Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Mari kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, terutama kepada
penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
beserta keluarga, para sahabat, dan juga kita semua para umatnya sampai akhir
zaman.
Makalah ini kita buat sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan
judul makalah “Ejaan Dalam Karya Ilmiah”, yang kita susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan beberapa sumber sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu di makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kita menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Semoga makalah Bahasa Indonesia tentang “Ejaan
Dalam Karya Ilmiah” ini bisa bermanfaat bagi kami selaku penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya. Terima Kasih.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusah Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Pemakaian Huruf..............................................................................3
A. Huruf Kapital...............................................................................3
B. Huruf Cetak Miring.....................................................................6
2.2 Penulisan Kata..................................................................................6
A. Kata Turunan...............................................................................6
B. Kata Depan..................................................................................7
C. Partikel –pun................................................................................8
D. Singkatan dan Akronim...............................................................8
E. Angka dan Lambang Bilangan....................................................9
2.3 Penulisan Unsur Serapan..................................................................10
2.4 Pemakaian Tanda Baca....................................................................11
A. Tanda Titik (.)..............................................................................11
B. Tanda Koma (,)............................................................................13
C. Tanda Titik Koma (;)...................................................................14
D. Tanda Titik Dua (:) .....................................................................16
E. Tanda Hubung (-) .......................................................................16
F. Tanda Pisah (--)...........................................................................17
G. Tanda Petik Dua (“...”)................................................................17
H. Tanda Petik Satu (‘...’)................................................................17
BAB III PENUTUP..........................................................................................18
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pemakaian huruf secara benar dalam karya ilmiah?
b. Bagaimana penulisan kata yang baik dalam karya ilmiah?
c. Bagaimana penulisan unsur serapan dalam karya ilmiah?
d. Bagaimana pemakaian tanda baca secara benar dalam karya ilmiah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3. Huruf kapital sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Misalnya: Islam Qur’an
Kristen Alkitab
Allah Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau
beri rahmat.
3
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya: Ia menjadi imam di dalam keluarga itu.
Mereka akan pergi naik haji tahun ini.
Ia bergurau kepada seorang kiai
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan
sebagai pengganti nama orang tertentu.
Misalnya: Jenderal Sudirman
Wakil Presiden Ir. Joko Widodo
Pedana Menteri Indira Ghani
Profesor Supomo
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama
instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya: Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Kementian Kelautan
dan Perikanan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau
nama tempat tertentu.
Misalnya: Para gubernur se-Indonesia berkumpul di Bali.
Tahun ini ia akan naik pangkat menjadi brigadir jenderal.
Kami diundang pesta di rumah bupati.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Misalnya: bangsa Asia suku Sunda
suku Batak bahasa Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya: pengindonesiaan kata asing
kebelanda-belandaan
kejawa-jawaan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari raya dan peristiwa bersejarah.
4
Misalnya: tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan November bulan Syakban
hari Senin hari Natal
Perang Padri Perang Dunia 1
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama peristiwa sejarah
yang tidak digunakan sebagai nama.
Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang
dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya: Asia Timur Amerika Sekirat
Uni Emirat Arab Korea Selatan
Sulawesi Selatan Jawa Timur
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi
yang diikuti nama diri geografi.
Misalnya: Jalan Buah Batu Pulau Bali
Bukit Barisan Lembah Baliem
Gunung Merapi Samudera Pasifik
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya: Kementrian Dalam Negeri
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-Undang Dasar 1945
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan sapaan yang disertai dengan nama diri.
Misalnya: Prof. profesor Sdr. saudara
S.Si. sarjana sains Dr. doktor
S.H. sarjana hukum K.H. kiai haji
S.Ip. sarjana ilmu pemerintahan Hj. hajjah
M.Si. magister of sains Ny. Nyonya
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya: “Siapa namamu, Nak?” tanya lelaki tua itu.
Besok Paman akan datang.
Permohonan Saudara sedang kami pertimbangkan.
5
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan, yang tidak digunakan dalam penyapaan atau
pengacuan.
Misalnya: Semua kakak dan adik saya tinggal di Surabaya.
Dia sudah tidak mempunyai ibu dan bapak lagi.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan
dalam penyapaan.
Misalnya: Pernahkah Anda melakukan penelitian di lapangan?
Di mana Anda tinggal?
Laporan Anda akan kami tindaklanjuti.
6
2) Jika kata dasar terbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas.
Contoh : bertepuk tangan, bertepuk-tangan, garis bawahi, garis-
bawahi.
3) Jika kata dasar berbentuk gabungan kata yang mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung
boleh digunakan untuk memperjelas.
Contoh : menggarisbawahi, menggaris-bawahi, dilipatgandakan,
dilipat-gandakan.
4) Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kkata ditulis serangkai.
Contoh : adipati, mancanegara, pascasarjana, telepon, nonaktif.
5) Jika huruf awal kata dasar adalah huruf kapital, diselipkan tanda
hubung.
Contoh : non-Indonesia, se-ASEAN, pro-Barat.
6) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang
bukan kata dasar, unsur gabungan itu ditulis terpisah.
Contoh : Tuhan Yang Maha Esa, Maha Penyayang, dan Maha
Pengasih.
Mereka masih mahasiswa.
Manusia tidak pantas disebut mahakaya.
7) Jika kata peri sebagai unsur gabungan diikuti kata yang bukan kata
dasar, unsur gabungan itu ditulis terpirah.
Contoh : Segala tindakannya berdasarkan peri kemanusiaan dan peri
keadilan.
Beberapa guru memperhatikan perilaku siswanya dengan
baik.
B. Kata Depan
Kata depan atau preposisi di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Contoh : Di mana sekarang?
Kami akan bertamasya ke pantai Bentar.
Makanan ini berasal dari Madura.
7
C. Partikel –pun
Partikel –pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya,
kecuali yang lazim dianggap padu ditulis serangkai, seperti adapun,
bagaimanapun, sekalipun, sungguhpun, kalaupun, biarpun, kedatipun,
walaupun, dan meskipun.
Contoh : Apa pun yang kita katakan, dia tidak mau menuruti.
Hendak pulang tengah malam pun sudah tidak ada kendaraan.
Kami pun terbiasa minum teh bersama.
8
Contoh : Pb plumbum l liter
hm hektometer Rp rupiah
kg kilogram kVA kilovolt-ampere
2) Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan
sebagai sebuah kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur
nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh : KONI Komite Olahraga Nasional Indonesia
LIPI Lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
FIFA Federation of International Football
Assocation
b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur
ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh : Bakin Badan Kordinasi Intelijen Negara
Koramil Komando Rayon Militer
Kemendiknas Kementrian Pendidikan Nasional
Jamsostek Jaminan Sosial Tenaga Kerja
c. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau
lebih ditulis dengan huruf kecil.
Contoh : gelora gelanggang olahraga
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
rudal peluru kendali
radar radio detecting and ranging
9
Contoh : Paku Buwono 1 abad ke-20
awal abad XX Bab II, Pasal 5
6) Penulisan lambang bilangan yang berakhiran –an adalah seperti
berikut.
Contoh : tahun 50-an, uang 5000-an, lima lembar uang 1000-an.
7) Penulisan angka dapat ditulis dengan huruf, kecuali yang dipakai
secara berurutan.
Contoh : Amir menonton drama sebanyak tiga kali.
Di antara 50 anggota yang hadir, 7 setuju, 35 tidak setuju,
dan 8 abstain.
8) Penulisan angka di awal kalimat berbentuk huruf.
Contoh : Tiga puluh tahun yang lalu kami tinggal di Jakarta.
9) Penulisan bilangan yang besar dapat dieja dengan huruf.
Contoh : Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 220 juta.
10) Penulisan bilangan dan huruf tidak perlu sekaligus, kecuali dalam akta
atau dokumen resmi.
Contoh : Tanah ini akan dijual dengan harga Rp300.000.000,00.
Perusahaan itu mempekerjakan enam puluh lima orang
pegawai.
Di lemari itu tersimpan 250 buku dan majalah.
11) Penulisan yang dilambangkan dengan angka dan huruf harus tepat.
Contoh : Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.550,50
(sembilan ratus ribu lima ratus lima puluh rupiah lima puluh
sen).
Dita membeli uang dolar Amerika Serikat sebanyak
$1,000.00 (seribu dolar).
10
3) Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal.
Contoh : design - desain
photocopy - fotokopi
science - sains
4) Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian lafal.
Contoh : bias - bias
nasal - nasal
wig - wig (rambut palsu)
5) Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal.
a. Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal
dilakukan jika ejaan dan lafal istilah asing itu tidak berubah dalam
banyak bahasa di dunia internasional. penulisan istilah itu dicetak
dengan huruf miring.
Contoh : et al divide et impera
Status quo in vitro
De facto dulce et utile
b. Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika
istilah itu juga dipakai secara luas dalam kosa kata umum.
Penulisannya tidak dalam huruf miring.
Contoh : golf – golf lift - lift
internet – internet orbit – orbit
11
2) Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam satu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh : a) II. Kementrian Pendidikan Nasional
A. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
B. Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan
Menengah
1. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
2. ...
b) 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
2.1 ...
2.2 ...
3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu.
Contoh : Pukul 2.45.30 (pukul 2 lewat 45 menit 30 detik)
4) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh : 2.45.30 jam (2 jam, 45 menit, 30 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
5) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit di dalam
daftar pustaka.
Contoh : Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
6) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan.
Contoh : Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
Tanda titik tidak dipakai pada untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh : Lihat halaman 247 dan seterusnya.
Pak Amir lahir pada tahun 1976 di Surabaya.
7) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh : Acara Kunjungan Menteri Penidikan Nasional
Bentuk dan Kebudayaan (Bab 1 UUD 1945)
8) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal
surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
12
Contoh : 5 Maret 2020
Yth. Sdr. Moh. Abi (tanpa titik)
Jalan Panglima Sudirman 360 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
13
Universitas Zainul Hasan,
Jalan Jenderal Sudirman 360,
Kraksaan
9) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian mana yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh : Junus, H. Mahmud. 1973. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta:
Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Alquran.
10) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian di dalam catatan kaki.
Contoh : Hilman, Hadikusuma. Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat
Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm.12.
11) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akaemik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Contoh : B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Siti Aminah, S.E., M.M.
12) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh : 15,5 m, 18,3 kg, Rp650,00
13) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Contoh : Setiap warga negara, baik laki-laki maupun perempuan,
mempunyai kedudukan sama di mata hukum.
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Andini, yang berbaju biru, manager baru di perusahaan
kami.
14) Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh : Dalam pengembangan bangsa, kita dapat memanfaatkan
bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini.
Atas bantuan Agus, Dela mengucapkan terimakasiih.
Bandingkan dengan kalimat berikut.
Kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan
nusantara ini dalam pengembangan bahasa.
Dela mengucapkan terimakasih atas bantuan Agus.
14
2) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh : Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu memasak di dapur;
Adik membaca di teras depan.
3) Tanda titik koma dipakai untuk mengakhiri pernyataan perincian
dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan
itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.
Contoh : Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga
ini :
(1) Berkewarganegaraan Indonesia;
(2) Berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;
(3) Berbadan sehat;
(4) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
kesatuan Republik Indonesia.
15
Contoh : Surah Ibrahim: 5
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Rendra. 2007. Seni Drama untuk Remaja. Jakarta:
Gramedia
16
F. Tanda Pisah (--)
1) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh : Kemerdekaan bangsa itu–saya yakin akan tercapai–
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh : Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah
Pemuda—harus terus ditingkatkan.
3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat
dengan arti “sampai dengan”.
Contoh : tanggal 5—10 April 2020
Probolinggo—Surabaya
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan
bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-
lambang. Secara teknis, ejaan adalah aturan penulisan huruf, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.
Penggunaan tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan karya
tulis ilmiah karena masing-masing tanda baca memiliki aturan dan tata
letak pada penggunaannya. Ada banyak sekali tata penulisan dalam
penggunaan huruf kapital, kata, unsur serapan, dan tanda baca, yang
kesemuanya telah diatur dalam pedoman umum Ejaan yang
Disempurnakan (EYD).
Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) sangat dibutuhkan
dalam penulisan karya ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut dapat
tersusun dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca.
3.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan pembuatan karya ilmiah, penulis
harus menerapkan ejaan yang benar dan santun, sehingga penulisan karya
ilmiah tersebut dapat dipahami oleh pembacanya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2013. Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah.
Jakarta: Rajawali Pers.
Alamsyah, Teuku. 2008. Bahasa Indonesia: MKU untuk mahasiswa. Banda Aceh:
FKIP, Unsyiah.
19