Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia berupa kesehatan dan

umur panjang, makalah ini dapat tersusun dengan tepat waktu. Dalam makalah ini kami

menjelaskan tentang sejarah EBI, pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca.

Makalah ini dibuat dalam rangka tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.

Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki,

namun demikian pula banyak pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan dokumen

atau sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu kami mengharapkan

keritikan dan saran. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Depok, 28 September 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………...1

Daftar isi………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang…………………………………………………………….…4

1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………4

1.3 Tujuan……………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia……………………………………………..5

2.2 Pemakaian huruf……………………………………………………………..7

A. Huruf Abjad…………………………………………………………...7

B. Huruf Vokal……………………………………………………………8

C. Huruf Konsonan……………………………………………………….9

D. Huruf Diftong………………………………………………………….9

E. Gabungan Huruf Konsonan…………………………………………..10

F. Huruf Kapital…………………………………………………………10

G. Huruf Miring…………………………………………………………13

H. Huruf Tebal…………………………………………………………..14

2.3 Penulisan Kata……………………………………………………………...15

A. Kata Dasar……………………………………………………………15

B. Kata Berimbuhan……………………………………………………..15

C. Bentuk Ulang…………………………………………………………16

D. Gabungan Kata……………………………………………………….16

E. Pemenggalan Kata……………………………………………………17

2
F. Kata Depan…………………………………………………………...19

G. Partikel……………………………………………………………….19

H. Singkatan Dan Akronim……………………………………………...20

I. Angka Dan Bilangan…………………………………………………..21

J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu dan –nya………………………………24

K. Kata Si dan Sang……………………………………………………..24

2.4 Pemakaian Tanda Baca……………………………………………………..24

A. Jenis Tanda Baca……………………………………………………..24

B. Fungsi Tanda Baca…………………………………………………...25

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...…32

3.2 Saran……………………………………………………………………….32

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan melisankan
bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu. Di dalam bahasa,
sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah cara menuliskan
bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca.
Pada masa kini banyak orang yang berbahasa indonesia sehari-hari, namun banyak juga
kecendrungan orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulis, sering
mengalami kesalahan dalam penggunaan pemakaian huruf, kata dan tanda baca.
Sebuah kata mengandung makna bahwa kata adalah alat untuk menyampaikan gagasan
yang akan disampaiakan kepada orang lain. Semakin banyak kata yang kita kuasai semakin
banyak juga ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan. Manusia
berkomunikasi lewat bahasa agar saling memahami antara pembicara dan pendengar maka
pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu faktor penentu dalam komunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian huruf yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana penulisan kata yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana pemakaian tanda baca yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk optimalisasi bagi mahasiswa dalam mengetahui
secara intensif mengenai bentuk dan perubahan makna bahasa dengan target sebagai
berikut:
1. Mahasiswa memperoleh wawasan dan mampu untuk menggunakan huruf, kata, dan
tanda baca dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mengetahui berbagai macam huruf, kata, dan tanda baca.
3. Mahasiswa mengetahui jenis – jenis huruf, kata, dan tanda baca.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia


1.Ejaan van Ophuijsen

Sebelum muncul Ejaan van Ophuijsen, aksara Arab-Melayu dipakai secara umum di
daerah Melayu dan daerah-daerah yang telah menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi,
karena terjadi kontak budaya dengan dunia Barat, sebagai akibat dari kedatangan orang Barat
dalam menjajah di Tanah Melayu itu, di sekolah-sekolah Melayu telah digunakan aksara Iatin
secara tidak terpimpin. Oleh sebab itu, pada tahun 1900, Ch. A. van Ophuijsen, seorang ahli
bahasa dari Belanda mendapat perin- tah untuk merancang suatu ejaan yang dapat dipakai
dalam bahasa Melayu, terutama untuk kepentingan pengajaran. Jika penyusunan ejaan itu tidak
cepat-cepat dilakukan, dikha.watir- kan bahwa sekolah-sekolah tersebut akan menyusun
dengan cara yang tidakterpimpin sehingga akan muncul kekacauan dalam ejaan tersebut.

Ejaan Iatin untuk bahasa Melayu mulai ditulis oleh Pigafetta, selanjutnya oleh de
Houtman, Casper Wiltnes, Sebastianus Dan- caert, dan Joannes Roman. Setelah tiga abad
kemudian ejaan ini baru mendapat perhatian dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen,
tepatnya pada tahun1901.Ejaan van Ophuijsen atau Ejaan Balai Pustaka diterbitkan dalam
sebuah buku Kitab Logat Melajoe. Ejaan ini disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen, dibantu oleh
Engku Nawawi yang bergelar Soetan Ma'moer, dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan
van Ophuijsen berlaku hingga Maret 1947.

2.Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)

Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi disusun oleh Mr. Soewandi yang saat itu menjabat
sebagai Menteri Pendidikan. Pengajaran, dan Kebudayaan. Ejaan yang diresmikan pada
tanggal 19 Maret 1947 ini merupakan suatu usaha perwujudan Kongres Bahasa Indonesia
pertama di Surakarta, Jawa Tengah yang diadakan tahun 1938.

3.Ejaan Pembaharuan

Ejaan Pembaharuan dibentuk pada tanggaI 19JuIi 1956 yang dilanjutkan pada
tahun1957.Ejaan ini dikenal dengan Ejaan Prijono Katoppo. Sebutan tersebut diambil dari
nama dua tokoh yang pernah menjadi ketua panitia ejaan. Awalnya Profesor Prijono menjadi
ketua. Namun, setelah diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, ia
tidak sempat Iagi melanjutkan tugas sebagai ketua panitia ejaan, sehingga kemudian
dilanjutkan oleh E. Katoppo.

Ejaan ini bermula dari polemik yang terjadi pada Kongres Bahasa Indonesia ke-2 di
Medan tahun 1954. Kongres kedua ini akhirnya diadakan, setelah pertama kali diadakan di
Solo tahun 1938. Mohammad Yamin seiaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
dan pemrakarsa Kongres Bahasa Indonesia ke-2 mengatakan bahwa kongres ini merupakan
bentuk rasa prihatinnya akan kondisi bahasa Indonesia saat itu yang masih belum mapan.

5
Medan pun dipilih karena di kota itulah bahasa Indonesia dipakai dan terpelihara, baik dalam
rumah tangga ataupun dalam masyarakat, setidaknya itu alasan Yamin. Di kongres ini memang
diusulkan banyak haI dan salah satunya adalah perubahan ejaan. Usulan ini ditindaklanjuti oleh
pemerintah waktu itu dengan membentuk panitia pembaharuan ejaan bahasa Indonesia.

4. Ejaan Melindo

Sejak kongres bahasa tahun 1954 di Medan dan dihadiri oleh M delegasi Malaysia,
maka mulailah ada keinginan di antara dua penutur bahasa Meiayu ini untuk menyatukan ejaan.
Keinginan ini semakin kuat sejak Malaysia merdeka tahun 1957 dan Indonesia pun
menandatangani kesepakatan untuk membicarakan ejaan bersama tahun I959.

Ejaan ini merupakan ejaan yang disusun atas kerja sama antara pihak Indonesia yang
dipimpin oleh Slamet Muljana dan Persekutuan Tanah Meiayu (Malaysia) yang dipimpin oleh
Syeh Nasir bin Ismail, yang tergabung dalam Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa
Indonesia. Awalnya, Ejaan Melindo dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang
digunakan di kedua negara, namun karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara
Indonesia dan Malaysia, Ejaan Melindo gagal diresmikan dan tidak pernah diumumkan.

5.Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)

Ejaan LBK merupakan Ianjutan dari rintisan panitia Ejaan MeIindo. Pelaksananya pun
terdiri dari panitia Ejaan LBK, sekarang bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
serta dari panitia Ejaan Bahasa Melayu yang berhasil merumuskan ejaan yang disebut Ejaan
Baru. Ejaan Baru atau yang Iebih dikenal dengan Ejaan LBK resmi atas dasar Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 062/67 tanggal 19 September 1967.

Tanggal 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri


Pelajaran Malaysia, Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia,
Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang
telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan yang
Disempurnakan. Pada 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972,
berlakulah sistem ejaan Iatin bagi bahasa Melayu ("Rumi" dalam istilah bahasa Melayu
Malaysia) dan bahasa Indonesia. Di’Ma|aysia, ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan
Rumi Bersama (ERB).

6.Ejaan yang Disempurnakan .

Dalam Seminar Bahasa Indonesia di Puncak tahun 1972, dan diperkenaikan secara Iuas
oleh sebuah panitia antardepartemen (Ida Bagus Mantra (Ketua) dan Lukman Ali (Ketua
KeIompok Teknis Bahasa) yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tanggai 20 Mei 1972, No. 03/A.I/72, serta bersamaan dengan hari peringatan
ProkIamasi Kemerdekaan di tahun itu, diresmikanlah aturan ejaan yang baru berdasarkan
Keputusan Presiden N0. 57, tahun 1972, dengan nama Ejaan yang Disempurnakan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebar buku kecil yang berjudul Pedoman
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan tersebut.

6
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
surat keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua),
menyusun buku Pedoman Umum yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang Iebih Iuas. Setelah
itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 No.O196/U/1975 memberlakukan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan lstilah.

Tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menge Iuarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Keputusan Menteri ini menyempurnakan EYD
edisi I975. Selanjutnya, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No.46 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi I987 diganti
dan dinyatakan tidak berlaku Iagi. Saat ini, meIaIui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No.50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia, maka EYD yang selama ini kita kenal berubah atau berganti nama menjadi EBI atau
Ejaan Bahasa Indonesia. Peraturan menteri tersebut disahkantanggal 30 November 2015
dengan beberapa penambahan dan koreksi atas ejaan bahasa Indonesia sebelumnya.

2.2 Pemakaian huruf


A. Huruf Abjad

Terdapat 26 huruf abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia

Huruf
PELAFALAN
Kapital Kecil
A a a
B b bé
C c cé
D d dé
E e é
F f èf
G g gé
H h ha
I i i
J j jé
K k ka
L l èl
M m èm
N n èn
O o o
P p pé

7
Q q ki
R r èr
S s ès
T t té
U u u
V v vé
W w wé
X x èks
Y y yé
Z z zèt

B. Huruf Vokal

Huruf a, e, i, 0, dan u, merupakan huruf yang melambangkan vocal dalam bahasa Indonesia.

Contoh Pemakaian dalam Kata


Huruf
Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa
e* enak petak sore
ember pendek -
emas kena tipe
i Itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu

Catatan: untuk pelafalan kata yang benar, diakritik berikut dapat digunakan jika ejaan kata
menimbulkan keraguan.

1. Diakritik (é) dilafalkan [e]


Contoh:
- Mereka duduk di teras (téras).
- Ia makan hanya dengan nasi dan kecap (kécap)
2. Diakritik (é) dilafalkan [ε]
Contoh:
- Kami menonton film seri (séri).
- Ia memilih menjadi anggota militer (militér).
3. Diakritik (é) dilafalkan [a]
Contoh:
- Hasil pertandingan sepak bola antara Indonesia dan_Vietnam berakhir seri (séri).
- Pejabat teras menghadiri peresmian bandara yang baru (téras).

8
C. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf b, c, d, f, g, h,
j, k, I, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Contoh
Huruf Pemakaian dalam Kata
Konsonan Posisi Posisi Posisi
Awal Tengah Akhir
B bahasa sebut adab
C cakap kaca -
D dua ada abad
F fakir kafan maaf
G guna tiga gudeg
H hari saham tuah
J jalan manja mikraj
K kami paksa politik
L lekas alas akal
M maka kami diam
N nama tanah daun
P pasang apa siap
q* qariah iqra -
R raih bara putar
S sampai asli tangkas
T tali mata rapat
V variasi lava molotov
W wanita hawa takraw
x* xenon - -
Y yakin payung -
Z zeni lazim juz

Catatan : Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu

Huruf x pada posisi awal diucapkan [s].

D. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat hurufdiftong yang di|ambangkan denqan qabunqan huruf
vocal ai, au, ei, dan oi.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai aileron balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi

9
E. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing meIambangkan satu bunyi
konsonan.

Contoh Pemakaian dalam Kata


Gabungan
Posisi
Huruf Konsonan Posisi Awal Posisi Akhir
Tengah
Kh khusus akhir tarikh
Ng ngarai bangun senang
Ny nyata banyak -
Sy syarat musyawarah arasy

F. Huruf Kapital

Di bawah ini beberapa cara penggunaan huruf kapital.

1. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada awal kaIimat.


Contoh:
- Kakak pergi mendaki bersama lima orang temannya.
- Kapan kakak akan pergi mendaki?
2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
- Ibu menasihati Adik,"Berdoalah sebelum tidur, Nak!”
- Rena bértanya,”Makanan apa yang paling kamu sukai?”
- "Ia telah pergi sejak semalam,” kata seorang perempuan tua.
- "Kemarin sore," kata Paman, ”kakeknya masuk rumah sakit.”
3. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, Termasuk julukan.

Contoh: Nama orang:

- Pramoedya Ananta Toer adalah penulis buku tetralogi Buru.

- Bilangan Fu merupakan salah satu novel karya Ayu Utami.

- Puisi Chairil Anwar telah melegenda di kalangan penyair muda.

Julukan:

- Rendra, seorang penyair yang dijuluki Burung Merak telah membacakan


puisinya di TIM tadi malam.

- Gadis cantik dan pemalu itu, dijuluki Ratu Malu oleh teman-teman sekelasnya.

4. Huruf kapital digunakan dalam huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang.
Contoh:
- Ratu Elizabeth

10
- Presiden Joko Widodo
- Perdana Menteri Shinzo Abe
5. Huruf kapital digunakan dalam huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang
merujuk kepada bentuk Iengkapnya.
Contoh:
- Seminar pendidikan dihadiri oleh Menteri Pendidikan Nasional.
- Vera mengikuti lomba menari yang diadakan oleh Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya Yogyakarta.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untukTuhan.
Contoh:
- Islam - Hindu
- Alkitab - Quran
- Kristen - Muhammad
- Allah
- Hanya Dia yang mampu menunjukkan jaian terbaik bagiku.
- Kasih sayang-Nya selalu merengkuhku dalam kedamaian.
7. Huruf kapital digunakan sebagai nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang.
Contoh:
- Kanjeng Ratu Hemas - lnsinyur Soekarno
- Nabi Adam - Haji Agus Sal
- Raden Ajeng Kartini

8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama geIar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan
sebagai sapaan.
Contoh:
- Selamat malam, Dokter.
- Semoga selamat, Sultan.
- Selamat datang, Yang Mulia.
- Permisi sebentar, Kiai.
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
- Newton :N
- Pascal second : pas
- Joule per Kelvin :J/K atauJK-1
10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh:
- suku Dayak
- bahasa Jawa
- bangsa Indonesia

11
11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Contoh:
- tahun baru Masehi - bulan Juli
- tahun Hijriah - Natal
- hari Rabu
- bulan Ramadan
- ldul Fitri
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh:
- Perang Padri - Konferensi Meja Bunda
- Serangan Umum 1 Maret - Sumpah Pemuda

13. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama geografi yang diikuti nama
diri geografi.
Contoh:
- Pulau Flores - Danau Toba
- Sungai Nil - Selat Bali
- Gunung Semeru - Pegunungan Himalaya

14. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama diri geografi.
Contoh:
- Yogyakarta - Kalimantan
- Tokyo - Asia Tenggara

15. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama diri atau nama geografi jika kata
yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Contoh:
- tari Jaipong
- gudeg Jogja
- Sastra Melayu
- batik Pekalongan
16. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
Iembaga resmi, Iembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
kata tugas seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Contoh:
- Republik lndonesia
- Komisi Pemberantasan Korupsi
17. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen
resmi, dan judul karangan.
Contoh:
- Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Undang-Undang Dasar
- Konferensi Asia-Afrika

12
18. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk kata ulang
sempurna) dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah.
Contoh:
- Novel Cantik itu Luka milikku masih dipinjam teman sekelas.
- Cerpenku dimuat di koran Kompas.
19. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan gelar, pangkat, atau
sapaan. Contoh:
- Dr. : doktor - S.Sn. : sarjana seni
- Ny. : nyonya - M.A. : magister of art
- S.S. : sarjana sastra - Prof. : profesor
- M.Hum. :magister humaniora - Nn. : nona
20. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan, seperti bapak, ibu, saudara,
kakak, adik, dan paman.
Contoh:
- Saya setuju jika Saudara tinggal di sini malam ini
- Kapan lbu pulang dari Bandung?
- Paman dan Bibi akan datang besok pagi.

Catatan : Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tingggi termasuk


singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata Anda
Contoh:
- Anda ingin diantar ke mana, Nyonya Elisa?
- Di mana Anda tinggal?
- Bisakah Anda menemani saya?

G. Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai dalam penulisan judul buku, nama majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan dan daftar pustaka.
Contoh:
- Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer sudah tersedia di toko buku.
- Ayah berlangganan majalah sastra Horison.
- Cerpenku dimuat di surat kabar harian Media Indonesia.
- Utami, Ayu. 2012. Cerita Cinta Enrico. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata.
Contoh:
- Buatlah kalimat yang mengandung majas hiperbola.
- Dia bukan sedang diam, namun memang pendiam.
- Huruf pertama pada kata kakak adalah k.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan selain bahasa Indonesia.

13
Contoh:
- Ada sebuah pepatah Ajining Diri Gumantung Ana Ing Lathi.
- Ki Hajar Dewantara dikenal dengan semboyannya, Tut Wuri Handayani.
4. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya
diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Contoh:
- Saat ini harga barang dan mata uang sangat fluktuatifif.
- Seluruh peserta memilih opsi A karena banyak manfaatnya.

H. Huruf Tebal

1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar
tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Contoh:

2. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah dicetak miring.
Contoh:
- Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan.
- Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'.
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta
untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Contoh:
- pulang/pu.lang/ v pergi ke rumah atau ke tempat asalnya
- berpulang/ber.pu.lang/ v meninggal dunia; tutup usia
- memulangi/me.mu.langi/ vpulang (Iagi) ke; kembali pulang
- kepulangan/ke.pu.lang.an/ n perihal pulang
- pulangan/pu.lang.an/ n tempat duduk orang yang mendayung

14
2.3 Penulisan kata

A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
- Antrean tiket mudik penuh sesak.
- Farel sangat menyayangi adiknya.
- Vera pergi ke museum dengan adiknya.

B. Kata Berimbuhan
1. lmbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Contoh:
- Memeras - Gemetaran
- Gerakan - Dijatuhkan
- Bermain - Ruangan

2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.


Contoh:
- antarkota - antibiotic
- prasejarah - pramusaji
- Pascasarjana - tunakarya
- purnawirawan - dwiwarna

3. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
- beranak pinak - berlalu Ialang
- tanda tangan, - Sebar Iuaskan

4. Bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan kata tersebut ditulis serangkaian.
Contoh:
- pertanggungjawaban - memporakporandakan
- menghancurleburkan - disebarluaskan

Catatan:
1) 1Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi,
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
- sukuisme - kamerawan
- seniman - gerejawi

2) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
15
non-Indonesia pan-Afrikanisme pro-Barat
non-ASEAN anti-PKI
3) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang meng-acu pada nama atau sifat
Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
4) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat
Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

C. Bentuk Ulang
1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya.
Contoh:
- anak-anak - mata-mata
- ramah-tamah - sayur-mayur
- mondar-mandir - cumi-cumi

2. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.


Contoh:
- kekanak_kanakan - melambai-Iambaikan
- perundang-undangan - dibesar-besarkan

Catatan:
1) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.
Misalnya:
surat kabar : surat-surat kabar
kapal barang : kapal-kapal barang
rak buku : rak-rak buku
kereta api cepat : kereta-kereta api cepat
2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan
mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda.
Misalnya:
orang besar : orang-orang besar
orang besar-besar
gedung tinggi : gedung-gedung tinggi
gedung tinggi-tinggi
D. Gabungah Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah.
Contoh:
- panjang tangan - mata air
- hitam legam - buah tangan
16
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
- buku-ensikIopedia baru - anak-cucu pejabat
- buku ensiklopedia-baru - anak cucu-pejabat

3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.


Contoh:
- apalagi - padahal
- sukarela - daripada
- barangkali - sukacita
- bilamana - darmabakti

4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Contoh:
- menggarisbawahi - menyamaratakan
- menganaktirikan - dilipatgandakan
5. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran.
Contoh:
- Garis bawahi - menganak sungai
- sebar luaskan
-Sama ratakan

E. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan seperti berikut.
1. Jika ditengah kata terdapat huruf vocal yang berurutan, pemeng-galannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal tersebut.
Contoh:
- ru-am - la-in
- lu-as - bu-as

2. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak dipenggal.


Contoh:
- ran-tai - am-boi
- sau-da-gar - sur-vei

3. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan)
di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Contoh:
- Ia-Pak - mu-ta-khir
- tan-tang - mu-si-bah
- mu-sya-wa-rah - ja-wa-ra

17
4. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan.
Contoh:
- man-di - som-bong
- sang-gup - makh-Iuk
- Ap-ril - swas-ta
5. Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau Iebih yang masing-masing
melambangkan satu bunyi, pemenggaIannyaT dilakukan di antara huruf konsonan yang
pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Contoh:
- man-tra - ben-trok
- in-stru-men - in-fra

Catatan:
1) Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut rang-kai ba-nyak
ikh-las masy-hur
2) Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) di
awal atau akhir baris.
Misalnya:
itu → i-tu setia → se-ti-a
3) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasar-nya mengalami perubahan
dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup me-ma-kai me-nya-pu
me-nge-cat pe-mi-kir pe-no-long
pe-nga-rang pe-nge-tik pe-nye-but

4) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.


Misalnya:
ge-lem-bung ge-mu-ruh ge-ri-gi
si-nam-bung te-lun-juk
5) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir
baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ….
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu.

18
F. Kata Depan
Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
- Mereka ada di mana?
- Adik befsembunyi di kolong tempat tidur.
- Pangeran berlari ke tengah hutan untukmengejar permaisurinya.
- la datang dari pulau seberang.
- Vera dan Vira adalah saudara kembar.
- Ayah pulang dari kantor.

Catatan :
Kata yang dicetak miring pada kalimat ini ditulis serangkai.
Contoh :
-Rumah Presiden lebih besar daripada rumahku.\
-Dia keluar bersama teman temanya

G. Partikel
1. Partikel Iah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Contoh:
- Cobalah ayam panggang buatan Nenek!
- Apakah kamu sedang sibuk?
- Di manakah letak harta karunnya?
- Apakah gunanya begadang, bila tak ada tujuan?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
- Apa pun yang kau berikan, akan aku terima.
- Jika pertunjukan ini berakhir hingga tengah malam pun, aku akan menuntaskannya.
- Jangankan untuk berlibur ke luar kota, berlibur di dalam kota pun aku belum sempat.
3. Partikel per yang berarti ’demi’, ’tiap’ ,atau 'mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh:
- Peserta Iomba mengambil nomor satu per satu.
- Harga tanah saat ini Rp1.000.000 per meter.
- la masuk kerja per 15 Februari 2017.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.

19
H. Singkatan dan Akronim
a) Singkatan
Singkatan yaitu bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau Iebih.
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan,jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik pada setiap unsur singkatan.
Contoh:
- K.H. Ahmad Dahlan Kiai Haji Ahmad Dahlan
- H.B. Jassin Hans Bague Jassin
- Sdr. Saudara
- M.Hum magister humaniora
- S.S. sarjana sastra
- M.B.A. master of business administration
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.
Contoh:
Contoh:
- UI Universitas Indonesia
- PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
- WHO World Health Organization
- NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
- PT perseroan terbatas
- MAN madrasah aliah negeri
- SD sekolah dasar
- NIM nomor induk mahasiswa

4. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
- hlm. halaman
- dll. dan lain-lain
- ybs. yang bersangkutan
- kpd. kepada
- tgl. tanggal
- dst. dan seterusnya

5. Singkatan yang terdiri atas dua huruf, yang biasa digunakan dalam surat-
menyurat diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
- a.n. atas nama
- u.b. untuk beliau
- s.d. sampai dengan

20
- u.p. untuk perhatian
- n.b. nota bene (tulisan tambahan)

6. Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, tlmbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik
Contoh:
- cm sentimeter
-I liter
- Cu kuprum
. Rp rupiah
- mm milimeter
- kVA kilovolt-ampere

b) Akronim
Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah
kata.
1. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau
gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
- puskesmas pusat kesehatan masyarakat
- rudal peluru kendali
- pemilu pemilihan umum
- iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
- tilang bukti pelanggaran
- rapim rapat pimpinan
2. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan
huruf awal kapital.
Contoh:
- Bulog Badan Urusan Logistik
- Bappenas Badan Perencanan Pembangunan Nasional
- Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
3. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
- BIN Badan Intelijen Negara
- LIPI Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia
I. Angka dan Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai Iambang
bilangan atau nomor. Angka Arab atau angka Romawi Iazim dipakai sebagai Iambang
bilangan atau nomor.
Angka Arab :0, 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100),D (500),
M (I 000), MD (I 500), MM (2000)

21
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Contoh:
- Kakak sudah mendaki Gunung Semeru sebanyak enam kali.
- Aku berniat mengoleksi buku Iebih dari seratus ribu eksemplar untuk perpustakaan
pribadiku.
- Di antara 100 peserta iomba baca puisi tingkat nasional, 25 orang berasal dari Pulau
Jawa, 35 orang berasal dari Pulau Sumatra, 20 orang berasal dari Kalimantan, 10
orang berasal dari Nusa Tenggara Barat, 5 orang dari Sulawesi, dan 5 orang dari lrian
Jaya.
- Saat tahun baru, kendaraan yang dapat memasuki area parker Taman Mini Indonesia
lndah terdiri dari 600 sepeda motor, 400 mobii, dan 150 sepeda.

2. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata, susunan kalimatnya diubah.
Contoh:
Penulisan yang kurang tepat:
- 1.000 penonton menghadiri pertunjukan drama musikal.
- 10 kamar disediakan di penginapan itu.Penulisan yang fepat:
- Pertunjukan drama musikal dihadiri 1.000 penonton
- Di penginapah itu tersedia 10 kamar.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian supaya lebih
mudah dibaca.
Contoh:
- Ayah mendapat hadiah sebesar 300 juta rupiah tahun Ialu.
- Gedung sportorium itu menghabiskan dana 10 miliar rupiah.
- Dana bantuan yang diterima pihak sekolah sebesar 600 juta.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat Iuas, isi, dan waktu
serta (b) nilai uang.
Contoh:
- 10 sentimeter - Rp1.000.000
- 2 jam 30 menit - 5 kilogram
- 5 liter

5. Angka digunakan untuk nomor alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Contoh:
- Jalan Cendrawasih II No. 11 atau Jalan Cendrawasih II/11
- Jalan Gadjah Mada No. 10
- Hotel Inna Garuda, Kamar 205
- Gedung Prasasti, Lantai Ill, Ruang 305
6. Angka digunakan untuk nomor bagian karangan atau ayat kitab suci.
Contoh:
- Bab V, Pasal 1, halaman 125
- Surah AI Baqarah:2

22
- Markus 16: 75-16
7. Penulisan bilangan dengan hurufdilakukan sebagai berikut
Contoh:
- Bilangan utuh
lima belas (15)
dua ratus (200)
enam ribu (6.000)
- Bilangan pecahan
dua belas tiga-perempat 12 3⁄4
dua permil 2‰
tiga persepuluh 3⁄
10
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan sebagai berikut
Contoh:
- abad XI
- abad ke-21
- abad kedua puluh satu
- Perang Dunia 1
- Perang Dunia Ke-7
- Perang Dunia Kesatu
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an ditulis sebagai berikut
Contoh:
- Dua Iembar uang 2.000-an (dua Iembar uang dua ribuan)
- Tahun 1960-an (tahun seribu sembilan ratus enam puluhan)
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus di|aku-
kan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Contoh:
- Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus Juta
ruplah).

11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti hurufdilakukan
seperti berikut.
Contoh:
- Saya Iampirkan tanda terima uang sebesar Rp750.200,50 (tujuh ratus Iima puluh
ribu dua ratus rupiah Iima puluh sen).
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur hama geografi ditulis dengan huruf.
Contoh:
- Simpanglima
- Salatiga
J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -
ku, -mu, dan —nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
- Bawa kemari topiku yang kaubawa itu.
- Bukuku dan bukumu berada dalam satu rak yang sama.
- Bajunya sedang dijahit.

Catatan : kata ganti itu (-ku, -mu, dan –nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila
digabung dengan bentuk singkatan yang berupa singkatan atau kata yang diawali
dengan huruf kapital.
Contoh : - KTP-ku
- SIM-mu
- BBM-nya
- Tigaraksa
- Kelapadua
K. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
- Sipenyairtertawa kencang mendengarcerita Iucu dari kawannya.
- Sepeda yang hilang itu dikembalikan kepada si pemilik.
- Permaisuri mendukung kerja keras sang pangeran untuk memakmurkan kerajaan.

Catatan:

Jika si dan sang diikuti unsur nama diri, penulisan nama diri tersebut ditulis
dengan huruf awal kapital. Namun, jika sang diikuti nqmq diri untuk
Tuhan,penulisan huruf awalnya harus kapital.

Contoh :

- Di bukit itulah sang Kodok Kerdil menemukan pujaan hatinya.

- Hei, si Kutu Buku, kamu sedang apa?

- Perbuatanmu dapat membuat Sang Pencipta murka.

2.4 Tanda Baca


Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-
kalimat yang kita tulis dapat di pahami orang persis seperti yang kita maksudkan.
A. Jenis Tanda Baca
Jenis tanda baca dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Tanda baca titik (.)
b. Tanda baca koma (,)
c. Tanda baca titik koma (;)
d. Tanda baca titik dua (:)
e. Tanda hubung (-)
f. Tanda pisah (–)
g. Tanda elipsis (…)
h. Tanda kurung ((…))
i. Tanda tanya (?)
j. Tanda seru (!)
k. Tanda kurung siku ( [] )
l. Tanda petik (“…..”)
m. Tanda petik tunggal (‘…’)
n. Tanda garis miring (/)
o. Tanda apostrof (‘)

B. Fungsi Tanda Baca


Secara umum tanda baca berfungsi sebagai untuk menjaga keefektifan komunikasi.
Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan tanda baca yang
digunakan di dalamnya. Fungsi-fungsi dari masing-masing tanda baca yang dipakai dalam
Bahasa Indonesia yaitu:

a. Tanda Baca Titik (.)

Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :

1. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan berupa kalimat tanya
atau kalimat seruan.

 Contoh: Saya lahir di Jawa.

2. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau
daftar.

 Contoh: 1.1 Isi karangan

3. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
 Contoh : pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

4. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

 Contoh : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di


Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.

5. Tanda titik di pakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

 Contoh : Penduduk kota ini lebih dari 7.000.000 orang

b. Tanda Baca Koma (,)

Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut:

1. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.

 Contoh : Buku, Majalah dan jurnal termasuk sumber kepustakaan


Satu, dua, ..tiga!

2. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat setara
berikutnya diawali kata tetapi, melainkan dan sedangkan

 Contoh : Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup,
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.

3. Tanda baca koma (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk kalimat.

 Contoh : Kalau diundang, saya akan datang

4. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimatnya itu
mendahului induk kalimatnya.

 Contoh : Saklar ini bukan untuk lampu taman, melainkan lampu untuk kamar tidur.

5. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat.

6. Tanda baca koma (,) di pakai untuk memsahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari
kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

 Contoh : O, begitu?
Wah, bukan main!
7. Tanda baca koma (,) di pakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.

 Contoh : Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”

8. Tanda baca koma (,) di pakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan
tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang di tulis berurutan.

 Contoh : Surabaya, 10 Mei 1960

9. Tanda baca koma (,) di pakai untuk menceraikan bagian nama yang di balik susunannya
dalam daftar pustaka.

 Contoh :Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta : Restu Agung.

10. Tanda baca koma (,) di pakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

 Contoh : Bambang Irawan, M.Hum.

c. Tanda Baca Titik Koma (;)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :

1. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.

2. Untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan


tanda koma.

 Contoh : 1. Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.


2. Ibu membeli buku, dan tinta; baju, celana dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.

d. Tanda Baca Titik Dua (:)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut:

1. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.

 Contoh : Mereka memerlukan perabotan rumah taangga: kursi, meja, dan lemari.

2. Digunakan di anatara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat di dalam kitab
suci, di antara judul dan sub judul, serta nama kata dan penerbit buku acuan.

 Contoh : Surah Albawarah: 2-5


Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.

3. Dapat di gunakan dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.

 Contoh :
Ibu : “Bawa Koper ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”

e. Tanda Hubung (-)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :

1. Digunakan untuk menyambung bagian tunggal dan huruf dalam kata yang dieja per huruf
(Contoh : p-a-n-i-t-i-a)

2. Digunakan untuk merangkai bahasa Indonesia dengan bahasa asing. (Contoh : me-recall)

3. Mengandung unsur-unsur kata ulang. (Contoh : anak-anak)

4. Di gunakan untuk memperjelas bagian kata atau ungkapan. (Contoh: ber-evolusi)

f. Tanda Pisah (–)

1. Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke“ atau
“sampai dengan”. (contoh: tahun 2010-2013)

2. Tanda pisah (–) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat. (contoh: Kemerdaekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan
oleh bangsa sendiri.)

3. Tanda pisah (–) digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. (contoh: Gerakan Pengutamaan Bahasa
Indonesia-amanat Sumpah Pemuda-harus terus digelorakan)

g. Tanda Elipsis (…)

1. Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang hilang. (Contoh: Penyebab kemerosotan … akan dilteliti lebih lanjut)
2. Di gunakan dalam kalimatyang terputus-putus.(contoh: “Menurut saya … seperti …
bagaimana, bu?”)

h. Tanda Kurung ((…))

Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

2. Digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.

3. Digunakan mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat di hilangkan.

4. Di gunakan mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

Contoh:

1. Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado

2. Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam
negeri

3. Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

4. Faktor Produksi mengangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi dan (c) tenaga kerja

i. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan
jawaban. (contoh: Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?)

2. Tanda tanya (?) di gunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
di sangsikan atau yang kurang yang kurang dapat di buktikan kebenarannya. (contoh: Di
Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.)

j. Tanda Seru (!)

Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
(contoh: Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!)
k. Tanda Kurung Siku ( [] )

Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung. (contoh: Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan disini.

l. Tanda Petik (“…..”)

1. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. (contoh :
“Merdeka atau mati!” seu Bung Tomo dalam pidatonya)

2. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain. (contoh: Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik
perhatian peserta seminar.)

3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang di kenal atau mempunyai arti khusus.
(contoh: “Tektikus” komputer ini sudah tidak bergfungsi)

m. Tanda Petik Tunggal (‘…’)

1. Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau ungkapan
asing. (contoh: tergugat ‘yang digugat’)

2. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lainnya. (contoh:
Tanya dia, “Kudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”)

n. Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim. (contoh: Nomor:
7/PK/II/2013)

2. Tanda garis miring di pakai sebagai pengganti kata dan,atau, atau tiap. (contoh:
mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi)
o. Tanda Apostrof (‘)

Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan
penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Contoh :

- Libur t’lah tiba (telah)


- ‘kan ku bawa surat ini (akan)
- 29 Januari ’99 (’99 = 1999)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pemakaian huruf terdapat 8 jenis huruf, yaitu huruf abjad, huruf vokal, huruf
konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring dan huruf tebal.

Dalam penulisan kata terdapat 11 jenis kata, yaitu kata dasar, kata berimbuhan, bentuk
ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, seingkatan dan akronim, angka
dan bilangan, kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya dan kata si dan sang.

Dan dalam pemakaian tanda baca terdapat 15 jenis, yaitu tanda titik, tanda koma, tanda
titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis,
tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring dan tanda
penyingkat atau apostrof.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.

Demikian penjelasan mengenai “Ejaan Bahasa Indonesia” dalam Mata Kuliah Bahasa
Indonesia, semoga bisa bermanfaat bagi segenap pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan di atas karena keterbatasan pengetahuan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmadi, Duwi. 2017. Pedomana Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Kesalahan Berbahasa..
Surakarta: Genta Smart Publisher.

Rachmawati, Desi. 2018. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andaliman
Books.

Anda mungkin juga menyukai