SKRIPSI
oleh
Rizky Arisfa
141101089
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
1
Universitas Sumatera Utara
2
Universitas Sumatera Utara
3
Universitas Sumatera Utara
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan
Ucapan terimakasih yang tak terhingga untuk orang tua tercinta Ayahanda Restu
dan Ibunda Rafeah yang telah mengasuh dan memberikan kasih sayang serta doa
saran dan dukungan baik secara tulis maupun secara lisan, maka pada kesempatan ini
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. KMB selaku Wakil
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep, Sp. Mat selaku Wakil Dekan III
5. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp., M.Biomed selaku dosen pembimbing yang selalu
6. Ibu Nur Asiah, S.Kep., Ns., M.Biomed sebagai dosen penguji yang telah memberikan
7. Ibu Nurbaiti, S.Kep., Ns., M.Biomed sebagai dosen penguji yang telah memberikan
4
Universitas Sumatera Utara
8. Seluruh dosen dan staf administrasi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara yang telah menyumbangkan ilmu dan memberikan bantuan dalam kelancaran
9. Seluruh pihak Rumah Sakit Umum Sundari Medan yang telah mengizinkan penulis
melakukan penelitian, seluruh pihak Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor yang
telah mengizinkan penulis melakukan uji reliabilitas, dan seluruh ibu hamil yang
10. Kedua orang tua saya dan saudara - saudara yang saya cintai dan saya sayangi.
Terima kasih atas doa, dukungan, dan semangat yang senantiasa kalian berikan
11. Sahabat - sahabat terkasih yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu.
12. Rekan seperjuangan bimbingan yang saling membantu dan menyemangati, serta
Utara yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk saya dalam
Akhir kata penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu
pengembangan di bidang keperawatan dan bagi pihak - pihak dan bagi pihak - pihak yang
membutuhkan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
Medan, 2018
Penulis,
5
Universitas Sumatera Utara
( Rizky Arisfa )
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul ................................................................................................. i
Surat pernyataan orisinalitas ........................................................................... ii
Halaman pengesahan ....................................................................................... iii
Prakata ............................................................................................................. iv
Daftar isi .......................................................................................................... vii
Daftar lampiran ............................................................................................... ix
Daftar tabel ...................................................................................................... x
Abstrak ............................................................................................................ xi
6
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Tehnik sampling ................................................................. 26
4.3. Lokasi dan waktu penelitian ......................................................... 27
4.3.1. Lokasi penelitian ................................................................ 27
4.3.2. Waktu penelitian ................................................................ 27
4.4. Pertimbangan etik ......................................................................... 27
4.5. Instrumen penelitian ..................................................................... 28
4.6. Validitas dan reliabilitas ............................................................... 28
4.6.1. Validitas ............................................................................. 28
4.6.2. Reliabilitas .......................................................................... 29
4.7. Pengumpulan data ........................................................................ 29
4.8. Pengolahan dan analisa data ......................................................... 31
4.8.1. Pengolahan data .................................................................. 31
4.8.2. Analisa data ........................................................................ 31
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 32
5.1. Hasil penelitian ............................................................................. 32
5.2. Pembahasan .................................................................................. 39
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 48
6.1. Kesimpulan ................................................................................... 48
6.2. Saran ............................................................................................. 48
7
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
8
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
Selama kehamilan akan terjadi perubahan baik anatomi maupun fisiologi. Adapun
perubahan yang paling banyak dikeluhkan ibu hamil yaitu salah satunya pada sistem
pencernaan. Hormon estrogen berperan pada setiap perubahan yang terjadi selama
kehamilan termasuk pada sistem pencernaan. Kadar estrogen yang tinggi berpengaruh
dengan berat badan karena salah satu penghasil hormon estrogen yaitu jaringan lemak.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi adaptasi sistem gastrointestinal pada
ibu hamil dengan obesitas trimester I, trimester II, dan trimester III di Rumah Sakit
Sundari Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan tehnik accidental
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester I, II, dan III dengan IMT
sebelum kehamilan >25,0 kg/m 2 di Rumah Sakit Sundari Medan mulai 27 April 2018
sampai 7 Juni 2018 yang berjumlah 51 orang. Hasil penelitian menunjukkan gambaran
perubahan sistem pencernaan pada ibu hamil dengan obesitas selama kehamilan
trimester I, trimester II, dan trimester III meliputi perubahan pada organ mulut, esofagus
dan lambung, usus dan rektum, serta perubahan lain pada sistem pencernaan.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil
dengan obesitas di Rumah Sakit Sundari Medan trimester I yang paling banyak dialami
adalah mual 100%, muntah 82,4%, hipersalivasi 70,6%, dan penurunan nafsu makan
64,7%. Sementara itu, pada ibu hamil dengan obesitas trimester II yang paling banyak
dialami juga mual yaitu 82,4%, muntah 58,8%, dan peningkatan nafsu makan 70,6%.
Sedangkan pada ibu hamil dengan obesitas trimester III yang paling banyak dialami
adalah heartburn 64,7% dan konstipasi 64,7%.
9
Universitas Sumatera Utara
Kata kunci : Adaptasi, Sistem Pencernaan, Kehamilan, Obesitas
10
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
sebelum janin lahir. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dan dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (Prawirohardjo, 2010).
yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,
kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Kehamilan
Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil meliputi berbagai organ sistem
tubuh tidak hanya sistem reproduksi, diantaranya juga fungsi sistem pencernaan.
Perubahan pada sistem pencernaan yang dirasakan ibu hamil antara lain terdapat
perasaan enek (nausea) pada trimester I. Hal ini dikarenakan kadar hormon esterogen
yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh
traktus digestivus berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa
yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi
menimbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita
hamil. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan-bulan pertama
terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa
wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi
individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.
Kondisi lainnya adalah Pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat
defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi (Hanifa, 2002 dalam Sunarsih, 2011).
Pada trimester II dan III biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam
perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasir
(hemoroid) cukup sering terjadi pada kehamilan yang terjadi akibat konstipasi dan
naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemoroidal. Panas perut
(heartburn) juga terjadi akibat aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah
(Sunarsih, 2011).
ketidaknyamanan yang dirasakan oleh seorang wanita secara signifikan lebih besar saat
hamil jika dibandingkan sebelum hamil. Selain itu, jika dilihat berdasarkan usia
aktivitas sehari-hari ibu hamil menjadi terganggu. Perubahan pada saluran pencernaan
dan janin. Namun disamping manfaat tersebut, adanya perubahan fisiologis dapat
menimbulkan keluhan atau ketidaknyamanan pada ibu hamil baik pada trimester I,
trimester III.
Diantara dampak perubahan fisiologis yang tampak jelas terjadi selama masa
kehamilan adalah penambahan berat badan pada ibu hamil. Sebagian besar dari
penambahan berat badan selama kehamilan disebabkan oleh pembesaran uterus dan
isinya yang meliputi plasenta, cairan yang mengelilingi bayi (cairan ketuban), dan berat
badan dari bayi, pembesaran payudara, peningkatan volume darah serta cairan ekstrasel
menyebabkan peningkatan air sel, pengendapan lemak, dan protein baru yang disebut
antara asupan dan pengeluaran energi (Gibney, 2008). Banyak faktor yang berperan
terhadap terjadinya obesitas, diantaranya faktor lingkungan, gaya hidup, genetik dan
Butland et al. (2007 dalam Heslehurst & Brown, 2013) menyatakan bahwa
sumber energi yang dikonsumsi oleh ibu hamil melalui makanan dan minuman lebih
besar dari energi yang dikeluarkan melalui metabolisme tubuh dan aktivitas yang
dilakukan setiap hari. Obesitas pada kehamilan dapat terjadi karena adanya anggapan
bahwa ibu hamil makan untuk dua orang sehingga melipatgandakan porsi makan selama
masa kehamilan. Obesitas pada kehamilan juga dapat disebabkan oleh suatu kondisi
dimana ibu hamil telah mengalami obesitas sebelum kehamilan (obesitas pra-kehamilan)
(Huliana, 2007).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, pada tahun 2014
terdapat lebih dari 1,9 milyar orang dewasa diatas 18 tahun mengalami kelebihan berat
tubuh dan lebih dari 600 juta orang mengalami obesitas. Prevalensi kelebihan berat
tubuh dan obesitas di negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, dan Mediterania
Timur telah mencapai tingkatan yang sangat tinggi. Kejadian ini tidak hanya terjadi di
negara maju, kenaikan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas juga terjadi di
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi obesitas wanita dewasa
(>18 tahun) di Indonesia mengalami peningkatan dari 15,5% pada tahun 2010 menjadi
32,9% pada tahun 2013. Ada 13 provinsi dengan prevalensi obesitas diatas prevalensi
nasional, salah satunya termasuk Sumatera Utara. Prevalensi obesitas pada wanita usia
>18 tahun di Sumatera Utara yaitu mencapai 36,5%. Untuk prevalensi wanita hamil
jumlah datanya.
pasien obesitas pada sistem gastrointestinal adalah regurgitasi, perut terasa penuh, rasa
panas dalam perut, mudah kenyang, sering buang gas, konstipasi, irritable bowel
syndrome, mual dan nyeri pada epigastrik (Oijen et al, 2006 dalam Aisya, 2013). Obesitas
juga berhubungan dengan faktor resiko diare, peningkatan resiko untuk mual muntah,
dan upper abdominal pain. Rasa ingin muntah pada obesitas dikarenakan ukuran
makanan yang dicerna terlalu besar sehingga akan menyebabkan distensi lambung yang
tersebut akan membutuhkan waktu persalinan yang lebih lama dengan risiko tindakan
seksio sesaria lebih tinggi, selain itu juga sehubungan dengan operasi akan mengalami
kesulitan dalam tindakan pembiusan dan penyembuhan luka (Yao dkk., 2014). Dan
makrosomia, stillbirth atau kematian bayi dalam kandungan, distosia bahu dan
kemungkinan menderita obesitas dan diabetes pada saat dewasa menjadi lebih besar
gravidarum. Nurnaningsih (2012) juga menuliskan wanita dengan riwayat mual pada
mengalami peningkatan risiko hiperemesis gravidarum. Selain itu, salah satu faktor risiko
gravidarum meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan 15 gram lemak jenuh
setiap harinya. Peningkatan hormon HCG juga memicu terjadi nya mual muntah selama
kehamilan. Selain itu, hormon yang diduga berperan dalam terjadinya mual muntah
yaitu estrogen. Kadar estrogen yang tinggi berpengaruh dengan berat badan karena
hampir seluruh ibu hamil trimester I (85.71%) mengalami keluhan mual muntah,
mengalami keluhan gusi berdarah, kembung, konstipasi dan hemoroid. Pada ibu hamil
trimester II, sebagian besar (64.71%) mengalami keluhan mual muntah, hampir sebagian
(47.06%) mengalami konstipasi, dan sebagian kecil (17.65%) mengalami keluhan gusi
berdarah. Sedangkan pada ibu hamil trimester III, hampir sebagian (44,44%) mengalami
keluhan flatulen atau kembung, hampir sebagian lagi (33.33%) mengalami heartburn dan
sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas. Penelitian ini dirancang untuk
dapat terjadi pada ibu hamil dengan obesitas dan diharapkan para ibu hamil agar dapat
kehamilan dan diharapkan perawat maupun profesi kesehatan lain dapat mengetahui
1.3.1. Bagaimanakah adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas
1.3.2. Bagaimanakah adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas
1.3.3. Bagaimanakah adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adaptasi sistem
obesitas.
adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas sehingga dapat
maternitas.
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke-
27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40) (Prawiroharjo, 2010).
Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem
pada sistem pencernaan ibu hamil tersebut meliputi perubahan pada rongga mulut,
Kebutuhan nutrisi ibu selama kehamilan seperti vitamin dan mineral serta nafsu
makan ibu meningkat sehingga intake makanan juga meningkat. Tetapi beberapa wanita
hamil mengalami penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan muntah. Gejala
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya terjadi antara 4 sampai 8 minggu
kehamilan dan terus berlanjut hingga 14 sampai 16 minggu kehamilan, setelah itu gejala
9
Universitas Sumatera Utara
9
berlanjut hingga trimester kedua bahkan ketiga, keadaan itu akan menjadi berbahaya
jika ibu hamil tidak melakukan penanganan yang berakibat bertambah parah sehingga
akan menjadi hiperemesis gravidarum. Penyebab keluhan ini yang pasti belum diketahui,
2003). HCG ini diproduksi oleh trofoblast setelah terjadi implantasi, kadarnya terus naik
dan mengalami penurunan setelah usia kehamilan antara 10 dan 12 minggu, yakni ketika
produksi progesteron mulai digantikan oleh placenta (Fraser, 2009). Keadaan seperti ini
cukup diatasi dengan berobat jalan dan akan hilang dengan sendirinya setelah kehamilan
Perubahan pada rongga mulut selama kehamilan yaitu adanya keluhan gusi
menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat
menimbulkan gingivitis. Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan
mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerperium. Hal
ini mendorong ibu untuk memperhatikan perawatan gigi dan mulut (Varney, 2006).
Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat nausea
(Sunarsih, 2011).
memproduksi asam hidroklorik lebih tinggi terutama pada trimester pertama kehamilan.
Pada umumnya keasaman lambung menurun dan produksi hormon gastrin meningkat
esofagus menurun, menyebabkan refluks atau relaksasi cardiac sphincter. Gastrik reflux
lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran
uterus. Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah pengaruh
progesteron, yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penekanan akibat uterus yang
diperburuk oleh hilangnya tonus sfingter mengakibatkan refluks dan nyeri ulu hati (heart
burn). Kerja progesteron pada otot-otot polos menyebabkan lambung hipotonus yang
memperpanjang lama absorpsi nutrien, mineral dan obat-obatan. Absorpsi ini juga
meningkat akibat hipertrofi villi duedonum yang dapat meningkatkan kapasitas absorpsi.
Efek progesteron pada usus besar menyebabkan konstipasi karena waktu transit yang
flatulen karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Aliran darah ke
fisik. Wanita hamil cenderung akan mengurangi aktifitas fisiknya untuk menjaga
kehamilannya. Begitu juga semakin besar kehamilan wanita hamil cenderung semakin
malas beraktifitas karena bobot tubuh yang semakin berat dan riwayat posisi saat
defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnya konstipasi (Ojieh, 2012). Riwayat posisi saat
defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnya konstipasi. Pada posisi jongkok, sudut
antara anus dan rektum akan menjadi lurus akibat fleksi maksimal dari paha. Ini akan
yang kuat. Pada posisi duduk, sudut antara anus dan rektum menjadi tidak cukup lurus
sehingga membutuhkan tenaga mengedan yang lebih kuat. Proses mengedan kuat yang
berkelanjutan akan dapat menimbulkan konstipasi dan hemoroid (Camilleri & Lembo,
2003).
berdasarkan trimester kehamilan nya adalah sebagai berikut, yaitu pada trimester I
terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini dikarenakan kadar hormon estrogen yang
traktus digestivus berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa
yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi
menimbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita
hamil. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan-bulan pertama
kehamilan. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang
terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi
rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah Pica (mengidam) yang sering dikaitkan
dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi (Wiknjosastro,
2002 dalam
Sunarsih 2011).
Pada trimester II dan III, biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam
perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Perut
kembung saat hamil disebabkan bertambahnya hormon progesteron dalam tubuh ibu.
Hormon ini akan membuat relaksasi pada jaringan otot halus diseluruh tubuh termasuk
pada saluran pencernaan sehingga sistem pencernaan dalam tubuh berjalan dengan
lambat dan tidak teratur. Dari lambatnya pencernaan ini mengakibatkan terkumpulnya
gas dalam saluran pencernaan. Kompresi dari uterus yang membesar terhadap usus
besar juga menyebabkan konstipasi dan meningkatkan akumulasi gas sehingga ibu hamil
menjadi sering buang angin (flatulen). Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada
kehamilan yang terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus
2.2. Obesitas
Obesitas adalah peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan
Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Body Mass Index (BMI) ≥ 30 kg/m2
dimana angka tersebut diperoleh dari rumus (Davies, 2010) :
BMI = BB (kg)_
TB2 (m)
Berat badan dapat ditimbang dengan cara meletakkan alat timbangan berat
kalibrasi tepat pada angka 0. Kemudian mintalah subjek untuk melepas alas kaki, asesoris
yang digunakan dan memiliki berat maupun barang yang terbuat dari logam lainnya,
serta pakaian luar seperti jaket. Saat menimbang sebaiknya subjek menggunakan pakaian
seringan mungkin untuk mengurangi bias / error saat pengukuran. Setelah itu mintalah
subjek untuk naik ke atas timbangan dan berdiri tegak pada bagian tengah timbangan
dengan pandangan lurus ke depan. Pastikan pula subjek dalam keadaan rileks atau tidak
bergerak-gerak. Lalu catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (kg) (APKI, 2007).
Tinggi badan dapat diukur dengan menggunakan Microtoise (stature meter) atau
Shortboard. Sebelum melakukan pengukuran mintalah subjek yang akan diukur untuk
melepaskan alas kaki dan melonggarkan ikat rambut (bila ada). Lalu persilahkan subjek
untuk berdiri tepat dibawah Microtoise. Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus
kedepan, kedua lengan berada di samping, posisi lutut tegak / tidak menekuk, dan
telapak tangan menghadap ke paha (posisi siap). Setelah itu pastikan pula kepala,
punggung, bokong, betis, dan tumit menempel pada bidang vertikal / dinding dalam
keadaan rileks. Turunkan Microtoise hingga mengenai atau menyentuh rambut subjek
namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi Microtoise tegak lurus. Lalu
Penentuan obesitas dengan BMI lebih lazim digunakan dibandingkan dengan metode lain
normal, overweight, dan obese dimana obesitas dibagi lagi menjadi kelas I, II, III seperti
Underweight <18.5
Normal 18.5 – 24.9
Overweight 25.0 – 29.9
Obese 30.0 – 34.9 I
35.0 – 39.9 II
Extremely obese ≥40.0 III
Selain kriteria BMI menurut WHO diatas oleh karena perbedaan ras maka untuk
daerah Asia Pasifik terdapat kriteria lain dalam penentuan BMI seperti yang diperlihatkan
Tabel 2.2. Klasifikasi BMI menurut kriteria Asia Pasifik (Flier, 2008)
berhubungan dengan masalah gastrointestinal. Gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien
obesitas pada sistem gastrointestinal adalah regurgitasi, perut terasa penuh, rasa panas
dalam perut, mudah kenyang, sering buang gas, konstipasi, irritable bowel syndrome,
mual dan nyeri pada epigastrik (Oijen et al, 2006 dalam Aisya, 2013). Obesitas juga
berhubungan dengan faktor resiko diare, peningkatan resiko untuk mual muntah, dan
upper abdominal pain. Rasa ingin muntah pada obesitas dikarenakan ukuran makanan
yang dicerna terlalu besar sehingga akan menyebabkan distensi lambung yang
pada salah satu bagian otak, gender, usia, pola makan, aktivitas fisik, dan faktor-faktor
sosial-budaya.
obesitas menghasilkan populasi tertinggi anak-anak obesitas. Leptin juga menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas. Leptin adalah sebuah protein yang
berperan dalam menimbulkan rasa kenyang dan dilepaskan oleh selsel lemak. Leptin
dengan berat tubuh, persentase lemak tubuh, turunnya berat tubuh dalam sebuah
episode diet, dan persentase turunnya berat tubuh secara kumulatif (de Lluis et al., 2007;
Gender juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi obesitas. Wanita
karena pria memiliki tingkat metabolisme lebih tinggi daripada wanita, bahkan ketika
beristirahat/tidur. Hal ini berarti pria membutuhkan lebih banyak kalori untuk tubuhnya
dibanding wanita. Pria akan menggunakan lemak tubuhnya untuk diubah menjadi kalori
dan energi sehingga rata-rata pada laki-laki terjadi peningkatan massa otot, sementara
pada wanita cenderung terjadi penimbunan lemak yang akan mengarah pada kelebihan
seseorang untuk memetabolisme asupan makanan akan melambat, sehingga tubuh tidak
membutuhkan terlalu banyak kalori untuk mengontrol berat badannya (Nader et al.,
Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang dapat dilihat ketika
makanan itu dimakan. Lebih tepatnya berkenaan dengan jenis dan proporsinya, dan atau
kombinasi makanan yang dimakan oleh individu, masyarakat atau sekelompok populasi.
berkontribusi terhadap epidemic obesitas. Alasan lain yang meningkatkan obesitas yaitu
(seperti menonton televisi) dengan obesitas, dimana yang lainnya mengatakan bahwa
jumlah total aktivitas fisik atau durasi serta beratnya aktivitas fisik yang dilakukan
merupakan faktor kunci terjadinya obesitas. Risiko obesitas semakin rendah dengan
aktivitas fisik yang tinggi (Dishman dan Washburn, 2004 dalam Widianti dan Tafal, 2013).
karir suami dinilai dari gizi dengan memandang ukuran tubuh istri dan anak-anaknya.
Faktor lain yaitu adanya budaya yang menganggap bahwa gemuk merupakan tanda
sehat, penampilan obesitas sebagai bagian dari kesejahteraan (Wong et al., 2008).
Obesitas pada kehamilan dapat terjadi karena adanya anggapan bahwa ibu hamil
makan untuk dua orang sehingga melipat gandakan porsi makan selama masa kehamilan.
Obesitas pada kehamilan juga dapat disebabkan oleh suatu kondisi dimana ibu hamil
badan selama kehamilan disebabkan oleh pembesaran uterus dan isinya yang meliputi
plasenta, cairan yang mengelilingi bayi (cairan ketuban), dan berat badan dari bayi,
dan sebagian kecil dihasilkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan peningkatan
air sel, pengendapan lemak, dan protein baru yang disebut sebagai cadangan ibu
(maternal reserves).
Tabel 2.3. Standar penambahan berat badan selama kehamilan sesuai IMT sebelum
hamil.
Obesitas atau peningkatan berat badan berlebih selama kehamilan sering terjadi
pada kehamilan trimester dua dan tiga. Pada trimester kedua dan ketiga, nafsu makan
pada ibu hamil sudah pulih kembali dan semakin meningkat, setelah mengalami
penurunan pada trimester pertama yang disebabkan oleh rasa mual dan ingin muntah
(Huliana, 2007). Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari
tinggi dan berat badan sebelum kehamilan, status gizi atau Indeks Massa Tubuh (IMT)
sebelum hamil, ukuran bayi dan plasenta, dan kualitas diet makan sebelum dan selama
Kenaikan berat badan pada kehamilan terjadi karena kebutuhan asupan nutrisi
ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Nutrisi yang
dikonsumsi ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya
(60%) digunakan untuk pertumbuhan ibu. Pada masa kehamilan, jumlah asupan nutrisi
yang dikonsumsi oleh ibu hamil bukan berarti sebanyak dua porsi, melainkan hanya
ditambah sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi untuk menghindari
bertambahnya berat badan yang berlebihan. Berat badan yang berlebihan akan
menimbulkan risiko yang cukup berat selama kehamilan, bahkan pada proses persalinan
(Huliana, 2007).
tersebut akan membutuhkan waktu persalinan yang lebih lama dengan risiko tindakan
seksio sesaria lebih tinggi, selain itu juga sehubungan dengan operasi akan mengalami
kesulitan dalam tindakan pembiusan dan penyembuhan luka (Yao dkk., 2014). Dan
makrosomia, stillbirth atau kematian bayi dalam kandungan, distosia bahu dan
kemungkinan menderita obesitas dan diabetes pada saat dewasa menjadi lebih besar
gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa
hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang
umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan. (Varney, 2007). Kadar estrogen yang
tinggi berpengaruh dengan berat badan karena salah satu penghasil hormon estrogen
yaitu jaringan lemak. Hormon ini berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi saat
kehamilan.
Penyebab hiperemesis gravidarum saat ini belum diketahui secara pasti dan
tiroksin, kortisol, diperkirakan sebagai faktor penyebab penting. Beberapa faktor risiko
dengan Hiperemesis gravidarum, kehamilan ganda atau gemeli, mola hidatidosa, usia
kehamilan, usia ibu yang terlalu muda, yaitu kurang dari 20 tahun, primigravida,
pekerjaan ibu, faktor adaptasi dan hormonal wanita hamil dengan anemia, faktor
psikologis, defisiensi vitamin, dan obesitas (Firmansyah, 2013). Nurnaningsih (2012) juga
menuliskan wanita dengan riwayat mual pada kehamilan sebelumnya dan mereka yang
gravidarum. Selain itu, salah satu faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum adalah
diet tinggi lemak. Risiko hiperemesis gravidarum meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap
KERANGKA PENELITIAN
sebelum janin lahir. Sebagai respon terhadap janin dan kehamilan, wanita hamil
pencernaan. Beberapa perubahan pada sistem pencernaan dapat terjadi pada rongga
mulut, esofagus, lambung, usus halus, duodenum, usus besar dan anus.
Perubahan lain yang tampak jelas terjadi selama kehamilan adalah penambahan
berat badan. Pertambahan berat badan selama kehamilan disebabkan oleh pembesaran
uterus dan isinya meliputi plasenta, cairan ketuban, berat janin, pembesaran payudara,
peningkatan volume darah, pengendapan lemak dan protein yang baru. Penambahan
berat badan secara berlebihan pada masa kehamilan dapat menyebabkan terjadinya
obesitas. Obesitas pada kehamilan dapat disebabkan oleh suatu kondisi dimana ibu hamil
telah mengalami obesitas sebelum kehamilan. Wanita hamil dengan obesitas sangat
Obesitas dapat menjadi salah satu faktor risiko hiperemesis gravidarum, dimana risiko
22
Universitas Sumatera Utara
23
- Ada tidaknya
Ibu Hamil Adaptasi Sistem perubahan
dengan O besitas Gastrointestinal - Jenis
pada Trimester I, perubahan
II, dan III - Frekuensi
kejadian
Faktor yang
mempengaruhi obesitas:
- Genetik
- Leptin
- Kerusakan pada salah
satu bagian otak
- Usia
- Pola makan
- Aktivitas fisik
- Sosial -budaya
- Pertambahan berat
Keterangan :
badan selama
kehamilan
Tabel 3.1. Definisi operasional variabel adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil
dengan obesitas di Rumah Sakit Sundari Medan.
Definisi
Alat ukur Hasil ukur Skala
Variabel operasional
Adaptasi sistem Perubahan fungsi Kuesioner • Ada tidaknya Nominal
gastrointestinal fisiologis sistem perubahan 1. Ada
selama pencernaan selama perubahan
kehamilan 2. Tidak ada
kehamilan. mulai dari perubahan
trimester I, II, dan
III yang meliputi • Jenis perubahan yang
perubahan pada dialami
mulut, esofagus, 1. Mulut, meliputi
lambung, usus, gusi bengkak,
hingga rektum yang gusi berdarah,
dialami oleh ibu hipersalivasi
hamil dengan
2. Kerongkongan
obesitas. Di dalam
dan lambung,
penelitian ini ibu
meliputi
hamil dengan
heartburn
obesitas adalah ibu
3. Usus dan
hamil dengan
rektum, meliputi
indeks massa tubuh
konstipasi, diare,
>25 kg/m2 baik
hemoroid.
sebelum kehamilan
4. Perubahan lain
maupun selama
pada sistem
kehamilan. Cara
pencernaan
pengukuran indeks
diluar organ,
massa tubuh
meliputi mual,
menggunakan
muntah,
rumus berikut:
penurunan nafsu
IMT = BB (kg)
makan,
TB2 (m)
peningkatan
nafsu makan,
Pica(mengidam) ,
kembung,
flatulen.
• Frekuensi kejadian
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.2.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita hamil trimester I, II, dan
III dengan berat badan obesitas yang melakukan kunjungan kehamilan di Rumah Sakit
Sundari Medan selama satu bulan terakhir (Maret) yaitu berjumlah 104 orang.
4.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2010). Penentuan besarnya sampel dalam
n=
25
Universitas Sumatera Utara
104
n=
104
n=
n=
n = 51
artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristik maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel atau responden.
Sampel yang diambil dari populasi adalah ibu hamil dengan obesitas yang memenuhi
a. Ibu hamil trimester I, II, dan III dengan IMT sebelum hamil >25,0 kg/m 2
Kriteria eksklusi:
Pada penelitian ini, sampel didapatkan dengan cara peneliti menghampiri Ibu
hamil yang berada di ruang tunggu poliobgyn yang sesuai dengan kriteria inklusi. Lalu
Penelitian ini hanya melibatkan responden yang mau terlibat secara sadar dan
guna melindungi responden dari berbagai kekhawatiran dan dampak yang mungkin
4.4.1. Informed consent, responden mendapat informasi yang lengkap terkait penelitian
responden yang tidak ingin mencantumkan nama, pada lembar tersebut diberikan kode
4.4.3. Confidentiality, yaitu informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya digunakan untuk mengembangkan ilmu dan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan badan merk
GEA dan Microtoise (stature meter) merk GEA yang sudah dikalibrasikan di Balai Riset
dan Standardisasi Industri Medan, serta kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu
kuesioner data umum responden yang meliputi nama inisial, umur, pekerjaan,
Abortus), berat badan sebelum hamil, berat badan saat ini, dan tinggi badan. Kedua,
data khusus yang berisi pertanyaan tentang perubahan sistem pencernaan pada masa
kehamilan mulai dari perubahan pada mulut, lambung dan esofagus, usus, rektum, serta
perubahan lain diluar organ pencernaan. Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan
kuesioner dimodifikasi sendiri oleh peneliti dari kuesioner yang digunakan pada
4.6.1. Validitas
kesahihan suatu instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas
dilakukan secara content validity index yaitu validitas yang merujuk sejauh mana sebuah
2013). Pengujian validitas pada kuesioner ini dilakukan dengan meminta justifikasi
kepada 3 ahli mengenai relevansi setiap item yaitu Kepala Ruangan Maternitas Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara dan 2 orang dosen maternitas di Fakultas Keperawatan
validator memberikan penilaian terhadap setiap butir soal dengan skala penilaian berupa
skala rating dengan rentang nilai 1-4, kemudian peneliti melakukan perhitungan validitas
isi menggunakan indeks V dari Aiken. Hasil uji validitas yaitu sebesar 0,88. Menurut
Polit & Beck (2003) kuesioner dikatakan valid apabila nilai CVI ≥ 0,8, sehingga instrumen
4.6.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran
dapat dipercaya atau diandalkan (Nursalam, 2009). Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor. Uji reliabilitas instrumen penelitian
ini menggunakan metode KR-20. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
0,70 namun nilai 0,80 atau lebih merupakan nilai yang sangat diinginkan (Polit & Beck,
2012). Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini mempunyai nilai
sebesar 0,714 sehingga instrumen dalam penelitian ini dapat dinyatakan sudah reliabel.
pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari lokasi
penelitian yaitu di Rumah Sakit Sundari Medan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
terlebih dahulu berdiskusi dengan pihak Rumah Sakit Sundari Medan tentang penelitian
Responden yang diambil yaitu ibu hamil dengan obesitas yang datang memeriksakan diri
ke Rumah Sakit Sundari Medan. Hal pertama yang dilakukan adalah memperkenalkan
diri lalu menjelaskan tujuan penelitian kepada responden. Setelah responden setuju
untuk dijadikan sampel dari penelitian, lalu peneliti memberikan surat persetujuan
(informed consent) untuk menjadi responden agar ditandatangani oleh responden.
Apabila responden tidak bersedia maka peneliti tidak memaksanya. Peneliti menjelaskan
cara pengisian kuesioner data umum kepada responden dan responden diminta untuk
mengisi kuesioner data umum yang telah diberikan peneliti. Selanjutnya peneliti
menimbang berat badan ibu hamil saat ini dengan menggunakan tibangan badan merk
GEA serta mengukur tinggi badan ibu hamil dengan menggunakan Microtoise (stature
meter) merk GEA.
Berat badan ditimbang dengan cara meminta Ibu hamil untuk melepas alas kaki,
asesoris berat yang digunakan serta pakaian luar seperti jaket. Setelah itu
mempersilahkan Ibu hamil untuk naik ke atas timbangan dan berdiri tegak pada bagian
tengah timbangan dengan pandangan lurus ke depan dan memastikan Ibu hamil dalam
keadaan rileks atau tidak bergerak-gerak. Lalu peneliti mencatat hasil pengukuran dalam
Tinggi badan diukur dengan cara meminta Ibu hamil yang akan diukur untuk
melepaskan alas kaki dan melonggarkan ikat rambut agar kepala menempel pada
dinding. Lalu mempersilahkan Ibu untuk berdiri tepat dibawah Microtoise. Kemudian Ibu
diminta untuk berdiri tegap, pandangan lurus kedepan, kedua lengan berada di samping,
posisi lutut tegak / tidak menekuk, dan telapak tangan menghadap ke paha (posisi siap).
Setelah itu peneliti memastikan kepala, punggung, bokong, betis, dan tumit menempel
pada bidang dinding dalam keadaan rileks lalu menurunkan Microtoise hingga
menyentuh rambut Ibu namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi
responden. Selanjutnya Ibu hamil dapat mengisi lembar kuesioner data khusus yang
berisi pertanyaan tentang perubahan pada sistem pencernaan selama kehamilan sesuai
yang dirasakan atau dialami. Setelah kuesioner diisi, data dikumpulkan kembali oleh
kelengkapan data yang diperoleh (editing), kemudian data yang telah lengkap diberi
univarat yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap
variabel penelitian. Umumnya analisis ini hanya menganalisis distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel. Maka hasil analisa data penelitian ini akan disajikan dalam
sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas trimester I, trimester II, dan
trimester III yang meliputi perubahan pada rongga mulut, perubahan pada kerongkongan
dan lambung, perubahan pada usus dan rektum, serta perubahanperubahan lain pada
sistem pencernaan. Selain itu perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil dengan
obesitas dalam penelitian ini juga akan dijabarkan frekuensi dan bentuk kejadian dari
perubahan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 April 2018 sampai 7 Juni
2018. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan obesitas trimester I, II, dan
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan
berat badan kategori obesitas sebelum hamil yang keseluruhan jumlahnya 51 orang.
berada pada rentang 20-35 tahun sebanyak 47 orang (92,2%), status pekerjaan yaitu tidak
(84,3%), riwayat obesitas menunjukkan tidak adanya riwayat obesitas pada keluarga
32
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Data Umum Ibu Hamil dengan Obesitas di Rumah Sakit Sundari Medan (n=51)
31
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan obesitas. Adapun indeks
massa tubuh mayoritas responden yaitu 25-30 kg/m 2 (obesitas tingkat I) sebanyak 42
orang (82,4%).
Tabel 5.2. Indeks Massa Tubuh Ibu Hamil dengan Obesitas di Rumah Sakit Sundari Medan
(n=51)
Indeks Massa Tubuh Frekuensi (f) Persentase (%)
pencernaan pada ibu hamil dengan obesitas trimester I disajikan pada tabel 5.2 dibawah
ini.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Adaptasi Sistem Gastrointestinal pada Ibu hamil dengan
Obesitas Trimester I di Rumah Sakit Sundari Medan (n=17)
perubahan pada organ mulut yang mayoritas dialami responden yaitu hipersalivasi
sebanyak 12 orang (70,6%). Sedangkan perubahan pada esofagus dan lambung yang
(100%) dan muntah sebanyak 14 orang (82,4%). Mual yang dialami ibu muncul 1-3 kali
dalam sehari sebanyak 10 orang, lebih dari 3 kali sebanyak 7 orang, dan waktu
munculnya perasaan mual yaitu bervariasi mulai dari pagi hari sebanyak 10 orang, siang
hari 1 orang, sore hari 2 orang, malam hari 8 orang, dan sepanjang hari sebanyak 7 orang.
Sementara itu, perubahan pada usus dan rektum yang mayoritas dialami responden
adalah konstipasi sebanyak 10 orang (58,8%) dimana waktu konstipasi yang dialami dalam
2 hari sebanyak 5 orang, 3 hari sebanyak 1 orang, 4 hari sebanyak 3 orang, dan 5 hari
sebanyak 1 orang. Selain itu, perubahan lain pada sistem pencernaan yang mayoritas
dialami responden adalah penurunan nafsu makan sebanyak 11 orang (64,7%) dimana
waktu penurunan nafsu makan yang dialami ibu selama 1 bulan sebanyak 4 orang, selama
2 bulan sebanyak 4 orang, sedangkan lainnya selama 2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu
sebanyak masing-masing 1 orang. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai frekuensi dan
bentuk kejadian adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil obesitas trimester I dapat
pencernaan ibu hamil dengan obesitas trimester II disajikan pada tabel 5.4 dibawah ini.
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Adaptasi Sistem Gastrointestinal pada Ibu hamil dengan
Obesitas Trimester II di Rumah Sakit Sundari Medan (n=17)
Adaptasi Sistem Gastrointestinal
Organ dan Jenis Perubahan Mengalami Tidak mengalami
perubahan perubahan
f % f %
Perubahan pada mulut
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 orang ibu hamil obesitas trimester II,
perubahan pada organ mulut yang mayoritas dialami responden yaitu hipersalivasi
sebanyak 5 orang (29,4%). Sedangkan perubahan pada esofagus dan lambung yang
mayoritas dialami responden yaitu mual sebanyak 14 orang (82,4%) dan muntah
sebanyak 10 orang (58,8%). Mual yang dialami muncul 1-3 kali dalam sehari sebanyak 9
orang, > 3 kali sebanyak 5 orang, dan waktu munculnya perasaan mual yaitu pagi hari
sebanyak 12 orang, sore sebanyak 3 orang, malam hari sebanyak 7 orang, dan sepanjang
hari sebanyak 5 orang. Sementara itu, perubahan pada usus dan rektum yang mayoritas
dialami responden adalah konstipasi sebanyak 7 orang (41,2%) dimana waktu mengalami
konstipasi dalam 2 hari sebanyak 4 orang dan 3 hari sebanyak 3 orang. Selain itu,
perubahan lain pada sistem pencernaan yang mayoritas dialami responden adalah
peningkatan nafsu makan sebanyak 12 orang (70,6%) dimana ibu yang mengalami
peningkatan nafsu makan sejak awal kehamilan sebanyak 2 orang, sejak usia kehamilan 2
bulan 1 orang, sejak usia 3 bulan 1 orang, sejak memasuki trimester II sebanyak 6 orang,
sejak usia kehamilan 5 bulan dan 6 bulan masing-masing sebanyak 1 orang. Untuk
keterangan lebih lanjut mengenai frekuensi dan bentuk kejadian adaptasi sistem
gastrointestinal pada ibu hamil obesitas trimester II dapat dilihat pada lampiran 10.
5.1.2.2.Adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas trimester III
Sampel ibu hamil trimester III sebanyak 17 orang, dan perubahan sistem
pencernaan ibu hamil dengan obesitas trimester III disajikan pada tabel 5.6 berikut
ini.
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Adaptasi Sistem Gastrointestinal pada Ibu hamil
dengan Obesitas Trimester III di Rumah Sakit Sundari Medan (n=17)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 orang ibu hamil obesitas trimester III, perubahan
pada organ mulut yang mayoritas dialami responden yaitu hipersalivasi sebanyak 10
orang (58,5%). Sedangkan perubahan pada kerongkongan dan lambung yang mayoritas
dialami responden yaitu heartburn sebanyak 11 orang (64,7%). Frekuensi heartburn yang
dialami ibu yaitu 1 kali sehari sebanyak 3 orang, 2 kali sehari sebanyak 4 orang, dan 3 kali
sehari sebanyak 2 orang. Sementara itu, perubahan pada usus dan rektum yang mayoritas
dialami responden adalah konstipasi sebanyak 11 orang (64,7%) dimana konstipasi yang
dialami ibu selama 2 hari sebanyak 4 orang, 3 hari sebanyak 3 orang, 4 hari sebanyak 1
orang, dan selama seminggu sebanyak 1 orang. Selain itu, perubahan lain pada sistem
sebanyak 10 orang (58,8%) dimana ibu yang mengalami peningkatan nafsu makan sejak
awal kehamilan sebanyak 3 orang, sejak usia kehamilan 2 bulan 1 orang, sejak usia 5
bulan 1 orang, sejak usia 8 bulan 1 orang, sejak memasuki trimester II sebanyak 1 orang,
sejak memasuki trimester III sebanyak 3 orang. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai
frekuensi dan bentuk kejadian adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil obesitas
5.2. Pembahasan
5.2.1. Adaptasi sistem gastrointestinal ibu hamil dengan obesitas pada trimester I
hamil obesitas di Rumah Sakit Sundari Medan sedikit berbeda pada tiap trimester
kehamilan. Namun, perubahan yang dominan dialami pada tiap trimester kehamilan
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa perubahan sistem pencernaan yang
mayoritas dialami oleh ibu hamil dengan obesitas trimester I adalah mual sebanyak 17
orang (100%) dan muntah sebanyak 14 orang (82,4%). Data ini menunjukkan bahwa hasil
penelitian ini memiliki persentase yang hampir sama dengan penelitian oleh Ummah
trimester kehamilan (dengan responden tanpa obesitas), dimana pada ibu hamil trimester
I didapatkan 12 orang ibu (82,4%) yang mengalami mual dan muntah. Data ini
menunjukkan bahwa hampir seluruh wanita hamil trimester I mengalami mual muntah.
Menurut Firmansyah (2013), mual muntah merupakan gejala yang paling sering
terjadi sekitar 50-90% dari seluruh kehamilan. Hampir 90% gejala mual dan muntah
terjadi pada trimester ke I dan pada trimester terakhir. Mual timbul pada minggu ke-4 dan
memberat pada minggu ke 14-20. Mual muntah pada kehamilan merupakan keadaan
yang fisiologis terjadi pada setiap ibu hamil pada trimester pertama. Mual biasanya terjadi
pada pagi dan malam hari (Winkjosastro,2006). Didapatkan dari hasil penelitian waktu
munculnya mual mayoritas yaitu pada pagi hari (10 orang) dan malam hari (8 orang).
Irmayasari (2009) tentang hubungan kadar hormon hCG dengan frekuensi emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester I menunjukkan ada hubungan yang kuat anatara
hormon hCG dengan frekuensi emesis gravidarum. Sebagian besar responden mengalami
emesis gravidarum dengan rata-rata kadar hormon hCG 1600 IU/L dan 3200 IU/L.
diperkirakan sangat tinggi karena pada wanita yang tidak hamil mempunyai kadar
peningkatan secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang tinggi, maka manipulasi akhir ibu
akan mengalami pusing dan mual muntah. HCG ini diproduksi oleh trofoblast setelah
terjadi implantasi, kadarnya terus naik dan mengalami penurunan setelah usia kehamilan
antara 10 dan 12 minggu, yakni ketika produksi progesteron mulai digantikan oleh
mengalami penurunan nafsu makan yaitu sebanyak 11 orang (64,7%). Hal ini dikarenakan
oleh gejala mual muntah yang dirasakan oleh ibu hamil tersebut. Selain itu, salivasi juga
akan meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat nausea atau mual
hipersalivasi. Peningkatan salivasi merupakan suatu kondisi yang tidak biasa yang
disebabkan oleh peningkatan keasaman pada mulut dan atau peningkatan enzyme
ptyalin, serta peningkatan stimulasi kelenjar air ludah, sehingga meningkatkan sekresi air
ludah yang berlebih. Penyebab hipersalivasi belum diketahui secara pasti, diduga terjadi
Beberapa ibu hamil mengeluhkan perubahan lain dimulut yaitu sebanyak 4 orang
(23,5%) diantaranya 2 orang ibu mengalami mulut terasa pahit, 1 orang ibu mengalami
mulut pahit dan asam, dan 1 orang ibu lagi mengeluh mulut terasa kering. Mulut kering
dapat terjadi akibat dehidrasi. Seorang wanita hamil harus mengonsumsi air yang lebih
dari saat sebelum hamil karena selama kehamilan janin mengekstrak air tambahan
bersama dengan nutrisi makanan. Penyebab lain dari mulut kering yang mendasari adalah
diabetes. Dengan demikian, wanita diabetes berada pada risiko lebih tinggi terkena mulut
kering selama kehamilan, dibandingkan wanita sehat lainnya. Menurut Taufik (2014),
terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian obesitas dengan diabetes. Hal ini
Sementara itu, adapun penyebab mulut terasa pahit saat kehamilan yaitu jika terdapat
masalah gigi dan mulut. Apabila terjadi infeksi mulut misalnya radang gusi atau gigi
berlubang maka mulut akan terasa pahit. Kekurangan vitamin B12 dan zinc akan
menyebabkan bau mulut dan juga menyebabkan mulut terasa pahit. Penyebab lainnya
berlangsunng ketika wanita sedang hamil sehingga merasakan mulut terasa pahit (Behav,
2000).
(23,5%) juga mengalami perubahan lain pada esofagus dan lambung. Diantaranya 2 orang
tenggorokan, dan 1 orang lagi mengalami kembung dan ingin sendawa terus. Sakit pada
tenggorokan bisa disebabkan oleh naiknya asam lambung. Saat hamil, asam lambung bisa
naik ke kerongkongan karena hormon kehamilan membuat katup pemisah lambung dan
kerongkongan melemah.
progesteron pada usus halus adalah memperpanjang lama absorpsi nutrien, mineral dan
obat-obatan. Absorpsi ini juga meningkat akibat hipertrofi villi duodenum yang dapat
konstipasi karena waktu transit yang melambat membuat air semakin banyak di absorpsi
(Varney, 2006).
5.2.2. Adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas trimester II Hasil
oleh ibu hamil dengan obesitas trimester II adalah mual sebanyak 14 orang (82,4%) dan
muntah sebanyak 10 orang (58,8%). Data ini menunjukkan hanya sedikit perbedaan
penurunan gejala mual muntah pada ibu hamil dengan obesitas di trimester II dengan
trimester I dimana seluruh ibu (100%) mengalami mual dan hampir seluruh ibu (82,4%)
mengalami muntah.
Kadar hormon hCG pada trimester kedua kehamilan mulai menurun sehingga
tidak heran bila keluhan mual muntah biasanya akan mereda dengan sendirinya seiring
bertambahnya usia kehamilan. Penyebab lain dari mual muntah pada kehamilan adalah
akibat perubahan metabolisme karbohidrat (Pusdiknakes, 2003), keluhan ini akan hilang
saat terjadi kompensasi metabolisme glikogen dalam tubuh yang umumnya mulai terjadi
pada trimester kedua. Selain hCG, hormon yang diduga juga berperan dalam terjadinya
mual muntah adalah estrogen. Kadar estrogen yang tinggi berpengaruh dengan berat
badan karena salah satu penghasil hormon estrogen yaitu jaringan lemak. Wanita yang
memiliki jaringan lemak terlalu banyak tidak hanya kelebihan androgen tetapi juga
kelebihan estrogen terutama estron/estradiol (Baziad, 2013). Hal ini berhubungan dengan
berat badan responden pada penelitian yaitu dengan indeks massa tubuh kategori
Sehubungan dengan mual dan muntah, hipersalivasi juga masih dialami oleh
Perubahan lain di mulut yang dikeluhkan oleh 1 orang responden (5,9%) yaitu mulut
kering. Sedangkan perubahan lain pada esofagus dan lambung yang dialami oleh 3 orang
responden (17,6%) yaitu rasa panas pada tenggorokan. Keluhan ini berhubungan dengan
gejala heartburn yang dirasakan oleh ibu hamil obesitas trimester II yang dialami oleh 7
orang responden (41,2%).
Menurut Bobak (2005), nausea (mual) dan vomitus (muntah) pada trimester
kedua seharusnya lebih jarang dan nafsu makan meningkat. Hasil penelitian juga
didapatkan mayoritas ibu hamil trimester II mengalami peningkatan nafsu makan yaitu
Konstipasi juga dialami oleh hampir sebagian ibu hamil dengan obesitas trimester
II yaitu sebanyak 7 orang (41,2%). Adapun faktor lain mengapa wanita hamil mengalami
konstipasi selain faktor hormon progesteron yang meningkat yaitu aktifitas fisik. Aktifitas
fisik yang cukup akan memperbaiki motilitas pencernaan termasuk usus dengan
memperpendek waktu transitnya. Hal ini sesuai dengan mayoritas status pekerjaan
responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 33 orang (64,7%) dari total seluruh ibu hamil
yang menjadi responden penelitian ini. Wanita hamil cenderung akan mengurangi
aktifitas fisiknya untuk menjaga kehamilannya. Begitu juga semakin besar kehamilan
wanita hamil cenderung semakin malas beraktifitas karena bobot tubuh yang semakin
5.2.3. Adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas trimester III Hasil
oleh ibu hamil dengan obesitas trimester III adalah heartburn dan konstipasi yaitu masing-
masing sebanyak 11 orang (64,7%). Dimana data ini menunjukkan perbedaan yang cukup
signifikan dari ibu hamil dengan obesitas trimester II yang mengalami heartburn dan
merasakan panas pada perutnya, dapat dimulai pada trimester dua kehamilan dan
menghilang pada saat persalinan. Panas perut merupakan suatu istilah untuk regurgitasi
atau refluks dari asam lambung ke esophagus bagian bawah karena gerakan peristaltik
yang membalik. Isi dari asam lambung menjadi asam karena cairan asam hidroklorid di
perut. Keasaman ini menyebabkan sensasi terbakar pada tenggorokan dengan rasa yag
tidak enak. Penyebab keluhan ini dapat disebabkan oleh relaksasi dan atau penurunan
Gejala heartburn atau disebut juga sebagai pirosis diperkirakan terjadi pada 50% -
80% perempuan hamil (Esposti, 2010). Selain keluhan heartburn, perempuan hamil juga
dapat mengalami refluks yang sering ditandai dengan batuk persiten dan mengi. Keluhan
biasanya muncul saat akhir trimester kedua bahkan dapat menetap hingga masa partus
terjadinya GERD ini pada kehamilan antara lain multiparitas, usia ibu saat hamil,
peningkatan berat badan yang berlebihan, dan riwayat heartburn pada kehamilan
proses ini terjadi melalui mekanisme yaitu faktor mekanik berupa peningkatan tekanan
intra-abdomen (Naomi, 2014). Sesuai dengan hasil penelitian dimana jumlah ibu
(60,8%), dan berat badan responden dengan kategori obesitas (IMT >25 kg/m 2). Untuk
mengatasi keluhan tersebut, dapat dilakukan tindakan sebagai berikut, yaitu makan
dalam porsi kecil namun sering, untuk menghindari penuhnya saluran pensernaan, dan
hindari makan makanan berat sebelum tidur, pertahankan postur tubuh yang baik (tegak,
tidak bungkuk) guna menyediakan ruang yang cukup untuk fungsi abdomen, lakukan
stretching / peregangan bagian lengan ke atas kepala untuk memberikan ruang yang
cukup bagi fungsi abdomen, hindari makanan pedas, berbumbu tajam dan berlemak,
lemak dapat menghambat motalitas saluran pencernaan dan sekresi asam lambung yang
dibutuhkan dalam sistem pencernaan, hindari makan makanan yang sangat dingin,
hindari makan bersamaan dengan minum, beri jeda antara makan dan minum, hindari
berbaring setelah makan, minum susu rendah lemak dan atau es krim rendah lemak pada
keluhan ada ibu hamil trimester III yaitu sebanyak 11 orang (64,7%). Trottier (2012)
menyebutkan bahwa angka kejadian sembelit pada ibu hamil berkisar antara 11% sampai
38%, yang diakibatkan karena penurunan dari peristaltik usus akibat dari peningkatan
perubahan pola defekasi normal yang ditandai dengan menurunnya frekuensi buang air
besar atau pengeluaran feses yang keras dan kering (Green & Judith, 2012). Prevalensi
konstipasi pada kehamilan berkisar antara 11% sampai 44% (Trottier 2012). Menurut
Bradley (2007), dari 103 wanita hamil mulai dari kehamilan trimester pertama mengalami
Bradley menemukan 24% wanita hamil trimester pertama menderita konstipasi, 26%
konstipasi selama trimester ketiga, serta kejadiannya meningkat 4 kali pada ibu dengan
riwayat konstipasi.
fisik, riwayat posisi saat defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnya konstipasi. Posisi
defekasi juga mempengaruhi untuk terjadinya konstipasi. Pada posisi jongkok, sudut
antara anus dan rektum akan menjadi lurus akibat fleksi maksimal dari paha. Ini akan
yang kuat. Pada posisi duduk, sudut antara anus dan rektum menjadi tidak cukup lurus
sehingga membutuhkan tenaga mengedan yang lebih kuat. Proses mengedan kuat yang
berkelanjutan akan dapat menimbulkan konstipasi dan hemoroid (Camilleri & Lembo,
2003). Dari hasil penelitian, hemoroid hanya dialami oleh 1 orang ibu hamil dengan
obesitas
BAB 6
6.1. Kesimpulan
Adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas di Rumah Sakit Sundari
Medan trimester I yang mayoritas dialami adalah sebanyak 17 orang (100%), muntah 14
orang (82,4%), hipersalivasi 12 orang (70,6%), dan penurunan nafsu makan 11 orang
(64,7%). Sementara pada ibu hamil dengan obesitas trimester II, adaptasi sistem
gastrointestinal yang mayoritas dialami yaitu mual sebanyak 14 orang (82,4%), muntah 10
orang (58,8%), dan peningkatan nafsu makan 12 orang (70,6%). Sedangkan pada ibu hamil
dengan obesitas trimester III, adaptasi sistem gastrointestinal yang mayoritas dialami
6.2. Saran
pengajaran materi tentang pengaruh berat badan terhadap adaptasi kehamilan sehingga
melakukan pengkajian dan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan obesitas yang
mengalami perubahan pada sistem pencernaannya karena dapat berdampak buruk jika
perbandingan adaptasi sistem gastrointestinal pada ibu hamil dengan obesitas dan ibu
Aisya, Danny Amanati. (2013). Obesitas dan gangguan fungsi gastrointestinal yang
ditimbulkan. Jurnal FKIK Universitas Soedirman.
Behav, Physiol. 2000. Bitter taste perception and severe vomiting in pregnancy.
Journal NCBI PubMed.gov US National Library of Medicine National Institute of
Health. Diakses Juli 2018.
Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta.
Conway, D. L. (2011). Pregnancy in the obese woman: Clinical management. London: Wiley-
Blackwell.
Fraser, Cooper. (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi
14. EGC, Jakarta.
Cunningham, F Gary dkk. (2012). Obstetri Williams Edisi 23. Jakarta: EGC.
Davies, G.A.L.; Maxwell, C.; McLeod, L. Obesity in Pregnancy. SOGC clinical practice
guidelines.International Journal of Gynecology and Obstetrics. 2010.
Dorland, W.A.N. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta: EGC.
Gunatilake, R.P.; Perlow, J.H. Obesity and pregnancy: clinical management of the obese
gravid. American Journal of Obstetrics and Gynecology.Februari 2011. 106-119.
Hani, Ummi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Heslehurst, N., et al. (2006). Trends in maternal obesity incidence rates, demographic
predictors, and health inequalities in 36 821 women over a 15-year period.
BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology.
Huda, S.S.; Brodie, L.E.; Sattar, N. Obesity in pregnancy: prevalence and metabolic
consequences. Seminars in Fetal & Neonatal Medicine.Elsevier. 2010.
50
Universitas Sumatera Utara
51
Lembo A, Camilleri M. 2003. Chronic Constipation. Nursing Eng J Med. Journal NCBI
PubMed.gov US National Library of Medicine National Institute of Health. Diakses
Juli 2018.
Naomi, Diah Anis. 2014. Obesity as Risk Factor of Gastroesophageal Reflux Disease.
Faculty of Medicine University of Lampung. J Majority Volume 3 Nomor 7.
Ojieh AE. 2012. Constipation in pregnancy and the effect of vegetable consumption in
different socio-economic class in Warri, Delta state. Journal of Medical and
Applied Biosciences. Diakses Juli 2018.
Santrock, J.W. 2011. Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas Jilid 1 dan 2.
Terjemahan oleh Benedictine Widyasinta. 2012. Jakarta: Erlangga.
Shinkawa, H., Shimada, M., Hirokane, K., Hayase, M., & Inui, T. (2012). Development of a
scale for pregnancy-related discomforts. Journal of Obstetrics and Gynaecology
Research, 38(1), 316–323. Retrieved from http://doi.org/10.1111/j.1447-
0756.2011.01676.x
Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta: EGC
Wahyuningsih, Puji dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil/Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Fitramaya.
Wong, D.L., et al. 2001. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Terjemahan oleh Agus
Sutama dkk. 2008. Jakarta: EGC.
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesediaan Saudari untuk
menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
(Rizky Arisfa)
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN UNTUK
MENGIKUTI PENELITIAN (INFORM CONSENT)
Umur :
setelah membaca dan mendapat penjelasan serta saya memahami sepenuhnya tentang
penelitian,
( __________________ )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Adaptasi Sistem Gastrointestinal pada Ibu Hamil dengan Obesitas di Rumah Sakit
Sundari Medan
B. Data Khusus
Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai yang Ibu rasakan dalam satu minggu terakhir
ini! Berilah tanda check list (√) pada tempat yang telah disediakan sesuai pilihan
jawaban anda.
Pagi
Siang
Sore
Malam
Sepanjang hari
7. Apakah Ibu pernah mengalami muntah?
Ya Tidak
Jika ya, berapa kali Ibu mengalami muntah dalam sehari? .......... kali/hari Kapan
saja ibu merasakan hal tersebut?
Pagi
Siang
Sore
Malam
Sepanjang hari
8. Apakah ada perubahan lain pada kerongkongan dan lambung Ibu?
Ya Tidak
Jika ada, sebutkan : ........................................................................................
Ya Tidak
Jika ada, sebutkan :
........................................................................................................................ ..........
..............................................................................................................
Validitas isi dilakukan oleh 3 orang expert yang ahli dalam bidang keperawatan maternitas.
Perhitungan untuk validitas kuesioner penelitian:
Skor 4 4 3
P1
S 3 3 2 8 0,88
P2 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P3 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P4 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P5 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P6 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P7 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P8 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P9 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P10 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P11 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P12 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P13 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P14 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P15 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P16 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P17 Skor 4 4 3
S 3 3 2 8 0,88
P18 Skor 4 4 3 8 0,88
∑𝑆
V= V
V= V
= 0,88
Keterangan:
= (1,05)
= (1,05) (0,68)
= 0,714
Keterangan :
Statistics
N 17 17 17 17 17 17 17 17
Valid
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pola Makan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Heartburn
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 3 17,6 17,6 17,6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13 76,5 76,5 76,5
TIDAK
YA 4 23,5 23,5 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 7 41,2 41,2 41,2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 94,1 94,1 94,1
TIDAK
YA 1 5,9 5,9 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 11 64,7 64,7 64,7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 6 35,3 35,3 35,3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 12 70,6 70,6 70,6
Pica (mengidam)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 41,2 41,2 41,2
TIDAK
YA 10 58,8 58,8 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 10 58,8 58,8 58,8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 17 100,0 100,0 100,0
TRIMESTER II
N 17 17 17 17 17 17 17 17
Valid
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja tidak 5 29,4 29,4 29,4
bekerja 12 70,6 70,6 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 25-30kg/m2 (obesitas tk. I) 14 82,4 82,4 82,4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 14 82,4 82,4 82,4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 82,4 82,4 82,4
TIDAK
YA 3 17,6 17,6 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 12 70,6 70,6 70,6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 16 94,1 94,1 94,1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 41,2 41,2 41,2
TIDAK
YA 10 58,8 58,8 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 14 82,4 82,4 82,4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 10 58,8 58,8 58,8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 13 76,5 76,5 76,5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 11 64,7 64,7 64,7
TIDAK
YA 6 35,3 35,3 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 3 17,6 17,6 17,6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 10 58,8 58,8 58,8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 8 47,1 47,1 47,1
TIDAK
YA 9 52,9 52,9 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 17 100,0 100,0 100,0
TRIMESTER III
N 17 17 17 17 17 17 17 17
Valid
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid bekerja tidak 6 35,3 35,3 35,3
bekerja 11 64,7 64,7 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 17,6 17,6 17,6
< 2.100.000
> 2.100.000 14 82,4 82,4 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada tidak 35,3 35,3
6 35,3
ada 64,7 100,0
11 64,7
Total 17 100,0 100,0
Pola Makan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid >25-30kg/m2 (obesitas tk.I) 14 82,4 82,4 82,4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 13 76,5 76,5 76,5
Gusi Berdarah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13 76,5 76,5 76,5
TIDAK
YA 4 23,5 23,5 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 16 94,1 94,1 94,1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 35,3 35,3 35,3
TIDAK
YA 11 64,7 64,7 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 7 41,2 41,2 41,2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 10 58,8 58,8 58,8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15 88,2 88,2 88,2
TIDAK
YA 2 11,8 11,8 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 6 35,3 35,3 35,3
YA
Total 17 100,0 100,0
Diare
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 13 76,5 76,5 76,5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 11 64,7 64,7 64,7
Hemoroid
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 16 94,1 94,1 94,1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 17 100,0 100,0 100,0
Penurunan Nafsu Makan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 82,4 82,4 82,4
TIDAK
YA 3 17,6 17,6 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 7 41,2 41,2 41,2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 9 52,9 52,9 52,9
TIDAK
YA 8 47,1 47,1 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK 17 100,0 100,0 100,0
Lampiran 10
Penjelasan Perubahan dalam Adaptasi Sistem Gastrointestinal pada Ibu
Hamil Obesitas Trimester I di Rumah Sakit Sundari Medan berdasarkan Frekuensi
dan Bentuk Kejadian yang dialami Ibu (n=17)
Frekuensi dan
Jenis Perubahan Keterangan
Persentase (%)
Frekuensi dan
Jenis Perubahan Keterangan
Persentase (%)
Kembung 9 (52,9%)
seharian sebanyak 5 orang, 2 hari sebanyak 2
orang, dan 3 hari sebanyak 2 orang.
Frekuensi dan
Jenis Perubahan Keterangan
Persentase (%)
Gusi bengkak 4 (23,5%) Jumlah ibu hamil yang mengalami gusi
bengkak sebanyak 4 orang, dan yang
Gusi berdarah 4 (23,5%) mengalami gusi berdarah juga sebanyak 4
orang.
Kembung 8 (47,1%)
Lampiran 11
Lampiran 13
Email : rizkyarisfa1997@gmail.com