Pengertian Supervisi PendidikanKata peninjauan pecah berpunca ritme Inggris supervision yang
terbentuk berpunca dua kata, yaitusuper dan vision. Yang berisi pengetahuan memantau pakai
sangat saksama aksi secarakeselurhan. Orang yang mengamalkan peninjauan disebut
supervisor.Menurut karet komponen diantaranya:
1.Ben M. Harris, bagian dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education 1975 menumpahkan
bahwasupervisi apa yang personalia perguruan bikin pakai kategori dewasa dan aparat-aparat
dalamrangka mempertahankan ataumengubah pengelolaan perguruan kepada
mempengaruhipencapaian objek instruksional perguruan. Supervisi memiliki impact pakai cekel
melaluiperantaraan kategori lain dan aparat.
2.Drs. Ngalim Purwanto, dkk, bagian dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979.
menumpahkan:peninjauan adalah aktifitas regenerasi yang direncanakan kepada membantu
karet guru danpegawai perguruan lainnya bagian dalam mengamalkan aksi berjuang secara
efektif.
3. Pengetahuan, keahlian dan kerjasama guru pendidikan agama Islam di sekolah umum
meningkat setiap tahun pelajaran (semester) sesuai dengan kebutuhan kondisi daerah dan
peraturan yang berlaku.
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang
telah dijelaskan di atas, maka
timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian
keberhasilan pelaksanaan
pengawasan yag spesifik
pula diantaranya
sebagai berikut:
Berdasarkan pada sasaran yang telah dijelaskan di atas, maka timbullah suatu indikasidalam
pencapaian keberhasilan pelaksanaan pengawasan yag spesifik pula diantaranyasebagai
berikut:
1. Pengawasan dilakukan secara seragam dan aman sesuai volume dan frekuensi yang telah
ditentukan
2. Kondisi obyektif terkait dengan sikap profesional guru pendidikan agama Islam (GPAI) ) di
sekolah umum ternama
3. Kondisi obyektif mengenai kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam (GPAI) di
sekolah umum sudah diketahui
4. Informasi tentang hasil yang dicapai dan proses belajar mengajar masing-masing sekolah
dikumpulkan secara cepat, akurat dan up to date
5. Informasi tentang kondisi objektif penyelenggaraan pendidikan agama Islam di sekolah sudah
banyak diketahui. Tujuan bersama menurut Rifai (1982) adalah membantu guru meningkatkan
kapasitasnya untuk menjadi guru yang lebih baik.
Selain itu, Bafadal (1992) mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah membantu guru
mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bagi siswa
Menurut Rifai (1982) tujuan khusus supervisi adalah:
a. Membantu guru lebih memahami tujuan dan fungsi sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan b. Membantu guru mengetahui dan lebih memahami kebutuhan siswanya dan
masalah yang mereka hadapi
c. Menerapkan kepemimpinan demokratis yang efektif untuk meningkatkan praktik profesional
di sekolah dan memelihara hubungan kerja yang kreatif untuk meningkatkan kompetensi
individu. d. Temukan kompetensi dan kelebihan masing-masing guru dan gunakan serta
kembangkan kompetensi tersebut. Membantu guru meningkatkan keterampilan mengajar
mereka sebelum kelas
e. Mendukung guru baru selama masa orientasi mereka sehingga mereka dapat dengan cepat
beradaptasi dengan tugas mereka dan memanfaatkan kemampuan mereka dengan sebaik-
baiknya
f.Membantu guru mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan menemukan langkah-langkah
perbaikan.
rhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha
perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan
sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan
perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi
kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan.
2. Supervisi klinis
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-
sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula
diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus
yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intesif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Adapun ciri-
ciri supervisi klinis menurut La sulo adalah sebagai berikut : Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru
bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di supervisi diusulkan oleh guru
atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama antar guru dan
supervisior.
[7]Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai ketrampilan mengajar secara terintegrasi,
sasaran supervisi hanya pada beberapa ketrampilan tertentu saja. Instrumen supervisi dikembangkan
disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak. Balikan diberikan dengan segera dan
secara objektif. Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh
instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/ calon guru diminta terlebih dahulu
menganalisis penampilannya.
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau menga-rahkan.
Supervisi berlangsung dalam suasana terbuka dan supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi
perencanaan, observasi dan diskusi balikan. Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau
peningkatan dan perbaikan ketrampilan mengajar.
. Manipulasi diplomatik: memerintahkan penyelia untuk melakukan apa yang diinginkan penyelia
dengan cara menipu.
5. paspor: memberi pengawas kebebasan dan fleksibilitas untuk melakukan apa yang menurut
mereka benar.
JENIS-JENIS PENGAWASAN
Pengawasan umum yang dimaksud di sini adalah pengawasan terhadap kegiatan atau pekerjaan yang
tidak berkaitan langsung dengan upaya peningkatan pendidikan, seperti pengawasan pembangunan
dan perlengkapan sekolah atau kegiatan pengelolaan kebudayaan, dinas penyelenggaraan pendidikan,
pembinaan sekolah dan penyelenggaraan dinas pendidikan atau pengelolaan perlengkapan, dinas
pengawas operasi administrasi, mengawasi pengelolaan keuangan sekolah atau kelas seks.
Sedangkan supervisi pedagogis adalah kegiatan supervisi yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi
pribadi dan materil yang memungkinkan terciptanya lingkungan belajar mengajar yang lebih baik untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.
2. Supervisi klinis
Supervisi klinis disebut klinis karena prosesnya lebih menitikberatkan pada menemukan sebab-sebab
atau kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses belajar-mengajar, kemudian langsung pada
bagaimana memperbaiki titik-titik kelemahan atau kekurangan tersebut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada peningkatan pengajaran melalui siklus sistematis
perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual mendalam tentang kinerja instruksional yang
sebenarnya dengan tujuan menciptakan perubahan yang wajar. Ciri-ciri supervisi klinis menurut La Sulo
adalah sebagai berikut: Nasihat supervisor kepada calon guru/guru adalah bantuan, bukan perintah
atau petunjuk. Jenis keterampilan yang akan dipantau, diusulkan oleh guru atau calon guru, akan
dipantau dan disepakati melalui penilaian bersama antara guru dan supervisor.
[7] Meskipun guru atau calon guru menggunakan berbagai keterampilan mengajar secara terpadu,
fokus supervisi hanya pada keterampilan tertentu. Alat pemantauan dikembangkan untuk konsensus di
antara pengawas dan guru berdasarkan kontrak. Umpan balik diberikan dengan cepat dan objektif.
Sekalipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasikan data yang direkam oleh
observatorium, selama diskusi atau pertemuan umpan balik, calon guru/guru pertama-tama diminta
untuk menganalisis kinerjanya.
Supervisor bertanya dan mendengarkan lebih dari yang mereka perintahkan atau arahkan.
Pemantauan berlangsung dalam suasana terbuka dan pemantauan mengikuti siklus yang mencakup
diskusi tentang perencanaan, pengamatan, dan umpan balik. Supervisi klinis dapat digunakan untuk
melatih atau meningkatkan dan meningkatkan keterampilan mengajar.
Untuk kelancaran kegiatan penunjang pendidikan, berbagai alat dapat digunakan oleh pengawas.
Dukungan tersebut digunakan untuk memungkinkan peningkatan keterampilan dan pengembangan
penguasaan ilmu/pengawasan guru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya
dan pendidikan pada khususnya. Alat pendukung antara lain:
Dari perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan khusus yang terkait dengan
profesi guru (pendidikan dan pengetahuan), masing-masing Guru dapat memperdalam ilmunya dan
meningkatkan keterampilannya sesuai dengan itu. Pengawas harus memajukan organisasi perpustakaan
di lembaga pendidikan/sekolah. Pengawas harus selalu memotivasi guru agar tertarik membaca buku di
perpustakaan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya.
Setiap guru yang bertanggung jawab atas suatu lembaga pendidikan harus mengetahui kurikulum yang
dikembangkan secara rinci tentang kurikulum yang relevan dengan bidang tambang. Kurikulum suatu
lembaga pendidikan pada umumnya disusun dalam sebuah buku yang disebut garis besar mata kuliah,
yang memuat jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah.
Buletin pendidikan, termasuk jurnal dan majalah pendidikan, merupakan salah satu alat tulis yang dapat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru. Rapor juga dapat digunakan untuk
menyalurkan kemampuan siswa dan guru untuk mendiskusikan suatu masalah, mengembangkan
kerangka kerja, dll, untuk komunikasi yang sehat di antara mereka. Dalam bentuk yang lebih sempurna,
buletin atau jurnal pendidikan dapat diterbitkan oleh organisasi yang berupaya menyusun berbagai
artikel tentang perkembangan pendidikan/ilmiah.
Di sekolah atau kantor pendidikan harus ada satu atau lebih anggota cabang ilmiah sebagai staf spesialis
yang tersedia untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah atau guru. Supervisor
dapat meminta bantuan jika dianggap perlu, seperti memberikan saran/saran untuk memecahkan
masalah.
Dalam keadaan tidak adanya tenaga ahli atau penasehat ahli, pengawas dapat meminta bantuan
kepada siapapun di luar lembaga pendidikan yang dianggap kompeten/ahli, untuk membantu
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru. [8]
1. Pengembangan kurikulum
3. Pengembangan pegawai
Tujuan dari dukungan pedagogis dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengembangan pribadi dan
pengembangan non-pribadi.
1. Pengembangan Karyawan
a. Kepala sekolah
Kepala sekolah dalam kerangka sekolah juga merupakan subjek dari kerangka pedagogis ini. Dan
sebagai orang yang memegang jabatan tertinggi di sebuah sekolah, maka perlu juga adanya
pengawasan, karena dari bawah, untuk melakukan pengawasan pedagogi, direktur juga perlu tumbuh
dan berkembang dalam posisinya, direktur harus berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualitas profesional mereka. dan menumbuhkan semangat dalam diri Anda dalam menjalankan tugas
Anda. Tidak jauh berbeda dengan supervisi guru, kepala sekolah disupervisi oleh seorang supervisor.
Sistem dan implementasinya hampir seperti supervisi guru. Namun akan berbeda jika guru
mengimplementasikan isi pembelajaran ketika kepala sekolah berbicara tentang bagaimana ia dapat
melaksanakan tanggung jawab utamanya sesuai dengan apa yang telah diidentifikasi sebagai
manajemen dan tata kelola manajemen sekolah. [10] Pada tahun
SM. Guru
Guru adalah agen perubahan yang memimpin kinerja pembelajaran, dalam pelaksanaan tugasnya
memerlukan pengawasan oleh seorang supervisor yaitu kepala madrasah, supervisor yang dekat dengan
guru. [11] Karena guru juga manusia yang berkembang dan membutuhkan pengawasan secara berkala
dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas profesionalnya dan meningkatkan
efektivitasnya sebagai pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan proses
kegiatan belajar mengajar bagi siswanya dengan lebih baik. Khususnya melalui konstruksi. Dukungan
supervisor terhadap guru dapat berupa pembinaan individu atau kelompok. Terkadang guru memiliki
masalah yang sama dan juga berbeda antar guru. Oleh karena itu, pelatihan guru harus relevan dengan
masalah yang dihadapi guru. Selain itu, guru harus mampu menyelenggarakan dan mengelola
pembelajaran secara wajar dan akurat, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Hal-hal yang
menjadi pantauan guru antara lain: kinerja guru, KBM guru, karakteristik guru, manajemen guru, dll.
Pada tahun
Staf sekolah atau tenaga kependidikan sekolah adalah sama. Pengajaran atau supervisi personel sekolah
dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara yang sama seperti seorang guru, tetapi personel sekolah
harus diawasi dalam kaitannya dengan kinerja staf, pengaturan manajemen sekolah, kapasitas kerja
atau keterampilan dan kesetiaan kepada pemimpin atau manajer.
d. Siswa
Siswa atau siswa yang merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang saling bergantung. Dan
siswa yang menjadi subyek kinerja kegiatan belajar mengajar juga diawasi. Namun, hal ini berbeda
dengan supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staf sekolah. Siswa diawasi pada
tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikologis dan emosional oleh guru sebagai supervisor.
1. Pengembangan nonpersonal
Pengembangan nonpersonal berfokus pada pengembangan sarana dan prasarana, khususnya semua
komponen yang secara langsung atau tidak langsung mendukung perkembangan proses pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 079 Tahun 1975, lembaga pendidikan meliputi 3 kelompok utama:
saya.
I.LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
Monitoring dilakukan secara hati-hati agar hubungan antara supervisor dan klien setara dan terbuka.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: [12]
1. Rapat Pendahuluan
a. Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dan supervisor (membina hubungan) untuk
komunikasi yang efektif selama kegiatan. Pada tahun
SM. Membuat kesepakatan (kontrak) antara guru dan supervisor tentang aspek proses belajar mengajar
yang akan dikembangkan dan ditingkatkan (misalnya mengajukan pertanyaan, bagaimana memotivasi
siswa). Singkatnya, pertemuan pendahuluan ini akan menyepakati:
1. Tujuan pendidikan atau keterampilan yang harus diamati dengan cermat oleh supervisor
a. Penyusunan instruksi tertulis telah dilakukan terlebih dahulu untuk membahas celah-celah yang
mungkin masih perlu dibenahi, serta membahas bagian mana dari persiapan tertulis yang akan
mendapat perhatian khusus. Pada tahun
SM. Menyiapkan media atau alat pembelajaran yang akan digunakan serta strategi penggunaannya.
Pada tahun
SM. Metode pencatatan atau pencatatan data yang digunakan oleh pengawas dan pedoman
pengumpulan data. Diskusi diperlukan agar guru tidak merasa bingung saat bertindak.
Pada saat ini, guru melakukan pengajaran sedangkan supervisor melakukan pengamatan yang cermat.
Saat melakukan observasi, kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
a. Pengamatan dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar, tetapi hanya sebagian yang
menonjolkan dan mencatat tujuan, sedangkan sisanya hanya mencatat kesan umum. Pada tahun
SM. Pengamatan mendalam dilakukan setiap beberapa menit dan dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa alternatif yang umum digunakan adalah:
- interval 5 menit yaitu mengamati selama 5 menit, berhenti selama 5 menit, mengamati kembali
selama 5 menit, berhenti selama 5 menit, dll.
- Tahap 10-5, yaitu pengamatan 10 menit, jeda 5 menit, pengamatan ulang 10 menit, dll.
- Amati terus menerus tetapi catat setiap 2 menit atau
menit.
SM. Perekaman hasil, baik pada alat visual maupun pada pita (perekaman tentu saja dilakukan dengan
foto atau film, yang biasanya tidak dibahas saat ini)
c. Metode atau strategi yang digunakan untuk memberikan umpan balik. Jika disepakati umpan balik
dikirim secara tertulis sehingga terdokumentasi secara lengkap, setelah pembahasan analisis data log
selesai, supervisor menulis kesimpulan akhir untuk umpan balik kepada guru.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan umpan balik dari supervisor bagi guru yang melakukan
praktik mengajar untuk meningkatkan keterampilannya. Umpan balik harus diberikan segera dan
objektif terhadap tujuan yang dibahas dalam pertemuan pendahuluan. Mengenai tanggapan, ada tanda-
tanda sebagai berikut:
SM. Supervisor bersama guru menganalisis kegiatan langkah demi langkah yang dilengkapi dengan data
observasi supervisor. Penting pada tahap ini untuk melatih guru sehingga mereka dapat menilai diri
sendiri. Pada tahun
SM. Dalam mengidentifikasi yang baik dan yang buruk dalam praktik, supervisor tidak hanya harus
langsung dan tegas, tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan yang menyelidik dan menggali kelemahannya
sendiri sehingga guru akhirnya menyadari kelemahannya.
d. Penting untuk diingat bahwa selama tahap ini supervisor terkadang perlu memuji, mengkritik secara
positif, menguatkan, dan menghargai guru sehingga ada rasa puas dan bangga, dari mana untuk
berkembang, untuk maju.
dong. Di akhir diskusi, pembimbing dan guru menarik kesimpulan dari latihan yang baru saja dilakukan,
khususnya apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki pada kesempatan lain.
3. Kemampuan untuk memberikan informasi tentang apa yang perlu ditangani terlebih dahulu (apa
yang harus diprioritaskan)
. Kemampuan mengidentifikasi aktor, seperti guru, kepala sekolah, staf administrasi dan keamanan
sekolah yang perlu ditingkatkan
Keuntungan terakhir dari proses pengawasan adalah tidak mudahnya sistem manajemen sumber daya
manusia di Indonesia, seperti pemindahan, pemecatan, apalagi pemecatan pejabat perusahaan yang
tidak cakap. Demikian pula, perubahan kurikulum yang sangat terfokus tidak menunjukkan perbedaan
antar sekolah dan mempersulit pengukuran tingkat pencapaian secara konsisten, yang jika diterapkan
akan mengakibatkan frustasi bagi mereka yang berprestasi di lapangan, terutama bagi guru. orang-orang
yang berada di lapangan di daerah terpencil, baik fisik maupun mental. Terlepas dari kendala tersebut,
namun pendampingan tetap perlu dilakukan, walaupun hanya dalam skala yang sangat kecil.