Oleh :
2020/2021
KATA PENGANTAR
yang mana atas berkat, kasih dan anugraNya yang telah menyertai
Sulawesi Selatan”.
viii
2. Ns. Makkasau Plasay, S.Kep.,M.Kes., M.EDM Selaku
Panakkukang Makassar.
Ati
ix
8. Civitas akademika STIKES Panakkukang Makassar.
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, akan tetapi dengan segala
yang penulis miliki, olehnya itu koreksi, saran dan kritikan yang
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
3. Etiologi ............................................................................. 17
4. Patofisiologi ...................................................................... 21
5. Penalaksanaan ................................................................. 23
xi
1. Pengertian Oksigenasi ..................................................... 28
4. Etiologi ............................................................................ 40
3. Etiologi ............................................................................ 48
1. Pengkajian........................................................................ 58
5. Evaluasi ........................................................................... 67
1. Gambaran Kasus.............................................................. 68
6. Pemeriksaan Penunjang................................................... 73
xii
9. Diagnosa Keperawatan .................................................... 78
D. Implementasi Keperawatan.................................................... 95
BAB IV PENUTUP..................................................................................104
LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2017).
juta jiwa setiap tahunnya. Pada tahun 2002 sampai 2020 diperkirakan
kata lain, perubahan jumlah infeksi lebih dari 56 juta tiap tahunnya.
1
menjadi 420.994 kasus. Dari keseluruhan kasus, jumlah kasus
Angka kejadian TB Paru jika dilihat dari segi usia, paling banyak yaitu
2
pengobatan tahun 2018 didapatkan bahwa pasien dengan angka
selama 3-4 minggu atau lebih dengan gejala tambahan yaitu batuk
darah, sesak nafas, badan lemas dan nafsu makan menurun, berat
3
merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia Hal ini telah terbukti pada seseorang yang menderita yang
kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal itu berlangsung lama
(kimia atau fisika). Oksigen berupa gas tidak berwarna dan tidak
4
Sejak Itu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(TB).
5
1. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan Khusus
6
2. Manfaat Penulisan
a. Institusi
b. Rumah Sakit
c. Penulis
3. Sistematika Penulisan
7
Kasus ini dilaksanakan di Ruang Baji Ati RSUD. Labuang Baji
8
BAB II
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian Tuberkulosis
2. Anatomi Fisiologi
9
alveolus – alveolus di paru melalui sistem kapiler (Wherdhani,
2017).
superior dan lobus inferior Namun pada paru kiri terdapat satu
10
Pembentukan paru di mulai dari sebuah Groove yang berasal
11
Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli, memisahkan
a. Hidung
12
Faring dibagi menjadi tiga region nasal, oral, dan laring.
b. Laring
13
arytenoid; digunakan dalam gerakan pita suara dengan
kartiago tiroid.
c. Trakhea
dirangsang.
14
d. Bronkhulus
e. Bronkhiolus
15
sakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran oksigen dan
f. Alveolus
persegi.
3. Etiologi
terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat dari
infeksi berulang.
16
dan bovin Basil tipe human berada di bercak ludah (droplet) di
udara yang berasal dari penderita TB paru dan orang yang rentan
2017).
tersebut.
17
4. Tanda Dan Gejala
1) Demam
demam.
2) Malaise
mudah lelah.
18
b. Gejala respiratorik yaitu:
1) Batuk
2) Batuk darah
3) Sesak nafas
19
4) Nyeri dada
Bare,2017).
5. Patofisiologi
20
limfosit dan limfokinnya Respon ini disebut sebagai reaksi
hipersensitivitas (lambat).
relatif padat dan seperti keju, lesi nekrosis ini disebut nekrosis
21
sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung
aktif.
6. Penatalaksaan Medik
a. Tujuan Pengobatan
terhadap OAT
22
b. Prinsip pengobatan
dianjurkan.
Obat (PMO).
23
2) Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara
d. Tahap Lanjutan
a) Kategori 1:2(HRZE)/(HR)3.
24
b) Kategori2:2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.Disamping
(HRZE)
kombipak.
25
sampai selesai.Satu (1) paket untuk satu (1) pasien
B. Kebutuhan Oksigenasi
26
Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk
contoh organ otak Otak adalah suatu organ yang sensitive akan
dalam jangka waktu tiga sampai lima menit Apabila lebih dari itu, sel
yaitu:
a. Pernapasan eksternal
27
Eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada
b. Ventilasi pulmoner
28
Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor
Tujuan:
keadaan hematologi.
1) Hidung
29
c) Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang
hidung
dalam paru-paru
pertambahan usia.
2) Faring
30
b) Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral
3) Laring
i. Epiglotis
selama menelan
iii. Glotis
v. Kartilago tiroid
tiroid
31
xi. Pita suara
lumen laring)
vokalisasi
4. Trakea
karina
1) Bronkus
bronkus segmental
32
2) Bronkiolus
3) Bronkiolus Terminalis
4) Bronkiolus respiratori
6) Alveoli
7) Paru-paru
33
b) Terletak dalam rongga dada atau toraks
e) Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
interlobaris
8) Pleura
jaringan elastis
b. Terbagi mejadi 2 :
34
5. Fisiologi Sistem Pernapasan
dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-
a. Ventilasi
35
b. Difusi
3) Jumlah darah
5) Afinitas
36
c. Transpor
3) Hematokrit darah
4) Latihan (exercise)
d. System Kardiovaskuler
hematologi.
37
transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena
a. Faktor Fisiologi
anemia.
38
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada
b. Faktor Perkembangan
pembentukan surfaktan.
pernapasan akut.
c. Faktor Perilaku
39
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh
pusat pernapasan.
a. Hiperventilasi
1) Kecemasan
2) Infeksi/sepsis
3) Keracunan obat-obatan
metabolic.
40
b. Hipoventilasi
kardiak arrest
c. Hipoksia
1) Menurunnya hemoglobin
gunung.
keracunan sianida.
pneumonia.
6) Kerusakan/gangguan ventilasi.
41
Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan,
clubbing.
1) Asma
banyak lainnya.
2) Influenza
3) Bronkitis
4) Sinusitis
42
5) Tuberculosis (TBC)
(Hidayat, 2017)
atas zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan
43
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
2. Fisiologi Sistem
nutrien (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari
44
e. Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon
asam amino).
a. Mengunyah
b. Menelan(deglusi)
e. Makanan dilambung
f. Pengosongan dilambung
45
g. Factor reflexs duodenum
i. Gerakan kolon
j. Gerakan mencampur
k. Gerakan mendorong
l. Defekasi
a. Pengetahuan
b. Prasangka
c. Kebiasaan
d. Kesukaan
46
e. Ekonomi
a. Kekurangan Nutrisi
Kemungkinan penyebab :
b. Kelebihan nutrisi
47
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
pada wanita
monoton.
Kemungkinan penyebab:
3) Obesitas
4) Malnutrisi
48
1) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
3) Diabetes Melitus
4) Hipertensi
49
nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan
dan merokok.
6) Kanker
7) Anoreksia nervosa
1. Pengukuran Atropometri
50
D. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Oksigenasi
a. Riwayat keperawatan:
gejala diatas
lain-lain
3) Riwayat kardiovaskuler
4) Gaya hidup
1) Mata
51
b) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
endocarditis)
2) Kulit
perifer)
c) Edema
d) Edema periorbital
a) Sianosis
b) Clabbing finger
5) Hidung
6) Vena Leher
Adanya disfensi/bendungan
7) Dada
pernapasan,jalan pernapasan)
52
b) Pergerakan tidak simetris anatara dada kiri dan dada kanan
melewati,rongga pernapasan)
8) Pola pernapasan
9) Pemeriksaan penunjang.
d) EKG
e) Echocardiography
f) Kateterisasi jantung
g) Angiografi
2. Pengkajian Nutrisi
a. Makanan / Cairan
53
5) Kehilangan otot/hilang lemak sub kutan
4) Faktor psikologis
1. Pemeriksaan Fisik
reflex menurun
54
e) Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare,
d. Pemeriksaan Diagnostik
2. USG
neoplasma tersebut
e. Terapi Medis
vitamin
55
3. Diagnosa Keperawatan
edema bronchial.
56
4. Perencanaan Keperawatan
a. Kebutuhan Oksigenasi
bengkok dipangkuan
pasien
57
3. Buang sekret pada
tempat sputum
Edukasi :
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
Kolaborasi :
58
2 Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan
Manejemen Jalan Nafas
Efektif berhubngan tindakan keperawatan
Observasi :
dengan penurunan selama 2x24 jam
1. Monitor pola nafas
Ekspansi Paru diharapkan tingkat pola
(frekuensi, kedalaman,
nafas membaik dengan
SDKI D.0005 usaha nafas)
kriteria Hasil:
2. Monitor bunyi nafas
(Hal: 26) 1. Sesak menurun
tambahan
2. Penggunaan otot
3. Monitor sputum
bantu nafas
Terapeutuik :
3. Frekuensi nafas
jika perlu
5. Lakukan pengisapan
6. Berikan oksigen
Edukasi :
59
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodolator, ekpektoran,
mukolitik
60
3. Gangguan Setelah dilakukan Terapi Oksigen
2. Nafas cuping
memburuk 2. Pertahankan
3. Berikan oksigen
Edukasi
keluarga cara
61
menggunakan oksigen
di rumah
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemamtauan oksigen
62
b. Kebutuhan Nutrisi
2. Identifikasi perubahan
1. Asupan nutrisi
berat badan
meningkat
3. Identifikasi pola makan
2. Kemampuan
4. Identifikasi
menikmati
kemampuan menelan
makanan
5. Identifikasi kelainan
meningkat
rongga mulut
3. Asupan makanan
6. Monitor asupan oral
meningkat
7. Monitor hasil
4. Keinginan makan
laboratorium
meningkat
Terapeutik
63
2. Ukur antropometrik
komposisi tbuh
3. Hitung perubahan
berat badan
4. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
64
meningkat membrane mukosa
membaik Terapeutik
oral
Edukasi
5. anjurkan meghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
6. kolaborasi pemberian
RL)
65
1. Implementasi
tim kesehatan yang lain, keluarga dan klien sendiri. Hal-hal yang perlu
diperhatikan :
perawatan.
2. Evaluasi
66
E. Tinjauan Kasus
1. Gambaran Kasus
a. Pengkajian
1) Nama pasien : Tn G
3) Agama : Islam
4) Pendidikan : SD
6) No RM : 391435
ini sesak Nafas sejak 3 hari batuk berdahak mual dan muntah
67
a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg.
N : 80 x/menit.
S : 36,5 °C.
P : 28 x/menit.
2) Pertumbuhan fisik :
TB : 170 cm
BB : 57 kg sebelum sakit
BB : 47 kg sesudah sakit
3) Keadaan kulit :
a. Kepala
2) Ubun-ubun : simetris
68
3) Penyebaran dan keadaan rambut : merata dan sediki
kotor
nyeri tekan
kelenjar tiroid.
b. Dada
Inspeksi :-
bagian dada
69
c. Abdomen
Inspeksi : simetris
e. Ekstremitas
f. Pengkajian Biologis
Saat Sakit
No Kegiatan Sebelum Sakit
Pasien tampak
baring ditempat
tidur.
70
2. Menggunakan alat Tidak Ya, pasien dibantu
aktivitas melakukan
aktivitas
aktivitas
melakukan melakukan
08.00-17.00
khusus
sendiri atau
dibantu oleh
keluarganya
71
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi
2) Laboratorium
Parameter Result
7,88
WBC
HB 0,8
PLT 279
LYAP 7,5
GDS 152
72
3. KLASIFIKASI DATA
sakit P : 28x/i
6. BB pasien turun : 10 kg
BB sebelum sakit : 57 kg
BB sesudah sakit : 47 kg
IMT:17,27 (underweight)
73
4. ANALISA DATA
konsolidasi
DS:
Terjadi lesi
- Pasien nampak
pada bagian
terpasang O2 nasal
paru
canul 6 liter
N : 80x/i meningkat
S : 37.5 °C
Kerusakan
P : 28x/i
jaringan paru
SpO2 : 98%
74
meluas dan
mengalami
nekrosis
Produksi
Sputum
meningkat
Sekret
terakumulasi
pada jalan
nafas
Dypsnea
Bersihan
Jalan Nafas
Tidak Efektif
Berkurang
- pasien mengeluh
sakit
- pasien
75
mengatakan mual Berat Badan
Menurun
DO:
Asupan Makan
- Pasien nampak
Kurang dari
lemah
Kebutuhan
- Pasien nampak
Tubuh
- BB pasien turun :
10 kg
Defisit Nutrisi
- BB sebelum sakit
: 57 kg
- BB sesudah sakit
: 47 kg
- IMT:17,27
(underweight)
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
infeksi
76
6. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Keperawatan
menurun (5)
1. Atur posisi semi fowler
3. Frekuensi nafas dari
2. Pasang perlak atau bengkok
meingkat (1) menjadi
dipangkuan pasien
membaik (5)
3. Buang sekret pada tempat
4. Pola nafas dari menurun (1)
sputum
menjadi membaik (5)
77
Edukasi :
batuk efektif
selama 8 detik
yang ke-3.
Kolaborasi :
78
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
2
berhubungan keperawatan selama 2x24
Observasi
dengan faktor Jam diharapkan Status Nutrisi
2. Indentifikasi kebutuhan
1. Porsi Makanan yang
kalori dan jenis nutrisi
dihabiskan membaik
3. Monitor asupan makanan
dari menurun (1)
4. Monitor berat badan
menjadi menigkat (5)
5. Monitor hasil pemeriksaan
2. Kekuatan otot menelan
laboratorium
membaik dari
Terapeutik
menurun(1) menjadi
79
2. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
3. Informasikan hasil
Kolaborasi
80
7. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
81
efektif dengan cara P : Lanjutkan Intervensi
mengeluarkan
sputum (sedikit)
11.00 5. Kolaborasi
Pemberian obat
Combivent UDV
(Terapi Nebolizer)
82
lebih segar dan
nyaman saat
bernafas setelah
diberikan terapi
nebolizer
2 Defisit Nutrisi Kamis 28 11.10 1. Porsi Makanan yang Kamis, 28 April 2021
(keengganga menigkat
O :IMT :17,27
n untuk Hasil : Pasien
(Underweight)
makan) mengatakan porsi
83
13.00 3. Perasaan cepat (4)
tubuh dari
4. Indeks massa tubuh
13.30 memburuk
dari memburuk
menjadi cukup
mejadi cukup
membaik.
membaik
P : Lanjutkan Intervensi
Hasil :
1. Indetifikasi Status
BB sebelum sakit : 57
Nutrisi
Kg
2. Monitor asupan
Kg 3. Monitor berat
badan pasien
IMT : 17,27
(Underweight)
84
IMPLEMENTASI HARI KE II
mampu sesak
membersihkan sekret
A : Masalah bersihan
dari saluran
jalan nafas
pernapasan
belum teratasi
12.00 3. Berikan posisi semi
diberikan 2. produksi
85
13.30 4. Kolaborasi sputum dari
Nafas (
frekuensi,kedala
3. Memonitor bunyi
nafas tambahan
4. Memberikan
5. Mengajarkan
teknik batuk
efektif
86
2 Defisit Nutrisi Jumat, 29 11.00 1. Porsi Makanan yang Jumat, 29 April 2021
mengatakan (4)
kenyang dari
87
Hasil : pasien meningkat
tubuh dari
4. Indeks massa tubuh
memburuk
dari memburuk
menjadi cukup
mejadi cukup
membaik.
membaik
P : Lanjutkan
Hasil :
Intervensi
BB sebelum sakit : 57
1. Indetifikasi
Kg
Status Nutrisi
Kg makanan
3. Monitor berat
IMT : 17,27
badan pasien
(Underweight)
4. Menghitungperu
bahan berat
badan
88
IMPLEMENTASI HARI KE III
mampu sesak
membersihkan sekret
A : Masalah bersihan
dari saluran
jalan nafas
pernapasan
belum teratasi
12.00 3. Berikan posisi semi
4. Kolaborasi 4. produksi
89
13.30 Pemberian obat sputum dari
menurun (5)
Hasil : Pasi]en
2. Memonitor pola
Nafas (
frekuensi,kedala
3. Memonitor bunyi
nafas tambahan
4. Memberikan
5. Mengajarkan
teknik batuk
efektif
90
2 Defisit Nutrisi Jumat, 29 11.00 1. Porsi Makanan yang Jumat, 29 April 20]]21
kenyang dari
91
Hasil : pasien meningkat
tubuh dari
4. Indeks massa tubuh
memburuk
dari memburuk
menjadi cukup
mejadi cukup
membaik.
membaik
P : Lanjutkan
Hasil :
Intervensi
BB sebelum sakit : 57
4. Indetifikasi
Kg
Status Nutrisi
Kg makanan
6. Monitor berat
IMT : 17,27
badan pasien
(Underweight)
5. Menghitung
perubahan
berat badan
92
BAB III
A. Analisa Kasus
93
individu. Berikut ini akan diuraikan pembahasan yang meliputi
“G”
94
tidak simestris, frekuensi nafas meningkat 28 kali/menit
95
antara teori dan kasus.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan
dimana individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan metabolic (Hidayat, 2017)
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami
seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau
resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan
nutrisi Berat badan 10-20% dibawah normal sedangkan
pada pasien TB dapat menyebabkan kekurangan nutrisi di
karenakan perubahan atau penurunan Berat Badan
(Hidayat, 2017).
C. Diagnosa Keperawatan
2017)adalah :
tertahan
ekspansi
96
Pada teori kebutuhan Nutrisi ada dua diagnosa
adalah :
Tertahan
97
keperawatan Defisit Nutrisi, dimana pada konsep teori
D. Intervensi
98
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhungan dengan
Observasi :
Kolaborasi :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Manajemen Nutrisi
99
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
E. Implementasi Keperawatan
100
dan diselesaikan.
proses infeksi
berlebihan.
101
skala 5
meningkat
menurun
cukup meningkat 4.
E. Evaluasi
ditegakkan yaitu :
102
pasien mengatakan sudah tidak merasakan sesak lagi, pola
membaik .
103
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
psikologis
104
rencana-rencana keperawatan yang akan diberikan kepada
implementasi keperawatan.
105
B. SARAN
sebagai berikut:
2. Untuk Perawat
kepada pasien.
106
DAFTAR
PUSTAKA
PENDIDIKAN FORMAL
Tingkat
Nama Sekolah Tahun Masuk Tahun Selesai
Pendidikan
SD SD N 2 Obi 2001 2007
SMP SMP N 2 Obi 2007 2010
SMA SMA N 1 Laiwui 2010 2013
S1.Keperawatan Stikes Panakkukang 2013 2017
Makassar