Anda di halaman 1dari 15

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilembaga pendidikan seperti MadrasahIbtidaiyah,
Tsanawiyah, Aliyah, dan Sekolah Umum lainnya (SD, SMP, SMA), dapatberbentuk kegiatan akademik
dan non akademik. Kegiatan akademik yang dikenal sebagaikegiatan pendidikan dan pembelajaran
yang cakupan kegiatan sentral dalam lembagapendidikan. Keberhasilan atau kegagalan suatu
lembaga pendidikan sangat tergantung padaaktivitas akademik ini.Untuk menenkankan kualitas
pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan yang menjadilebih penting dalam proses akademik itu
adalah kegiatan monitoring dan controlling ataupengawasan seluruh komponen dan aktivitas
akademik.program peningkatan mutupendidikan di madrasah atau sekolah dapat dicapai apabila
kegiatan pendidikan danpembelajaran disekolah berlangsung dengan baik, berdaya guna dan
berhasil guna. Haltersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya upaya peningkatan
kemampuanpersonil pendidikan di Madrasah atau sekolah. Kepala madrasah sebagai penanggung
jawabutama dalam keberhasilan sekolah perlu meningkatkan kinerja sebagai pengawas,
sekaliguspembina personil pendidikan yang lain.Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam
upaya peningkatan mutu pendidikanmaka selayaknyalah bila kemampuan guru ditingkatkan melalui
program pembinaan secaraterus menerus, agar paar guru benar-benar memiliki kemampuan yang
sesuai tuntutanprofesional. Salah satu cara untuk melaksanakan pengembangan profesional bagi
kinerja guru di bidang akademik adalah dengan melakukan kegiatan supervisi akademik di sekolah
oleh supervisor pembelajaran profesional. Pengawasan merupakan fungsi administrasi yang
tergolong dasar dan penting. . dan organisasi. Pada artikel ini akan dibahas pengertian supervisi
instruksional, maksud dan tujuan supervisi instruksional, fungsi supervisi instruksional, ruang lingkup
supervisi instruksional, dan teknik supervisi.Supervisi pengajaran akan dibahas pada bab
pembahasan selanjutnya.

Pengertian Supervisi PendidikanKata peninjauan pecah berpunca ritme Inggris supervision yang
terbentuk berpunca dua kata, yaitusuper dan vision. Yang berisi pengetahuan memantau pakai
sangat saksama aksi secarakeselurhan. Orang yang mengamalkan peninjauan disebut
supervisor.Menurut karet komponen diantaranya:

1.Ben M. Harris, bagian dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education 1975 menumpahkan
bahwasupervisi apa yang personalia perguruan bikin pakai kategori dewasa dan aparat-aparat
dalamrangka mempertahankan ataumengubah pengelolaan perguruan kepada
mempengaruhipencapaian objek instruksional perguruan. Supervisi memiliki impact pakai cekel
melaluiperantaraan kategori lain dan aparat.

2.Drs. Ngalim Purwanto, dkk, bagian dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979.
menumpahkan:peninjauan adalah aktifitas regenerasi yang direncanakan kepada membantu
karet guru danpegawai perguruan lainnya bagian dalam mengamalkan aksi berjuang secara
efektif.

3.Drs. Ametembun, bagian dalam bukunya, Supervisi Pendidikan, 1975, menumpahkan:


SupervisiPendidikan adalah regenerasi kearah perbaiakan situasi pendidikan ambang
umumnya danpertbaikan nilai meneladan menjaga di perguruan ambang khususnya.Berdasarkan
pengetahuan-pengetahuan di atas dapat dikemukakan secara sederhanabahwa peninjauan
ambang dasarnya adalah upaya kepada meningkatkan nilai pendidikan danpengajaran
pakai ditunjang oleh anggota-anggota lain, seperti guru, sarana dan prasarana,kurikulum
sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung
jawabmemperhatikan perputaran anggota-anggota termuat secara berkelanjutan.

2.2.Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan


Di belakang ini akan digambarkan secara ringkas peri objek dan objek supervisipendidikan
yang harus dicapai. Tujuan peninjauan pendidikan adalah perbaikan danperkembangan daya
upaya meneladan menjaga secara total, ini berisi bahwa objek supervise tidakhanya kepada
memperhalus nilai menjaga guru, tapi juga mengembangkan kemajuan jabatan gurudalam
juntrungan luas, terhitung didalamnya pemasokan fasilitas-fasilitas, dana kepemimpinandan
regenerasi human relation yang kesetiaan kepadda semua penjuru yang terkait.
Berdasarkan hal tersebut di atas, kegiatan supervisi pedagogik pada dasarnya berfokus pada
hal-hal berikut:
1. Membangkitkan dan membangkitkan semangat guru dan staf sekolah dalam melaksanakan
tugasnya.
2.Mengembangkan dan meneliti metode baru dalam proses belajar mengajar yang lebih baik dan
tepat.
3. Mengembangkan kerjasama yang baik dan dalam lingkungan sekolah yang harmonis antara guru
dan siswa, guru dengan guru lainnya, guru dan administrator sekolah dan seluruh staf sekolah di
lingkungan sekolah Lini observasi membawahi kegiatan teknis, pendidikan dan administrasi.

Sedangkan supervisi administrasi teknis meliputi administrasi profesional, manajemen bahan,


manajemen keuangan, administrasi laboratorium, perpustakaan sekolah dan bidang lainnya, fungsi
supervisi dikaitkan dengan supervisor karena dia adalah pemimpin. Tugasnya adalah memantau.
Sedangkan fungsi pelaksanaan ada pada pengawas, karena ia adalah pelaksana di lapangan, yaitu
dalam arti buku berfungsi sebagaimana halnya guru dan kepala sekolah, pelaksanaan supervisi
pendidikan agama Islam mempunyai tujuan khusus, yaitu:

1. Pengawasan atau pelaksanaan pembinaan kehidupan beragama di taman kanak-kanak dan


kinerja fungsi guru pendidikan agama Islam di sekolah umum (SD, SMP, SMA dan SMK)
dilakukan dengan lancar, aman dan berkualitas sesuai dengan volume dan frekuensi tertentu.
2.
Efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah umum (TK, SD, SMP,
SMA, dan SMK) dicapai pada setiap semester dengan arahan sebagai berikut: telah diusulkan
bimbingan teknis

3. Pengetahuan, keahlian dan kerjasama guru pendidikan agama Islam di sekolah umum
meningkat setiap tahun pelajaran (semester) sesuai dengan kebutuhan kondisi daerah dan
peraturan yang berlaku.
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang telah dijelaskan di atas, maka timbullah suatu indikasidalam
pencapaian keberhasilan pelaksanaan pengawasan yag spesifik pula diantaranyasebagai
berikut:

1. Pengawasan dilakukan secara seragam dan aman sesuai volume dan frekuensi yang telah
ditentukan
2. Kondisi obyektif terkait dengan sikap profesional guru pendidikan agama Islam (GPAI) ) di
sekolah umum ternama
3. Kondisi obyektif mengenai kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam (GPAI) di
sekolah umum sudah diketahui
4. Informasi tentang hasil yang dicapai dan proses belajar mengajar masing-masing sekolah
dikumpulkan secara cepat, akurat dan up to date
5. Informasi tentang kondisi objektif penyelenggaraan pendidikan agama Islam di sekolah sudah
banyak diketahui. Tujuan bersama menurut Rifai (1982) adalah membantu guru meningkatkan
kapasitasnya untuk menjadi guru yang lebih baik.
Selain itu, Bafadal (1992) mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah membantu guru
mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bagi siswa
Menurut Rifai (1982) tujuan khusus supervisi adalah:
a. Membantu guru lebih memahami tujuan dan fungsi sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan b. Membantu guru mengetahui dan lebih memahami kebutuhan siswanya dan
masalah yang mereka hadapi
c. Menerapkan kepemimpinan demokratis yang efektif untuk meningkatkan praktik profesional
di sekolah dan memelihara hubungan kerja yang kreatif untuk meningkatkan kompetensi
individu. d. Temukan kompetensi dan kelebihan masing-masing guru dan gunakan serta
kembangkan kompetensi tersebut. Membantu guru meningkatkan keterampilan mengajar
mereka sebelum kelas
e. Mendukung guru baru selama masa orientasi mereka sehingga mereka dapat dengan cepat
beradaptasi dengan tugas mereka dan memanfaatkan kemampuan mereka dengan sebaik-
baiknya
f.Membantu guru mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan menemukan langkah-langkah
perbaikan.

2.3. Fungsi supervisi pendidikan


Setelah mengetahui dan memahami maksud dan tujuan supervisi, faktor penting lain
yang juga harus dikuasai supervisor adalah fungsi supervisi. Secara kolektif, fungsi pengawasan
dapat dikelompokkan menjadi tiga bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang pengawasan, dan
bidang kinerja. Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena ia adalah
pemimpin. Demikian pula, pengawas memiliki tugas utama pengawasan. Sedangkan fungsi
eksekutif berada pada pengawas karena ia adalah pelaksana lapangan, dengan perkataannya
sendiri adalah orang-orang yang menjalankan fungsi tersebut serta guru dan kepala sekolah.
Dalam fungsi kepemimpinan, pengawas hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut:
Meningkatkan moral kepala sekolah, guru, dan seluruh personel sekolah sesuai dengan
tanggung jawab dan wewenangnya. mendorong aktivitas, kreativitas dan dedikasi seluruh staf
sekolah
mendorong terciptanya suasana kondusif di dalam dan di luar lingkungan sekolah. menyambut,
melayani dan menyelesaikan segala jenis keluhan dari aparat pendidikan sekolah dan berusaha
membantu menyelesaikannya. Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, pengawas harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dengan sungguh-sungguh melaksanakan tugas kepala sekolah, guru dan seluruh staf
sekolah, menetapkan tanggung jawab dengan jelas Apakah pelayanan yang dilakukan sesuai
dengan yang direncanakan
2. mengawasi perkembangan pendidikan dan pengajaran di sekolah tanggung jawab dan
kewarganegaraan, termasuk pembelajaran siswa di sekolah yang bersangkutan. Mengawasi
pelaksanaan administrasi sekolah secara keseluruhan meliputi manajemen sumber daya
manusia, manajemen materi, administrasi program.

Selain pengawasan, pengawas menjalankan fungsi mengevaluasi dan mengedepankan berbagai


aspek sebagai tugas pokoknya. Dalam menjalankan fungsi penegakan, pengawas
memperhatikan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1.Melaksanakan tugas pengawasan/pengawasan sesuai ketentuan yang berlaku.

rhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha
perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan
sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan
perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi
kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan.
2.       Supervisi klinis
Dikatakan supervisi  klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-
sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula
diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus
yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intesif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Adapun ciri-
ciri supervisi klinis menurut La sulo adalah sebagai berikut : Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru
bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di supervisi diusulkan oleh guru
atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama antar guru dan
supervisior.
[7]Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai ketrampilan mengajar secara terintegrasi,
sasaran supervisi hanya pada beberapa ketrampilan tertentu saja. Instrumen supervisi dikembangkan
disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak. Balikan diberikan dengan segera dan
secara objektif. Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh
instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/ calon guru diminta terlebih dahulu
menganalisis penampilannya.
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau menga-rahkan.
Supervisi berlangsung dalam suasana terbuka dan supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi
perencanaan, observasi dan diskusi balikan. Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau
peningkatan dan perbaikan ketrampilan mengajar.

GSI SUPERVISI PENDIDIKAN


Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:
a. Usaha tiap guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut pandanga-nnya ke arah
peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu tersebut perlu di koordinasi. Itulah fungsi supervisi.
b. Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan sekolah,
termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.
c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh dalam jabatan-nya. Oleh
karena itu, guru selalu belajar terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka
berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. untuk itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari
supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu keterampilan yang
harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah melatih
dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keteram-pilan dalam kepemimpinan disekolah.
3. Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk mau belajar
dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka dapat belajar untuk memperkaya
pengetahuan mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus bisa tiga unsure
pokok yang salingberkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur dimaksud
adalah unsurpersonal, material dan operasional. Oleh sebab itu ruang supervisi pendidikan pun
mencakupunsur tersebut, yang bila dijabarkan akan tergambar sebagai berikut:1. Unsur
PersonalLingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam sekolah/madrasah
yang disupervisi. Adapun personal dimaksud adalah kepala sekolah, pegawai tatausaha, guru dan siswa.a.
Kepala SekolahHal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala sekolah adalah:1) masalah
jalannya pendidikan dan pengajaran2) masalah administrasi sekolah3) masalah kerjasama sekolah
lain dan instansi terkait lainnya4) masalah kepemimpinan kepala sekolahb. Pegawai Tata UsahaHal-
hal pokok yang perlu disupervisi adalah:1) masalah data dan statistik sekolah2) masalah
pembukuan3) masalah surat menyurat dan kearsipan4) masalah pelayanan terrhadap kepala
sekolah, guru dan siswac. GuruHal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:1) masalah wawasan
dan kemampuan professional guru2) masalah kehadiran dan aktaifitas guru3) masalah kerja sama
guru dengan kepala sekolah, guru dengan sesama guru, guru denganpegawai tata usaha, dan guru
dengan siswa4) masalah tri pusat pendidikan yang yang terdiri atas keluarga, sekolah dan
masyarakatd. Siswa

BENTUK-BENTUK PELATIHAN PENGAWASAN


1. Otokratis: pengawas memutuskan segalanya.
2. Demokrasi: Penekanan pada pertimbangan dan mufakat serta kerjasama atau kerjasama dalam
kekeluargaan.
3. Demokrasi Semu / Quasai (semi-demokrasi). Dalam praktiknya, seorang supervisor bersikap
seolah-olah demokratis, seperti mengadakan pertemuan untuk membahas suatu masalah, namun dalam
pertemuan ini supervisor berusaha memaksakan rencana/keinginan saya dipatuhi oleh bawahan dengan
lancar dan lembut. Jalan. Jalan.

. Manipulasi diplomatik: memerintahkan penyelia untuk melakukan apa yang diinginkan penyelia
dengan cara menipu.
5. paspor: memberi pengawas kebebasan dan fleksibilitas untuk melakukan apa yang menurut
mereka benar.

JENIS-JENIS PENGAWASAN

1. Supervisi umum dan supervisi pendidikan.

Pengawasan umum yang dimaksud di sini adalah pengawasan terhadap kegiatan atau pekerjaan yang
tidak berkaitan langsung dengan upaya peningkatan pendidikan, seperti pengawasan pembangunan
dan perlengkapan sekolah atau kegiatan pengelolaan kebudayaan, dinas penyelenggaraan pendidikan,
pembinaan sekolah dan penyelenggaraan dinas pendidikan atau pengelolaan perlengkapan, dinas
pengawas operasi administrasi, mengawasi pengelolaan keuangan sekolah atau kelas seks.
Sedangkan supervisi pedagogis adalah kegiatan supervisi yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi
pribadi dan materil yang memungkinkan terciptanya lingkungan belajar mengajar yang lebih baik untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.

2. Supervisi klinis

Supervisi klinis disebut klinis karena prosesnya lebih menitikberatkan pada menemukan sebab-sebab
atau kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses belajar-mengajar, kemudian langsung pada
bagaimana memperbaiki titik-titik kelemahan atau kekurangan tersebut.

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada peningkatan pengajaran melalui siklus sistematis
perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual mendalam tentang kinerja instruksional yang
sebenarnya dengan tujuan menciptakan perubahan yang wajar. Ciri-ciri supervisi klinis menurut La Sulo
adalah sebagai berikut: Nasihat supervisor kepada calon guru/guru adalah bantuan, bukan perintah
atau petunjuk. Jenis keterampilan yang akan dipantau, diusulkan oleh guru atau calon guru, akan
dipantau dan disepakati melalui penilaian bersama antara guru dan supervisor.

[7] Meskipun guru atau calon guru menggunakan berbagai keterampilan mengajar secara terpadu,
fokus supervisi hanya pada keterampilan tertentu. Alat pemantauan dikembangkan untuk konsensus di
antara pengawas dan guru berdasarkan kontrak. Umpan balik diberikan dengan cepat dan objektif.
Sekalipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasikan data yang direkam oleh
observatorium, selama diskusi atau pertemuan umpan balik, calon guru/guru pertama-tama diminta
untuk menganalisis kinerjanya.

Supervisor bertanya dan mendengarkan lebih dari yang mereka perintahkan atau arahkan.
Pemantauan berlangsung dalam suasana terbuka dan pemantauan mengikuti siklus yang mencakup
diskusi tentang perencanaan, pengamatan, dan umpan balik. Supervisi klinis dapat digunakan untuk
melatih atau meningkatkan dan meningkatkan keterampilan mengajar.

G. ALAT PENDUKUNG SEKOLAH

Untuk kelancaran kegiatan penunjang pendidikan, berbagai alat dapat digunakan oleh pengawas.
Dukungan tersebut digunakan untuk memungkinkan peningkatan keterampilan dan pengembangan
penguasaan ilmu/pengawasan guru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya
dan pendidikan pada khususnya. Alat pendukung antara lain:

Perpustakaan profesi dan sekolah

Dari perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan khusus yang terkait dengan
profesi guru (pendidikan dan pengetahuan), masing-masing Guru dapat memperdalam ilmunya dan
meningkatkan keterampilannya sesuai dengan itu. Pengawas harus memajukan organisasi perpustakaan
di lembaga pendidikan/sekolah. Pengawas harus selalu memotivasi guru agar tertarik membaca buku di
perpustakaan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya.

Program / Rencana Kursus dan Buku Pedoman Guru

Setiap guru yang bertanggung jawab atas suatu lembaga pendidikan harus mengetahui kurikulum yang
dikembangkan secara rinci tentang kurikulum yang relevan dengan bidang tambang. Kurikulum suatu
lembaga pendidikan pada umumnya disusun dalam sebuah buku yang disebut garis besar mata kuliah,
yang memuat jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah.

Buletin Pendidikan dan Rapor Sekolah

Buletin pendidikan, termasuk jurnal dan majalah pendidikan, merupakan salah satu alat tulis yang dapat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru. Rapor juga dapat digunakan untuk
menyalurkan kemampuan siswa dan guru untuk mendiskusikan suatu masalah, mengembangkan
kerangka kerja, dll, untuk komunikasi yang sehat di antara mereka. Dalam bentuk yang lebih sempurna,
buletin atau jurnal pendidikan dapat diterbitkan oleh organisasi yang berupaya menyusun berbagai
artikel tentang perkembangan pendidikan/ilmiah.

Penasihat awal dan staf sumber daya

Di sekolah atau kantor pendidikan harus ada satu atau lebih anggota cabang ilmiah sebagai staf spesialis
yang tersedia untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah atau guru. Supervisor
dapat meminta bantuan jika dianggap perlu, seperti memberikan saran/saran untuk memecahkan
masalah.

Dalam keadaan tidak adanya tenaga ahli atau penasehat ahli, pengawas dapat meminta bantuan
kepada siapapun di luar lembaga pendidikan yang dianggap kompeten/ahli, untuk membantu
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru. [8]

H. SUBJEK PEMANTAUAN PENDIDIKAN

Menurut Piet A. Sahertian: Obyek pengawasan ke depan antara lain:

1. Pengembangan kurikulum

2. Meningkatkan proses pembelajaran

3. Pengembangan pegawai

. Menjaga dan merawat moral dan etos kerja guru [9]

Tujuan dari dukungan pedagogis dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengembangan pribadi dan
pengembangan non-pribadi.

1. Pengembangan Karyawan

a. Kepala sekolah

Kepala sekolah dalam kerangka sekolah juga merupakan subjek dari kerangka pedagogis ini. Dan
sebagai orang yang memegang jabatan tertinggi di sebuah sekolah, maka perlu juga adanya
pengawasan, karena dari bawah, untuk melakukan pengawasan pedagogi, direktur juga perlu tumbuh
dan berkembang dalam posisinya, direktur harus berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualitas profesional mereka. dan menumbuhkan semangat dalam diri Anda dalam menjalankan tugas
Anda. Tidak jauh berbeda dengan supervisi guru, kepala sekolah disupervisi oleh seorang supervisor.
Sistem dan implementasinya hampir seperti supervisi guru. Namun akan berbeda jika guru
mengimplementasikan isi pembelajaran ketika kepala sekolah berbicara tentang bagaimana ia dapat
melaksanakan tanggung jawab utamanya sesuai dengan apa yang telah diidentifikasi sebagai
manajemen dan tata kelola manajemen sekolah. [10] Pada tahun

SM. Guru

Guru adalah agen perubahan yang memimpin kinerja pembelajaran, dalam pelaksanaan tugasnya
memerlukan pengawasan oleh seorang supervisor yaitu kepala madrasah, supervisor yang dekat dengan
guru. [11] Karena guru juga manusia yang berkembang dan membutuhkan pengawasan secara berkala
dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas profesionalnya dan meningkatkan
efektivitasnya sebagai pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan proses
kegiatan belajar mengajar bagi siswanya dengan lebih baik. Khususnya melalui konstruksi. Dukungan
supervisor terhadap guru dapat berupa pembinaan individu atau kelompok. Terkadang guru memiliki
masalah yang sama dan juga berbeda antar guru. Oleh karena itu, pelatihan guru harus relevan dengan
masalah yang dihadapi guru. Selain itu, guru harus mampu menyelenggarakan dan mengelola
pembelajaran secara wajar dan akurat, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Hal-hal yang
menjadi pantauan guru antara lain: kinerja guru, KBM guru, karakteristik guru, manajemen guru, dll.
Pada tahun

SM. Staf sekolah

Staf sekolah atau tenaga kependidikan sekolah adalah sama. Pengajaran atau supervisi personel sekolah
dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara yang sama seperti seorang guru, tetapi personel sekolah
harus diawasi dalam kaitannya dengan kinerja staf, pengaturan manajemen sekolah, kapasitas kerja
atau keterampilan dan kesetiaan kepada pemimpin atau manajer.

d. Siswa

Siswa atau siswa yang merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang saling bergantung. Dan
siswa yang menjadi subyek kinerja kegiatan belajar mengajar juga diawasi. Namun, hal ini berbeda
dengan supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staf sekolah. Siswa diawasi pada
tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikologis dan emosional oleh guru sebagai supervisor.

1. Pengembangan nonpersonal

Pengembangan nonpersonal berfokus pada pengembangan sarana dan prasarana, khususnya semua
komponen yang secara langsung atau tidak langsung mendukung perkembangan proses pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 079 Tahun 1975, lembaga pendidikan meliputi 3 kelompok utama:

- Sekolah dan perabotan

- Alat belajar termasuk buku, alat peraga, pengalaman eksperimen.

- Materi pendidikan dapat dikelompokkan dalam format audiovisual menggunakan penampil.

saya.

I.LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
Monitoring dilakukan secara hati-hati agar hubungan antara supervisor dan klien setara dan terbuka.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: [12]

1. Rapat Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dan supervisor (membina hubungan) untuk
komunikasi yang efektif selama kegiatan. Pada tahun

SM. Membuat kesepakatan (kontrak) antara guru dan supervisor tentang aspek proses belajar mengajar
yang akan dikembangkan dan ditingkatkan (misalnya mengajukan pertanyaan, bagaimana memotivasi
siswa). Singkatnya, pertemuan pendahuluan ini akan menyepakati:

1. Tujuan pendidikan atau keterampilan yang harus diamati dengan cermat oleh supervisor

2. Strategi pengamatan yang akan diterapkan,

3. Panduan observasi atau alat yang akan digunakan.

. Kriteria atau tolok ukur yang digunakan untuk melengkapi pengamatan.

1. Direncanakan oleh guru dan pengawas

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Penyusunan instruksi tertulis telah dilakukan terlebih dahulu untuk membahas celah-celah yang
mungkin masih perlu dibenahi, serta membahas bagian mana dari persiapan tertulis yang akan
mendapat perhatian khusus. Pada tahun

SM. Menyiapkan media atau alat pembelajaran yang akan digunakan serta strategi penggunaannya.
Pada tahun

SM. Metode pencatatan atau pencatatan data yang digunakan oleh pengawas dan pedoman
pengumpulan data. Diskusi diperlukan agar guru tidak merasa bingung saat bertindak.

2. Latihan Mengajar dan Mengamati

Pada saat ini, guru melakukan pengajaran sedangkan supervisor melakukan pengamatan yang cermat.
Saat melakukan observasi, kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

a. Pengamatan dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar, tetapi hanya sebagian yang
menonjolkan dan mencatat tujuan, sedangkan sisanya hanya mencatat kesan umum. Pada tahun

SM. Pengamatan mendalam dilakukan setiap beberapa menit dan dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa alternatif yang umum digunakan adalah:

- interval 5 menit yaitu mengamati selama 5 menit, berhenti selama 5 menit, mengamati kembali
selama 5 menit, berhenti selama 5 menit, dll.

- Tahap 10-5, yaitu pengamatan 10 menit, jeda 5 menit, pengamatan ulang 10 menit, dll.
- Amati terus menerus tetapi catat setiap 2 menit atau

menit.

3. Melakukan analisis data

Masalah yang akan dibahas antara lain:

a. Kesenjangan antara apa yang direncanakan dan pelaksanaannya. Pada tahun

SM. Perekaman hasil, baik pada alat visual maupun pada pita (perekaman tentu saja dilakukan dengan
foto atau film, yang biasanya tidak dibahas saat ini)

c. Metode atau strategi yang digunakan untuk memberikan umpan balik. Jika disepakati umpan balik
dikirim secara tertulis sehingga terdokumentasi secara lengkap, setelah pembahasan analisis data log
selesai, supervisor menulis kesimpulan akhir untuk umpan balik kepada guru.

. Diskusi Memberikan Umpan Balik

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan umpan balik dari supervisor bagi guru yang melakukan
praktik mengajar untuk meningkatkan keterampilannya. Umpan balik harus diberikan segera dan
objektif terhadap tujuan yang dibahas dalam pertemuan pendahuluan. Mengenai tanggapan, ada tanda-
tanda sebagai berikut:

a. Setelah menyelesaikan pelatihan, guru (calon) diundang untuk mengungkapkan persepsi/kesannya


terhadap kegiatan mengajar yang dilakukannya. Pada tahun

SM. Supervisor bersama guru menganalisis kegiatan langkah demi langkah yang dilengkapi dengan data
observasi supervisor. Penting pada tahap ini untuk melatih guru sehingga mereka dapat menilai diri
sendiri. Pada tahun

SM. Dalam mengidentifikasi yang baik dan yang buruk dalam praktik, supervisor tidak hanya harus
langsung dan tegas, tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan yang menyelidik dan menggali kelemahannya
sendiri sehingga guru akhirnya menyadari kelemahannya.

d. Penting untuk diingat bahwa selama tahap ini supervisor terkadang perlu memuji, mengkritik secara
positif, menguatkan, dan menghargai guru sehingga ada rasa puas dan bangga, dari mana untuk
berkembang, untuk maju.

dong. Di akhir diskusi, pembimbing dan guru menarik kesimpulan dari latihan yang baru saja dilakukan,
khususnya apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki pada kesempatan lain.

J. MANFAAT PEMANTAUAN PENDIDIKAN

1. Kemampuan menemukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan

2. Menemukan kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan [13]

3. Kemampuan untuk memberikan informasi tentang apa yang perlu ditangani terlebih dahulu (apa
yang harus diprioritaskan)
. Kemampuan mengidentifikasi aktor, seperti guru, kepala sekolah, staf administrasi dan keamanan
sekolah yang perlu ditingkatkan

5. Mampu mengidentifikasi agen yang perlu diganti

6. Mampu mengidentifikasi buku yang tidak sesuai tujuan instruksional

7. Dapat mengidentifikasi kelemahan program

8. Mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan

9. Mampu mempertahankan sesuatu yang sudah baik.

Keuntungan terakhir dari proses pengawasan adalah tidak mudahnya sistem manajemen sumber daya
manusia di Indonesia, seperti pemindahan, pemecatan, apalagi pemecatan pejabat perusahaan yang
tidak cakap. Demikian pula, perubahan kurikulum yang sangat terfokus tidak menunjukkan perbedaan
antar sekolah dan mempersulit pengukuran tingkat pencapaian secara konsisten, yang jika diterapkan
akan mengakibatkan frustasi bagi mereka yang berprestasi di lapangan, terutama bagi guru. orang-orang
yang berada di lapangan di daerah terpencil, baik fisik maupun mental. Terlepas dari kendala tersebut,
namun pendampingan tetap perlu dilakukan, walaupun hanya dalam skala yang sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai