Anda di halaman 1dari 19

SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MANAGEMEN

Dosen Pengampu: Taat Kurnita Yeniningsih, S.Pd., M.Ed

Nama Kelompok:

Devania Shabrina Faiha 2006104210032

Nana Maulizar 2006104210057

Jauza Jilan 2006104210042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2022/2023
KATA PENGHANTAR

Dengan mengucapakan Alhamdulillah Hirrabil Alamin kami mengucapkan rasa puji


syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga atas izin-
Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Managemen Pendidikan
dengan judul “Supervisi Pendidikan dalam Managemen”.

Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan alam yaitu pembawa
Risalatu Rittauhid, Nabi Agung Muhammad SAW. Terima kasih penyusun ucapkan kepada Ibu
Taat Kurnita Yeniningsih, S.Pd., M.Ed selaku dosen pengampu dan terima kasih pula kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas makalah ini.

Tentunya tugas ini tidak pernah luput dari kesalahan dan kekurangan baik itu di segi
penulisan ataupun penyusunan. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan tugas ini di kemudian hari.

Banda Aceh, 7 April 2022

Kelompok VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………. 2

1.3 Tujuan Makalah………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………... 3

2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan ….……………………………. 3

2.2 Tujuan Supervisi Pendidikan……………...….…………………. 4

2.3 Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan…………………………… 5

2.4 Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan……………………………. 8

2.5 Bidang Garapan supervisi……………………………………….. 10

2.6 Peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan…………… 12

BAB III PENUTUP………………………………………………………… 13

3.1 Kesimpulan……………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem nilai yang
berkembang dalam kehidupan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan
pemahaman peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku dan
kepribadian peserta didik, mengingat perkembangan komunikasi, informasi dan kehadiran media
cetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta didik.

Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan pesera didik pada sikap,
perilaku atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi agents of modernization bagi dirinya
sendiri, lingkungan, masyarakat dan siapa saja yang dijumpai tanpa harus membedakan suku,
agama, ras dan golongan. Pendidikan diarahkan pada upaya memanusiakan manusia, atau
membantu proses hominisasi dan humanisasi, maksudnya pelaksanaan dan proses pendidikan
harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bernilai
tinggi (bermoral, berwatak, bertanggungjawab dan bersosialitas). Untuk mewujudkan capaian
tersebut, implementasikan pendidikan harus didasarkan pada fondasi pendidikan yang memiliki
prinsip learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

Guna mencapai semua itu maka dalam pelaksanaan tugas pendidik perlu adanya supervise,
maksud dari supervisi di sini adalah agar pendidik mengetahui dengan jelas tujuan dari
pekerjaannya dalam mendidik, mengenai apa yang hendak dicapai dari pelaksanaan pendidikan
tersebut. Serta mengetahui pula fungsi dari pekerjaan yang pendidik lakukan. Ini tidak lain
membantu pendidik agar lebih fokus pada tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan dan
menghindarkan dari pelaksanaan pendidikan yang tidak relevan dengan tujuan pendidikan.

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.


Pengawasan bertanggung jawab terhadap keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervisi
haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan. Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di atas,
maka diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail tentang supervisi pendidikan agar
para pendidik dapat memahami betapa perlu dan pentingnya supervisi pendidikan itu.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan supervisi pendidikan?

2. Apakah tujuan supervisi pendidikan ?

3. Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan ?

4. Bagaimana teknik-teknik dalam supervisi pendidikan ?

5. Apa saja yang menjadi bidang garapan Supervisi?

6. Peran supervisidalam evaluasi program pendidikan

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami maksud supervisi pendidikan.

2. Untuk memahami tujuan supervisi pendidikan.

3. Untuk memahami prinsip-prinsip supervisi pendidikan.

4. Untuk memahami teknik-teknik dalam supervisi pendidikan.

5. Untuk mengetahui bidang garapan supervisi

6. Untuk mengetahui peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan

Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut
: “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”. Supervisi
adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini
mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal,
material, technique, method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang
seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian
layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran.

Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, karena inspeksi lebih menekankan
kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada
persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara
guru-guru, karena bersifat demokratis. Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik menurut
asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam
perkataan itu ( semantik).

1. Etimologi

Istilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya


pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.

2. Morfologis

Supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi terdiri dari dua kata,
yaitu Super yang berarti atas, lebih dan Visi yang berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor
memang mempunyai posisi di atas atau mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang
disupervisinya.
3. Semantik

Pada hakekatnya isi yang terandung dalam definisi yang rumusanya tentang sesuatu
tergantung dari orang yang mendefinisikan. Wiles secara singkat telah merumuskan bahwa
supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi belajar agar lebih baik. Adam dan Dickey
merumuskan supervisi sebagai pelayanan, khususnya menyangkut perbaikan proses belajar
mengajar. Sedangkan Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai berikut : “ Pembinaan
yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik “.

Dengan demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan situasi


belajar mengajar yang lebih baik. Untuk itu ada dua hal (aspek) yang perlu diperhatikan :

a) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

b) Hal-hal yang menunjang kegiatan belajar mengajar

Karena aspek utama adalah guru, maka layanan dan aktivitas kesupervisian harus lebih
diarahkan kepada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar. Untuk itu guru harus memiliki yakni : 1) kemampuan personal, 2)
kemampuan profesional 3) kemampuan sosial (Depdiknas, 1982).

Atas dasar uraian diatas, maka pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai berikut “
serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang
diberikan oleh supervisor ( Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainnya) guna
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar. Karena supervisi atau pembinaan guru
tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru tersebut pula “Pembinaan profesional guru“
yakni pembinaan yang lebih diarahkan pada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
profesional guru. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan
tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran
supervisi diartikan pula pembinaan guru.
2.2 Tujuan Supervisi Pendidikan

Supervisi yang baik akan menghasilkan pola kinerja yang baik, jika supervise dilakukan
dengan cara dan metode yang benar pula, tentu ini menuntut pengetahuan yang benar pula bagi
para supervisi dalam melaksanakan tugasnya.

1. Tujuan Umum Supervisi pendidikan

a) Berdasarkan Tujuan Umum Pendidikan

Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia “dewasa” yang sanggup berdiri sendiri.

b) Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional

Yaitu membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-manusia pembangunan yang


dewasa dan pancasilais.

c) Berdasarkan Tujuan Supervisi sendiri

Agar tercapai perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu
mengajar pada khususnya.

2. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan

Meliputi :

a) Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yang sebenarnya dari pendidikan dan
perencanaan sekolah dalam usaha mencapai tujuannya.

b) Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan
kesulitan-kesulitan murid dan menolong mereka untuk mengatasinya.

c) Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapi dan mempersiapkan murid-


muridnya menjadi anggota masyrakat yang efektif.

d) Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta


kesulitan- kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan
perbaikan.
e) Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnya dalam rangka tujuan
perkembangan anak didiknya.

f) Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yang demokratis dan guru dapat
mempelajari bersama catatan-catatan tentang kemajuan murid guna menilai keefektivan program
yang disusun.

g) Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam
bidang profesi (keahlianya).

h) Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan pengalaman-pengalamannya sendiri.

i) Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarkat agar bertambah simpati
dan kesedian masyarakat untuk menyokong sekolah.

j) Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada situasi sekolah profesinya.

k) Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik-
kritik yang tak sehat dari masyarkat.

l) Mengembangkan “profesionalisme esprit e corps” guru-guru.

2.3 Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan

Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya bertumpu


pada prinsip-prinsip supervisi. Menurut E. Mulyasa prinsip-prinsip supervisi antara lain:

1. hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis,

2. dilaksanakan secara demokratis,

3. berpusat pada tenaga kependidikan (guru),

4. dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru),

5. merupakan bantuan profesional

Dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan Piet A. Sahertian
mengemukakan prinsip supervisi antara lain :

1. Prinsip ilmiah (scientific), prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:


a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan
pelaksanaan proses belajar mengajar.

b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi,
percakapan pribadi, dan seterusnya.

c) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.

2. Prinsip Demokratis

Layanan dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan
yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.

3. Prinsip kerjasama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi ‘sharing of idea, sharing of
experience’, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh
bersama.

4. Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau
supervisi mampu mencipakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang
menakutkan.

Dengan demikian prinsip supervisi merupakan bagian yang sangat penting untuk dijadikan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan supervisi. Dalam pelaksanaan prinsip supervisi
sangat terlihat dari peran kepala sekolah sebagai supervisor atau pengawas internal bagi
sekolahnya dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya, sehingga dengan adanya
pedoman.prinsip supervisi kepala sekolah diharapkan memberikan pelayanan yang baik tanpa ada
pemaksaan kepada guru-guru atau personal.
2.4 Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan


teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam merumuskan tahapan teknik-teknik
supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis besar teknik supervisi dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu: teknik perseorangan dan teknik kelompok.

1. Teknik perseorangan

Yang dimaksud teknik persorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan,
beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk
mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau
kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.

b. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk


mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata
pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan
mengadakan kunjungan ke sekolah lain.

c. Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema
yang dialami siswa.

d. Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah,
antara lain: menyusun program semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi
kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan
media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam
bidang ekstrakurikuler.

2. Teknik Kelompok

Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan antara lain:
a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan
guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.

b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan
membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor
atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang
diperlukan.

c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui


penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa
penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah
adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah,
tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan berjalan baik. Dengan demikian seorang
kepala sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang
supervisi. Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang
telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi merupakan wujud dari kemajuan
sekolah untuk berkembang.

2.5 Bidang Garapan Supervisi

Sebagai bentuk penerapan di lapangan, hal yang dilakukan oleh supervise dalam rangka
perbaikan situasi belajar untuk menciptakan kualitas belajar antara lain sebagai berikut :

1. Memfasilitasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber daya menusia sebagai modal lembaga dalam mencapai tujuan perlu dipelihara dan
diberdayakan dengan baik. Berharganya sumber daya manusia diukur dari kinerja yang dihasilkan.
Salah satu penentu level kinerja manusia adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang ia
miliki. Dalam hal ini, supervise sebagai salah satu upaya layanan professional dalam bidang
pendidikan, harus mampu menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi pengembangan sumber
daya manusia.
Terdapat berbagai bentuk upaya pengembangan sumber daya manusia pendidikan yang bias
digunakan untuk memberdayakan sumber daya manusia. Mulai dari yang sifatnya pendidikan dan
latihan hingga pendidikan moral, motivasi dan perlakuan humanis. Supervisor harus memiliki visi
yang jauh ke depan mengenai pendidikan. Visi tersebut harus diikuti dengan persiapan-persiapan
yang matang untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan di masa yang akan datang.

2. Mendesain dan mengembangkan kurikulum

Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan layanan dan produksi pendidikan memiliki peranan
yang penting dalam upaya menciptakan produk pendidikan yang
berkualitas, marketable,kompatibel, inovatif, kompetitif, dan produktif. Upaya supervisi harus
mampu memberikan jalan yang lurus untuk mencapai hal tersebut dengan cara mendesain dan
mengembangkan kurikulum secara baik dan benar.

3. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas

Seorang supervisor dituntut untuk melakukan perubahan-perubahan proporsional dan inovatif


dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru. Seorang
supervisor harus bersedia memfasilitasi bahan dan sarana/ prasarana pembelajaran sampai quality
control layanan pendidikan. Semua aktivitas supervisi harus mengarah pada upaya peningkatan
kualitas pembelajaran.

4. Menggairahkan interaksi humanis

Interaksi yang terjadi antar warga sekolah akan mempengaruhi kinerja para staf sekolah. Interaksi
yang humanis sangat diharapka bias tercipta di lingkungan sekolah, karena suasana yang harmonis
dan humanis di antara staf akan mendukung produktivitas, efektivitas dan efisiensi capaian.
Apabila di antara staf sekolah timbul suasana yang tidak harmonis, supervisor harus berupaya kuat
untuk menciptakan jembatan-jembatan kesenjangan komunikasi humanis di antara staf sekolah.
Supervisor harus memiliki inisiatif untuk menciptakan jalinan komunikasi yang efektif dan
humanis di antara warga sekolah.

5. Melaksanakan fungsi-fungsi administratif


Supervisimerupakan mesin yang menggerakkan semua aspek-aspek administrative pencapaian
tujuan. Mulai dari merencanakan, mengorganisir, sampai dengan pengawasan. Seorang pemimpin
atau manajer memiliki otoritas dan kewenangan untuk melakukan upaya-upaya supervisi.

2.6 Peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan

Sesuai dengan fungsi evaluasi, proses supervisi meliputi penelitian, penilaian perbaikan
dan peningkatan (Ametembun, 1981:25) atas upaya pendidikan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi
akan menunjukkan efektif atau efisiensinya suatu program pendidikan.

Tujuan pendidikan beserta kebijakan-kebijakan penyertanya merupakan acuan dari proses


evaluasi yang dilaksanakan. Dalam hal ini, kegiatan supervise akan melakukan pengamatan
terhadap aktivitas yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan serta dikomparasikan dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Proses supervise merupakan suatu siklus evaluasi. Dalam siklusnya Guthrie
& Reed (1991: 259), planning-bud-getting-evaluation cycle memperlihatkan keterkaitan amatan
proses penyelenggaraan program pendidikan dalam situasi sebelum, sedang, dan telah
dilaksanakan.

Dampak evaluasi akan berpengaruh pada perencanaan dan pelaksanaan. Proses it uterus
berlangsung secara silkuler. Dalam hal ini, upaya menjamin tujuan tercapai secara efektif dan
efisien dilakukan dengan melakukan evaluasi di tataran konseptual (perncanaa) dan praktis
(pelaksanaan). Dalam kajian Total Quality Management(Manajemen Mutu Terpadu), proses
evaluasi selayaknya dilakukan pada komponen input, proses transformasi, linkungan, dan output.
Jika inputnya, lingkungan, dan proses transformasinya terawasu serta terjamin maka dengan
sendirinya output yang dihasilkan juga akan baik.

Dalam aktivitas mengevaluasi, ada tiga kegiatan besar yang biasanya dilakukan supervisor, yaitu
:

1. Identifikasi tujuan evaluasi

2. Penyusunan desain dan metodologi evaluasi

3. Pengukuran
Dalam melakukan evaluasi, supervisor tidak hanya sebagai evaluator program yang hanya
memberikan rekomendasi kepada policy maker untuk membuat suatu keputusan, tetapi juga
berperan sebagai pembuat keputusan dan pelaksana putusan.

Supervisor harus bertanggung jawab terhadap kontinyuitas program yang sedang


berlangsung juga mutu produknya. Ada beberapa teknik evaluasi program yang biasanya dipakai
oleh supervisor dalam rangka mencari bahan mentah untuk tindak lanjut, yaitu dengan tes,
observasi, laporan diri, evaluasi diri dan teman sejawat.

Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh supervisor dalam melaksanakan
proses evaluasi, yaitu :

1. Komprehensif, evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh.

2. Kooperatif, untuk mendapatkan informasi yang lengkap diperlukan kerja sama antara subjek
evaluasi dan objek evaluasi. Evaluasi yang kooperatif mengindikasikan adanya kesepakatan di
antara kedua belah pihak betapa pentingnya proses eveluasi tersebut.

3. Kontinyu dan relevan dengan kurikulum. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas proses
pencapaian tujuan pendidikan senantiasa bias terus diupayakan dalam kondisi prima dan
berkualitas.

4. Objektif, tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bias mengkaburkan pengukuran dan
penilaian.

5. Humanis, supervisor harus memperlakukan subjek yang diteliti secara manusiawi, menghargai
subjek sebagai individu. Proses evaluasi yang dinamis akan mengungkap semua masalah yang
berkaitan dengan operasionalisasi pencapaian tujuan pendidikan.

6. Aman, proses evaluasi yang dilakukan hendaknya menjaga privasi individu. Semua data yang
bersifat rahasia sebaiknya tidak diekspos ke khalayak karena akan berakibat buruk terhadap kinerja
juga hubungan dengan manusia yang berujung dengan menurunnya produktifitas lembaga.

Aspek-aspek yang dievaluasi oleh seorang supervisor meliputi tiga hal yaitu :

1. Personel
Aspek yang dievaluasi mengacu pada kemampuan professional, dimensi social, dan individual.
Ketiga hal itu merupakan unsure pokok dalam produktivitas personel. Bagaimanapun, kemampuan
profesi, interaksi social, dan kualitas pribadi akan menentukan baik buruknya kinerja seorang guru.

2. Material

Aspek material berkaitan dengan evaluasi substansi bahan ajar dan variabel pendukungnya,
misalnya alat-alat pendidikan.

3. Operasional

Aspek operasional berkaitan dengan implementasi proses belajar mengajar di kelas. Supervisor
menilai dan menindaklanjuti kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru.
Bagaimana meningkatkan kemampuan didaktik metodik, memperbaiki iklim, motivasi, dan
evaluasi hasil merupakan tujuan dari evaluasi aspek operasional.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Supervisi dapat dirumuskan sebagai serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru
dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor ( Pengawas sekolah, kepala
sekolah, dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar. Karena
supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru tersebut pula.

Tujuan supervisi pendidikan digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Tujuan Umum Supervisi pendidikan

1) Berdasarkan Tujuan Umum Pendidikan

2) Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional

3) Berdasarkan Tujuan Supervisi sendiri

b. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan

3. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan

Dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan Piet A. Sahertian
mengemukakan prinsip supervisi antara lain :

a) Prinsip ilmiah (scientific), prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

b) Prinsip Demokratis

c) Prinsip kerjasama

d) Prinsip konstruktif dan kreatif

Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: teknik
perseorangan dan teknik kelompok. Teknik persorangan ialah supervisi yang dilakukan secara
perseorangan, sedangkan Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok.

5. Bidang garapan supervisi meliputi :


a) Memfasilitasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

b) Mendesain dan mengembangkan kurikulum

c) Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas

d) Menggairahkan interaksi humanis

e) Melaksanakan fungsi-fungsi administratif


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2009. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Aditya Media.

Makawimbang, H. Jerry, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011

Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada, 2009

Sahertian, A. Piet, Dasar-Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000

Subrota, Suryo, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Anda mungkin juga menyukai