Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SUPERVISI DAN GURU


Disusun untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah
SUVERSI PENDIDIKAN

Oleh:
Dede Anggraini
(020011510)

Dosen Pengampu:
Drs. Muslim, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH
DELI SERDANG-SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dalam
mata kuliah ini.
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan
kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis
terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut. Tulisan
ini dapat diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada dosen
pengampu mata kuliah yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan makalah ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini
ada manfaatnya.

Muara Bungo, 08 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. Pengertian supervise pendidikan ........................................................ 3
B. Apa saja prinsip-prisip supervisi pendidikan ..................................... 4
C. Apa tujuan supervisi pendidikan ........................................................ 6
D. Apa fungsi supervisi pendidikan ........................................................ 8
E. Jenis-jenis supervisi pendidikan ......................................................... 9
F. Objek Supervisi Pendidikan ............................................................. 10
G. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Guru Dengan Supervisi . 13
BAB III. PENUTUP ................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih
diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat
mengamalkan apa yang tertuang dalam peraturan menteri tentang
kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah
orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar
kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan
memerlukan pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan
terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk
menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan
tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan,
menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar
menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan
masalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungan dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih
baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika
supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala
sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan
efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian supervise pendidikan?
2. Apa saja prinsip-prisip supervisi pendidikan?
3. Apa tujuan supervisi pendidikan?

1
4. Bagaimana fungsi supervisi pendidikan?
5. Bagaimana Jenis-jenis supervisi pendidikan?
6. Bagaimana Objek Supervisi Pendidikan?
7. Bagaimana Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Guru Dengan
Supervisi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian supervise pendidikan.
2. Untuk mengetahui Apa saja prinsip-prisip supervisi pendidikan.
3. Untuk mengetahui Apa tujuan supervisi pendidikan.
4. Untuk mengetahui Bagaimana fungsi supervisi pendidikan.
5. Untuk mengetahui Bagaimana Jenis-jenis supervisi pendidikan.
6. Untuk mengetahui Bagaimana Objek Supervisi Pendidikan.
7. Untuk mengetahui Bagaimana Pentingnya Pengembangan Sumber
Daya Guru Dengan Supervisi.

2
1BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan
dalam dunia pendidikan. Kemudian istilah supervisi adalah sebuah kegiatan
yang mengacu kepada sebuah perbaikan dalam sebuah institusi. Banyak
para pegawai yang berkecimpung dalam sebuah institusi merasa ketakutan
ketika mendengar bahwa institusi yang bersangkutan akan dikunjungi oleh
supervisor. Anggapan masyarakat institusi supervisor adalah yang
diperintahkan oleh atasannya untuk membentak dan memarahi para
pegawai-pegawai yang sedang aktif di institusi.
Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang
berarti pengawasan/ kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan
supervisi disebut supervisor. Supervisi adalah sebagai bantuan dan
bimbingan kepada guru dalam bidanga instruksional, belajar, dan kurikulum
dalam usahanya untuk mencapai tujuan sekolah.
Ada beberapa ahli yang telah memberikan sumbangsih
pemikirannya tentang makna supervisi, diantaranya sebagai berikut :
1. Kimball Wiles merumuskan bahwa supervisi adalah sebagai bantuan
dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
2. Harold P. Adams dan Frank G.Dickey merumuskan supervisi sebagai
pelayanan/ layanan khusus dibidang pengajaran dan perbaikannya
mengenai proses belajar-mengajar termasuk segala faktor dalam situasi
itu.
3. Thomas H.Briggs dan Josep Justman merumuskan supervisi sebagai
usaha yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan
mengarahkan pertumbahan diri guru yang berkembang, secara lebih

1
safaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017, h.74-75
Ibid, h.77-78

3
efektif dalam membantu tercapainya tujuan pendidikaan dengan murid-
murid di bawah tanggung jawabnya.
Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas
untuk melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap salah satu bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan
kinerjanya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh
supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
B. Prinsip-Prinsip Supervisi
Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang
pada prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan tugasnya atau memiliki
pedoman bagi pelaksnaan tugasnya, yaitu:
1. Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)
Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus
berdasar/ berlandaskan sesuatu yang kokoh/ kuat serta dapat
dipulangkan kepadanya. Bagi bangsa indonesia Pancasila adalah
falsafah dan dasar negara kita, sehingga bagi supervisor, Pancasila
adalah prinsip fundamental. Setiap supervisor pendidikan Indonesia
harus bersikap konsisten dan konsekuen dalam pengamalan sila-sila
Pancasila secara murni dan konsekuen.
2. Prinsip Praktis
Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor
pendidikan Indonesia, maka dalam pelaksanakan sehari-hari mereka
berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.
a. Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang
supervisor agar berhasil dalam pembinaannya.
1) Supervisi harus konstruktif dan kreatif

4
Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan
pengajarn k2e arah yang lebih baik dengan mengembangkan
aktivitas, daya kreasi dan inisitaif orang-orang yang
disupervisinya.
2) Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional,
bukan berdasarkan hubungan pribadi/ konco.
3) Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.
4) Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan
kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
5) Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan
serta hubungan baik yang dinamik.
6) Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada
(Das Sein) menuju sesuatu yang dicita-citakan (Das Sollen).
7) Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri
demi kemajuan.
b. Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh
seorang supervisorr dalam pelaksanakan supervisi.
1) Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter)
kepada orang-orang yang disupervisi. Berikan argumentasi/
alasan yang rasional tentang tindakan-tindakan serta instruksi-
instruksinya. Jangan menonjolkan jabatan/ kekuasaannya agar
tidak menghambat kreativitas bawahannya.
2) Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi,
keluarga, persahabat-an dan sebagainya.
3) Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap
perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawwahannya
dengan dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat
mengharapkan hasil, mendesak dan memperkuda bawahan.

2
Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982, h.39-46

5
4) Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat
berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan segala
dalih apapun.
5) Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat
otoriter.
6) Supervisi tidak boleh menuntut prestasi diluar kemampuan
bawahannya/ cita-cita muluk-muluk yang hampa.
7) Supervisi tidak boleh egois. Tidak jujur dan menutup diri
terhadap kritik dan saran dari bawahannya.
C. Tujuan Supervisi Pendidikan
Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu
mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan
salah satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai
dari proses pelaksanaanya. Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus
dapat membantu mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang
lebih efektif. Tujuan supervisi pendidikan adalah:
1. Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan itu.
2. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan
dan masalah-masalah yang dihadapi siswannya supaya dapat membantu
siswanya itu lebih baik lagi.
3. Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang
demokratis dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional
di sekolah, dan hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersana-
sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
4. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan
serta mengembang-kan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan
tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.

6
5. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan
kelas.3
6. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat
menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan
kemampuannya secara maksimal.
7. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan
merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.
8. Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau
tidak wajar baik tuntutan itu datangnya ddari dalam (sekolah) maupun
dari luar (masyarakat).
Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
adalah sebagai berikut:
1) Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan
arah dari suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang
harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
Sebagai contoh, guru yang berkeinginan membentuk anak
didikanya menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya
ialah menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan
kecerdasan.
2) Tujuan sebagai ttitik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan
adalah hal-hal yang terletak pada jangkuan masa datang. Misalnya,
jika seorang pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi
manusia yang berakhlak mulia, tentu menekannya di sini adalah
deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang diinginkannya
tersebut.
3) Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini,
tujun pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan.

3
Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menajadi Supervisor Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2011,h. 21- 23

7
4) Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-
usaha yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang
lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang lainnya semua ini
terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.
Tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi
mengajar.
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum
supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru
dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya,
dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
D. Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:
a. Usaha tiap guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi
pelajaran menurut pandanga-nnya ke arah peningkatan. Usaha-
usaha yang bersifat individu tersebut perlu di koordinasi. Itulah
fungsi supervisi.
b. Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-
tujuan atas setiap kegiatan sekolah, termasuk program-program
sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.
c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh
dalam jabatan-nya. Oleh karena itu, guru selalu belajar terus
menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka
berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. untuk itu, perlu ada
koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan
suatu keterampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang
terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan

8
memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keteram-pilan dalam
kepemimpinan disekolah.
3. Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-
guru untuk mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui
pengalaman baru ini mereka dapat belajar untuk memperkaya
pengetahuan mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus
bisa memberi-kan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan
instruksi atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar
mengajar.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang
diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian
secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6. Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah
untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi
pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf
supervisi befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu
guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan
mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar
guru-guru
E. Jenis-Jenis Supervisi
1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran.
Yang dimaksud dengan supervisi umum disini adalah supervisi
yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara
tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti
supervisi terhadap kegiiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan
sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan
pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor

9
pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi
kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah
kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki
kondisi-kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi terciptanya
tujuan pendidikan.
2. Supervisi klinis
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya
lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang
terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung
pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau
kekurangan tersebut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada
perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap
perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intesif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang rasional. Adapun ciri-ciri supervisi klinis menurut La
sulo adalah sebagai berikut : Bimbingan supervisor kepada guru/ calon
guru bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan
yang akan di supervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan
disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama antar guru dan
supervisior.
Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai
ketrampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada
beberapa ketrampilan tertentu saja. Instrumen supervisi dikembangkan
disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak.
Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif. Meskipun
supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam
oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/
calon guru diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya.

10
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada
memerintah atau menga-rahkan. Supervisi berlangsung dalam suasana
terbuka dan supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi
perencanaan, observasi dan diskusi balikan. Supervisi klinis dapat
dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan
ketrampilan mengajar.
F. Objek Supervisi Pendidikan
Menurut Piet A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang
mencakup:
1. Pembinaan kurikulum
2. Perbaikan proses pembelajaran
3. Pengembangan Staff
4. Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru.
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian,
yakni pembinaan personil dan pembinaan non personil.
1. Pembinaan Personil
a. Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga
menjadi objek dari supervisi pendidik-an tersebut. Dan sebgai
pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu disupervisi,
karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi pendidikan
bahwa kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam
jabatannya, maka kepala sekolah harus berusaha mengembangkan
dirinya, meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta
menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda dengan
supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh seorang
pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan
supervisi guru. Namun ada perbedaan jika guru pada pelaksanaan
pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagaimana ia mampu
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang

11
sesuai dengan yang telah ditetapkan seperti pengelolaan dan
manajement sekolah.
b. Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak
pelaksanaan pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu
adanya pengawasan oleh supervisor yakni kepala madrasah yang
menyuvervisi guru. Karena guru juga manusia yang setiap saat
mengalami perkembagan dan perlu adanya pengawasan secara
berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan
kualitas profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai
seorang pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan
meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih
baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut. Pembinaan yang
dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa berupa pembinaan
secara individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga
memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda dengan guru
satu dan lainnya.
Oleh karena itulah pembinaan guru harus disesuaikan
dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu
guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran
secara benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar.
Adapun point-point yang menjadi supervisi guru antara lain adalah:
Kinerja Guru, KBM Guru, Karakteristik Guru, Administrasi Guru
dll.
c. Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah
sama. Pembinaan atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan
oleh Kepala Sekolah sama seperti guru, namun dalam staff sekolah
yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan
administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta
loyalitas terhadap pimpinan atau kepala sekolah.

12
d. Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem
pendidikan sekolah yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa
yang menjadi objek dari pelaksanaan kegitan belajar mengajar
tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi
yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah.
Siswa disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai supervisornya.4
2. Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan
Sarana dan Prasarana yaitu semua komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/1975, sarana
pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
1) Bangunan dan perabotan sekolah
2) Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan
laboratorium.
3) Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual
yang menggunakan alat penampil.
G. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Guru Dengan Supervisi
Di abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba
digital, akses informasi sangat cepat dan persaingan semakin hidup semakin
ketat, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Hanya manusia yang mempunyai sumber daya unggul yang dapat bersaing
dan mempertahankan diri dari dampak persaingan global yang ketat.
Termasuk suber daya pendidikan. Yang termasuk dalam sumber daya
pendidikan yaitu ketenagaan. Dana dan sarana dan prasarana.

4
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002, h. 89-91

13
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui
kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya
meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga
kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya
maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang profesional.
Ada dua metamofora untuk menggambarkan pentingnnya
pengembangan suber daya guru. Pertama, jabatan guru diumpamakan
dengan sumber air. Sumber air itu harus terus bertambah, agar sungai itu
dapat mengalirkan air terus-menerus. Bila tidak, maka sumber air itu akan
kering. Demikianlah bila seorang guru tidak pernah membaca informassi
baru, tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka
ia tidak mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih
menyegarkan kepada peserta didik.
Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon buah-
buahan. Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak
menyerap zat-zat makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu.
Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang.
Baik itu pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru.
Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan
profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan ouput pendidikan
yang berkualitas.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk
melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
salah satu bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan
kinerjanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang
diberikan oleh supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
2. Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih
mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi
sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.Tujuan utama
supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi
adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf
agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Seorang supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat
bantu itu dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan
pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan
oleh guru/ orang yang disupervisi sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya.
4. Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah
dalam sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk
melakukan mutasi, demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah yang
tidak becus. Begitu pula halnya dengan perubahan kurikulum yang
sangat bersifat sentralisasi yang kurang memperlihatkan perbedaan
masing-masing sekolah. Namun demikian apapun
halangannya kegiatan supervisi harus tetap dilaksanakan, walaupun
hanya sampai pada batas yang sangat bersahaja.

15
B. Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan
penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi, penulis mcnyadari bahwa tulisan ini masih jauh
dari sempuma. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna.

16
DAFTAR PUSTAKA
safaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017, h.74-75
Ibid, h.77-78

Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982, h.39-46

Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menajadi Supervisor Pendidikan, Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media, 2011,h. 21- 23

Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina


Aksara, 1988, h.134

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2002, h. 89-91

17

Anda mungkin juga menyukai