Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PROFESIONAL

Dosen Pengampu
RINI SETYANINGSIH, M. Pd

Kelompok XI

ARYA AMIRUL BAHRI : 11810312611

ZAINUL THOIBA ROHANI : 11810320788

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTAN SYARIF QASIM RIAU

PEKANBARU

2020

Abstrak

Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah yang


mendukung proses belajar mengajar di sekolah, berada pada lingkungan sekolah
dan sepenuhnya dikelola oleh sekolah yang bersangkutan. Untuk mengelola
perpustakaan sekolah diperlukan manajemen yang bersifat menata dan mengatur
pelaksanaan kegiatan di perpustakaan karena jika tidak ada manajemen
dikhawatirkan peran perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar tidak
dapat memberikan konstribusi terhadap kegiatan belajar mengajar yang pada
akhirnya harapan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia belum
dapat diwujudkan. Pada kenyataannya, manajemen perpustakaan sekolah belum
berjalan sebagaimana mestinya, hal ini terjadi karena masih ada hambatan-
hambatan antara lain anggaran dan sumber daya manusia.

1
Kata Kunci: Perpustakaan sekolah, manajemen, manajemen perpustakaan
sekolah.

Abstract

The school library is an integral part of the school program that supports
teaching and learning in schools, is inithe school environment and is fully
concerned. To manage the school library management is needed that is
structured and regulates the implementation of activities in the library because
if there is no management it is feared that the role of the school library as a
learning resource center cannot contribute to teaching and learning activities
which ultimately hopes to improve the quality of human resources cannot be
realized. In reality, school library management has not been running as it should,
this is happening because there are still contraints such as budget and human
resources.

Key words: school library, management, school library management.

PENDAHULUAN
Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas sumber daya
manusianya. Sementara untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berkualitas tinggi tidak bisa terlepas dari pendidikan. Kegiatan memajukan
pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain diwujudkan dalam Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Pasal 1 Undang-undang tersebut menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

2
Salah satu isu penting dalam dunia pendidikan kita, khususnya pendidikan
tingkat dasar dan menengah adalah perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum
pendidikan nasional tahun 1994 menjadi kurikulum 2004 yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan kemudian ada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan juga Kurikulum 13 (K13). Perubahan tersebut bersifat
mendasar baik dari segi paradigma, sistem, maupun aplikasinya di lapangan.
Dalam sistem manajemen di perpustakaan sekolah, kurikulum merupakan salah
satu acuan penting dalam kebijakan pengadaan atau pengembangan koleksi, agar
koleksi yang diadakan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Kurikulum juga
merupakan cerminan kebutuhan siswa dan guru. Sedangkan relevansi koleksi
dengan kebutuhan siswa dan guru sebagai anggota primer perpustakaan sangat
mempengaruhi kualitas layanan perpustakaan.
Perpustakaan, mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai penyedia bacaan siswa di kala
senggang. Perpustakaan menjadi sumber, alat, dan sarana untuk belajar.
Perpustakaan harus memiliki ruang tersendiri dan siap setiap saat untuk
menunjang dan terlibat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, baik di dalam
jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Karena itu, pengelolaan
perpustakaan sekolah harus dilakukan secara profesional. Pengelola harus serius
melaksanakan kegiatannya demi tercapainya kemajuan dan proses pembelajaran
di sekolah. Maka, tidak bisa dibantah, perlu ada pustakawan yang siap mengelola
perpustakaan secara profesional.
Mengelola perpustakaan secara profesional tentu dengan menggunakan
prinsip-prinsip manajemen perpustakaan. Sedangkan manajemen perpustakaan
adalah pengelolaan perpustakaan yang didasarkan kepada teori dan prinsip-
prinsip manajemen. Suatu konsep pemikiran atau pendapat yang dikemukakan
mengenai bagaimana ilmu manajemen diterapkan dalam suatu organisasi. Ini
berkaitan dengan bagaimana perpustakaan membuat perencanaan, menentukan
tujuan, kebijakan, dan standar operasional yang jelas sehingga perpustakaan
dapat berperan dalam proses pembelajaran.

3
Peran perpustakaan dalam proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat
setidaknya dari empat indikator, yaitu: layanan, pustakawan, sistem yang
digunakan dan sarana ruang perpustakaan. Pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan siswa dan guru, pustakawan dengan kompetensi yang memadai,
sistem temu kembali (katalog) yang sesuai, serta sarana dan prasarana ruang
perpustakaan yang nyaman untuk belajar. Hal ini semua dalam rangka mencapai
tujuan perpustakaan yang juga merupakan tujuan sekolah dalam pembelajaran
dan meningkatkan hasil prestasi belajar.

PEMBAHASAN
A. Pengertian

Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” turunan dari kata “to
manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketatalaksanaan1 .

Ada bermacam-macam definisi manajemen, antara lain:

Manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan


dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia,
fiansial, fisik dan informasi) untuk mencapai tujuan organisas dengan cara yang
efektif dan efisien (Ricky W. Griffin).
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang leibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata (George R. Terry dan Leslie W.
Rue).
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Jame A. F. Stoner).
Manajemen adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the
art of getting things done through people) (Stoner & Freem).

1 Herlina, Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press , 2012), hal. 29

4
Manajemen adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan langsung untuk
penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan organisasi (Sapre).
Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang lain (Harold Koontz & O’Donnel) 2 .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat dua pengertian tentang
manajemen yaitu: Manajemen adalah suatu proses penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran; Manajemen adalah pejabat atau pimpinan
yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan3 .
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah
yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan program
sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi,
dan sistem informasi sekolah/madrasah.
Perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti buku. Setelah mendapat
awalan per dan akhiran –an menjadi perpustakaan, yang berarti kitab, kitab
primbon, atau kumpulan buku-buku, yang kemudian disebut koleksi bahan
pustaka.
Perpustakaan adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari
gedung/bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang
diatur dan disusun sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan
dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca (Sutarno NS)4 .
Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku
dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai (Lasa
HS)5 .
Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit kerja
dari sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi buku-

2 Ibid., hal. 30
3 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan, (Jakarta: Sagungseto, 2006), hal. 4-6
4 Sutarno NS, Op.Cit., hal. 20
5 Lasa HS, Manajemen Perpustakaan, (Yogyakarta: Gama Media, 2005), hal. 3

5
buku pustaka untuk menunjang proses pendidikan Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat untuk
mengembangkan informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu lembaga
pendidikan, sekaligus sebagai sarana edukatif untuk membantu
memperlancarkan cakrawala pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar.
Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang
dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh
kepada nilai moral yang mengarah serta mendasari perbuatan. Atau definisi dari
profesioanl adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekkan suatu
keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut
keahliannya. Jadi dapat disimpulkan profesional yaitu orang yang menjalankan
profesi sesuai dengan keahliannya.
Manamejen Perpustakaan Profesional merupakan upaya pencapaian tujuan
dengan pemanfaatan sumber daya manusia, informasi, sistem, dan sumber dana
dengan tetap memperhatikan fungsi & peran manajemen sesuai dengan
keahliannya (profesional).
B. Best Practice Manajemen Perpustakaan Profesional
Manajemen sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan untuk mengatur
langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam suatu
perpustakaan. Oleh karena itu, dalam proses manajemen diperlukan adanya
proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengisian
jabatan (staffing), kepemimpinan (directing) dan pengawasan (controlling). Di
samping itu, manajemen juga dimaksudkan agara elemen yang terlibat dalam
perpustakaan mampu melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar.
Masei mengungkapkan ada sejumlah nilai yang pada umumnya dapat
diterima dalam manajemen perpustakaan profesional. Nilai-nilai yang dimaksud
ialah:
Kebahagiaan, adalah nilai tertinggi, bukan saja dalam manajemen,
melainkan dalam setiap aktivitas manusia. Sebab, seseorang yang merasa

6
bahagia akan melakukan kegiatan sepenuh hati dengan menomor duakan
imbalan materi.
Ketaatan pada Hukum, adalah suatu nilai yang selaras dengan hakikat
manajemen. Yaitu, menciptakan hukum untuk organisasinya sendiri.
Konsistensi dan kesetiaan, nilai ini sama dengan nilai ketaatan dan
kesetiaan pada hukum. Sebab, perilaku dan tata kerja para personalia organisasi,
termasuk para manajer, sudah diatur oleh peraturan organisasi mereka.
Integritas, integritas pribadi adalah suatu nilai yang sangat dibutuhkan,
terutama oleh para pemimpin. Sebab, seorang pemimpin akan selalu ada di
tengah para anggota organisasi yang dipimpinnya. Supaya dapat diterima dengan
baik oleh para anggotanya, ia perlu memiliki integritas pribadi. Suatu pribadi
yang dapat berbaur dengan pribadi-pribadi lainnya dan mampu beradaptasi
dengan segala macam pribadi6 .
Ada beberapa Implementasi dari manajemen perpustakaan sekolah dalam
pendidikan, yaitu:
1. Kepemimpinan Manajemen Perpustakaan Sekolah
Kepemimpinan dalam kaitannya dengan manajemen perpustakaan
sekolah merupakan proses mempengaruhi semua personile yang
mendukung pelaksanaan operasional perpustakaan sekolah dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan perpustakaan di sekolah.
Peran kepemimpinan ini dilaksanakan oleh seorang guru atau Kepala
Sekolah Bag. Pelayanan Teknis Bag. Pelayanan Pembaca Guru/Petugas
Perpustakaan Tata Usaha.
Perpustakaan tenaga administrasi (TU) yang ditugaskan oleh Kepala
Sekolah sebagai penanggung jawab dan diberi kewenangan untuk
mengelola, penyelenggaraan perpustakaan di sekolah. Fungsi
kepemimpinan dalam perpustakaan sekolah adalah menangani dan
mendukung kelancaran penyelenggaraan proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Untuk itu para petugas/karyawan yang ada di

6Andi Prastowo, Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional, (Yogyakarta: Diva Press, 2012),
hal. 26-29

7
perpustakaan perlu diberdayakan agar mereka dapat mengembangkan
kreativitas dan produktivitas kerja bagi kepentingan kualitas layanan
pemakai secara optimal.
Ada beberapa kompetensi kepemimpinan dalam rangka
mengimplementasikan manajemen perpustakaan sekolah. Untuk
mencapai keberhasilan melalui penerapan manajemen mutu terpadu
dalam pendidikan, kompetensi yang dimaksud menurut Charles Hoy,
dkk (dalam Syarifuddin, 2002) sebagai berikut:
 Visi, yaitu: kemampuan mengajukan tujuan dan sasaran sesuai
keinginan bagi sekolah; kemampuan untuk melaksanakan
kebutuhan sementara dalam situasi tertentu; kemampuan
memprediksi kebutuhan sesuai tugas; menghasilkan keaslian
serta mengungkapkan imajinasi untuk mengidentifikasi tugas;
dan kemampuan mendemonstrasikan suatu kesadaran tentang
dimensi nilai serta kesiapan terhadap tantangan asumsi.
 Keterampilan perencanaan, yaitu: kemampuan merencanakan
pencapaian target; kemampuan menilai urutan alternatif strategis
sebelum pelaksanaan suatu rencana; kemampuan menyadari
jadwal yang sesuai; kemampuan menentukan prioritas;
kemampuan menganalisis elemen penting; dan kemampuan
mengembangkan secara detail dan urutan logis rencana untuk
mencapai sasaran.
 Berfikir kritis, yaitu: kemampuan berfikir analitis dan kritis;
kemampuan menerapkan konsep dan prinsip; dan kemampuan
membedakan berpilar rutin dan berfikir analitis.
 Keterampilan kepemimpinan, yaitu: kemampuan mengarahkan
tindakan dan semua orang menuju sasaran yang disepakati;
menstruktur interaksi untuk menjangkau tujuan; memimpin
penyebaran secara efektif semua sumbernya; keinginan
menerima tanggung jawab untuk tindakan secara bersama dan

8
untuk mencapai tujuan; dan kemampuan bertindak secara
meyakinkan dalam situasi yang sesuai.
 Keteguhan hati, yaitu: kesiapan membuat suatu urutan strategi
untuk mencapai solusi masalah; kemampuan mendemonstrasikan
suatu komitmen terhadap tugas; dan kemampuan untuk
mengenali iklim yang diperlukan memberikan respon yang
fleksibel.
 Keterampilan mempengaruhi, yaitu: kemampuan untuk
memberikan pengaruh atas yang lain dengan tindakan atau
keteladanan; kemampuan untuk memperoleh keterlibatan yang
lain dalam proses manajemen; membujuk staff untuk
menyumbangkan kebutuhan individual dan keperluan organisasi;
dan membujuk personile untuk memperhatikan berbagai pilihan.
 Keterampilan hubungan interpersonal, yaitu: kemampuan
membangun dan memelihara hubungan positif; kemampuan
merasakan, kebutuhan, perhatian dan pribadi dari orang lain;
kemampuan mengenali dan menyeleksi konflik; kemampuan
menggunakan keterampilan dan mendengarkan secara efektif;
kemampuan memberitahukan, menginterprestasi serta merespon
perilaku nonverbal; dan kemampuan memberikan umpan balik
yang sesuai dalam suasana yang sensitive (peka).
 Percaya diri, yaitu: kemampuan untuk merasa yakin akan potensi
pribadi dan penilaian; kemampuan mendemonstrasikan perilaku
tegas tanpa menggerakkan permusuhan; kemampuan menyusun
dan menerima umpan balik dari kinerja seseorang dan gaya
manajemen; kemampuan menyampaikan tantangan kepada yang
lain agar menata sikap percaya diri mereka; dan kemampuan
menyampaikan umpan balik untuk mengembangkan percaya diri.
 Pengembangan, yaitu: kemampuan untuk secara aktif
menemukan cara mengembangkan pengetahuan pribadi;
kemampuan mendemonstrasikan suatu pengertian mengenai

9
bentuk pembelajaran diri dan yang lain; kemampuan secara aktif
menatap peluang untuk menangani pertumbuhan dalam diri dan
yang lain; kemampuan untuk memasuki pengembangan
kebutuhan; kemampuan melakukan rancangan, melaksanakan,
dan mengevaluasi program pengembangan; dan kemampuan
untuk mengimplementasikan iklim yang kondusif dan positif
untuk pertumbuhan dan pengembangan organisasi.
 Empati, yaitu: kemampuan mengungkapkan kesadaran tentang
kebutuhan kelompok dan kebutuhan seorang anggota;
kemampuan mendengarkan dan berkomunikasi dalam suasana
yang konstruktif; dan kemampuan menyatakan hal yang sensitive
untuk mempengaruhi keputusan bagi yang lain.
Keterampilan kepemimpinan dalam manajemen perpustakaan
sekolah sebagaimana diungkapkan di atas merupakan cakupan
yang luas untuk dipenuhi. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan,
latihan, dan pengalaman untuk memantapkan keterampilan
memimpin perpustakaan sekolah.
2. Fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
begitu pesat, perpsutakaan sekolah dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan perkembangan IPTEK tersebut, dalam arti pengelolaan
perpustakaan memanfaatkan teknologi dewasa ini, misalnya
memanfaatkan komputerisasi. Begitu juga dalam ilmu pengetahuan
hendaknya koleksi bahan pustaka (buku dan non buku) perpustakaan
sekolah dapat memenuhi kebutuhan pemakai baik siswa maupun guru
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang dipergunakan sekolah. Hal ini
mengingat fungsi perpustakaan sekolah adalah mendukung
terlaksananya dan tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan
pada umumnya sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka
hendaknya perpustakaan sekolah selalu diusahakan untuk

10
mengembangkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) dalam
pengelolaan perpustakaan secara memadai dan optimal.
 Peran Fasilitas
Fasilitas mempunyai peranan untuk menjembatani aktivitas
dengan hasil/produktivitas yang dicapai. Fasilitas yang lengkap,
serta didukung tenaga yang profesional, maka tujuan dan fungsi
perpustakaan sekolah dapat dicapai. Fasilitas dalam arti segenap
kebutuhan yang dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan dalam usaha kerjasama manusia. Biasanya faktor
manusia atau orang tidak dimasukkan dalam pengertian fasilitas.
Adapun yang dimaksud dengan fasilitas adalah alat-alat, benda-
benda, uang, ruang tempat, metode, serta peralatan apapun
lainnya. Jadi inti dan fasilitas segenap kebutuhan yang
mendukung kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
perpustakaan sekolah. Selain itu perlu diperhatikan berkaitan
dengan semangat kerja bagi karyawan, seperti ruang tempat kerja,
adanya ruangan dan peralatan kerja yang lengkap atau memadai.
Sehingga dapat memungkinkan untuk menata rak-rak buku, dan
dapat menempatkan buku-buku atau bahan pustaka lainnya sesuai
dengan klasifikasi menurut sistem atau pedoman tertentu dan
dapat memberikan motivasi tersendiri bagi karyawan dalam
menjalankan tugasnya. Di samping itu mempunyai daya dorong
tersendiri bagi pengguna/pemakai jasa, perpustakaan untuk
mengetahui lebih jauh tentang koleksi-koleksi yang ada di
perpustakaan sekolah.
 Peran Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam pengelolaan perpustakaan sekolah, selain tersedianya
fasilitas tersebut. Juga faktor sumber daya manusia (SDM) sangat
menentukan dalam pengelolaan perpustakaan. Pada umumnya
perpustakaan sekolah di Indonesia khususnya pada jenjang
pendidikan dasar belum memiliki sumber daya manusia sebagai

11
pengelola perpustakaan secara baik dan memadai. Kenyataan di
lapangan menunjukkan sebagian besar perpustakaan sekolah di
SD dikelola oleh guru atau tenaga administrasi (TU). Bahkan
mungkin ada di suatu SD perpustakaan sekolahnya tidak dikelola
sebagaimana mestinya. Kondisi ini mengindikasikan sebagian
besar perpustakaan sekolah belum memiliki karyawan yang
berlatar belakang pendidikan perpustakaan, dokumentasi dan
informasi (pusdokinfo). Di samping itu, tidak profesional dalam
menempatkan tenaga sebagai pengelola perpustakaan sekolah.
Akaibanya, perpustakaan sekolah seperti ini tidak mungkin
diandalkan untuk memberikan layanan perpustakaan secara baik
dan makasimal. Jika layanan yang diberikan itu rendah, maka
akibatnya pemanfaatan koleksi perpustakaan oleh pemakai juga
rendah. Sehingga bagaimanapun komplitya koleksi suatu
perpustakaan sekolah tanpa disukung oleh layanan yang
berkualitas akan menyebabkan koleksi tidak dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin. Oleh sebab itu untuk tercapainya fungsi
dan tujuan perpustakaan sekolah sebagaimana yang ditetapkan
tentunya pihak sekolah menempatkan tenaga sebagai pengelola
perpustakaan harus benar-benar mampu mengelola dan
mengoperasikan perpustakaan. Mereka memiliki beban tugas dan
tanggung jawab yang berat dibandingkan sebagai pelaksana
administrasi teknis pada umumnya. Seorang guru atau tenaga
administrasi sekolah yang ditugaskan sebagai pengelola dan
mengoperasikan perpustakaan sekolah harus menguasai
manajemen perpustakaan, mampu mengikuti perkembangan
kurikulum, memiliki kemampuan/jiwa mendidik dan
mengaplikasikannya dalam bentuk bimbingan membaca serta

12
harus dapat melaksanakan hal-hal/urusan teknis pengelolaan
perpustakaan7 .
3. Anggaran Perpustakaan
Anggaran adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakaan, tanpa
anggran perpustakaan tidak mungkin dapat dikelola dan dioperasikan
dengan sempurna, meskipun sistemnya bagus dan pustakawannya
bermutu. Maka, semua pustakawan harus mau dan mampu ikut ambil
bagian dalam perencanaan biaya yang diperlukan. Untuk
mengoperasikan suatu perpustakaan, paling tidak untuk keperluan satu
tahun. Setiap perpustakaan harus membuat rencana anggaran dan
mengajukannya kepada lembaga lain yang berkewajiban memberi
anggaran kepada perpustakaan. Rincian penggunan anggaran
perpustakaan pada umumnya dikelompokkan dalam beberapa bagian
seperti:
 Operasi perpustakaan seperti pembayaran telepon, listrik dan air;
 Pengadaan alat kantor;
 Pengadaan dan pengelolaan bahan pustaka;
 Pemeliharaan bahan pustaka;
 Penyebaran informasi;
 Pemasaran dan promosi jasa pepustakaan;
 Perjalanan dinas;
 Perbaikan dan perawatan gedung;
 Perbaikan dan perawatan alat.

7 Yooke Tjuparmah S. Komaruddin, 2012, “Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan ”,


EduLib, Vol, 2, No. 2, https://ejournal.upi.edu/index.php/edulib/article/download/10049/6241, pada
tanggal 06 april 2020 pukul 23.23 WIB.

13
PENUTUP

Manamejen Perpustakaan Profesional merupakan upaya pencapaian tujuan


dengan pemanfaatan sumber daya manusia, informasi, sistem, dan sumber dana
dengan tetap memperhatikan fungsi & peran manajemen sesuai dengan
keahliannya (profesional).
Masei mengungkapkan ada sejumlah nilai yang pada umumnya dapat
diterima dalam manajemen perpustakaan profesional. Nilai-nilai yang dimaksud
ialah:
Kebahagiaan, adalah nilai tertinggi, bukan saja dalam manajemen,
melainkan dalam setiap aktivitas manusia. Sebab, seseorang yang merasa
bahagia akan melakukan kegiatan sepenuh hati dengan menomor duakan
imbalan materi.
Ketaatan pada Hukum, adalah suatu nilai yang selaras dengan hakikat
manajemen. Yaitu, menciptakan hukum untuk organisasinya sendiri.
Konsistensi dan kesetiaan, nilai ini sama dengan nilai ketaatan dan
kesetiaan pada hukum. Sebab, perilaku dan tata kerja para personalia organisasi,
termasuk para manajer, sudah diatur oleh peraturan organisasi mereka.
Integritas, integritas pribadi adalah suatu nilai yang sangat dibutuhkan,
terutama oleh para pemimpin. Sebab, seorang pemimpin akan selalu ada di
tengah para anggota organisasi yang dipimpinnya. Supaya dapat diterima dengan
baik oleh para anggotanya, ia perlu memiliki integritas pribadi. Suatu pribadi
yang dapat berbaur dengan pribadi-pribadi lainnya dan mampu beradaptasi
dengan segala macam pribadi.
Implementasi dari manajemen perpustakaan sekolah dalam pendidikan,
yaitu: Kepemimpinan Manajemen Perpustakaan Sekolah; Fasilitas dan Sumber
Daya Manusia (SDM); dan Anggaran Perpustakaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo, Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional, (Yogyakarta:


Diva Press, 2012)

Herlina, Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Palembang: IAIN Raden Fatah


Press, 2012)

Ibid., hal 30

Lasa HS, Manajemen Perpustakaan, (Yogyakarta: Gama Media, 2005)

Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan, (Jakarta: Sagungseto, 2006)

Sutarno NS, Op.Cit., hal. 20

Yooke Tjuparmah S. Komaruddin, 2012, “Manajemen Sumber Daya Manusia


di Perpustakaan”, EduLib, Vol, 2, No. 2,
https://ejournal.upi.edu/index.php/edulib/article/download/10049/6241, pada
tanggal 06 april 2020 pukul 23.23 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai