Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKEKAT DAN PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan)
Dosen Pembina : Drs. Ihsan Fauzan, M.Pd.I

Di Susun Oleh :
Imelda Lathifah 20198211299
Izzatul Yusro 20198211309
Farisa Salsabilah 20198211311
Silvia Ayu Febriani 20198211317
Nor Irny Safitri 20198211319
Wiwit Mariati 20198211321
Eka Ayu Widiya Lestari 20198211328
Sinta Nur Isnain 20198211329
Ratih Octavia 20198211331

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
PONDOK PESANTREN KARANGASEM PACIRAN LAMONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh


Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad saw yang kita nanti-nantikan
syafaatnya di akhir nanti.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas Mata
Kuliah Profesi Keguruan yang mana makalah ini membahas tentang “Meningkatkan
Kemampuan Diri Melalui Supervisi Pendidikan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca, supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Ihsan Fauzan, M.Pd.I
selaku dosen mata kuliah Profesi Keguruan dan semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terimakasih.
Wassalamu‟alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Lamongan, 09 April 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................................................................... 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAKIKAT DAN PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN ....................... 4

B. TEKNIK PENDEKATAN SUPERVISI PENDIDIKAN .................................................. 6

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 10

B. SARAN ........................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi Pendidikan merupakan usaha yang diberikan untuk guru dalam
membimbing peserta didik di sekolah agar lebih memiliki kemampuan skill yang
tinggi baik di bidang akademik maupun dibidang non akademik. Melalui supervisi
pendidikan memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru bagaimana cara mendidik
peserta didik agar lebih memiliki mental yang kuat, mampu mandiri dengan diri
sendiri, memiliki akuntabilitas yang tinggi serta berpartisipasi didalam lingkungan
baik disekolah,keluarga,maupun masyarakat sekitar.

Melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada guru melalui supervisi


pendidikan ini bisa meningkatkan motivasi guru didalam memberikan pengajaran
karena telah dibekali ilmu atau cara-cara mengajar yang baik, membuat guru lebih
inovatif didalam memberikan pengajaran serta memiliki strategi-strategi yang
mumpuni didalam memberikan pengajaran materi kepada peserta didik sehingga
dengan strategi yang dimiliki bisa membuat suasana di kelas lebih kondusif sehingga
peserta didik dapat menangkap materi yang diberikan dengan cepat oleh guru.

Pelatihan supervisi pendidikan yang diberikan kepada guru bisa meningkatkan


budaya organisasi seorang guru didalam lingkungan sekolah, sehingga dengan budaya
organisasi yang baik, terstruktur, terkodinir dengan guru bisa mencontohkan dengan
peserta didik sehingga peserta didik memiliki ilmu tidak hanya akademik atau non
akademik tetapi juga memiliki ilmu budaya organisasi yang baik dan benar dari guru.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hakikat dan prinsip supervisi pendidikan ?
2. Bagaimana teknik-teknik pendekatan supervisi pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hakikat dan prinsip supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui teknik pendekatan supervisi pendidikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAKEKAT DAN PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN


1. Pengertian hakekat supervisi pendidikan
Secara etimologi, istilah supervisi berasal dari bahasa inggris
supervision yang berarti kepengawasan. Pelaku atau pelaksanaannya disebut
supervisor dan orang yang disupervisi disebut subjek supervisi. Secara morfologis,
supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super (atas) dan vision (pandang, lihat , amati,
atau awasi). Supervisi, karenanya diberi makna melihat, melirik, memandang,
mengamati, atau mengawasi dari atas.
Menurut Adams dan dickey (1959) mendefinisikan bahwa supervisi
adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
Menurut Burton dan Bruckner (1955) supervisi adalah suatu tekhnik
pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-
sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut Wiles (1995) mendefinisikan supervisi sebagai bantuan dalam
pengembangan situasi belajar mengajar.
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa hakikat supervisi
pendidikan adalah usaha memberi layanan dan bantuan dari pihak atasan kepada
para guru dan pihak sekolah lainnya dalam menangani belajar para peserta didik,
untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar para peserta didik dapat belajar
secara efektif dan efisien dengan prestasi dan mutu belajar yang semakin
meningkat.
2. Prinsip prinsip supervisi pendidikan
Kemampuan mengajar guru menjadi jaminan tinggi rendahnya kualitas
layanan belajar. Kegiatan supervisi menaruh perhatian utama para guru,
kemampuan supevisor membantu guru-guru tercerimin pada kemampuannya
memberikan bantuannya kepada guru. Sehingga terjadi perubahan perilaku
akademik pada muridnya yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu hasil
belajarnya.
Pelaksanaan supervisor, apakah yang melaksanakan adalah pengawas
sekolah, penilik, atau kepala sekolah seharusnya berlandaskan kepada prinsip-
prinsip supervisi. Prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan adalah:

4
a. Ilmiah, artinya kegiatan supervisi yang dikembangkan dan dilaksanakan harus
sistematis, obyektif, dan menggunakan instrumen atau sarana yang
memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan masukan
dalam mengadakan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar.
b. Kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas dasar kerjasama
antar supervisor dengan orang yang disupervisi. Dalam hal ini supervisor
hendaknya dapat bekerjasama dengan guru, peserta didik, dan masyarakat
sekolah yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.
c. Konstrukti dan kreatif, membina para guru untuk selalu mengambil inisiatif
sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar.
d. Realistik, pelakasanaan supervisi pendidikan harus memperhitungkan dan
memperhatikan segala sesuatu yang benar-benar ada di dalam situasi dan
kondisi yang obyektif.
e. Progresif, setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari ukuran dan
perhatian. Artinya apakah yang dilakukan oleh guru dapat melahirkan
pembelajaran yang maju atau semakin lancaranya kegiatan belajar mengajar.
f. Inovatif, program supervisi pendidikan selalu melakukan perubahan dengan
penemuan-penemuan baru dalam rangka perbaikan dalam rangka perbaikan
dan peningkatan mutu pendidikan.
Dari prinsip tersebut dapat meningkat kinerja guru dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
supervisi dilingkungan pendidikan ialah bagimana cara mengubah pola pikir yang
bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu
sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan
merasa diterima sebagai subyek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu
supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obyektif.
Pelakasanaan supervisi pendidikan perlu menyesuaikan diri dengan
prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Dengan cara memahami dan menguasai
dengan seksama tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidikan
profesional yang harus melaksanakan kegiatan pengajaran dan pendidikan. Jika
sikap supervisor memaksakan kehendak, menakut-nakuti, perilaku negatif lainnya,
maka akan menutup kreativitas bagi guru. Jika sikap supervisor hanya seperti itu,
maka ia belum mengetahui tugas pokok fungsi sebagai seorang seorang supervisor.
Adapun prinsip-prinsip Supervisi pendidikan yaitu :
1 Supervisi memberikan rasa aman kepada pihak yang dusupervisi.

5
2 Supervisi bersifat konstruktif dan kreatif
3 Supervisi bersifat realistis, yaitu didasarkan pada keadaan dan kenyataan
sebenarnnya.
4 Pelaksanaan kegiatan supervisi bersifat sederhana, dalam makna tidak
menyulitkan proses, mengganggu tugas guru, bahkan melahirkan frustasi.
5 Selama pelaksanaan supervisi terjalin hubungan professional, bukan
didasarkan atas hubungan pribadi.
6 Supevisi didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak
yang disupervisi.
7 Supervisi menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung
pada administrator sekolah.
8 Supevisi memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru dan staf sekolah
lain untuk mengatasi masalah dan kesuliatan, serta bukan mencari-cari
kesalahan
9 Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung. Pihak yang
mendapat bantuan dan bimbangan tanpa dipaksa, melainkan dibukakan
hatinya agar dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk
dapat mengatasi sendiri.
10 Saran atau umpan balik supervisor kepada guru disampaikan sesegera
mungkin
11 Supervisor memberikan kesempatan kepada guru yang disupervisi untuk
mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
12 Kegiatan supervisi dilakukan secara berkala, bukan menurut minat dan
kesempatan yang dimilki oleh supervisor.
13 Suasana yang terjadi dalam supervisi berlangsung mencerminkan hubungan
yang baik antara supervisor dan yang disupervisi berupa suasana kemitraan
yang akrab.
14 Guru yang disupervisi secara terbuka mengemukakan pendapat tentang
kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimilki.
15 Semua dokumen supervisi disajikan secara tertulis dan didokumentasiakan
secara baik.
16 Dokumen supervisi yang berupa gambar, dismpan secara baik.
Karena prinsip-prinsip supervisi sebagaimana dimaksudkan diatas
merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan didalam

6
melakukan supervisi, maka hal itu perlu mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh dari supervisor.

B. TEKNIK PENDEKATAN SUPERVISI PENDIDIKAN


 Pendekatan Supervise Pendidikan

Mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan guru


untuk mempunyai wawasan yang lebih luas tentang kegiatan supervisi. Dengan
demikian, guru dapat berperan serta dalam melakukan pilihan tentang cara
bagaimana supervisor itu akan membantunya. Pendekatan itu antara lain:

Menurut Glickman ada tiga pendekatan (orientasi supervisi) yang


diterapkan supervisor didalam melakukan supervisi, antara lain :

1) Pendekatan Direktif

Pada pendekatan ini yang menonjol dari supervisor adalah tanggung jawab
supervisi lebih banyak berada pada supervisor. Supervisor menganggap bahwa
dengan tanggung jawab itu ia dapat melakukan perubahan perilaku mengajar
dengan memberikan pengarahan yang jelas terhadap setiap rencana kegiatan
yang dievaluasi.

Walaupun pola ini dianggap kurang efektif dan bahkan mungkin kurang
manusiawi karena guru tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya dan kreativitasnya, namun ada pula guru yang lebih suka
disupervisi dengan pendekatan ini. Menurut Glickman menyatakan bahwa
guru baru ternyata suka dengan pendekatan direktif, karena dengan pendekatan
ini ia berhasil memperbaiki perilaku mengajarnya.

2) Pendekatan Kolaboratif

Tugas supervisor dalam hal ini adalah mendengarkan dan memperhatikan


secara cermat akan keprihatinan guru terhadap masalah perbaikan mengajarnya
dan juga gagasan-gagasan guru untuk mengatasinya. Selanjutnya supevisor
bisa meminta penjelasan guru apabila ada hal-hal yang kurang dipahaminya.

Pembimbingan kolaboratif sebuah proses terstruktur dan berkelanjutan


antara dua atau lebih pembelajar profesional untuk memungkinkan mereka
menanamkan pengetahuan, keterampilan dari sumber-sumber ke dalam praktik
sehari-hari. Pembimbing kolaboratif adalah para pembelajar profesional yang

7
berkomitmen untuk saling bertukar pembelajaran dan untuk saling
memberikan dukungan tanpa menghakimi (memvonis) dengan didasarkan
pada praktik pembelajaran mereka sendiri. Cara ini dapat mendukung dan
mempertahankan kemitraan sukarela dan terstruktur yang mana masing-masing
guru mengaitkan masukan dengan praktik sehari-hari yang tetap didampingi
secara berkelanjutan oleh pengawas sekolah sebagai supervisor.

Pembimbingan kolaboratif merupakan aktivitas yang mendorong dan


meningkatkan cara mengajar guru, antara lain ;

a. Mengembangkan pemahaman bersama atas tujuan-tujuan tertentu.

b. Mengamati, berpendapat dan mendiskusikan praktik pembelajaran untuk


meningkatkan kesadaran.

c. Sharing pengalaman belajar bersama.

d. Membuat perencanaan pembelajaran bersama.

e. Menyusun rencana tindakan bersama.

f. Bersama-sama menganalisis pengalaman pembelajaran.

3) Pendekatan Nondirektif

Pola ini adalah dari premis bahwa belajar adalah pengalaman pribadi,
sehingga pada akhirnya individu harus mampu memecahkan masalahnya
sendiri. Peranan supervisor di sini adalah mendengarkan, mendorong atau
membangkitkan kesadaran diri dan pengalaman-pengalaman guru. Oleh karena
itu pendekatan ini bercirikan perilaku di mana supervisor mendengarkan guru,
mendorong guru, mengajukan pertanyaan, menawarkan pemikiran bila diminta
dan membimbing guru melakukan tindakan. Tanggung jawa supervisi lebih
banyak berada pada guru . Jadi perbedaan ketiga pendekatan ini adalah terletak
pada besar kecilnya tanggung jawab supervisor dan guru pada saat proses
supervisi dengan menonjolnya perilaku-perilaku supervisi tertentu pada
masing-masing pendekatan.

 Tekhnik-Tekhnik Supervisi Pendidikan

Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa
yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar, tekhnik
supervisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Tekhnik perorangan

8
Teknik perorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perorangan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
b. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa
atau mengatasi prablema yang dialami siswa.
d. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah.
2. Tekhnik kelompok
Tekhnik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok.
Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Melakukan pertemuan atau rapat (meetings)
b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan tentang pengertian supervisi yang dikemukakan para ahli
diatas dapat disimpulkan bahwasanya supervisi adalah suatu layanan dan bantuan yang
diberikan dari pihak atas kepada guru-guru dan pihak sekolah dalam memperbaiki
pengajaran agar pengajaran akan lebih baik lagi.
Dalam pelaksanaanya supervisi tidak terlepas dari prinsip-prinsip yang harus
dilaksanakan,prinsip tersebut adalah prinsip ilmiah (Scientific), prinsip demokrasi,
prinsip kerja sama, prinsip konstruktif dan kreatif.
Supervisi memiliki beberapa tekhnik,tekhnik tersebut ada dua, yaitu supervisi
perorangan dan supervisi kelompok.
Dalam peranannya dalam meningkatkan kualitas mutu guru dalam mengajar
supervise mampu memperbaiki kinerja guru dalam mengajar agar lebih baik lagi dan
mampu menjalankan tugasnya dengan professional.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan yang tidak disadari penulis. Penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
semua pihak agar makalah ini lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Juliani, Retno Djohar. "Model, Pendekatan, dan Teknik Supervisi Pendidikan Di


Perguruan Tinggi." Dinamika Sains 10.22 (2012).

Maimunah, Maimunah. "PENDEKATAN DAN TEKNIK SUPERVISI


PENDIDIKAN." Al-Afkar: Jurnal Keislaman & Peradaban 8.1 (2020): 85-
122.

Milasari, Milasari, et al. "Prinsip-prinsip Supervisi, Tipe/Gaya Supervisi,


Komunikasi Dalam Supervisi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan
Islam." Indonesian Journal of Islamic Educational Management 4.2 (2021):
45-60.

Sopian, Maulana. "Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan." (2019).

Supriadi, Bambang. "Hakikat Supervisi Dalam Pendidikan Islam." Indonesian


Journal of Islamic Educational Management 2.1 (2019): 1-11.

11

Anda mungkin juga menyukai