Disusun oleh :
Maria Mega Silvia Pare (2019280599)
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Adult and teacher development within the
context of the school : clues for supervisory practice” ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi Peserta didik dan pembaca
pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang
Adult and teacher development within the context of the school : clues for supervisory
practice.
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala
keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah
ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Supervisi Pendidikan.
2. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip dalam Supervisi.
3. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan.
4. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Supervisi Pendidikan.
5. Untuk Mengetahui Tugas dan Tanggung Jawab Supervisi.
6. Untuk Mengetahui Strategi Peningkatan Profesionalitas Guru melalui Supervisi.
7. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Supervisi di Sekolah.
8. Untuk mengetahui karakteristik dan jenis pengembangan profesi guru.
9. Untuk mengetahui supervisi pendidikan sebagai sarana pengembangan profesi guru.
BAB II
PEMBAHASAN
Supervisi akademik dalam meningkatkan mutu hasil belajar peserta didikdi Madrasah
Aliyah pada umumnya dilaksanakan melalui rapat kerja madrasahatau musyawarah warga
madrasah dengan melibatkan wakil kepala madrasah, pengawas pembina dan guru mata
pelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untukmenyusun rencana yang lebih berkualitas dan
menimbulkan komitmen tugas dalam proses perencanaan supervisi akademik.
1. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan
yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikantujuan tersebut.
2. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untukmempersiapkan
peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebihefektif.
3. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritisterhadap
aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan belajar mengajar,serta menolong
mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.
4. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolahlain
terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif, sertamemperbesar
kesediaan untuk tolong menolong.
5. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasiuntuk
mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya.
6. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program
pendidikan di sekolah kepada masyarakat.
7. Melindungi orang-orang yang di supervisi terhadap tuntutan-tuntutan yangtidak
wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
8. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi aktivitasnyauntuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
9. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan (kolegialitas) di antara guru.
Tujuan supervisi akademik yang fokusnya adalah pada guru, yaitu untuk
pengembangan profesionalisme guru dalam memahami akademiknya, kehidupan kelas
danketerampilannya dalam melaksanakan proses pembelajaran, pengawasan kualitas dan
penumbuhan motivasi bagi guru bersangkutan. Dengan adanya kegiatan supervisi iharapkan
kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan sesuai dengan semestinya danmampu mencapai
tujuan sekolah yang bersangkutan, sehingga pada akhirnya mampumewujudkan tujuan
pendidikan Nasional. Jadi, dapat disimpulkan keberhasilan pelaksanaan pendidikan di
sekolah tidak terlepas dari peran pengawas, Kepala Sekolahdan guru. Tugas pokok guru
adalah mengajar dan membantu siswa menyelesaikan masalah-masalah belajar dan
perkembangan pribadi dan sosialnya. Kepala Sekolah memimpin guru dan siswa dalam
proses Pembelajaran, dan membantu mengatasi masalah yang dihadapi.
1. Penelitian. Fungsi penelitian adalah fungsi yang harus dapat mencari jalankeluar dari
masalah yang dihadapi.
2. Penilaian. Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yangdiinginkan,
seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukandengan berbagai cara
seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat
perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedurlain yang berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan.
3. Perbaikan. Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara
perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan
dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapatdilakukan dengan bimbingan,
yaitu dengan cara membangkitkan kemauan,memberi semangat, mengarahkan dan
merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah
prosedur mengajar yang baru.
4. Pembinaan. Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untukmemecahkan
masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan
kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalammelaksanakan suatu proses
pembelajaran, pembinaan ini dapat dilakukan dengan cara demonstrasi mengajar,
workshop, seminar, observasi,konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan
supervisi.
a. Supervisi Klinis
Supervisi klinis dikembangkan pertama kali berdasarkan gagasan diagnosis dan perlakuan
dibidang medis oleh Morris Cogan tahun 1950 di sebuah sekolah laboratorium di
Universitas Harvard. Pendekatan ini dipengaruhi oleh teori behavioristik.
b. Supervisi Pengembangan
Supervisi pengembangan Carl D Glickman yang berbasiskan pada pengembanganseperti
Erickson dan Piaget Supervisor yang menggunakan model ini memperlakukanguru
sebagai individu yang berada pada berbagai tahap pertumbuhan dan pengembangan.
Model ini didasarkan pada asumsi bahwa guru memiliki beragam pengalaman,
kemampuan, dan tingkat pengembangan karir yang berbeda.
c. Supervisi Differensial
Supervisi diferensial adalah salah satu pendekatan terbaru supervisi. Supervisi dipelopori
oleh Allan Glatthorn. Menurut (1997: 3) bahwa supervisi diferensial merupakan
pendekatan supervisi yang menyediakan pilihan jenis supervisi dan evaluasi yang sesuai
dengan kebutuhan guru.
Untuk menjadi supervisor yang baik maka perlu diketahui lebih dahulu apakah peran
kualifikasi atau syarat-syarat seorang supervisor. Dengan mengetahui peranan dankualifikasi
tersebut maka seorang supervisor harus selalu berusaha untukmengembangkan diri guna
memenuhi persyaratan tersebut. Dengan terpenuhinya persyaratan itu maka diharapkan
seorang supervisor dapat menjalankan fungsinyadengan lebih profesional. Pengawas sekolah
adalah guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang bertugas melakukan penilaian dan
pembinaan, baik dalam bentuksupervisi akademik maupun supervisi manajerial, serta
melakukan pembimbingan dan pelatihan profesional kepada guru, dengan ditopang oleh
sejumlah kompetensi yangharus dikuasainya. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah,
mencakup :
Dengan program yang dilakukan pemerintah Indonesia guru juga harus lebih berdaya
untuk peningkatan dirinya secara swadaya, terutama bagi mereka yang telah menerima
tunjangan profesi. Keadaan tersebut dapat didukung oleh sekolah dengan melaksanakan
pelatihan-pelatihan secara mandiri. Sekolah dapat mendesain sendiri program-program
pelatihan yang menjadi kebutuhan guru. Sikap, kemampuan dan kemauan guru untuk
melakukan perubahan merupakan sebuah modal besar untuk peningkatan dirinya.
Karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, sikap guru dalam meningkatkan
pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada
peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik dengan peserta didik, teman
sejawat, serta anggota masyarakat lainnya.
Dengan meningkatnya karakter guru profesional yang dimiliki oleh setiap guru, maka
kualitas mutu pendidikan akan semakin baik. Diantaranya karakteristik profesional yaitu ;
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,
menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. Kedudukan guru
sebagai tenaga profesional dimaksudkan berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran
guru sebagai agen pembelajaran sehingga diharapkan meningkatkan mutu pendidikan
nasional secara umum.
Profesionalisme guru menuntut dipersyaratannya kualifikasi akademik minimum dan
bersertifikat pendidik. Guru-guru PAI yang memiliki kreteria profesional akan mampu
menjalankan fungsi utama secara efektif dan efisien untuk mewujudkan proses pendidikan
dan pembelajaran. Oleh karena itu, profesionalisme guru perlu dipupuk, dibina, dan
dikembangkan sehingga cita-cita dan tugas luhur ini bisa terwujudkan, yang pada gilirannya
akan tercipta bangsa yang sejahtera dan bermartabat.
a. In Hause traning (IHT); pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok guru,
sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
b. Program magang; pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau industri yang relevan
dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.
c. Kemitraan sekolah; kegiatan ini bisa dilaksankan antara sekolah dengan alasan bahwa
terdapat keunikan atau kelebihan yang dimiliki oleh mitra.
d. Belajar jarak jauh ; kegiatan ini bisa dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan
peserta pelatihan dalam ruang atau tempat tertentu, melainkan dengan sistem
pembelajaran melalui internet dan sejenisnya.
e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus; pelatihan ini dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga yang diberi wewenang di mana program disusun secara berjenjang, mulai dari
jenjang dasar, menengah, dan lanjut dan tinggi.
f. Kursus singkat diperguruan tinggi atau tempat lainnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam seperti kemampuan untuk penelitian tindakan
kelas, menyusun karya tulis ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran, dan lain-lain.
g. Pembinaan internal sekolah ; dilakukan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki
kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas
interal, dan lain-lain.
h. Pendidikan lanjut; kegiatan ini bisa dilaksankan melalui tugas belajar atuapun izin belajar.
Outputnya adalah untuk menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-
guru yang lain untuk meningkatkan profesionalisme guru.
a. Diskusi fokus pendidikan; kegiatan ini bisa dilakukan secara berkala dengan topik diskusi
sesuai dengan masalah yang berkembang di sekolah.
b. Seminar; kegiatan seminar juga bisa digunakan untuk memperbaharui pengetahuan para
guru terkait peningkatan profesionalismenya.
c. Workshop; kegiatan ini akan lebih efektif kalau diarahkan untuk menghasilkan produk
yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan
karir. Workshop ini bisa berupa kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum,
pengembangan silabus, penyusunan RPP, dan lain-lain.
d. Penelitian; kegiatan ini bisa berupa penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen
dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
e. Penulisan buku atau bahan ajar; kegiatan ini bisa memupuk munculnya budaya ilmiah
pada diri setiap guru yang diharapkan bisa ditransformasi kepada guru lain atau peserta
didik.
f. Pembuatan media pembelajaran; hal ini bisa berupa alat peraga, alat praktikum sederhana,
maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.
g. Pembuatan karya teknologi atau kerya seni; karya teknologi atau karya seni bisa berupa
karya yang bermanfaat bagi masyarakat atau karya yang memiliki nilai estetika yang
diakui masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Supervisi pendidikan adalah aktivitas dan kegiatan pembinaan yangdilakukan oleh
seorang profesional untuk membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam
memperbaiki bahan, metode dan evaluasi pengajaran dengan melakukan stimulasi,
koordinasi dan bimbingan secarakontinyu agar guru menjadi lebih profesional dalam
meningkatkan pencapaian tujuan sekolah. Dengan meningkatnya pengetahuan
seiringdengan bertambahnya pengalaman, guru mungkin dapat membangun konsep
baru, keterampilan khusus dan alat/media belajar untuk dapat kontribusikankepada
orang satu profesi atau profesi lain. Supervisi akademik pada guru,yaitu untuk
pengembangan profesionalisme guru dalam memahamiakademiknya, kehidupan
kelas dan keterampilannya dalam melaksanakan proses pembelajaran, pengawasan
kualitas dan penumbuhan motivasi bagiguru bersangkutan. Dengan adanya kegiatan
supervisi diharapkan kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan sesuai dengan
semestinya dan mampumencapai tujuan sekolah yang bersangkutan, sehingga pada
akhirnya mampumewujudkan tujuan pendidikan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Innes, ‘Supervisi Akademik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Guru
Menyusun Perangkat Persiapan Pembelajaran Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru’,
2006, 4
Kristiawan, Muhammad, MPd Yuyun Yuniarsih, MPd Happy Fitria, and MPd Nola Refika
SPd, Supervisi Pendidikan, 2019 <www.cvalfabeta.com>
Putri, Agi Maehesa, and Uung Runalan Soedarmo, ‘Peningkatan Mutu Hasil BelajarPeserta
Didik Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah’,Indonesian Journalof Education
Management and Administratin Review, 2.2 (2018)