PENDIDIKAN
SUPERVISI MANAJERIAL
Dosen pengampu :
FEBRUARI 2024
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari supervisi manajerial?
2. Apa tujuan dan fungsi supervisi manajerial?
3. Apa saja prinsip-prinsip supervisi manajerial?
4. Siapa pelaku supervisi manajerial dan kapan waktu pelaksanaan supervisi
manajerial?
5. Bagaimanakah potret pelaksanaan supervisi pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan juga memahami bagaimana konsep dari supervisi
manajerial
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi supervisi manajerial
3. Untuk mengetahui serta memahami prinsip-prinsip supervisi manajerial
4. Untuk mengetahui serta memahami pelaku supervisi manajerial dan kapan
waktu pelaksanaan supervisi manajerial
5. Untuk mengetahui potret pelaksanaan supervisi pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan
2
PEMBAHASAN
2
Dede Mudzakir, “IMPLEMENTASI SUPERVISI MANAJERIAL DAN AKADEMIK
PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MADRASAH IBTIDAYAH,” STUDIA DIDKATIKA Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol.10, no. No.2
(2016): 33–47.
3
Mulyadi, “MENGENAL SUPERVISI MANAJERIAL DALAM LEMBAGA
PENDIDIKAN.”
4
Mudzakir, “IMPLEMENTASI SUPERVISI MANAJERIAL DAN AKADEMIK
PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MADRASAH IBTIDAYAH.”
3
B. Tujuan dan Fungsi Supervisi Manajerial
Setiap pelaksanaan suatu kegiatan memiliki suatu tujuan, sama halya yang
terjadi dalam proses supervisi manajerial. Secara umum tujuan dari supervisi
manajerial ialah untuk mengontrol dan menilai sejauh mana keselarasan komponen-
komponen pendidikan yang terjadi di dalam realita yang ada baik itu antara
perencanaan dengan implementasi manajemen sekolah atau madrasah. Secara
khusus supervisi manajerial bertujuan memberikan bantuan ataupun bimbingan
kepada pelaksana manajerial satuan pendidikan yaitu kepala sekolah maupun staf
supaya lebih meningkat kinerjanya dalam mengelola sekolah atau madrasah
sehingga dapat meningkat kualitasnya.5 Dalam pelaksanaannya di sekolah
supervisor manajerial berfungsi memberi bantuan dengan cara memposisikan diri
sebagai :
1. Kolaborator serta negosiator dalam menjalankan proses perencanaan,
koordinasi, dan juga pengembangan manajemen di sekolah.
2. Menjadi asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis
potensi yang dimiliki sekolah.
3. Menjadi pusat informasi pengembangan mutu sekolah.
4. Dan menjadi evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.6.
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
Dalam pelaksanaan proses supervisi manajerialnya seorang supervisor
hendaknya berpegang pada prinsip dari profesinya. Beberapa prinsip yang harus
dipenuhi dalam supervisi manajerial, adalah sebagai berikut:
1. Supervisor harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana ia bertindak
sebagai atasan dan kepala sekolah/guru sebagai bawahan.
2. Supervisor harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat
terbuka, kesetiakawanan, dan informal.
3. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas
bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada
kesempatan.
4. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif
dan kooperatif.
5. Program supervisi harus integral. Di dalam setiap organisasi pendidikan
terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu
tujuan pendidikan.
5
Jasmani Asf and Syaiful Mustofa, SUPERVSI PENDIDIKAN : Terobosan Baru Dalam
Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah Dan Guru, 1st ed. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013).
34.
6
Ibid.
4
6. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup
keseluruhan aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek
lainnya
7. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah semata-mata untuk mencari
kesalahan-kesalahan guru.
8. Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan
mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus obyektif. Obyektivitas
dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi itu harus
disusun berdasarkan persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah.7
Selain prinsip diatas Jamal dalam bukunya juga mengungkapkan beberapa
prinsip pegangan bagi seorang supervisor yaitu :
1. Prinsip fundamental. Dimana seorang supervisor hendaknya memiliki
landasan atas setiap pemikiran, sikap, ataupun tindakannya. Prinsip ini
dibutuhkan supaya supervisor memiliki konsistensi.
2. Prinsip praktis. Prinsip ini meliputi prinsip positif serta negatif.
3. Prinsip positif. Prinsip ini meliputi pelaksanaan supervisi harus konstruktif,
kreatif, profesional, progresif, mengembangkan potensi dan bakat, objekif,
jujur.
4. Prinsip negatif. Prinsip ini merupakan hal yang tak boleh dilakukan oleh
seorang supervisor seperti halnya memaksakan kehendak atau otoriter,
menghindari alasan hubungan keluarga atau pribadi dalam memberikan
hasil supervisi, dilarang mengeksploitasi subjek ataupun objek yang
disupervisi.8
D. Pelaku dan Waktu Supervisi Manajerial
Supervisi manajerial merupakan salah satu alat yang penting dalam menjaga
dan meningkatkan mutu Pendidikan. Melalui supervisi manajerial, para manajer
atau pemimpin Pendidikan dapat memastikan bahwa semua proses dan kegiatan
Pendidikan berjalan sesuai dengan standar yang yang telah ditetapkan. Mereka
dapat melakukan pemantauan, evaluasi, dan memberikan umpan balik kepada para
guru dan staf Pendidikan untuk memastikan bahwa kualitas pembelajaran dan
pengajaran terjaga dengan baik. Supervisi manajerial dalam pelaksanaannya di
sekolah, bertujuan memberi bantuan/bimbingan kepada kepala sekolah dan staf
agar lebih meningkat kinerjanya dalam mengelola sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas satuan pendidikannya, dengan cara memerankan diri sebagai
(1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, dan
pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan
7
Ratu Vina Rohmatika, “URGENSI SUPERVISI MANAJERIAL UNTUK
PENINGKATAN KINERJA SEKOLAH,” Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 9 No. 1,
Februari 2016, no. No. 1 (February 2016): 1–20.
8
Jamal Ma`mur Asmani, TIPS EFEKTIF SUPERVISI SEKOLAH (YOGYAKARTA:
Trenlis, 2012).
5
dan menganalisis potensi sekolah, (3) pusat informasi pengembangan mutu sekolah,
dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan. Pelaku supervisi
manajerial umumnya yaitu kepala sekolah, kepala lembaga Pendidikan, tata usaha,
wakasek kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, humas, bimbingan
konseling, komite sekolah.9
Dalam mengimplementasikan supervisi manajerial, seorang supervisor
harus melakukan persiapan yang cukup matang, karena tugasnya sangat berat dan
bertindak sebagai pemberi solusi langsung kepada kepala sekolah, guru, dan
pegawai administrasi lainnya di sekolah. Oleh karena itu, supervisor setidaknya
mengenali wilayah supervisi menajerial sebagaimana diuraikan di atas.
Selanjutnya, supervisi akademik bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif
dan lebih baik dalam kegiatan pembelajaran, melalui pembinaan dan peningkatan
profesi mengajar. Dengan kata lain, tujuan supervisi akademik adalah membantu
dan memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar bagaimana
meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta
didik.10 Kepala sekolah sebagai supervisor harus dliwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta mnemanfaatkan
hasilnya.
Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan
dalam penyusunan program supervisi kurikulum, pengembangan program,
supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan program supervisi
perpustakaan, laboratorium, dan ujian. Kemampuan melaksanakan program
supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi
klinis, program supervise nonklinis, dan program supervisi
11
kegiatan ektrakurikuler. Waktu pelaksanaan supervisi manajerial dapat bervariasi
tergantung pada kebutuhan dan kondisi di lapangan. Namun, secara umum,
supervisi manajerial dilakukan secara berkala, misalnya setiap semester atau setiap
tahun akademik. Pengawas satuan Pendidikan harus menjadwalkan pelaksanaan
supervisi manajerial agar semua sekolah yang dibawah binaannya bisa disupervisi
minimal 1 kali dalam satu semester.
9
Jasmani Asf, Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan, cet. ke-1 (Yogyakarta: Ar-Ruzz,
2013), 34.
10
Ibid.
11
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), 112-113.
6
mengatasi masalah kinerja, serta mengembangkan keterampilan dan kemampuan
kepala sekolah. Ini juga bisa meliputi pengawasan terhadap pengelolaan sumber
daya, implementasi kebijakan organisasi, dan memastikan kepatuhan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan. Bentuk supervisi manajerial yaitu sebagai
mesin organisasi yang menggerakkan seluruh program sekolah, mulai
kepemimpinan, kurikulum, kesiswaan, sarana-prasarana, anggaran, hubungan
masyarakat, dan lain sebagainya. Esensi dari supervisi manajerial adalah berupa
kegiatan pemantauan pembinaan, dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan
seluruh elemen sekolah lainnya dalam mengelola, mengadministrasikan, dan
melaksanakan seluruh aktivitas sekolah. Sehingga proses pendidikan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan sekolah dan memenuhi
standar pendidikan nasional. Selain itu terdapat metode yang digunakan pada
supervisi manajerial.
7
manajemen sekolah. Ini memungkinkan identifikasi area yang perlu ditingkatkan
dan pengembangan strategi untuk mencapai tujuan pendidikan. Potret pelaksanaan
supervisi pendidikan mencakup berbagai metode, seperti observasi kelas, diskusi
dengan guru, analisis data, dan pembinaan profesional. Selain itu, penting untuk
memastikan bahwa supervisi dilakukan secara terstruktur, kolaboratif, dan
berkelanjutan untuk memaksimalkan dampaknya terhadap mutu Pendidikan.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi akademik berfokus pada proses pembelajaran sedangkan
manajerial pada cakupan yang lebih besar yaitu tingkat satuan sekolah atau
madrasahnya. Supervisi manajerial bertujuan memberikan bantuan ataupun
bimbingan kepada pelaksana manajerial satuan pendidikan yaitu kepala sekolah
maupun staf supaya lebih meningkat kinerjanya dalam mengelola sekolah atau
madrasah sehingga dapat meningkat kualitasnya. . Pelaku supervisi manajerial
umumnya yaitu kepala sekolah, kepala lembaga Pendidikan, tata usaha, wakasek
kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, humas, bimbingan konseling, komite
sekolah. Waktu pelaksanaan supervisi manajerial dapat bervariasi tergantung pada
kebutuhan dan kondisi di lapangan. Namun, secara umum, supervisi manajerial
dilakukan secara berkala, misalnya setiap semester atau setiap tahun akademik.
Pengawas satuan Pendidikan harus menjadwalkan pelaksanaan supervisi
manajerial agar semua sekolah yang dibawah binaannya bisa disupervisi minimal 1
kali dalam satu semester. Ruang lingkup supervisi manajerial meliputi pengawasan
atas kinerja dan aktivitas para manajer. Bentuk supervisi manajerial yaitu sebagai
mesin organisasi yang menggerakkan seluruh program sekolah, mulai
kepemimpinan, kurikulum, kesiswaan, sarana-prasarana, anggaran, hubungan
masyarakat, dan lain sebagainya.
9
Daftar Pustaka
Jamal Ma`mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Sekolah. Yogyakarta: Trenlis, 2012.
10