Di Susun Oleh :
Imelda Lathifah 20198211299
Izzatul Yusro 20198211309
Farisa Salsabilah 20198211311
Silvia Ayu Febriani 20198211317
Nor Irny Safitri 20198211319
Wiwit Mariati 20198211321
Eka Ayu Widiya Lestari 20198211328
Sinta Nur Isnain 20198211329
Ratih Octavia 20198211331
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan ............................................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 10
B. SARAN ........................................................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi Pendidikan merupakan usaha yang diberikan untuk guru dalam
membimbing peserta didik di sekolah agar lebih memiliki kemampuan skill yang
tinggi baik di bidang akademik maupun dibidang non akademik. Melalui supervisi
pendidikan memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru bagaimana cara mendidik
peserta didik agar lebih memiliki mental yang kuat, mampu mandiri dengan diri
sendiri, memiliki akuntabilitas yang tinggi serta berpartisipasi didalam lingkungan
baik disekolah,keluarga,maupun masyarakat sekitar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hakikat dan prinsip supervisi pendidikan ?
2. Bagaimana teknik-teknik pendekatan supervisi pendidikan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hakikat dan prinsip supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui teknik pendekatan supervisi pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
a. Ilmiah, artinya kegiatan supervisi yang dikembangkan dan dilaksanakan harus
sistematis, obyektif, dan menggunakan instrumen atau sarana yang
memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan masukan
dalam mengadakan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar.
b. Kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas dasar kerjasama
antar supervisor dengan orang yang disupervisi. Dalam hal ini supervisor
hendaknya dapat bekerjasama dengan guru, peserta didik, dan masyarakat
sekolah yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.
c. Konstrukti dan kreatif, membina para guru untuk selalu mengambil inisiatif
sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar.
d. Realistik, pelakasanaan supervisi pendidikan harus memperhitungkan dan
memperhatikan segala sesuatu yang benar-benar ada di dalam situasi dan
kondisi yang obyektif.
e. Progresif, setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari ukuran dan
perhatian. Artinya apakah yang dilakukan oleh guru dapat melahirkan
pembelajaran yang maju atau semakin lancaranya kegiatan belajar mengajar.
f. Inovatif, program supervisi pendidikan selalu melakukan perubahan dengan
penemuan-penemuan baru dalam rangka perbaikan dalam rangka perbaikan
dan peningkatan mutu pendidikan.
Dari prinsip tersebut dapat meningkat kinerja guru dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
supervisi dilingkungan pendidikan ialah bagimana cara mengubah pola pikir yang
bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu
sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan
merasa diterima sebagai subyek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu
supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obyektif.
Pelakasanaan supervisi pendidikan perlu menyesuaikan diri dengan
prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Dengan cara memahami dan menguasai
dengan seksama tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidikan
profesional yang harus melaksanakan kegiatan pengajaran dan pendidikan. Jika
sikap supervisor memaksakan kehendak, menakut-nakuti, perilaku negatif lainnya,
maka akan menutup kreativitas bagi guru. Jika sikap supervisor hanya seperti itu,
maka ia belum mengetahui tugas pokok fungsi sebagai seorang seorang supervisor.
Adapun prinsip-prinsip Supervisi pendidikan yaitu :
1 Supervisi memberikan rasa aman kepada pihak yang dusupervisi.
5
2 Supervisi bersifat konstruktif dan kreatif
3 Supervisi bersifat realistis, yaitu didasarkan pada keadaan dan kenyataan
sebenarnnya.
4 Pelaksanaan kegiatan supervisi bersifat sederhana, dalam makna tidak
menyulitkan proses, mengganggu tugas guru, bahkan melahirkan frustasi.
5 Selama pelaksanaan supervisi terjalin hubungan professional, bukan
didasarkan atas hubungan pribadi.
6 Supevisi didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak
yang disupervisi.
7 Supervisi menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung
pada administrator sekolah.
8 Supevisi memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru dan staf sekolah
lain untuk mengatasi masalah dan kesuliatan, serta bukan mencari-cari
kesalahan
9 Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung. Pihak yang
mendapat bantuan dan bimbangan tanpa dipaksa, melainkan dibukakan
hatinya agar dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk
dapat mengatasi sendiri.
10 Saran atau umpan balik supervisor kepada guru disampaikan sesegera
mungkin
11 Supervisor memberikan kesempatan kepada guru yang disupervisi untuk
mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
12 Kegiatan supervisi dilakukan secara berkala, bukan menurut minat dan
kesempatan yang dimilki oleh supervisor.
13 Suasana yang terjadi dalam supervisi berlangsung mencerminkan hubungan
yang baik antara supervisor dan yang disupervisi berupa suasana kemitraan
yang akrab.
14 Guru yang disupervisi secara terbuka mengemukakan pendapat tentang
kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimilki.
15 Semua dokumen supervisi disajikan secara tertulis dan didokumentasiakan
secara baik.
16 Dokumen supervisi yang berupa gambar, dismpan secara baik.
Karena prinsip-prinsip supervisi sebagaimana dimaksudkan diatas
merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan didalam
6
melakukan supervisi, maka hal itu perlu mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh dari supervisor.
1) Pendekatan Direktif
Pada pendekatan ini yang menonjol dari supervisor adalah tanggung jawab
supervisi lebih banyak berada pada supervisor. Supervisor menganggap bahwa
dengan tanggung jawab itu ia dapat melakukan perubahan perilaku mengajar
dengan memberikan pengarahan yang jelas terhadap setiap rencana kegiatan
yang dievaluasi.
Walaupun pola ini dianggap kurang efektif dan bahkan mungkin kurang
manusiawi karena guru tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya dan kreativitasnya, namun ada pula guru yang lebih suka
disupervisi dengan pendekatan ini. Menurut Glickman menyatakan bahwa
guru baru ternyata suka dengan pendekatan direktif, karena dengan pendekatan
ini ia berhasil memperbaiki perilaku mengajarnya.
2) Pendekatan Kolaboratif
7
berkomitmen untuk saling bertukar pembelajaran dan untuk saling
memberikan dukungan tanpa menghakimi (memvonis) dengan didasarkan
pada praktik pembelajaran mereka sendiri. Cara ini dapat mendukung dan
mempertahankan kemitraan sukarela dan terstruktur yang mana masing-masing
guru mengaitkan masukan dengan praktik sehari-hari yang tetap didampingi
secara berkelanjutan oleh pengawas sekolah sebagai supervisor.
3) Pendekatan Nondirektif
Pola ini adalah dari premis bahwa belajar adalah pengalaman pribadi,
sehingga pada akhirnya individu harus mampu memecahkan masalahnya
sendiri. Peranan supervisor di sini adalah mendengarkan, mendorong atau
membangkitkan kesadaran diri dan pengalaman-pengalaman guru. Oleh karena
itu pendekatan ini bercirikan perilaku di mana supervisor mendengarkan guru,
mendorong guru, mengajukan pertanyaan, menawarkan pemikiran bila diminta
dan membimbing guru melakukan tindakan. Tanggung jawa supervisi lebih
banyak berada pada guru . Jadi perbedaan ketiga pendekatan ini adalah terletak
pada besar kecilnya tanggung jawab supervisor dan guru pada saat proses
supervisi dengan menonjolnya perilaku-perilaku supervisi tertentu pada
masing-masing pendekatan.
Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa
yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar, tekhnik
supervisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Tekhnik perorangan
8
Teknik perorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perorangan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
b. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa
atau mengatasi prablema yang dialami siswa.
d. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah.
2. Tekhnik kelompok
Tekhnik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok.
Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Melakukan pertemuan atau rapat (meetings)
b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan tentang pengertian supervisi yang dikemukakan para ahli
diatas dapat disimpulkan bahwasanya supervisi adalah suatu layanan dan bantuan yang
diberikan dari pihak atas kepada guru-guru dan pihak sekolah dalam memperbaiki
pengajaran agar pengajaran akan lebih baik lagi.
Dalam pelaksanaanya supervisi tidak terlepas dari prinsip-prinsip yang harus
dilaksanakan,prinsip tersebut adalah prinsip ilmiah (Scientific), prinsip demokrasi,
prinsip kerja sama, prinsip konstruktif dan kreatif.
Supervisi memiliki beberapa tekhnik,tekhnik tersebut ada dua, yaitu supervisi
perorangan dan supervisi kelompok.
Dalam peranannya dalam meningkatkan kualitas mutu guru dalam mengajar
supervise mampu memperbaiki kinerja guru dalam mengajar agar lebih baik lagi dan
mampu menjalankan tugasnya dengan professional.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan yang tidak disadari penulis. Penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
semua pihak agar makalah ini lebih baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11