuni guest house, antara lain AC, TV, kamar mandi, lemari,

tempat tidur dan fasilitas lainnya di kamar tidur. Selain fasilitas

pribadi di kamar tidur tersebut juga terdapat fasilitas umum yang

digunakan secara bersama-sama seperti dapur, ruang keluarga,

16
Law Insider. http:/lawinsider.com

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 23
ruang makan dan sebagainya. Guest house dapat menjadi

akomodasi komersial dengan minimal 9 dan maksimal 20 tempat

tidur yang tersedia untuk tamu dan dilakukan dalam hal izin

perencanaan yang sah atau persetujuan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Kota atau otoritas kompeten lainnya dalam hal

undang-undang perencanaan yang berlaku.

5) Guest house tidak lebih dari 800 kaki persegi; yang menyediakan

satu tempat parkir selain yang diperlukan untuk tempat tinggal satu

keluarga, dan terletak di sebidang tanah setidaknya sembilan ribu

(9.000) kaki persegi yang berisi satu (1) atau lebih unit hunian.

Berdasarkan sejumlah definisi yang dirilis lembaga law Insider di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri dari sebuah guest house, yakni:

1) Berupa rumah biasa, yang sebagian kamar disewakan kepada

tamu.

2) Versi mini dari hotel.

3) Beberapa ada yang menyediakan sarapan dan fasilitas lain mirip

seperti hotel.

4) Pemilik ada yang tinggal di bangunan yang sama.

5) Disewakan secara harian atau bulanan.

6) Diperuntukkan bagi wisatawan atau tamu undangan di acara

tertentu, berbeda dengan kosan yang identik mahasiswa atau

pelajar.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 24
7) Ada fasilitas khusus tamu seperti AC, TV, kamar mandi, lemari,

tempat tidur dan fasilitas lainnya di kamar tidur. Namun juga ada

fasilitas umum yang digunakan secara bersama-sama seperti

dapur, ruang keluarga, ruang makan dan sebagainya.

8) Terdapat minimal 9 dan maksimal 20 tempat tidur.

9) Bangunan tidak lebih dari 800 kaki persegi atau 243 meter persegi;

pada sebidang tanah setidaknya sembilan ribu (9.000) kaki persegi

yang berisi satu (1) atau lebih unit hunian.

2.2. Perbedaan Rumah Guest House Dengan Jenis Penginapan

Lain, Terutama Hotel.

Mengacu pada dokumen Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia (KBLI) tahun 2020 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik

Nasional mengenai berbagai jenis akomodasi meliputi Hotel Bintang dan

Hotel Melati, Homestay (Pondok Wisata), Penginapan Remaja (Youth

Hostel), Bumi Perkemahan, Persinggahan Karavan, dan Taman Karya,

Vila, Apartemen Hotel atau Kondominium Hotel (kondotel), Kosan,

Bungalo, Cottage, Motor Hotel (Motel), Guest House (Pondok Tamu) dan

lainnya termasuk losmen dan asrama seperti asrama haji.17

1) Hotel mengacu pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013

tentang Standar Usaha Hotel bahwa Usaha Hotel adalah usaha

penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu

17
Dikutip dari Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2020

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 25
bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan

dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara

harian dengan tujuan memperoleh keuntungan18.

2) Motor Hotel (Motel). Menurut Peraturan Menteri Pariwisata

Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Standar Usaha

Motel, Pasal 1 menyebutkan bahwa Usaha Motel adalah usaha

penyediaan akomodasi secara harian dan/atau sekurang-

kurangnya 6 (enam) jam berupa kamar-kamar yang dilengkapi

fasilitas parkir yang menyatu dengan bangunan, dilengkapi fasilitas

makan dan minum, dan berlokasi di sepanjang jalan utama dengan

tujuan memperoleh keuntungan19.

3) Homestay (Pondok Wisata). Peraturan Menteri Pariwisata Dan

Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang

Standar Usaha Pondok Wisata bahwa pada pasal 1 menyebutkan

Usaha Pondok Wisata adalah penyediaan akomodasi berupa

bangunan rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan

dimanfaatkan sebagian untuk disewakan dengan memberikan

kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam

kehidupan sehari-hari pemiliknya20.

18
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel
19
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2015 Tentang
Standar Usaha Motel
20
Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 Tentang Standar Usaha Pondok Wisata

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 26
4) Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia

Nomor PM86/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran

Usaha Penyediaan Akomodasi, pada Pasal 1 menyebutkan

bahwa:21

a. Bumi perkemahan adalah penyediaan akomodasi di alam

terbuka dengan menggunakan tenda.

b. Persinggahan karavan adalah penyediaan tempat untuk

kendaraan yang dilengkapi fasilitas menginap di alam terbuka

dapat dilengkapi dengan kendaraannya.

c. Vila adalah penyediaan akomodasi berupa keseluruhan

bangunan tunggal yang dapat dilengkapi dengan fasilitas,

kegiatan hiburan serta fasilitas lainnya.

5) Kos-Kosan. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun

2015 tentang Penyelenggaraan Rumah Kos bahwa Rumah Kos

adalah rumah yang dimiliki oleh perorangan yang diselenggarakan

dengan tujuan komersial yaitu penyediaan jasa menawarkan

kamar untuk tempat hunian dengan sejumlah pembayaran22.

6) Dokumen Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)

tahun 2020 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional,

menyebutkan:23

21
Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia Nomor
PM86/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi
22
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Rumah Kos
23
Loc.cit

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 27
a. Youth Hostel (Penginapan Remaja). Jasa penginapan yang

biasanya digunakan wisatawan sebagai akomodasi dapat

berupa ruangan/kamar yang dapat digunakan bermalam

bersama-sama (sharing room) atau sendiri dalam rangka

kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi,

memperluas pengetahuan/pengalaman, dan perjalanan.

b. Vila. Jasa pelayanan penginapan bagi umum yang

merupakan rumah-rumah pribadi yang khusus disewakan

kepada wisatawan berikut fasilitasnya dan dikelola sendiri

oleh pemiliknya.

c. Apartemen Hotel. Jasa pelayanan penginapan bagi umum

yang mengelola dan memfungsikan apartemen sebagai hotel

untuk tempat tinggal sementara, dengan perhitungan

pembayaran sesuai ketentuan. Misalnya apartemen

hotel/kondominium hotel (apartel/kondotel).

7) Secara spesifik dalam ranah sosiologis dan yuridis, kajian

akademik ini bermaksud menjelaskan perbedaan mendasar antara

Hotel dan Guest House. Berdasarkan definisi guest house dan

hotel yang telah di uraikan di atas, maka perbedaan hotel dan

guest house dapat di uraikan pada tabel di bawah ini:

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 28
Tabel1. Perbedaan Hotel dan Guest House

Hotel Guest House


Terdapat Klasifikasi Bintang dan
Non Bintang, yang ditentukan
dengan sejumlah indikator Tidak ada pengklasifikasian
pelayanan dan sarana prasarana
penunjang layanan.
Tarif hotel cenderung lebih mahal,
Tarif guest house bisa dikatakan
meski ada juga yang murah relatif lebih murah
Hotel lebih cocok untuk pelancongGuest house cocok sebagai
yang menginginkan penginapan tempat bermalam tamu keluarga
eksklusif dan privasi atau rombongan
Fasilitas di dalam kamar
Tergantung tipe kamar, fasilitas
cenderung sederhana, sedangkan
yang disediakan hotel biasanya
TV, dapur, dan ruang tamu
lebih komplet
merupakan fasilitas bersama
Hotel memiliki staf dan karyawan
Jadwal kehadiran staf guest house
yang akan hadir selama 24 jam lebih terbatas
Reservasi atau check-in dapat Check-in biasanya harus dengan
dilakukan kapan saja janji sebelumnya
Guest house ada yang
Hotel menawarkan sewa per
menyewakan per kamar dan ada
kamar
juga satu rumah penuh
Sumber data : Panca 2020:1

3. Perizinan Rumah Guest House

Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam

penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus

memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung, serta

harus diselenggarakan secara tertib.Undang-undang tentang Bangunan

Gedung mengatur fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan

gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk hak dan

kewajiban pemilik dan pengguna bangunan gedung pada setiap tahap

penyelenggaraan bangunan gedung, ketentuan tentang peran

masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketentuan peralihan,

dan ketentuan penutup.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 29
Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh

asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian

bangunan gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat

yang berperikemanusiaan dan berkeadilan. Masyarakat diupayakan untuk

terlibat dan berperan secara aktif bukan hanya dalam rangka

pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung untuk kepentingan

mereka sendiri, tetapi juga dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan

bangunan gedung dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung pada

umumnya.

Sebagaimana yang diatur dalam Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung Pasal 5

Ayat (1) menyatakan bahwa salah satu bangunan gedung berfungsi

sebagai hunian dan bangunan gedung usaha24. Jika dilihat dari bunyi

Pasal tersebut diatas, seyogyanya setiap bangunan gedung dapat

dijadikan bangunan gedung yang fungsinya untuk usaha, tetapi untuk

bisa memanfaatkan fungsi bangunan gedung itu menjadi usaha haruslah

sesuai dengan lokasi peruntukan sebagaimana yang diatur dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang

Bangunan Gedung Pasal 6 Ayat (1)25 yakni diatur dalam perda berkaitan

dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. Selain diatur dalam perda yang

berkaitan dengan RTRW, fungsi bangunan gedung untuk usaha juga

dicantumkan dalam izin mendirikan bangunan sebagaimana yang

24
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung Pasal 5 Ayat (1)
25
Ibid. Pasal 6 Ayat (1)

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 30
terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2002 tentang Bangunan Gedung Pasal 6 ayat (2)26. Dan apabila terjadi

perubahan fungsi bangunan gedung sebagaimana yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Pasal

5 Ayat (1)27, maka bangunan gedung itu haruslah mendapatkan

persetujuan dan penetapan kembali oleh pemerintah daerah. Berkaitan

dengan perizinan rumah guest house, tidak boleh terlepas dari fungsi

utama dari dari bangunan gedung yang diperuntukkan sebagai rumah

guest house. Jika bangunan gedung awalnya adalah bangunan gedung

yang berfungsi sebagai hunian berubah fungsi menjadi bangunan gedung

usaha, maka wajib melaporkan perubahan fungsi bangunan gedung

tersebut kepada Pemerintah Kota Samarinda.

Pada kajian akademik tentang perizinan rumah guest house, selain

mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2002 Tentang Bangunan Gedung, kajian akademi kini juga mengacu

pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Pemukiman Pasal 21 Ayat (1) huruf a

menyatakan bahwa jenis rumah jika dilihat dari pembangunan dan

penghunian meliputi rumah komersial yang mana tujuan

diselenggarakannya rumah komersial ini adalah untuk mendapatkan

keuntungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat 28. Kemudian Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan

26
Ibid. Pasal 6 ayat (2)
27
Ibid. Pasal 5 Ayat (1)
28
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Pemukiman Pasal 21 Ayat (1) huruf a

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 31
dan Kawasan Pemukiman Pasal 31 Ayat (1)29 menyatakan bahwa

pemerintah diwajibkan memberikan kemudahan alam hal perizinan bagi

siapapun yang mengajukan rencana pembangunan rumah.

Banyaknya rumah guest house di Kota Samarinda, juga tidak lepas

dari usaha Pemerintah Kota Samarinda untuk menarik wisatawan baik

yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri untuk datang ke Kota

Samarinda dengan tujuan wisata maupun mengekplorasi berbagai

macam wisata alam dan wisata budaya yang ada di Kota Samarinda.

Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2009 tentang

Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan di Kota Samarinda membawa

harapan bagi usaha rumah guest house. Tetapi bukan berarti dengan

adanya aturan ini setiap usaha yang bergerak dibidang penyedia

akomodasi khususnya perizinan rumah guest house bisa mengurus

perizinan. Hal ini dikarenakan belum adanya aturan yang secara khusus

mengatur perizinan guest house itu sendiri. Kajian akademik ini dibuat

guna memberikan gambaran berkaitan dengan Proses Perizinan Rumah

Guest House yang sesuai dengan aturan yang berlaku dan diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Kajian terhadap Azas/Prinsip Perizinan Rumah Guest House

Mengenai Prinsip Perizinan Rumah Guest House itu sendiri jika

dikaitkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2002 tentang Bangunan Gedung dimanfaatkan sebagai bangunan

29
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 32
gedung usaha, maka bangunan gedung yang berfungsi sebagai usaha

haruslah memberikan jaminan berupa kepastian dan ketertiban hukum

dalam penyelenggaraan bangunan gedung serta dilandasi oleh asas

kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan

gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang

berperikemanusiaan dan berkeadilan.

Selain itu, perizinan Rumah Guest House juga erat kaitannya

dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011

tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman yang

mana dalam Kebijakan umum pembangunan perumahan diarahkan

untuk:30

a. memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau

dalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung prasarana,

sarana, dan utilitas umum secara berkelanjutan serta yang mampu

mencerminkan kehidupan masyarakat yang berkepribadian

Indonesia;

b. ketersediaan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan untuk

pemenuhan kebutuhan rumah, perumahan, permukiman, serta

lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan;

c. mewujudkan perumahan yang serasi dan seimbang sesuai dengan

tata ruang serta tata guna tanah yang berdaya guna dan berhasil

guna;

30
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 33
d. memberikan hak pakai dengan tidak mengorbankan kedaulatan

negara; dan

e. mendorong iklim investasi asing.

Sejalan dengan arah kebijakan umum tersebut, penyelenggaraan

perumahan dan permukiman, baik di daerah perkotaan yang

berpenduduk padat maupun di daerah perdesaan yang ketersediaan

lahannya lebih luas perlu diwujudkan adanya ketertiban dan kepastian

hukum dalam pengelolaannya. Pemerintah dan pemerintah daerah perlu

memberikan kemudahan perolehan rumah bagi masyarakat

berpenghasilan rendah melalui program perencanaan pembangunan

perumahan secara bertahap dalam bentuk pemberian kemudahan

pembiayaan dan/atau pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas

umum di lingkungan hunian.

C. Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada, Serta

Permasalahan Yang Dihadapi Pengusaha dan Pemerintah Kota

Samarinda.

1. Praktik penyelenggaraan dan pembangunan di Kota Samarinda

Saat ini, Kota Samarinda terus melaksanakan pembangunan

sebagaimana Visi dan Misi Kota Samarinda sebagaimana yang akan

disebutkan pada Bab III Landasan Sosiologis. Dimana dalam

pembangunan berbagai strategi dan metode pembangunan berusaha

untuk mencapai visi Kota Samarinda, begitu pun yang berkaitan dengan

perizinan pembangunan dan pengembangan akomodasi di Kota

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 34
Samarinda dalam menyokong kepariwisataan dan bisnis bidang

pelayanan akomodasi untuk meningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD).

Pada prinsipnya hampir semua misi pembangunan Kota Samarinda

berhubungan dengan keberadaan sektor jasa termasuk akomodasi

seperti rumah guest house. Kondisi tersebut menyebabkan prioritas

pembangunan Kota Samarinda lebih berorientasi pada Kota Metropolitan

yang nyaman. Sehingga guna mendukung hal tersebut diperlukan

prioritas pembangunan, keberadaan, dan pengelolaan sistem perizinan

rumah guest house harus di dukung semua pihak dan diaplikasikan di

Kota Samarinda.

Saat ini, mengingat ketentuan tentang perizinan rumah guest house

dalam wujud Peraturan Daerah Kota Samarinda belum ada,

menyebabkan kondisi layanan perizinan masih mengacu dan mengikuti

model perizinan hotel. Hal ini berakibat pada pembangunan dan

pengembangan di Kota Samarinda masih belum maksimal terhadap para

pengusaha akomodasi, khususnya rumah guest house.

2. Dampak atas praktik pembangunan bagi pengusaha dan

masyarakat

Melalui kajian akademik untuk naskah akademik rancangan

Peraturna Daerah Kota Samarinda Tentang Perizinan Rumah Guest

House, diharapkan dapat memberikan penyokong bagi uraian poin 1 di

atas, yakni Praktik penyelenggaraan dan pembangunan di Kota

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 35
Samarinda. Selain itu tentu akan memberi solusi atas permasalahan

sebagaimana yang akan diuraikan pada poin 2 di bawah, yakni

Permasalahan yang berkenaan dengan Perizinan Rumah Guest House di

Kota Samarinda.

Perlu diperhatikan bahwa praktik pembangunan yang berprinsip

pada Good Governance yang di dukung oleh pelayanan publik yang baik

dan bersih tanpa praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), maka

akan memberikan kenyamanan dalam berusaha bagi pengusaha yang

baru mulai tumbuh dan berkembang. Kondusifitas berusaha dan

berinvestasi yang baik di Kota Samarinda, akan memberikan rangsangan

bagi masyarakat untuk turut membangun Kota Samarinda. Hal tersebut

tentu berdampak baik bagi kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota

Samarinda.

3. Permasalahan yang berkenaan dengan Perizinan Rumah Guest

House di Kota Samarinda

Saat ini untuk perizinan usaha, termasuk perizinan akomodasi jenis

pondok seperti rumah kos, homestay dan rumah guest house telah

menggunakan Online Single Submission (OSS) yang di tangani oleh

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Kota Samarinda. Sistem OSS ini memang di proyeksi oleh

pemerintah pusat dalam rangka memangkas jalur birokrasi perizinan dan

menghindari adanya pungutan liar.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 36
Namun pada kenyataannya, di dalam OSS terdapat dokumen

pendukung yang diperlukan, yakni Sertifikat Laik Fungsi (SLF) yang

mengharuskan adanya pengesahan dan verifikasi kelengkapan berkas

oleh tenaga konsultan independen. Dimana dalam praktiknya terdapat

sejumlah oknum konsultan yang bermain mata dengan para pejabat

berwenang untuk mengadakan pembebanan tambahan berupa biaya

konsultansi, dan dipandang memberatkan para pengusaha dengan dana

dan kemampuan finansial terbatas, termasuk usaha akomodasi kelas

menengah seperti rumah kos, homestay dan rumah guest house.

Menyikapi sejumlah permasalahan yang ada, maka kajian akademik

ini memberikan gambaran realitas sosiologis agar praktik penyimpangan

konsultansi sebagaimana dijelaskan di atas dapat diatasi, dengan

kebijakan yang tegas dari Walikota Samarinda dan lembaga terkait di

bidang tersebut. Hal ini penting, mengingat Pemerintah Kota Samarinda

memerlukan masukan berupa pendapatan untuk PAD, dan juga harus

mengayomi pengusaha dengan dana terbatas, agar tumbuh menjadi

besar dan memberikan kontribusi bagi PAD dan benefit lain bagi Kota

Samarinda, termasuk lowongan kerja dan tumbuhnya minat pengusaha

lokal untuk maju.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 37
D. Implikasi Penerapan Sistem Baru yang akan di atur Peraturan

Daerah Kota Samarinda berkenaan dengan Perizinan Rumah

Guest House

1. Implikasi Terkait Kelembagaan di Kota Samarinda

Keberadaan Peraturan Daerah Tentang Perizinan Rumah Guest

House tentunya akan menghadirkan sebuah sistem baru dalam tata

pemerintahan di Kota Samarinda, khususnya pada kelembagaan instansi

terkait.

Peraturan daerah yang akan dibuat, dan di awali dengan kajian

akademik ini mendorong kelembagaan dalam hal ini organisasi perangkat

daerah untuk menjadikan perizinan rumah guest house bukan sekadar

program insidentil tetapi lebih dari pada itu menjadikannya sebagai

program pembangunan, kepariwisataan, dan ekonomi bisnis.

Pemerintah Kota Samarinda harus melakukan perencanaan baik

jangka pendek maupun jangka panjang terkait dengan perizinan rumah

guest house yang akan dilaksanakan oleh seluruh organisasi perangkat

daerah Kota Samarinda terkait. Pemerintah Kota Samarinda akan

mengemban seluruh ruang lingkup dalam perizinan rumah guest house

yang meliputi:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Kelembagaan

4. Koordinasi

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 38
5. Kerjasama

6. Sistem Informasi

7. Penghargaan Dukungan

8. Mendorong partisipasi masyarakat.

9. Pengawasan dan pengendalian

Kajian akademik untuk Peraturan daerah perizinan rumah guest

house juga mendorong Pemerintah Kota Samarinda untuk segera

melakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan Pemerintah Provinsi.

Hal ini dilakukan dalam rangka sinergitas untuk membangun sektor

kepariwisataan yang harmonis dan berkelanjutan Di samping itu

Pemerintah Kota Samarinda juga harus mengembangkan kerjasama

bukan hanya dengan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, bahkan

mungkin akan berkolaborasi menyamakan persepsi dan perspektif

dengan Kabupaten/Kota lain serta dengan pelaku bisnis, pariwisata dan

masyarakat secara terbuka.

2. Implikasi Terkait Keuangan Kota Samarinda

Implikasi kelembagaan dan kewenangan sebagaimana tersebut di

atas jelas akan memberikan Implikasi terhadap keuangan Pemerintah

Kota Samarinda. Implikasi ini dapat dilihat dari beberapa aspek

pengembangan diantaranya :

a. Perubahan tatanan perizinan untuk rumah guest house.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 39
b. Sosialisasi penyamaan persepsi dan perspektif pelaku

usaha/bisnis properti dan akomodasi.

c. Penyiapan sistem teknologi informasi.

Tentunya hal ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit dari

pemerintah dan akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kota Samarinda.

>>>**<<<

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 40
Bab III
Evaluasi Dan Analisis
Peraturan Perundang-Undangan
Terkait Perizinan Rumah Guest House

Pada bab ini akan diuraikan evaluasi dan analisis beberapa

peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan Kajian berupa

evaluasi dan analisis peraturan perundang-undangan terkait, dilakukan

untuk mengetahui kondisi hukum atau peraturan perundang-undangan

yang mengatur mengenai Kajian Akademik tentang Perizinan Rumah

Guest House, serta untuk mengetahui posisi dari peraturan daerah yang

baru, guna menghindari terjadinya tumpang tindih pengaturan.

Kajian terhadap peraturan perundang-undangan yang memuat

kondisi hukum yang ada, mempergunakan pendekatan perundangan-

undangan dengan melihat jenis, hierarki dan materi muatan peraturan

perundang-undangan berkaitan dengan kewenangan pemerintah kota

tentang pengaturan perizinan. Dengan mempergunakan rujukan

ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011

Tentang Peraturan Perundang-Undangan jo Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Peraturan

Perundang-undangan Pasal 7 ayat 131 dan rumusan norma yang

berkaitan dengan kewenangan Kota Samarinda bidang perizinan Rumah

Guest House.

31
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Peraturan Perundang-
Undangan jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Peraturan Perundang-undangan Pasal 7 ayat 1

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 41
Peraturan
No. Perundang- Rumusan Normanya Analisis
Undangan
1. Undang-Undang Pasal 18 Ayat (6) Pemerintah Daerah
Dasar Negara Kota Samarinda
Republik Pemerintahan Daerah mempunyai
Indonesia Tahun Berhak menetapkan wewenang untuk
1945 peraturan daerah menetapkan
Dan peraturan Peraturan daerah
perundang-undangan lain untuk melaksanakan
untuk melaksanakan otonomi. Dengan
otonomi dan tugas demikian Pemerintah
pembantuan. Daerah Kota
Samarinda,
Mempunyai
wewenang untuk
Menetapkan
Peraturan Daerah
tentang Rencana
Induk Pembangunan.
2. Undang-Undang BAB II. Berdasarkan
Republik Tentang Urusan Rumah- ketentuan ini
Indonesia Nomor Tangga dan Kewajiban- Pemerintah Kota
25 Tahun 1956 Kewajiban Provinsi. Samarinda
Tentang mempunyai
Pembentukan Bagian I. kewenangan untuk
Daerah-Daerah Urusan Tata-Usaha Mengatur urusan
Otonom Provinsi Daerah. Rumah Tangga
Kalimantan Barat termasuk di
Kalimantan Pasal 4 dalamnya urusan
Selatan Dan (1) Provinsi dengan Perizinan.
Kalimantan mengingat peraturan-
Timur; peraturan yang
bersangkutan,
menyelenggarakan
segala sesuatu yang
perlu untuk
melancarkan jalannya
pemerintahan daerah,
antara lain:
a.menyusun dan
menyelenggarakan
sekretariat serta
pembagiannya
menurut yang
diperlukan;
b.menyelenggarakan
segala sesuatu yang

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 42
berhubungan dengan
urusan kepegawaian,
perbendaharaan,
pemeliharaan harta
dan milik Provinsi,
serta lain-lain hal untuk
lancarnya pekerjaan
pemerintahan daerah.

Penyusun urusan-urusan
Provinsi termaksud dalam
undang-undang ini
dilakukan menurut
petunjuk-petunjuk Menteri
yang bersangkutan.
3. Undang-undang BAB III Kedua ayat tersebut
Nomor 28 Tahun FUNGSI BANGUNAN di atas, menyebutkan
2002 tentang GEDUNG mengenai fungsi
Bangunan bangunan, dimana
Gedung Pasal 5 pada setiap
(Lembaran (1) Fungsi bangunan bangunan yang
Negara Republik gedung meliputi memiliki izin tentu
Indonesia Tahun fungsi hunian, harus sesuai dengan
2002 Nomor 134) keagamaan, usaha, peruntukan lokasi
sosial dan budaya, berdasarkan
serta fungsi khusus. Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).
Begitu pun ketika
(4) Bangunan gedung
fungsi bangunan
fungsi usaha
mengalami
sebagaimana
perubahan atau alih
dimaksud dalam ayat
fungsi, maka harus
(1) meliputi bangunan
dilakukan
gedung untuk
penyesuaian dan
perkantoran,
perubahan izin
perdagangan,
bangunan dengan
perindustrian,
tetap mengacu pada
perhotelan, wisata dan
peruntukkan RTRW.
rekreasi, terminal, dan
penyimpanan. Kegiatan
penyusunan kajian
akademik tentang
Pasal 6 Rumah Guest House
merupakan suatu
(1) Fungsi bangunan kegiatan yang
gedung sebagaimana selaras dengan
dimaksud dalam Perencanaan Tata
Pasal 5 harus sesuai Ruang Wilayah Kota

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 43
dengan peruntukkan Samarinda dan
lokasi yang diatur fungsi bangunan
dalam Peraturan gedung sebagai
Daerah tentang fungsi usaha.
Rencana Tata Ruang
Wilayah
Kabupaten/Kota.

(2) Fungsi bangunan


gedung sebagaimana
dimaksud dalam ayat
(1) ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah
dan dicantumkan
dalam izin mendirikan
bangunan.

Perubahan fungsi
bangunan gedung yang
telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) harus
mendapatkan persetujuan
dan penetapan kembali
oleh Pemerintah Daerah.
4. Undang-Undang Pasal 5 Berdasarkan
Nomor 26 ketentuan Undang-
Tahun (1) Penataan ruang Undang Nomor 26
2007 tentang berdasarkan nilai Tahun 2007 tentang
Penataan strategis kawasan terdiri Penataan Ruang,
Ruang. atas penataan ruang pemerintah Kota
(Lembaran kawasan strategis Samarinda memiliki
Negara nasional, penataan ruang wewenang untuk
Republik kawasan strategis melakukan
Indonesia provinsi, dan penataan perencaanaan tata
Tahun ruang kawasan strategis ruang wilayahnya.
2007 Nomor 68, kabupaten/kota. Kegiatan
Tambahan penyusunan kajian
Lembaran Pasal 11 akademik tentang
Negara (1) Wewenang Rumah Guest House
Republik pemerintah daerah merupakan kegiatan
Indonesia kabupaten/kota dalam yang selaras dengan
Nomor 4725) penyelenggaraan perencanaan Tata
penataan ruang meliputi: Ruang Wilayah Kota
a. Pengaturan, Samarinda.
pembinaan, dan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 44
pengawasan terhadap
pelaksanaan penataan
ruang wilayah
kabupaten/kota dan
kawasan strategis
kabupaten/kota;
b. Pelaksanaan penataan
ruang wilayah
kabupaten/kota;
c. Pelaksanaan penataan
ruang kawasan strategis
kabupaten/kota;
d. Kerja sama penataan
ruang antar
kabupaten/kota;

(2) Wewenang
pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam
pelaksanaan penataan
ruang wilayah
kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b
meliputi :
a. Perencanaan tata
ruang wilayah
kabupaten/kota;
b. Pemanfaatan ruang
wilayah antar
kabupaten/kota; dan
c. Pengendalian
pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten/kota.

(3) Dalam pelaksanaan


penataan ruang kawasan
strategis kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c,
pemerintah daerah
kabupaten/kota
melaksanakan :
a. Penetapan kawasan
strategis kabupaten/kota;
b. Perencanaan tata
ruang kawasan strategis
kabupaten/kota;

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 45
c. Pemanfaatan ruang
kawasan strategis
kabupaten/kota; dan
d. Pengendalian
pemanfaatan ruang
kawasan strategis
kabupaten/kota;

(4) Dalam melaksanakan


kewenangan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat
(2), pemerintah daerah
kabupaten/kota mengacu
pada pedoman bidang
penataan ruang dan
petunjuk
pelaksanaannya.

(5) Dalam melaksanakan


wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4), pemerintah
daerah kabupaten/kota :
a. Menyebarluaskan
informasi yang berkaitan
dengan rencana umum
dan rencana rinci tata
ruang dalam rangka
pelaksanaan penataan
ruang wilayah
kabupaten/kota; dan
b. Melaksanakan standar
pelayanan minimal
bidang penataan ruang.

(6) Dalam hal pemerintah


daerah kabupaten/kota
tidak dapat memenuhi
standar pelayanan
minimal bidang penataan
ruang, pemerintah
daerah provinsi dapat
mengambil langkah
penyelesaian sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 46
undangan.
5. Undang-Undang Pasal 8 Undang-Undang
Republik Nomor 10 Tahun
Indonesia Nomor (1) Pembangunan 2009 tentang
10 Tahun 2009 kepariwisataan Kepariwisataan,
Tentang dilakukan memberi wewenang
Kepariwisataan berdasarkan rencana kepada daerah
(Lembaran induk pembangunan Kabupaten/ Kota
Negara Republik kepariwisataan yang untuk Menetapkan
Indonesia Tahun terdiri atas rencana rencana induk
2009 Nomor 11, induk pembangunan Pembangunan
Tambahan kepariwisataan Usaha
Lembaran nasional, rencana kepariwisataan yang
Negara Republik induk pembangunan bergerang dibidang
Indonesia Nomor kepariwisataan penyedia
4966 ) provinsi, dan rencana akomodasi
induk pembangunan kabupaten/kota
kepariwisataan dengan Peraturan
kabupaten/kota. Daerah
kabupaten/kota.
Pasal 9

(3) Rencana induk


pembangunan
kepariwisataan
kabupaten/kota
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) diatur
dengan Peraturan
Daerah
kabupaten/kota

Pasal 14

(1) Usaha pariwisata


meliputi, antara lain:
a.daya tarik wisata;
b.kawasan
pariwisata; c.jasa
transportasi wisata;
d.jasa perjalanan
wisata;
e.jasa makanan dan
minuman;
f.penyediaan
akomodasi;
g.penyelenggaraan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 47
kegiatan hiburan dan
rekreasi;
h.penyelenggaraan
pertemuan,
perjalanan insentif,
konferensi, dan
pameran; jasa
informasi pariwisata;
j. jasa konsultan
pariwisata; k.jasa
pramuwisata; l.wisata
tirta; dan m.spa

Pasal 30
Pemerintah
kabupaten/kota
berwenang:
a. Menyusun dan
menetapkan rencana
induk pembangunan
kepariwisataan
kabupaten/kota;
b. menetapkan destinasi
pariwisata
kabupaten/kota;
c. menetapkan daya tarik
wisata kabupaten/kota;
d. melaksanakan
pendaftaran,
pencatatan, dan
pendataan pendaftaran
usaha pariwisata;
e. mengatur
penyelenggaraan dan
pengelolaan
kepariwisataan di
wilayahnya;
f. memfasilitasi dan
melakukan promosi
destinasi pariwisata
dan produk pariwisata
yang berada di
wilayahnya;
g. memfasilitasi
pengembangan daya
tarik wisata baru;
h. menyelenggarakan
pelatihan dan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 48
penelitian
kepariwisataan dalam
lingkup
kabupaten/kota;
i. memelihara dan
melestarikan daya tarik
wisata yang berada di
wilayahnya;
j. menyelenggarakan
bimbingan masyarakat
sadar wisata; dan;
mengalokasikan
anggaran
kepariwisataan
6. Undang-Undang Pasal 126 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Objek Retribusi Jasa 2009 Tentang Pajak
Pajak Daerah Usaha adalah pelayanan Daerah Dan
Dan Retribusi yang disediakan oleh Retribusi Daerah,
Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Kota
(Lembaran dengan menganut prinsip samarinda
Negara Republik komersial yang meliputi: mempunyai
Indonesia Tahun a. pelayanan dengan wewenang untuk
2009 Nomor menggunakan/mem melakukan
130) anfaatkan kekayaan pemungutan Objek
Daerah yang belum Retribusi jasa usaha
dimanfaatkan yang mana salah
secara optimal; satunya adalah
dan/atau Retribusi Tempat
b. pelayanan oleh Penginapan/Pesang
Pemerintah Daerah grahan/Vila. Kajian
sepanjang belum akademik ini
disediakan secara mengangkat terkait
memadai oleh pihak dengan Perizinan
swasta Rumah Guest
House di Kota
Pasal 127 Samarinda yang
Jenis Retribusi Jasa Usaha mana Retribusi
adalah: merupakan salah
a. Retribusi Pemakaian satu syarat terbitnya
Kekayaan Daerah; izin dalam pendirian
b. Retribusi Pasar Grosir Rumah Guest
dan/atau Pertokoan; House.
c. Retribusi Tempat
Pelelangan;
d. Retribusi Terminal;
e. Retribusi Tempat
Khusus Parkir;

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 49
f. Retribusi Tempat
Penginapan/Pesanggra
han/Vila;
g. Retribusi Rumah
Potong Hewan;
h. Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan;
i. Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga;
j. Retribusi
Penyeberangan di Air;
dan
k. Retribusi Penjualan
Produksi Usaha
Daerah.

Pasal 133
(1) Objek Retribusi
Tempat
Penginapan/Pesangg
rahan/Vila
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 127 huruf f
adalah pelayanan
tempat
penginapan/pesangg
rahan/vila yang
disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola
oleh Pemerintah
Daerah.

Dikecualikan dari objek


Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
adalah tempat
penginapan/pesanggrahan
/vila yang disediakan,
dimiliki, dan/atau dikelola
oleh Pemerintah, BUMN,
BUMD, dan pihak swasta.
7. Undang–Undang Pasal 63 Ayat (3) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun Nomor 28 Tahun
2009 tentang (2) Dalam perlindungan 2009 Tentang Pajak
Perlindungan dan pengelolaan Daerah Dan
dan lingkungan hidup, Retribusi Daerah,

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 50
Pengelolaan pemerintah Pemerintah Kota
Lingkungan kabupaten/kota Samarinda
Hidup (Lembaran bertugas dan mempunyai
Negara Republik berwenang: wewenang untuk
Indonesia Tahun a. menetapkan melakukan
2009 Nomor 140, kebijakan tingkat pemungutan Objek
Tambahan kabupaten/kota; Retribusi jasa usaha
Lembaran b. menetapkan dan yang mana salah
Negara melaksanakan satunya adalah
Republik KLHS tingkat Retribusi Tempat
Indonesia Nomor kabupaten/kota; Penginapan/Pesang
5059). c. menetapkan dan grahan/Vila. Kajian
melaksanakan akademik ini
kebijakan mengangkat terkait
mengenai RPPLH dengan Perizinan
kabupaten/kota; Rumah Guest
d. menetapkan dan House di Kota
melaksanakan Samarinda yang
kebijakan mana Retribusi
mengenai Amdal merupakan salah
dan UKL-UPL; satu syarat terbitnya
e. mengembangkan izin dalam pendirian
dan melaksanakan Rumah Guest
kerja sama dan House.
kemitraan; Salah satu
f. mengembangkan kewenangan Kota
dan menerapkan Samarinda yakni
instrumen menetapkan
lingkungan hidup; kebijakan tingkat
g. memfasilitasi Kota berkaitan
penyelesaian dengan pengelolaan
sengketa; lingkungan hidup,
h. melakukan berkaitan dengan
pembinaan dan kebijakan tingkat
pengawasan kota yang substansi
ketaatan materinya berkaitan
penanggung jawab dengan pengelolaan
usaha dan/atau lingkungan. Dengan
kegiatan terhadap demikian Undang-
ketentuan perizinan Undang
lingkungan dan Pengelolaan
peraturan Lingkungan Hidup
perundang- relevan dirujuk
undangan; sebagai ketentuan
i. melaksanakan dalam Kajian
standar pelayanan Akademik yang
minimal; akan dibentuk.
j. melaksanakan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 51
kebijakan
mengenai tata cara
pengakuan
keberadaan
masyarakat hukum
adat, kearifan lokal,
dan hak
masyarakat hukum
adat yang terkait
dengan
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
pada tingkat
kabupaten/kota;
k. mengelola informasi
lingkungan hidup
tingkat
kabupaten/kota;
l. mengembangkan
dan melaksanakan
kebijakan sistem
informasi
lingkungan hidup
tingkat
kabupaten/kota;
m. memberikan
pendidikan,
pelatihan,
pembinaan, dan
penghargaan;
n. menerbitkan izin
lingkungan pada
tingkat
kabupaten/kota;
dan melakukan
penegakan hukum
lingkungan hidup
pada tingkat
kabupaten/kota.
8. Undang-Undang Pasal 15 Dalam Undang –
Nomor 1 Tahun Pemerintah Undang Nomor 1
2011 tentang kabupaten/kota dalam Tahun 2011
Perumahan dan melaksanakan pembinaan Tentang Perumahan
Kawasan mempunyai tugas: dan Kawasan
Pemukiman; a. menyusun dan Pemukiman,
melaksanakan kebijakan pemerintah daerah
dan strategi pada tingkat wajib memberikan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 52
kabupaten/kota di bidang kemudahan dalam
perumahan dan kawasan memberikan izin
permukiman dengan mendirikan rumah di
berpedoman pada kawasan
kebijakan dan strategi pemukiman, karena
nasional dan provinsi; dalam undang -
b. menyusun dan undang ini juga
melaksanakan kebijakan mengatur
daerah dengan bahwasanya jenis
berpedoman pada strategi rumah yang
nasional dan provinsi termasuk dalam
tentang pendayagunaan lingkup
dan pemanfaatan hasil perlindungan
rekayasa teknologi di undang-undang ini
bidang perumahan dan adalah Rumah
kawasan permukiman; Komersial.
c. menyusun rencana Sehingga bisa
pembangunan dan dikatakan bahwa
pengembangan Undang-undang ini
perumahan dan kawasan relevan dengan
permukiman pada tingkat Naskah Akademik
kabupaten/kota; tentang Perizinan
d. menyelenggarakan Rumah Guest
fungsi operasionalisasi dan House.
koordinasi terhadap
pelaksanaan kebijakan
kabupaten/kota dalam
penyediaan rumah,
perumahan, permukiman,
lingkungan hunian, dan
kawasan permukiman;
e. melaksanakan
pemanfaatan teknologi dan
rancang bangun yang
ramah lingkungan serta
pemanfaatan industri
bahan bangunan yang
mengutamakan sumber
daya dalam negeri dan
kearifan lokal yang aman
bagi kesehatan;
f. melaksanakan
pengawasan dan
pengendalian terhadap
pelaksanaan peraturan
perundang-undangan,
kebijakan, strategi, serta
program di bidang

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 53
perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat
kabupaten/kota;
g. melaksanakan kebijakan
dan strategi pada tingkat
kabupaten/kota;
h. melaksanakan peraturan
perundang-undangan serta
kebijakan dan strategi
penyelenggaraan
perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat
kabupaten/kota;
i. melaksanakan
peningkatan kualitas
perumahan dan
permukiman;
j. melaksanakan kebijakan
dan strategi daerah
provinsi dalam
penyelenggaraan
perumahan dan kawasan
permukiman dengan
berpedoman pada
kebijakan nasional;
k. melaksanakan
pengelolaan prasarana,
sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan
permukiman;
l. mengawasi pelaksanaan
kebijakan dan strategi
nasional dan provinsi di
bidang perumahan dan
kawasan permukiman
pada tingkat
kabupaten/kota;
m. mengalokasikan dana
dan/atau biaya
pembangunan untuk
mendukung terwujudnya
perumahan bagi MBR;
n. memfasilitasi
penyediaan perumahan
dan permukiman bagi
masyarakat, terutama bagi
MBR;
o. menetapkan lokasi

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 54
Kasiba dan Lisiba; dan
p. memberikan
pendampingan bagi orang
perseorangan yang
melakukan pembangunan
rumah swadaya

Pasal 21
(1) Jenis rumah
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (3)
dibedakan
berdasarkan pelaku
pembangunan dan
penghunian yang
meliputi: a. rumah
komersial;
b. rumah umum;
c. rumah swadaya;
d. rumah khusus; dan
e. rumah negara.

(2) Rumah komersial


sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) huruf a
diselenggarakan
untuk mendapatkan
keuntungan sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat.

Pasal 33
(1) Pemerintah daerah
wajib memberikan
kemudahan perizinan
bagi badan hukum
yang mengajukan
rencana pembangunan
perumahan untuk MBR.

(2) Pemerintah daerah


berwenang mencabut
izin pembangunan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 55
perumahan terhadap
badan hukum yang
tidak memenuhi
kewajibannya.

Ketentuan lebih lanjut


mengenai bentuk
kemudahan perizinan dan
tata cara pencabutan izin
pembangunan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan
Menteri.
9. Undang-Undang Pasal 14 Undang-Undang
Republik Materi muatan Peraturan Nomor 12 Tahun
Indonesia Nomor Daerah Provinsi dan 2011 tentang
12 tahun 2011 Peraturan Daerah Pembentukan
tentang Kabupaten/Kota berisi Peraturan
Pembentukan materi muatan dalam Perundang -
Peraturan rangka penyelenggaraan Undangan ini
Perundang- otonomi daerah dan tugas digunakan sebagai
Undangan; pembantuan serta dasar pedoman
menampung kondisi dalam pembuatan
khusus daerah dan/atau Naskah Akademik
penjabaran lebih lanjut hingga nanti
Peraturan Perundang- Terbetuknya perda
undangan yang lebih yang berkaitan
tinggi. dengan Perizinan
Rumah Guest
House di Kota
Samarinda.
10. Undang- Undang Pasal 12 Urusan
Nomor 23 Tahun (3) Urusan Pemerintahan Pilihan
2014 Pemerintahan Pilihan adalah Urusan
Tentang Sebagaimana Pemerintahan yang
Pemerintahan dimaksud dalam Pasal Wajib
Daerah 11 ayat (1) meliputi: diselenggarakan oleh
(Lembaran a. Kelautan dan Daerah sesuai
Negara Republik perikanan; dengan potensi yang
Indonesia Tahun b. pariwisata; dimiliki Daerah.
2014 Nomor 244, c. pertanian;
Tambahan d. kehutanan; Pendapatan Asli
Lembaran e. energi dan daya Daerah Kota
Negara Republik mineral; Samarinda salah
Indonesia Nomor f. perdagangan; satunya ialah
5587). g. perindustrian; dan bersumber dari

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 56
h. transmigrasi. sektor Pariwisata.
Potensi di bidang
Pariwisata inilah
yang dimanfaatkan
oleh Pemerintah Kota
Samarinda sebagai
salah satu penghasil
devisa, dengan
demikian salah satu
urusan pilihan yang
diselenggarakan oleh
Pemerintah Kota
Samarinda adalah
urusan pilihan bidang
pariwisata melalui
Perizinan Rumah
Guest House sebagai
fasilitas guna
memberikan
sumbangsih devisa.

Dengan demikian
Undang-undang ini
relevan dipergunakan
sebagai salah satu
Ketentuan dalam
Penyusunan Naskah
Akademik tentang
Perizinan Rumah
Guest House.

Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang

Wajib diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki

Daerah. Dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Daerah, Kepala Daerah dan DPRD selaku penyelenggara

Pemerintahan Daerah membuat Perda sebagai dasar hukum bagi Daerah

dalam menyelenggarakan Otonomi Daerah sesuai dengan kondisi dan

aspirasi masyarakat serta kekhasan dari Daerah.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 57
PAD Kota Samarinda salah satunya ialah bersumber dari sektor

Pariwisata. Potensi di bidang inilah yang dimanfaatkan oleh Pemerintah

Kota Samarinda sebagai salah satu penghasil devisa, dengan demikian

salah satu urusan pilihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota

Samarinda adalah urusan pilihan bidang pariwisata melalui Perizinan

Rumah Guest House sebagai fasilitas guna memberikan PAD.

Perlu upaya memacu kreativitas Daerah untuk meningkatkan daya

saing. Untuk itu perlu kriteria yang obyektif dan menjadi pegangan bagi

pejabat Daerah untuk melakukan kegiatan yang bersifat inovatif. Dengan

cara tersebut akan terpacu dan berkembang tanpa ada kekhawatiran

menjadi obyek pelanggaran hukum. Dengan demikian Undang-undang ini

relevan dipergunakan sebagai salah satu Ketentuan dalam Penyusunan

Kajian dan Naskah Akademik tentang Perizinan Rumah Guest House.

>>>***<<<

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 58
Bab IV
Landasan Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis

A. Landasan Filosofis

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

menentukan landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan

yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk

mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang

meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang

bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 32

Adapun yang menjadi landasan filosofis dari penyusunan Kajian

Akademik tentang Perizinan Rumah Guest House ini antara lain:

a. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat;

Dengan kehadiran Kajian Akademik yang mengatur tentang

Perizinan Rumah Guest House ini diharapkan dapat mempercepat

pembangunan kepariwisataan di Kota Samarinda. Apabila proses

perizinan Rumah Guest House lebih mudah dan efisien maka

pembangunan kepariwisataan dapat berjalan dengan baik maka

sehingga secara tidak langsung akan memicu wisatawan untuk

melakukan kunjungan ke Kota Samarinda.

32
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 59
Semakin banyak kunjungan wisatawan baik Mancanegara dan

Nusantara yang memanfaatkan jasa akomodasi di bidang guest

house sudah barang tentu akan menciptakan dampak ganda bagi

perekonomian Kota Samarinda. Dan ujung dari perekonomian

tersebut adalah kesejahteraan masyarakat.

b. Membuka Peluang Usaha Dan Kesempatan Kerja

Secara eksplisit Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Pasal 14 Ayat (1)

menyatakan bahwa terdapat 13 usaha pariwisata33. Apabila 13

usaha pariwisata tersebut dikelola dengan baik oleh pemerintah

Daerah Kota Samarinda maka akan menciptakan peluang usaha

bagi masyarakat maupun investor. Pada akhirnya ketika salah satu

dari ketiga belas usaha pariwisata dibuka di suatu daerah, maka

akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya.

c. Meningkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata;

Diantara ketiga belas usaha pariwisata, terdapat usaha daya tarik

dan kawasan wisata. Keberadaan kedua usaha pariwisata ini

diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi

penyediaan akomodasi khususnya yang bergerak di bidang Guest

House untuk memberikan pelayanan maksimal dengan cara

33
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Pasal 14 Ayat (1)

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 60
memanfaatkan daya tarik dan kawasan wisata alternatif baik alam,

budaya maupun buatan yang berada di wilayah Kota Samarinda.

d. Mendorong pelestarian alam, lingkungan dan sumber daya;

Kajian akademik tentang Perizinan Rumah Guest House ini akan

mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah yang ada di Kota

Samarinda, sehingga keberadaan dengan hadirnya Rumah Guest

House sebagai salah satu usaha yang bergerak di bidang

penyedia akomodasi diharapkan dapat mendorong pelestarian

alam, lingkungan dan sumber daya yang ada di wilayah Kota

Samarinda.

e. Mengangkat citra pariwisata dan budaya.

Kelengkapan usaha pariwisata yang salah satunya adalah

penyedia akomodasi di suatu daerah hendaknya dapat

memberikan kemudahan wisatawan untuk bisa beristirahat setelah

melakukan aktivitas wisata yang pada akhirnya akan sangat

memengaruhi persepsi wisatawan terhadap daerah tersebut. Oleh

karena itu, pengaturan perizinan Rumah Guest House yang

dituangkan dalam kajian akademik ini akan membantu pemerintah

daerah untuk memberi rangsangan kepastian berusaha bagi

pengusaha dalam melakukan usaha pariwisata pada 13 jenis

usaha salah satunya yaitu penyedia akomodasi. Hal tersebut akan

secara tidak langsung akan mengangkat citra pariwisata Kota

Samarinda mengingat Kota Samarinda berbatasan dengan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 61
beberapa Kabupaten dan atau Kota seperti kabupaten Kutai

Kartanegara, Kota Bontang, Kota Balikapapan, Kutai Timur, Kutai

Barat dan Kota lainnya.

f. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1

angka 18 bahwa “Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut

PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan”.34 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak

daerah, hasil retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,

yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah

dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah

sebagai perwujudan asas desentralisasi. 35

Adanya hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan Kepada

daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,

merupakan satu upaya untuk meningkatkan peran pemerintah

daerah dalam mengembangkan potensi daerahnya dengan

34
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18
35
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 62
mengelola sumber-sumber pendapatan daerah secara efisien dan

efektif khususnya Pendapatan Asli Daerah sendiri.

Sebagai salah satu sumber pendapatan untuk daerah, penyedia

akomodasi melalui usaha rumah guest house diharapkan mampu

memberikan kontribusi pendapatan kepada daerah sehingga

perekonomian Kota Samarinda meningkat.

B. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang

menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis

sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan

masalah dan kebutuhan masyarakat dan negara.

1. Profil Kota Samarinda

Data dan informasi yang disajikan pada bagian profil Kota

Samarinda bersumber dari laman resmi website Pemerintah Kota

Samarinda dan Badan Pusat Statistik Kota Samarinda Tahun 2020.36

Visi Kota Samarinda

Terwujudnya Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan yang Berdaya

Saing dan Berwawasan Lingkungan

36
Dikutip dari Badan Pusat Statistik Kota Samarinda Tahun 2020

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 63
Misi Kota Samarinda

1) Integritas: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bebas

Korupsi Ditunjang Aparatur Yang Berintegritas Tinggi, Profesional dan

Inovatif.

2) Akuntabel: Memantapkan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Kota

Samarinda Yang Akuntabel Dalam Menunjang Pembiayaan

Pembangunan.

3) Nyaman: Mewujudkan Ruang Kota Yang Layak Huni.

4) Unggulan: Memantapkan Sektor Jasa dan perdagangan Sebagai

Sektor Unggulan.

5) Berkarakter: Mewujudkan Masyarakat Kota Samarinda Yang

Berkarakter, Sehat, Cerdas Serta Berdaya Saing Nasional Dan

Internasiona.l

6) Harmonis: Mewujudkan Iklim Kehidupan Masyarakat Kota Samarinda

Yang Harmoni, Berbudaya Dan Religius.

Kota Samarinda merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur dan

berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kertanegara. Luas wilayah

Kota Samarinda adalah 718,00 km² dan terletak antara117º03’00” Bujur

Timur dan 117º18’14” Bujur Timur serta diantara 00º19’02” Lintang

Selatan dan 00º42’34” Lintang Selatan. Akhir tahun 2011 Kota Samarinda

dibagi menjadi 10 kecamatan yaitu, Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir,

Samarinda Kota, Sambutan, Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir, Sungai

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 64
Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara dan Sungai Pinang.

Sedangkan jumlah Kelurahan di Kota Samarinda sebanyak 53 Kelurahan.

Penduduk Kota Samarinda tahun 2019 berdasarkan proyeksi

berjumlah 872.768 jiwa, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 451.099 jiwa

dan perempuan 421.669 jiwa. Kepadatan penduduk di Kota Samarinda

tahun 2019 mencapai 1.216 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 10

kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak

di kecamatan Samarinda Seberang dengan kepadatan sebesar 5.995

jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Palaran sebesar 289 jiwa/km2.

Tingkat kepadatan penduduk di Kota Samarinda pada tahun 2019 adalah

1.216 jiwa/km². Kepadatan Penduduk di 10 kecamatan cukup beragam

dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Samarinda

Seberang dengan kepadatan sebesar 5.995 jiwa/km2 dan terendah di

Kecamatan Palaran sebesar 289 jiwa/km2.

BPS Kaltim (2020:282) Jumlah wisatawan di Samarinda mengalami

peningkatan rata-rata kurang lebih 16,8% dibandingkan tahun 2018.

Jumlah wisatawan mancanegara tertinggi yaitu pada bulan Oktober 2019

sedangkan untuk wisatawan domestik yaitu pada bulan Mei 2018. Kota

Samarinda memiliki 44 hotel non-bintang dan 18 hotel berbintang dengan

jumlah hotel terbanyak berada di Kecamatan Sungai Kunjang, sebanyak

10 hotel berbintang dan 19 hotel non-bintang.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 65
Tabel 4.1. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik 2019

No. Wisatawan Jumlah


1 Mancanegara 2.107
2 Domestik 1.249.468
Jumlah 1.251.575
Sumber Data: BPS, 2020:285

4.2. Tabel Jumlah Hotel Menurut Tipe di Kota Samarinda 2019


No. Kecamatan Berbintang Non Bintang
1 Palaran 0 2
2 Samarinda Ilir 0 4
3 Samarinda Kota 5 9
4 Sambutan 0 1
5 Samarinda Seberang 0 0
6 Loa Janan Ilir 1 0
7 Sungai Kunjang 10 19
8 Samarinda Ulu 2 5
9 Samarinda Utara 0 0
10 Sungai Pinang 0 4
Jumlah 18 44
Sumber Data: BPS, 2020:286

Berdasarkan kedua tabel di atas, tentunya keberadaan wisatawan

baik urusan wisata maupun bisnis, masih memberi peluang untuk tumbuh

dan berkembang usaha jasa akomodasi alternatif selain Hotel, baik

berbintang dan non bintang, yakni Rumah Guest House, mengingat

akomodasi jenis ini memiliki aura hotel dengan suguhan sifat rumahan.

Sehingga para tamu merasa mendapatkan suasana kekeluargaan yang

santai dan nyaman. Untuk itu diperlukan peraturan daerah Kota

Samarinda tentang perizinan rumah guest house, sebagai penunjang

fasilitas akomodasi kepariwisataan, bisnis dan jasa.

2. Sosiologisme Akomodasi Rumah Guest House di Kota Samarinda

Fakta empiris yang dirumuskan dalam Kajian Akademik Tentang

Perizinan Rumah Guest House yang dituangkan dalam tujuan

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 66
peningkatan dan efisiensi perizinan dan sasaran pembangunan

kepariwisataan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan

kesempatan bagi penyedia akomodasi khususnya yang bergerak di

bidang Rumah Guest House dan masyarakat pada umumnya Kota

Samarinda.

Selain tujuan kemudahan dan efisiensi dalam kepengurusan

perizinan dan pembangunan kepariwisataan daerah, landasan sosiologis

Kajian Akademik tentang Perizinan Rumah Guest House diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya yang bergerak di

bidang penyedia akomodasi dan masyarakat pada umumnya terdiri atas:

a. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan

mancanegara karena ketersediaan sarana untuk beristirahat

cukup.

b. Peningkatan lama tinggal.

c. Peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan.

d. Penyeimbangan pengembangan kepariwisataan di wilayah Kota

Samarinda melalui wisata pedesaan, agrowisata, ekowisata yang

berbasis alam pedesaan dan pertanian dan wisata Budaya yang

berbasis desa budaya dan museum budaya.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 67
C. Landasan Yuridis

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan37

menentukan landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang

menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi

permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan

mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang

akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan

masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang

berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu

dibentuk Peraturan Perundang-undangan yang baru.

Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah

ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis

peraturan yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya

berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau

peraturannya memang sama sekali belum ada.

Persoalan hukum tentang Perizinan Rumah Guest House yang

akan dibentuk, dari sisi landasan yuridis berhubungan dengan

kekosongan hukum dan peraturannya memang sama sekali belum ada, di

mana dengan adanya Peraturan Daerah tentang Perizinan Rumah Guest

House yang diharapkan berfungsi sebagai bentuk Regulasi terkait dengan

perizinan serta rencana induk kepariwisataan.

37
Op. Cit

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 68
Diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Menteri Pariwisata

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Usaha

Pariwisata, maka keberadaan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor

02 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan di Kota

Samarinda perlu ditinjau bahwasanya Kajian Akademik perizinan Rumah

Guest House sesuai dan diselaraskan dengan Peraturan Perundang-

Undangan yang terbaru tersebut.

>>>****<<<

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 69
Bab V
Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

1. Terdapat sejumlah isu dan fenomena bisnis akomodasi dalam

bentuk rumah guest house di Kota Samarinda, diantaranya:

pengusaha memilih rumah guest house dipandang menghindari

sejumlah kewajiban retribusi dan pajak hotel, persyaratan perizinan

guest house yang sama dengan hotel padahal klasifikasi berbeda,

sistem OSS yang membuka peluang oknum pejabat berwenang

melakukan tindakan KKN bersama konsultan verifikator usaha atau

bisnis akomodasi.

2. Kajian akademik ini menjadi dasar penyusunan naskah akademik

rancangan Peraturan Daerah Kota Samarinda Tentang Perizinan

Rumah Guest House.

3. Kajian akademik ini menjaddi dasar pertimbangan persyaratan dan

proses perizinan rumah guest house di Kota Samarinda Provinsi

Kalimantan Timur .

4. Kajian akademik ini mengacu dan memperhatikan landasan filosofis,

sosiologis, dan yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah

sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 70
B. Saran atau Rekomendasi

1. Isu dan fenomena bisnis akomodasi dalam bentuk rumah guest

house di Kota Samarinda harus dapat diminimalisir melalui Naskah

Akademik yang akan di susun, segera setelah kajian akademik ini di

terima, disetujui, dan menjadi perhatian stakeholders terkait.

2. Segera menyusun Naskah Akademik dan rancangan Peraturan

Daerah Kota Samarinda Tentang Perizinan Rumah Guest House.

3. Memberikan kajian mengenai persyaratan perizinan Rumah Guest

House di Kota Samarinda.

>>>******<<<

Kajian Akademik Raperda Kota Samarinda Tentang Perijinan Rumah Guest House 71
Daftar Pustaka

Buku

Andrian Sutedi. 2010. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik.


Jakarta. Sinar Grafika. Hal 167
Denzim, Norman K., Yvonna S. Lincoln. (2009). Handbook of qualitative
research (Dariatno dkk, Penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Helmi. 2012. Hukum Perizinan Lingkungan Hidup. Jakarta Sinar Grafika
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat, 2009. Hukum Administrasi
Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik, Bandung
Neuman, W. Lawrence. (2006). Social Research Methods: Qualitatative
and Quantitative Approaches. (4 th ed). USA: Allyn and Bacon.
Ridwan HR. 2006. Hukum Adminstrasi Negara. Jakarta: Rajawali Pers.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1956 Tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Propinsi Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia
Nomor PM86/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran
Usaha Penyediaan Akomodasi
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel
Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Standar Usaha Pondok Wisata
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2015
Tentang Standar Usaha Motel
Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan di Kota Samarinda
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Rumah Kos bahwa Rumah Kos.

Penelitian
M. Panca Kurniawan. 2016. Kewenangan Badan Penanaman Modal Dan
Perizinan (BPMP) KOTA Bandar Lampung Dalam Mengeluarkan
Izin Di Bidang Kepariwisataan. Universitas Lampung .
http://digilib.unila.ac.id/)

Dokumen
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2020. Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2020.
Badan Pusat Statistik Kota Samarinda. 2020.
BPS Kota Samarinda, 2020. Kota Samarinda dalam Angka.
Sumber Online
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2020.
Law Insider. 2020. http://lawinsider.com
Panca, Anang (2020:1). Jangan Keliru Menginap, Ini Beda Guest House
dan Hotel. https://penginapan.net/beda-guest-house-dan-hotel-tarif-
fasilitas/. Di akses 13 November 2020.
Portal Resmi Kota Samarinda. 2020. https://www.samarindakota.go.id/
Senarai Padanan Asing Indonesia (SPAI). 2020.

Anda mungkin juga menyukai