Anda di halaman 1dari 21

PERIHAL KATA

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Bahasa Indonesia”

Dosen Pembimbing:

Salfayana Putri Arita, M. Pd.

Oleh:

M.Rizki Asyifa (190208036)

Haniyya Thahira (190208069)

Purnama Perpia Nopa(1902080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyanyang, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta ilmu
pengetahuan yang tidak terhingga, sehingga makalah ini yang berjudul “Perihal
Kata” sanggup kami selesaikan tepat pada waktunya.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih jauh dari kata sempurna, baik itu dari segi bahasanya maupun dari segi tata
cara penyusunan kalimatnya. Oleh sebab itu, kami berharap adanya masukan ataupun
kritikan terhadap makalah yang telah kami realisasikan ini agar kedepannya dapat
kami mempebaikinya kembali dengan benar dam tepat.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
memiliki manfaat serta implementasi yang tepat dalam penulisan makalah dengan
baik dan juga benar. Dan menghindari kesalaham-kesalahan dalam mengetik sebuah
makalah.

Banda Aeh, 3 Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………….………......i

Daftar isi………………………………………………………………………………ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang………………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………….2
C. Tujuan penulisan……………………………………………………………...2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata………………………………………………………………3
B. Diksi (Pilihan Kata)………………………………………………………….3
C. Makna Denotatif dan Konotatif……………………………………………..4
D. Makna Umum dan Khusus………………………………………..…………5
E. Kata Kongkrit dan Abstrak…………………………………………………..5
F. Sinonim dan Analogi………………………………………………….……..6
G. Bentuk-Bentuk Kata………………………………………………………….7
H. Jenis Kata………………………………………………………….…………9
I. Pembahasan Kata……………………………………………………………12

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………….………….16

Daftar Pustaka………………………………………………………………………..17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.


Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan
pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan
sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari
kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang
memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
Berdasarkan ciri dan karakteristiknya kata dikelompokan menjadi kata kerja,
kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan, kata depan, kata ganti,
kata sandang, kata ulang, kata sambung dan kata seru.
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal anatara lain kata, frase,
dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran
tertinggi. Ketika menulis, kata merupakan kata kunci utama dalam
membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam bahasa Indonesia
harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah
dimengerti. Dengan demikian, kata yang digunakan untuk berkomunikasi
harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur
bahasa, tidak dapat digunakan sewenang-wenangnya. Akan tetapi, kata harus
digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar.
Salah satu unsur penting mengarang adalah penguasaan kosa kata.
Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan

1
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan
diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna

B. Rumusan Masalah
Dalam hal ini, kami telah berdikusi untuk menyusun dan merumuskan
makalah ini seperti :
1. Apa pengertian kata dan diksi ?
2. Makna apa saja yang terkandung dalam kata?
3. Bagaimana pembentukan kata?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan rumusan masalah di atas dan untuk
memberi informasi kepada para pembaca tentang kata, diksi, makna
denotatif dan konotatif, kata konkrit dan abstrak, sinonim dan analogi,
bentuk kata dan pembentukan kata.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.


Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan perwujudan suatu
perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata
diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian bagian
terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata
yang tidak dapat dibagi lagi kebentuk yang kecil.1
Kata ialah bagian terkecil yang memiliki dua aspek, yakni aspek bentuk dan
aspek isi. Aspek bentuk yaitu sesuatu yang dapat dicerna oleh pancaindera, baik
didengar maupu dilihat. Aspek isi yaitu segi yang menimbulkan reaksi atau
respon dalam pikiran pendengar atau pembaca karena ransangan aspek bentuk
tadi.
B. Diksi (Pilihan Kata)
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang
tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapakan. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa penguasaan kata terhadap seseorang dalam
kegiatan berbahasanya sangat dipengaruhi, termasuk saat seseorang tersebut
membuat karangan.2

1
Subhayni. Bahasa Indonesia Umum. (Banda Aceh: Tim Penyusun Panduan Perkuliahan,
2017) hal.106
2
Subhayni. Bahasa Indonesia...hal.107

3
Diksi adalah pilihan kata. Yang maksudnya yaitu memilih kata yang
tepat dalam menggunakan atau menyatakan sesuatu. Pemilihan kata sangatlah
penting, baik digunakan pada karangan ataupun bertutu kata dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam memilih kata guna menyatakan maksud, kita tidak dapat
terlepas dari kamus. Kamus sangatlah berpengaruh dalam pemilihan kata
karena memberikan suatu ketepatan terhadap pemakaian kata.
Diksi memegang peran penting sebagai alat untuk mengungkapkan
gagasan yang dapat menimbulkan efek atau reaksi yang sesuai. Pemilihan kata
yang tepat dapat memudahkan seseorang dalam menyampaikan atau
mengungkapkan maksudnya, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam
hal itu, pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi dan tempat
penggunaan kata.
C. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Makna denotatif dan makna konotatif berkaitan erat dalm kebutuhan
pemakaian bahasa. Makna denotatif ialah suatu kata tanpa ada makna lain
yang menyertainya dan juga bersifat umum. Sedangkan makna konotatif ialah
kata yang memiliki makna lain yang menyertaiya, tautan pikiran dan lain-lain
yang dapat menimbulkan nilai rasa tertentu dan bersifat khusus atau pribadi.
1. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam yang wajar secara
eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif mengandung suatu pengertian kata secara objektif dan juga
makna konseptual. Contohnya kata makan yang bermakna memasukkan
sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan. Makna makan ini termasuk
makna denotatif.
2. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap social, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang
dikenakan kepada sebuah makna konseptual. Pada kata makan dalam

4
makna konotatif berarti untung atau pukul. Makna konotatif selalu tetap
yakni berbeda dari zaman ke zaman. Sehingga kita lupa apakah suatu
makna itu merupakan makna denotatif atau makna konotatif.

D. Makna Umum dan Makna Khusus


1. Makna Umum
Makna umum dipahami sebagai kata digunakan oleh hampir
seluruh masyarakat pemakaian bahasa tersebut, dengan kata lain kosa
kata umum yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Disamping
itu kosa kata umum dipahami secara luas sehingga sering digunakan
dalam berkomunikasi.
2. Makna Khusus

Makna khusu adalah kata yang memiliki makna khusus. Kosa


kata ini digunakan dalam bidang ilmu atau lingkungan tertentu.
Penguasaan kosa kata khusus dapat dilakukan melalui kamus bidang
ilmu tertentu. Contoh berikut menampakkan perbedaan antara kosa
kata umum dan khusus.kata burung memiliki makna yang luas, belum
ada spesifikasi jenis apa. Namun jika kita menyebutkan misalnya
merpati, beo dan cendrawasih. Kata tersebut termasuk kedalam kosa
kata khusus karena sudah mengacu pada satu jenis. Makna khusus
berarti makna kata atau istilah yang pemakaiannya terbatas pada
bidang tertentu.

E. Kata Konkret dan Kata Abstrak


1. Kata Abstrak
Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki rujukan berupa
konsep atau pengertian. Sesuai dengan namanya kata abstrak lebih

5
memerlukan pendalaman dan pemahaman, karna sifatnya yang tidak
nyata. Contoh kata abstrak: Ide, keinginan, gagasan, kehendak,
kesibukan dan lainnya.
2. Kata Konkret
Kata Konkret adalah kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret
yaitu kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap
oleh panca indera. Kata konkret memiliki ciri bisa dirasakan, dilihat,
diraba, didengar, dan bisa dicium. Contoh kata konkret: Rumah,
belajar, bekerja, mobil, sawah dan lainnya.
F. Sinonim dan Analogi
1. Sinonim
Sinonim ialah pasangan kata atau kelompok kata yang mempunyai arti
mirip atau hampir sama. Walaupun sinonim menunjukkan kesamaan arti
kata, sesungguhnya arti katakata itu tidaklah sama betul. Dalam kalimat
tertentu, suatu kata mungkin dapat digunakan tetapi dalam kalimat lain
tidak dapat digunakan atau penggunaannya selalu dipertimbangkan oleh
unsur nilai rasa atau lingkungan penuturnya (kontekstual).
Contoh sinonim dengan kata yang sama maknanya:
a. Bung Hatta telah wafat. (telah = sudah)
b. Kita merdeka karena jasa Bung Hatta. (karena = sebab)
c. Bung Hatta sangat berjasa. (sangat = amat)

Contoh beberapa kata yang memiliki kemiripan makna:

a. Tepat di muka gedung kantor pos Jakarta berdirilah sebuah


kompleks bangunan kuno yang kukuh.
b. Persis di bangunan kantor pos Jakarta kota tertancaplah
sebuah kawasan bangunan kolot yang kuat.

6
Makna kalimat 1 dan 2 sama. Namun kalimat 1 lebih jelas isinya,
kalimat 2 pilihan katanya kurang tepat sehingga pembaca / pendengar
menjadi ragu menafsirkan maknanya.

2. Analogi
Analogi diartikan sebagai adanya persamaan atau persesuaian antara
dua hal atau benda atau bentuk yang berlainan. sesuatu yang sama dalam
bentuk, susunan, atau fungsi, tetapi berlainan asal-usulnya sehingga tidak
ada hubungan kekerabatan. Di dalamnya, analogi juga dapat disebut
sebagai kias. Analogi juga merupakan suatu proses penalaran dengan
menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat
persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat
digunakan untuk memperjelas suatu konsep.
Contoh:
1. Wanita yang menjaga hati dan pikirannya memiliki kecantikan
yang alami dari dalam hati seperti air pegunungan.
Analogi yang digunakan dalam kalimat ini adalah analogi dengan
membuat persamaan dengan alam. Penulis berusaha menyampaikan
maksud bahwa wanita yang menjaga hati dan pikirannya memilikiki
kecantikan yang alami sama halnya dengan makna air pengunangan yang
bersih, segar, sejuk dan alami.
G. Bentuk-Bentuk Kata
Secara umum bentuk kata terdiri atas dua macam yaitu:
1. Kata Dasar
Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum mendapat
imbuhan apapun ataupun dapat diartikan dengan kata yang menjadi dasar
bagi bentukan kata lain yang lebih luas3. Contohnya, nanti siang Ratna
akan pergi ke kampus. Ketujuh kata yang membentu kalimat tersebut
3
Mustakim, Bentuk dan Pilihan Kata, (Jakarta: Pusat Pembinaan Badan Pngembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015) hal 4

7
seluruhnya berupa kata dasar tanpa ada imbuhan apapun. Oleh karena itu,
dalam berbahasa tidak ada masalah jika informasi yang disampaikan
seluruhnya dinyatakan dalam bentuk kata dasar
2. Kata Bentukan
Kata bentukan merupakan kata yang sudah dibentuk dari kata dasar
dengan menambahkan imbuhan tertentu, kata bentukan juga sering disebut
dengan kata imbuhan, kata turunan dan ada pula yang menyebutnya
dengan kata jadian. Kata bentukan dalam penggunaan bahasa relatif
banyak masalah, seperti banyak yang menggunakan kata imbuhan yang
salah baik secara tertulis maupun lisan. Oleh karena itu, agar kesalahan
tersebut tidak terus berlanjut maka kata bentukan harus dibahas lebih
lanjut
Kata bentukan yang selama ini sering digunakan dengan tidak benar
yaitu kata yang dibentuk dengan pengimbuhan, seperti kata merubah,
merobah, menterapkan, perobahan, dan pengrusakan. Bentukan kata-kata
tersebut dikatakan tidak benar karena proses pembentukannya tidak sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Jika dilihat dalam kamus bahasa indonesia,
kata merubah atau merobah tidak akan ada bahkan yang akan kita jumpai
yaitu kata ubah.
a. Kata dasar ubah jika ditambah dengan awalan meng- bentukannya
menjadi mengubah
b. Kata dasar ubah jikaditambah imbuhan per-...an bentukannya menjadi
perubahan
c. Kata dasar ubah jika ditambh dengan awalan di- bentukannya menjadi
diubah4
Kata imbuhan yang dimaksud dalam hal ini adalah kata yang dibentuk
dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar, karena dibentuk dengan

4
Mustakim, Bentuk dan Pilihan Kata, hal 5

8
menambahkan imbuhan kata bentukan ini dapat juga disebut sebagai kata
berimbuhan.
3. Kata Ulang
Kata ulang adalah kata yang mengalami proses penggulangan bentuk,
baik seluruh kata maupun sebagian. Semua kata ulang wajib ditulis
dengan memakai tanda penghubung (-), contohnya lauk-pauk, mondar-
mandir. Kata ulang terdiri atas empat macam, yaitu penggulangan seluruh
kata dasar, penggulangan kata dengan memberi imbuhan, penggulangan
seluruh kata namun terjadi perubahan suara pada kata yang kedua dan
penggulangan seluruh kata yang dinamakan kata asal.

4. Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan kata atau lebih yang membentuk satu
pengertian yang baru, kata majemuk dibentuk oleh proses pemajemukan
atau komposisi atau lebih mudah dimengerti dengan kata yang satu
merupakan inti sedangkan kata yang lain menjelaskan atau menerangkan
kata intinya. Kata majemuk memiliki beberapa ciri-ciri seperti: tidak bisa
disisipi, tidak dapat diperluas dan posisi tidak dapat ditukar Contohnya,
kamar mandi

H. Jenis Kata
1. Kata benda (Nomina)
Kata benda adalah golongan kata yang menyatakan nama dari
seseorang, tempat atau semua benda dan segala sesuatu yang dibendakan.
Kata benda dapat dibagi menjadi dua yaitu kata benda konkret untuk
benda yang aru dikenal dengan panca indra misalnya buku dan katabenda
abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal
dengan pikiran misalnya cinta. Ciri-ciri kata benda yaitu: dapat diingkari
dengan kata bukan dan dapat diikuti dengan gabungan kata sifat.

9
2. Verba (Kata Kerja)
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan,
proses dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada
umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Ciri-ciri kata kerja
yaitu: dapat diberi aspek waktu, dapat diingkari dengan kata tidak dan
dapat diikuti oleh gabungan kata benda atau kata sifat. Contohnya, pergi
dengan adik, menulis dengan cepat.
3. Adjektiv (Kata Sifat)
Kata sifat adalah kata yang menerangkan sifat keadaan watak dan
tabiat orang/binatang/benda, kata sifat umumnya berfungsi sebagai
predikat, objek dan penjelas subjek. Ciri-ciri kata sifat yaitu: dapat diberi
keterangan pembanding lebih, kurang dan paling, dapat diberi keterangan
penguat dan dapat diingkari dengan kata tidak. Contohnya, lebih indah,
sangat snang, tidak benar.
4. Adverb (Kata Keterangan)
Kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada verba
adjectiv nomina predikatif atau kalimat. Macam-macam adverb yaitu:
adverb dasar bebas (misalnya, alangkah, agak, akan, amat, dll), adverb
turunan (terbagi atas adverb reduplikasi, adverb gabungan, dan adverb
yang berasal dari berbagai kelas. Contohnya, Aziz mengendaraisepeda
dengan cepat.
5. Pronomia (Kata Ganti)
Kata ganti adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain,
berfungsi untuk mengganti kata benda dengan nomina. Pronomina terdiri
atas 3 macam yaitu pronomina persona (pronomina reduplikasi,
pronomina berbentuk, pronomina takrif dan pronomina tak takrif),
pronomina penunjuk (penunjuk umum, penunjuk tempat, penunuk ihwal),
pronomina penanya. Contohnya, aku bekerja keras dari kecil untuk
menggapai cita-cita ayah dan ibu.

10
6. Nuramelia (Kata Bilangan)
Kata bilangan adalah kata yang digunakan untuk menghitung
banyaknya orang, binatang atau benda. Kata bilangan terbagi kepada tiga
yaitu: numeralia utama (bilangan penuh, pecahan, gugus), numeralia
tingkat yang menunjukkan urutan atau struktur dan numeralia kolektif
yang terbentuk oleh afiksasi. Contohnya, pada paragraf kedua harus ditulis
dengan huruf sambung.
7. Kelompok Kata Tugas
Kata tugas terdiri atas:
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang adalah kata yang mendampingi kata benda atau
yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Kata sandang
terbagi kepada empat macam yaitu artikel bermakna unggal (misalnya
sang guru, sanf suami), artikel bermakna jamak (misalnya para petani,
para ilmuwan), artikel bermakna netral (misalnya sihitam manis, si
dia) dan artikel bermakna khusus (misalnya sri baginda, sri ratu).
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan adalah kata yang selalu erada didepan kata benda,
kata sifat atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan. Kata
depan terbagi kepada tiga macam, yaitu preposisi dasar (misalnya di,
ke, dari), preposisi turunan (misalnya didepan) dan preposisi yang
menunjukkan ruang lingkup (misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang,
seputar).
c. Kata Hubug (Konjungsi)
Kata hubung adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua
kata atau dua kalimat. Konjugsi terbagi kepada beberapa macam
diantaranya, konjungsi penambahan, konjungsi urutan, konjungsi
pilihan, konjungsi perlawanan, konjungsi menyatakan waktu,
konjungsi sebab-akibat, konjungsi pengandaian, konjungsi peluasan,

11
konjungsi pengantar objek, konjungsi penegasan, konjungsi pengantar
wacana.
d. Partikel
Partikel adalah kata kategori atau unsur yang bertugas memulai,
mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam
komunikasi, unsur-unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah
dan pernyataan (berita). Partikel terdiri atas beberapa macam,
diantaranya kah, kan,deh, lah, dong, kek, pun, toh, yah.
e. Kata Seru (Interjeksi)
Kata seru adalah kata tugas yang dipakai untuk
mengungkapkan seruan hati atau berbagai ungkapan perasaan. Kata
seru terdiri atas beberapa macam yaitu: seruan atau penggilan,
keheranan atau kekagumam, kesakitan, kekecewaan atau kekesalan,
kekagetan, kelegaan, kejijikan.

I. Pembentukan Kata
Pembentukan kata adalah proses membentuk kata dengan
menambahkan imbuhan atau unsur lain pada kata dasar. Dalam bahasa
indonesia, pembentukan kata dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
cara, cara yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan
menambahkan imbuhan pada kata dasar, pembentukan kata terdiri
atas empat macam sesuai dengan posisinya pada suatu kata.
a. Pertama, imbuhan yang terletak diawal kata disebut awalan
(prefiks)
Contohnya
Ter-  terpaksa, terpadu, tersenyum
di- ditulis, dilamar, dipantau
ber-  berkebun,bermain, bermimpi

12
b. Kedua, imbuhan yang terletak pada akhir kata disebut akhiran
(sufiks)
Contohnya
-an  tulisan, tatapan, tantangan
-i  temui, sukai, pandangi
Kan-  tumbuhkan, sampaikan, umumkan
c. Ketiga, imbuhan yang terletak pada tengah kata disebut (infiks)
Contohnya
-el-  geletar, geligi, gelantung
-em-  gemuruh, gemetar
-er-  gerigi
d. Keempat, imbuhan yang terletak pada awal kata dan akhir kata
sekaligus disebut gabungan imbuhan (konfiks)
Contohnya
Meng-...-kan  menemukan, meratakan
Meng-...-i  memandangi, mengunjungi
Peng-...-an  pendidikan, pemandian
2. Pembentukan Kata Dasar dan Kata Dasar
Pembentukan kata dalam bahasa indonesia juga dapat
dilakukan dengan menggabungkan kata dasar dan kata dasar,
misalnya kata dasar tanda dengan kata dasar tangan jika
digabungkan menjadi tanda tangan. Pembentukan kata tersebut
juga masih sering dilakukan secara tidak tepat, misalnya kata
pertanggungan jawab yang pada bentuk dasar kata itu adalah
tanggung jawab.
Gabungan kata atau yang biasa disebut dengan kata majemuk
termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah seperti
contoh diatas. Namun, jika gabungan kata itu mendapat imbuhan
awalan dan akhiran sekaligus unsur-unsur gabungan kata itu ditulis

13
serangkai seperti pertanggungjawaban bukan pertanggungan
jawab, petanggung jawaban, pertanggung-jawaban.
3. Pengggabungan Kata Unsur Terikat dan Kata Dasar
Dalam bahasa Indonesia, pmbentukan kata juga dapat
dilakukan dengan menggabungan antara unsur terikat dan kata
dasar, unsur terikat yang dimaksud yaitu unsur yang
keberadaannya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata. Oleh
karena itu, unsur itu selalu terikat pada unsur yang lain misalnya
pra- digabungkan menjadi prasejarah, prasarana, prasaran.
4. Pembentukan Kata dengan Pengulangan
Dalam bahasa Indonesia, pengulangan kata juga termasuk
bagian dari proses pembentukan kata. Ditandai dengan adanya
tanda hubung diantara unsur yang diulang dan unsur
pengulangannya, tanda hubung tersebut ditulis rapat, tidak
didahului atau diikuti spasi. Misalnya, tanda menjadi tanda-tanda,
lari menjadi berlari-lari, tolong menjadi tolong menolong.

5. Akronim
Akronim adalah singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan,
pangkat atau ungkapan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata ataupun gabungan huruf awal dan suku kata
yang diperlakukan sebagai kata. Akronim berupa gabungan huruf
awal ditulis seluruhnya dengan mengunakan huruf kapital tanpa
titik, misalnya SIM yaitu surat izin mengemudi, NIP yaitu nomor
indu pegawai, PBB yaitu perserikatan bangsa-bangsa.5

5
Rina Devianti, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Medan: Perdana Publishing, 2019)
hal 59

14
Beberapa kesalahan dalam pembentukan kata:
a. Penanggalan Awalan me-
Judul berita dalam surat kabar diperbolehkan, tapi dalam teks beritanya
awalan me- harus jelas maksudnya. Misalnya, gubernur lantik wali kota baru, kata
lantik boleh diganti dengan melantik.
b. Penggalan Awalan ber-
Sampai jumpa lagi bulan depan kata jumpa bisa diganti dengan berjumpa.
c. Peluluhan Bunyi
Kata dasar yang diawali bunyi sering menjadi luluh jikalau mendapat
awalan me-, padahal sesungguhnya tidak luluh, misalnya Gustaf sedang menyuci
mobil, kata menyuci bisa diganti dengan mencuci.
d. Penyengauan Kata Dasar
Misalnya, copet nyopet mencopet, pandang mandang memandang.
e. Bunyi yang tidak luluh
Misalnya, kikis mengkikis mengikis, kait mengaitkan mengaitkan.
f. Awalan ke- yang Keliru
Misalnya, dompet saya kecopet pada waktu dipasar Kahayan, kata kecopet
dapat diganti dengan tercopet.
g. Pemakaian Akhiran -ir
Akhiran –ir sebaiknya diganti engan akhiran –asi atau –isasi. Misalnya,
Mahmudah sanggup mengkoordinir kegiatan seminar FBMM 2008, kata
mengkoordinir bisa diganti dengan mengoordinasi.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat simpulkan, kata merupakan bagian atau

unit terkecil dalam suatu karangan. Dalam membuat atau menyusun dan juga

berkomunikasi hal yang harus diperhatikan yaitu pemilihan kata. Agar

maksud atau gagasan yang kita sampaikan dapat menimbulkan efek atau

16
reaksi yang tepat. Pada kata juga terkandung makna seperti makna konotatif,

denotatif, umum dan khusus.

Proses membentuk kata dengan menambahkan imbuhan atau unsur

lain pada kata dasar merupakan pembentukan kata. Jenis-jenis kata yaitu kata

benda, kata kerja, kata seru, kata ganti, kata keterangan, kata sifat, kata

bilangan, dan kelompok kata tugas yakni kata sandang, kata depan, kata

hubung, kata seru dan interjeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Rina Devianti. 2019. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Medan: Perdana
Publishing)
Mustakim. 2015. Bentuk dan Pilihan Kata.(Jakarta: Pusat Pembinaan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.)
Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia (Jakarta :PT.Grasindo.)

17
Minto Rahayu. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. (Jakarta :PT. Grasindo)
Subhayni. 2017. Bahasa Indonesia Umum. (Banda Aceh :Tim penyusun Panduan
Perkuliahan.)

18

Anda mungkin juga menyukai