Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN ISLAM”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Supervisi Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Yusuf, S.Pd.i, M.Pd

Disusun oleh kelompok II :

1. Krisna yuda ( 900.21.172 )


2. Bella Sintia ( 900.21.057)
3. Nur Aisyah ( 900.21.229)

Program Studi : Pendidikan Agama Islam


Semester : VI Reguler Siang

INSTITUT SYEKH ABDUL HALIM HASAN (INSAN)

BINJAI

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua khususnya kepada penulis sehingga
penulis berhasil menyelesaikan Makalah Supervisi Pendidikan Islam tepat pada
waktunya. Penulis berharap agar kiranya makalah ini dapat memberikan informasi
dan pengetahuan serta wawasan yang baru kepada kita semua sehingga dapat kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari


kesempurnaan makalah yang seutuhnya, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu di harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak dan
Dosen Pembimbin bapak Dr. Muhammad Yusuf, S.Pd.i, M.Pd yang telah
berperan aktif dan ikut serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga
akhir. Semoga kiranya Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin
ya rabbal ‘alamin.

ii
DATAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I :PENDAHULUAN

1. Latar Belakang .................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
3. Tujuan Masalah ................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

1. Pengertian Supervisi Pendidikan ......................................................... 2


2. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Islam ......................................... 3
3. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Hadits .... 5

BAB II : PENUTUP

1. Kesimpulan .......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan merupakan Pilar terpenting dalam perkembangan kehidupan
suatu bangsa, kemajuan suatu bangsa dapat di lihat dari peran serta keberhasilan
pendidikan pada lembaga tersebut yang tercermin dalam mutu atau kualitas yang
di hasilkan. Untuk menciptakan lembaga pendidikan yang bermutu tidak terlepas
dari peran dan komitmen dari seluruh stackholder yang ada pada lingkungan
pendidikan tersebut.
Kepala sekolah sebagai tampuk pimpinan tertinggi harus mampu menjadi
leader yang baik agar mutu pendidikan dari sekolah tersebut mampu
menghasilkan output yang berkualitas dalam segala bidang, sehingga tercapai
sekolah bermutu sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Kualitas dari
pendidikan nasional salah satunya dapat dilihat dari motivasi belajar siswa di
setiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dari
pendidikan nasional salah satunya dapat ditempuh dengan meningkatkan motivasi
belajar siswa di setiap jenjang pendidikan. Dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional dengan meningkatkan motivasi belajar siswa di setiap jenjang
pendidikan tidaklah lepas dari peran seorang guru.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Supervisi Pendidikan?
2. Apa saja Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan ?
3. Apa saja Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan dalam Al-Qur’an dan Hadits?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui Pengertian Supervisi Pendidikan
2. Mengetahui Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
3. Mengetahui Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan dalam Al-Qur’an dan
Hadits

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata dasar yaitu
super yang berarti 'dari atas' dan vision yang berarti 'melihat', sehingga
supervise biasanya diartikan sebagai 'melihat dari atas'. Dalam konsep ini,
supervisi mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan
kepala sekolah, yang kedudukannya lebih tinggi atau lebih tinggi dari guru
untuk mengamati atau mengarahkan pekerjaan guru.
Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi dan
Pengawasan Pendidikan (2008) menyampaikan pengertian bahwa supervisi
pendidikan adalah suatu kegiatan pelatihan yang ditujukan untuk membantu
guru dan pegawai sekolah lainnya agar dapat melaksanakan pekerjaannya
secara efektif (Ngalim Purwanto, 2008: 65).
Suharsini Arikunto mengatakan dalam bukunya Dasar-dasar Supervisi
(2006) bahwa supervisi pendidikan adalah pelatihan yang diberikan kepada
semua staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuannya untuk
mengembangkan situasi pembelajaran dengan baik (Suharsimi Arikunto, 2006:
38).
Supervisi pendidikan atau lebih dikenal dengan istilah pengawasan atau
manajemen pendidikan mencakup konsep-konsep dasar yang saling berkaitan
satu sama lain. Konsep dasar supervise pendidikan dapat dijelaskan dengan
menggunakan beberapa hal mendasar tentang konsep supervisi pendidikan itu
sendiri. Kegiatan pendidikan berbeda dengan mengajar atau pengajaran.
Pendidikan adalah proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang guru atau
pendidik terhadap peserta didik dengan memberikan rangsangan positif yang
meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dalam pengajaran itu
sendiri hanya mencakup pengertian kognitif bahwa mengajar adalah transfer
pengetahuan tanpa sikap dan kreativitas siswa. Oleh karena itu, pendidikan
harus diarahkan atau diawasi oleh pengawas yang dapat disebut sebagai kepala

2
sekolah dan pengawas lain dari dinas pendidikan. Pengawasan di sini adalah
kerja kepemimpinan yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja pendidik dan
personel sekolah lainnya melalui pengarahan dan bimbingan yang baik, serta
memberikan kontribusi pada praktik atau metode pendidikan yang baik dan
professional.

B. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN


Supervisi pendidikan merupakan pembinaan kearah perbaikan situasi
pendidikan dan pengajaran madrasah (sekolah) pada umumnya dan
meningkatkan mutu belajar mengajar terhadap peserta didik di madrasah atau
sekolah. Supervisi pendidikan pada dasarnya melakukan pembinaan kearah
pengembangan dan kemampuan guru untuk mengatasi dan menyelesaikan
masalah yang dihadapinya dengan kemampuan sendiri. Pada dasarnya
supervisi pendidikan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Supervisi bersifat kontruktif, yang dibimbing dan diawasi harus dapat
menimbulkan dorongan untuk bekerja.
2. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya.
3. Supervisi harus sederhana dan informasi dalam pelaksanaanya.
4. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman terhadap guru-guru
yang disupervisi.
5. Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan hubungan
pribadi.
6. Supervisi harus memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin
prasangka para guru disekolah.
7. Supervisi tidak bersifat mendesak, karena dapat menimbulkan perasaan
para guru
8. Supervisi tidak boleh di dasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan
atau kekuasaan pribadi.
9. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan atau kekurangan
para guru.

3
10. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharap hasil dan tidak boleh cepat
kecewa.
11. Supervisi hendaknya bersifat preventif, korektif, dan kopratif. (

Supervisi pendidikan mempunyai prinsip-prinsip penting yang perlu diketahui,


dipahami, dan dijalankan oleh pelaku supervisi. Supervisor dalam beberapa
prinsip supervisi diarahkan untuk senantiasa ilmiah, demokratis, membangun
kerja sama, dan proaktif dan kreatif. Sahertian (1981) dalam Jasmani dan Syaiful
Mustofa mengemukakan prinsip-prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut:

1. Prinsip ilmiah (scientific), prinsip ini mengandung ciri-ciri antara lain:


a. kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan proses belajar mengajar.
b. untuk memperoleh data perlu ditetapkan alat perekam data, seperti
angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
c. setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana,
dan kontinu.
2. Prinsip demokratis, servis, dan bantuan yang diberikan kepada guru
bedasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dengan kehangatan
sehingga guru guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.
3. Prinsip kerja sama, mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah
supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi support atau
mendorong, menstimulasi guru sehingga merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif, setiap guruakan merasa termotivasi dalam
mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu.menciptakan
suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang
menakutkan.

Upaya sistematis, terencana, dan berkesinambungan dalam prinsip supervisi


pendidikan adalah prioritas sehingga data atau informasi yang objektif tentang
persoalan kekurangan dan kelemahan pengelolaan sekolah dan proses
pembelajaran dapat dijaring dan diperoleh secara ilmiah. Karenanya, penggunaan
alat perekam data yang tepat menjadi sangat dibutuhkan ketika supervisor hendak

4
menangkap semua persoalan yang ada di sekolah. Dengan menggunakan alat
perekam data yang tepat, supervisor akan memperoleh data dengan mudah dan
objektif

Supervisor ketika memberi bantuan pemecahan masalah dalam upaya


memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut tidak bisa melakukan seorang
diri sehingga sharing, kolaborasi, keterlibatan semua pengelola sekolah, guru, staf
sekolah bersama supervisor secara demokratis, mengedepankan musyawarah
untuk menyepakati apa-apa yang harus dilakukan untuk perbaikan mutu sekolah
pendidikan secara luas. Kreativitas dan proaktif supervisor dalam konteks ini
menjadi sangat urgen dan tentu saja kreativitas yang diperlukan adalah kreativitas
yang konstruktif dan mampu untuk dilaksanakan di lapangan dengan efesien dan
efektif

C. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN


DAN HADITS

Seperti supervisi pada umumnya, supervisi dalam pendidikan Islam adalah


upaya membantu guru dan personel sekolah lainnya dalam segala hal, terutama
yang berkaitan dengan kegiatan pedagogis dan administratif, yang dilakukan
secara sistematis, demokratis, dan kooperatif untuk menciptakan situasi
pembelajaran yang efisien. Prinsip-prinsip supervisi pendidikan dalam Al-qur’an
dan Hadits:

1. Koreksi dan Introspeksi Diri (Check/Self-assessment)


Beberapa hadits Rasulullah SAW. merekomendasikan perlunya
pengawasan dalam semua pekerjaan. Ajaran Islam sangat menganjurkan untuk
memiliki suatu bentuk pengendalian diri sebelum mengendalikan orang
lain.Hal ini antara lain berdasarkan hadits Rasulullah SAW., sebagai berikut:

5
ِ ‫ و َع ِمل لِما ب ْع َد ال‬,ُ‫ ال َكيِس من َدا َن نَ ْفسه‬:‫ال‬
ِ ‫ والْع‬,‫ت‬
‫اج ُز َم ْن‬ ِ ‫َعن أيب ي ْعلَى َشد‬
ٍ ‫َّاد بْن أ َْو‬
َ َ ‫ْمو‬ ْ َ َ َ َ َْ ّ َ َ‫َّيب ﷺ ق‬
ّ ‫س عن الن‬ َ ْ
‫ معين‬:‫ وقال الِتمذي وغريه من العلماء‬,‫حديث َح َس ٌن‬ ٌ :‫وقال‬
َ ‫ذي‬ ُّ ‫الِتِم‬ َِّ ‫ ومتَ ََّّن علَى‬,‫أَتْ بع نَ ْفسه هواها‬
ْ ِّ ‫اَّلل رواه‬ َ َ َ َ ََ
‫ أي حاسبها‬:)‫(دان نفسه‬
Artinnya : Dari Syaddad bin Aus dari Nabi SAW bersabda: ”Orang yang cerdas
adalah orang yang menyiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian.
Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang jiwanya selalu mengikuti hawa
nafsunya dan hanya berangan-angan kepada Allah.” (HR. Turmudzi)

Dalam suatu proses pembelajaran sampai pada kependidikan, tentunya


terjadi kesalahan, penyimpangan bahkan kebocoran yang pastinya dicari
penyebabnya dan selanjutnya dicari solusi untuk memperbaiki kesalahan tersebut
agat tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Dalam pandangan Islam segala sesuatu harus dilakukan secara terencana,


dan teratur. Tidak terkecuali dengan proses kegiatan belajar-mengajar yang
merupakan hal yang harus diperhatikan, karena substansi dari pembelajaran
adalah membantu siswa agar mereka dapat belajar secara baik dan maksimal.
Supervisor dalam hal ini berarti mengatur atau mengelola serta mengarahkan guru
akan sesuatu hal agar menjadi baik.

2. Integritas; Kejujuran dan Konsisten (Istiqomah)


Prinsip integritas merupakan kepribadian supervisor yang melaksanakan
pengawasan dengan mentalitas yang baik penuh kejujuran, simpatik, tanggung
jawab, cermat dan konsisten. Hal ini dianjurkan melalui hadis nabi berikut:

ِ ‫ْت َيرسو َل‬


‫هللا قُ ْل ِ ِْل ِف‬ ِ ِ
ِ ‫هللا ر‬ ِ
ْ ُ َ َ ُ ‫ قُ ل‬:‫ال‬
َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ق‬ ْ ِ‫ أ‬،‫ َوق ْي َل‬،‫َيب َع ْم ٍرو‬
َ ‫َيب َع ْم َرةَ ُس ْفيَا َن بْ ِن َع ْبد‬ ْ ِ‫َع ْن أ‬
ِ ‫ت‬
‫ابهلل ُُثَّ استَ ِق ْم” َرَواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ُ ‫آم ْن‬ ِ ‫ا ِإل ْس‬
َ ‫ “قُ ْل‬:‫ال‬
َ َ‫َح َداً غَْي َر َك؟ ق‬
َ ‫َل َع ْنهُ أ‬
ُ ‫َسأ‬
ْ ‫الم قَ ْوالً الَ أ‬

Artinya : Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin
‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah
katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu
bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda,

6
“Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR.
Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi mengajarkan sesuatu yang sangat


penting dalam Islam, yaitu beriman kepada Allah, Istiqomah, mengerjakan
segala sesuatu yang bernilai ibadah, terutama dalam menunaikan kewajibannya
sebagai pendidik, dan konsistensi dalam ucapan dan perilaku. Seorang guru dan
pendidik yang beriman selalu cukup menjaga keimanannya dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya dengan tekun, sistematis dan konsisten
dengan kejujuran baik dalam perkataan maupun sikap.

3. Objektifitas
Dalam hal ini supervisi harus didasarkan atas hubungan professional,
bukan atas hubungan pribadi, harus realistis
“Dari riwayat kakeknya Sa’id bin Abi Burdah dari Nabi SAW., beliau
berkata: Bagi setiap muslim dikenakan shadaqah, mereka berkata: “Wahai
nabi Allah (bagaimana) dengan seseorang yang tidak mendapatinya, beliau
berkata: hendaknya ia bekerja dengan tangannya kemudian ia manfaatkan
untuk dirinya dan bershadaqah, mereka berkata: hendaknya ia menolong
orang yang memiliki hajat lagi menderita, mereka berkata: bila tidak dijumpai,
beliau berkata: hendaknya ia beramal (berbuat) yang makruf dan menahan
diri dari kejahatan, maka sesungguhnya hal itu bernilai shadaqah baginya.
(H.R. Bukhori).
Hadits tersebut menunjukkan bahwa seorang supervisor dan pendidik yang
profesional harus selalu berusaha meningkatkan kekuatan dirinya dan
memperbaiki segala sesuatunya untuk kemajuan bersama di lingkungannya
(sekolah dan masyarakat).

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata dasar yaitu
super yang berarti 'dari atas' dan vision yang berarti 'melihat', sehingga
supervise biasanya diartikan sebagai 'melihat dari atas'. Dalam konsep ini,
supervisi mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan
kepala sekolah, yang kedudukannya lebih tinggi atau lebih tinggi dari guru
untuk mengamati atau mengarahkan pekerjaan guru
Seperti supervisi pada umumnya, supervisi dalam pendidikan Islam adalah
upaya membantu guru dan personel sekolah lainnya dalam segala hal, terutama
yang berkaitan dengan kegiatan pedagogis dan administratif, yang dilakukan
secara sistematis, demokratis, dan kooperatif untuk menciptakan situasi
pembelajaran yang efisien. Adapun prinsip-prinsipnya ialah : 1. Koreksi dan
Introspeksi Diri, 2. Integritas; Kejujuran dan Konsisten (Istiqomah), dan
3.Objektifitas.

B. Saran
Jika ada kalimat yang salah dalam penuilisan makalah ini, maka kami
selaku penulis sangat berterimakasih kepada teman-teman semua jika ada
kritikan dan saran yang membangun kami menjadi lebih baik lagi

8
DAFTAR PUSTAKA

Indonesian Journal of Islamic Educational Management, Vol. 4, No. 2, Oktober


2021

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Jurnal ATSAR UNISA Vol. 2 No. 1, Desember 2022

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Soetopo, Hendiyat & Wasty Soemanto. 1988. Kepemimpinan dan Supervisi


Pendidikan. Malang: Bina Aksara.

Anda mungkin juga menyukai