Disusun Oleh :
JUNI RATNA
SARI,S.Kep 18.04.019
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
sehingga menyelesaikan karya ilmiah akhir ini dengan baik dan tepat pada
Pengikutnya, karena beliaulah yang telah membawa dunia ini dari Alam
mengalami banyak kesulitan, akan tetapi berkat ketekunan dan bantuan berbagai
pihak hinggah akhirnya Karya Ilmiah Akhir ini dapat terselesaikan, oleh karena
itu pada kesempatan yang berharga ini disampaikan penghargaan dan ucapan
iv
material sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan gelar Ners.
Panakkukang Makassar.
Makassar.
v
semua adalah kenangan terindah dalam hidup saya yang tak pernah
terlupakan.
11. Teman dan Sahabat (Unie cantik, Ashar, Aco alias Takim,Chika Harjulan,
Novi, K leha, pokoknya semua yang sudah membantu saya dalam kuliah
bisa melewatinya.
penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu masukan yang berupa saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca akan sangat membantu. Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat
vi
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................ 4
C. Manfaat penulisan.............................................................................. 6
D. Sistematika penulisan.........................................................................7
A. TINJAUAN TEORI......................................................................... 8
a. Pengertian.............................................................................8
b. Anatomi fisiologi................................................................. 9
c. Etiologi............................................................................... 15
d. Klasifikasi............................................................................16
e. Manifestasi Klinis...............................................................21
f. Patofisiologi........................................................................23
vii
ii
g. Pemeriksaan penunjang.......................................................27
h. Penatalaksanaan..................................................................28
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................36
3. Intervensi Keperawatan........................................................38
4. Implementasi Keperawatan.................................................44
5. Evaluasi Keperawatan.........................................................44
B. TINJAUAN KASUS.......................................................................45
1. Pengkajian.................................................................................45
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................57
3. Intervensi Keperawatan............................................................58
A. Pengkajian.....................................................................................66
B. Diagnosa keperawatan..................................................................68
C. Intervensi keperawatan.................................................................69
D. Implementasi keperawatan............................................................69
E. Evaluasi keperawatan....................................................................70
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 74
B. Saran.............................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................80
viii
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
x
v
DAFTAR LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
keperawatan
dasar pelayanan gawat darurat yaitu time saving time is life saving
1
2
listrik di
gerakan
kejang
40% serta 20% lainnya ditemukan pada usia lanjut (Riskesdes, 2018).
, 2014)
kasus epilepsi sebanyak 4115 kasus, pada tahun 2012 kejadian kasus
epilepsy menurun sebanyak 2467 kasus, dan pada tahun 2013 terjadi
(46,3%).
Pada penelitian yang ditulis oleh Putri (2015 : 54) tentang prevelensi
persentase kasus baru epilepsi berdasarkan usia selama lima tahun. Dari
jumlah keseluruhan pasien epilepsi selama lima tahun yaitu sebasar 1959,
kasus terbesar pada usia 5-14 tahun dengan frekuensi sebanyak 588 dan urutan
kedua terbanyak adalah pada umur 15-24 tahun dengan frekuensi sebanyak
sebagian tubuh, kejang otot di sebagian atau seluruh tubuh, rahang kaku, pipi
atau lidah tergigit, henti napas mendadak, dan kulit berwarna kebiruan. Hal ini
Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk
menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang
sering. Untuk itu tenaga perawat dituntut berperan aktif dalam mengatasi
(Doengos, 2011).
Sakit, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
epilepsi.
5
2. Tujuan khusus
Sudirohusodo Makassar.
Makassar.
C. Manfaat Penulisan
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini di harapkan dapat memberi
manfaat :
1. Manfaat praktis
a. Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
klien epilepsi.
epilepsi.
2. Manfaat akademis
klien epilepsi.
tentang epilepsi.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
D. Sistematika Penulisan
2019
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan
BAB II
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian Epilepsi
sebagai suatu ekserbasi dalam kondisi sakit kronis sebagai akibat oleh
akibat dari gangguan otak kronis dengan serangan kejang spontan yang
dan sepintas yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak, bersifat
8
9
b. Anatomi Fisiologi
a. Otak
Otak terdiri dari otak besar yaitu disebut cerebrum, otak kecil
dan glukosa otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh metabolisme
menjadi bagian korteks yang disebut korteks cerebri dan sub korteks
diatasnya,yaitu:
tulang frontalis
tulang parietalis
tulang occipitalis
terdiri dari :
lain.
medulla spinalis.
13
b. Medula Spinalis
setiap segmenya terdiri dari satu pasang saraf spinal. Dari medulla
pasang, dari bagian lumbal 5 pasang dan dari bagian sakral 5 pasang
Salah satu fungsi medula spinalis sebagai sistem saraf pusat adalah
kornu ventralis.
cerebellum
tubuh.
/penerusan impuls)
4) Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel
jawaban refleks.Dapat berupa sel otot (otot jantung, otot polos atau
c. Etiologi
kasus epilepsi tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti atau yang lebih
sering kita sebut sebagai kelainan idiopatik.2 Terdapat dua kategori kejang
epilepsi yaitu kejang fokal dan kejang umum. Secara garis besar, etiologi
d. Klasifikasi
bagian otak, melibatkan banyak area atau melibatkan kedua hemisfer otak.
ILAE membagi kejang menjadi kejang umum dan kejang pasial dengan
definisi sebagai berikut, Kejang umum adalah gejala awal kejang dan/ atau
aktivitas pada neuron terbatas pada satu hemisfer saja. Klasifikasi epilepsi
kali klasifikasi epilepsi. Klasifikasi epilepsi yang saat ini dianut adalah
1) Onset Fokal
2) Onset General
3) Unknown Onset
1) Onset Fokal
2) Onset General
4) Unknown Onset
a. Bangkitan parsial
a) Motorik
b) Sensorik
18
c) Otonom
d) Psikis
bangkitan
umum tonik-klonik
b. Bangkitan umum
1) Absans (lena)
2) Mioklonik
3) Klonik
4) Tonik
5) Tonik-klonik
6) Atonik
c. Tak tergolongkan
2011):
1) Idiopatik (primer)
19
2) Simtomatik (sekunder)
(Sindrom Kojewnikow)
3) Kriptogenik
b. Umum
1) Idiopatik (primer)
3) Simtomatik
a) Kejang neonatal
c) Sindroma Taissinare
1) Kejang demam
4) Eklamsi
epilepsi)
e. Manifestasi klinis
epilepsi, yaitu :
a. Kejang parsial
Lesi yang terdapat pada kejang parsial berasal dari sebagian kecil
dari otak atau satu hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada satu sisi
atau satu bagian tubuh dan kesadaran penderita umumnya masih baik.
b. Kejang umum
Lesi yang terdapat pada kejang umum berasal dari sebagian besar
dari otak atau kedua hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada seluruh
1) Kejang Absans
2) Kejang Atonik
badan, leher, dan badan. Durasi kejang bias sangat singkat atau
lebih lama.
3) Kejang Mioklonik
4) Kejang Tonik-Klonik
5) Kejang Klonik
2 menit.
6) Kejang Tonik
f. Patofisiologi
Neuron bersinaps dengan neuron lain melalui akson dan dendrit. Suatu
besar dan inhibisi kecil, akson mulai terangsang, suatu potensial aksi
akan dikirim
24
terlibat dalam perubahan otak yang normal menjadi otak yang mudah-
kejang (epileptogenesis).
a. Mekanisme iktogenesis
mengawali kejang.
b. Mekanisme epileptogenesis
1) Mekanisme nonsinaptik
angkutan Cl--K+, yang mengatur kadar Cl- intrasel dan aliran Cl-
2) Mekanisme sinaptik
a) GABA
b) Glutamat
2012).
27
g. Pemeriksaan penunjang
a. Elektroensefalografi (EEG)
sering dilakukan dan harus dilakukan pada semua pasien epilepsi untuk
dibanding seharusnya
b. Neuroimaging
dan secara anatomik akan tampak lebih rinci. MRI bermanfaat untuk
h. Penatalaksanaan
diazepam per rektal dengan dosis 5 mg bila berat badan anak < 10 kg
dengan dosis dan obat yang sama. Jika setelah dua kali pemberian
b. Pengobatan epilepsy
obatan.
1) Terapi medikamentosa
30
Valproate Phenytoin
1. Pengkajian
Soemarmo, 2015).
b. Pengkajian kesadaran
sekelilingnya.
perawat.
wajahnya
33
c. Pengkajian Primer
gangguan servikal :
b) Distres pernafasan
2) Breathing
sekresi mukus, dan kulit tampak pucat bahkan sianosis. Pada fase
3) Circulation
4) Disability
5) Exposure
d. Pengkajian sekunder
penurunan kesadaran
a) Riwayat kesehatan
d) Tumor intracranial
4) Riwayat kejang :
lantai.
5) Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
dengan hipoksia
3. Intervensi Keperawatan
sesudah suction
b. Informasikan kepada keluarga mengenai
tindakan suction
c. Gunakan universal precaution, sarung
tangan, goggle, masker sesuai kebutuhan
d. Gunakan aliran rendah untuk
menghilangkan sekret (80-100 mmHg pada
dewasa)
e. Monitor status oksigen pasien (SaO2 dan
SvO2) dan status hemodinamik (MAP dan
irama jantung) sebelum,
saat, dan setelah suction
6 Resiko trauma pada saat Tujuan: Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi faktor lingkungan yang
serangan berhubungan keperawatan selama ….. jam diharapkan memungkinkan resiko terjadinya
43
1. Implementasi
2. Evaluasi
dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin dicapai. Pada
bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau belum, dapat
B. Tinjauan Kasus
1) Identitas pasien
Nama : An “ F”
Alamat : Makassar
Diagnosa : Epilepsi
minggu
Primary survey
A) Airway
a. Resusitasi :-
b. Re evaluasi : -
B) Breathing
1. Fungsi pernapasan :
46
c. Respiras : 24x/menit
d. Krepitasi : 🗌 Ya ☑ Tidak
f. Saturasi 02 : 97 %
g. Assesment : -
h. Resusitasi : -
i. Re evaluasi : -
2. Masalah Keperawatan : -
C) Circulation
1. Keadaan sirkulasi :
d.Pernapasan : 24 x / menit
h.Assesment : -
i. Resusitasi : -
j. Re evaluasi : -
2. Masalah keperawatan : -
47
D) Disability
E) Exposure
1. Penilaian Hipotermia/hipertermia
2. Masalah keperawatan :-
3. Intervensi/Implementasi : -
4. Evaluasi : -
TRAUMA SCORE
A. Frekuensi pernapasan
☑ 10 - 25 4
25 - 38 3
> 35 2
< 10 1
0 0
B. Usaha napas
☑ Normal 1
🗌 Dangkal 0
C. Tekanan darah
☑ > 89mmHg 4
🗌 70 -89 3
48
🗌 50 -69 2
🗌 1- 49 1
🗌 0 0
D. Pengisian kapiler
☑ < 2 dtk 2
> 2 dtk 1
0 0
☑ 14 -15 5
🗌 11- 13 4
8 – 10 3
5-7 2
3-4 1
PENILAIAN NYERI :
2) PENGKAJIAN SEKUNDER
A) Riwayat kesehatan
2. A . alergi:
3. M: pengobatan:
49
4) Fenobarbital 10mg/kgbb/I,v
4. P : Riwayat penyakit:
4. Pernapasan : 36 x / menit
3) PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
a. Kulit kepala :
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri tekan
b. Mata
,dan pupil
isokor
c. Telinga
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
f. Wajah
2. Leher
3. Dada/thoraks
a. Paru-paru ;
36x/menit.
c. Jantung
2) Perkusi :-
4. Abdomen
5. Genitalia
a. Inspeksi : -
6. Ekstremitas
<2 detik. Terpasang infus pada ektermitas atas (tangan kanan)dengan cairan
dextrose 5 % 15 tpm
- Keadaan injury :-
7. Neurologis
anggota tubuh
Fungsi Motorik : Pasien dapat mengangkat kedua tangannya dan kedua kaki
4 4
lemah
5
52
1) HASIL LABORATORIUM :
Hematologi
Hematologi
BASO
GDS
SGOT 40 <41 L
SGPT U/
mmol/l
53
Klorida
- Brain edema
normal
7) Sinus paranasalis dan aircell mastoid yang terscan dalam batas normal
dalambatas normal
3) PENGOBATAN :
a) Terapi medikasi
1. Terapi yang
digunakan sebagai
tenggorokan
(Intravena)
4) ANALISA DATA
No. RM 892097
Diangnosa Primer
DS :
DO : Domain 11 : Keamanan/
DS :
kejang 1 kali
DO :
Penurunan kapasitas adaptif intrakran
a. Penurunan kesadaran
Domain 9 : Koping toleransi/stres
b. GCS 14 : E4 V5 M5
Kelas 3 : Stres Neurobehavioral
c. Pasien riwayat kejang 1 kali
Kode 00049
d. Jangka kejang dari kejang 1 jam
kejang sekali
e. Kekuatan otot
5 5
4 4
56
Diagnosa Sekunder
DO : 4 : Respon Kardiovaskuler
Faktor resiko :
- EO : 1.0 10ˆ3/ul
5) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Primer
Napas (00031)
Intrakranial (00049)
Diagnosa Sekunder
(00032)
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. RM 892097
1. Ketidakefektifan Bersihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Mengkaji kepatenan jalan napas
Jalan Napas (00031) 1x 6 jam, diharpakan : Pasien akan 2. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
- Suara napas tambahan dengan deviasi 4. Kolaborasi pemberian obat dan oksigenasi
Penurunan kapasitas adaptif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pemantauan Neurologis
2.
4 jam, diharapkan tidak terjadi penurunan a. Pantau tingkat kesadaran
Intrakranial (00049)
kapasitas adaptif intrakranial yang dibuktikan b. Pantau TTV
dengan indikator: c. Jelaskan prosedur pemantauan
a. Tidak ada penurunan tingkat kesadaran
berulang
b. Ttv dalam batas normal
c. Kejang tidak terjadi
Resiko infeksi (0004) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik lokal
4.
1 x 4 jam tidak terjadi resiko : 1. Cuci tangan dengan prinsip five moments
a. Status imunitas meningkat 2. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala
al
Ketidakefektifan Selasa , 22.30 1. Mengkaji kepatenan jalan napas Hasil Rabu, 09/10/2019 jam 07.15
Bersihan Jalan 08/10/2019 : ada sumbatan(sputum) S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih batuk
Penurunan Selasa , 22.00 a. Memantau tingkat kesadaran Hasil: Rabu, 09/10/2019 jam 07.20
Pasien mengalami penurunan
kapasitas adaptif 08/10/2019 S
kesadaran dengan GCS 14
Ibu pasien mengatakan anaknya kejang 1
Intrakranial
b. Memantau TTV
kali
(00049) 22.45 Hasil:
O:
Tekanan darah : 90/60 mmHg
- Pasien ada kejang 1 kali
Nadi : 112 x/mnt
- Pasien mengalami penurunan
Suhu tubuh : 36.7oC
kesadaran
Pernapasan : 36 x/mnt
GCS 14
c. Menjelaskan kepada keluarga pasien
23.00 - TTV : TD : 90/60 mmHg
tujuan dilakukannya pemantauan
Nadi : 110 kali/menit
Hasil: Keluarga mampu memahami
Pernapasan : 28 kali/menit
dan mengerti mengenai pemantuan
Suhu tubuh : 36.8 0C
bila kejang timbul
A : Penurunan kapasitas adaptif
Intracranial belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
63
Pemantauan Neurologis
1. Pantau tingkat kesadaran
2. Pantau TTV
Ketidakefektifan Rabu 23.05 1. Memantau frekuensi, irama, Rabu, 09-10-2019, Pukul 07.25
pola napas kedalaman pernapasan S:
09/10/2019
(00032) Hasil : Pernapasan 34 x/menit, irama Ibu Pasien mengatakan sesak anaknya sudah
regular, terdapat retraksi otot dada mulai berkurang dan merasa nyaman dengan
23.10 2. Mengauskultasi suara napas dan posisi head up 15o
adanya suara-suara tambahan yang O :
tidak normal a. Pasien nampak rileks
Hasil : Tidak terdengar suara napas b. Sesak berkurang dengan frekuensi napas
tambahan 28 x/menit
3. Mempertahankan ketinggian c. Tidak terdapat retraksi dada
23.15
bagian kepala tempat tidur A : Setelah diberikan tindakan
Hasil : Head up 15O, Pasien merasa keperawatan
nyaman dengan posisi yang diberikan selama 30 menit tujuan tercapai dan
dan nampak rileks. Usaha bernapas masalah ketidakefektifan pola napas
berkurang dengan frekuensi napas teratasi
34 P : Lanjutkan Intervensi :
23.20 x/menit
1. Pantau frekuensi, irama,
64
dada
Resiko Infeksi Rabu 23.50 1. Mencuci tangan dengan prinsip five Rabu , 09/10/2019 Jam 07.35
S :-
(00004) 09/102019 moments
O:
Hasil : orangtua klien cuci tangan
a. Suhu tubuh 36,6oC.
kedua tangan menjadi bersih dan
b. Hasil laboraorium peningkatan WBC 16,6
terhindar dari kuman serta mencegah
103/mm3
infeksi pada pasien
A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
peningkatan suhu (36,9 0C) dan 1. Mencuci tangan dengan prinsip five
secara lokal tidak terjadi
moments
pembengkakan
2. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda dan
gejala infeksi
BAB III
Dalam bab ini akan membahas masalah kesenjangan teori dengan data yang
dengan epilepsi di ruang UGD Anak RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”.
Adapun masalah tersebut ditemukan berupa kesenjangan antara teori dan pelaksanaan
praktek secara langsung. Masalah yang penulis temukan selama melaksanakan asuhan
A. Pengkajian
1. Airway
b. Distres pernafasan
napas, klien menggigit lidah, mulut berbusa, dan pada fase posiktal, biasanya
66
67
antara teori dan kasus,Karena tanda dan gejala berdasarkan teori yaitu dijelaskan
pada pasien epilepsi umumnya akan terjadi sumbatan jalan napas, pada kasus
An.F didapatkan penyumbatan jalan napas yang ditemukan pasien ada batuk
berlendir.
2. Breathing
klien menurun/cepat, peningkatan sekresi mukus, dan kulit tampak pucat bahkan
sesak napas dengan frekuensi napas 36x/menit, pola napas cepat dan dangkal,
dan kasus. Karena tanda dan gejala berdasarkan teori yaitu pernapasan klien
3. Circulation
peningkatan nadi dan sianosis, klien biasanya dalam keadaan tidak sadar.
terjadi sianosis.
kasus, karena ada beberapa gejala yang muncul pada teori tetapi tidak ditemukan
pada kasus An. F. Dimana jika dikaji berdasarkan teori mengatakan pada pasien
4. Disability
Berdasarkan teori pada pengkajian disability ditemukan data bahwa klien bisa
sadar atau tidak tergantung pada jenis serangan atau karakteristik dari epilepsi
yang diderita. Biasanya pasien merasa bingung, dan tidak teringat kejadian saat
kejang
kasus An.F, dimana pada teori tidak membahas tentang kekuatan otot pada
terdapat gangguan kekuatan otot. Hal ini disebabkan karena An. F ada riwayat
kejang sejak 5 bulan lalu sebelum masuk Rumah sakit dan kejadian ini sudah
5. Exposure
tubuh. Sedangkan berdasarkan data pada kasus An. F tidak terjadi peningkatan
dan kasus An.F. Menurut teori pada kasus epilepsi akan terjadi peningkatan suhu
tubuh sedangkan pada kasus tidak didapatkan peningkatan suhu tubuh pada saat
B. Diagnosa
mucus
didapatkan yaitu :
4. Resiko Infeksi
dan kasus, dimana diagnosa resiko trauma tidak diangkat pada kasus An.F karena
nyawa. Diagnosa resiko trauma tersebut bisa saja di angkat pada pengkajian
sekunder tetapi resiko itu bisa dicegah dengan memberikan pelayanan yang aman
pada pasien.
C. Intervensi keperawatan
dengan adanya secret intervesi yang disusun berdasarkan teori yaitu 1).
Auskultasi bunyi nafas tambahan; ronchi, wheezing. 2). Berikan posisi yang
nyaman untuk mengurangi dyspnea, 3). Bersihkan sekret dari mulut dan trakea;
lakukan penghisapan sesuai keperluan. 4). Anjurkan asupan cairan adekuat. 5).
Sedangkan intervensi yang dirumuskan pada kasus An.F yaitu 1). Berikan posisi
Analisa : dari hasil intervensi yang disusun terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus. Seperti ajarkan batuk efektif tidak dilakukan karena pasien tidak
pemberian therapy .
Analisa : dari hasil intervensi yang disusun terdapat ada kesenjagan antar teori
hiperventilasi berdasarkan teorti yaitu : 1). Pantau rate, irama, kedalaman, dan
aksesori, retraksi otot supraclavicular dan intercostal, 3). Monitor suara napas
kussmaul, napas cheyne- stokes, apnea, napas biot’s dan pola ataxic
irama, kedalaman pernapasan, 2). Auskultasi suara napas dan adanya suara-suara
Analisa : dari hasil intervensi diatas tidak ada kesenjangan antara teori dan
4. Intervensi pada diagnosa resiko infeksi yaitu : 1). Cuci tangan dengan prinsip
five moment, 2). Ajarkan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi, 3). Pantau
intervensi yang disusun terdapat ada kesenjagan antar teori dan kasus.Karena
D. Implementasi
rangkaian dari seluruh rencana tindakan yang dibuat berdasarkan teori dan kasus.
dengan tindakan :
c. Penatalaksanaan kolaborasi
b. Pantau TTV
73
dengan tindakan :
normal
karena implementasi dilakukan pada kasus sesuai dengan intervensi yang disusun
E. Evaluasi
sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilaksanakan karena dapat diketahui
semua dan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi karena
2. Setelah dilakukan keperawatan selama 8 menit tujuan belum tercapai semua dan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pada kasus An.F didapatkan data fokus kejang dan batuk berlendir dengan
hasil observasi pasien tekanan darah : 90/60 mmHg, suhu tubuh : 36,9ºC,
2. Masalah keperawatan
yaitu :
d. Resiko infeksi
3. Intervensi keperawatan
An.F yaitu (1) Kaji kepatenan jalan napas, (2) Monitor kecepatan, irama,
75
76
berdasarkan kasus An.F yaitu : (1) Pantau tingkat kesadaran , (2) Pantau
Auskultasi suara napas dan adanya suara-suara tambahan yang tidak normal
d. Resiko infeksi , intervensi yang disusun berdasarkan kasus An. F yaitu : (1)
Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik local, (2) Cuci tangan
dengan prinsip five moments , (3) Ajar pasien dan keluarga tentang tanda
kemerahan).
4. Implementasi
5. Evaluasi keperawatan
Dari 4 masalah keperawatan yang diangkat pada kasus An.F terdapat dua
masalah keperawatan yang teratasi yaitu ketidakefektifan pola napas dan Resiko
Infeksi. Sedangkan masalah yang belum teratasi masih ada dua yaitu
intracranial.
78
79
79