Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

“KALIMAT EFEKTIF”

Oleh :

Nama : Chornelis Yupiter Solet


NIM : 1706060058
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah untuk
memenuhi tugas  studi mata kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga kami ungkapkan
kepada Dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Atas bimbingan dan masukan serta ilmu
pengetahuan pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Karya tulis yang berupa makalah ini
merupakan kutipan-kutipan dari berbagai macam sumber dan referensi yang dianggap sesuai
dengan tema yang saya angkat, yaitu tentang penggunaan Kalimat Efektif dalam
Bahasa Indonesia.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan dalam pengantar ini, semoga makalah yang saya
sajikan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Permohonan maaf saya
sampaikan kiranya dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak
disengaja. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan
penulis dapat memperbaikinya.

                                                                              Bekasi, 18 Oktober 2020

Penulis

           

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. .........ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
1.2   Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif............................................................................. 3
2.2 Unsur – unsur Kalimat................................................................................... 4
2.2 Ciri – ciri Kalimat Efektif............................................................................. 10
2.4 Syarat – syarat Kalimat Efektif..................................................................... 11
2.5 Tujuan Manfaat Kalimat Efektif................................................................... 16
BAB III : PENUTUP
   3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 17
3.2 Saran.............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat. Dalam bahasa terdapat
ide, gagasan, pikiran, dan perasaan yang mewakili diri seseorang. Setiap gagasan pikiran atau
konsep yang dimiliki seseorang pada praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat.
Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif. Kalimat
yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan
penulis atau pembicara, bagaimana ia dapat mewakilinya secara tepat, dan mampu menarik
perhatian pembaca dan pendengar terhadap apa yang dibicarakan.
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalahpahaman. Penggunaan kalimat yang baik dan
benar (yang disebut juga kalimat efektif) akan memudahkan pemahaman orang lain sehingga
kesalahpahaman yang sering terjadi dapat terhindarkan.
Jika gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi pada kenyataannya, harapan itu terkadang tidak tercapai. Misalnya,
ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang
dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat,
unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat yang
seharusnya ada tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada
tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah bahasa Indonesia.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar
mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan

1
kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.

1.2.   Rumusan Masalah
 a.    Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
 b.    Apakah yang dimaksud dengan unsur-unsur kalimat?
 c.   Apa saja syarat-syarat dari kalimat efektif?
1.3 Tujuan
a. Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif?
b. Apa saja tujuan dan manfaat dari penggunaan kalimat efektif?
  

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur atau penulisnya
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat. Efektif dalam
hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran
pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada
sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat
dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat
efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1.  Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.      Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain
secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.     Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan
enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.     Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5.    Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu
persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP:
2013)

3
6.    Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat,
sehingga pendengar atau pembaca memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap
seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. (Suyanto dkk. : 2013)
7.  Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang
diharapkan oleh si penulis atau si pembicara.(Sasangka : 2016)
8.   Kalimat efektif adalah kalimat yang secara jitu atau tepat mewakili gagasan atau perasaan penulis.
(Utorodewo dkk. : 2011)
9.    Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili ide pembicara atau penulis dan
mampu menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan pikiran pendengar atau pembaca. (Gani
dan Fitriyah : 2010)
       Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
2.2  Unsur-unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat
(P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-
kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat.
1.         Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal,
suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut ini.
a)        Ayahku  sedang melukis.
b)        Meja direktur besar.
c)        Yang berbaju batik dosen saya.
d)       Berjalan kaki menyehatkan badan.
e)        Membangun jalan layang sangat mahal.

4
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata
dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada
kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada benda
(konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat
(c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita
menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang
(benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada kalimat (e), secara
implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah benda juga. Di samping
itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai
(e), yaitu orang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata
tanya siapa  (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan
yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat
itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak
jelas pelaku atau bendanya.
a)        Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b)        Di sini melayani obat generic.
c)        Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S.
Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang melayani
resep  pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya.
Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
2.        Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status,
ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah

5
sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar
berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Perhatikan contoh berikut.
a)        Kuda meringkik.
b)        Ibu sedang tidur siang.
c)        Putrinya cantik jelita.
d)       Kota Kupang dalam keadaan aman.
e)        Kucingku belang tiga.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. Kata meringkik pada kalimat
(a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat (b) apa
yang sedang ibu lakukan, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya,
dalam keadaan aman  pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Kupang, belang tiga pada
kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata menunjuk pada
perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
a)        Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b)        Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c)        Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali
dengan huruf  kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun
yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut
lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa
dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada
contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut
oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-kata yang
cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan
kelompok kata atau frasa.
3.        Objek (O)

6
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif,
yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pada contoh di bawah ini.
a)        Nurul menimang …
b)        Arsitek merancang …
c)        Juru masak menggoreng …
Verba transitif  menimang, merancang, dan  menggoreng  pada contoh tersebut adalah P
yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang
dinamakan objek. Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O
dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi
P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a)        Nenek mandi.
b)        Komputerku rusak.
c)        Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan
contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya
dipasifkan.
a)        Martina Hingis mengalahkan  Yayuk Basuki (O)
Yayuk Basuki  (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
b)        Orang itu menipu  adik saya  (O)
Adik saya (S) ditipu oleh orang itu.
4.        Pelengkap (pel)
Pelengkap (pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. letak
Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O,
dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau
klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini.
a)        Ketua MPR membacakan Pancasila.
S                P                  O

7
b)        Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
          S                           P                Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi  oleh
nomina Pancasila,  jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang
menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai
berikut.
Pancasila  dibacakan oleh ketua MPR.
      S                     P                  O
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam
kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan
frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya
terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-
P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
a)        Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b)        Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
c)        Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
d)       Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
e)        Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
5.        Keterangan (ket)
Keterangan (ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya
bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal,
frasa preporsisional, adverbia, atau klausa. Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam
Ket dalam kalimat.
2.2  Ciri-ciri Kalimat Efektif

8
Ciri-ciri dari kalimat efektif adalah sebagai berikut.
a. Minimal terdiri atas unsur subjek dan predikat.
Contoh:
1)        Adik menangis
S          P
2)        Mereka  sedang bermain
S                   P
b. Tidak boleh hanya terdiri atas klausa bawahan.
Contoh:
1)        ketika hujan deras
2)        sambil bernyanyi
3)        karena tidak suka
c. Subjek tidak boleh didahului kata depan.
    Contoh:           
1)        Kepada hadirin harap tenang.
2)        Bagi para siswa harap menyelesaikan semua tugas dengan tepat waktu.
Kedua kalimat tersebut tidak efektif karena subjek menggunakan kata depan.
d. Hemat dalam pilihan kata.
e. Paralelisme
f. Menggunakan pilihan kata yang tepat.
g. Logis atau dapat diterima akal.
2.4  Syarat-syarat Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut.

1.   Ketatabahasaan
Syarat ketatabahasaan merupakan faktor penting dan mendasar dalam kalimat efektif. Salah
satu contoh ketidakefektifan kalimat karena tidak sesuai dengan aturan tata bahasa adalah adanya
pemakaian –kan  dan –i yang salah.

9
Contoh :
a)        Dosen menugaskan kami membuat makalah
b)        Ayah mewarisi sebidang tanah untuk saya.
Jika dikaitkan dengan ciri pertama dari kalimat efektif, kedua contoh kalimat tersebut kurang
efektif. Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut.
a)        Dosen menugasi kami membuat makalah.
b)        Ayah mewariskan sebidang tanah untuk saya.
Pada beberapa kata dasar tertentu seperti kata tugas, penambahan akhiran -kan menuntut
objek yang diam, sedangkan penambahan akhiran -i mengharuskan adanya objek yang bergerak.
Perlu diingat bahwa penggunaan imbuhan tersebut hanya untuk beberapa kata dasar tertentu.
2.   Kesatuan Gagasan atau Kesepadanan
Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Yang dimaksud
dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai.
Contoh:
a)        Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Salah)
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan
pemakaian kata depan di, ,dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya di depan subjek.
a)        Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)
3.   Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Hal ini disebabkan setiap unsur dalam
kalimat hendaknya tidak ada yang tidak bermanfaat. Namun, Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini
mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.

10
Contoh:
a)        Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi
sampai petang.
Kalimat tersebut tidak hemat kata-kata. Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut.
a)        Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
Penghematan dalam membuat kalimat dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1)        Menghilangkan pengulangan subjek atau penggunaan subjek ganda.
Perhatikan contoh berikut.
a)   Karena ia  tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
b)   Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
a)   Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b)   Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2)        Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Perhatikan contoh berikut.
a)   Ia memakai baju warna merah.
b)   Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a)   Ia memakai baju merah.
b)   Di mana engkau menangkap pipit itu?
3)        Menghindarkan sinonim dalam satu kalimat.
Contoh:
i. Sejak dari pagi hingga sore anak itu terus menunggu ibunya pulang (Kurang hemat)
                                             

ii.   Sejak pagi hingga sore anak itu terus menunggu ibunya pulang (Lebih hemat)
                                       

4)        Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.


Contoh 1:

11
i. Para tamu-tamu sudah berdatangan. (Salah)
                                                

                                           ii.   Para tamu sudah berdatangan. (Benar)


                                         iii.   Tamu-tamu sudah berdatangan.(Benar)
Contoh 2:
i. Bapak-bapak, ibu-ibu, para hadirin sekalian yang kami hormati. (Salah)
                                                   

                                           ii.      Hadirin yang kami hormati. (Benar)


4.   Keparalelan atau Kesejajaran
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan atau kesejajaran bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, maka unsur
lain juga menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba. Sebagai contoh, apabila bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka
bentuk-bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Begitu pula seharusnya untuk kata lain.
Contoh:
a)        Mencegah lebih baik daripada pengobatan.
b)        Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran pada dua bentuk kata, yaitu mencegah dan
pengobatan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu,
menjadi:
a)        Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik
kalau diubah menjadi:
b)       Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air,
dan pengaturan tata ruang.
5.   Kecermatan atau Ketepatan

12
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda
(ambigu), sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.
Perhatikan kalimat berikut.
a)        Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b)        Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan
tinggi?
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uangnya, dua puluh lembar lima-
ribuan (seratus ribu rupiah) atau dua puluh lima seribuan (dia puluh lima ribu rupiah).
6.   Kepaduan atau Koherensi
Kepaduan dalam kalimat adalah hubungan timbal balik yang jelas antara unsur-unsurnya
sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh:
a)        Hidup jangan mengharapkan akan belas kasihan orang lain.
b)        Surat itu saya sudah terima kemarin. 
Kedua contoh kalimat tersebut tidak efektif karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak
terdapat kepaduan atau koherensi, Ada pun perbaikannya adalah sebagai berikut.
a)        Hidup jangan mengharapkan belas kasihan orang lain.
b)        Surat itu sudah saya terima kemarin.
7.   Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh :
a)        Waktu dan tempat kami persilakan.
b)        Untuk mempersingkat waktu,  kita teruskan acara ini.
Kedua contoh kalimat tersebut tidak efektif karena pada tiap-tiap kalimatnya tidak
mengandung unsur kelogisan. Pada kalimat (a) siapakah yang dipersilakan? Apakah waktu dan

13
tempat yang dipersilakan? Pada kalimat (b) apakah waktu dapat dipersingkat? Ada pun
perbaikannya adalah sebagai berikut.
a)        Bapak Rektor, kami persilakan.
b)        Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. 
2.5  Tujuan dan Manfaat Kalimat Efektif
Tujuan penggunaan kalimat efektif ialah sebagai berikut.
a.         Menyampaikan gagasan, informasi, perasaan dari penulis kepada si pembaca agar tidak
terjadinya kesalahan.
b.        Mempermudah pembaca atau pendengar dalam memahami makna yang disampaikan oleh si
penulis atau si pembicara.
c.         Susunan dalam tata kepenulisan bisa dibuat dengan rapi, tidak bertele – tele atau menggunakan
bahasa yang berlebihan.
Manfaat dari penggunaan kalimat efektif dalam berbagai jenis kalimat:
1.    Kalimat Formal
Pada susunan kalimat formal biasanya menggunakan susunan kalimat efektif yang ditulis
menggunakan bahasa Indonesia baku atau resmi. Teks seperti ini biasanya terdapat pada susunan
surat resmi atau surat yang diberikan kepada atasan di sebuah perusahaan atau lembaga.
2.        Kalimat Argumentasi
Argumentasi atau opini yang berasal dari buah pemikiran seseorang harus disusun secara
efektif karena tujuan utamanya adalah menyampaikan ide tersebut kepada banyak orang. Jika
susunan kalimat argumentasi tidak dibuat efektif, maka opini (mungkin) tidak bisa diterima
dengan baik karena tidak bisa memberikan pemahaman yang tepat.
3.        Kalimat Penyampaian Gagasan atau Ide
Kalimat jenis ini hampir mirip dengan kalimat argumentasi, hanya saja ide bukan sekedar
sebuah opini, dan terkadang ide tersebut berupa wawasan, pengetahuan, atau informasi yang
ingin disampaikan penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar.
4.        Kalimat pada Teks Pidato

14
Susunan teks pidato yang baik dan tepat ditulis menggunakan bahasa yang lebih informatif
dan interaktif, serta disusun dengan menggunakan kalimat efektif agar para pendengar dapat
menyimak, dan memahami pesan yang disampaikan dalam pidato tersebut.
5.        Kalimat pada Teks Ilmiah
Ada berbagai macam teks ilmiah dalam dunia kepenulisan, seperti esai, jurnal, makalah,
artikel ilmiah, laporan penelitian, dll. Teks tersebut pastinya harus ditulis dan disusun dengan
rapi dan disusun dengan menggunakan kalimat efektif.

15
BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Di dalam penyusunan
kalimat efektif sangat perlu diperhatikan struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata serta
faktor-faktor lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat yang utuh dan efektif. Unsur-
unsur dalam kalimat efektif, ialah: Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel), dan
Keterangan (Ket).
 Kalimat efektif memiliki syarat-syarat yang meliputi ketatabahasaan, kesatuan atau
kesepadanan, kehematan, keparalelan atau kesejajaran, kecermatan atau ketepatan, kepaduan
atau koherensi, dan kelogisan.
Penggunaan kalimat efektif memiliki tujuan dan manfaat yaitu agar gagasan, informasi,
maupun perasaan dari penulis atau pembicara tidak bertele – tele ataupun menggunakan bahasa
yang berlebihan, sehingga dapat dengan mudah dipahami, dan tersampaikan dengan baik
maknanya.
3.2  Saran
Saran yang bisa kami sampaikan yaitu kalimat efektif harus memenuhi syarat yang ada, agar
kalimat tersebut secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya, menimbulkan
gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulisnya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Juwita, Silvia Ratna, dkk. (2019). Bahasa Indonesia.  Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Amin, Soleh, dkk. (2015). Erlangga Fokus UN SMP/MTs 2016. Jakarta : Erlangga.
Indonesia, Forum Tentor. (2018). THE KING BEDAH KISI – KISI SBMPTN SAINTEK
2019.  Yogyakarta : Forum Edukasi.
Khoirunnisa, Adinda, dkk. (2016). “Makalah Bahasa Indonesia : Kalimat Efektif”
dalam https://www.academia.edu/30700260/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_KALIMAT
_EFEKTIF_?auto=download; diunduh pada 17 Oktober 2020; 11.10 WITA.
http://jovankhaaa.blogspot.com/2019/10/makalah-kalimat-efektif-makalah-disusun.html; diakses
pada 17 Oktober 2020; 17.21 WITA.

18

Anda mungkin juga menyukai