PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penguasaan bahasa indonesia secara intensif sangat penting di dalam era
modren saat ini. Penggunaan bahasa yang baik dan benar secara individu maupun
kelompok merupakan usaha kita dalam melestarikan bahasa negara kita. Bahasa
indonesia juga merupakan alat komunikasi resmi bagi seluruh penduduk nusantara.
Tetapi pada masa kini banyak orang yang berbahasa indonesia sehari-hari,
namun belum begitu mengerti tentang bentuk dan maknanya. Hal itu dimungkinkan
karena kurangnya pendidikan dan faktor lingkungan. Jadi pembelajaran dan
penerapan berbahasa indonesia secara baik dan benar sangat penting. Hal itu
dilakuakan untuk membangun bangsa dan negara, serta meningkatkan sistem
komunikasi dan informasi dengan tepat.
Sebagai langkah awal sebagai mahasiswa baru perlu adanya pembekalan
untuk penguasaan bahasa indonesia dengan baik dan benar. Oleh karena itu kami rasa
sangat penting untuk membahas judul “Tata Kata (Morfologi)” di dalam bahasa
indonesia, dengan harapan supaya mahasiswa dapat memajukan sistem komunikasi
dan infonnasi bangsa dan negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bentuk kata dan apa saja bentuk-bentuk kata?
2. Apa pengertian makna kata dan jenis makna kata?
3. Apakah pengertian morfem dan jenis-jenis morfem?
4. Bagaimana cara mengidentifikasi morfem ?
5. Bagaimana bentuk asal dan bentuk dasar morfem ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mendefinisikan dan memahami bentuk kata.
2. Mampu menentukan pembagian bentuk kata.
3. Mampu untuk mendefinisikan dan memahami makna kata
4. Mampu menentukan pembagian makna kata.
5. Mengetahui pengertian morfologi dan morfem.
6. Mengetahui cara mengidentifikasi morfem.
7. Mengetahui jenis-jenis morfem.
8. Mengetahui bentuk asal dan bentuk dasar morfem.
D. Manfaat Penelitian
Makalah ini berisi penjelasan tentang bentuk kata, makna kata, jenis-jenis
kata, dan morfem yang ada dalam bahasa Indonesia serta tentang penggunaan kalimat
efektif, yang diharapkan bisa membantu para pembaca dalam memahami bahasa
Indonesia lebih mendalam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BENTUK KATA
1. Pengertian
Morfologi berasal dari bahasa inggris morphology yang terdiri dari kata
Morpheme + logos. Morph artinya bentuk, logos artinya ilmu. Dalam morfologi
meliputi unsur morfem ( termasuk morfem Penciptaan dan morfem bebas) dan
morfo-fonemik. Jadi morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-
bentuk kata dan pembentukan kata.
Morfologi atau ilmu bentuk kata adalah cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satnan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata. Dapat pula dikatakan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik.
2. Bentuk-Bentuk Kata
a. Fonem
Fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau mirip kedengarannya.
Ejaan merupakan lambang bunyi yang diklasifikasikan dalam konsonan,
vokal, dan diftong. Dalam ilmu bahasa fonem itu ditulis di antara dua garis
miring: /.../. /p/ dan /b/ adalah dua fonem karena kedua bunyi itu membedakan
arti.
b. Morfem
Kata dan Morfem adalah dua pengertian yang berbeda, perhatikan
contoh berikut: 1. Rumah itu bermandikan cahaya (4 kata)2. Rumah-itn-ber-
mandi-kan-cahaya (6 morfem)Jadi Kata merupakan unsur terkecil yang dapat
berdiri sendiri dan berbentuk bebas, dan dapat terdiri dari 1, 2 atau lebih
morfemSedangkan Morfem adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa
yang masih memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil
lagi.
c. Kata
1) Pembagian Kata Berdasarkan Bentuknya
a) Kata Dasar ; kata yang belum mendapatkan imbuhan.
b) Kata Jadian ; kata yang sudah mendapatkan imbuhan.
c) Kata ulang ; kata dasar atau jadian yang mengalami perulangan.
d) Kata berklitika ; diawal atau diakhir kata.
e) Kata majemuk ; gabungan dua kata atau lebih yang menyatakan
makna khusus atau mempunyai arti baru
B. MAKNA KATA
1. Pengertian Makna Kata
Makna adalah pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan
(KBBI).
2. Jenis Makna Kata
a. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
1) Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif
adalah suatn pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif
Makna denotative sering juga disebut makna konseptual. Misalnya kata
makan, bermakna memasukkan ke dalam mulut, dikunyah dan ditelan.
Makna kata makan seperti itu adalah makna denotatif.
Makna denotatif ialah arti harfiah kebutuhan pemakaian bahasa.
Makna denotatif ialah arti harfiah suatn kata tanpa ada suatu makna yang
menyertainya. Makna denotatif adalah makna yang bersifat umum.
Contoh: Dia adalah wanita cantik.
2) Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makan konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat
berarti untnng atau pukul.
Makna konotatif tidak tetap, berbeda dari zaman ke zaman. Kata
kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar
kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini kita kadang-kadang
lupa apakah makna denotatif atau konotatif.
Makna-makna konotatif sifatnya lebih professional dan
operasional daripada makna denotatif. Dengan kata lain, makna konotatif
adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Misalnya: dibuat (dirakit, disulap).
Makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan
pikiran, peranan dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu.
Dengan kata lain, makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.
Contoh : Dia adalah wanita manis.
b. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum adalah kata yang cakupannya lebih luas. Kata khusus
adalah kata yang memiliki cakupan yang lebih sempit. Misalnya bunga
termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari bunga adalah bunga mawar,
melati, anggrek.
c. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna Leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi alat
indra atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan.
Contoh: kata nyamuk, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan
timbulnya penyakit.
Makna gramatikal adalah untuk menyatakan makna jamak bahasa
Indonesia, menggunakan pengulangan kata, seperti kata: meja yang bermakna
“sebuah meja”, menjadi meja yang bennakna “banyak meja”.
C. JENIS-JENIS KATA
Berdasarkan bentuknya, kata dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi
empat, yaitu kata dasar yang biasanya terdiri dari morfem dasar, kata berimbuhan,
kata ulang, dan kata majemuk.
Berdasarkan kesamaan bentuk, fungsi dan makna dalam tata kalimat bahasa
Indonesia, kata dapat dikelompokkan menjadi sepuluh jenis yaitu nomina/kata benda,
verba/kata kerja, adjectiva/kata sifat, pronomina/kata ganti, numeralia/kata bilangan,
adverbia/kata keterangan, konjungsi/kata sambung, preposisi/kata depan, artikula/kata
sandang, dan interjeksi/kata seru.
Berikut jenis-jenis kata dalam bahasa Indonesia :
1. Nomina (Kata Benda)
Jenis kata dalam bahasa Indonesia yang pertama adalah kata benda atau
nomina. Nomina adalah nama dari semua benda dan segala sesuatu yang
dibendakan, dan menurut wujudnya dapat dibedakan menjadi :
a. Kata benda kongkret, yaitu nama dari benda-benda yang dapat ditangkap
oleh pancaindra, misalnya rumah, batu, binatang, tanah, api, pemukul, panah.
b. Kata benda abstrak, yaitu nama-nama benda yang tidak dapat ditangkap oleh
pancaindra, misalnya keagungan, kehinaan, kebesaran, kekuatan,
kemanusiaan, pencucian, pencurian.
Ciri-ciri kata benda adalah semua kata yang dapat diterangkan atau
diperluas dengan menambahkan yang+ kata sifat atau yang sangat + kata
sifat dibelakang kata tersebut. Misalnya: rumah yang besar, batu yang keras.
2. Verba (Kata Kerja)
Jenis kata dalam bahasa Indonesia yang kedua adalah kata kerja atau
verba. Verba atau kata kerja merupakan kata-kata yang menyatakan suatu
perbuatan atau tindakan, proses, gerak, keadaan atau terjadinya sesuatu. Verba
menduduki fungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri-ciri kata kerja dalam bahasa Indonesia adalah kata tersebut dapat
diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat atau dengan + kata benda.
Misalnya: berjalan dengan cepat, berbicara dengan dosen.
Berdasarkan fungsinya dalam kalimat, yaitu sebagai predikat, kata kerja
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kata kerja penuh, yaitu kata kerja yang langsung berfungsi sebagai predikat
tanpa bantuan kata-kata lain.
b. Kata kerja bantu, yaitu suatu kata yang memiliki fungsi khusus kata kerja
utama.
D. MORFEM
1. Pengertian
Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema”
yang berarti membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu satuan gramatikal
terkecil yang memiliki makna. Dengan kata kecil berarti "satuan" itu tidak dapat
menjadi lebih kecil tanpa merusak maknanya. Contoh : Bentuk berpakaiandapat
dianalisis kedalam satuan-satuan terkecil. Menjadi {ber-}, {pakai}, {-
an}. Ketiganya adalah morfem di mana {ber-} adalah morfem prefiks, {pakai}
adalah morfem dasar, dan {-an} adalah morfem sufiks. Ketiganya juga memiliki
makna. Morfem {ber-} dan morfem {-an} memiliki makna gramatikal, sedangkan
morfem {pakai} memiliki makna leksikal. Perlu di catat dalam konvensi linguistik
sebuah bentuk yang dinyatakan sebagai morfem yang ditulis didalam kurung
kurawal({...}). Berikut pengertian morfem menurut beberapa ahli :
Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna (Chaer, 1994:
146).
Morfem adalah satuan bahasa yang terkecil maknanya secara relatif stabil dan
yang tidak dapat dibagi atas bagian yang bermakna yang lebih kecil; misalnya
(ter-), (di-), (pensil), dan sebagainya adalah morfem (Kridalaksana, 1993:
141).
Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang
dapat dibedakan (Keraf, 1984: 52).
2. Identifikasi Morfem
Untuk menentukan suatu bentuk adalah morfem atau bukan kita harus
membandingkan bentuk tersebut di hadapannya dengan bentuk-bentuk
lain. Satuan bahasa merupakan komposit antara bentuk dan makna. Oleh karena
itu, untuk mnetapkan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan berdasarkan
kriteria bentuk dan makna itu. Hal-hal berikut dapat dipedomani untuk
menentukan morfem dan bukan morfem itu.
a. Dua buah bentuk yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama, merupakan
dua morfem yang berbeda. Umpamanya, kata ayah dan kata bapak pada kedua
kalimat berikut adalah dua morfem yang berbeda :
Contoh: Ayah pergi ke Medan.
b. Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya adalah juga sebuah
morfem. Umpamanya bentuk renta pada konstruksi tua renta , dan
bentuk kuyup pada konstruksi basah kuyup adalah juga morfem.
c. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila
memiliki makna yang sama adalah juga merupakan morfem yang
sama. bentuk misalnya baca pada kata-kata berikut adalah sebuah morfem
yang sama .
1) Membaca
2) Pembaca
3) Bacaan
4) Terbaca
d. Dua bentuk yan sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan
sebuah morfem. Umpamanya kata bulan pada kalimat berikut adalah sebuah
morfem yang sama.
Contoh: Bulan depan dia akan menikah.
e. Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda
merupakan dua morfem yang berbeda. Misalnya kata bunga pada kedua
kalimat berikut adalah dua buah morfem yang berbeda.
Contoh: Bank indonesia memberi bunga 5 persen per tahun.
f. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar
(klausa, kalimat) apabila maknanya berbeda secara polisemi adalah juga
merupakan morfem yang sama. Umpamanya kata kepala pada kalimat-kalimat
berikut memiliki makna yang berbeda secara polisemi, tetapi tetap merupakan
morfem yang sama.
Contoh: Ibunya menjadi kepala sekolah di sana.
A. KESIMPULAN
Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek atau sesuatu (hal)
yang diacunya. Pembagian makna ada dua macam, yaitu leksikal/denotasi (makna
sebenarnya) dan gramatikal/konotasi (makna tidak sebenarnya). Perubahan makna
ada enam bentuk, yaitu Meluas, Menyempit, Amelioratif, Penyoratif, Sinestesia, dan
Asosiasi. Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna; dan
atau mempunyai makna, misalnya di-per-main-kan.
B. SARAN
Demikian penjelasan mengenai “Tata Kata (Morfologi) ” dalam Mata Kuliah
Bahasa Indonesia, semoga bisa bermanfaat bagi segenap pembaca. Kami mohon maaf
apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan di atas karena
keterbatasan pengetahuan. Kiranya kritik dan saran yang membangun sangat kami
perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
Hudaa, Syihaabul. 2018. Estetika Berbahasa: Mengapresiasi Bahasa Indonesia. Jawa Barat:
Jejak.
https://www.merdeka.com/jatim/jenis-kata-dalam-bahasa-indonesia-dan-penjelasannya-yang-
wajib-diketahui-kln.html
https://yayuhidayah.blogspot.com/2015/10/makalah-morfem-unm-2015.html
Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa, Komposisi Lanjutan I. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kushartanti, Untung Yuwono dan Multamia RMT Lauder (Penyunting). 2007. Pesona
Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.