Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Untuk memenuhi tugas individu Mata Kuliah Administrasi Pendidikan

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Semester II Lokal B

Dosen Pengampu: Maisarah Gusvita, S.Pd.I., M.Pd

Disusun oleh:

SUBHAN JULIANTO
2019.153.1200

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) NUSANTARA BATANGHARI

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


Prinsip-prinsip suvervisi pendidikan dan Faktor yang
mempengaruhi suvervisi
(Kelompok 9)

A. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan


Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
1. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang
disupervisi.
2. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
3. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan
sebenarnya.
4. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
5. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional,
bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
6. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan,
kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.
7. Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak
tergantung pada kepala sekolah
Sementara dalam buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama
(Ditjen Islam Depag, 2003), dijelaskan bahwa prinsip-prinsip supervisi pada
dasarnya akan diarahkan pada 3 hal sebagai berikut:
1. Prinsip Fundamental
Yaitu prinsip yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila dan
Agama.
2. Prinsip Praktis
Yaitu dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam
prinsip ini terdapat dua sisi, yaitu:
a. Prinsip-Prinsip Negatif
Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan
seorang supervisor dalam pelaksanaan suvirvisi
 Supervisi tidak boleh bersifat mendesak (otoriter).
 Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan.
 Supervisi tidak mencari kelemahan/kekurangan/ kesalahan.
 Supervisi jangan terlalu berharap cepat mengharapkan hasil atau
perubahan.
 Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan
bawahannya.
 Supervisi tidak boleg egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap
kritik dan saran dari bawahannya.
b. Prinsip-Prinsip Positif
Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang
supervisor agar berhasil dalam pembinaannya.
 Supervisi bersifat konstruktif dan kreatif
 Supervisi didasarkan kepada sumber-sumber kolektif dari
kelompok tidak hanya dari supervisor sendiri.
 Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan professional,
bukan berdasarkan hubungan pribadi.
 Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.
 Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri
demi kemajuan.

Selain itu, dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
Piet A. Suhertian (Suhertian,1981) dikemukakan prinsip supervisi sebagai
berikut:

1. Prinsip ilmiah (scientific) memiliki ciri-ciri:


a. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan
berkelanjutan.
b. Objektif, artinya data yang didapat berdasarkan hasil observasi
nyata.
c. Menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi
sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses
belajar mengajar. Misalnya untuk memperoleh data diperlukan alat
perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan
seterusnya.
2. Prinsip Demokratis
Prinsip yang menujunjung tinggi asas musyawarah. Layanan dan
bantuan yang diberikan supervisor kepada guru berdasarkan jalinan
hubungan kemanusiaan yang akrab dan suasana kehangatan,
sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.
3. Prinsip kerjasama
Artinya mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi
sharing of idea, sharing of experience, memberi support atau
mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh
bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
Prinsip konstruktif dan kreatif ini bertujuan membina inisiatif guru dan
mendorong guru untuk aktif menciptakan suasana dimana setiap orang
akan merasa aman dan bebas mengembangkan potensi-potensinya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Supervisi Pendidikan
1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah Sekolah itu
berada dikota besar, di kota kecil, atau di pelosok Desa. Dilingkungan
masyarakat orang-orang kaya dan lingkungan orang-orang yang kurang
mampu. Dingkungan masyarakat intelek, pedagang,petani dan lain-lain.
2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepada sekolah,
apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak
jumlah guru dan muridnya memiliki halaman dan tanah yang luas.
3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang dipimpin itu SD atau
sekolah lanjutan, SMP atau SMK, SMA dsb. Semuanya memerlukan sikap
dan sifat supervisi tertentu.
4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru
disekolah itu pada uumumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan
sosial ekonomi, hasrat kemampuannya, dsb
5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Yang terakhir ini
adalah faktor yang terpenting.

Anda mungkin juga menyukai