Untuk berani berbicara di depan umum, banyak kiatnya, a.l. anggaplah kita yang paling tahu
masalah yang akan dibicarakan, pahami tema/topik sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya,
anggap audiens/hadirin sebagai teman baik yang pasti mendukung kita, dan banyak lagi.
Demikian cara membedah buku. Wasalam. (www.romeltea.com).*
Di zaman ini buku didesain dan dikemas sesuai dengan kebutuhan baca masyarakat
khususnya pada lembaga pendidikan, buku menawarkan beribu desain dan subyek yang
mampu menggugah minat baca masyarakat, ketika kita melihat sebuah buku yang pertama kita
akan tertuju pada desain cover kemudian muncul keinginan untuk menyelami konten dari buku
tersebut John Cremer dalam Pitra (2007:46) mengatakan “You sell a book by its cover” rata2
orang tertarik membeli buku karena sampul buku itu.
Dari sisi penulis buku merupakan citra diri (Self Image) dan menjadi konsekuensi bagi penulis
untuk menguasai anatomi buku (batang tubuh) sebuah buku sebagai ilmu dasar dan cikal bakal
lahirnya buku yang berterima bagi pembaca. Sistematis dan apiknya sebuah buku ditentukan
oleh pengetahuan penulis dan editor tentang anatomi buku itu sendiri.
A. TAMPILAN
1. Desain Buku
Setelah kami mengamati buku ini yang berjudul Sjahrir (peran besar bung kecil), desain
bukunya terlihat sangat sederhana dengan cover berwarna hijau dan putih serta isi buku
bernuansa hitam putih. Meskipun tampilan buku terlihat sederhana tetapi menurut kami buku ini
sangat menarik untuk dibaca karena buku ini menampilkan foto-foto dari tokoh yang diceritakan
dalam buku dengan cukup jelas. Buku ini diterbitkan oleh KPG (kepustakaan popular gramedia)
bekerja sama dengan Tempo Publishing yang didesain sebagai seri buku saku, sehingga
ukuran dari buku ini lebih kecil dibangdikan buku umum yang lain. Karena ukurannya yang lebih
kecil dapat memudahkan kita untuk membawanya kemanapun, sehingga kita dapat
membacanya dalam waktu-waktu luang disela-sela pekerjaan kita.
2. Cover Buku
Dalam pembahasan desain buku pada poin pertama telah disinggung sedikit mengenai cover
buku yang berwarna hijau dan putih. Cover buku ini terkesan sangat sederhana akan tetapi
sangat menarik, kami mengatakan sederhana karena hanya menampilkan foto dari tokoh yang
diceritakan dalam buku yaitu Sutan Sjahrir dimana foto yang ada diberi efek sehingga nampak
seperti sebuah lukisan. Tulisan judul buku yang berwarna putih nampak sangat jelas dalam
bentuk tulisan timbul begitupun dengan foto pada cover buku.
3. Layout Buku
Ketepatan Layout buku biasanya dinilai dari tata letak dari elemen-elemen yang ada dalam
buku. Adapun layout pada buku ini menurut kami sudah tepat dan bagus, dimana font
type yang digunakan yaitu Arial dengan font size 23 untuk judul setiap pembahasan baru dan
10 untuk pembahasan atau isi. Dengan font size seperti itu sudah sesuai dengan ukuran buku
yang cukup kecil dan lebih penting lagi isi buku dapat terbaca dengan jelas. Sedangkan untuk
penempatan tata letak gambar atau foto, penempatan info singkat menurut kami sudah baik
dan jelas.
4. Ukuran Buku
Buku yang kami bedah dengan judul SJAHRIR (Peran Besar Bung Kecil) yang diterbitkan oleh
KPG dan Tempo Publishing berukuran 16x11 cm dan ketebalan 1,6 cm yang terdiri dari 253
halaman termasuk sampul.
5. Jenis Kertas
Jenis kertas yang digunakan dalam buku ini yaitu jenis bookpeper atau sering juga disebut
storenso, dimana jenis kertas seperti itu sering digunakan pada buku novel dan buku cerita
lainnya. Jenis kertas ini hampir sama dengan kertas HVS perbedaan yang mencolok hanya
terletak pada warnanya dimana pada kertas HVS berwarna putih sedangkan untuk jenis
bookpeper berwarna cream atau kecoklat-coklatan dengan ketebalan standar.
B. ISI
2. Gaya Penulisan
Untuk menilai gaya penulisan sebuah buku yang perlu diperhatikan yaitu, jernih dan
komunikatif, sesuai nalar dan logika atau saling berkaitan, serta akurasi atau kebenaranya. Hal-
hal tersebut sudah diterapkan dengan baik dalam buku. Buku ini menurut kami sangat
komunikatif dan jernih dimana semuanya diceritakan secara baik dan jelas, cerita di dalam buku
ini, juga sangat logis dan akurat, sumber informasi disebutkan dengan jelas baik yang diperoleh
dari saksi mata yaitu manusia maupun dari tulisan-tulisan dalam buku-buku yang juga
menceritakan sosok dari seorang Sjahril.
a. Efektifitas
Menurut kami buku yang kami bedah dengan judul Sjahril (peran besar bung kecil) sudah cukup
efektif walaupun masih ada beberapa kesalahan yang perlu diperbaiki untuk kedepannya. kami
mengatakan cukup efektif karena penulisannya secara umum sudah sesuai EYD, sistematis,
tidak boros dan bertele-tele, serta tidak ambigu atau bisa dikatakan semuanya digambarkan
secara jelas.
b. Efisiensi
Dari segi efisiensi buku ini cocok dibaca bagi orang-orang yang sudah mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang sejarah. Karena kita akan lebih mudah memahami isi buku ini
ketika kita sudah mempunyai pengetahuan tetang tokoh-tokoh yang disebutkan juga dalam
buku seperti Ir. Soekarno, Muhammad Hatta dan Tan Malaka. Dalam buku ini juga
memgunakan istila-istila yang tidak umum dan tidak semua orang mengetahuinya.
c. Ekonomis
Buku ini memberikan konstibusi yang luar biasa untuk menambah pengetahuan kita mengenai
sejarah salah satu pahlawan nasional yaitu Sutan Sjahrir. Dimana sosoknya digambarkan
secara detail dari sumber terpercaya. Buku ini juga tidak hanya menceritakan kekuatan dari
sosok Sjahril tapi juga lenkap dengan kelemahan beliau.
C. SUBSTANSI ISI
d. Nilai Teoritis
Nilai teoritis artinya pengembangan kemampuan nalar kearah sense of reality, sense of
discovery, sense of inquiry, serta kemampuan mengajukan hipotesis terhadap suatu masalah.
Contohnya pada halaman 168 paragraf 1:
Di Banda Neira pikiran-pikirannya tentang Barat makin eksplisit. Di suratnya bertanggal 31
Desember 1936, kita akan melihat adanya beberapa persamaan pikiran Sjahrir dan Sutan
Takdir Alisjahbana dalam konsep Barat: "Barat" bagiku berarti kehidupan yang menggelora,
kehidupan yang mendesak maju, kehidupan dinamis. Itulah sifat Faust, sifat yang kusukai, dan
aku yakin bahwa hanya Barat-yaitu dalam pengertian dinamis ini-yang bisa melepaskan Timur
dari perbudakannya."
e. Nilai Filsafat
Nilai filsafat artinya menumbuhkan kemampuan merenung tentang eksistensi dan peranannya
di tengah masyarakat, sehingga tumbuh kesadaran mereka selaku anggota masyarakat dan
sebagai makhluk sosial. Contohnya pada halaman 27 paragraf 1:
Bersama Tas, istrinya Maria Duchateau, Judith, teman Maria, dan Jos Riekerk, Sjahrir kerap
berdiskusi soal politik dan mengupas pemikiran para filsuf sosialis. Dia tekun melahap tulisan
Rosa Luxemburg, Karl Kautsky, Otto Bauer, Hendrik de Man, dan tentu saja Marx dan Engels.
f. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusian seperti kasih sayang, tanggung jawab, kejujuran, kedamaian, tanpa
kekerasan, sehingga dihasilkan kualitas lulusan yang unggul (human excellence) atau manusia
utuh/khaffah sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional
2) Ekonomi
Ekonomi adalah studi mengenai bagaimana cara manusia dan masyarakat sampai kepada
pilihan (dengan atau tanpa uang) untuk mempekerjakan sumber-sumber produksi langka yang
dapat mempunyai kegunaan-kegunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai macam barang
dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi sekarang atau pada masa mendatang di antara
berbagai orang dan golongan dalam masyarakat.
3) Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan, yaitu
hubungan antara manusia satu dengan manusia lain, manusia dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok, baik kelompok formal maupun kelompok informal atau baik kelompok statis
maupun kelompok dinamis (Mayor Polak). Contohnya adapada halaman 21 paragraf 5:
Pada usia yang baru menginjak 20 tahun, Sjahrir memang sudah mengecap kehidupan yang
relatif modern saat bersekolah di Algemene Middelbare School di Bandung. Namun
Amsterdam, kota di Benua Eropa itu, jelas lebih kosmopolitan ketimbang Bandung. Pergaulan
antarmanusia di sana juga egaliter ketimbang di Hindia Belanda.
Amsterdam memang memikat pemuda Sjahrir. Maka, ketimbang mengikuti kuliah dan
mengunjungi perpustakaan kampus, Sjahrir lebih sering ngelencer mendatangi pusat budaya
atau tempat-tempat berkumpul mahasiswa. Salah satu lokasi yang sering ia kunjungi adalah
bioskop alias Cinema Tuschinski di kawasan Rembrandtplein.
4) Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, dan segala sesuatu yang berada di
atasnya seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara dan segala interaksinya. Contohnya pada
halaman 46 paragraf 5:
d. Problem-problem social
Banyak problem sosial yang diceritakan dalam buku ini. Seperti masalah di bidang pendidikan,
perekonomian, perbedaan pandangan, kepercayaan, dan masalah yang dihadapi Sutan sjahrir
saat diasingkan oleh penjajah. Problem yang terjadi dibidang pendidikan dimana hanya
golongan-golongan elit yang mendapatkan pendidikan sedangkan golongan jelata kurang
mendapatkan perhatian, tetapi Sjahrir mempunyai perhatian yang besar terhadap masalah
tersebut. Kutipannya ada di bawah ini:
a. Kognitif
Buku ini bisa digunakan sebagai tambahan materi dan pengetahuan seorang calon guru untuk
diajarkan kepada siswanya. Jadi guru tidak hanya berpatokan pada materi yang ada pada buku
cetak tetapi juga dari buku-buku umum lainnya seperti buku ini. Tidak hanya dari sisi materi
semata tetapi didalam buku ini juga bisa kita ambil pelajaran dari seorang Sjahrir yang sangat
suka membaca untuk menambah pengetahuannya, bahkan dikatakan bahwa jumlah buku
sangat banyak.
b. Afektif
Sjahrir bukan hanya seorang pahlawan dalam memerdekakan Indonesia tetapi juga tokoh
nasional yang sangat mencintai dunia pendidikan terutama untuk rakyat jelata yang tidak
memperoleh pendidikan pada saat itu. Sjahrir mengajar anak-anak yang ada di Banda Neira
tempat pengasingannya dengan sangat baik. Dia tidak hanya sebagai guru bagi anak-anak itu
tetapu juga sebagai teman bagi mereka sehingga kedekatan antara Sjahrir dan anak-anak
disana tidak bisa terbantahkan lagi. Ini bisa dijadikan contoh bagi calon guru agar bisa
menciptakan hubungan yang baik dengan siswanya sehingga seorang guru bisa mengenal
siswanya lebih baik lagi dan mengetahui ketika siswanya mendapatkan masalah.
c. Psikomotorik
Sjahrir tidak hanya cerdas kognitif tetapi juga cerdas dalam kesenian. Dibuktikan dengan
dibentuknya perkumpulan sandiwara bernama Batovis olen Sjahrir dan kawan-kawannya.
Kutipannya terdapat pada halaman 14 paragraf 1: