OLEH:
KELOMPOK 7
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
GENAP 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Abaka merupakan tanaman sejenis pisang penghasil serat termasuk dalam famili
Musaceae. Abaka dikenal dengan beberapa nama seperti pisang serat, Manila Hemp, Manila
Henep, pohon kofo atau hotel. Di beberapa daerah di Indonesia, tanaman abaka dikenal dengan
beragam nama seperti: Pisang Manila (Manado), Cau Manila (Sunda), Kofo sangi (Minahasa).
Produksi utama dari tanaman abaka ini adalah serat abaka yang pada awalnya hanya digunakan
sebagai bahan baku pembuatan tali tambang kapal dan bahan pakaian. Namun seiring penelitian
dengan perkembangan teknologi dan peradaban manusia, telah mampu memaksimalkan
kegunaan serat abaka. Serat abaka terkenal sebagai serat berkualitas tinggi yang digunakan
sebagai bahan baku kebutuhan berbagai macam industri seperti tekstil, kertas dan bahkan
otomotif. Serat abaka telah digunakan untuk membuat pembungkus kabel bawah laut, tali temali
pada kapal, kertas uang, cek, kertas filter dan kertas pembungkus (Bank Indonesia). Dibidang
otomotif, Mercedes Benz telah menggunakan campuran termoplastik polypropylene dan benang
abaca di bagian tubuh mobil. Menyadari potensi abaka untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat secara khusus masyarakat Indonesia secara umum, pemerintah, kabupaten,
kepulauan beberapa daerah telah mencanangkan abaka sebagai salah satu produk unggulan
masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. ASPEK PASAR
Didalam suatu pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen. Pasar adalah sarana
distribusi. Konsumen serat abaka adalah industri nasional, dan global yang telah lama
mencari sumber-sumber untuk memenuhi permintaan serat dunia. Pasar akan mendorong
terjadi distribusi aliran material bahan ke konsumen dan aliran pendapatan ke produsen.
Pasar ini pula yang akan membentuk harga. Karena terjadi transaksi antara produsen dan
konsumen maka terbentuk harga kesepakatan antar kedua pihak. Kekuatan pasar tidak saja
terbatas pada fungsi teknis untuk mengalokasikan barang dalam hal ini serat. Produksi,
distribusi dan konsumsi yang tunduk pada pasar akan melintasi batas regional, nasional,
global (internasional) ketika ditunjang oleh teknologi informasi yang canggih. Pasar dalam
teori ekonomi mengandung unsur permintaan, penawaran dan harga. Dengan demikian,
industri abaka diperkirakan akan terus berkembang, baik di pasar domestik maupun di pasar
internasional.
B. ASPEK PEMASARAN
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Pisang abaka adalah tumbuhan endemik sejak tahun 1912, tercatat telah ada penelitian atas
penggunaan serat abaka sebagai bahan dasar (bahan baku) untuk pakaian. Dibeberapa daerah
menurut informasi para tetua setempat, mereka masih melihat orang tua mereka
menggunakan pakaian yang ditenun dari benang dengan bahan baku serat abaca. Inilah
sebagian fakta yang menunjukkan bahwa keberadaan pisang abaca di Talaud terkait erat
dengan kebutuhan (permintaan) masyarakat itu sendiri (setempat) sebelum munculnya bahan
atau produk substitusi (pengganti) serat abaca. Tidak dapat dipungkiri bahwa manfaat dan
kegunaan pisang abaca telah lama disadari oleh masyarakat setempat. Hal yang barangkali
belum disadari oleh masyarakat setempat ialah bahwa serat abaca yang tumbuh subur di
daerah tersebut memiliki manfaat, fungsi dan merupakan bahan baku untuk berbagai produk
turunan.
C. ASPEK PERMINTAAN
Sebelum menciptakan suatu usaha, seorang produsen harus terlebih dahulu membuat ide
bisnis yang ingin dikuasainya, yang pastinya menciptakan sebuah keuntungan, dilihat
terhadap permintaan serat pisang Abaca yang mengalami peningkatan setiap periode,
menjadikan seorang produsen mengambil keputusan untuk berusaha dibidang tersebut. Selain
itu, produsen harus memiliki strategi yang tepat dalam bisnis tersebut, agar dapat
menyeimbangkan permintaan yang diinginkan konsumen dengan ketersediaan serat pisang
Abaca yang ada.
Mengenai aspek teknis dan operasi tentunya berhubungan dengan pemilihan lokasi, tata
letak maupun teknologi yang digunakan perusahaan. Dalam usaha serat pisang Abaca ini
terletak dilokasi pemukiman warga seperti dijalan lintas sumatera yang mana mudah untuk
mendapatkan tenaga kerja. Usaha budidaya serat pisang Abaca ini, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam kondisi lahan yang minimal seluas 20 Ha. Dalam suatu biaya
investasi sudah meliputi biaya dalam pembangunan prasarana yang terdapat gudang dan
lahan jemur serat pisang Abaca tersebut.
Hukum adalah sebuah aturan yang harus di patuhi semua lapisan masyarakat sesuai
dengan norma-norma yang berlaku baik secara tertulis maupun lisan. Yuridis atau hukum
tertulis seperti Undang-undang dan sedangkan yuridis adalah hukum adat. Semua aturan
hukum yang telah ditetapkan harus ditaati agar sesuai dengan kesepakatan atau aturan yang
telah di buat . hukum atau yuridis ini sangat berguna untu para pengusaha atau pembisnis
agar tidak terjadi pelanggaran terhadap hukum. Salah satunya usaha serat pisang Abaca
dalam menggunakan investasi yang besar, sehingga dapat dikatakan bisnis yang terdapat
aspek hukum yang berlaku didalam usaha tersebut. Usaha ini berpotensi melakukan ekspor
keberbagai Negara, yang mana hal ini mempengaruhi ekonomi pemerintaha, maka dalam
usaha ini menentukan dan menganut aspek hukum serta legalitas yang berlaku.
F. ASPEK LINGKUNGAN
Untuk itu perlu adanya telaah lingkungan yang berguna memberikan informasi
lingkungan, mengidentifikasi permasalahan lingkungan, kemudian mengevaluasi dampak
penting yang timbul untuk kemudian disusun suatu alternatif berupa tindakan pengelolaan
untuk penanggulangan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif. Manfaat
lingkungan yang ditimbulkan dengan melakukan budidaya pisang abaca, yaitu sebagai
penyeimbang alam dengan menyerap kadar CO2 di udara disamping itu juga sebagai pengikat
air tanah sehingga tidak menyebabkan erosi dan banjir.
G. ASPEK KEUANGAN
Keuangan merupakan bagian dalam organisasi, individu, bisnis maupun organisasi dalam
mengelola, mengefaluasi dan serta meningkatkan segala sumber daya yang terdapat dalam
perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal dan mengurangi resiko
kerugian yang akan di alami oleh perusahaan.
Dalam perkembangannya aspek keuangan sangat berpengaruh dalam menilai kinerja
keuangan dalam perusahaan. Aspek keuangan juga dapat memperlihatkan berapa keuntungan
yang diperoleh perusahaan serta dapat menghambat terjadinya kerugian yang akan terjadi
maupun yang telah terjadi untuk menghambat terjadinya kebangkrutan pada perusahaan.
Secara menyeluruh penilaian terhadap aspek keuangan meliputi hal-hal berikut:
1. Sumber-sumber dana
Dalam memulai suatu usaha, pemilik usaha harus memiliki dana yang terbilang cukup
banyak. Karena dana yang digunakan dapat berasal dari modal sendiri maupun dari
modal asing ataupun keduanya.
Dengan adanya kedua jenis modal ini maka
2. Biaya kebutuhan investas
3. Arus Kas
LAPORAN KEUANGAN PISANG ABACA
Pinjaman 75.000.000 2,99061214
tingkat bunga 20 %
n 5 tahun
n
Pinjaman = A{∑(1/(1+i)) A{(1-(1+i)^-i/i)
t=1
(1- (1+0.20)^-5))/0.2 1 0,401877572
A= 75.000.000 0,598122428
n 4,984353567
∑ (1/(1+0.20))
t=1
A= 75000000/ (1-(1+0.20)^-5)/0.2
A = 25.078.478