Anda di halaman 1dari 12

SUMMARY

MANAJEMEN KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DASAR


Tentang
Supervisi Penyelenggaraan Pendidikan

Disusun Oleh :

Indah Fajri Hilmi

Nim :

22124024

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Rusdinal,M.Pd

Prof. Dr. Hadiyanti, M.Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Supervisi Pendidikan
2.1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara
keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.
Menurut para ahli diantaranya:
1. Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education 1975 menyatakan bahwa
supervisi apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa dan alat-alat dalam
rangka mempertahankan ataumengubah pengelolaan sekolah untuk mempengaruhi
pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact dengan pelajar melalui
perantaraan orang lain dan alat.
2. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979. menyatakan:
supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
3. Drs. Ametembun, dalam bukunya, Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan: Supervisi
Pendidikan adalah pembinaan kearah perbaiakan situasi pendidikan pada umumnya dan
pertbaikan mutu belajar mengajar di sekolah pada khususnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikemukakan secara sederhana
bahwa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana,
kurikulum sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab
memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.

2.2. Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan


Di bawah ini akan digambarkan secara ringkas tentang tujuan dan sasaran supervisi
pendidikan yang harus dicapai. Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan
perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervise tidak
hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru
dalam arti luas, termasuk didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan
dan pembinaan human relation yang baik kepadda semua pihak yang terkait.
Berdasarkan rumusan diatas, maka kegiatan supervise pendidikan pada dasarnya
diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah dalam menjalankan
tugasnya masing-masing dengan baik.
2. Mengembang dan mencari metode-metode belajar mengajar yang baru dalam proses
pembelajaran yang lebih baik dan lebih sesuai.
3. Mengembangkan kerjasama yang baik dan dalam lingkungan sekolah harmonis antara guru
dengan siswa, guru dengan sesama guru, guru dengan kepala sekolah dan seluruh staf sekolah
yang berada dalam lingkungan sekolah yang bersangkutan.
Disamping tujuan, supervisi pendidikan juga diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu
supervisi kegiatan yang bersifat teknis edukatuif dan teknis administratif. Supervisi teknis
edukatif meliputi kurikulum, proses belajar mengajar dan evaluasi/ penilaian. Sedangkan
supervisi teknik administratif meliputi administrasi profesional, administrasi material,
administrasi kuangan, administrasi laboratorium, perpustakaan sekolah dan lain-lain.
Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena dia adalah pemimpin.
Begitu pula pengawasan, karena pada hakekatnya supervisor adalah pengawas yang tugas
pokoknya melakukan pengawasan. Sedangkan fungsi pelaksana terdapat pada supervisor,
karena ia adalah pelaksana dilapangan yang dalam istilah bukunya adalah pejabat fungsional,
sama halnya dengan guru dan kepala sekolah.
Pelaksanaan pengawasan Pendidikan Agama Islam memiliki sasaran yang spesifik,
yakni:
1. Pengawasan atau pelaksanaan pegembangan kehidupan beragama di TK dan atas
pelaksanaan tugas guru pendidikan agama Islam pada sekolah umum (SD, SMP, SMA dan
SMK) terlaksana dengan lancar, aman dan bermutu sesuai dengan volume dan frekuensi yang
telah ditetapkan
2. Efesiensi dan efektivitas pelaksanaan pendidikan agama Islam pada sekolah umum (TK, SD,
SMP, SMA, dan SMK) tercapai pada setiap semester sesuai dengan petunjuk teknis yang
telah ditetapkan
3. Wawasan, kemampuan professional dan kerjasama guru pendidikan agama Islam pada
sekolah umum meningkat pada setiap tahun ajaran (semester) sesuai dengan kebutuhan
kondisi wilayah dan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan pada sasaran yang telah dijelaskan di atas, maka timbullah suatu indikasi
dalam pencapaian keberhasilan pelaksanaan pengawasan yag spesifik pula diantaranya
sebagai berikut:
1. Pengawasan terlaksana secara merata dan aman sesuai dengan volume dan frekuensi yang
telah ditetapkan
2. Kondisi objektif tentang sikap professional Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) pada
Sekolah Umum diketahui secra jelas
3. Ondisi objektif tentang kemampuan profesioanal Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)
pada Sekolah Umum diketahu secara jelas
4. Informasi pencapaian hasil dan proses belajar mengajar di tiap-tiap sekolah diperoleh secara
cepat, tepat dan up to date
5. Informasi tentang kondisi objektif pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah
diketahui secara jelas.

Secara garis besar tujuan supervisi dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum menurut Rifai (1982) adalah membantu guru meningkatkan
kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik. Selanjutnya Bafadal (1992) mengatakan
bahwa tujuan supervisi adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan yang ditetapkan bagi murid-muridnya.

Menurut Rifai (1982) tujuan khusus supervisi adalah sebagai berikut :

a. Membantu guru agar dapat lebih mengerti tujuan dan fungsi sekolah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan.
b. Membantu agar guru lebih menyadari dan mengerti kebutuhan-kebutuhan siswa
serta masalah yang dihadapinya.
c. Melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka
meningkatkan kegiatan profesional di sekolah dan menjaga hubungan staf yang
kreatif untuk meningkatkan kemampuan masing-masing.
d. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan dan
mengembangkan keampuan tersebut.
e. Mambantu guru meningkatkan kamampuan mengajar di depan kelas.
f. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri
dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
g. Membantu guru menemukan kesulitan belajar siswa dan menemukan tindakan
perbaikannya.

2.3. Fungsi Supervisi Pendidikan


Setelah mengetahui dan memahami tujuan dan sasaran supervise, maka hal penting
lainnya yang perlu dikuasai pula oleh para supervisor adalah fungsi-fungsi supervisi. Secara
garis besar fungsi supervisi dapat dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu dalam bidang
pendidikan, dalam bidang pengawasan dan dalam bidang pelaksana.
Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena dia adalah pemimpin.
Begitu pula pengawas yang tugas pokoknya melakukan pengawasan. Sedangkan fungsi
pepelaksana terdapat pada supervisor, karena dia adalah para pelaksana dilapangan yang
dalam istilah bukunya adalah pejabat fungsional, sama halnya dengan guru dan kepala
sekolah.
Untuk sekedar memperoleh gambaran tenntang rincian dari fungsi-fungsi tersebut,
dapat disimak pada uraian berikut:
1. Dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor hendaknya melakukan hal-hal sebagai
berikut:
2. meningkatkan semangat kerja kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah yang berada
dibawah tanggung jawab dan kewenangannya
3. mendorong aktifitas dan kreatifitas serta dedikasi seluruh personil sekolah
4. mendorong terciptanya suasana kondusif didalam dan diluar lingkungan sekolah
5. menampung, melayani dan mengakomodir segala macam keluhan aparat kependidikan di
sekolah tersebut dan berusaha membantu pemecahannya
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, seorang supervisor hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
1. mengamati dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas kepala sekolah, guru, dan seluruh
staf sekolah diketahui dengan jelas tugas yang dilaksanankan itu sesuai dengan rencana atau
tidak
2. memantau perkembangan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang menjadi tanggung
jawab dan kewarganegaraanya termasuk belajar sisiwa pada sekolah yang bersangkutan
3. mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah secara keseluruhan yang di dalamnya terdapat
administrasi personil, admisistrasi materil, administrasi kurikulum
4. disamping mengawasi, para supervisor juga melaksanakan fungsi penilaian dan pembinaan
terhadap berbagai aspek yang menjadi tugas pokoknya.
Dalam melaksanakan fungsi pelaksana, seorang supervisor memperhatikan kegiatan-
kegiatan berikut:
1. melaksanakan tugas-tugas supervisi/ pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. melaporkan hasil supervisi atau pengawasan kepada pejabat yang berwenang untuk dianalisis
dan dirindaklanjuti
3. mengamankan berbagai kebijakan yang telah di tetapkan
2.4. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan
Dalam dunia pendidiakn dan pengajaran terdapat tiga unsure pokok yang saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur dimaksud adalah unsur
personal, material dan operasional. Oleh sebab itu ruang supervisi pendidikan pun mencakup
unsur tersebut, yang bila dijabarkan akan tergambar sebagai berikut:
1. Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam sekolah/
madrasah yang disupervisi. Adapun personal dimaksud adalah kepala sekolah, pegawai tata
usaha, guru dan siswa.
a. Kepala Sekolah
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala sekolah adalah:
1) masalah jalannya pendidikan dan pengajaran
2) masalah administrasi sekolah
3) masalah kerjasama sekolah lain dan instansi terkait lainnya
4) masalah kepemimpinan kepala sekolah
b. Pegawai Tata Usaha
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:
1) masalah data dan statistik sekolah
2) masalah pembukuan
3) masalah surat menyurat dan kearsipan
4) masalah pelayanan terrhadap kepala sekolah, guru dan siswa
c. Guru
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:
1) masalah wawasan dan kemampuan professional guru
2) masalah kehadiran dan aktaifitas guru
3) masalah kerja sama guru dengan kepala sekolah, guru dengan sesama guru, guru dengan
pegawai tata usaha, dan guru dengan siswa
4) masalah tri pusat pendidikan yang yang terdiri atas keluarga, sekolah dan masyarakat
d. Siswa

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:


1) motivasi belajar sisiwa
2) tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa
3) pengembangan organisasi siswa (OSIS)
4) kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, termasuk laboratorium, perpustakaan, alat-alat
olahraga dll
2. Unsur Material
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terrhadap material dan sarana fisik lainnya
adalah:
a. ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, laboratorium, ruang praktek ibadah, aula dll
b. pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut di atas
c. pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang
3. Unsur Operasional
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap unsure-unsur operasional antara lain:
a. masalah yang berkaitan dengan teknis edukatif, yang mencakup:
1) kurikulum
2) proses belajar mengajar
3) evaluasi/ penilaian
4) kegiatan ekstra kulikuler
b. masalah yang berkaitan dengan teknis administrative, yang mencakup:
1) administrasi personal
2) administrasi material
3) administrasi kurikulum
c. masalah yang berkaitan dengan kordinasi dan kerja sama yang mencakup:
1) sekolah dengan keluarga dan masyarakat
2) sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya
3) sekolah dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
4) sekolah dengan organisasi kepemudaan
5) sekoalah dengan instansi pemerintah terkait
d. masalah yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, yang mencakup:
1) pengembangan KKG dan MGMP
2) pengembangan KKS dan MKKS
3) hubungan antara KKG, MGMP dan Pokjawas
4) pendayagunaan wadah KKG dan MGMP yang ada
e. masalah-masalah yang berkaitan dengan ekstra kulikuler, seperti:
1) peringatan hari besar di sekolah
2) peringatan hari besar
3) kegiatan pesantren kilat
4) kegiatan sosial kemasyarakatan

2.5. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan


Dalam melakukan tugas-tugas supervisi, para supervisor terutama pengawas dapat
memilih dan mengunakan beberapa teknik supervisi, antara lain kunjungan kelas, kunjungan
sekolah, tes dadakan, konferensi kasus, observasi dokumen, wawancara, angket, laporan
tertulis dan sebagainya.

2.6. Peranan Supervisi

Menurut Rifai (1982) peranan supervisi ada 7 macam :


a. Supervisi sebagai kepemimpinan
Supervisor sebagai pemimpin hendaklah mempunyai kemampuan menggerakkan
atau mempengaruhi guru agar mau menigkatkan kemampuan profesionalnya,
sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan efektif. Tanpa adanya
kepemimpinan dari supervisor, kegiatan supervisi tidak akan efektif.

b. Supervisi sebagai inspeksi


Supervisi dapat diawali dengan inspeksi. Tujuan inspeksi dalam hal ini adalah untuk
mendapatkan data/ informasi mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar yang
dilaksanakan guru. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan tindak lanjut yang
akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan guru.

c. Supervisi sebagai penelitian


Supervisi berperan sebagai penelitian, terutama untuk mengetahui objektivitas dan
relevansi data dengan permasalahan yang ditemui pada waktu inspeksi.

d. Supervisi sebagai latihan dan bimbingan


Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh melalui penelitian dapat ditentukan
tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan untuk pembinaan/ peningkatan
kemampuan guru dalam mengelolaan proses belajar mengajar. Peningkatan
kemampuan guru dilakukan melalui latihan-latihan atau bimbingan agar menjadi
lebih efektif.

e. Supervisi sebagai sumber dan pelayanan


Dalam proses supervisi, supervisor dapat berperan sebagai sumber informasi,
sumber ide, sumber petunjuk dalam berbagai hal dalam rangka peningkatan
kemampuan profesional guru.

f. Supervisi sebagai koordinasi


Kepala sekolah sebagai supervisor harus memimpin sejumlah guru/ staf yang masing-
masingnya mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Supervisor
haruslah memberikan bantuana dan pembinaan kepada guru dan tetap menjaga agar
setiap guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam situasi kerja yang
kooperatif.

g. Supervisi sebagai evaluasi


Untuk mengetahui kemampuan guru yang akan dibina perlu dilakukan evaluasi
sehingga program supervisi cocok dengan kebutuhan guru. Selain itu melalui
evaluasi dapat pula diketahui kemampuan guru setelah mendapatkan bantuan dan
latihan dari supervisor.

2.7. Peran supervisor dalam supervisi pendidikan

Ada beberapa pendapat tentang peran supervisor pendidikan diantaranya:


Menurut M. Haris mengemukakan sepuluh bidang tugas supervisor yaitu:[8]
1) Mengembangkan kurikulum
2) Pengorganisasian pengajaran
3) Pengadaan staf
4) Penyediaan fasilitas
5) Penyediaan bahan pengajaran
6) Penyusunan penataran pendidikan
7) Pemberian orientasi anggota staf
8) Pelayanan murid
9) Hubungan masyarakat
10) Penilaian pengajaran

Menurut Hendiyat Soetopo peran supervisor menujukkan adanya akstifitas supervisi antara
kepala sekolah dan guru meliputi kegiatan pembimbingan, bantuan, layanan, serta pembinaan
yang berkiatan dengan peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah, maka kepala sekolah sebagai supervisor diantaranya yaitu membantu
guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses. Menurut Made Pidarta upaya yang
dilakukan oleh supervisor dalam memberikan pekerjaan yang inovatif dan menantang,
memberi penghargaan atas prestasi kerja guru, memberi kesempatan berkreasi baik individu
ataupun kelompok, serta memberi kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi dalam
aktivitas sekolah. Menurut olivia peran supervisor yang utama ada 4, (1) sebagai koordinator,
(2) sebagai konsultan, (3) sebagai pemimpin kelompok, (4) sebagai evaluator.

Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor nampak dengan jelas
peranannya. Sesuai dengan pengertian hakiki dari supervisi itu sendiri, maka peranan
supervisor ialah memberi support (supporting) membantu (assisting) dan mengikut sertakan
(sharing). Peranan seorang supervisor ialaha menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
guru-guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka
dengan penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian hanya dapat terjadi bila
kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis buka otokratis atau laissez faire.
Kebanyakan guru seolah-olah mengalaami kelumpuhan tanpa inisiatip dan daya kreatip
karena supervisor dalam meletakkan interaksi dan interelasi, yang bersifat mematikan
kemungkinan-kemungkinan perkembangan ini.

3. Kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor


Untuk dapat melaksanakan peran-peran tersebut, supervisor harus memilik beberapa
kompetensi dan kemampuan pokok, yaitu berkaitan dengan subtantive aspect of professional
development, dan professional development competency areas. Berkaitan dengan hakikat
pengajaran, supervisor harus memahami keterkaitan berbagai variabel yang berpengaruh. (1)
faktor-faktor organisasional terutama budaya organisasi dan keberadaan tenaga profesioanal
lainnya dalam lembaga pendidikan, (2) berkaitan dengan pribai guru berkaitan dengan pribadi
guru, menyangkut pengetahuan guru, kemmapuan membuata perencanaan dan mengambil
keputusan, motivasi kerja, tahapan perkembangan atau kematangan dan keterampilan guru,
(3) berkaitan dengan support system dalam pengajaran yaitu kulrikulum, berbagai buku teks,
serta ujian-ujian, (4) siswa sendiri yang keberadaannya di dalam kelas sangat bervariasi.
Dalam hal adult development, supervisor harus menegtahui tahapan perkembanagan dan
kematangan kerja seorang guru, tahapan perkembangan moral, tahapan pengembangan
profesional, serta berbagai prinsip dab teknik pembelajaran orang dewasa. Supervisor harus
mengetahui ukuran kemajuan dan ke efektifan sebuah sekolah. Hal ini merupakan muara dari
kegiatan yang dilakukan bersama para guru dan kepala sekolah. Selain berkaitan dengan
pembelajaran di dalam kelas, supervisor juga harus siapmembantu kepala sekolah dalam
bidang manajerial secara umum.

2.8. Unsur-unsur supervisi


Dengan pengertian baru tentang supervisi yaitu semua upaya dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, maka yang menjadi pelaku supervisi bukan lagi hanya
pengawas dna kepala sekolah tetapi beberpa pihak terkait dengan kegiatan pembelajaran
diantaranya:
1) Pengawas
Pengawas adalah penanggung jawab utama atas terjadinya pembinaan sekolah sesuai dengan
jenis dan jenjang lembaga pendidikannya.
2) Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai supervisor, setiap hari ia dapat secara langsung melihat dan
menyaksikan kejadian, bahkan dengan langsung pula dapat memberikan pembinaan untuk
peningkatan.
3) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Tugas Wakasek Bidang Kurikulum ini adalah mengurusi semua urusan yang berkaitan
dengan kurikulum dan pembelajaran.
4) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Wakasek bidang kesiswaan adalah pejabat yang dapat dikatakan paling akrab dengan seluruh
kehidupan siswa. Dengan kedudukan itu yang bersangkutan dapat elakukan upaya pembinaan
secara intensif, baik berdasarkan data yang diperolehnya sendiri maupun “titipan” dari pihak
lain, misalnya kepala sekolah dan guru-guru.
5) Wali Kelas
Wali kelas adalah personil yang bertanggung jawab atas kemajuan siswa di kelas tertentu.
Dengan kedudukannya itu wali kelas tentunya memiliki data yang lengkap tentang keadaan
siswa yang terdaftar di kelas bersangkutan.
6) Petugas Bimbingan dan Konseling
Dalam kegiatan supervisi sekolah ini petugas bimbingan dan konseling diberdayakan dan
dihidupkan fungsinya sebagai pelaksana bimbingan studi, yaitu mengolah data tentang hal-
hal yang snagat berkaitan dengan upaya meningkakan prestasi belajar siswa.
7) Petugas Perpustakaan
Petugas perpustakaan sebagai orang yang telah ditunjuk dan diserahi tanggung jawab
pengelola perpustakaan dapat membantu peningkatan prestasi siswa melalui pemanfaatan
bahan koleksi perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA
Depag RI, 2004, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta.
Depag RI, 2005, Kepengawasan Kependidikan, Jakarta.
M. Amin Thaib, 2005, Profesionalisme Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: Depag RI.

Anda mungkin juga menyukai