KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata
kuliah Bahasa Indonesia ini dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa,
dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran
tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya
membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus
dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat
dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus
digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin
kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan
adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita
sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah
penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
1. Untuk mengetahui pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia
2. Mengetahui pengertian kalimat efektif
3. Mengetahui ciri - ciri kalimat efektif
4. Mengetahui syarat dan dasar kalimat efektif
5. Mengetahui struktur kalimat efektif
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata
dalam Bahasa Indonesia. Manfaat lain agar bisa memahami bagaimana yang
dikatakan dengan kalimat efektif dan agar kita bisa menjaga budaya Bahasa
Indonesia yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II PEMBAHASAN
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah
cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan
gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Diksi yang baik harus
memenuhi syarat, seperti :
Contoh Paragraf :
Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana
sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun
pulang tak lama kemudian.
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar
ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna
denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna
memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata
makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung
atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna
kata adalah makna denotatif atau konotatif.
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan
tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila,
ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian
juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan.
Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan,
sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti
gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkret,
seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah
kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak, seperti
gagasan dan perdamaian.
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak,
hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik
kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan
oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-
pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.
Perbedaan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer
digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau
pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah,
laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan
ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi
kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli
bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu:
2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
1. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
2. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
3. Penekanan
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
depan kalimat.
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
Contoh :
4. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh :
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
5. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek. Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.
6. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.
Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verbal. Contoh:
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai
berikut:
7. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan
itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan) Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
8. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah
atau dua puluh lima ribu rupiah.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
9. Kepaduan
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan
bertele-tele. Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan
yang adil dan beradab
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Contoh:
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen
dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan
bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti.
Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus
kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak
menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang
salah.
Kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang
terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan
berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang,
aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan
kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat
kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur
kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak
jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan
oleh pemakai bahasa.
3.1. Kesimpulan
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau
konsep istilah tertentu.
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai
dengan EYD.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket)
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam
kosa kata” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3.
Jakarta: Bharata.
http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/28102008121137
_PAPER_BAHASA_INDONESIA1_fix.doc
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+
bahasa+indonesia&star=10&sa=N
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-
kalimat-tidak-efektif
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-
contoh.htm
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Teks Diskusi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Teks Diskusi ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Teks Diskusi ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Teks
Diskusi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teks Diskusi
B. Tujuan Teks Diskusi
C. Jenis-jenis Teks Diskusi
1. Seminar
2. Sarasehan
3. Simposium
4. Diskusi Panel
5. Kongres
6. Muktamar
7. Loka Karya
D. Struktur Teks Diskusi
1. Isu atau Masalah
2. Argumen atau Pendapat yang Mendukung (Supporting Points)
3. Argumen atau Pendapat yang Menentang/Bertentangan (Contrasting
Points)
4. Kesimpulan dan Saran
E. Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi
F. Contoh Teks Diskusi
Dampak Menonton Televisi bagi Remaja
Isu
Argumen Mendukung
Argumen Menentang
Simpulan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Download Contoh Makalah Teks Diskusi.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diskusi adalah sebuah kegiatan yang memang hampir dilakukan oleh semua
orang yang ada didunia ini. Mereka berdiskusi untuk membahas suatu hal yang
tentunya mereka anggap penting. Dalam kegiatan tersebut, dua orang atau lebih
memberikan pendapatnya masing-masing untuk dapat diketahui oleh pihak lain dan
kemudian pihak lain memberikan tanggapan atau respons terhadap apa yang
diutarakan, begitu sebaliknya.
Sebagai seorang siswa, tentu tidak akan terlepas dengan yang namanya
berdiskusi membahas suatu hal bersama untuk dipecahkan. Apalagi kurikulum
sekarang ini lebih memprioritaskan pada pembahasan bersama antar siswa, baru
kemudian diambil kesimpulan dari hasil diskusi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
4. Penggunaan kohesi leksikal (kata/istilah terkait dengan topik teks diskusi) dan
A. Kesimpulan
Teks diskusi adalah tulisan yang mengulas sebuah masalah (isu) dengan
disertai argumen/pendapat baik yang mendukung maupun yang menentang isu
tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi penulis.
Tujuan diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau
pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi.
Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan
minat anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat,
serta menyimpulkan hasil diskusi. Struktur isi teks diskusi meliputi: isu, argumen pro
dan kontra, konklusi/simpulan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya ilmu pengetahuan selalu digali
dan dipelajari serta diterapkan, khususnya tentang Teks Diskusi oleh para oleh para
pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Artikel ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Artikel ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Artikel ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Artikel
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Artikel
B. Ciri-ciri Artikel
C. Jenis-jenis Artikel
1. Artikel Praktis
2. Artikel Ringan
3. Artikel Halaman Opini
4. Artikel Analisis Ahli
D. Tujuan dan Manfaat Artikel
1. Tujuan Artikel
2. Manfaat Artikel
E. Struktur Artikel
1. Pengenalan
2. Bagian isi
3. Bagian penutup
F. Kebahasaan Teks Artikel
1. Sesuai EYD
2. Sistematis
3. Tidak Boros dan Bertele-tele
4. Tidak Ambigu
G. Contoh Analisis dan Fakta Artikel
1. Fakta
2. Opini
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Download Contoh Makalah Artikel.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artikel adalah karangan yang bersifat fakta dan secara lengkap dengan
panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan melalui koran, majalah,
buletin, buku, dan sebagainya. Pembuatan artikel bertujuan untuk menyampaikan
gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Ketika
membaca berita yang ada di koran maupun majalah, banyak di antara kita yang
menganggap bahwa berita tersebut adalah salah satu bentuk penulisan artikel
yang dibuat untuk menyampaikan suatu berita. Bahkan, tulisan-tulisan yang ada
di internet, baik yang dituliskan di website atau blog dianggap salah satu bentuk
penulisan artikel. Padahal, tidak semua bentuk penulisan berita tersebut
merupakan bentuk artikel. Hal ini disebabkan masih banyak di antara kita yang
belum mengetahui apa pengertian artikel itu sebenarnya.
Orang berpikir bahwa penulisan sebuah artikel yang berdasarkan pengertian
artikel yang sesungguhnya adalah bentuk penulisan yang sulit dan memerlukan
gaya bahasa tertentu. Padahal menurut pengertian artikel, bentuk tulisan yang
digunakan dalam sebuah artikel itu tidaklah rumit dan hanya menggunakan gaya
bahasa yang sederhana saja sudah dapat membentuk suatu tulisan yang disebut
dengan artikel. Ada banyak website atau blog yang membutuhkan para penulis
lepas untuk menuliskan berbagai artikel yang akan dimuat di dalam website
tersebut dengan tujuan agar website atau blog itu memiliki banyak pengunjung.
Namun ternyata dari penulis-penulis yang sudah terbiasa menulis artikel pun
masih banyak yang belum mengetahui dengan baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian artikel adalah karya tulis
lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. Pengertian artikel yang
dituliskan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ini akhirnya membuat banyak
orang yang salah persepsi akan berbagai tulisan yang ada di media cetak
termasuk di dalamnya penulisan untuk media online. Padahal di dalam karya tulis
yang dicetak di media cetak tersebut, karya-karya tulis tersebut tidak hanya
berupa artikel, namun ada juga bentuk karya tulis yang berupa opini dan kolom.
Karena banyaknya orang-orang yang salah dalam menangkap pengertian
artikel ini, maka Ichtiar Baru menuliskan bahwa pengertian artikel itu adalah
sebuah karangan prosa dalam media massa yang membahas pokok masalah
secara lugas dengan isi yang benar serta aktual. Susunan kalimat di dalam artikel
pun harus rapi dan hemat kata-kata. Pengertian artikel yang diungkapkan oleh
Ichtiar Baru inilah yang akhirnya menjadi patokan penulisan sebuah karya tulis
berbentuk artikel. Bahwa di dalam sebuah tulisan yang berbentuk artikel ini harus
mengandung kekinian dengan isi yang faktual, terpercaya, dan benar.
B. Ciri-ciri Artikel
Masing-masing tulisan memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dengan
jenis tulisan lain. Adapun ciri-ciri artikel menurut adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai isi yang bersumber pada fakta serta bukan hanya sekedar realitas.
2. Artikel berisi karya tulis yang padat, tuntas, singkat, dan jelas.
3. Merupakan hasil tulisan yang orisinal.
4. Bersifat faktual dengan mengungkapkan dengan berbagai data yang diketahui
oleh penulis artikel tersebut.
5. Isi karangannya sesuai dengan fakta yang diperoleh dari objek atau
narasumber, jadi bukan hanya merupakan hasil pemikiran dari penulis.
6. Isi artikel tersebut dapat berupa pemaparan tentang biografi seorang tokoh,
suatu peristiwa, hasil riset, dan lain sebagainya.
7. Artikel merupakan sebuah gagasan yang menyangkut tentang kebutuhan para
pembaca.
C. Jenis-jenis Artikel
1. Artikel Praktis
Artikel praktis ini lebih banyak bersifat atau menuliskan petunjuk teknis
tentang cara melakukan sesuatu (how to do it). Contohnya cara praktis
menggunakan komputer, mengendarai mobil, dan jenis alat lainnya. Biasanya
artikel praktis ditulis dengan menggunakan pola kronologis atau tahap demi
tahap pekerjaan (step by step).
2. Artikel Ringan
Dalam menulis artikel jenis ringan ini lazim ditemukan pada rubrik anak-anak,
remaja, wanita, dan keluarga. Artikel jenis ini lebih banyak mengulas topik
bahasan yang ringan dengan cara penyajian yang ringan pula. Contoh artikelnya
yakni enam tips menghindari stres dalam rumah tangga, empat cara mencegah
stres menghadapi siswa yang nakal.
3. Artikel Halaman Opini
Dari segi isinya artikel ini masuk pada kelompok opini. Sifatnya terasa
objektif dan sesuai dengan fakta. Biasanya artikel jenis ini ada pada halaman
khusus opini bersama tajuk rencana/editorial, pojok, kolom, dan surat pembaca.
Dari segi penyajiannya artikel opini ditulis sebanyak 2-3 halaman kuarto dengan
spasi ganda atau 2.500 – 5.000 karakter. Yang terpenting dari artikel ini yakni
memiliki sifat yang aktual, relevan, dan tengah menjadi persoalan di masyarakat.
4. Artikel Analisis Ahli
Artikel jenis ini ditulis oleh para ahli, dalam bidangnya, baik bidang
pendidikan, agama, politik, pertanian dan lainnya. Salah satu tujuan utama
mengapa surat kabar Indonesia menyediakan rubrik artikel ahli ialah guna
mendekatkan pokok masalah yang mengandung pertanyaan di masyarakat
kemudian diberikan pandangan bahkan solusinya oleh orang yang ahli
dibidangnya.
D. Tujuan dan Manfaat Artikel
1. Tujuan Artikel
Tujuan penulisan artikel ilmiah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh seseorang, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin
dicapai dalam penulisan artikel ilmiah tersebut, tujuan dalam penulisan artikel
ilmiah.
E. Struktur Artikel
Bagian-bagian artikel secara umum adalah bagian awal (pengenalan), batang
tubuh, dan bagian akhir (penutup).
1. Pengenalan
Bagian pengenalan merupakan bagian yang menginformasikan tentang
artikel tersebut. Bagian awal terdiri dari judul, nama penulis, dan pengantar.
a. Judul
Judul merupakan kepala artikel. Judul adalah bagian dari pengenalan yang
memberikan gambaran tentang isi artikel. Judul karangan yang baik adalah (1)
mencerminkan isi karangan, (2) berupa pernyataan, bukan pertanyaan atau
kalimat, (3) judul karangan tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu pendek, (4)
menarik, dan (5) menimbulkan minat pembaca untuk membacanya. Contohnya,
Misteri Dana Kampanye, Antara Mengarang dan Menyunting.
b. Nama penulis
Nama penulis ditulis sebagai tanda kepemilikan karangan tersebut. Dalam
menulis nama penulis hendaknya tidak disertai dengan pangkat, kedudukan, dan
gelar akademik. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias terhadap senioritas dan
wibawa. Pangkat, kedudukan, dan gelar akademik tersebut dapat dituliskan pada
bagian penutup. Contohnya: Surat Kepada Setan – Oleh: Putu Wijaya.
c. Pengantar
Pengantar ditulis sebagai pengantar isi karangan. Tujuannya agar pembaca
lebih mudah untuk masuk isi dan dapat memahami dengan mudah isi artikel.
Pengantar karangan harus ditulis dengan menarik. Pengantar karangan
merupakan gambaran dari isi sebuah artikel yang akan memberikan imajinasi
pembaca tentang isi tulisan tersebut.
2. Bagian isi
Bagian isi merupakan bagian utama dari sebuah artikel. Isi pada sebuah
artikel berupa persoalan-persoalan atau masalah-masalah yang akan dibahas.
Materi tersebut dikupas secara detail dengan sistematika yang runtut dan jelas
agar pembaca benar-benar paham akan masalah tersebut.
3. Bagian penutup
Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah artikel yang berisi
simpulan dari pembahasan masalah tersebut. Pada artikel bagian penutup hanya
berupa simpulan tanpa memberikan saran. Simpulan merupakan penegasan
pendirian penulis atas masalah yang dibahas sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar, dan
sebagainya, atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang di muat dalam media
masa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang
dalam masyarakat secara lugas. Dalam arti lain, artikel juga merupakan karya tulis
atau karangan, karangan non-fiksi, karangan tak tentu panjangnya, karangan
yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana
penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan lainnya.
Artikel berfungsi untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana
penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dsb, dengan wujud karangan
berupa berita atau “kharkas”. Sehingga dengan adanya fungsi di atas serta
dengan adanya artikel dapat mengkritik para sastrawan atau penulis untuk
membuat karya sastra yang lebih sempurna. Artikel juga memiliki tujuan-tujuan
tersendiri, yang setiap tujuannya memiliki pengertian dan fungsi-fungsinya pun
juga berbeda-beda.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca menyadari bahwa artikel
sangat diperlukan dalam sebuah karya sastra dan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://kiatberbahasa.blogspot.co.id/2017/10/struktur-dan-kebahasaan-teks-
artikel.html
http://itsdhonal.blogspot.co.id/2015/10/perbedaan-artikel-penelitian-non.html
http://percobaanmultimedia.blogspot.co.id/2017/05/pengertian-ciri-unsur-
contoh-dari.html
http://woocara.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-artikel-dan-ciri-ciri-
artikel.html
http://forum.teropong.id/2017/08/03/pengertian-artikel-ciri-ciri-jeni-jenis-dan-
cara-penulisan-artikel-beserta-contohnya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Artikel
Makalah Teks Diskusi
oleh Keyra Decequeen
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Teks Diskusi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Teks Diskusi ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Teks Diskusi ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Teks
Diskusi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teks Diskusi
B. Tujuan Teks Diskusi
C. Jenis-jenis Teks Diskusi
1. Seminar
2. Sarasehan
3. Simposium
4. Diskusi Panel
5. Kongres
6. Muktamar
7. Loka Karya
D. Struktur Teks Diskusi
1. Isu atau Masalah
2. Argumen atau Pendapat yang Mendukung (Supporting Points)
3. Argumen atau Pendapat yang Menentang/Bertentangan (Contrasting
Points)
4. Kesimpulan dan Saran
E. Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi
F. Contoh Teks Diskusi
Dampak Menonton Televisi bagi Remaja
Isu
Argumen Mendukung
Argumen Menentang
Simpulan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Download Contoh Makalah Teks Diskusi.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diskusi adalah sebuah kegiatan yang memang hampir dilakukan oleh semua
orang yang ada didunia ini. Mereka berdiskusi untuk membahas suatu hal yang
tentunya mereka anggap penting. Dalam kegiatan tersebut, dua orang atau lebih
memberikan pendapatnya masing-masing untuk dapat diketahui oleh pihak lain
dan kemudian pihak lain memberikan tanggapan atau respons terhadap apa
yang diutarakan, begitu sebaliknya.
Sebagai seorang siswa, tentu tidak akan terlepas dengan yang namanya
berdiskusi membahas suatu hal bersama untuk dipecahkan. Apalagi kurikulum
sekarang ini lebih memprioritaskan pada pembahasan bersama antar siswa, baru
kemudian diambil kesimpulan dari hasil diskusi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teks diskusi adalah tulisan yang mengulas sebuah masalah (isu) dengan
disertai argumen/pendapat baik yang mendukung maupun yang menentang isu
tersebut serta diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi penulis.
Tujuan diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau
pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua
diskusi.
Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan
minat anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang
berdebat, serta menyimpulkan hasil diskusi. Struktur isi teks diskusi meliputi: isu,
argumen pro dan kontra, konklusi/simpulan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya ilmu pengetahuan selalu digali
dan dipelajari serta diterapkan, khususnya tentang Teks Diskusi oleh para oleh
para pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2013. Silabus Bahasa Indonesia SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Fabel ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Fabel ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Fabel ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Fabel ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fabel
B. Ciri-ciri Fabel
C. Struktur Fabel
D. Ciri Bahasa Fabel
E. Memahami Teks Cerita Fabel
1. Memahami struktur teks cerita fabel
2. Memahami unsur kebahasaan teks cerita fabel
3. Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu
4. Penggunaan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya
F. Contoh Fabel
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Download Contoh Makalah Fabel.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita dapat pada apa yang ada di bumi, misalnya belajar pada alam,
tumbuhan, atau binatang. Keseluruhan kehidupan jenis tumbuhan-tumbuhan
suatu habitat disebut flora, sedangkan keseluruhan kehidupan jenis binatang
disebut fauna. Tokoh pada cerita fabel biasanya binatang. Teks cerita fabel tidak
hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan
manusia dengan segala karakternya.
Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti
manusia. Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka
mempunyai sifat jujur, sopan, pintar dan senang bersahabat, serta melakukan
perbuatan terpuji. Mereka ada yang berkarakter licik, culas, sombong, suka
menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada
anak-anak, tetapi juga kepada orang dewasa. Setelah membaca dan memahami
teks cerita fabel, kita dapat belajar pada karakter-karakter binatang tersebut.
Cerita fabel menjadi salah satu sarana potensial dalam menanamkan nilai-nilai
moral. Kita dapat belajar dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari
binatang itu agar kita memiliki sifat terpuji.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fabel
Cerita fabel adalah teks cerita fiksi yang menggunakan hewan sebagai tokoh
yang bertingkah laku seperti manusia. Teks cerita fabel menunjukkan
penggambaran moral/unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentang
kehidupan di dalam ceritanya. Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan dan nilai moral kepada pembaca, dengan tujuan
agar pembaca tidak mudah tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Selain itu,
pembaca juga terilhami untuk menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi
luhur. Meskipun dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral,
bukan berarti cerita fabel kehilangan daya tarik. Dengan kemasan bahasa yang
lugas dan mudah dipahami, cerita fabel digemari oleh kalangan anak-anak
hingga orang tua.
B. Ciri-ciri Fabel
1. Menggunakan hewan sebagai tokoh utama dan dapat bertingkah seperti
manusia.
2. Menunjukkan penggambaran moral dan kritik tentang kehidupan di dalam
ceritanya.
3. Penceritaan yang pendek dan menggunakan pilihan kata yang mudah.
4. Menceritakan antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
5. Menggunakan setting alam.
6. Memuat informasi berdasarkan khayalan (fiksi).
C. Struktur Fabel
1. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca
tentang gambaran umum isi fabel.
2. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk
pengenalan waktu, tempat dan karakter/tokoh.
3. Komplikasi adalah bagian, di mana, muncullah masalah atau konflik cerita.
4. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
5. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
6. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang
mencantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk
pengenalan waktu, tempat dan karakter/tokoh.
Komplikasi adalah bagian, di mana, muncullah masalah atau konflik cerita.
Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang
mencantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
2. Memahami unsur kebahasaan teks cerita fabel
Mengidentifikasi kata kerja
Verba transitif adalah verba yang membutuhkan kehadiran nomina atau kata
benda sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat menjadi subjek
dalam kalimat aktif. Contoh:
1) Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya.
2) Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah
Verba intransitif adalah verba yang tidak memerlukan objek dalam kalimat.
3. Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata
keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat
biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan
kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu.
4. Penggunaan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya
Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan
sebagai penghubung antarkalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk
menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragrap atau dalam teks.
F. Contoh Fabel
KUPU-KUPU BERHATI MULIA
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di
taman. Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah.
Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang erada di
taman itu.
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk
kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung
diranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika
ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat yang ia
suka. Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari
tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat.
Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di
mana-mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut
tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir
tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk
meminta bantuan.
“Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong…, tolong…!”
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian,
kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting
itu.”
Lalu sang semut memegang erat-erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat
ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu
telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang
hebat dan terpuji.
Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.
“Aku adalah kepompong yang pernah diejek,” kata si kupu-kupu.
Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan
menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teks cerita fabel termasuk jenis dongeng yaitu cerita yang benar-benar tidak
terjadi, yang mana merupakan jenis dongeng yang menggunakan hewan sebagai
tokoh cerita untuk menggambarkan watak dan perilaku manusia. Dalam fabel,
tokoh hewan dapat bercakap-cakap dan bertingkah laku seperti manusia.
Isi ceritanya biasanya mengandung pendidikan moral dan budi pekerti. Teks
ceritanya pada dasarnya dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan
moral kepada pembaca. Penyampaian pesan moral melalui teks cerita lebih
menarik karena dipadukan melalui rangkaian peristiwa yang seru dan
menegangkan.
B. Saran
Mengarang cerita fabel memang sangat menyenangkan apalagi pesan yang
kita maksudkan dapat dicerna pembaca dengan mudah. Jadi kita dapat
mengekspresikan kekreatifan kita melalui sebuah karangan cerita yang menarik.
Adapun saran yang ingin saya sampaikan kepada pembaca adalah agar terus
berkarya melalui tulisan-tulisan kecil baik itu puisi, cerpen, dongeng ataupun
kisah fabel. Jangan malu bila karya kita dikritik oleh orang lain. Dan teruslah
belajar agar karya kita mudah diterima orang lain. Jangan menjadikan teks cerita
sebagai olokan ataupun sarana mengejek orang lain.
Saya kira hanya itu saran yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya
mohon maaf. Semoga makalah saya ini dapat memberikan informasi dan
berguna kepada kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
W.S, Hasanuddin dan M. Abdullah. 2014. Buku Guru Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
W.S, Hasanuddin dan M. Abdullah. 2014. Buku Siswa Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahono, Sawali dan Drs. Mafrukhi. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.