Anda di halaman 1dari 9

SUPERVISI PENDIDIKAN OLEH KEPALA SEKOLAH

TERHADAP GURU SMK HARNASTO INSTITUT


Tahun Pelajaran 2017/2018

Kegiatan supervisi pendidikan sangat diperlukan oleh guru, karena bagi guru yang bekerja
setiap hari di sekolah tidak ada pihak lain yang lebih dekat dan mengetahui dari dalam segala
kegiatannya, kecuali Kepala Sekolah. Guru merupakan salah satu faktor penentu rendahnya mutu
hasil pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan program supervisi pendidikan maka harus mencakup
semua komponen yang terkait dan mempengaruhi terhadap keberhasilan program supervisi
pendidikan. Keberhasilan tersebut dilihat dari komponen perencanaan, implementasi dan dampak dari
program supervisi pendidikan. Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai supervisor secara efektif, maka Kepala Sekolah memiliki kompetensi yaitu kemanusiaan,
manajerial, dan. teknis. Kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

A. Latar Belakang
Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merumuskan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah memerlukan pendidikan profesional dan
sistematis dalam mencapai sasarannya. Efektivitas kegiatan kependidikan di suatu sekolah
dipengaruhi banyaknya variabel (baik yang menyangkut aspek personal, operasional, maupun
material) yang perlu mendapatkan pembinaan dan pengembangan secara berkelanjutan. Proses
pembinaan dan pengembangan keseluruhan situasi merupakan kajian supervisi pendidikan.
Kajian yang dilakukan oleh Depdiknas, Bappenas, dan Bank Dunia menemukan bahwa guru
merupakan kunci penting dalam keberhasilan memperbaiki mutu pendidikan, guru merupakan
titik sentral dalam usaha mereformsi pendidikan, dan mereka menjadi kunci keberhasilan setiap
usaha peningkatan mutu pendidikan. Dalam pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-
metode mengajar, peningkatan pelayanan belajar, penyediaan buku teks, hanya akan berarti
apabila melibatkan guru.
Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki kewajiban membina kemampuan para
guru. Dengan kata lain kepala sekolah hendaknya dapat melaksanakan supervisi secara efektif.
Sementara ini pelaksanaan supervisi di sekolah seringkali masih bersifat umum. Aspek-aspek
yang menjadi perhatian kurang jelas, sehingga pemberian umpan balik terlalu umum dan kurang
mengarah ke aspek yang dibutuhkan guru. Sementara guru sendiripun kadang kurang memahami
manfaat supervisi. Hal ini disebabkan tidak dilibatkannya guru dalam perencanaan pelaksanaan
supervisi. Padahal proses pelaksanaan supervisi yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan
memungkinkan guru mengetahui manfaat supervisi bagi dirinya. Supervisi merupakan
pendekatan yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan. Supervisi merupakan jawaban yang
tepat untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan guru pada umumnya.
Pandangan guru terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi
merupakan model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk
menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter,
hanya mencari kesalahan guru. Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan
kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman
yang lebih. Self evaluation merupakan salah satu kunci pelayanan supervisi karena dengan self
evaluation supervisor dan guru dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing
sehingga dimungkinkan akan memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan tersebut
secara terus menerus.
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang akan dikaji adalah tentang proses pelaksanaan
supervisi dan Pelatihan oleh kepala sekolah dan teman sejawat, kegunaan supervisi, dan proses
pembinaan guru dalam kegiatan supervisi.

B. Tujuan Dan Fungsi Supervisi Pendidikan


Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas
mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan
saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan potensi kualitas guru.
Pendapat lain mengenai tujuan supervisi adalah “mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik melalui pembinaan dan pening katan profesi mengajar”. Beberapa tujuan supervisi
pendidikan jika dijabarkan:
1. Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan.
2. Membina guru-guru guna mengatasi poroblem-problem siswa demi kemajuan prestasi
belajarnya
3. Membina guru-guru dalam mempersiapkan siswa-siswanya untuk menjadi anggota
masyarakat yang produktif, kreatif, etis, dan religious
4. Membina guru-guru dalam mengevaluasi, mendiagnosa kesulitan belajar dan seterusnya.
5. Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokratis,
kooperatif serta kegotong royongan.
6. Memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya.
7. Membaantu guru-guru dan karyawan meningkatkan popularitas Madrasahnya.
8. Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-krtik tak wajar
dari masyarakat.
9. Mengembangkan sikap kesetiakawanan dan keteman sejawatan dari seluruh tenaga
pendidikan.

Kalau kita cermati dari tujuan supervisi itu, maka betapa berat tugas yang di bebankan kepada
seorang supervisor, karena ia harus dapat mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih
baik melalui pembinanan dan peningkatan proresi mengajar. Usaha perbaikan belajar dan
mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhid dari pendidikan, yaitu pembentukan pribadi
anak secara maksimal.
Seorang supervisor hendaknya bekerja sama dengan guru-guru, karena tugasnya adalah
membantu guru dalam memecahkan masalah yang di hadapinnya di kelas. Guru-guru itupun akan
berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya demi perkembangan jabatan dan
karir masing-masing. Bantuan yang diberikan supervisor kepada guru-guru sampai pada
tujuannya, yaitu terciptanya situasi belajar mengajar yang menyenangkan untuk mencapai hasil
yang maksimal. Melalui bantuan yang diberikan kepada guru, murid dapat di tolong sedemikian
rupa sehingga dapat tumbuh secara terus menerus dan mencapai hasil belajar semaksimal
mungkin.
Para pemimpin pendidikan bukan masanya lagi untuk memaksa bawahannya, menakut-
nakuti, dan melumpuhkan kreatifitas dari anggota staff, sebab sikap ini tidka akan dapat
menciptakan situasi dan relasi di mana orang merasa aman dan tenang untuk mengembangkan
kreativitasnya. Kedepan diharapkan, para pengelola Madrasah, terutama kepala Madrasah dapat
melakukan fungsinya sebagai supervisor, terlibat langsung dnegan permasalahan-permasalahan
yang dialami guru di kelas atau di lingkungan sekolah, ikut berpartisipasi dalam pengembangan
Madrasah dari aspek yang paling dasar, siswa dan guru.
Fungsi utama supervisi adalah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran serta pembinaan
pembelajaran sehingga terus dilakukan perbaikan pembelajaran (Suhertian, 2000:131). Supervisi
bertujuan mengembangkan situasi kegiatan pembelajaran yang lebih baik ditujukan pada
pencapaian tujuan pendidikan sekolah, membimbing pengalaman mengajar guru, menggunakan
alat pembelajaran yang modern, dan membantu guru dalam menilai kemajuan peserta didik.
Purwanto (2003:86-87) mengemukakan fungsi supervisi menyangkut dalam bidang
kepemimpinan, hubungan kemanusiaan, pembinaan proses kelompok, administrasi personil, dan
bidang evaluasi.

C. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor


Tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh
aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat berjalan dengan lancar dan dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Adapun aspek-aspek
kurikulum tersebut, meliputi :
1. Membantu guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan program
satuan pelajaran
2. Membantu guru dalam menyusun kegiatan belajar mengajar.
3. Membantu guru dalam menilai proses dan hasil belajar mengajar
4. Membantu guru dalam menilai hasil belajar siswa
5. Membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum ke dalam pengajaran.
Supervisi merupakan kegiatan membina dan dengan membantu pertumbuhan agar setiap
orang mengalami peningkatan pribadi dan profesinya. Menurut Sahertian, supervisi adalah usaha
memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara berkelompok dalam
usaha memperbaiki pengajaran dengan tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.
Supervisi merupakan pengembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang pada
akhirnya menunjang perkembangan siswa dengan tujuan untuk: (1) menciptakan, memperbaiki,
dan memelihara organisasi kelas agar siswa dapat mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan
secara optimal, (2) menyeleksi fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan situasi kelas, (3)
mengkoordinasikan kemauan siswa mencapai tujuan pendidikan, (4) meningkatkan moral siswa.

D. Pengertian Supervisi Pendidikan


Supervisi diartikan sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membawa guru
(orang yang dipimpin) agar menjadi guru atau personil yang semakin cakap sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar dapat
meningkatkan efektivitas proses pembelajaran di sekolah. Terdapat tiga aspek kegiaan supervisi
yaitu aspek personil, aspek operasional, dan aspek material. Aspek personil meliputi subjek yang
terlibat dalam suatu situasi supervisi. Aspek operasional mencakup aktivitas individu dan
kelompok yang terlibat dalam suatu situasi dengan mendayagunakan segala sumber yang ada baik
human resource dan nonhuman resource guna mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Aspek material mencakup segala benda baik yang bersifat hard ware
maupun soft ware yang didayagunakan untuk memperlancar proses pembelajaran. Adapun aspek
supervisi menurut Burhanuddin sebagai berikut:

No Personil Material Operasional


1 Kepala sekolah Kurikulum Proses mengajar guru
2 Guru Buku pelajaran Proses belajar siswa
3 Karyawan Komputer Proses administrasi sekolah
4 Pengawas Sarana prasarana Pelaksanaan evaluasi

E. Proses Supervisi Pendidikan


Proses supervisi merupakan rangkaian yang dilaksanakan ketika supervisi dilaksanakan. Secara
umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan, yakni
mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu disupervisi. Identifikasi dilaksanakan dengan
menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari aspek kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru agar supervisi lebih efektif dan tepat sasaran. Langkah-langkah
yang dilaksanakan dalam perencanaan supervisi adalah:
a. Mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf
b. Mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan
c. Mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan
d. Menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
e. Menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan
profesionalisme guru.

2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan guru. Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan pemberian
bantuan dari supervisor kepada guru agar pelaksanaan dapat efetif harus sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2004:53) berpendapat
supervisi tidak berhenti pada selesainya pemberian bantuan dan terlaksananya teknik
supervisi melainkan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan
supervisi. Sehingga kegiatan evaluasi perlu dilaksanakan.

3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil
pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi
supervisi ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi.
Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program perencanan
berikutnya. Soetopo dan Soemanto (1984: 84-85) mengemukakan evaluasi berpedoman pada
tujuan yang telah ditetapkan dan tujuan supervisi dirumuskan sesuai dengan corak dan tujuan
sekolah.

Banyak ahli supervisi yang mengemukakan tiga langkah supervisi, yaitu pertemuan pendahuluan,
observasi guru yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan (Burhanuddin dkk, 2007:36). Di bawah
ini diuraikan tentang tiga langkah tersebut.
1. Tahap Pertemuan Pendahuluan
Supervisi dilaksanakan atas dasar kebutuhan guru, bukan kebutuhan kepala sekolah atau
supervisor. Untuk itu pada tahap pertemuan pendahuluan kepala sekolah (supervisor)
membicarakan kemampuan mengajar yang ingin ditingkatkan oleh guru, ditentukan aspek-
aspeknya, kemudian disepakati bersama oleh guru dan supervisor. Pelaksanaan supervisi pada
tahap pendahuluan ini membutuhkan kiat supervisor dalam menciptakan suasana yang
menyenangkan, suasana kekeluargaan, kesejawatan, dan kehangatan.
Guru tidak merasa takut atau tertekan sehingga guru mau dan berani mengungkapkan
permasalahan dan kebutuhan dalam mengajar di kelas. Kalau guru belum berani
mengungkapkan permasalahan mengajar yang dihadapinya, maka supervisor diharapkan
mampu memancing pembicaraan guru dengan pertanyaan yang baik. Demikian seterusnya
sampai terjadi komunikasi yang baik antara supervisor dan guru. Kalau guru sudah
mengungkapkan apa yang ingin dikembangkan atau kemampuan apa yang ingin ditingkatkan
maka disepakati bersama menjadi semacam kontrak antara guru dan supervisor. Kontrak
inilah yang menjadi pusat perhatian dalam tahap observasi kelas dan pertemuan balikan.
Terkait dengan proses pembelajaran, permasalahan yang sering dihadapi guru dalam
mengajar dibedakan menjadi dua, yaitu guru kurang menguasai keterampilan dasar mengajar
sehingga proses belajar siswa di kelas masih belum optimal dan kurangnya kepercayaan dan
kesadaran mengenai diri sendiri dari pihak guru (Burhanuddin dkk, 2007:37). Kedua
permasalahan tersebut bisa dijadikan materi pembicaraan pada tahap pertemuan pendahuluan.
Kegiatan di dalam tahap pendahuluan yaitu:
a. Supervisor menciptakan suasana intim dan terbuka,
b. Supervisor mereview rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru, yang mencakup
tujuan pembelajaran, bahan, kegiatan belajar mengajar, serta alat evaluasinya,
c. Supervisor mereview komponen ketrampilan yang akan dicapai oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar,
d. Supervisor bersama guru memilih dan mengembangkan instrumen observasi yang akan
digunakan,
e. Supervisor dan guru mendiskusikan instrumen tersebut termasuk tentang cara
penggunaannya, serta data yang akan dijaring. Hasilnya berupa kontrak yang disepakati
bersama.
2. Tahap Observasi Kelas (Observasi Guru yang sedang Mengajar)
Observasi kelas merupakan langkah kedua dalam tahapan supervisi. Observasi kelas sangat
perlu dilakukan oleh supervisor. Neagley dan Evan dalam Mantja (1998) mengemukakan
bahwa observasi dan kunjungan kelas yang diikuti dengan conference (pre dan post) adalah
tulang punggung supervisi. Pada tahap ini guru megajar di kelas dengan menerapkan
komponen-komponen ketrampilan yang telah disepakati pada pertemuan pendahuluan.
Supervisor mengobservasi guru dengan menggunakan instrumen observasi yang telah
disepakati bersama. Disamping itu supervisor juga merekam secara objektif tingkah laku guru
dalam mengajar, tingkah laku siswa dalam belajar, dan interaksi guru-siswa dalam proses
pembelajaran.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan observasi ini yaitu:
a. Catatan observasi harus lengkap, supaya analisisnya tepat,
b. Objek observasi harus terfokus pada aspek ketrampilan tertentu,
c. Selain rekaman observasi, dalam hal tertentu supervisor perlu membuat komentar-
komentar yang letaknya terpisah dengan hasil rekamaan observasi,
d. Kalau ada kata-kata guru yang mengganggu proses belajar mengajar juga perlu dicatat
oleh supervisor,
e. Supervisor hendaknya berusaha agar selama observasi guru tidak gelisah tetapi
berpenampilan secara wajar.

3. Tahap Pertemuan Balikan


Pada tahap ini supervisor dan guru mengadakan pertemuan yang membahas hasil observasi
mengajar guru. Supervisor menyajikan data apa adanya kepada guru. Sebelumnya guru
diminta menilai penampilannya. Kemudian dicari pemecahan masalahnya. Secara rinci
kegiatan supervisor dan guru dapat ditelaah pada paparan berikut ini:
a. Supervisor memberi penguatan serta mewujudkan perasaan guru secara umum selama
mengajar. Hal ini untuk menciptakan suasana akrab dalam pertemuan balikan,
b. Supervisor mereview tujuan pembelajaran,
c. Supervisor mereviuw tingkat ketrampilan serta perhatian utama guru dalam mengajar,
d. Supervisor menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran berdasarkan target dan
perhatian utama. Pertanyaan diawali dengan hal-hal yang menyenangkan guru karena
keberhasilannya, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang dianggapkan kurang
berhasil,
e. Menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan diinterpretasi awal oleh
supervisor, kemudian memberi waktu guru untuk menganalisis dan
menginterpretasikannya, secara bersama-sama,
f. Menanyakan kembali perasaan guru tentang hasil analisis dan interpretasinya,
g. Menanyakan perasaan guru tentang melihat keinginan yang sebenarnya dicapai,
h. Menyimpulkan hasil dengan melihat keinginan yang sebenarnya dicapai,
i. Menentukan bersama rencana mengajar yang akan datang baik berupa dorongan untuk
meningkatkan hal-hal yang belum dikuasai pada tahap sebelumnya (proses belajar
mengajar yang telah dilakukan) maupun ketrampilan-ketrampilan yang perlu
disempurnakan.

F. Sasaran dan Komponen Supervisi


Supervisi dengan segala usahanya diarahkan pada pembinaan dan pengembangan aspek-aspek
yang terdapat dalam situasi pembelajaran, sehingga akan tercipta suatu situasi yang dapat
menunjang pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang dimaksudkan dengan situasi
pembelajaran ialah situasi dimana terjadi proses interaksi antara guru dan murid dalam usaha
mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Tujuan konkret supervisi tersebut menunjukkan
tugas-tugas nyata yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka memperbaiki dan
mengembangkan “setting” pembelajaran dalam segala aspeknya, yang berpengaruh ke arah yang
lebih baik, dan hal tersebut juga menjadi pedoman kegiatan bagi kepala sekolah sebagai seorang
supervisor.
Terdapat 6 (enam) faktor yang dapat menentukan hasil dari suatu proses pembelajaran, yaitu:
Siswa adalah bahan yang akan diolah dalam suatu proses pembelajaran dengan berbagai tujuan
yaitu dikuasainya segenap pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan lain-lain oleh siswa
setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
Guru adalah pelaku yang berperan langsung dalam proses pembelajaran mengelola siswa, dengan
kemampuan profesionalnya.
Kurikulum adalah komponen yang mengatur bagaimana guru harus melaksanakan proses
pembelajaran dengan bahan, waktu, metode, dan lain-lain serta target yang
akan dicapai.
Sarana-prasarana adalah berupa hal atau konsep yang membantu untuk memperjelas konsep,
dengan sarana dan prasarana yang cukup, sehingga konsep dari guru akan lebih mudah diterima
oleh siswa.
Pengelolaan adalah tindakan dalam melakukan pengelolaan, pengaturan berbagai komponen yang
ada, seperti: siswa, sarana yang dibutuhkan, metode atau cara-cara yang paling tepat yang akan
dilakukan oleh guru sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan.
Lingkungan adalah hal-hal yang ada di sekitar pelaksanaan pembelajaran, yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran serta menentukan hasil
pembelajaran.

G. Implementasi program Supervisi di Sekolah


Implementasi dilapangan banyak ditemukan masalah-masalah yang masih menghambat
terlaksananya supervisi, diantaranya :
a. Sistem kerja sentralisasi yang masih melekat. Guru perlu pembiasaan budaya kerja baru sesuai
semangat otonomi pendidikan dan otonomi daerah yang menuntut kreatifitas dan kerja keras.
Kebiasaan lama dalam bekerja harus sudah ditinggalkan
b. Persaingan mutu sekolah semakin terasa berat. Pembinaan pembelajaran harus dilakukan
dengan serius dan sungguh-sungguh.
c. Masih adanya mental anak emas untuk guru yang dinilai dan baik
d. Tuntutan akuntabilitas penyelenggaraan sekolah dari masyarakat yang semakin tinggi,
menyebabkan kesibukan dalam menangani urusan administrasi, terutama menghadapi
pemeriksaan pembukuan, LSM dan Pers.
e. Transparansi manajemen sekolah yang sering terjadi benturan kebijakan dengan komite
sekolah, menyebabkan kesulitan bergerak untuk kelancaran tugas-tugas rutin.
f. Transparansi pengelolaan keuangan sekolah yag pembukuan dan bukti-buktinya menyita
banyak waktu.

Usaha untuk kelancaran dan keberhasilan pemecahan permasalahan yang ditempuh dalam
kegiatan supervisi oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a. Penyamaan visi dan misi
b. Pengelolaan supervisi yang baik
c. Perlibatan guru secara individual dalam pelaksanaan supervisi
d. Pelibatan organisasi guru, seperti PKG, KKG, dan KKKS untuk mengukur keberhasilan guru
dalam pembelajaran dan sebagai tempat bertukar pendapat dan menggali ide-ide kreatif.

Supervisor yang berkualitas adalah supervisor yang dapat memberikan bantuan kepada guru ke
arah usaha pemecahan masalah dan perbaikan kualitas proses pembelajaran secara sistematis,
kontinyu, dan komprehensif.
H. Penutup
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam
mengembangkan mutu pendidikan sekolah. Kedudukan kepala sekolah dalam hal ini begitu
pentingnya, sehingga ada anggapan tentang “bagaimana” suatu sekolah sangat tergantung pada
“bagaimana” kepala sekolahnya. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah.
Kepala Sekolah akan berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai oiganisasi
yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peran kepala sekolah sebagai seorang yang
diberi amanat dan tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Ditinjau dari struktur organisasi di sekolah, kedudukan guru berada di bawah kepala sekolah.
Kedudukan guru adalah sentral, artinya guru menduduki tempat inti dari fungsi sekolah. Guru
melakukan tugas mengajar, mendidik, melatih dan membimbing. Kepala sekolah dalam upaya
untuk memberdayakan guru, harus mampu menolong para guru dan staf administrasi untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan, memberi kesempatan untuk mengemukakan
gagasan, membangkitkan semangat kerja yang tinggi, menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, aman dan penuh semangat. Bantuan terhadap guru dalam melaksanakan tugas-
tugas tersebut, dapat dilakukan melalui pelaksanaan supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan
memberikan tekanan pada proses pembentukan dan pengembangan kemampuan profesional guru,
yang dimulai dengan mengadakan perbaikan dalam cara mengajar guru di kelas, dengan cara ini
diharapkan siswa dapat belajar dengan baik, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara
maksimal.
Kepala sekolah sebagai supervisor, diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan
melakukan supervisi terhadap proses pembelajaran guru di kelas, dalam rangka meningkatkan
kemampuan profesional guru yang tercermin pada kemampuan mengelola proses pembelajaran
guru di kelas, yang meliputi: menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang
studi atau mata pelajaran yang dipegangnya, merencanakan program pembelajaran,
melaksanakan dan memimpin/mengelola proses belajar, menilai kemajuan proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai