Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SUPERVISI PENDIDIKAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Administrasi
Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Nur Munajat

Di susun oleh :

Nama : Nur Amntillah

NIM : 15410036

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA


YOGYAKARTA

1
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, kesehatan dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah Filsafat Ilmu ini sehingga makalah
dengan judul “SUPERVISI PENDIDIKAN” bisa sampai ditangan anda semua
dan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.

Penulisan karya tulis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa


dukungan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, perkenankan penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga


penulisan ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Drs. Nur Munajat selaku dosen mata kuliah Administarsi
Pendidikan jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Agama Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga melalui hasil makalah ini, memberikan banyak manfaat yang


berharga bagi setiap pembaca. Saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca untuk kemajuan selanjutnya yang lebih
baik dan maksimal. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak dan mohon
maaf bila ada salah kata dalam penyusunan tugas makalah ini.

2
P
enyusu
n

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................iii

a. Latar Belakang..............................................................................iii
b. Rumusan Masalah.........................................................................iii
c. Tujuan............................................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................1

a. Pengertian Supervisi Pendidikan........................................................1


b. Tujuan Supervisi Pendidikan............................................................2
c. Fungsi Supervisi......................................................................................5
d. Prinsip-Prinsip Pendidikan Serta Macam-Macam
Supervisi..........................................................................................7
e. Metode Dalam Supervisi Pendidikan..................................................11
f. Tugas dan tanggung jawab Supervisi Pendidikan...................................11

BAB III PENUTUP....................................................................................16

a. Kesimpulan.....................................................................................16

Daftar Pustaka............................................................................................17

4
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk menigkatkan
sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
mnausia adalah dengan melalui proses pembelajaran.
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru
merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-
menerus pengembangan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan
pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang yang dididk
di lembaga pendididkan terlatih dengan baik dan qulified. Potensi sumber daya
guru tersebut perlu terus bertumbuh dan dikembangkan agar dapat melakukan
fungsinya secara potensial.
Masyarakat khususnya para orang tua siswa secara utuh menyerahkan
pendidikan anaknya kepada guru sebagai tempat untuk mengembangkan
potensinya. Hal ini membuktikan betapa penting peran seorang guru. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kinerja guru tataran institusional dan eksperiensial
adalah dengan melalkukan pengawasan/supervisi. Untuk memahami supervisi
pendidikan maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah memahami
supervisi itu sendiri. Hal inilah yang akan dipaparkan oleh pemakalah.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian supervisi pendidikan ?
2. Apa saja tujuan dan fungsi supervisi pendidikan ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip supervisi pendidikan serta macam-macam dan
jenis supervisi pendidikan?
4. Bagaimana metode dalam supervisi pendidikan ?
5. Bagaiman tugas dan tanggung jawab supervisi pendidikan

5
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian supervisi pendidikan
2. Mengetahui tujuan dan fungsi supervisi pendidikan
3. Mengetahui prinsip-prinsip supervisi pendidikan serta macam-macam dan
jenis supervisi pendidikan
4. Mengetahui apa saja metode dalam supervisi pendidikan
5. Mengetahui tugas dan tanggung jawab supervisi pendidikan

6
Bab II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi pendidikan

Secara etimologis “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang masing-
masing kata itu berarti atas dan penglihatan jadi, secara etimologi supervisi berati
penglihatan dari atas pengertian seperti itu arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi
yang melihat kedudukan lebi tinggi dari pada yang dilihat 1. Dalam bahasa inggris
supervision berarti pengawasan dibidang pendidikan. Orang melakukan pengawasan di
sebut dengan supervisi, seorang supervisi mempunyai posisi diatas atau memiliki
kedufukan yang lebih dari orang yang di supervisinya2.

Pengertian supervisi pendidikan dari beberapa ahli :

 Neagly (1980: 20) dikutip oleh Made Pirata, mengemukakan bahwa setiap
layanan-layanan pada guru yang bertujuan mengahasilkan perbaikan
instruksional, belajar dan kurikulum dikatakan supervisi. Supervisi disisni
diartikan sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru-guru dalam bidang
instruksional, belajar dan kurikulum, dalam usahanya mencapai tujuan
sekolah.
 Kimbal Willes (1956: 8) berpendapat bahwa “ supervision is an assitance in
the development of a better teching- learning situation”, yaitu suatu bantuan
dalam pengebangan peningkatan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
 N. A. Ametembun (1981: 5) meneruskan bahwa supervisi pendidikan adalah
pembiaan ke arah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang
dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntutan kearah perbaiakan situasi
pendidika pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada
khususnya.
 Sergiovanni (1971: 223) yang dikutip Made Pidarta mengemukakan
pernyataan yang berhubungan dengan suprvisi sebagai berikut. (1) supervisi
lebih kepada proses dari pada peranan, (2) Supervisi adalah suatu proses yang
digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadapa

1
Subari. Supervisi pendidikan (dalam rangka perbaikan situasi mengajar ), (Jakarta: Bumi Aksara,
1994). Hal. 1
2
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 25-26

7
asapek-aspek tujuan sekolah yang bergantung secara langsung kepada
ppersonalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah
itu3.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat supervisi


pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan provesional yang dimaksudkan
adalah segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk
berkembang secar profesional, sehinnga mereka dapat lebih maju lagi dalam
melaksanakan tugas pokonya, yaitu memperbaiki dan meningkatakan prosese
belajar murid-murid4 .

Model Hubungan supervisi, proses mengajar belajar dan hasil belajar .

Perilaku
Supervisi/Pembinaan
profesinal

Perilaku mengajar Perilaku Belajar

Hasil Belajar

Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa pengajaran sangat tergantung pada kemampuan
mengajar guru, maka kegiatan supervisi menaruh perhatian utama pada peningkatan
kemampuan provesional guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu proses
belajar mengajar. Dalam analisi terakhir, kualitas supervisi akan direfleksikan pada
peningkatan hasil belajar murid.

B. Tujuan Supervisi
Secara umum supervisi pendidikan bertujuan untuk mengontrol dan menilai
semua komponen-komponen yang terkait dalam dunia pendidikan. Bafadal
mengungkapakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah untuk membantu gru

3
Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 312-313
4
Ibid. Hal. 313

8
mengembangkan kemampuannya, mencapai tujuan pengajaran yang di canangkan untuk
murid-muridnya. Subari (1994) mengungkapkan bahwa tujuan dan tugas pokok
supervisor adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi. Lebih
kanjut diungkapkan bahwa tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Soetopo
(2001) bahwa tujuan pengawasan adalah “ (1) agar melaksanakan tugas sesuai dengan
ketentuan, prosedur, perintah yang ditetapkan, (2) agar hasil yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan, (3) agar sarana yanga ada dapat didayagunakan secara
efektif dan evisien dan (4) agar diketahui kelemahan dan kesulitan organisasi kemudian
di cari jalan terbaiknya”5.
Tujuan supervisi pendidikan menurut para Ahli yang berkennan dengan kognitif,
psikomotorikdan juga berkenaan dengan aspek afektifnya :
a. Bafadel
 Pengawasan kualitas, yaitu supervisor bisa memonitor kegiatan
prosese belajar mengajar disekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan
dengan kunjungan ke kelas-kelas secara langsung disaat guru
sedang mengajar, berbicara secara pribadi dengan guru ataupun
dengan teman sejawat ataupun dengan sebagian murid-murid.
 Pengembangan profesional, yaitu supervisor bisamembantu guru
membantu kemampuannya memahami pengajaran dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
Teknik-teknik itu tidak saja bersifat individu tapi juga bersifat
kelompok.
 Memotivasi guru, yaitu supervisor bisa mendorong guru
menggunakan kemampuannya dalam melaksankan tugas-tugas
mengajarnya mendorong guru menggembangkan kemampuannya
sendiri serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang
sungguh-sungguh terhadap tuhas dan tanggung jawabnya6.
b. N. A. Ametembun (1981: 28) merumuskan tujuan – tujuan supervisi
pendidikan dengan memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya khusus,
adapun tujuannya :

5
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 31- 33
6
Ibid. Hal. 33-34

9
 Membina kepala sekolah dan guru agar lebih memahami tujuan
pendidkika yang sebenarnya dan peranan sekolah untuk
mencapai tujuan itu.
 Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru yang
mempersiapakn peserta didiknya menjadi anggota masyarakat
yang efektif.
 Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosa secara
kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan belajar-
mengajar, serta membantu dalam hal perbaikan.
 Meningkatkan kesadan kepala sekolah dan guru serta para warga
sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratif ddan
kooperatif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
 Memperbesar ambisi guru- guru untuk meningkatkan mutu
layanannya secara maksimal dalam bidang profesinya (keahlian)
meningkatkan ‘achievenment motive’.
 Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah
kepada masyarakat dalam mengembangkan program-program
pendidikan.
 Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat
mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tuuan-tujuan aktivitas
pengembangan peserta didik.
 Menegmbangkan ‘esprit de corps’, guru-guru yaitu adanya rasa
kesatuan dan persatuan (koagulasi) antar guru-guru 7.

Dari uraian diatas adapat diambil kesimpulan mengenai tujuan


supervisi itu di bagi dalam dua macam, yaitu supervisi manajerial dan
supervisi akademik.

 Supervisi manajerial bertujuan memberi bantuan/bimbingan


kepada kepala sekolah dan staf agar lebih meningkat kinerjanya
dalam mengelola sekolah sehingga pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas satuan pendidikannya.
 Supervisi akademik bertujuan dalam membantu dan memberi
kemudahan kepada para guru untuk belajar bagaimana mereka

7
Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 316

10
untuk meningkatkan mereka guna mewujudkan tujuan belajar
peserta didik8 .
C. Fungsi Supervisi Pendidikan
a. Menurut Sweiringen
 Mengkoordinasi semua usaha sekolah
 Memperlengakapi kepemimpinan sekolah sekolah
 Memperluas pengalaman guru
 Menstimulur usaha-usaha yang kreatif
 Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
 Menganalisis situasi belajar mengajar
 Memberikan pengetahuna dan keterampilan kepada setiap anggota
staf
 Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu pendidikan
dalam peningkatan kemampuan mengajar guru9
b. Ametembun (1981) menyatakan seorang supervisor hendaknya melakukan
fungsi-fungsi sebagai berikut :
a) Penelitian
Proses penelitian ilmiah adalah sbb :
 Merumuskan pokok masalah
 Pengumpulan data
 Pengolahan data
 Konklusi hasil penelitian
b) Penilaian
c) Perbaikan
d) Peningkatan10

Fungsi pendidikan yang sangat penting yang harus diketahui oleh para pemimpin
pendidikan termasuk kepala sekolah adalah sebagi berikut :

1. Dalam bidang Kepemimpinan


a) Menyusun rencana dan policy bersama

8
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 34-35
9
Ary H. Gunawan. Admistrasi sekolah administrasi pendidikan mikro, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996). Hal. 199
10
Jasmani Asf. Dkk, op.cit., hal.41-43

11
b) Mengikut sertakan anggota-anggota kelompok (guru, pegawai
dan masyarakat) dalam berbagai kegiatan
c) Memberikan bantuan dan pertolongan kepada anggota kelompok
dalam memecahkan berbagai macam persoalan
d) Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok atau
memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok
e) Mengikut sertakan anggota dalam menetapkan persoalan-
persoalan
f) Membagi-bagi tugas dan wewenang kepada kelompok sesuai
dengan fungsi dan keterampilan masing-masing
2. Dalam hubungan kemanusiaan
a) Memanfaatkan kesalahan dan kekeliruan yang terjadi sebagai
pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun
anggota
b) Membantu mengatasi kekurangan maupun kesulitan yang
dihadapi anggota kelompok seperti dalam hal kemalasan, merasa
rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis dan sebagainya
c) Mengarahkan anggota kelompok keapada sikap-sikap yang
demokratis
d) Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antar anggota kelompok
e) Memupuk rasa saling menghormati diantara sesama anggota
kelompok
3. Dalam pembinaan proses
a) Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, nbaik
kelemahan maupun kemampuan masing-masing
b) Memelihara sikap percaya mempercayai antar sesama anggota
dan pemimpin
c) Memupuk sikap kesediaan saling tolong menolong
d) Memperbesar rasa tanggung jawab antar anggota
e) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan masalah dan
perselisihan pendapat antar anggota kelompok
f) Menguaisai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-
pertemuan lainnya
4. Dalam bidnag administarsi personal

12
a) Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan
yang sesuai dengan pekerjaan yang dibutuhkan.
b) Menempatkan personil pada tempat dan tugas yang sesuai
dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan
menigkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
5. Dalam bidang evaliuasi
a) Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secar
khusus dan terperinci.
b) Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang
akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
c) Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh
data yang lengkap, benar dan dapat diakui sesuai dengan norma-
norma yang ada.
d) Menyimpulkan dan menafsikan hasil-hasil penilaian sehingga
mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapat perbaikan11.

D. prinsip-prinsip supervisi pendidikan serta macam-macam dan jenis


supervisi pendidikan
1. Prinsip-prinsip supervisi pendidikan
Supervisi pendidikan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip tertent. Prinsi-
prinsip supervisi pendidikan secara umum ini menurut Soetopo (2001) ada
tujuh prinsip supervisi sebgai berikut :
a) Prinsip organisasional, artinya pengwasan yang dilakukan dalam
kerangka organisasi yang melingkupinya.
b) Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui
kelemahan dan kekurangan, kemudian dicari jalan pemecahan agar
manajemen dapat berjalan sesuai dengan standar dan organisasi dapat
mencapai tujuan.
c) Prinsip komunikasm artinya pengawasan dilakukan untuk menjalin
kerja sama antara atasan dan bawahan.
d) Prinsip pencegahan, artinya pengawasan dilakukan untuk mencegah
adanya kesalahan dlam mengelola komponen-komponen organisasi.

11
Ibid. Hal. 42-44

13
e) Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua
proses manajemen berada pada temoat yang telah ditetapkan
sebelumnya.
f) Prinsip objektif, artinya pengawasan dilakukan berdasarkan data
yang nyata di lapangan tampa menggunakan penilaian dan tafsiran
subjektif pengawas.
g) Prinsip kontinuitas, artinya pengawasan dilakukan secraa terus-
menerus, baik selama berlangsungnya pelaksanaan maupun setelak
pelaksanaan pekerjaan.

Lebih khusus Bafadal (2008) menyebutkan prinsip-prinsip supervisi


pengajaran sebagai berikut :

a) Mampu mneciptakan hubungan yang harmonis.


b) Harus dilakukan secara berkesinambungan
c) Harus demokratis.
d) Komporatif.
e) Konstruktif.
f) Objektif
2. Macam-macam Supervisi pendidikan
Berdasarkan sudut pandang organisasi, dibagi menjadi :
a) Pengawasan intern, yaitu pengawasan yang dilakukan terhadap unit-
unit kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan. Contoh,
kendepdiknas kotamadya/kabupaten dsb.
b) Pengawasan ekstern, yaitu pengwasan yang dilakukan oleh jajaran
organisasi. Contoh, BPK memeriksa pelaksanaan anggaran di
Kanwil, Depdiknas.

Berdasarkan pada sudut pandang waktu dibagi menjadi :

a) Pengawasan kontinu, yaitu pengawasan yang dilakukan terus


menerus selama berlangsungnya kegiatan. Hal ini dilakuakan oleh
pengawasa sebagai kegiatan ruti sehari-hari
b) Pengawasan berkal, yaitu pengawasan yang dilakukan setiap
jangka waktu tertentu, misalnya bulanan, dwibulan, triwulan dsb.
c) Pengawasan temporer, yaitu pengawasan yang dilakukan sewaktu-
waktu berdasarkan tertentu.

14
Berdasarkan sudut pandang substansi pengawasan dibagi menjadi
beberapa point :

a) Pengawasan bidang personel


b) Pengawasan bidang sarana dan prasarana
c) Pengawasan bidang akademik
d) Pengawasan bidang akademik, termasuk kurikulum
e) Pengawasan bidang opersional
f) Pengawasan bidang kesiswaan
g) Pengawasan bidang keuangan
h) Pengawasan bidang hubungan dan masyarakat
3. Tipe atau gaya supervisi pendidikan
Dalam manunaikan fungsi supervisi, seorang supervisor pendidikan
dapat memperlihatkan berbagai gaya, bentuk atau cara supervisi. Ametembun
(1981) menyebutkan bahwa gaya atau cara supervisi dibrdakan menjadi
empat macam gaya dasar pendidikan atau pengajaran yaitu: (1) supervisi
yang otokratis, (2) supervisi yang demokratis, (3) supervisi yang Laissez-
Faire, (4) supervisi yang manipulasi diplomatik. Gaya-gaya tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Supervisi yang otokratis
Seorang supervisor yang otokratis, menggangap bahwa fungsinya adalah
menentukan sendiri segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh orang-
orang yang harus disupervisinya. Iapun dengan seksama mengawasi
bagaimana keinginannya itu dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang
disupervisi dengan sebaik-baiknya.
2. Supervisi yang demokratis
Seorang supervisor yang demokratis, yakni fungsinya adalah membina
orang-orang yang disupervisi, menentukan bersama apa yang akan
dikerjakan, memikirkan bersama prosedurbdan cara-cara pelaksanaanya,
dan bekerja sama mewujudkan rencana-rencana yang telah ditetepkan
bersama, serta menilai bersama hasil-hasil yang dicapai.
Tabel perbedaan supervasi otokratis dan demokratsi 12:

No. Supervisor otokratis Supervisor demokratis


1. Beranggapan bahwa ia dapat Menyadari bahwa kemampuan
melihat dan menemukan sekian puluh anggota stafnya
12
Alfabeta. Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011). Hal. 322

15
semua segi-segi masalah yang merupakan potensi yang dapat
dihadapinya melebihi kemampuannya sendiri.
2. Tidak tahu atau tidak mau Dapat dan berusaha
memanfaatkan pengalaman memanfaatkan pengalaman
orang lain orang lain
3. Tidak dapat atau tidak bersedia Tahu bagaimana mendelegasikan
melepaskan kekuasaan dari tugas dan tanggung jawabnya
tangannya
4. Biasanya sangat tertarik pada Dapat melepaskan diri dari tugas-
pekerjaan-pekerjaan rutinnya, tugas rutin, sehingga dapat
sehingga sukar melihat mengembangkan kepemimpinan
masalah-masalah yang lebih yang kreatif
besar
5. Berprasangka terhadap ide-ide Dapat melekas mengakui dan
baru menghargai ide orang lain
6. Mempunyai sifat sebagai orang Memelihara sikap yang ramah
yang lebih tahu sebagai penolong dan penasihat
7. Tidak mau mengakui bahwa ia Selalu berusaha menerapkan
memiliki sifat-sifat yang cara-cara yang demokratis
otokratis
8. Kurang memberi kesempatan Selalu berusaha melaksanakan
kepada orang lain untuk maju tugas memimpinb adalah
sebagai pemimpin menimbulkan kepemimpinan
yang dipimpin.

3. Supervisi yang Laisse-Faire


Supervisi yang Laisse-Faire menginterpretasikan supervisi yang
demokratis dengan memberikan kebebasan, keleluasaan kepada orang-
orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.
Dan mempercayakan saja segala sesuatu kepada orang-orang yang
disupervisi untuk melakukannya. Segala sesuatu diserahkan dan terserah
kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukannya.
4. Supervisi yang manipulasi diplomatik
Seorang yang supervisor yang manipulasi diplomatik mengartikan
supervisi yang demokratis sebagai direkting yakni memberikan
pengarahan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melaksanakan
apa yang dikehendaki supervisor dengan cara-cara manipulasi (muslihat
yang halus)13.

13
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 51-52

16
E. Metode dalam supervisi pendidikan
Untuk mencapai tujuan supervisi pendidikan seorang supervor dapat
menggunakan metode yang tepat dan cocok, antara lain :
1. Metode Langsung (direct method)
Bila supervisor mneghadapi ornag-oranag yang supervisi tampa
perantara, maka diakatakan ia menggunakan metode langsung, baik
individual dan kelompok. Misalnya rapak kerja sekolah, pertemuan
guru antar bidang studi.
2. Metode tak Langsung
Bila dalam mencapai sasaran supervisi, supervisor mengadakan
kontak tidak langsung atau menggunakan alat/benda atau media
dalam pelaksanaan supervisi, maka ia mneggunakan metode tidak
langsung. Misalnya, menggunakan papan pengumuman, angket,
sisran radio14.
3. Metode Kolaboratif
Metode ini merupakan metode yang memadukan antara metode
langsung dan metode tak langsung. Pada metode ini, supervisor dan
kepala sekolah, guru dan staf sekolah bersama-sama dan sepakat
untuk menetapkan struktur, proses, dan ktiteria dalam melaksanakan
proses percakapan terhadap masalah yang di hadapi 15.
F. Tugas dan tanggung jawab Supervisi Pendidikan
1. Tugas Supervisi Pendidikan
Menurut Keputusan Menteri P & K RI No. 0134/1977, tugas supervisi
(pengawas) dalam pendidikan diperinci :
a) Mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi metode, isi,
penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan penilaian agar
berlangsung sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b) Pengendalian tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan
formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan dan pertauran perundang-undangan yang berlaku.

14
Ary H. Gunawan. Admistrasi sekolah administrasi pendidikan mikro, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996). Hal. 203
15
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal

17
c) Mengendalikan pengadaan, pengunaan, pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlakuserta menjaga agar kualitas sarana prasarana
sekolah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
d) Mengendalikan tata usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian,
urusan keuangan urusan perkantoran agar berjalan dengan ketentuan
dan oeraturan perundang-undangan yang berlaku.
e) Mengendalikann hubungan kerja sama antar masyarakat, antar lain
pemerintah daerah, dunia usaha dsb.
f) Menilai pelaksannan kerja teknis sekolah.
g) Menilai pemanfaat saran sekolah.
h) Meniali efesiensi dan efektifitas tata usaha sekolah.
i) Menilai hubungan kerja sama dengan masyarakat , antara lain,
pemerintah daearah, dunia usaha, dan lain-lain.

Tugas supervisi pendidikan terkait dengan bantuan dan


bimbingan terhadap guru di sekolah , dapat diperinci sebagai berikut.

1. Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik.


2. Membantu mengembangkan dan memperbaiki baik secara individu
maupun secara individual secara bersama-sama.
3. Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
4. Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif.
5. Membantu secara individual.
6. Memebantu grur agar dapat menilai para peserta didik dengan baik.
7. Menstrimulur guru agar dapat menilai kdiri dan pekerjaannya.
8. Membantu guru merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh
rasa aman.
9. Membanu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-
luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan bangsanya.
10. Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah16.

Sesuai dengan SK. Menpan No. 118/1996 Bab II pasal 3 ayat (1),
tugas pengawasan pendidikan disekolah umum dan penyelenggaraan

16
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 105-107

18
pendidikan di madrasah baik negeri maupun swasta yang menjadi
tanggung jawabnya. Bidang pengawasan pendidikan di lingkungan
pendidikan nasional meliputi :

1. Taman Kanak-kanak (TK)


2. Sekolah Dasar (SD)
3. Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama (SLTP)
4. Sekolah Menengah Umum (SMU)
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
6. Sekolah Luar Biasa (SLB)
Sementara pada Madrasah di lingkungan departemen agama
meliputi,
1. Raudhatul Ahfal (RA)/ Busnatul Athfal (BA)
2. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
3. Madrasah Tsnawiyah (MTs)
4. Madrasah Aliyah (MA)
5. Madrasah Diniyah (MD) baik Negeri maupun Swasta17
2. Tanggung jawab Supervisor pendidikan
Mengacu pada SK. Menpan Nomor 118 Tahun 2006 tentag jabatan
Funsional pengawasan dan angka kreditnya, dan keputusan bersama
Memdikbud Nomor 0342/0/1996 dan Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara Nomor 36 tahun 1996 tentang pelaksanaan jabatan
fungsional pengawasan sekolah dan angka kreditnya, serta PP no 19/2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dapat ditemukan tentang tugas dan
tanggungjawab pengawasan satuan pendidikan sebagai berikut.
a. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
sesuai dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil
prestasi belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c. Tanggug jawab yang pertama merujuk pada supervisi atau
pengawasan manajerial, sedangkan tamggung jawab yang kedua
merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik.

17
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 109-110

19
Sejalan dan tanggung jawab supervisi (pengawas) pada satuan
pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas, kegiatan yang harus
dilaksanakan sebagai berikut :

a. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja


sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah.
b. Melakukan monitoring pelaksanaan program sekolah dan
pengembangan.
c. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program
pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder
sekolah18 .

Matrik Tanggung jawab Supervisor Pendidikan19

Tanggung Pengawasan Akademik (Teknis Pengawasan Manajerial


Jawab Pendidikan/Pembelajaran) (Administrasi dan Manajemen
sekolah )
Inspecting - Pelaksanaan Kurikulum - Pelaksanaan
(pengawasan Mata Pelajaran kurikulum sekolah
) - Proses - penyelenggaraan
pembelajaran/praktiku administrasi sekolah
m/studi lapangan - kinerja kepala sekolah
- Kegiatan ekstrakulikuler dan staf sekolah
- Penggunaan media, alat - kemajuan
bantu dan sumber pelaksanaan
belajar pendidikan sekolah
- Kemajuan belajar siswa - kerjasama sekolah
lingkungan belajar dengan masyarakat
- Menasehati guru dalam - kepala sekolah dalam
pembelajaranbimbinga mengelola pendidikan
n yang efektif - kepala sekolah dalam
- Guru dalam melaksanakan inovasi
meningkatkan pendidikan
kompetensi - kepala sekolah dalam
profesioonal meningkatkan
- Guru dalam kemampuan
Advising pelaksanaan penilaian - profesinalisme kepala
(Menasehati) proses dan hasil belajar sekolah
- Guru dalam - menasehati staf
melaksanakan penilaina sekolah dalam
proses dan hasil belajar melaksanakan tugas
- Guru dalam administarsi sekolah
melaksanakan - kepala dan staf
18
Jasmani Asf. Dkk, Supervisi pendidikan (Terobosan baru dalam peningkatan pengawasan
sekolah dan guru), (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013). Hal. 110-111
19
Ibid. Hal. 113-114

20
penelitian tindakan sekolah dalam
kelas kesejahteraan sekolah
- Guru dalam
meningkatkan
kompetensi pribadi,
sosial, pedagogik
Monitoring - ketahanan - Penyelenggaraan
(memantau) pembelajaran kurikulum
- Pelakasaan ujian mata administrasi sekolah
pelajaran - Manajemen sekolah
- Standar mutu hasil - Kemajuan sekolah
belajar siswa - Pengembangan SDM
- Pengembangan profesi sekolah
guru - Penyelenggaraan ujian
- Pengadaan dan sekolah
pemanfaatan sumber- - Penyelenggaraan
sumber belajar penerimaan
mahasiswa baru
Coordinating - Pelaksanaan inovas - Mengoordinasi
(mengkoordi pembelajaran peningkatan mutu
nasi) - Pengadaan sumber- SDM sekolah
sumber belajar - Penyelenggaraan
- Kegiatan penngkkatan inovasi sekolah
kemampuan profesi - Mengoordinasi
guru akreditasi sekolah
- Mengoordinasi
kegiatan sumber daya
pendidikan
Reportinng - Kinerja guru dalam - Kinerja kepala sekolah
(melaporkan) melaksanakan - Kinerja staf sekolah
pembelajaran - Standar mutu
- Kemajuan belajar siswa pendidikan
- Pelaksanaan tugas - Inovasi pendidikan
pengawasan akademik

21
Bab III
KESIMPULAN
Kegiatan supervisi pendidikan merupakan proses aktivitas Untuk
meningkatkan kemapuan profesional guru, dalam jangka panjang bertujuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kemampuan belajra anak. Sasaran program
supervisi ditunjukkan langsung kepada guru yang melayani kegiatan belajar,
namun demikian program supervisi pendidikan juga memerhatikan pertumbuhan
belajar murid. Maka pada hakikatnya supervisi pendidikan pelaksanaan dapat
diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-guru. Dalam pelaksanaan
supervisi perlu pemahaman dan keterampilan yang provesional. Provesional
dalam mengorganisasi guru, mrnguasai teknik-teknik supervisi, dan memiliki
perilaku etik yang baik.

22
Daftar Pustaka
Gunawan, Ary H. 1996. Administrasi sekolah administrasi pendidikan mikro.
jakarta : Rineka Cipta
Asf, Jasmani, dkk. 2013. Supervisi Pendidikan (terobosan baru dalam peningkatan
kinerja pengawas sekolah dan guru ). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Subari. 1994. Supervisi pendidikan dalam rangka perbaiakn situasi mengajar.
Jakarta: bumi aksara
Manajemen. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

23

Anda mungkin juga menyukai