Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN RUANG LINGKUP

SUPERVISI PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Kepemimpinan dan


Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. H. Muh. Hizbul Muflihin, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Nur Roudlotul Jannah (1717402027)


2. Nur Syafangati Anjani (1717402228)
3. Otik Priyana (1717402029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PURWOKERTO

2020/2021

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan
untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa
yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut
salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam
supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan
tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi
diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan
dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungan dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik
berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi
dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu memiliki misi
yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu
kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan
pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi dan Supervisor Pendidikan


Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa
supervisi merupakan “A critical watching and directing”. Beberapa sumber
lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu “superior” dan
“vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai
seorang “expert” dan “superior”, sedangkan guru digambarkan sebagai orang
yang memerlukan kepala sekolah. Selain itu, ada yang menyebutkan bahwa
supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif
atau bisa dikatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi
dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Sedangkan supervisi pendidikan adalah usaha memberi pelayanan agar guru
menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.1
Selain itu, supervisi pendidikan merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik
material. Supervisi pendidikan merupakan pengawasan terhadap kegiatan
akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam
mengajar , pengawasan terhadap situasi yang menyababkannya. 2 Maka dapat
disimpulkan bahwa supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan
situasi pendidikan atau peningkatan mutu pendidikan.3
Secara konseptual merupakan usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan
dengan cara mendayagunakan bakat atau kemampuan alami manusia dan sumber-
sumber yang memfasilitasi. Upaya tersebut dilakukan dengan cara pemberian
1
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah,
(Bandung : Alfabeta), hlm. 84
2
Dadang Suhardan, Supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 ) hlm. 39
3
N.A. Ametembun, Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam, ( Bandung: Suri,
2007 ), hlm. 3

3
tantangan dan perhatian yang serius terhadap bakat atau kemampuan alami
manusia. Sedangkan dilihat dari sisi pendidikan, supervisi pendidikan merupakan
usaha atau layanan pemberian bantuan pembinaan yang diberikan oleh supervisor
kepada para guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisi
merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada
para guru untuk mengembangkan diri dan kemampuannya secara professional.4
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah yang berperan juga sebagai
supervisor pada dasarnya adalah proses pemberian layanan bantuan kepada guru
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam kelas-kelas yang beragam
karakter peserta didiknya, dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar.
Kepala sekolah dalam perannya sebagai supervisor harus melaksanakan
tugasnya tersebut dengan cara-cara atau teknik-teknik yang mendidik, dengan
memperhatikan karakter guru yang disupervisi, sehingga tujuan pemberian
supervisi dapat dicapai dengan maksimal.5
Jadi, karena supervisi adalah sebuah fungsi pengawasan, maka supervisor
dapat di artikan secara sederhana bahwa supervisor adalah orang yang melakukan
supervisi. Jika pada lembaga pendidikan, yang bertindak sebagai supervisor
adalah kepala sekolah, apabila kepala sekolah tidak bisa melakukan supervisi
maka supervisi diserahkan kepada pengawas ( yang lebih tinggi).
B. Tugas Supervisor dan Tanggung Jawab Supervisor
Seorang supervisior dapat dilihat dari tugas yang dikerjakannya. Seorang
pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor tampak jelas perannya.
Sesuai dengan pengertian hakiki supervisi, maka supervisi berperan atau bertugas
memberi support (supporting), membantu (assisting) dan mengikutsertakan
(sharing). Selain itu, seorang supervisior bertugas sebagai:
1. Koordinator.
2. Konsultan.
3. Pemimpin Kelompok.
4
Ermi Sola, Jurnal Idaarah, Ada Apa dengan Supervisi Pendidikan, (Vol. II, No. 1, Juni
2018), hlm. 131
5
Ermi Sola, Jurnal Idaarah.....hlm. 132

4
4. Evaluator .
Tugas lain bagi seorang supervisi atau pengawas akademik, yakni mencakup hal-
hal berikut:
1. Mengupayakan agar guru lebih bersungguh-sungguh dan bekerja lebih
keras serta bersemangat dalam mengajar.
2. Mengupayakan agar sistem pengajaran ditata sedemikian rupa sehingga
berlaku prinsip belajar tuntas, yaitu guru harus berupaya agar murid benar-
benar menguasai apa yang telah diajarkan dan tidak begitu saja
melanjutkan pengajaran ke tingkat yang lebih tinggi jika murid Belum
tuntas penguasaannya.
3. Memberikan tekanan (pressure) terhadap guru untuk mencapai tujuan
pengajarannya, dengan disertai bantuan (support) yang memadai bagi
keberhasilan tugasnya.
4. Membuat kesepakatan dengan guru maupun dengan sekolah mengenai
jenis dan tingkatan dari target output yang harus mereka capai sehubungan
dengan keberhasilan pengajaran.
5. Secara berkala melakukan pemantauan dan penilaian (assessment) terhdap
keberhasilan (efektifitas) mengajar guru, khususnya dalam kaitannya
dengan kesepakatan yang dibuat pada butir (4) di atas.
6. Membuat persiapan dan perencanaan kerja dalam rangka pelaksanaan
butir-butir di atas, menyusun dokumentasi dan laporan bagi setiap
kegiatan, serta mengembangkan sistem pengelolaan data hasil
pengawasan.
7. Melakukan koordinasi serta membuat kesepakatan-kesepakatan yang
diperlukan dengan kepala sekolah, khususnya dalam hal yang berkenaan
dengan pemantauan dan pengendalian efektifitas pengajaran serta hal yang
berkenaan dengan akreditas sekolah yang bersangkutan.
Tugas Supervisor menurut Harris (1975) adalah membantu guru dalam hal :
1. Pengembangan Kurikulum. Kurikulum perlu diperbaiki dan
dikembangkan secara terus menerus. Dalam hal ini dirancang secara
terpusat seperti sekarang, maka tugas supervisor adalah membantu guru

5
dalam melaksanakan penyesuaian dan perancangan pengalaman belajar
dengan keadaan lingkungan dan siswa. Di samping itu, juga membantu
dalam menyusun panduan dalam melaksanakan kurikulum, menentukan
satuan pelajaran, merancang muatan lokal.
2. Pengorganisasian pengajaran. Supervisor bertugas membantu pelaksanaan
pengajaran sehingga siswa, guru, tempat dan bahan pengajaran sesuai
dengan waktu yang disediakan serta tujuan instruksional yang ditetapkan.
3. Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses belajar mengajar.
4. Perancangan dan perolehan bahan pengajaran sesuai dengan rancangan
kurikulum.
5. Perancanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar
dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran. Kegiatan ini
meliputi bantuan dalam menyelenggarakan workshop, konsultasi,
wisatakarya, serta berbagai macam latihan dalam jabatan.
6. Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses
belajar mengajar. Guru perlu dilengkapi dengan informasi yang relevan
dengan tugas serta tanggung jawabnya.
7. Pengkoordinasian antara kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan
layanan lain yang diberikan sekolah/lembaga pendidikan kepada siswa.
8. Pengembangan hubungan dengan masyarakat dengan mengusahakan lalu
lintas informasi yang bebas tentang hal yang berhubungan dengan
kegiatan pengajaran.
9. Pelaksanaan evaluasi pengajaran.
10. Supervisor mempunyai wewenang tertentu sesuai dengan tugas yang
dilaksanakan. Wewenang yang dimaksud adalah melaksanakan koreksi,
memperbaiki, dan membina proses belajar mengajar bersama guru,
sehingga proses itu mencapai hasil yang maksimal.6
C. Tujuan supervisi
Tujuan supervisi menurut Hariwung adalah sebagai pengendalian kualitas,
pengembangan profesioonal dan untuk memotivasi guru. Supervisi sebagai

6
Hariwung, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, Dikti P2LPTK, 1989), hlm. 50

6
pengendalian kualitas artinya, kepala sekolah sebagai supervisor bertanggung
jawab memonitor proses belajar mengajar di sekolah dengan cara berkunjung ke
kelas, berkonsultasi dengan guru yang dapat diharapkan pendidikan mampu
menilai dan mengetahui kemampuan siswa.7
Supervisi yang baim dalah supervisi yang mampu merefleksikan tujuan
tersebut. Tetapi dengan tidak mengkesampingkan tujuan yang lain. Adapun tujuan
supervisi adalah adanya perbaikan dan pengembangan proses belajar mengajar
secara total bukan hanya pada pembelajaran saja namun pada aspek lain seperti
fasilitas-fasilitas dan pelayanan kepemimpinan.
D. Fungsi supervisi
Fungsi supervisi akademik ditujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas pengajaran. Fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan
memeperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta
didik. Sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan
perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan
mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru.8 Menurut Ngalim Purwanto
terdapat lima fungsi supervisi yang harus dipahami oleh kepala sekolah antara
lain:9
a. Supervisi dalam bidang kepemimpinan, misalnya; memberikan bantuan
kepada anggota kelompok dalam mengahadapi dan memecahkan peroalan-
persoalan. Membangkitkan dan memupuk moral yang tinggi kepada anggota
kelompok. Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.
b. Supervisi dalam hubungan kemanusiaan, misalnya; membantu mengatasi
kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti
dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis, dan
sebagainya. Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang
dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri

7
Sahertian, Piet A, Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional,1981) hlm.58
8
Sahertian, Piet A, Konsep Dasar &Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 21.
9
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), Cet. 18, hlm. 86-87.

7
sendiri maupun bagi anggota kelompoknya. Mengarahkan anggota kelompok
pada sikap-sikap demokratis.
c. Supervisi dalam pembinaan proses kelompok, misalnya; mengenal masing-
masing pribadi anggota kelompok.baik kelemahan maupun kemampuan
masing-masing. Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau
perselisihan pendapat di antara anggota kelompok. Menguasai teknik-teknik
memimpin rapat dan pertemuan lainnya.
d. Supervisi dalam bidang administrasi personel, misalnya; menempatkan
personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan
kemampuan masing-masing. Mengusahakan susunan kerja yang
menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil kerja maksimal.
e. Supervisi dalam bidang evaluasi, misalnya; menguasai dan memiliki norma-
norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat
gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-
perbaikan.
E. Fungsi Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Pelaksanaan supervisi pendidikan oleh kepala sekolah, maka ia harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
proses belajar menagajar. Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan di sekolah terarah sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan pencegahan (preventif)
agar para guru tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan tugasnya.
Adapun fungsi kepala sekolah sebagai supervisor memegang peranan yang sangat
penting dalam:
1. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau persoalan-
persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi suatu
persoalan.
2. Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar.
3. Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan berorientasi.

8
4. Membantu guru memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan
menggunakan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan sifat materinya.
5. Membantu guru memperkaya pengalaman belajar, sehingga suasana
pengajaran bisa menggembirakan anak didik.
6. Membantu guru mengerti makna dari alat-alat pelayanan.
7. Membina moral kelompok, menumbuhkanmoral yang tinggi dalam
pelaksanaan tugas sekolah pada seluruh staf.
8. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh
kemampuannya dalam melaksanakan tugas.
9. Memberikan pimpinan yang efektif dan demokratis.
Dilihat dari fungsinya, seorang advisor dapat berperan sebagai:
1. Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasi program belajar mengajar,
tugas-tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda di antara guru-
guru. Contoh kongkret mata pelajaran yang dibina oleh berbagai guru.
2. Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan
masalah yang dialami guru baik searah individual maupun secara kelompok.
Misalnya, kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar, yang
menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam tatap muka di kelas.
3. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam
mengembangkan potensi kelompok, materi pelajaran dan kebutuhan
profesional guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat
bekerja untuk kelompok (working with group) dan bekerja melalui kelompok
(working trough the group).
4. Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan
proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga
belajar menatap dirinya, yaitu konsep dirinya (self concept), ide atau cita-cita
dirinya (self idea), realitas dirinya (self reality).
F. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan
Supervisi merupakan aktivitas menentukan yang esensial, yang akan
menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Orientasi supervisi dapat
ditentukan sebagai proses pmbantuan. Dengan kata lain, pembantuan dalam

9
pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
Supervisi tertuju pada perkembangan guru-guru dan personel sekolah lainnya
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini supervisi dapat dilakukan
melalui dorongan, bimbingan dan pemberian kesempatan. Adapun ruang lingkup
supervisi pendidikan yaitu:
1. Supervisi Bidang Kurikulum
2. Supervisi Bidang Kesiswaan
3. Supervisi Bidang Kepegawaian
4. Supervisi Bidang Sarana Dan Prasarana
5. Supervisi Bidang Keuangan
6. Supervisi Bidang Humas Dan
7. Supervisi Bidang Ketatausahaan.
Ruang lingkup supervisi dalam tujuan bidang ini mengaruskan supervisor
mempelajari semua bidang ini tanpa terkecuali. Sebab, melakukan supervisi tanpa
memahami bidang yang disupervisi tidak efektif, karena tidak jelas, semua
bidang ini disupervisi karena satu dengan yang lain saling berkaitan, sehinggam
nejadi satu sistem yang terpadu yang tidak bisah dipisahkan10
1. Supervisi Bidang Kurikulum
Bidang kurikulum menjadi ini karena proses belajar mengajar adalah
kegiatan utama sekolah. Kurikulum merupakan hal yang harus diantisipasi
dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan
pembelajaran yang memiliki kedudukan yang sangat strategis, yang
menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik proses
maupun hasil. Sekolah sebagai pelaksanaan pendidikan, baik supervisor, guru
maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena dampak
langsung dari setiap perubahan kurikulum.11
Guru juga dituntut untuk senantiasa menyempurnakan dan menyesuaikan
kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta

10
Jamal Ma’mur Asmani,Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, ( Jogjakarta: Diva
Press,2012). hlm.38
11
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Sempurna, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006),
hlm.4

10
kebutuhan-kebutuhan lokal, nasional dan global sehingga kurikulum yang
dikembangkan di sekolah betul-betul dikembangkan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan lingkungan, perkembangan zaman dan tuntunan dan beban
tugas yang akan dilakukan setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan
kurikulum mengisyaratkan bahwa pembelajaran bukan semata-mata tanggung
jawab guru, tetapi merupakan tanggungjawab bersama antara guru, kepala
sekolah, dan pengawas sekolah bahkan komite sekolah, dan dewan
pendidikan.
2. Supervisi Bidang Kesiswaan
Bidang kesiswaan menjadi penting karena tujuan pendidikan adalah
melahirkan siswa-siswi yang kreatif, mandiri, kompetitif. Sehingga
pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang diperlukan.
Bidang kesiswaan menjadi dominan karena tangan gurulah pembelajaran
dipertaruhkan. Dalam bidang kesiswaan, supervisor mempunyai peran yang
signifikan dan sangat mendasar mulai dari penerimaan siswa baru, pembinaan
siswa, atau pengembangan diri sampai proses kelulusan siswa. Supervisi
bidang kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar,
tertib, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.12 Hal-hal pokok yang harus
disupervisi terhadap siswa :
a. Motivasi belajar siswa
b. Tingkat kesulitan yang dialami siswa
c. Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ektra kurikuler
d. Pengembangan organisasi siswa
e. Sikap guru dan kepala sekolah terhadap siswa
f. Keterlibatan orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
g. Kesempatan memperoleh pelayanan secara prima dari sekolah
3. Supervisi Bidang Kepegawaian

12
Sri Minarti, Manajemen Sekolah:Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,
(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2012), hlm.157

11
Tujuan supervisi bidang kepegawaian berbeda dengan sumber daya manusia
pada konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan supervisi bidang
kepegawaian lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu,
membentuk sumber daya manusia yang handal, produktif, kreatif, dan
berprestasi. Selain itu dalam bidang kepegawaian atau personalia pendidikan
islam bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan islam secara
efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal. Namun tetap dalam
kondisi yang menyenangkan. Jika guru inovatif, kreatif, dan dinamis maka
pembelajaran berjalan secara menyenangkan. Namun, jika guru pasif,
monoton, dan sentralistik maka pembelajaran akan membosankan, tidak
menarik dan membuat siswa tidak bisa menangkap materi yang disampaikan.
Akhirnya, proses belajar mengajar tidak efektif. Hal-hal pokok yang perlu
disupervisi terhadap guru yaitu:
a. Masalah wawasan dan kemampuan
b. Masalah kehadiran dan aktivitas guru
c. Masalah persiapan mengajar guru, mulai dari penyusunan analisis materi
pelajaran, program tahunan, program semster, program satuan pelajaran
sampai dengan persiapan mengajar harian atau perencanaan pengajaran.
d. Masalah pencapaian target kurikuler dan ektra kulikuler
e. Masalah kerja sama guru dengan siswa, dengan sesama guru, dengan tata
usaha dan dengan kepala sekolah
f. Masalah tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga dan
masyarakat
g. Masalah kemampuan belajar siswa
4. Supervisi Bidang Sarana Dan Prasarana
Tujuan anak sekolah yaitu agar dia menjadi baik, pintar dan terampil.
Dibutuhkan proses yang tidak sederhana dan panjang agar tujuan ini berhasil
dicapai sekolah. Sekolah menyediakan sarana untuk pengembangan rasa,
piker, dan raga siswa, seperti masjid, perpustakaan, laboratorium, internet,
dan tempat olaraga. Tanpa sarana yang baik sekolah sulit melahirkan keluaran
yang kompoten. Sarana merupakan media atau alat untuk belajar agar

12
pendidikan berjalan efektif. Sarana sekolah diperlukan untuk keseimbangan
perkembangan fisik dan psikis siswa.
Sarana dan prasarana seperti ruang gedung yang representative,
labotorium, lapangan olaraga, taman bunga dan lainnya membuat suasana
belajar yang menyenangkan, sejuk, damai, dan penuh semangat. Jika saranaya
terbatas maka skill siswa tidak dapat dikembangkan dengan baik. Sebagai
lembaga pendidikan, sekolah menentukan dukungan sarana dan prasaran
pendidikan yang sangat penting. Banyak sekolah yang memiliki sarana dan
prasarana yang lebih lengkap sehingga sangat menunjang proses pendidikan
di sekolah. Baik guru maupun siswa merasa terbantu dengan adanya fasilitas
tersebut. Namun sayangnya kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Tingkat
kualitas dan kuantitas sarana tidak dapat dipertahankan secara terus menerus.
Sementara itu, bantuan saran dan prasaranapun tidak datang setiap saat. Oleh
karena itu dibutuhkan untuk mengawasai sarana dan prasarana itu secara baik
agar kualitas dan kuantitas sarana da prasarana dapat dipertahakan dalam
waktu yang relatif lebih lama.
5. Supervisi Bidang Keuangan
Biaya menempati posisi yang sangat penting dalam proses pendidikan.
dipastikan bahwa lembaga pendidikan yang bagus ditopang oleh biaya yang
memadai. Setiap lembaga pendidikan membtuhkan dana untuk menopang
proses pendidikan, mulai dari biaya rutin, biaya kegiatan hingga biaya
perawatan atau perbaikan. Dalam bidang pendanaan dan keuangan
pendidikan merupakan aktivitas utama yang harus dilakukan oleh mereka
yang bertanggunjawab dalam bidang perolehan pendapatan, pemanfaatan dan
pertangungjawaban dana. Keuangan menjadi ruh lembaga karena program
harus didukung oleh sumber keuangan yang memadai, baik untuk menggaji
guru, karyawan, manajemen, mengadakan kegiatan, maupun untuk
melengkapi sarana dan prasarana.
6. Supervisi Bidang Humas
Secara etimologis, “Hubungan Masayarakat” diterjemahkan dari perkataan
bahasa inggris public relation, yang berarti hubungan sekolah dengan

13
masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu
organisasi(sekolah) dan masyarakatnya. Artinya hubungan sekolah dengan
masyarakat adalah suatu proses komunikasi antar sekolah dengan masyarakat
untuk berusaha untuk menanamkan pengertian warga tentang kebutuhan dari
karya pendidikan serta pendorong dan minat dan tanggungjawab masyarakat
dalam usaha memajukan sekolah. Untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan
jalan komunikasi yang baik dan luas secara timbal balik. Humas dibutuhkan
untuk sosialisasi program dan prestasi sekolah kepada masyarakat juga untuk
menetralisasi berita-berita negatif yang terkadang dihembuskan oleh pihak
luar.
7. Supervisi Bidang Ketatausahaan
Bidang tata usaha sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh,
serta membina kegiatan-kegiatan yang bersifattulis menulis disekolah, agar
proses belajar mengajar semakin efektif dan efesien untuk membatu
tercapaianya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tidak hanya terhadap
bidang-bidang yang disebutkan di atas, tetapi pada kegiatan supervisi
pendidikanpun selalu mendapat tunjangan yang tidak sedikit dari kegiatan
ketatausahaan. Tiada kegiatan yang tak lupa ditulis atau diketik, diproses,
digandakan, dan sebagainya. Juga pembuatan format-format supervisi,
undangan rapat, dan penempelan pengguna atau instruksi dan sebagainya.13

PENUTUP

A. Kesimpulan
13
A.L.Hartani, Manajemen Pendidikan, (Samarinda: Laksbang PRESSindo,2011),
hlm.156

14
Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan secara efektif atau bisa dikatakan bahwa supervisi
merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud
supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Supervisi pendidikan adalah usaha memberi pelayanan agar guru
menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta
didik. Selain itu, supervisi pendidikan merupakan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar
pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi pendidikan
merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses
belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar,
pengawasan terhadap situasi yang menyebabkan keadaan atau situasi
belajar mengajar lebih baik lagi. Di Sekolah, yang bertindak sebagai
supervisor adalah kepala sekolah, apabila kepala sekolah tidak sanggup
maka diserahkan kepda pengawas, dari dinas pendidikan misalnya.

DAFTAR PUSTAKA

15
Ametembun, N. A. 2007. Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam.
Bandung: Suri.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah.
Jogjakarta: Diva Press.
Hariwung. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud, Dikti P2LPTK.
Hartani, A.L. 2011. Manajemen Pendidikan. Samarinda : Laksbang PRESSindo.
Minarti, Sri. 2012. Manajemen Sekolah:Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Sempurna. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Piet A. Sahertian. 1981. Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
. 2000. Konsep Dasar &Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Priansa, Donni Juni. Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Bandung : Alfabeta.
Purwanto, Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sola, Ermi. 2018. Jurnal Idaarah. Ada Apa dengan Supervisi Pendidikan. Vol. II,
No. 1, hlm. 130-140.
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung : Alfabeta.

16

Anda mungkin juga menyukai