Anda di halaman 1dari 54

Makalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tentang

Kata dan Kalimat

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata
kuliah Bahasa Indonesia ini dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa,
dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran
tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya
membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus
dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat
dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus
digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk


tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan
gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan
menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah
satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata
merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan
hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan
menimbulkan ketidakjelasan makna.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan
itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.

Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara


tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-
unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-
unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin
kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan
adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita
sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah
penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

1.2. Perumusan Masalah


1. Apa pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia
2. Mengetahui pengertian kalimat efektif
3. Mengetahui ciri - ciri kalimat efektif
4. Mengetahui syarat dan dasar kalimat efektif
5. Mengetahui struktur kalimat efektif

1.4. Manfaat Penulisan Makalah

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata
dalam Bahasa Indonesia. Manfaat lain agar bisa memahami bagaimana yang
dikatakan dengan kalimat efektif dan agar kita bisa menjaga budaya Bahasa
Indonesia yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Diksi atau Pilihan kata

Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah
cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan
gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Diksi yang baik harus
memenuhi syarat, seperti :

Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.

Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara


tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
bagi pembacanya.

Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata


tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.

Contoh Paragraf :

Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana
sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun
pulang tak lama kemudian.

2.2. Syarat-Syarat Pemilihan Kata

1. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar
ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna
denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna
memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata
makan seperti ini adalah makna denotatif.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung
atau pukul.

Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna
kata adalah makna denotatif atau konotatif.

2. Makna Umum dan Khusus

Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan
tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila,
ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian
juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan.
Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan,
sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti
gurame, lele, tawes, dan ikan mas.

3. Kata abstrak dan kata konkret

Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkret,
seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah
kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak, seperti
gagasan dan perdamaian.

Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak


mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan
tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu
karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.

4. Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak,
hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik
kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.

Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan


makna konotatif suatu kata.

5. Kata Ilmiah dan kata popular

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan
oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-
pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.

Perbedaan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer
digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau
pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah,
laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.

2.3. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat
yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar
atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan
ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli
bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu:
2007)

2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi


dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan
Wahyudi: 2009)

5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu


menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di
mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:

1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.

2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau


pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2.4. Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesejajaran

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
1. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu


menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :

1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan


2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

2. Kehematan

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.

Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

3. Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:

Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
depan kalimat.

Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -


pun, dan –kah.
Contoh :

1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.


2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

Contoh :

Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.

Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau


berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :

1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.


2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

4. Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh :

Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;

Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

5. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek. Contoh:

a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

Tidak terdapat subjek yang ganda, Contoh:

a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.


b. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :

a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.


b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Contoh:

a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:

a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.

Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.


b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

6. Keparalelan

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.
Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verbal. Contoh:

a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.


b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai
berikut:

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,


pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.

7. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan
itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialah presiden mengharapkan. Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.


Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap, Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. Seharusnya:

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.

Melakukan pengulangan kata (repetisi). Contoh:


Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan Contoh:

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan) Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
8. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda.

Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.


a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguran tinggi.

Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah
atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut :

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan


para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi

Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

9. Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan


dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-
pecah.

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan
bertele-tele. Misalnya:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan
yang adil dan beradab

b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Contoh:

Surat itu saya sudah baca.

Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen
dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk

a. Surat itu sudah saya baca.


b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.


b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

2.4. Syarat-syarat Kalimat Efektif

Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut

1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.


2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar
atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2.5. Struktur Kalimat Efektif

Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan
bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti.
Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus
kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak
menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang
salah.

Kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang
terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan
berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang,
aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan
kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:

1. Buat Papa menulis surat saya.


2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.

Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat
kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur
kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak
jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan
oleh pemakai bahasa.

Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan


struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah
kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu
berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam


pembacaan dan pengertiannya tepat. Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari
bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.

Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau
konsep istilah tertentu.

Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai
dengan EYD.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.

Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket)

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan,


kecermatan, kepaduan, kelogisan.

3.2. Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana


dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan
dan saran bagi pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu, kedepannya
penulis mengharapkan adanya perbaikan untuk menyempurnakan penulisan dan
konten dari makalah ini sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam
kosa kata” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3.
Jakarta: Bharata.
http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/28102008121137
_PAPER_BAHASA_INDONESIA1_fix.doc
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+
bahasa+indonesia&star=10&sa=N
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-
kalimat-tidak-efektif
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-
contoh.htm

Makalah Teks Diskusi


oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Teks Diskusi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Teks Diskusi ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Teks Diskusi ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Teks
Diskusi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Mei 2023


Penyusun

DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah
 BAB II PEMBAHASAN
 A. Pengertian Teks Diskusi
 B. Tujuan Teks Diskusi
 C. Jenis-jenis Teks Diskusi
 1. Seminar
 2. Sarasehan
 3. Simposium
 4. Diskusi Panel
 5. Kongres
 6. Muktamar
 7. Loka Karya
 D. Struktur Teks Diskusi
 1. Isu atau Masalah
 2. Argumen atau Pendapat yang Mendukung (Supporting Points)
 3. Argumen atau Pendapat yang Menentang/Bertentangan (Contrasting
Points)
 4. Kesimpulan dan Saran
 E. Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi
 F. Contoh Teks Diskusi
 Dampak Menonton Televisi bagi Remaja
 Isu
 Argumen Mendukung
 Argumen Menentang
 Simpulan
 BAB III PENUTUP
 A. Kesimpulan
 B. Saran
 DAFTAR PUSTAKA
 Download Contoh Makalah Teks Diskusi.docx
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diskusi adalah sebuah kegiatan yang memang hampir dilakukan oleh semua
orang yang ada didunia ini. Mereka berdiskusi untuk membahas suatu hal yang
tentunya mereka anggap penting. Dalam kegiatan tersebut, dua orang atau lebih
memberikan pendapatnya masing-masing untuk dapat diketahui oleh pihak lain dan
kemudian pihak lain memberikan tanggapan atau respons terhadap apa yang
diutarakan, begitu sebaliknya.
Sebagai seorang siswa, tentu tidak akan terlepas dengan yang namanya
berdiskusi membahas suatu hal bersama untuk dipecahkan. Apalagi kurikulum
sekarang ini lebih memprioritaskan pada pembahasan bersama antar siswa, baru
kemudian diambil kesimpulan dari hasil diskusi tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1. Apakah definisi teks diskusi?

2. Apa tujuan dari teks diskusi?

3. Apa saja jenis-jenis teks diskusi?

4. Bagaimanakah struktur sebuah teks diskusi?

5. Apa saja ciri-ciri teks diskusi?

6. Bagaimana contoh teks diskusi?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teks Diskusi


Teks diskusi adalah salah satu jenis teks yang memberikan dua pendapat
mengenai suatu hal. Pendapat tersebut tentu ada yang selaras dan juga ada yang
bertentangan. Ketika kita berdiskusi tentang suatu hal, tidak dipungkiri diskusi kita
tersebut memiliki berbagai argumen atau pendapat yang beragam. Begitu juga
dengan teks diskusi ini memiliki dua pendapat yang berbeda; satu, pendapat yang
setuju dan, dua, pendapat yang tidak setuju. Oleh karena itu kita harus memiliki
pandangan luas mengenai suatu masalah jika kita ingin membuat teks diskusi.
Teks diskusi (discussion text) bisa didefinisikan sebagai sebuah teks yang
berisi tentang sebuah wacana yang bermasalah. Wacana yang bermasalah ini
adalah wacana yang memiliki dua kubu antara pro (mendukung) dan kontra
(penentang), antara pendukung isu dan penentang isu. Masalah yang dihadirkan
dalam teks diskusi nantinya akan didiskusikan berdasarkan dua sudut pandang
tersebut (point of view) tersebut, pro (pendukung) dan kontra (penentang). Tujuan
komunikatif dari teks diskusi itu sendiri adalah untuk mengetengahkan suatu
masalah atau isu yang ditinjau paling tidak dari dua sudut pandang, sebelum
sampai pada suatu kesimpulan atau rekomendasi.
Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa yang
disebut dengan teks diskusi adalah tulisan yang mengulas sebuah masalah (isu)
dengan disertai argumen atau pendapat baik yang mendukung maupun yang
menentang isu tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi penulis.

B. Tujuan Teks Diskusi


Tujuan diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau
pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi.
Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan minat
anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat, serta
menyimpulkan hasil diskusi.

C. Jenis-jenis Teks Diskusi


1. Seminar
Seminar adalah sebuah pertemuan khusus yang memiliki teknis dan
akademis yang tujuannya untuk melakukan studi menyeluruh tentang suatu topik
tertentu dengan pemecahan suatu permasalahan yang memerlukan interaksi di
antara para peserta seminar yang dibantu oleh seorang guru besar ataupun
cendekiawan.
2. Sarasehan
Sarasehan adalah bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sekelompok
undangan tertentu untuk membicarakan suatu permasalahan dengan cara yang
tidak resmi dan suasana yang rileks.
3. Simposium
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan
seorang pemimpin (moderator).
4. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan
tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel oleh 3-6 orang yang
dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator.
5. Kongres
Kongres adalah kumpulan orang, terutama untuk tujuan politik.
6. Muktamar
Muktamar adalah pertemuan para wakil organisasi untuk berunding atau
bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
7. Loka Karya
Loka karya adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya.

D. Struktur Teks Diskusi


Struktur isi teks diskusi meliputi: isu, argumen pro dan kontra,
konklusi/simpulan. Pada sebuah laman internet menyebutkan secara sederhana
bahwa struktur isi teks diskusi mencakup:
1. Isu atau Masalah
Isu (masalah) dalam teks diskusi berisikan masalah yang akan
didiskusikan/dibahas lebih lanjut. Jika ingin menulis sebuah teks diskusi, ada
baiknya pilihlah topik permasalahan yang kontroversial sehingga nanti memiliki
banyak argumen, baik argumen yang mendukung atau pun argumen yang
bertentangan. Misalnya saja, topik masalah:
“Siswa tidak boleh membawa handphone agar tidak mengganggu kegiatan
belajar mengajar di kelas.”
“Ujian nasional akan terus dilaksanakan sebagai upaya mengetahui
kualitas pendidikan nasional.”
“Keluarga berencana mengendalikan angka kelahiran yang berlebihan.”
2. Argumen atau Pendapat yang Mendukung (Supporting Points)
Pada bagian pendapat yang mendukung ini, kita dituntut untuk
menjabarkan lebih lanjut mengenai penjelasan tentang masalah yang sedang
kita bahas. Jika dalam isu berisikan masalah seperti pada contoh isu pertama di
atas, maka harus menjelaskan lebih rinci tentang HP yang bisa mengganggu
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
3. Argumen atau Pendapat yang Menentang/Bertentangan (Contrasting
Points)
Pada bagian pendapat yang menentang ini, alangkah baiknya kita
memberikan pendapat yang lebih berbeda dengan pendapat yang mendukung.
Jika HP dianggap memberikan efek negatif terhadap siswa, maka pada bagian
ini kita harus memberikan pendapat mengenai manfaat Hp untuk siswa.
Misalnya saja, dengan memberikan argumen bahwa HP bisa memudahkan
siswa dalam mencari informasi di internet tentang mata pelajaran yang sedang
dibahas.
4. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini, usahakan kita mengambil jalan tengah mengenai masalah
yang sedang dibahas agar kesimpulan yang kita ambil tidak lagi mendatangkan
masalah baru. Misalnya saja dalam masalah HP di atas. Kita bisa memberikan
saran atau kesimpulan dengan menuliskan sekolah memperbolehkan siswa
membawa HP asal tidak diaktifkan ketika kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung.

E. Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi


Dari beberapa pendapat sebenarnya satu dengan yang lain mengandung
pengertian yang sama dan saling melengkapi. Simpulannya bahwa ciri-ciri bahasa
teks diskusi adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan kata modalitas, misalnya: harus, akan, ingin, mungkin.

2. Penggunaan kata kerja aksi, misalnya: menyebabkan, mengakibatkan.

3. Penggunaan konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, tapi, namun, akan tetapi.

4. Penggunaan kohesi leksikal (kata/istilah terkait dengan topik teks diskusi) dan

kohesi gramatikal. Kohesi leksikal adalah kepaduan yang dicapai melalui

pemilihan kata/istilah. Kohesi leksikal itu dapat berbentuk pengulangan

kata/istilah beberapa kali dalam satu paragraf/wacana, penggunaan sinonim,

antonim, dan hiponim dalam satu paragraf/wacana.

F. Contoh Teks Diskusi

Dampak Menonton Televisi bagi Remaja


Isu
Di dalam era globalisasi ini tayangan televisi sudah tidak bisa dihindari.
Dengan menonton televisi, kita bisa memperoleh bermacam-macam informasi,
termasuk di dalamnya hiburan. Pertanyaannya adalah adakah dampak negatif yang
ditimbulkan dari menonton televisi? Sebagian masyarakat menganggap bahwa
menonton televisi berdampak positif, tetapi banyak juga masyarakat yang
menganggap bahwa menonton televisi berdampak negatif.
Argumen Mendukung
Dampak positif dari menonton televisi adalah sebagai berikut:
Pertama, televisi memiliki kelebihan dalam hal penyajian berita, televisi
umumnya selalu up to date. Hal ini tentu akan membuat remaja tidak ketinggalan
informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada remaja secara cepat.
Kedua, jika televisi menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan
pendidikan, hal ini tentu sangat berguna bagi para pelajar. Seorang pelajar bisa
mengambil manfaat berupa informasi pendidikan dari acara televisi tersebut.
Ketiga, pengaruh positif televisi lainnya adalah remaja bisa menyegarkan otak
dengan menonton beragam tayangan hiburan yang disajikan oleh stasiun televisi.
Mulai dari acara kuis, film, sinetron, atau hiburan-hiburan yang lain.
Keempat, acara televisi sering menayangkan tokoh-tokoh yang memiliki
pengaruh, baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha, hiburan, atau yang lainnya.
Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam televisi ini bisa memicu remaja untuk
mencontoh kesuksesan mereka.
Argumen Menentang
Sementara itu, dampak negatif dari menonton televisi adalah sebagai berikut:
Pertama, televisi membuat remaja lupa waktu. Bagi pelajar, kecanduan
menonton televisi menjadi kontraproduktif dengan tugas seorang pelajar yang
kewajibannya belajar.
Kedua, banyaknya acara-acara yang kurang mendidik di televisi bisa
mempengaruhi kejiwaan remaja. Film-film yang menampilkan adegan tidak layak
ditonton remaja tanpa ada sensor sangat mudah ditiru oleh remaja.
Ketiga, televisi mampu meningkatkan daya konsumtif remaja. Karena televisi
merupakan media iklan yang memiliki pengaruh tinggi terhadap konsumennya.
Iklan yang ditayangkan secara terus menerus sepanjang hari, remaja untuk
membeli produk yang dipromosikan oleh produsen.
Keempat, banyak acara televisi yang isinya kurang sesuai dengan norma
masyarakat Indonesia, termasuk juga dengan berita-berita yang kerap
menayangkan kekerasan tanpa disensor terlebih dahulu. Acara demikian jika
ditonton oleh remaja yang notabene suka meniru, tentu bisa ditiru oleh mereka.
Simpulan
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa televisi mempunyai
dampak positif atau negatif. Hal itu bergantung pada penonton televisi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teks diskusi adalah tulisan yang mengulas sebuah masalah (isu) dengan
disertai argumen/pendapat baik yang mendukung maupun yang menentang isu
tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi penulis.
Tujuan diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau
pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi.
Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan
minat anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat,
serta menyimpulkan hasil diskusi. Struktur isi teks diskusi meliputi: isu, argumen pro
dan kontra, konklusi/simpulan.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya ilmu pengetahuan selalu digali
dan dipelajari serta diterapkan, khususnya tentang Teks Diskusi oleh para oleh para
pelajar.
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2013. Silabus Bahasa Indonesia SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan untuk Kelas VIII


SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud.

Suyatno. 2014. Makalah Pelatihan Penulisan Jenis Teks. Surabaya: Unesa.


Makalah Artikel
oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Artikel ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Artikel ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Artikel ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Artikel
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Juni 2023


Penyusun

DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah
 BAB II PEMBAHASAN
 A. Pengertian Artikel
 B. Ciri-ciri Artikel
 C. Jenis-jenis Artikel
 1. Artikel Praktis
 2. Artikel Ringan
 3. Artikel Halaman Opini
 4. Artikel Analisis Ahli
 D. Tujuan dan Manfaat Artikel
 1. Tujuan Artikel
 2. Manfaat Artikel
 E. Struktur Artikel
 1. Pengenalan
 2. Bagian isi
 3. Bagian penutup
 F. Kebahasaan Teks Artikel
 1. Sesuai EYD
 2. Sistematis
 3. Tidak Boros dan Bertele-tele
 4. Tidak Ambigu
 G. Contoh Analisis dan Fakta Artikel
 1. Fakta
 2. Opini
 BAB III PENUTUP
 A. Kesimpulan
 B. Saran
 DAFTAR PUSTAKA
 Download Contoh Makalah Artikel.docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artikel adalah karangan yang bersifat fakta dan secara lengkap dengan
panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan melalui koran, majalah,
buletin, buku, dan sebagainya. Pembuatan artikel bertujuan untuk menyampaikan
gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Ketika
membaca berita yang ada di koran maupun majalah, banyak di antara kita yang
menganggap bahwa berita tersebut adalah salah satu bentuk penulisan artikel
yang dibuat untuk menyampaikan suatu berita. Bahkan, tulisan-tulisan yang ada
di internet, baik yang dituliskan di website atau blog dianggap salah satu bentuk
penulisan artikel. Padahal, tidak semua bentuk penulisan berita tersebut
merupakan bentuk artikel. Hal ini disebabkan masih banyak di antara kita yang
belum mengetahui apa pengertian artikel itu sebenarnya.
Orang berpikir bahwa penulisan sebuah artikel yang berdasarkan pengertian
artikel yang sesungguhnya adalah bentuk penulisan yang sulit dan memerlukan
gaya bahasa tertentu. Padahal menurut pengertian artikel, bentuk tulisan yang
digunakan dalam sebuah artikel itu tidaklah rumit dan hanya menggunakan gaya
bahasa yang sederhana saja sudah dapat membentuk suatu tulisan yang disebut
dengan artikel. Ada banyak website atau blog yang membutuhkan para penulis
lepas untuk menuliskan berbagai artikel yang akan dimuat di dalam website
tersebut dengan tujuan agar website atau blog itu memiliki banyak pengunjung.
Namun ternyata dari penulis-penulis yang sudah terbiasa menulis artikel pun
masih banyak yang belum mengetahui dengan baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian artikel?


2. Apa saja ciri-ciri artikel?
3. Apa saja jenis-jenis artikel?
4. Apa tujuan dan manfaat artikel?
5. Bagaimana struktur artikel?
6. Bagaimana kebahasaan teks artikel?
7. Bagaimana menganalisis sebuah artikel?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian artikel adalah karya tulis
lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. Pengertian artikel yang
dituliskan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ini akhirnya membuat banyak
orang yang salah persepsi akan berbagai tulisan yang ada di media cetak
termasuk di dalamnya penulisan untuk media online. Padahal di dalam karya tulis
yang dicetak di media cetak tersebut, karya-karya tulis tersebut tidak hanya
berupa artikel, namun ada juga bentuk karya tulis yang berupa opini dan kolom.
Karena banyaknya orang-orang yang salah dalam menangkap pengertian
artikel ini, maka Ichtiar Baru menuliskan bahwa pengertian artikel itu adalah
sebuah karangan prosa dalam media massa yang membahas pokok masalah
secara lugas dengan isi yang benar serta aktual. Susunan kalimat di dalam artikel
pun harus rapi dan hemat kata-kata. Pengertian artikel yang diungkapkan oleh
Ichtiar Baru inilah yang akhirnya menjadi patokan penulisan sebuah karya tulis
berbentuk artikel. Bahwa di dalam sebuah tulisan yang berbentuk artikel ini harus
mengandung kekinian dengan isi yang faktual, terpercaya, dan benar.

B. Ciri-ciri Artikel
Masing-masing tulisan memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dengan
jenis tulisan lain. Adapun ciri-ciri artikel menurut adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai isi yang bersumber pada fakta serta bukan hanya sekedar realitas.
2. Artikel berisi karya tulis yang padat, tuntas, singkat, dan jelas.
3. Merupakan hasil tulisan yang orisinal.
4. Bersifat faktual dengan mengungkapkan dengan berbagai data yang diketahui
oleh penulis artikel tersebut.
5. Isi karangannya sesuai dengan fakta yang diperoleh dari objek atau
narasumber, jadi bukan hanya merupakan hasil pemikiran dari penulis.
6. Isi artikel tersebut dapat berupa pemaparan tentang biografi seorang tokoh,
suatu peristiwa, hasil riset, dan lain sebagainya.
7. Artikel merupakan sebuah gagasan yang menyangkut tentang kebutuhan para
pembaca.

C. Jenis-jenis Artikel
1. Artikel Praktis
Artikel praktis ini lebih banyak bersifat atau menuliskan petunjuk teknis
tentang cara melakukan sesuatu (how to do it). Contohnya cara praktis
menggunakan komputer, mengendarai mobil, dan jenis alat lainnya. Biasanya
artikel praktis ditulis dengan menggunakan pola kronologis atau tahap demi
tahap pekerjaan (step by step).
2. Artikel Ringan
Dalam menulis artikel jenis ringan ini lazim ditemukan pada rubrik anak-anak,
remaja, wanita, dan keluarga. Artikel jenis ini lebih banyak mengulas topik
bahasan yang ringan dengan cara penyajian yang ringan pula. Contoh artikelnya
yakni enam tips menghindari stres dalam rumah tangga, empat cara mencegah
stres menghadapi siswa yang nakal.
3. Artikel Halaman Opini
Dari segi isinya artikel ini masuk pada kelompok opini. Sifatnya terasa
objektif dan sesuai dengan fakta. Biasanya artikel jenis ini ada pada halaman
khusus opini bersama tajuk rencana/editorial, pojok, kolom, dan surat pembaca.
Dari segi penyajiannya artikel opini ditulis sebanyak 2-3 halaman kuarto dengan
spasi ganda atau 2.500 – 5.000 karakter. Yang terpenting dari artikel ini yakni
memiliki sifat yang aktual, relevan, dan tengah menjadi persoalan di masyarakat.
4. Artikel Analisis Ahli
Artikel jenis ini ditulis oleh para ahli, dalam bidangnya, baik bidang
pendidikan, agama, politik, pertanian dan lainnya. Salah satu tujuan utama
mengapa surat kabar Indonesia menyediakan rubrik artikel ahli ialah guna
mendekatkan pokok masalah yang mengandung pertanyaan di masyarakat
kemudian diberikan pandangan bahkan solusinya oleh orang yang ahli
dibidangnya.
D. Tujuan dan Manfaat Artikel
1. Tujuan Artikel
Tujuan penulisan artikel ilmiah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh seseorang, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin
dicapai dalam penulisan artikel ilmiah tersebut, tujuan dalam penulisan artikel
ilmiah.

 Mendeskripsikan cara menguraikan atau membahas pokok masalah yang telah


ditentukan dan diteliti.
 Mendeskripsikan pembatasan ruang lingkup artikel ilmiah tersebut.
2. Manfaat Artikel
a. Menambah Wawasan dan Ilmu
Artikel jika dibaca pastinya akan menambah wawasan dan ilmu bagi
pembaca, karena itu penulis harus memberikan informasi yang baik kepada
pembaca. Informasi tersebut harus benar-benar informasi secara lengkap yang
memang masih berhubungan dengan konteks yang sedang dibahas. Pembaca
akan merasa berterima kasih dan menghemat waktu mereka, karena keseluruhan
isi dan penjelasan yang dibutuhkan telah ada pada artikel tersebut.
b. Pengisi Waktu Luang
Ketika Pembaca memiliki waktu luang, tak jarang para pembaca yang lebih
memilih membaca artikel-artikel di internet. Kebanyakan dari mereka membaca
artikel seperti:
1) Berita Publik
2) Berita Olahraga
3) Seputar Hobby
4) Artikel Humor
5) dll.
Tentunya pembaca ingin mendapatkan artikel yang berkualitas agar waktu
luangnya tidak terbuang sia-sia.
c. Hiburan
Para pembaca pastinya akan merasakan penak dalam kegiatan sehari-hari
dan untuk mengembalikan mood tersebut, biasanya pembaca melihat website
humor. Artikel humor dan gambar humor bisa membuat kita melupakan sejenak
tentang kegiatan penak sehari-hari dan mulai untuk menghadapi kegiatan sehari-
hari dengan mood yang baru.
d. Sumber Referensi Tugas
Tugas-tugas adalah hal yang sering kita hadapi tidak terkecuali siapapun
manusianya, pembaca mencari referensi website yang pastinya sesuai dengan isi
tugasnya. Biasanya para pembaca membaca jurnal-jurnal yang memang sudah
jelas keasliannya, ataupun membaca website-website yang lainnya sebagai bahan
tambahan. Perlu diperhatikan kepada para pembaca agar mencari referensi untuk
tugas yang memang bisa dipertanggung jawabkan keasliannya. Bisa melihat
jurnal-jurnal ataupun ke website Wikipedia.
e. Menambah Minat Membaca
Semakin kita banyak membaca artikel, maka secara tidak disadari sebenarnya
kita juga semakin berminat untuk membaca. Ya memang kebanyakan artikel
terutama yang ada di internet ini dan memiliki bahasan yang cukup panjang,
biasanya tidak dibaca sepenuhnya.

E. Struktur Artikel
Bagian-bagian artikel secara umum adalah bagian awal (pengenalan), batang
tubuh, dan bagian akhir (penutup).
1. Pengenalan
Bagian pengenalan merupakan bagian yang menginformasikan tentang
artikel tersebut. Bagian awal terdiri dari judul, nama penulis, dan pengantar.
a. Judul
Judul merupakan kepala artikel. Judul adalah bagian dari pengenalan yang
memberikan gambaran tentang isi artikel. Judul karangan yang baik adalah (1)
mencerminkan isi karangan, (2) berupa pernyataan, bukan pertanyaan atau
kalimat, (3) judul karangan tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu pendek, (4)
menarik, dan (5) menimbulkan minat pembaca untuk membacanya. Contohnya,
Misteri Dana Kampanye, Antara Mengarang dan Menyunting.
b. Nama penulis
Nama penulis ditulis sebagai tanda kepemilikan karangan tersebut. Dalam
menulis nama penulis hendaknya tidak disertai dengan pangkat, kedudukan, dan
gelar akademik. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias terhadap senioritas dan
wibawa. Pangkat, kedudukan, dan gelar akademik tersebut dapat dituliskan pada
bagian penutup. Contohnya: Surat Kepada Setan – Oleh: Putu Wijaya.
c. Pengantar
Pengantar ditulis sebagai pengantar isi karangan. Tujuannya agar pembaca
lebih mudah untuk masuk isi dan dapat memahami dengan mudah isi artikel.
Pengantar karangan harus ditulis dengan menarik. Pengantar karangan
merupakan gambaran dari isi sebuah artikel yang akan memberikan imajinasi
pembaca tentang isi tulisan tersebut.
2. Bagian isi
Bagian isi merupakan bagian utama dari sebuah artikel. Isi pada sebuah
artikel berupa persoalan-persoalan atau masalah-masalah yang akan dibahas.
Materi tersebut dikupas secara detail dengan sistematika yang runtut dan jelas
agar pembaca benar-benar paham akan masalah tersebut.
3. Bagian penutup
Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah artikel yang berisi
simpulan dari pembahasan masalah tersebut. Pada artikel bagian penutup hanya
berupa simpulan tanpa memberikan saran. Simpulan merupakan penegasan
pendirian penulis atas masalah yang dibahas sebelumnya.

F. Kebahasaan Teks Artikel


Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah artikel dapat dikatakan
efektif atau tidak.
1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca
yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang
kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan.
Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya
tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat
diharapkan selalu berada di awal kalimat.
3. Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-
hamburkan kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian
rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang membacanya mudah menangkah
gagasan yang dituangkan.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting
untuk menghindari pembaca dari multi tafsir. Dengan susunan kata yang ringkas,
sistematis, dan sesuai kaidah kebahasaan. Pembaca tidak akan kesulitan
mengartikan ide dari kalimat sehingga tidak ada kesan ambigu.

G. Contoh Analisis dan Fakta Artikel


Makanan Kadaluwarsa
Mengantisipasi beredarnya barang kedaluwarsa, Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM), bersama Dinas Kesehatan Kota Jambi, Kamis (26/7) menggelar
razia di beberapa supermarket di Kota Jambi. Dalam razia ini ditemukan sejumlah
makanan dan minuman kedaluwarsa yang masih dijual bebas. Razia dilakukan
dengan cara memeriksa dengan teliti makanan dan minuman yang dipajang di
sejumlah supermarket.
Awalnya tim melakukan pemeriksaan makanan, dan minuman kemasan di
Jambi Mitra Utama (JMU) Jalan Bojongloa. Dalam pemeriksaan yang dilakukan di
lantai satu JMU, tidak ditemukan adanya makanan yang melanggar ketentuan
atau yang melewati tanggal kedaluwarsa. Hanya beberapa minuman kemasan
yang kemasannya penyok, diminta untuk tidak dijual bersama minuman kemasan
lainnya.
Tim kemudian melanjutkan memeriksa bahan makanan di Supermarket Mal
Jaya Jambi, tim BPOM dan Dinkes juga memeriksa makanan jenis dodol yang
dijual dalam bentuk partai. Dengan menggunakan kaca pembesar setiap tanggal
kedaluwarsa diperiksa oleh tim. Di swalayan Mal Jaya Jambi juga tidak ditemukan
adanya makanan kedaluwarsa.
Tim kemudian melanjutkan pemeriksaan ke Supermarket Hero Jalan Basuki
Rahmat. Di Hero, tim juga tidak menemukan adanya makanan kedaluwarsa,
hanya beberapa kaleng minuman kemasan yang penyok dan diminta dipisahkan
dari yang tidak penyok dan tidak untuk dijual. “Kalau kemasan rusak seperti
kemasan bocor, atau kemasan minuman yang penyok, sesuai aturan yang ada,
tidak boleh dijual karena berpotensi terkena radiasi atau bisa terkena bakteri”.
Kata ketua Tim Razia, Drs. Pasima, Apt.
Pemeriksaan kemudian dilanjutkan ke Supermarket Anggrek di Jalan Setia
Budi. Pemeriksaan di Supermarket Anggrek tidak ditemukan adanya makanan
kedaluwarsa, hanya beberapa kemasan makanan yang rusak dan dipisahkan dari
makanan lainnya.
Tim kemudian mengakhiri pemeriksaan di salah satu Supermarket Jalan S.
Parman. Saat memeriksa makanan dan minuman kemasan tidak ditemukan ada
yang melewati batas kedaluwarsa. Saat salah seorang tim memeriksa beberapa
buah es krim ditemukan sekitar 8 buah es krim yang tanggal kedaluwarsa sudah
melewati empat hari dari batas massa berlakunya. Tim kemudian mencatat dan
menyita sebagai bahan pemeriksaan di BPOM.
Menurut ketua tim, Drs. Pasima, Apt., 8 buah es krim tersebut massa
kedaluwarsanya ada yang tanggal 21 dan 22 Juli, sementara saat ini sudah
memasuki tanggal 26 Juli, berarti sudah melewati 4 dan 5 hari batas
kedaluwarsanya. “Sudah lewat berarti sudah kedaluwarsa dan harus disita. Kami
bawa barangnya untuk diperiksa dan untuk proses selanjutnya yang bersangkutan
akan kami minta keterangan di BPOM”. Ujar Pasima.
Selain tanggal kedaluwarsa, target pengecekan juga dilakukan pada produk
makanan dan minuman impor yang tidak memiliki kode impor resmi. Namun
untuk kategori ini petugas tidak menemukan produk yang melanggar ketentuan.
Hasil analisis terhadap artikel di atas dari segi:
1. Fakta
a. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bersama Dinas Kesehatan Kota Jambi
Alasan: Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan siapa. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, di mana dan berapa.
Bukti Pertanyaan: Siapa yang mengadakan razia?
Jawaban: Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), bersama Dinas
Kesehatan Kota Jambi.
b. Kamis (26/7)
Alasan: Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan kapan. Sesuai
dengan cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana dan berapa.
Bukti Pertanyaan: Kapan razia digelar?
Jawaban: Kamis (26/7).
c. Di Beberapa Supermarket di Kota Jambi.
Alasan: Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan di mana. Sesuai
dengan cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana dan berapa.
Bukti Pertanyaan: Di mana Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),
bersama Dinas Kesehatan Kota Jambi menggelar razia?
Jawaban: Di beberapa supermarket di Kota Jambi
d. Dalam razia ini ditemukan sejumlah makanan dan minuman kedaluwarsa yang masih
dijual bebas
Alasan: Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan apa. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, di mana dan berapa.
Bukti Pertanyaan: Apa yang ditemukan petugas saat menggelar razia?
Jawaban: Dalam razia ini ditemukan sejumlah makanan dan minuman
kedaluwarsa yang masih dijual bebas.
e. Awalnya tim melakukan pemeriksaan makanan, dan minuman kemasan di Jambi Mitra
Utama (JMU) Jalan Bojongloa.
Alasan: Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan di mana. Sesuai
dengan cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana dan berapa.
Bukti Pertanyaan: Di mana Awalnya tim melakukan pemeriksaan?
Jawaban: Awalnya tim melakukan pemeriksaan makanan, dan minuman
kemasan di Jambi Mitra Utama (JMU) Jalan Bojongloa.
f. Ketua Tim Razia, Drs. Pasima, Apt.
Alasan: Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan siapa. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, di mana dan berapa.
Bukti Pertanyaan: Siapa ketua tim razia?
Jawaban: Ketua Tim Razia, Drs. Pasima, Apt.
g. Delapan buah es krim tersebut massa kedaluwarsanya ada yang tanggal 21 dan 22 Juli,
sementara saat ini sudah memasuki tanggal 26 Juli, berarti sudah melewati 4 dan 5 hari
batas kedaluwarsanya.
Alasan: Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan berapa. Sesuai
dengan cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana dan berapa.
Bukti Pertanyaan: Berapa hari 8 buah es krim melewati batas ketentuan?
Jawaban: 8 buah es krim tersebut massa kedaluwarsanya ada yang tanggal
21 dan 22 Juli, sementara saat ini sudah memasuki tanggal 26 Juli, berarti sudah
melewati 4 dan 5 hari batas kedaluwarsanya.
h. Selain tanggal kedaluwarsa, target pengecekan juga dilakukan pada produk makanan
dan minuman impor yang tidak memiliki kode impor resmi.
Alasan: Disebut fakta karena bisa menjawab pertanyaan apa. Sesuai dengan
cara untuk membuktikan fakta salah satunya yaitu bisa menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, di mana dan berapa.
Bukti Pertanyaan: Apa yang diperiksa petugas selain tanggal kadaluwarsa?
Jawaban : Selain tanggal kedaluwarsa, target pengecekan juga dilakukan
pada produk makanan dan minuman impor yang tidak memiliki kode impor
resmi.
2. Opini
a. Razia dilakukan dengan cara memeriksa dengan teliti makanan dan minuman yang
dipajang di sejumlah supermarket.
Alasan: Disebut opini karena bisa menjawab pertanyaan bagaimana. Sesuai
dengan salah satu cara untuk membuktikan opini yaitu bisa menjawab
pertanyaan bagaimana.
Bukti Pertanyaan: Bagaimana cara yang dilakukan tim razia dalam merazia
makanan?
Jawaban: Razia dilakukan dengan cara memeriksa dengan teliti makanan dan
minuman yang dipajang di sejumlah supermarket.
b. Saat salah seorang tim memeriksa beberapa buah es krim ditemukan sekitar 8 buah es
krim yang tanggal kedaluwarsa sudah melewati empat hari dari batas massa berlakunya.
Tim kemudian mencatat dan menyita sebagai bahan pemeriksaan di BPOM.
Alasan: Disebut opini karena belum diketahui kebenarannya karena terdapat
kata sekitar dalam pernyataan tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar, dan
sebagainya, atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang di muat dalam media
masa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang
dalam masyarakat secara lugas. Dalam arti lain, artikel juga merupakan karya tulis
atau karangan, karangan non-fiksi, karangan tak tentu panjangnya, karangan
yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana
penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan lainnya.
Artikel berfungsi untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana
penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dsb, dengan wujud karangan
berupa berita atau “kharkas”. Sehingga dengan adanya fungsi di atas serta
dengan adanya artikel dapat mengkritik para sastrawan atau penulis untuk
membuat karya sastra yang lebih sempurna. Artikel juga memiliki tujuan-tujuan
tersendiri, yang setiap tujuannya memiliki pengertian dan fungsi-fungsinya pun
juga berbeda-beda.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca menyadari bahwa artikel
sangat diperlukan dalam sebuah karya sastra dan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://kiatberbahasa.blogspot.co.id/2017/10/struktur-dan-kebahasaan-teks-
artikel.html

http://itsdhonal.blogspot.co.id/2015/10/perbedaan-artikel-penelitian-non.html

http://percobaanmultimedia.blogspot.co.id/2017/05/pengertian-ciri-unsur-
contoh-dari.html

http://woocara.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-artikel-dan-ciri-ciri-
artikel.html

http://forum.teropong.id/2017/08/03/pengertian-artikel-ciri-ciri-jeni-jenis-dan-
cara-penulisan-artikel-beserta-contohnya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Artikel
Makalah Teks Diskusi
oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Teks Diskusi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Teks Diskusi ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Teks Diskusi ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Teks
Diskusi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Mei 2023


Penyusun

DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah
 BAB II PEMBAHASAN
 A. Pengertian Teks Diskusi
 B. Tujuan Teks Diskusi
 C. Jenis-jenis Teks Diskusi
 1. Seminar
 2. Sarasehan
 3. Simposium
 4. Diskusi Panel
 5. Kongres
 6. Muktamar
 7. Loka Karya
 D. Struktur Teks Diskusi
 1. Isu atau Masalah
 2. Argumen atau Pendapat yang Mendukung (Supporting Points)
 3. Argumen atau Pendapat yang Menentang/Bertentangan (Contrasting
Points)
 4. Kesimpulan dan Saran
 E. Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi
 F. Contoh Teks Diskusi
 Dampak Menonton Televisi bagi Remaja
 Isu
 Argumen Mendukung
 Argumen Menentang
 Simpulan
 BAB III PENUTUP
 A. Kesimpulan
 B. Saran
 DAFTAR PUSTAKA
 Download Contoh Makalah Teks Diskusi.docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diskusi adalah sebuah kegiatan yang memang hampir dilakukan oleh semua
orang yang ada didunia ini. Mereka berdiskusi untuk membahas suatu hal yang
tentunya mereka anggap penting. Dalam kegiatan tersebut, dua orang atau lebih
memberikan pendapatnya masing-masing untuk dapat diketahui oleh pihak lain
dan kemudian pihak lain memberikan tanggapan atau respons terhadap apa
yang diutarakan, begitu sebaliknya.
Sebagai seorang siswa, tentu tidak akan terlepas dengan yang namanya
berdiskusi membahas suatu hal bersama untuk dipecahkan. Apalagi kurikulum
sekarang ini lebih memprioritaskan pada pembahasan bersama antar siswa, baru
kemudian diambil kesimpulan dari hasil diskusi tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1. Apakah definisi teks diskusi?


2. Apa tujuan dari teks diskusi?
3. Apa saja jenis-jenis teks diskusi?
4. Bagaimanakah struktur sebuah teks diskusi?
5. Apa saja ciri-ciri teks diskusi?
6. Bagaimana contoh teks diskusi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teks Diskusi
Teks diskusi adalah salah satu jenis teks yang memberikan dua pendapat
mengenai suatu hal. Pendapat tersebut tentu ada yang selaras dan juga ada yang
bertentangan. Ketika kita berdiskusi tentang suatu hal, tidak dipungkiri diskusi
kita tersebut memiliki berbagai argumen atau pendapat yang beragam. Begitu
juga dengan teks diskusi ini memiliki dua pendapat yang berbeda; satu, pendapat
yang setuju dan, dua, pendapat yang tidak setuju. Oleh karena itu kita harus
memiliki pandangan luas mengenai suatu masalah jika kita ingin membuat teks
diskusi.
Teks diskusi (discussion text) bisa didefinisikan sebagai sebuah teks yang
berisi tentang sebuah wacana yang bermasalah. Wacana yang bermasalah ini
adalah wacana yang memiliki dua kubu antara pro (mendukung) dan kontra
(penentang), antara pendukung isu dan penentang isu. Masalah yang dihadirkan
dalam teks diskusi nantinya akan didiskusikan berdasarkan dua sudut pandang
tersebut (point of view) tersebut, pro (pendukung) dan kontra (penentang).
Tujuan komunikatif dari teks diskusi itu sendiri adalah untuk mengetengahkan
suatu masalah atau isu yang ditinjau paling tidak dari dua sudut pandang,
sebelum sampai pada suatu kesimpulan atau rekomendasi.
Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa yang
disebut dengan teks diskusi adalah tulisan yang mengulas sebuah masalah (isu)
dengan disertai argumen atau pendapat baik yang mendukung maupun yang
menentang isu tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi
penulis.

B. Tujuan Teks Diskusi


Tujuan diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau
pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua
diskusi. Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi,
membangkitkan minat anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi
anggota yang berdebat, serta menyimpulkan hasil diskusi.

C. Jenis-jenis Teks Diskusi


1. Seminar
Seminar adalah sebuah pertemuan khusus yang memiliki teknis dan
akademis yang tujuannya untuk melakukan studi menyeluruh tentang suatu topik
tertentu dengan pemecahan suatu permasalahan yang memerlukan interaksi di
antara para peserta seminar yang dibantu oleh seorang guru besar ataupun
cendekiawan.
2. Sarasehan
Sarasehan adalah bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sekelompok
undangan tertentu untuk membicarakan suatu permasalahan dengan cara yang
tidak resmi dan suasana yang rileks.
3. Simposium
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan
seorang pemimpin (moderator).
4. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan
tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel oleh 3-6 orang
yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator.
5. Kongres
Kongres adalah kumpulan orang, terutama untuk tujuan politik.
6. Muktamar
Muktamar adalah pertemuan para wakil organisasi untuk berunding atau
bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
7. Loka Karya
Loka karya adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya.

D. Struktur Teks Diskusi


Struktur isi teks diskusi meliputi: isu, argumen pro dan kontra,
konklusi/simpulan. Pada sebuah laman internet menyebutkan secara sederhana
bahwa struktur isi teks diskusi mencakup:
1. Isu atau Masalah
Isu (masalah) dalam teks diskusi berisikan masalah yang akan
didiskusikan/dibahas lebih lanjut. Jika ingin menulis sebuah teks diskusi, ada
baiknya pilihlah topik permasalahan yang kontroversial sehingga nanti memiliki
banyak argumen, baik argumen yang mendukung atau pun argumen yang
bertentangan. Misalnya saja, topik masalah:
“Siswa tidak boleh membawa handphone agar tidak mengganggu kegiatan
belajar mengajar di kelas.”
“Ujian nasional akan terus dilaksanakan sebagai upaya mengetahui kualitas
pendidikan nasional.”
“Keluarga berencana mengendalikan angka kelahiran yang berlebihan.”
2. Argumen atau Pendapat yang Mendukung (Supporting Points)
Pada bagian pendapat yang mendukung ini, kita dituntut untuk menjabarkan
lebih lanjut mengenai penjelasan tentang masalah yang sedang kita bahas. Jika
dalam isu berisikan masalah seperti pada contoh isu pertama di atas, maka harus
menjelaskan lebih rinci tentang HP yang bisa mengganggu kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
3. Argumen atau Pendapat yang Menentang/Bertentangan (Contrasting Points)
Pada bagian pendapat yang menentang ini, alangkah baiknya kita
memberikan pendapat yang lebih berbeda dengan pendapat yang mendukung.
Jika HP dianggap memberikan efek negatif terhadap siswa, maka pada bagian ini
kita harus memberikan pendapat mengenai manfaat Hp untuk siswa. Misalnya
saja, dengan memberikan argumen bahwa HP bisa memudahkan siswa dalam
mencari informasi di internet tentang mata pelajaran yang sedang dibahas.
4. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini, usahakan kita mengambil jalan tengah mengenai masalah
yang sedang dibahas agar kesimpulan yang kita ambil tidak lagi mendatangkan
masalah baru. Misalnya saja dalam masalah HP di atas. Kita bisa memberikan
saran atau kesimpulan dengan menuliskan sekolah memperbolehkan siswa
membawa HP asal tidak diaktifkan ketika kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung.

E. Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi


Dari beberapa pendapat sebenarnya satu dengan yang lain mengandung
pengertian yang sama dan saling melengkapi. Simpulannya bahwa ciri-ciri bahasa
teks diskusi adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan kata modalitas, misalnya: harus, akan, ingin, mungkin.


2. Penggunaan kata kerja aksi, misalnya: menyebabkan, mengakibatkan.
3. Penggunaan konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, tapi, namun, akan tetapi.
4. Penggunaan kohesi leksikal (kata/istilah terkait dengan topik teks diskusi) dan
kohesi gramatikal. Kohesi leksikal adalah kepaduan yang dicapai melalui
pemilihan kata/istilah. Kohesi leksikal itu dapat berbentuk pengulangan
kata/istilah beberapa kali dalam satu paragraf/wacana, penggunaan sinonim,
antonim, dan hiponim dalam satu paragraf/wacana.

F. Contoh Teks Diskusi

Dampak Menonton Televisi bagi Remaja


Isu
Di dalam era globalisasi ini tayangan televisi sudah tidak bisa dihindari.
Dengan menonton televisi, kita bisa memperoleh bermacam-macam informasi,
termasuk di dalamnya hiburan. Pertanyaannya adalah adakah dampak negatif
yang ditimbulkan dari menonton televisi? Sebagian masyarakat menganggap
bahwa menonton televisi berdampak positif, tetapi banyak juga masyarakat yang
menganggap bahwa menonton televisi berdampak negatif.
Argumen Mendukung
Dampak positif dari menonton televisi adalah sebagai berikut:
Pertama, televisi memiliki kelebihan dalam hal penyajian berita, televisi
umumnya selalu up to date. Hal ini tentu akan membuat remaja tidak ketinggalan
informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada remaja secara cepat.
Kedua, jika televisi menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan
pendidikan, hal ini tentu sangat berguna bagi para pelajar. Seorang pelajar bisa
mengambil manfaat berupa informasi pendidikan dari acara televisi tersebut.
Ketiga, pengaruh positif televisi lainnya adalah remaja bisa menyegarkan
otak dengan menonton beragam tayangan hiburan yang disajikan oleh stasiun
televisi. Mulai dari acara kuis, film, sinetron, atau hiburan-hiburan yang lain.
Keempat, acara televisi sering menayangkan tokoh-tokoh yang memiliki
pengaruh, baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha, hiburan, atau yang lainnya.
Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam televisi ini bisa memicu remaja untuk
mencontoh kesuksesan mereka.
Argumen Menentang
Sementara itu, dampak negatif dari menonton televisi adalah sebagai berikut:
Pertama, televisi membuat remaja lupa waktu. Bagi pelajar, kecanduan
menonton televisi menjadi kontraproduktif dengan tugas seorang pelajar yang
kewajibannya belajar.
Kedua, banyaknya acara-acara yang kurang mendidik di televisi bisa
mempengaruhi kejiwaan remaja. Film-film yang menampilkan adegan tidak layak
ditonton remaja tanpa ada sensor sangat mudah ditiru oleh remaja.
Ketiga, televisi mampu meningkatkan daya konsumtif remaja. Karena televisi
merupakan media iklan yang memiliki pengaruh tinggi terhadap konsumennya.
Iklan yang ditayangkan secara terus menerus sepanjang hari, remaja untuk
membeli produk yang dipromosikan oleh produsen.
Keempat, banyak acara televisi yang isinya kurang sesuai dengan norma
masyarakat Indonesia, termasuk juga dengan berita-berita yang kerap
menayangkan kekerasan tanpa disensor terlebih dahulu. Acara demikian jika
ditonton oleh remaja yang notabene suka meniru, tentu bisa ditiru oleh mereka.
Simpulan
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa televisi
mempunyai dampak positif atau negatif. Hal itu bergantung pada penonton
televisi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teks diskusi adalah tulisan yang mengulas sebuah masalah (isu) dengan
disertai argumen/pendapat baik yang mendukung maupun yang menentang isu
tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi penulis.
Tujuan diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau
pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua
diskusi.
Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan
minat anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang
berdebat, serta menyimpulkan hasil diskusi. Struktur isi teks diskusi meliputi: isu,
argumen pro dan kontra, konklusi/simpulan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya ilmu pengetahuan selalu digali
dan dipelajari serta diterapkan, khususnya tentang Teks Diskusi oleh para oleh
para pelajar.

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2013. Silabus Bahasa Indonesia SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan untuk Kelas VIII


SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud.

Suyatno. 2014. Makalah Pelatihan Penulisan Jenis Teks. Surabaya: Unesa.

Download Contoh Makalah Teks Diskusi.doc


Makalah Fabel
oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Fabel ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Fabel ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Fabel ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Fabel ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Mei 2023


Penyusun

DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah
 BAB II PEMBAHASAN
 A. Pengertian Fabel
 B. Ciri-ciri Fabel
 C. Struktur Fabel
 D. Ciri Bahasa Fabel
 E. Memahami Teks Cerita Fabel
 1. Memahami struktur teks cerita fabel
 2. Memahami unsur kebahasaan teks cerita fabel
 3. Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu
 4. Penggunaan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya
 F. Contoh Fabel
 BAB III PENUTUP
 A. Kesimpulan
 B. Saran
 DAFTAR PUSTAKA
 Download Contoh Makalah Fabel.docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita dapat pada apa yang ada di bumi, misalnya belajar pada alam,
tumbuhan, atau binatang. Keseluruhan kehidupan jenis tumbuhan-tumbuhan
suatu habitat disebut flora, sedangkan keseluruhan kehidupan jenis binatang
disebut fauna. Tokoh pada cerita fabel biasanya binatang. Teks cerita fabel tidak
hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan
manusia dengan segala karakternya.
Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti
manusia. Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka
mempunyai sifat jujur, sopan, pintar dan senang bersahabat, serta melakukan
perbuatan terpuji. Mereka ada yang berkarakter licik, culas, sombong, suka
menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada
anak-anak, tetapi juga kepada orang dewasa. Setelah membaca dan memahami
teks cerita fabel, kita dapat belajar pada karakter-karakter binatang tersebut.
Cerita fabel menjadi salah satu sarana potensial dalam menanamkan nilai-nilai
moral. Kita dapat belajar dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari
binatang itu agar kita memiliki sifat terpuji.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1. Apa pengertian fabel?


2. Bagaimana ciri-ciri fabel?
3. Bagaimana struktur fabel?
4. Apa ciri bahasa fabel?
5. Bagaimana memahami teks cerita fabel?
6. Apa contoh fabel?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fabel
Cerita fabel adalah teks cerita fiksi yang menggunakan hewan sebagai tokoh
yang bertingkah laku seperti manusia. Teks cerita fabel menunjukkan
penggambaran moral/unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentang
kehidupan di dalam ceritanya. Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan dan nilai moral kepada pembaca, dengan tujuan
agar pembaca tidak mudah tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Selain itu,
pembaca juga terilhami untuk menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi
luhur. Meskipun dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral,
bukan berarti cerita fabel kehilangan daya tarik. Dengan kemasan bahasa yang
lugas dan mudah dipahami, cerita fabel digemari oleh kalangan anak-anak
hingga orang tua.
B. Ciri-ciri Fabel
1. Menggunakan hewan sebagai tokoh utama dan dapat bertingkah seperti
manusia.
2. Menunjukkan penggambaran moral dan kritik tentang kehidupan di dalam
ceritanya.
3. Penceritaan yang pendek dan menggunakan pilihan kata yang mudah.
4. Menceritakan antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
5. Menggunakan setting alam.
6. Memuat informasi berdasarkan khayalan (fiksi).

C. Struktur Fabel
1. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca
tentang gambaran umum isi fabel.
2. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk
pengenalan waktu, tempat dan karakter/tokoh.
3. Komplikasi adalah bagian, di mana, muncullah masalah atau konflik cerita.
4. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
5. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
6. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang
mencantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.

D. Ciri Bahasa Fabel


Bahasa dalam fabel dimanfaatkan untuk menggambarkan sifat-sifat hewan
yang memiliki kemiripan atau kesamaan dengan sifat manusia. Adapun ciri-ciri
bahasa dalam fabel adalah:

1. Memuat kata-kata sifat untuk mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik, atau


kepribadiannya.
2. Memuat kata-kata keterangan untuk menggambarkan latar (latar waktu,
tempat, dan suasana).
3. Memuat kata kerja yang menunjukkan peristiwa-peristiwa yang dialami para
pelaku.

E. Memahami Teks Cerita Fabel


Dalam kehidupan sehari-hari, nilai kejahatan dan kebaikan akan selalu hadir
di sekitar kehidupan manusia. Dalam teks cerita fabel ini menyajikan karakter
tokoh yang berperilaku baik dan jahat yang akhirnya tokoh yang baiklah yang
akan menang. Tentu saja atas apa yang digambarkan pada teks cerita fabel itu
pembaca tidak akan tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Kita bisa
menunjukkan berbagai contoh tindakan yang mengandung nilai kejahatan dan
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari beragamnya nilai kejahatan dan
kebaikan itu ternyata tersirat pula dalam berbagai jenis fabel. Pemahaman teks
cerita fabel dapat dilihat dari:
1. Memahami struktur teks cerita fabel
Dahulu, ketika belum ada tradisi menulis, fabel dituturkan dalam tradisi lisan
secara turun temurun. Hal ini dilakukan untuk menyampaikan pesan moral pada
anak cucu. Namun, seiring perkembangan zaman, fabel tidak lagi dituturkan
secara lisan. Akan tetapi, cerita jenis ini sudah banyak yang dialihkan ke dalam
bentuk tulisan. Cerita teks fabel memiliki struktur sebagai berikut:

 Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk
pengenalan waktu, tempat dan karakter/tokoh.
 Komplikasi adalah bagian, di mana, muncullah masalah atau konflik cerita.
 Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
 Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang
mencantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
2. Memahami unsur kebahasaan teks cerita fabel
 Mengidentifikasi kata kerja
 Verba transitif adalah verba yang membutuhkan kehadiran nomina atau kata
benda sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat menjadi subjek
dalam kalimat aktif. Contoh:
1) Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya.
2) Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah
 Verba intransitif adalah verba yang tidak memerlukan objek dalam kalimat.
3. Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata
keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat
biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan
kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu.
4. Penggunaan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya
Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan
sebagai penghubung antarkalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk
menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragrap atau dalam teks.

F. Contoh Fabel
KUPU-KUPU BERHATI MULIA
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di
taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah.
Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang erada di
taman itu.
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk
kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung
diranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika
ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat yang ia
suka. Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari
tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat.
Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di
mana-mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut
tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir
tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk
meminta bantuan.
“Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong…, tolong…!”
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian,
kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting
itu.”
Lalu sang semut memegang erat-erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat
ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu
telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang
hebat dan terpuji.
Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.
“Aku adalah kepompong yang pernah diejek,” kata si kupu-kupu.
Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan
menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teks cerita fabel termasuk jenis dongeng yaitu cerita yang benar-benar tidak
terjadi, yang mana merupakan jenis dongeng yang menggunakan hewan sebagai
tokoh cerita untuk menggambarkan watak dan perilaku manusia. Dalam fabel,
tokoh hewan dapat bercakap-cakap dan bertingkah laku seperti manusia.
Isi ceritanya biasanya mengandung pendidikan moral dan budi pekerti. Teks
ceritanya pada dasarnya dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan
moral kepada pembaca. Penyampaian pesan moral melalui teks cerita lebih
menarik karena dipadukan melalui rangkaian peristiwa yang seru dan
menegangkan.
B. Saran
Mengarang cerita fabel memang sangat menyenangkan apalagi pesan yang
kita maksudkan dapat dicerna pembaca dengan mudah. Jadi kita dapat
mengekspresikan kekreatifan kita melalui sebuah karangan cerita yang menarik.
Adapun saran yang ingin saya sampaikan kepada pembaca adalah agar terus
berkarya melalui tulisan-tulisan kecil baik itu puisi, cerpen, dongeng ataupun
kisah fabel. Jangan malu bila karya kita dikritik oleh orang lain. Dan teruslah
belajar agar karya kita mudah diterima orang lain. Jangan menjadikan teks cerita
sebagai olokan ataupun sarana mengejek orang lain.
Saya kira hanya itu saran yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya
mohon maaf. Semoga makalah saya ini dapat memberikan informasi dan
berguna kepada kita semua.

DAFTAR
PUSTAKA
W.S, Hasanuddin dan M. Abdullah. 2014. Buku Guru Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
W.S, Hasanuddin dan M. Abdullah. 2014. Buku Siswa Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahono, Sawali dan Drs. Mafrukhi. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai