DISUSUN OLEH
NUR FIRDAYANTI BAHARUDDIN, S.Kep
20 04 035
KOTA MAKASSAR
DISUSUN OLEH
NUR FIRDAYANTI BAHARUDDIN, S.Kep
20 04 035
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan yang
baik ini dengan berbesar hati penulis ingin mengucapkan terimah kasih
v
3. Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep selaku Ketua program studi Profesi Ners
selama ini.
7. Bapak Baharuddin, Bsc selaku orang tua saya yang telah memberikan
bantuan, support dan kasih sayang serta do’a yang tiada henti-
hentinya.
terlupakan.
vi
Dalam kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam melakukan
penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu masukan yang berupa saran dan kritik yang membangun dari para
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
E. Sistematika penulisan............................................................. 6
viii
1.6 Penatalaksanaan medik ........................................... 15
B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian ........................................................................ 37
b. Keluhan Utama............................................................ 37
a. Airway ......................................................................... 38
b. Breathing .................................................................... 38
c. Circulation .................................................................. 39
d. Disability ..................................................................... 39
e. Exposure .................................................................... 40
ix
e. Hasil Pemeriksaan Diagnostik ................................... 42
f. Pengobatan ................................................................ 42
4. Klasifikasi Data.................................................................. 43
6. Diagnosa Keperawatan..................................................... 45
A. Pengkajian ................................................................................. 57
D. Implementasi.............................................................................. 66
E. Evaluasi ...................................................................................... 69
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 71
B. Saran .......................................................................................... 72
Daftar Pustaka
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
goresan benda tumpul. Luka ini juga disebabkan oleh trauma yang
tidak tajam seperti tepi meja, terkena bagian dari kendaraan bermotor
Prayogi, 2019).
1
2
pada penderita luka robek kronis (vulnus laceratum ) yang ditulis oleh
Huda, N., Febriyanti, E., & de Laura, D. tahun 2018, angka kejadian
untuk luka bedah ada 110.30 juta kasus, luka trauma 1.110 juta
kasus, luka lecet ada 20.40 juta kasus, luka bakar 10 juta kasus.
Pada saat 3 hari praktik di ruang IGD Bedah RS-YW Ibnu Sina Kota
Makassar”
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
Tahun 2021.
D. Manfaat Penulisan
Laceratum metatarsal.
2. Rumah Sakit
3. Penulis
E. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan
sistematika penulisan
a. Tinjauan teoritis
b. Tinjauan kasus
7
laceratum.
4. BAB IV Penutup
A. TINJAUAN TEORI
1.1. Definisi
rata. Cedera atau keretakan pada tulang ini bisa terjadi jika
8
9
dibawahnya.
menembus dinding.
1.2.1 Kulit
b. Dermis
c. Lemak subkutan
syaraf.
1.3 Etiologi
diantaranya :
a. Alat tumpul
f. Trauma Fisika
2017).
9.2.3 Bengkak
9.2.4 Perdarahan
1.5 Patofisiologi
1.6 Penatalaksanaan
penutupan luka.
(efektif).
7) Oksidansia
17
oksidator.
(konsentrasi 3%).
mencuci tangan.
c. Penjahitan Luka
19
d. Penutupan Luka
1.6.2 Medis :
a. Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami
b. Pemberian Antibiotik
stridor.
2.2.2 Breathing
2.2.3 Circulation
buruk.
2.2.4 Disability
2.2.5 Exposure
2.2.1 Identitas
pendidikan, pekerjaan.
a. Sumber kecelakaan.
obat-obatan.
pernafasan).
2.3.2 Sirkulasi
bradikardi.
2.3.4 Eliminasi
2.3.5 Neurosensory
kesemutan nyeri.
25
kemerahan.
2.3.6 Nyeri/kenyamanan.
ditekan.
edema.
cairan aktif.
fisik
4. Risiko infeksi.
meningkat.
menurun.
membaik.
membaik.
membaik
Hipovolemia Observasi
Edukasi.
Kolaborasi
membaik.
membaik
Observasi
oksigen >94%.
Edukasi
Kolaborasi
menurun
Observasi
memperingan nyeri.
Terapeutik
29
mengurangi nyeri.
Edukasi
Kolaborasi
Hipertermia
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
intravena
menurun.
menurun.
Observasi
Terapeutik
gangguan neuromuscular.
meningkat
menjadi menurun.
menurun.
Observasi :
mobilisasi.
Terapeutik
meningkatkan pergerakan.
Edukasi
dilakukan
Observasi
33
sistemik
Terapeutik
tinggi
Edukasi
cairan
darah 2 bag.
ketorolac 30 mg.
tpm.
jahitan.
harus dilakukan.
klien (Perry & Potter, 2013). Hal yang perlu diingat bahwa
yang diberikan.
dilakukan sebelumnya.
B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
muntah (-)
a. Airway
Bebas Paten
b. Breathing
1) Fungsi Pernapasan
c) Respirasi : 20 x/menit
d) Krepitasi : Ya Tidak
c. Circulation
1) Keadaan sirkulasi
c) Suhu : 370c
f) Perdarahan : Ya Tidak
kanan
40
d. Disability
e. Exposure
1) Penilaian hipotermia/hipertemia
2) Pengkajian nyeri
Q : Teriris-iris
R : Kaki kanan
S : Skala 6 (NRS)
Reaki pupil
41
Table 2.1
Reaksi Pupil
Kanan Ukuran Kiri Ukuran
(mm) (mm)
Cepat 2,5 mm 2,5 mm
Konstriksi - -
Lambat - -
Dilatasi - -
Tidak Beraksi - -
3. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Riwayat Kesehatan
A : Allergies (Alergi)
makanan.
M : Medication (Pengobatan)
sebelum sakit)
42
lauk.
injuri/sakit)
P : Provokatif (penyebab)
Q : Quality (kualitas)
R : Radiation (paparan)
Skala 6
T : Timing (waktu)
e. Hasil Laboratorium
g. Pengobatan
2. IVFD RL 20 tpm.
4. KLASIFIKASI DATA
Table 2.2
Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
a. Pasien mengatakan pusing a. Pasien tampak pucat
b. Pasien mengatakan merasa b. Bibir pasien tampak kering
lemah. c. Pasien tampak meringis.
c. Pasien mengatakan haus d. Nadi teraba lemah
d. Pasien mengatakan e. Pasien tampak sesekali
mengalami luka robek pada memegangi area yang nyeri.
44
5. ANALISA DATA
Table 2.3
Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan
1. Factor Risiko :
a. Kehilangan cairan
secara aktif. Risiko Hypovolemia
b. Trauma/perdarahan.
45
2. DS :
a. Pasien mengatakan
mengalami luka robek
pada daerah kaki
kanan.
b. Pasien mengeluh nyeri Nyeri Akut
pada kaki kanan akibat
luka robekan.
DO :
a. Pasien tampak meringis.
b. Pasien tampak sesekali
memegangi area yang
nyeri.
c. Pengkajian nyeri.
O : Nyeri dirasakan
sejak beberapa
menit yang lalu
setelah ditabrak
bentor.
P : Pada saat pasien
sedang mengendara
motor hendak pulang
kerumah tiba-tiba
sebuah bentor
menabrak kaki kanan
pasien
Q : Seperti tertusuk-
tusuk
R : Nyeri dirasakan di
area ekstremitas
bawa sebelah
46
kanan.
S : Skala 6 (NRS).
T : Hilang timbul
d. Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
P : 20 x/menit
N : 110 x/menit
S : 370c
3. Factor Resiko : Resiko Perdarahan
Trauma
6. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1) Risiko Hypovolemia
1) Resiko infeksi
7. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Table 2.4
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Risiko Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
Hypovolemia/ tindakan keperawatan Observasi
selama 1 x 6 jam a. Periksa tanda dan
diharapkan status cairan gejala hypovolemia
membaik dengan (mis, frekuensi nadi
kriteria hasil : meningkat, nadi
47
Table 2.5
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
Risiko Hipovolemia 09.10 1. Periksa tanda dan gejala Jam : 14.00
hypovolemia (mis, frekuensi S :
nadi meningkat, nadi teraba 1. Perdarahan pada luka
lemah, tekanan darah robek sudah tidak
menurun, tekanan nadi banyak
menyempit, turgor kulit O :
menurun, membrane 1. Terpasang Infus NaCl
mukosa kering, volume 20 tpm.
urine menurun, hematocrit 2. Tanda-tanda vital
meningkat, haus, lemah). TD : 100/80 mmHg
Hasil : Nadi pasien teraba P : 20 x/menit
lemah, pasien merasa N : 110x/i
haus, pasien tampak lemah. S : 360c
Tanda-tanda vital : CRT >2 detik
51
NaCl, RL).
09.45 Hasil : Pasien diberikan
cairan NacL 20 tpm.
Nyeri akut b/d agen 10.00 1. Mengkaji status nyeri yang Jam : 14.00
pencedera fisik dirasakan. S: pasien mengatakan luka
Hasil : robek pada area
O : Nyeri dirasakan sejak ekstremitas bawah
beberapa menit yang sebelah kanan didapatkan
lalu terjadi setelah pada saat sedang
ditabrak motor. mengendara motor ketika
P : Pada saat pasien mau pulang kerumah.
sedang mengendara O :
motor hendak pulang 1. Pasien tampak meringis
kerumah tiba-tiba 2. Pasien tampak sesekali
sebuah bentor memegangi area nyeri.
menabrak kaki kanan 3. TTV :
pasien. TD : 90/60 mmHg
53
Ibnu Sina Makassar diruang IGD Bedah pada Ny. F selama tiga hari
membahas tentang perbedaan yang terjadi antara teori dan kasus yang
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
57
58
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability
e. Exposure
2. Pengkajian Sekunder
B. Diagnosa
2014).
2. Risiko syok
(robekan).
7. Risiko infeksi.
aktif
3. Risiko Infeksi
C. Perencanaan Keperawatan
1. Hypovolemia
Manajemen Hipovolemia
Observasi
lemah).
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
2. Nyeri Akut
Manajemen Nyeri
Observasi
nyeri.
Terapeutik
bermain.
Edukasi
rasa nyeri.
Kolaborasi
66
3. Risiko Infeksi
D. Implementasi Keperawatan
1. Risiko Hypovolemia
TD : 90/60 mmHg
P : 20 x/menit
N : 110 x/menit
S : 370c
RL).
2. Nyeri akut
Hasil :
68
Q : Seperti tertusuk-tusuk
sebelah kanan.
S : Skala 6 (NRS).
T : Terus menerus.
nyeri.
d. Pemantauan TTV
Hasil :
TD : 90/60 mmHg
P : 20 x/menit
N : 110 x/menit
S : 36,90c
69
3. Risiko infeksi
Observasi
a. Monitor kondisi luka (meliputi ukuran luka, derajat
luka, perdarahan, warna dasar luka, infeksi, esudat,
bau luka, kondisi tepi luka).
Hasil : ukuran luka 6 cm x 0,5cm x 0,5 cm. terdapat
perdarahan sebanyak 200 cc, dan luka tampak
kemerahan.
b. Monitor tanda dan gejala infeksi pada luka
Hasil : Luka tampak kemerahan, pasien tampak
meringis.
Terapeutik
a. Bersihkan luka bagian dalam dengan menggunakan
NaCl 0,9%.
Hasil : Luka pasien dibersihkan dengan menggunakan
cairan NaCL 0,9%
b. Lakukan pembalutan luka, jika perlu.
Hasil : Luka pasien dihecting sebanyak 23 jahitan,
dengan jahitan dalam yaitu sebanyak 6 jahitan, jahitan
luar sebanyak 12 jahitan dan dilakukan pembalutan
luka dengan kasa.
c. Oleskan salep, jika perlu.
Hasil : Luka pasien diberikan Povidone Iodine
Edukasi
a. Ajarkan prosedur perawatan luka.
Hasil : pasien mengerti apa yang telah diajarkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
Hasil : Pasien diberikan obat asam mafenamat 3x1
70
E. Evaluasi Keperawatan
luka robek.
PENUTUP
B. KESIMPULAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
aktif
c. Risiko Infeksi
71
72
3. Tindakan Keperawatan
4. Evaluasi
selanjutnya.
C. SARAN
1. Institusi Pendidikan
terarah.
2. Rumah sakit
3. Bagi perawat
73
(FLow, https://id.scribd.com/doc/316542431/Asuhan-Keperawatan-Vulnus-
Laceratum-KMB, 2016)
http://registrasi.rscahyakawaluyan.com/bankdata/pdf/392477298-Sak-Igd-
Revisi.pdf
74
75
76
RIWAYAT HIDUP PENULIS
77