Anda di halaman 1dari 26

Profesionalisme Supervisi Pendidikan

Dosen Pembimbing
Tuti Andriani,S.Ag.,M.Pd.Dr.
Mata kuliah
Profesionalisme Tenaga Administrasi Pendidikan
Oleh:
KELOMPOK : III
MUHAMMAD AFDHAL : 11810313044
MURNIATI : 11810323385
RITA ANDRIANI : 11810323302
SAVIRA OKTAVIANI : 11810322658
SRI WULANDARI : 11810322615
YOGI NOVANDRA : 11810313541
ZAIDIL MURSAL : 11810312648
KELAS: AP3C
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.


Puji syukur dengan setulus-tulusnya dipersembahkan kehadirat Allah SWT
yang telah mengutus rasul nya nabi Muhammad SAW membawa agama islam yang
dapat mengantarkan manusia kepada kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Dalam
kesempatan izin kan kami agar dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “profesionalisme supervisi pendidikan”. Shalawat beriring salam tak lupa
kita hadiahkan kepada junjungan alam yakni nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari alam kebodohan hingga menuju kealam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan, untuk itu kami mohon
maaf atas kesalahan dalam penyusunan makalah, dan demi menghasilkan makalah
yang lebih baik, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami susun dengan sebaik-baik nya, mudah-mudahan
bisa bermanfaat dalam menambah wawasan pembaca.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuhu.

Pekanbaru, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan Permasalahan .................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Pengertian Profesional dan profesionalisme supervisor ............................................... 3
B. Peran Supervisor dalam Sistem Pendidikan ................................................................. 3
C. Kompetensi Dasar Supervisi Pendidikan ...................................................................... 6
D. Kompetensi Pendekatan Supervisi Akademik .............................................................. 8
E. Hakikat Supervisi Pendidikan ..................................................................................... 12
F. Teknik atau Metode Supervisi Pendidikan ................................................................. 16
BAB III ................................................................................................................................... 20
PENUTUP .............................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 20
B. Saran ........................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dengan sengaja
direncanakan untuk mencapai tujuan tang telah ditetapkan . karena pendidikan
merupakan salah satu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia.
Pendidikan sangat berperan penting terhadap kehidupan manusia.
Sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang 1945, dimana salah satu
tujuan nasional yang ingin dicapai bangsa Indonesia adalah mencardaskan
kehidupan bangsa . Bangsa yang berhasil adalah bangsa yang bisa
memberikan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, salah satu upaya yang
dilakukan untuk memajukan ilmu pengetahuan adalah dengan cara
memajukan pendidikan.
Mutu pendidikan sangat tergantung pada komponen-komponen yan
terdapat dalam pendidikan, diantaranya yang sangat mmpengaruhi berhasil
tidaknya pendidikan adalh tergantung sari kualitas guru. Oleh karena itu
pemerintah mengambil kebijakan menerbitkan UU No.14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen, yang pada intinya meningkatkan kualitas guru dan dosen
.1Guru yang profesinya adalah guru bukan hanya guru untuk siswa, tetapi juga
sebagai pendidik, sifat dan karakter siswa karena guru merupakan orang tua
bagi siswa disekolah selain itu masyarakat juga dapat mempengaruhi
meningkatnya mutu pendidikan.
Oleh karena itu seorang supervisor yang bertugas dalam mengawasi
guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan mutu pendidikan karena
guru juga harus diawasi, supervisor tersebut memiliki bagian sebagai
supervisor itu sendiri, guru sebagai tugas tambahan menjadi supervisor dan
kepala sekolah sebagai supervisor.

1
Sri Banun Musllim, supervisi pendidikan meningkatkan kualitas guru,
(Bandung:Alfabeta,2010),hal.4

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita ambil beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Pengertian profesionalisme, supervisor, supervisi, profesionalisme
supervisi pendidikan ?
2. Apa saja peran supervisi pendidikan?
3. Apa saja kompetensi dasar supervisi pendidikan?
4. Apa saja pendekatan supervisi pendidikan?
5. Bagaimana hakikat supervisi pendidikan?
6. Bagaimana teknik atau metode supervisi pendidikan?

C. Tujuan Permasalahan
Dari rumusan masalah diatas dapat kita ambil beberapa tujuan masalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian profesionalisme, supervisor, supervisi,
profesionalisme supervisi pendidikan
2. Mengetahui apa saja peran supervisi pendidikan
3. Mengetahui apa saja kompetensi dasar supervisi pendidikan
4. Mengetahui apa saja pendekatan supervisi pendidikan
5. Mengetahui bagaimana hakikat supervisi pendidikan
6. Mengetahui bagaimana teknik atau metode supervisi pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesional dan profesionalisme supervisor


Profesional merupakan kompetensi pelaksanaan tugas dan fungsi dengan
baik dan benar serta harus berkomitmen kepada anggota dari profesi untuk
meningkatkan kemampuan setiap karyawan. Profesional memiliki arti seorang
yang terampil, handal dan harus bertanggungjawab untuk menjalankan
perannya (profesinya). 2
Supervisi berasal dari kata “super” yaitu atas dan “vision” artinya melihat
atau meninjau apa yang dilakukan oleh seorang top manager terhadap
tanggung jawab, wewenang, aktivitas dan kreativitas yang dilakukan
bawahan.3 Sedangkan supervisor adalah orang yang melakukan supervisi,
yaitu sebagai kegiatan yang dilaksanakan oleh atasan sebagai pejabat
berkedudukan tinggi disebuah lembaga atau lembaga pendidikan.4Jadi dapat
ditarik kesimpulan profesionalisme supervisor adalah kemampuan serta
kompetensi supervisor yang benar untuk komitmen terhadap profesi yang
dimiliki dan kereatifitas serta handal untuk meningkatkan kinerja setiap
karyawannya.

B. Peran Supervisor dalam Sistem Pendidikan


Kegiatan utama dari sebuah pendidikan di sekolah adalah pembelajaran, jadi
supervisor dalam melakukan administrasi supervisi yang merupakan proses yang
dirancangnya secara spesial untuk mengarahkan proses belajar mengajar. Seluruh
kegiatan organisasi yang berada di sekolah berfokus pada pencapaian efesien dan
efektif pembelajaran. Dan supervisor sangat di harapkan dapat membuat administrasi

2
Boimz Soujiro Sagara, Pengertian Profesionalisme dan Ciri-cirinya Kode Etik dan Ciri-ciri
Seorang Profesional di Bidang IT, Diakses dari http://boimzenji.blogspot.com/2013/04/pengertian-
profesionalme-dan-ciri.html?m1, Pada tanggal 18 November 2019, Pukul 16:12
3
Dadang Suhardan, Supervisi Professional, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.35
4
Cut Suryani, Impelementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Vol. 6 No. 1, 2015,
Hlm. 25-26

3
secara efektif dan efesien sehingga menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar
yang lebih efektif da efesien.
Peran dari seorang supervisor itu bersifat fungsional, dimana fungsional disini
adalah memberi dukungan, membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam
menjalankan tugas nya, dan berbagi pengalaman dengan kepala sekolah dan guru-
guru, bisa dikatakan juga supervisor sebagai orang yang mengarahkan dan memberi
pelajaran dari sebuah lembaga pendidikan agar sebuah lembaga pendidikan bisa
menjalankan atau mencapai tujuan nya dengan baik.5
Dan selain prean yang sudah di jelasan di atas, ada juga peranan lain dari
supervisor, yaitu sebagai berikut.
1. Koordinator
Supervesor harus bisa menjadi koordinator dalam sebuah sekolah,
koordinator disini supervesor bisa mengarahkan dan mengatur program
belajar mengajar yang sudah direncanakan oleh suatu sekolah tersebut,
tugas dari para guru, dan beberapa program pembelajaran lain yang telah di
rencanakan oleh kepala sekolah dan para agar tidak lari dari dari
perencanaan awal untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
2. Konsultan
Konsultan disini ialah, supervisor dapat memberi bantuan kepada
kepala sekolah dan guru-guru, dan mengkonsultasikan masalah yang
dialami kepala sekolah dan para guru-guru, baik secara individu maupun
kelompok sesuai masalah yang di alaminya.
3. Pemimpin kelompok
Sebagai salah satu pemimpin kelompok, seharusnya dapat memimpin
sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompoknya, pada saat
mengembangkan dan meyusun kurikulum. Materi pembelajaran serta
kebutuhan profesiosional para guru secara bersama-sama. Didalam
memimpin para staf guru, supervisor atau pemimpin harus mampu

5
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm. 25

4
mengembangkan potensi dan menyusun kurikulum materi
pembelajarannya serta professional para guru secara bersama-sama. Maka
seorang pemimpin atau supervisor harus mengenal pribadi masing-masing
staf guru. Baik kelemahan seorang staf guru maupun kelebihan yang
dimiliki para staf guru. Serta mampu memelihara dan menimbulkan sikap
percaya diri yang besar antar sesama staf guru maupun antar anggota yang
lain dengan yang lainnya, harus memupuk sikap yang saling tolong
menolong dan juga memperbesar tanggung jawabnya.
4. Evaluator
Sebagai seorang evaluator, supervisor harus mampu membantu para
guru untuk menilai proses dan hasil belajar siswa juga dapat menilai
bagaimana pengembangan kurikulum yang ada.
Selain itu, ia juga dibantu dalam merefleksikan dirinya sendiri, yaitu
dengan konsep dirinya, ide/cita-citanya, realistis dirinya.6 Dalam
peranannya sebagai supervisor mempunyai tugas utama yaitu
meningkatkan kemampuan atau potensi yang ada pada guru dalam proses
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.7
a) Mengembangkan kurikulum
b) Pengorganisasian pengajaran
c) Pengadaan staf
d) Penyediaan fasilitas
e) Penyediaan bahan pengajaran
f) Penyusunan penataran pendidikan
g) Pemberian orientasi anggota staf
h) Pelayanan murid
i) Hubungan masyarakat
j) Penilaian pengajaran

6
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta:Gaung Persada Press,
2009) hal. 45-46
7
Kisbiyanto, Supervisi Pendidikan, (Kudus: STAIN Kudus, 2008), hlm. 32-33

5
C. Kompetensi Dasar Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah pengawas sekolah supervisi pendidikan
memiliki tugas yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan dalam
keberlangsungan pendidikan yang baik di suatu sekolah, maka seorang supervisor
harus memiliki kompetensi yang sangat bagus karena supervisor memiliki tugas
mengawasi guru dan kepala sekolah oleh karena itu seorang supervisor harus
memiliki kompetensi yang tinggi dibadingkan guru dan tenaga pendidik lainnya.
Maka dari pengertian diatas dapat kita simpulakn bahwasanya kompetensi
merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang, jadi seorang
supervisor harus memiliki kompetensi yang bagus karena seorang supervisor
memiliki tugas dalam mengawasi pendidikan disuatu sekolah, maka dari itu
seorang supervisor harus memiliki kecakapan dalam ranah pemahaman,
pisikomotor maupun sikap dalam menjalankan tugasnya, kompetensi dasar
supervisor ada enam dimensi tercatat dalam Permendiknas nomor 12 tahun 2007
yaitu sebagai berikut:
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribaadian pengawas sekolah adalah kemampuan
pengawas dalam menunjukkan kepribadian yang baik karena dalam
melakukan segala sesuatu orang akan menilai terlebih dahulu bagaimana
kepribadiannya, oleh karena itu seorang supervisor harus menjadi pribadi
yang :
a. Memiliki akhlak baik dan dapat diteladani
b. Memiliki tanggungjawab terhadap menjalankan tugasnya
c. Memiliki kreatifitas dalam bekerja melakukan pekerjaan
d. Memiliki keinginan yang kuat untuk belajar hal-hal yang baru,
mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi maupun seni
e. Memiliki motivasi kerja yang tinggi terhadap diri sendiri
Makna dari kompetensi kepribadian sebagaimana dikemukakan diatas
adalah sikap perilaku yang dilihatkan oleh seorang supervisor harus terampil
dalam hal berkepribadian aklah mulia dan bertanggungjawab.

6
2. Kompetensi Supervisi Manajerial
Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan pengawas
sekolah dalam melaksanakan pengawasan manajerial, pengawasan manajerial
yang dilakukan oleh seorang supervisor adalah pengawasan terhadap sekolah,
pada dasarnya memberikan pengawasan penilaian dan bantuan kepada
sekolah mulai dari penyusuna data, penyususnan rencana program sekolah
maupun data sekolah hal tersebut diawasi oleh supervaisor.
Jadi pada dasarnya kompetensi manajerial supervisi pendidikan adalah
kemampuan seorang supervisi melakukan pengawasan dalam bidang
manajerial seperti hal-hal yang berhubungan dengan administrasi sekolah,
oleh karena itu seorang supervisor harus memiliki kompetemsi manajerial
agar tugasnya dapat tercapai dengan baik.
3. Kompetensi Supervisi Akademik
Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam melaksankan pengawasan akademik yaitu melatih dan membina guru
dalam melakukan pengajaran di dalam kelas seperti proses belajar, proses
pendekatan diri kepada siswa, dan hal yang bersangkutan dengan
pembelajaran di dalam kelas. Adapun dimensi dari kompetensi ini adalah:
a. Mampu memahami konsep, prinsip, teori, karakteristik, dan
perkembangan proses pembelajaran tiap bidang atau tiap mata
pelajaran
b. Mampu membimbing guru dalam menyusun silabus tiap biang
pengembangan atau mata pelajaran pada sekolah berdasarkan
standar isi, standar kompetensi, dan kompeensi dasar, dan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
c. Mampu membimbing guru dalam memilih dan menggunakan
strategi/teknik/metode pembelajaran atau bimbingan yang
dapat mengebangkan berbagai potensi siswa melalui bidang
pengembangan atau mata pelajaran.

7
4. kompetensi Penelitian Pengembangan
a. menguasai berbagai metode penelitian
b. mengetahui tugas pengawas yang penting untuk diteliti untuk
keperluan tugas maupun tidak
c. menyusun proposal penelitian kualitatif maupun kuantitatif
d. melaksanakan penelitian pendidikan untuk memecahkan masalaj
e. mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
f. menulis karya tulis ilmiah dalam bidang pendidikan
g. memberikan pendidikan kepada guru tentang perencanaan pelaksanaan
pengajaran di dalam kelas maupun di sekolah
5. kompetensi sosial
a. aktif dalam kegiatan sosial antara masyarakat di lingkungan sekolah
atau antar masyarakat di sekolah
b. bekerja sama untuk meningkatkan kualitas diri dalam melakukan
tanggungjawab
6. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
a. menyusun indikator dan kriteria pembelajaran atau bimbingan di
sekolah
b. membimbing guru untuk menentukan aspek apa saja yang digunakan
untuk penilaian pada siswa
c. menilai kinerja kepala sekolah dan tenaga kependidikan dalm
perbaikan mutu agar pendidikan lebih baik kedepannya
d. memantau pelaksanaan pembelajaran serta menganalisisnya agar
kedepannya pendidikan dapat lebih baik

D. Kompetensi Pendekatan Supervisi Akademik


Untuk menjalankan perannya seorang supervisor pendidikan selain
mengusai kompetensi dasar guru, supervisor juga harus menguasai
pendekatan supervisi pendidikan. Ada beberapa pendekatan supervisi
pendidikan yang harus dikuasai oleh sepervisor diantaranya adalah:

8
1. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik yaitu salah satu pendekatan yang
dilakukan supervisor. Timbulnya pendekatan ini dari keyakinan
bahwa orang yang disupervisi (kepala sekolah dan guru) tidak
boleh diperlakukan seakan-akan sebagai alat untuk meningkatkan
mutu belajar mengajar dan pengelolaan kelembagaan mekanistik,
yaitu seperti robot yang diperintah sesuka-hati oleh supervisor.
Dalam proses pembinaan, kepala sekolah dan guru mengalami
perkembangan secara terus-menerus. Tugas supervisor adalah
membimbing kepala sekolah dan guru agar dapat berdiri sendiri.
Belajar dilakukan melalui pengamatan dan pemahaman dengan
pengalaman yang nyata. Dengan pendekatan ini, supervisor
percaya bahwa kepala sekolah dan guru dan menganalisis dan
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam mengelolah
lembaga pendidikan di sekolah yang sudah menjadi
tanggungjawabnya.
2. Pendekatan Kompetensi
Pendekatan ini bermakna bahwa guru harus mempunyai
kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Pendekatan ini
didasarkan atas asumsi tujuan supervisi adalah membentuk
kompetensi yang harus dikuasai guru. Tugas supervisor adalah
menciptakan lingkungan yang sangat terstruktuk sehingga secara
bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntun dalam
mengajar.
Berikut teknik kompetensi yang menggunakan pendekatan
kompetensi adalah:
a. Menetapkan kriteria untuk kerja yang dikehendaki
b. Menetapkan target kerja
c. Menentukan aktivitas untuk kerja
d. Memonitor kegiatan untuk mengetahui unjuk kerja

9
e. Melakukan penelitian terhadap hasil monitoring
f. Adanya pembicaraan akhir
Membicarakan hasil evaluasi adalah langkah penting.
Pembicarakan ini menyangkut diskusi secara instensif
mengenai target dan supervisor harus memusatkan perhatian
guna untuk membantu guru melihat secara positif hasil
penelitian itu.
3. Pendekatan Profesional
Asumsi dasar pendekatan profesional ini merujuk pada fungsi
utama guru yang menuntut profesinya adalah melaksanakan
pengajaran dan tugas utama profesi guru. Maka dari itu, sasaran
supervisi dalam pembinaan terhadap guru mengarahkan dalam hal-
hal mengenai tugas mengajar, bukan tugas dan bersifat
administrative, pendekatan ini muncul dilatar belakangi dengan
permasalahan berikut:
a. Guru mengalami kesulitan di dalam menyusun persiapan
mengajar, melaksanakan pengajaran, mengelola kelas dan
mengelola murid, sehingga dari kegiatan belajar-mengajar
diselenggarakan di kelas kurang menghasilkan
pengetahuan, keterlampilan dengan sikap sesuai yang
dirumuskan dalam tujuan belajar.
b. Terdapat kecenderungan penekanan materi pengajaran
terhadap aspek kognitif rendah sehingga kurangnya
pengembangan proses berfikir
c. Kurang memperhatikan perbedaan peserta didik secara
personal atau individual, sehingga mereka yang lambat
tidak bisa mengikuti alur pelajaran sedangkan yang
berkemampuan lebih bisa mencapai hasil yang diinginkan
atau hasil yang optimal.

10
4. Pendekatan Klinis
Pendekatan klinis adalah proses belajar guru untuk bertumbuh
dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar yang
dilakukan oleh guru tersebut yang bersifat individual. Mka dari itu,
sosialisasi harus dilakukan terhadapat guru dengan cara face to face
atau tatap muka secara personal.8
Secara bahasa klinis berasal dari kata klinik yaitu merupakan
organisasi kesehatan yang bergerak dalam menyediakan pelayanan
kesehatan kuratif (diagnosis dan pengobatan). Hal ini sama halnya
ketika dokter menghadapi pasien, dokter tidak terburu-buru
memberikan resep atau obatnya. Awalnya dicari terlebih dahulu
sebab-sebab dan jenis penyakitnya dengan menanyakan keluhan
kepada pasien tersebut. Setelah dokter mendapatkan gambaran yang
jelas penyebabdan kondisi pasien, laludokter memberikan saran
bagaimana yang baik agar penyakit tersebut tidak semakin parah dan
pada saat itu pula dokter memberi resep untuk obatnya.
Begitu juga dengan pendekatan klinis terhadap supervisor
pendidikan yaitu dipokuskan untuk memperbaiki pembelajaran
melalui siklus sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan
analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar yang
sebenarnya dengan mengadakan modifikasi rasional. Dan pada
hakikatnya supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran
atau dapat disebut bagian akademik , hanya sajadalam pendekatan ini
ebih ditekankan mengenai sebab-sebab dan kelemahan yang terjadi
pada saat proses belajar-mengajar terjadi sekaligus bagaimana cara
untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan dari setiap tenaga
pendidik.9

8
Nur Aeda, Pengawas Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014) hlm.231
9
M Nurcholiq, Supervisi Klinis, Jurnal evalusi Vol.1 No. 1, 2017. Hlm 4-5

11
E. Hakikat Supervisi Pendidikan
1. Pentingnya Supervisi
Sudah kita ketahui bersama bahwa supervise adalah salah satu upaya
dalam meningkatkan kualitas dan mutu belajar mengajar di suatu instasi atau
lembaga pendidikan. Dalam suatu instasi perlu menerapkan atau tahu
bagaimana meningkatkan kualitas itu sendiri dan yang harus di lakukan oleh
seorang pendidik adalah mengikuti sesuai ketentuan zaman yang semakin
tahun semakain maju, maksudnya adalah suatu kepala sekolah harus terus
memperhatikan setiap sisi dari perkembangan zaman setiap tahunya.Bukan
hanya itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam meningkatkan
kuliatas pendidikan.
Pertama dalam suatu instasi bahwa jika akan menyelenggarakan
pendidikan harus memerlukan kerjasama.Dalam hal ini perlu di perhatikan
karena keterlibatan atau menyangkut orang-orang yang akan meningkatkan
kuliatas sekolah itu sendiri dan dengan merequt orang-orang yang memang
ahli di bidangnya mereka mampu mengeluarka ide-ide dan keahlian serta
kedesiplinan ilmu yang beragam. Dengan keaneka ragaman itu suatu
kerjasama akan bener-benar terpadu, sehingga apapun yang di laksanakan
oleh pihak sekolah akan bersangkutan kegiatan dengan pihak guru yang lain.
Dalam konteks ini, supervises sanagat di butuhkan atau berperan aktif untuk
menunujukan jalan yang jelas dalam keterpaduan program yang saling bekerja
sama.
Kedua bahwa sesungguhmya dan kenyataanya banyak guru yang memilki
kelebihan potensi dan kemempuan yang besar dari pada di buatanya.Dan
dalam hal ini di perlukan pembinaan-pembinaan sehingga kemampuan guru
dalam melakukan tugasnya dengan baik,dan seoptimal mungkin dengan
adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh seorang guru.
Ketiga dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas seorang guru pasti
mengalamai kesulitan atau hambatan yang dapat mengurangi kualitas kerja
yang dimililiki seorang guru. Hambatan-hambatan itu bisa berupa kesulitan

12
dalam merumuskan tujuan atau kompetensi pembelajaran,kesulitan dalam
menetapkan metode, tehnik atau strategi yang akan di laksanakan,dan hal
yang lain sangat erat kaitan dalam menghadapi masalah tersebut.Dalam hal ini
tidak ada yang tak bisa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi,
tidak ada yang bisa memecahkan masalah para guru tersebut kevuali
supervise.
2. Tujuan supervise.
Tujuan supervise secara umum adalah memberi bantuan kepada teknisi
dan membimbing kepada para guru (staf, guru dan pengurus sekolah lainya).
Hingga para persolnalia atau para staf mampu meningkatkan kualitas
kinerjanya yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Terkait dengan itu,
Seorang Ilmuan yaitu Nawawi, menyatakan tujuan supervise pendidikan
yaitu, menilai kemampuan seorang guru dalam mendidik dalam bidang
masing-masing guna membantu mereka melaukan perbaikan-perbaikan
bilamana diperlukam dalam menunjukan kekurangan-kekurangannya agar di
atasi usaha sendiri. Dengan kata lain Supervisi bertujuan untuk menolong para
guru yang mempunyai kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Agar dengan kesadaranya sendiri dan kemandirianya untuk
berkembang dan tumbuh menjadi guru yang lebih cakap dan lebih baik dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Kemudian tujuan supervise secara khusus, Menurut Arikuntono sebagai
berikut.
a. Akan meningkatakan kualitas dan kinerja siswa sekolah dalam
melaksanakan tugas atau peranya sebagai seorang sisiwa, agar peran
peserta didik dapat terlaksana secara optimal.
b. Dapat meningkatakan kinerja mutu dan keahlian guru, sehingga dalam
membimbing peserta didik agar dapat mencapai prestasi belajar yang
baik.
c. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna demi
terlaksananya dengan baik.

13
d. Meningkatkan nilai keefektifan dan keefesinan sarana dan prasana
yang ada untuk di kelola dengan baik dalam menunjang proses belajar
mengajar siswa.
e. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya mendukung
terciptanya kualitas suasana kerja secara baik dan optimal.
f. Meningkatkan kualitas situasi komunikasi antar murid dan wali murid
secara optimal sehinga terciptanya suasana yang kondusif.
3. Prinsip-Prinsip Supervisi
Menurut Sagala ada eman prinsip yang harus terpenuhi dalam
melaksanakan supervise pendidikan.
a. Ilmiah, yaitu kegitan supervises yang di laksanakan dalam
menggabungkan beberapa instrument dan sarana dan prasarana yang
di lakukan secara otomatis sehingga dapat menjadikan sumber
informasi dalam melaksanakan evaluasi terhadap proses belajar
mengajar.
b. Koperatif, Supervisi pedidikan di laksanakan atas kerjasama antar
supervesor dan orang yang di supervise, dalam hal ini supervesor
harus mampu atau harus bisa berinteraksi/berkomunikasi secara
langsung dengan supervise dan masyarakat dan yang berkepentingan
dengan sekolah, agar lebih mudahakn meningkatkan atau kendala-
kendala yang di hadapi oleh pendidik.
c. Konstruksi dan Kreatif, dalam hal ini supervise harus mempu
membina dan mengembngkan para pendidik agar terciptanya situasi
belajar mengajara yang kreatif dan inovatif.
d. Realistis, pelaksanaan supervise pendidikan harus
memepertimbangkan dan memperhatikan selalu berfikir logis dalam
mengambil keputusan dan memberi saran atau masukan kepada
pendidik segala sesuatu yang benar-benar ada di dalam situasi dan
kondisi yang objektif.

14
e. Progresif, setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari ukuran
dan perhatian atau selalu memperhatikan setiap proses itu, apa yang
akan dilakukan seorang pendidik yang mana dalam pelaksanaanya
mampu melahirkan pembelajaran yang baik atau optimal dalam
pembelajarannya.
f. Inovatif, program supervise pendidikan selalu melakukan perubahan-
perubahan dengan memberikan saran atau penemuan baru dalam
meningktakan mutu atau kualitas pendidikan.
4. Pembinaan dan Supervisi dalam pendidikan.
Dalam hal ini ada yang di perhatikan upaya untuk melakukan
pemebaharuan secara optimal dan global disegala aspek. Adapun aspek dalam
pembaharuan sekolah yaitu manajemen sekolah, SDM, budaya sekolah,
pembiayaan proses belajar mengajar, sarana dan prasarana. Kemudian adapun
supervise dalam perubahan sekolah yaitu.
a. Menciptakan atau memberi bantuan dan dukungan atau dorongan
kepada guru atau staf yang terlibat dalam proses belajar mengajar,
dalam pemebaharuan utama dalam bagi mereka sendiri sebagai
bagaian dari sekolah tersebut.
b. Sama-sama memberi bantuan dan dukungan efektif dan motivasi
kepada kepala sekolah dan seluruh unsur sekolah menuju
inovasi/perbaikan.
Untuk melakukan pembaharuan atau inovasi dalam dunia
pendidikan. Maka persyaratan-persyaratan harus di lakukan adalah
adanya perhatian terhadap perubahan iklim dan budaya-budaya yang
menunjang atau membantu adanya perubahan, maka upaya yang harus
dilakukan oleh supervisor adalah bekerjasama dalam berbabagai
orang-orang yang bersangkutan. Hal mendasar dari setiap kegiatan
adalah semakian meningkat kualitas dan perubahan kearah yang yang
lebih baik dan benar. Demikiannya kegiatan supervsisi pendidikan,

15
fakor utama berorientasi untuk malukan perubahan serta perbaikan
baik yang berkaitan dengan akademik dan administrasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa supervise
dalam dunia pendidikan sangat di butuhkan. Hakikat supervisi itu
sendiri adalah suatu upaya bersama yang dilakukan untuk perbaiakan
belajar mengajara dalam kerjasama yang baik dan prinsip-prinsip
ilmiah. Pelaksanaan supervise yang d lakukan dengan baik dan
berhasil akan berpengaruh secara signifikan bagi sekolah itu sendiri
terhadap perubahan ke arah yang lebih baik atau meningkatakan nilai
pendidikan. Meskipun Supervisi bukanya satu-satunya yang dapat
merubah yang lebih baik lagi, namun kegiatan supervisi salah satu
factor yang telah berkontribusi melakukan perbaikan pendidikan yang
itu hanya perubahan terhadap kulitas dari kinerja guru dan proses
pembelajaran.

F. Teknik atau Metode Supervisi Pendidikan


Teknik atau metode supervisi pendidikan ada sepuluh yaitu : kunjungan
kelas, pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar,
kunjunngan kelas antar guru, pengembangan kurikulum, buletin supervisi,
perpustakaan profesional, lokakarya, dan survey sekolah-masyarakat.
1. Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas atau observasi kelas ini biasanya supervisor
mengamati guru yang mengajar didalam kelas. Supervisor memperhatikan
semua faktor yang terjadi didalam kelas, baik itu metode pengajarannya,
teknik mengajarnya serta sejauh mana pertumbuhan murid di sebuah kelas
tersebut. Tujuan observasi kelas adalah menolong guru dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan yang dialaminya saat mengajar.
Setelah selesai melakukak kunjungan/observasi ke kelas, supervisor
dan guru dapat menyusun program yang baik dalam hal kegiatan belajar
dikelas. Sebelum melakukan observasi tentunya dipersiapkan kerja sama

16
antara supervisor dan guru yang bersangkutan dan dilaksanakan dengan
disertai budi bahasa yang baik diantara keduanya.
2. Pembicaraan Individual
Pembicaraan individual dapat dilakukan sebelum atau setelah
kunjungan/observasi kelas. Supervisor dan guru bertemu secara langsung dan
mereka membahas mengenai bagaimana kondisi dikelas dan bagaimana
mengatasi kendala-kendala yang dialami oleh guru tersebut dalam mengajar
dikelas.
Jadi dapat disimpulkan teknik/metode pembicaraan individual
bertujuan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan guru dalam kegiatan belajar
mengajar dikelas, baik yang ditimbulkan oleh guru itu sendiri maupun
komponen-komponen lainnya.
3. Diskusi Kelompok
Teknik/metode ini adalah suatu kegiatan yang membuat perkumpulan
dalam rangka bertukar pikiran dan berusaha mencapai suatu keputusan
bersama-sama mengenai masalah-masalah yang dihadapi. Kegiataan ini
mengambil beberapa pertemuan staf pengajar, seperti diskusi panel, seminar,
lokakarya, konferensi, kelompok studi, pekerjaan komisi, dan kegiatan lain
yang bertujuan untuk membicarakan dan menilai masalah atau kendala yang
dihadapi dalam segala bentuk pendidikan dan pengajaran.
4. Demonstrasi Mengajar
Demontrasi mengajar adalah suatu teknik/metode yang dilakukan oleh
seseorang yang ahli atau mempunyai kemampuan dalam hal mengajar lalu
diperlihatkan setelah itu di contoh oleh para guru. Tujuan dari teknik ini
adalah memberi contoh bagaimana cara melaksanakan proses pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi dan situasi kelas, serta media pembelajarannya,
pendekatan-pendekatan yang seharusnya dilakukan dalam mengajar.
5. Kunjungan Kelas Antar Guru (intervisitrasi)
Kegiatan kunjungan kelas antar guru atau intervisitrasi dilakukan oleh
guru itu sendiri mengunjungi guru lain yang sedang mengajar didalam kelas.

17
Setelah melakukan kunjungan diharapkan agar guru yang mengunjungi itu
dapat memperoleh informasi baru dan mendapatkan pengalaman dari teman
sejawatnya mengenai semua yang berhubungan dengan proses pembelajaran
dikelas. Kunjungan ini biasanya direncanakan atas permintaan guru-guru.
6. Pengembangan Kurikulum
Dalam perencanaan pengembangan kurikulum biasanya menyediakan
kesempatan yang baik bagi partisipasi guru. Melalui teknik ini guru diberikan
kesempatan menyampaikan idenya menurut pengalaman-pengalaman yang
telah dilaluinya. Sehingga teknik ini efektif untu perbaikan dalam hal
mengajar dikelas.
7. Buletin Supervisi
Teknik/metode buletin supervisi merupakan alat komunikasi berupa
media cetak. Biasanya buletin supervisi isinya adalah pengumuman-
pengumuman, ikhtisar tentang penelitian-penelitian, analisis presentasi dalam
berbagai pertemuan yang berhubungan dengan pengajaran, dan perkembangan
dalam berbagai bidang studi.
8. Perpustakaan Profesional
Perpustakaan profesional merupakan salah satu sumber informasi yang
paling membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan kepada personil
pengajar di sekolah. Buku-buku, majalah, serta bacaan-bacaan tentang hal
pengajaran sangat bermanfaat dalam memperbaiki mutu guru mengajar di
kelas. Mereka bisa mengambil ilmu dari perpustakaan profesional dan
mengevaluasi diri mereka apakah sudah baik dalam menerapkan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
9. Lokakarya
Lokakarya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pertemuan
antara para ahli (pakar) untuk membahas mmasalah praktis atau yang
bersangkutan degan pelaksanaan dalam bidang keahliannya. Jadi lokakarya
disini maksudnya adalah membuat pertemuan yang dimana didalam
pertemuan itu bisa mempertemukan ide-ide, membahas masalah dan berbagai

18
macam kendala bersama atau khusus, dan untuk pertumbuhan pribadi dan
profesional dalam berbagai bidang studi.
10. Survey Sekolah-Masyarakat
Survey sekolah-masyarakat adalah sebuah studi yang kompherensip
tentang masyarakat akan membantu guru dan kepala sekolah untuk
memahami dengan lebih jelas jenis-jenis program sekolah yang akan
memenuhi kebutuhan dan kepentingan murid. Maksudnya disini adalah
masyrakat ikut serta berpartisipasi dan menilai tentang apa yang kurang dan
lebih di dalam sekolah itu dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
program-program sehingga guru dan kepala sekolah bisa mengevaluasi
kekurangan tersebut sehingga kedepannya sekolah itu dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien.10

10
Prof. Dr. Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1989) hlm 268-270

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan isi di atas dapat diambil kesimpulan profesionalisme
superviser adalah orang yang mampu memainkan perannya sebagai supervisi
dengan handal dan profesional. Maka dari itu agar dapat menjadi supervisor
yang profesional haruslah menguasai berbagai kompetensi dasar supervisor,
hal tersebut terdapat dalam Permendiknas nomor 12 tahun 2007 yaitu:
1. Kompetensi kepribadian
2. Kompetensi supervisi manajerial
3. Kompetensi supervisi akedemik
4. Kompetensi penelitian dan pengembangan
5. Kompetensi sosial
6. Kompetensi evaluasi pendidikan
Selain menguasai kompetensi dasar supervisor, supervisor juga
dituntut untuk memahami apa saja peran yang akan dilakukan serta handal
dan kreative dalam tanggungjawabnya. Dalam peran supervisor diantaranya
adalah koordinator, konsultan, pemimpin kelompok dan evaluator. Serta
mampu melakukan pendekatan humanistik, kompetensi, profesional dan
pendekatan klinis.
Hakikat supervisi pendidikan yaitu meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan serta belajar mengajar disuatu instansi atau lembaga pendidikan.
Kemudian mampu mempersiapkan berbagai teknik atau metode supervisi
pendidikan. Misalnya, kunjungan kelas, pembicaraan individual, diskusi
kelompok, demonstrasi mengajar, kunjungan kelas antar guru (intervisitrasi),
pengembangan kurikulum, buletin supervisi, perpustakaan profesional,
lokakarya dan survey sekolah masyarakat.

20
B. Saran
Setiap penulisan makalah mungkin terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah. Maka dari itu pemakalah memerlukan keritik dan saran dari para
pembaca makalah. Dan penulis menyarankan agar pembaca lebih banyak mencari
reverensi dari sumber lainnya dan membacanya.

21
DAFTAR PUSTAKA

A Piet Sahertian. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta
B sri muslim. 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Guru. Bandung:
Alfabeta

Kisbiyanto. 2008. Supervisi Pendidikan. Kudus: STAIN Kudus

Mukhtar, Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung


Persada Press
Nur Aeda. 2014. Pengawas Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada

Nurcholiq M. 2017. Supervisi Klinis, Jurnal evalusi Vol.1 No. 1. 2017, hlm. 4-5

Permendiknas Tentang Kompetensi Dasar Supervisor Pendidikan No 12 tahun 2007

S Soujiro Boimz. 2013. Pengertian Profesionalisme dan Ciri-cirinya Kode Etik dan
Ciri-ciri Seorang Profesional di Bidang IT.
http://boimzenji.blogspot.com/2013/04/pengertian-profesionalme-dan
ciri.html?m1. Diakses 23 April 2013

Suhardan Dadang. 2010. Supervisi Professional. Bandung: Alfabet

Sutisna Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan, Bandung: Angkasa

Suryani Cut. 2015. Impelementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan

Proses Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah

DIDAKTIKA Vol. 6 No. 1, hlm. 25-26

22

Anda mungkin juga menyukai