Anda di halaman 1dari 11

SUPERVISI MANAJERIAL SEBAGAI ALAT KENDALI MUTU

PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

SUPERVISI MANAJERIAL

Dosen pengampu :

Fata Asyrofi Yahya, M. Pd.I

Disusun oleh kelompok :

1. Muhammad Nasihathullah H. B. 206210102


2. Muhammad Miftahul Huda 206210101

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

FEBRUARI 2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pendidikan tak ada hentinya mengalami perkembangan. Tak ayal


adaptasi dalam dunia pendidikan kerap ditemui dilakukan secara terpaksa demi
mengikuti arus perkembangan zaman agar tak tertinggal. Seperti halnya dalam
dunia pendidikan dewasa ini, banyaknya kasus para pendidik maupun tenaga
kependidikan yang gagap teknologi akibat transformasi pendidikan digital secara
besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Ataupun permasalahan klasik yang
kerap terjadi seperti masih banyaknya guru yang belum terlatih dengan baik
walaupun sudah lulus dari proses diklat.

Dalam permasalah semacam ini kepala sekolah memiliki peran yang


sangatlah krusial. Sebagaimana tertuang dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun
2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah harus menguasai Standar
Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas: kompetensi kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan kompetensi
sosial. Dan Sebagai pejabat yang berwenang melakukan penilaian pembinaan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, maka hendaknya pengawas sekolah dalam
hal ini kepala sekolah menyusun program kerja sebagai pedoman dalam melakukan
penilaian dan pembinaan.1

Sebagaimana salah satu kompetensi kepala sekolah yaitu supervisi


.Supervisi yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam konteks diatas
merupakan supervisi pendidikan atau akademik. Secara umum kegiatan supervisi
dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi manajerial dan supervisi
akademik. Supervisi akademik lebih diarahkan pada peningkatan kualitas
pembelajaran. Kepala sekolah sendiri juga perlu disupervisi oleh pihak eksternal
sekolah. Supervisi ini disebut sebagai supervisi manajerial. Untuk lebih memahami
bagaimana supervisi manajerial itu maka disusunlah makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari supervisi manajerial?
2. Apa tujuan dan fungsi supervisi manajerial?
3. Apa saja prinsip-prinsip supervisi manajerial?
4. Siapa pelaku supervisi manajerial dan kapan waktu pelaksanaan supervisi
manajerial?
5. Bagaimanakah potret pelaksanaan supervisi pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan?

Mulyadi Mulyadi, “MENGENAL SUPERVISI MANAJERIAL DALAM LEMBAGA


1

PENDIDIKAN,” Jurnal Fikroh Vol. 9, no. No. 2 (January 2, 2016): 110–23.

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan juga memahami bagaimana konsep dari supervisi
manajerial
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi supervisi manajerial
3. Untuk mengetahui serta memahami prinsip-prinsip supervisi manajerial
4. Untuk mengetahui serta memahami pelaku supervisi manajerial dan kapan
waktu pelaksanaan supervisi manajerial
5. Untuk mengetahui potret pelaksanaan supervisi pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan

2
PEMBAHASAN

A. Konsep Supervisi Manajerial


Konsep merupakan merupakan sebuah rancangan atau bentuk rencana atau
merupakan gambaran objek dalam suatu kegiatan yang akan dilaksanakan agar
kegiatan tersebut dapat berjalan secara sistematis, dan meminimalisir sedikit
kesalahan yang terjadi. Pada dasarnya konsep merupakan suatu abstraksi dari
pikiran yaitu ide tentang suatu rencana. Konsep menjadi acuan dalam sebuah
kegiatan karena memberikan gambaran berupa ide sehingga anggota maupun
individu yang melaksanakan dapat memahami tugas masing-masing serta
gambaran dari kegiatan itu sendiri.
Supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang berarti Pengawas
atau kepengawasan. Dalam arti morfologis, super = atas, lebih, dan visi =
lihat/penglihatan, pandangan. Supervisi adalah suatu proses pembimbingan dari
pihak atasan kepada guru-guru dan para personalia madrasah lainnya yang langsung
menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar, agar para siswa
dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat.2
Orang yang melaksanakan pekerjaan Supervisi disebut supervisor. Seorang
supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti penglihatan, pandangan,
pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan/pangkat/jabatan posisi, dan
sebagainya.3
Secara garis besar kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam,
yaitu: supervisi manajerial dan supervisi akademik. Supervisi manajerial dilakukan
untuk seluruh kegiatan teknis administrasi sekolah/madrasah, sedangkan supervisi
akademik lebih diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran. Supervisi
manajerial adalah supervisi yang berkaitan dengan aspek pengelolaan madrasah
yang berhubungan langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas madrasah
yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan
kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.4
Dalam hal ini jelas bahwa supervisi pendidikan berbeda dengan supervisi
manajerial. Dari segi hal yang diawasi sendiri sudahlah sangat berbeda. Supervisi
akademik berfokus pada proses pembelajaran sedangkan manajerial pada cakupan
yang lebih besar yaitu tingkat satuan sekolah atau madrasahnya.

2
Dede Mudzakir, “IMPLEMENTASI SUPERVISI MANAJERIAL DAN AKADEMIK
PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MADRASAH IBTIDAYAH,” STUDIA DIDKATIKA Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol.10, no. No.2
(2016): 33–47.
3
Mulyadi, “MENGENAL SUPERVISI MANAJERIAL DALAM LEMBAGA
PENDIDIKAN.”
4
Mudzakir, “IMPLEMENTASI SUPERVISI MANAJERIAL DAN AKADEMIK
PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MADRASAH IBTIDAYAH.”

3
B. Tujuan dan Fungsi Supervisi Manajerial
Setiap pelaksanaan suatu kegiatan memiliki suatu tujuan, sama halya yang
terjadi dalam proses supervisi manajerial. Secara umum tujuan dari supervisi
manajerial ialah untuk mengontrol dan menilai sejauh mana keselarasan komponen-
komponen pendidikan yang terjadi di dalam realita yang ada baik itu antara
perencanaan dengan implementasi manajemen sekolah atau madrasah. Secara
khusus supervisi manajerial bertujuan memberikan bantuan ataupun bimbingan
kepada pelaksana manajerial satuan pendidikan yaitu kepala sekolah maupun staf
supaya lebih meningkat kinerjanya dalam mengelola sekolah atau madrasah
sehingga dapat meningkat kualitasnya.5 Dalam pelaksanaannya di sekolah
supervisor manajerial berfungsi memberi bantuan dengan cara memposisikan diri
sebagai :
1. Kolaborator serta negosiator dalam menjalankan proses perencanaan,
koordinasi, dan juga pengembangan manajemen di sekolah.
2. Menjadi asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis
potensi yang dimiliki sekolah.
3. Menjadi pusat informasi pengembangan mutu sekolah.
4. Dan menjadi evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.6.
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
Dalam pelaksanaan proses supervisi manajerialnya seorang supervisor
hendaknya berpegang pada prinsip dari profesinya. Beberapa prinsip yang harus
dipenuhi dalam supervisi manajerial, adalah sebagai berikut:
1. Supervisor harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana ia bertindak
sebagai atasan dan kepala sekolah/guru sebagai bawahan.
2. Supervisor harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat
terbuka, kesetiakawanan, dan informal.
3. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas
bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada
kesempatan.
4. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif
dan kooperatif.
5. Program supervisi harus integral. Di dalam setiap organisasi pendidikan
terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu
tujuan pendidikan.

5
Jasmani Asf and Syaiful Mustofa, SUPERVSI PENDIDIKAN : Terobosan Baru Dalam
Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah Dan Guru, 1st ed. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013).
34.
6
Ibid.

4
6. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup
keseluruhan aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek
lainnya
7. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah semata-mata untuk mencari
kesalahan-kesalahan guru.
8. Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan
mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus obyektif. Obyektivitas
dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi itu harus
disusun berdasarkan persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah.7
Selain prinsip diatas Jamal dalam bukunya juga mengungkapkan beberapa
prinsip pegangan bagi seorang supervisor yaitu :
1. Prinsip fundamental. Dimana seorang supervisor hendaknya memiliki
landasan atas setiap pemikiran, sikap, ataupun tindakannya. Prinsip ini
dibutuhkan supaya supervisor memiliki konsistensi.
2. Prinsip praktis. Prinsip ini meliputi prinsip positif serta negatif.
3. Prinsip positif. Prinsip ini meliputi pelaksanaan supervisi harus konstruktif,
kreatif, profesional, progresif, mengembangkan potensi dan bakat, objekif,
jujur.
4. Prinsip negatif. Prinsip ini merupakan hal yang tak boleh dilakukan oleh
seorang supervisor seperti halnya memaksakan kehendak atau otoriter,
menghindari alasan hubungan keluarga atau pribadi dalam memberikan
hasil supervisi, dilarang mengeksploitasi subjek ataupun objek yang
disupervisi.8
D. Pelaku dan Waktu Supervisi Manajerial
Supervisi manajerial merupakan salah satu alat yang penting dalam menjaga
dan meningkatkan mutu Pendidikan. Melalui supervisi manajerial, para manajer
atau pemimpin Pendidikan dapat memastikan bahwa semua proses dan kegiatan
Pendidikan berjalan sesuai dengan standar yang yang telah ditetapkan. Mereka
dapat melakukan pemantauan, evaluasi, dan memberikan umpan balik kepada para
guru dan staf Pendidikan untuk memastikan bahwa kualitas pembelajaran dan
pengajaran terjaga dengan baik. Supervisi manajerial dalam pelaksanaannya di
sekolah, bertujuan memberi bantuan/bimbingan kepada kepala sekolah dan staf
agar lebih meningkat kinerjanya dalam mengelola sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas satuan pendidikannya, dengan cara memerankan diri sebagai
(1) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, dan
pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan

7
Ratu Vina Rohmatika, “URGENSI SUPERVISI MANAJERIAL UNTUK
PENINGKATAN KINERJA SEKOLAH,” Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 9 No. 1,
Februari 2016, no. No. 1 (February 2016): 1–20.
8
Jamal Ma`mur Asmani, TIPS EFEKTIF SUPERVISI SEKOLAH (YOGYAKARTA:
Trenlis, 2012).

5
dan menganalisis potensi sekolah, (3) pusat informasi pengembangan mutu sekolah,
dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan. Pelaku supervisi
manajerial umumnya yaitu kepala sekolah, kepala lembaga Pendidikan, tata usaha,
wakasek kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, humas, bimbingan
konseling, komite sekolah.9
Dalam mengimplementasikan supervisi manajerial, seorang supervisor
harus melakukan persiapan yang cukup matang, karena tugasnya sangat berat dan
bertindak sebagai pemberi solusi langsung kepada kepala sekolah, guru, dan
pegawai administrasi lainnya di sekolah. Oleh karena itu, supervisor setidaknya
mengenali wilayah supervisi menajerial sebagaimana diuraikan di atas.
Selanjutnya, supervisi akademik bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif
dan lebih baik dalam kegiatan pembelajaran, melalui pembinaan dan peningkatan
profesi mengajar. Dengan kata lain, tujuan supervisi akademik adalah membantu
dan memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar bagaimana
meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta
didik.10 Kepala sekolah sebagai supervisor harus dliwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta mnemanfaatkan
hasilnya.
Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan
dalam penyusunan program supervisi kurikulum, pengembangan program,
supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan program supervisi
perpustakaan, laboratorium, dan ujian. Kemampuan melaksanakan program
supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi
klinis, program supervise nonklinis, dan program supervisi
11
kegiatan ektrakurikuler. Waktu pelaksanaan supervisi manajerial dapat bervariasi
tergantung pada kebutuhan dan kondisi di lapangan. Namun, secara umum,
supervisi manajerial dilakukan secara berkala, misalnya setiap semester atau setiap
tahun akademik. Pengawas satuan Pendidikan harus menjadwalkan pelaksanaan
supervisi manajerial agar semua sekolah yang dibawah binaannya bisa disupervisi
minimal 1 kali dalam satu semester.

E. Ruang Lingkup dan Bentuk Supervisi Manajerial


Ruang lingkup supervisi manajerial meliputi pengawasan atas kinerja dan
aktivitas para manajer Pendidikan dalam sebuah lembaga Pendidikan. Ini
mencakup memastikan bahwa tujuan Pendidikan tercapai, mengidentifikasi dan

9
Jasmani Asf, Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan, cet. ke-1 (Yogyakarta: Ar-Ruzz,
2013), 34.
10
Ibid.
11
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), 112-113.

6
mengatasi masalah kinerja, serta mengembangkan keterampilan dan kemampuan
kepala sekolah. Ini juga bisa meliputi pengawasan terhadap pengelolaan sumber
daya, implementasi kebijakan organisasi, dan memastikan kepatuhan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan. Bentuk supervisi manajerial yaitu sebagai
mesin organisasi yang menggerakkan seluruh program sekolah, mulai
kepemimpinan, kurikulum, kesiswaan, sarana-prasarana, anggaran, hubungan
masyarakat, dan lain sebagainya. Esensi dari supervisi manajerial adalah berupa
kegiatan pemantauan pembinaan, dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan
seluruh elemen sekolah lainnya dalam mengelola, mengadministrasikan, dan
melaksanakan seluruh aktivitas sekolah. Sehingga proses pendidikan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan sekolah dan memenuhi
standar pendidikan nasional. Selain itu terdapat metode yang digunakan pada
supervisi manajerial.

1. Monitoring dan Evaluasi


Metode utama yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan dalam
supervisi manajerial yaitu monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah suatu
kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
penyelenggaraan sekolah. Dalam melakukan monitoring ini, pengawas
tentunya harus melengkapi diri dengan perangkat atau daftar isian yang
memuat seluruh indicator sekolah yang harus diamati dan dinilai.
2. Refleksi dan Focused Group Discussion
Hasil monitoring yang dilakukan oleh pengawas sekolah hendaknya
disampaikan secara terbuka pada pihak sekolah, terutama kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan guru. Secara bersama-
sama, pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang
terkumpul, kemudian menemukan sendiri faktor-faktor penghambat dan
pendukung yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat
berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur
stakeholder sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam
beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan dari FGD adalah untuk menyatukan pandangan stakeholder
mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, dan
menentukan langkah-langkah straregis maupun operasional yang akan
diambil untuk memajukan sekolah.
F. Potret Pelaksanaan Supervisi Pendidikan dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pendidikan
Supervisi pendidikan merupakan proses penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Melalui supervisi, para pemangku kepentingan dapat memantau,
mengevaluasi, dan memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran dan

7
manajemen sekolah. Ini memungkinkan identifikasi area yang perlu ditingkatkan
dan pengembangan strategi untuk mencapai tujuan pendidikan. Potret pelaksanaan
supervisi pendidikan mencakup berbagai metode, seperti observasi kelas, diskusi
dengan guru, analisis data, dan pembinaan profesional. Selain itu, penting untuk
memastikan bahwa supervisi dilakukan secara terstruktur, kolaboratif, dan
berkelanjutan untuk memaksimalkan dampaknya terhadap mutu Pendidikan.

8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi akademik berfokus pada proses pembelajaran sedangkan
manajerial pada cakupan yang lebih besar yaitu tingkat satuan sekolah atau
madrasahnya. Supervisi manajerial bertujuan memberikan bantuan ataupun
bimbingan kepada pelaksana manajerial satuan pendidikan yaitu kepala sekolah
maupun staf supaya lebih meningkat kinerjanya dalam mengelola sekolah atau
madrasah sehingga dapat meningkat kualitasnya. . Pelaku supervisi manajerial
umumnya yaitu kepala sekolah, kepala lembaga Pendidikan, tata usaha, wakasek
kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, humas, bimbingan konseling, komite
sekolah. Waktu pelaksanaan supervisi manajerial dapat bervariasi tergantung pada
kebutuhan dan kondisi di lapangan. Namun, secara umum, supervisi manajerial
dilakukan secara berkala, misalnya setiap semester atau setiap tahun akademik.
Pengawas satuan Pendidikan harus menjadwalkan pelaksanaan supervisi
manajerial agar semua sekolah yang dibawah binaannya bisa disupervisi minimal 1
kali dalam satu semester. Ruang lingkup supervisi manajerial meliputi pengawasan
atas kinerja dan aktivitas para manajer. Bentuk supervisi manajerial yaitu sebagai
mesin organisasi yang menggerakkan seluruh program sekolah, mulai
kepemimpinan, kurikulum, kesiswaan, sarana-prasarana, anggaran, hubungan
masyarakat, dan lain sebagainya.

9
Daftar Pustaka

Jamal Ma`mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Sekolah. Yogyakarta: Trenlis, 2012.

Jasmani Asf, Syaiful Mustofa, Supervsi Pendidikan : Terobosan Baru Dalam


Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah Dan Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013.

Mudzakir, Dede. “Implementasi Supervisi Manajerial Dan Akademik Pengawas


Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Madrasah
Ibtidayah”, Studia Didkatika Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 10, No. 2
(2016), 33–47.

Mulyadi. "Mengenal Supervisi Manajerial Dalam Lembaga Pendidikan", Jurnal


Fikroh Vol 9, No. 2 (2016), 110–23.

Mulyasa, E. “Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional”, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2005.

Ratu Vina Rohmatika. “Urgensi Supervisi Manajerial Untuk Peningkatan Kinerja


Sekolah”, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 9 No. 1 (2016),
1–20.

10

Anda mungkin juga menyukai