Anda di halaman 1dari 20

PELAKSANAAN SUPERVISI INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN

KOMPETENSI KINERJA GURU PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI


SMPIT DARUL MUTTAQIEN

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Melakukan Kegiatan
Penelitian Dalam Bentuk Skripsi Pada Program Studi Strata Satu (S.1)
Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam.

Disusun Oleh:
Jafits Sudiyana Atmaja
NPM: 171311826

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PTIQ
JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1

B. Identifikasi Masalah..............................................................................6

C. Pembatasan Masalah.............................................................................7

D. Rumusan Masalah.................................................................................7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..........................................................8

F. Kajian Pustaka......................................................................................8

G. Metode Penelitian.................................................................................12

H. Sistematika Penulisan...........................................................................14

I. Sistematika Penyusunan.......................................................................15

Daftar Pustaka.............................................................................................17

i
PELAKSANAAN SUPERVISI INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN
KOMPETENSI KINERJA GURU DI MASA PANDEMI COVID-19 DI
SMPIT DARUL MUTTAQIEN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Hewan juga “belajar”
tetapi lebih ditentukan oleh instingnya sedangkan manusia belajar berarti
merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju
kehidupan yang lebih bearti. Jadi pendidikan merupakan usaha manusia
untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang lebih baik dari lembaga
formal maupun non formal dalam membantu proses transformasi sehingga
dapat mencapai kualitas yang diharapkan.1
Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat, profesi guru senantiasa
juga menuntut profesionalisme. Guru yang profesional bukan hanya
sekadar alat untuk transmisi kebudayaan namun juga, untuk
mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang dinamis yang
menuntut penguasaan ilmu pengetahuan, produktivitas yang tinggi, dan
kualitas karya yang dapat bersaing. Guru profesional bukan lagi
merupakan sosok yang berfungsi sebagai robot, tetapi merupakan
dinamisator yang mengantar potensi-potensi peserta didik ke arah
kreativitas.2
Terkait dengan hasil pengukuran uji kompetensi guru yang sudah
disinggung di muka, maka evaluasi program pengembangan
profesionaltias guru merupakan hal yang perlu untuk dilakukan.
Mengingat tujuan dari evaluasi program adalah menyediakan informasi
untuk disampaikan kepada pengambil keputusan sebagai bahan

1
Chairul Anwar, Hakikat Manusia dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis,
(Yogyakarta: Suka-Press, 2014) hal. 73.
2
H. A. R. Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan Membenahi Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hal. 88-89

1
rekomendasi.3 Rekomendasi tersebut digunakan sebagai bahan dasar
dalam membuat perencanaan program yang lebih baik.
Evalusi program pengembangan profesionalitas guru berguna untuk
menghasilkan guru yang berkualitas, bermutu dan layak untuk dikatakan
sebagai tenaga pendidik, bukan hanya sekedar guru yang mengajar dan
mengisi daftar hadir di sekolah. Tapi sebagai pembimbing dan pendidik
haruslah menunjukkan perilaku positif terhadap peserta didiknya dengan
tujuan, agar bisa para peserta didik bisa berkontribusi pada masyarakat
luas. Dalam prosesnya, pendidikan menjadikan tujuan sebagai sasaran
ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk
kependidikan atau output kependidikan. Pengawasan pada pengembangan
profesionalitas guru berkonstribusi pada munculnya guru yang berkualitas.
Istilah tersebut lebih dikenal dengan pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan, pelaksanaannya harus sesuai dengan evaluasi yang telah
dilakukan sebelumnya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Supervisi adalah suatu keseluruhan usaha yang bersifat bantuan bagi
seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan situasi kegiatan
belajar dan mengajar lebih kondusif termasuk kepala sekolah juga harus
meningkatkan bagaimana caranya agar tenaga pendidik yang ia bina dapat
melahirkan tenaga pendidik yang profesional. Kualitas pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh kualitas professional kinerja guru, oleh karena itu
usaha untuk meningkatkan kemampuan professional guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar melalui bantuan supervise, perlu
secara terus menerus mendapatkan perhatian dan bantuan profesional dari
penanggung jawab pendidikan.4
Menurut Ngalim Purwanto menyebutkan bahwa supervisi akademik
adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya

3
A.Rusdiana, Manajemen Evaluasi Program Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
2017), hal. 23.
4
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran, (Bandung:
Alfabeta, 2015) hal. 88.

2
dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam melakukan pembinaan
terhadap guru-guru di sekolah, supervisi akademik menjadi salah satu
pendekatan yang tepat untuk dilakukan kepala sekolah. Supervisi itu
sendiri dilakukan juga untuk mengembangkan kualitas profesionalitas
guru. Dan fungsi lain dari supervisi akademik ialah sebagai innstrumen
dalam menglola pembelajaran yang efektif.5
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan para personel sekolah lainnya dalam
melaksanakan dan melakukan perkerjaannya secara efektif. Supervisi
merupakan proses untuk menerapkan penilaian atas perkerjaan yang sudah
dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya dengan maksud supaya
pelaksanaan perkerjaan sesuai dengan perencanaan tujuan yang ingin
dicapai. Supervisi merupakan usaha untuk memberikan pelayanan agar
guru menjadi profesional dalam menjelankan tugas dan kewajibannya
melayani dan memberikan pembelajaran secara baik kepada peserta didik.6
Secara umum tujuan dari supervisi pendidikan bertujuan menghasilkan
perubahan tingkah laku para personel sekolah, khususnya guru agar
mereka mampu menjalankan tugasnya disekolah sebagai tenaga pendidik
yang profesional. Selain tujuan umum menurut penulis yang ingin dicapai
dari aktivitas supervisi pendidikan memiliki tujuan konkrit, diantaranya:
1. Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang
sebenarnya dan peran sekolah dalam mencapai tujuan.
2. Memperbesar kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta
didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.
3. Membantu guru untuk mengadakan diagnosis secara kritis terhadap
aktifitas-aktifitasnya dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong
mereka dalam merencanakan perbaikan.

5
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 76
6
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung:
Alfabeta, 2014, hal. 84.

3
4. Meningkatkan kesadaran terhadap tata kerja yang demokratis dan
komprehensif.
5. Memperbesar ambisi guru untuk meninggkatkan mutu kerjanya secara
maksimal dalam profesinya (keahlian) melindungi guru dan karyawan
pendidikan terhadap tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik tak sehat
dari masyarakat.
6. Membantu lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarakat untuk
menyokong sekolah.
7. Membantu guru untuk lebih dapat memanfaatkan pengalamannya
sendiri.
8. Mengembangkan “spirit de corps” guru-guru yaitu rasa kesatuan dan
persatuan antara guru.
9. Membantu guru untuk dapat mengevaluasi aktivitas dalam kontak
tujuan perkembangan peserta didik.
Dalam pelaksanaan supervisi pengajaran kepala sekolah harus mampu
menempatkan diri sebagai rekan kerja dengan para guru, menunjukan
sikap dan prilaku yang baik, sopan dan lembut serta dapat menciptakan
iklim kerja yang kondusif bagi berlangsungnya proses pembelajran yang
tentram. Supervisi harus dapat meningkatkan kepemimpinan kepala
sekolah sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi program
sekolah secara keseluruhan. Dengan demikian, supervisi pendidikan
bermaksud meningkatkan kemampuan profesional dan teknis bagi guru,
kepala sekolah, dan personel sekolah lainnya agar proses pendidikan di
sekolah lebih berkualitas.7
Namun, dalam pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga saat ini
menyebabkan kegiatan belajar di lakukan secara daring atau aktivitas
pembelajaran di sekolah dilakukan tidak tatap muka hanya dirumah
melalui media-media online sebagai penghubung penyelenggaraan
aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu, secara otomatis akan terjadi

7
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Belajar (Bandung:
Alfabeta, 2012), hal. 96.

4
perbedaan dalam melaksanakan aktivitas supervisi pendidikan secara
akademik dibandingkan dengan pembelajaran yang berlangsung secara
tatap muka. Adanya kondisi pandemi Covid-19 mengakibatkan terjadinya
perubahan segala bentuk program aktivitas pendidikan dalam hal ini
supervisi pendidikan yang dilakukan di internal sekolah.
Pada saat ini dunia termasuk Indonesia sedang di hadapkan dengan
pandemi COVID-19. Menurut KBBI, pandemi yaitu suatu wabah yang
terjangkit serentak disuatu wiIayah. Wabah penyakit yang masuk daIam
kategori pandemi adaIah penyakit yang menuIar dan berkeIanjutan.
COVID-19 atau singkatan dari Corona Virus Disease 19 (Covid-19) yaitu
wabah yang sedang melanda di dunia termasuk Indonesia. Mewabahnya
virus COVID-19 di Indonesia mewajibkan semua aktifitas diIakukan
dirumah. HaI ini merupakan himbauan dari Presiden RI dan Mendikbud
bahwa sekarang pemerintah mewajibkan agar melakukan kegiatan seperti,
bek erja, belajar, dan beribadah di rumah hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk meminimalisir penyebaran wabah COVID-19 di Indonesia.8 Untuk
mengatasi hal tersebut sebagai upaya Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan dan Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian
Agama Republik Indonesia telah menerbitkan sebuah Panduan Kerja
Pengawasan Madarsah pada masa Pandemi Covid-19 digunakan sebagai
acuan dan pedomana dalam pelaksanaan supervisi di Sekolah. Dalam hal
ini pelaksanaan pedoaman ini diperkuat dengan penerbitan regulasi di
masing-masing di tingkat Pemerintah Daerah.
Kementerian Agama Republik Indonesia menjelaskan bahwa kegiatan
pengawasan atau supervisi merupakan intrumen penjaminan mutu
pembelajaran di madarsah. Supervisi pembelajaran dalam pendidikan di
sekolah menjadi penting untuk menstimulasi, mengkoordinasi, dan
membimbing guru-guru agar melaksanakan tugas dan fungsi pembelajaran
di sekolah secara profesional. Supervisi juga digunakan pada satuan

8
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-virus-corona-
dan-cirinya-menurut-situs-who diakses pada 16 November 2021.

5
pendidikan sebagai salah satu inssturmen untuk mewujudkan proses
transformasi kualitas guru ke arah lebih positif. Prose transformasi ini
mengubah tindakan negatif menjadi positif dan destruktif menjadi
konstruktif. Aktualisasi aktivitas supervisi pembelajaran pada satuan
pendidikan di sekolah sebagai langkah transformasi ke arah positif yang
pertama dan utama adalah, mewujudkan layanan belajar yang optimal oleh
guru kepada peserta didik. Dengan memperhatkan urgensi supervisi
pembelajaran itulah maka, Kepala Sekolah dan pengawas sebagai
supervisor harus mampu menggerakan semua kekuatan guru untuk dapat
memberikan layanan pembelajaran yang terbaik bagi para peserta didik.9
Berdasarkan pada penjelasan diatas penulis telah melakukan observasi
sementara dengan melihat fenomena yang terjadi di lokasi penelitian pada
SMPIT Darul Muttaqien sebagai sekolah sekolah di bawah naungan
Kementerian Agama Republik Indonesia. Hasil observasi sementara
menyatakan bahwa SMPIT Darul Muttaqien telah melakukan
pembelajaran secara daring kepada seluruh peserta didiknya, artinya
SMPIT Darul Muttaqien telah menjalankan aturan dan peraturan yang
dianjurkan Pemeritah Daerah atau Pemerintah Pusat namun, dalam
aktivitas supervisinya secara internal sekolah yang digunakan dalam
meningkatkan kinerja guru masih mengalami kesulitan dikarenakan juga
aktivitas pembelajaran dilakukan secara daring tidak tatap muka. Dengan
adanya pandemi Covid-19, kegiatan supervisi pendidikan internal di
SMPIT Darul Muttaqien terlaksana dengan sedemikian adanya. Pada
penelitian ini penulis akan tertarik melaksanakan penelitian menganai,
Pelaksanaan Supervisi Internal Dalam Pengembangan Kompetensi
Guru di Masa Pandemi Covid-19 di SMPIT Darul Muttaqien.

9
Kementerian Agama Republik Indonesia, Direktorat KKSK Sekolah, Direktorat Jendral
Pendidikan Islam, Petunjuk Teknik Supervisi Pembelajaran di Sekolah, (Jakarta: Kemenag RI,
2019), hal. 3.

6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan,
identifikasi masalah yang ditmukan adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kompetensi guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran
dikarenakan pandemi Covid-19, yang mana proses pembelajaran
dilakukan ssecara daring.
2. Proses kegiatan supervisi internal di SMPIT Darul Muttaqien
mengalami kesulitan dikarenakan proses pembelajaran yang tidak
dilakukan secara tatap muka.
3. Adanya peraturan dan ketentuan yang di tetapkan oleh Kementerian
Agama Republik Indonesia kepada para sekolah dalam hal melakukan
aktivitass supervisi pendidikan di karenakan pandemi Covid-19,
sehingga membutuhkan kembali proses transformasi dan adaptasi para
sekolah untuk menerapkan peraturan dan ketentuan tersebut.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, pembatasan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Kompetensi guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran terasa
kurang, dikarenakan pandemi Covid-19, yang mana proses
pembelajaran dilakukan secara daring.
2. Proses kegiatan supervisi internal di SMPIT Darul Muttaqien
mengalami kesulitan dikarenakan proses pembelajaran yang tidak
dilakukan secara tatap muka.
3. Adanya peraturan dan ketentuan yang di tetapkan oleh Kementerian
Agama Republik Indonesia kepada para sekolah dalam hal melakukan
aktivitass supervisi pendidikan di karenakan pandemi Covid-19,
sehingga membutuhkan kembali proses transformasi dan adaptasi para
sekolah untuk menerapkan peraturan dan ketentuan tersebut.

D. Rumusan Masalah

7
1. Bagaimana prosedur dan mekanisme kegiatan supervisi internal di
SMPIT Darul Muttaqien selama pandemi Covid-19 ?
2. Bagaimana hambatan yang dialami dalam melakukan akitivitas
supervisi internal dalam rangka meningkatkan kompetensi kinerja guru
di SMPIT Darul Muttaqien di masa pandemi Covid-19 ?
3. Bagaimana upaya dalam menghadapi hambatan dalam rangka
melakukan aktivitas supervisi internal untuk meningkatkan kompetensi
kinerja guru di SMPIT Darul Muttaqien pada masa pandemi Covid-
19 ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan prosedur dan mekanisme
kegiatan supervisi internal di SMPIT Darul Muttaqien selama
pandemi Covid-19
b. Untuk mendeskripsikan hambatan yang dialami dalam melakukan
akitivitas supervisi internal dalam rangka meningkatkan
kompetensi kinerja guru di SMPIT Darul Muttaqien di masa
pandemi Covid-19.
c. Untuk mengetahui upaya dalam menghadapi hambatan dalam
rangka melakukan aktivitas supervisi internal untuk meningkatkan
kompetensi kinerja guru di SMPIT Darul Muttaqien pada masa
pandemi Covid-19.

2. Kegunaan Penelitian
a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khazanah
pengetahuan khususnya pada kegiatan supervisi pendidikan selama
masa pandemi Covid-19 khususnya di sekolah.

8
b. Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat khususnya untuk peneliti dan
umumnya untuk praktisi pendidikan pada jenjang madrsah
menengah pertama di Indonesia.

F. Kajian Pustaka
1. Skripsi Sefiya Yayaba (NIM. 17170027) “Supervisi Akademik Kepala
Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru pada Era Pandem Covid-
19 di MAN 1 Kota Malang”. Program studi Manajemen Pendidikan
Islam Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang. 2021.
Hasil penelitian skripsi ini membahas tentang Di MAN 1 Kota
Malang, sistem pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan
menggunakan berbagai cara seperti memanfaatkan google cIassroom,
dan Whatsapp Grup (WAG). Berdasarkan informasi terkini, sejak
diberlakukannya pengaIihan pembeIajaran dari sekolah ke rumah yang
sudah dikenal dengan istiIah pembeIajaran daring/onIine, pada masa
tanggap darurat Covid-19 untuk pembukaan sekolah di era new normal
hanya diberlakukan pada sekolah yang berada di zona hijau. Oleh
sebab itu beberapa sekolah masih menggunakan sistem daring dalam
proses pembeIajaran. Sudah hampir satu tahun berjalannya proses
pembelajaran online tersebut, yang mengharuskan kepala sekolah
dalam merubah cara atau strategi supervisi yang diberikan kepada
guru, khususnya yang terkait dengan supervisi akademik. Pandemi
Covid-19 telah membawa Pandemi Covid-19 telah membawa dampak
kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik untuk
meningkatkan kinerja guru dilembaganya agar tetap menjamin
berlangsungnya mutu pendidikan pada lembaga pendidikan khususnya
Sekolah Aliyah. Supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru di MAN 1 Kota Malang perlu dilakukan

9
evaluasi secara berkelanjutan dan konsisten. Pada masa pandemi
Covid-19 kegiatan pembelajaran yang ada disekolah berlangsung
secara online atau daring, sehingga pelaksanaan supervisi dilakukan
secara online.
2. Skripsi Anani Rona (NIM. 1411030209), “Pelaksanaan Supervisi
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan profesionalisme guru di MAN 1
Tanggamus”. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung. 2018.
Hasil penelitian skripsi ini adalah bahwa guru sudah mampu
menguasai tahapan-tahapan dan kesiapan dalam mengajar, dengan
demikian seorang guru dalam mengajar sudah memiliki kesiapan-
kesiapan sebelum melaksanakan tugas sebagai pendidik dikelas.
Namun di sisi lain masih terdapat guru yang belum memenuhi kriteria
profesionalisme guru diantaranya, masih ada beberapa guru yang
enggan menggunakan media pembelajaran, guru yang hanya
memberikan informasi kepada siswa namun tidak ada timbal balik,
kurang tertib dalam pergantian jam
pelajaran, cara mengajar yang kurang kreatif dan terkesan bersifat
monoton dan konvensional, Penyampaian materi dari guru bersifat
monoton karena suatu kebiasaan dalam mengajar. Penyampaian materi
tidak menggunakan media penunjang yang telah disediakan sekolah.
Sekolah sudah mengupayakan fasilitas media dan beberapapelatihan
kepada guru namun hal itu seakan tidak berfungsi karena diabaikan
dan tidak diimplementasikan oleh beberapa guru dalam mengajar.
Namun di lain hal ada beberapa yang terlewatkan diantaranya
administrasi, penerapan hasil training/ pelatihan waktu pembelajaran di
kelas, interaksi dari guru dan siswa. Aspek dan kompetensi yang harus
dikuasai oleh guru pengajar yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional perlu adanya suatu kajian dan pembinaan lebih lanjut.
Namun pada pelaksanaan pembelajaran masih ada beberapa guru
pengajar yang belum optimal. Kemudian kepala sekolah menyatakan

10
bahwa kompetensi pada guru sekitar 80% telah terpenuhi walaupun
masih ada yang perlu diperbaiki agar kedepannya menjadi lebih baik,
kami sampai dengan saat ini masih selalu berusaha untuk memenuhi
kewajiban menjadi seorang guru yang profesional dengan mencari
informasi terbaru dalam dunia pendidikan untuk memenuhi
kompetensi guru tersebut sebagai penunjang proses belajar mengajar di
sekolah.
3. Skripsi Nurbaya (NIM. 203001130073). “Peranan Supervisor
Pendidikan dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru di SDN 14 Allu
Kabupaten Bantaeng”. Universitas Negeri Islam Sultan Alauddin
Makassar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Manajemen Pendidikan
Islam. 2017.
Has penelitian skripsi ini mengatkan bahwa kenyataan ada banyak
guru yang merasa takut kepada supervisor dan banyak pula supervisor
atau pengawas tidak melaksanakan peranannya sebagai supervisor.
Kata kuncinya yaitu seorang supervisor harus melaksanakan program
supervisi di sekolah yang dipimpin untuk menciptakan tenaga pendidik
atau guru yang profesional.
4. Jurnal Pendidikan Afif Takhlishi. “Implementasi Supervisi
Pendidikkan pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Aliyah Sunan
Prawoto Pati”. Pascasarjana UNISNU Jepara. 2018.
Hasil penelitian jurnal ini adalah, tentang proses supervisi pendidikan
yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru senior secara online
melalui kelas virtual, hambatan atau kendala ketika kegiatan supervisi
berlangsung seperti rendahnya kemampuan IT pada guru yang
disupervisi dan kepala sekolah memfasilitasi platform Ruang Guru
selama kegiatan PJJ berlangsung.
5. Skripsi Ma’ruf (NIM 20301110017). “Pelaksanan Supervisi Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SDN INP 048 Kec. Matali Kab.
Polman”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar”. 2014.

11
Hasil penelitian skripsi ini adalah, proses untuk mengetahui ada
tidaknya penyimpangan dalam pelaksanaan rencana agar segera di
lakukan upaya perbaikan sehingga dapat memastikan bahwa aktivitas
di lakukan secara nyata dan merupakan aktifitas yang sesuai dengan
apa yang di rencanakan dan pelaksanaan supervisi kepala sekolah
sudah terlaksana dengan efektif dalam kepengawasan baik terhadap
kepala sekolah maupun guru, sehingga dalam proses Peningkatan
kinerja guru semakin meningkat setiap tahunnya.

G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Pendekatan
yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yaitu penulis menyajikan
hasil penelitian pelaksanaan supervisi internal di SMPIT Darul
Muttaqien dengan menggunakan narasi.
Untuk itu, penelitian ini menekankan pada kekuatan interpretasi
penulis dan pemahaman penulis terhadap pelaksanaan supervisi
internal dalam meningkatkan kompetensi kinerja guru pada masa
pandemi Covid-19. Kemudian penulis dapat menganalisa temuan-
temuan dari penelitian tersebut.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan mencari berbagai literatur
yang berkaitan dengan topik bahasan penulis. Menurut Saifuddin
Azwar, sumber data penelitian digolongkan menjadi dua yakni primer
dan sekunder. Sumber primer kepustakaan adalah semua bahan tertulis
yang berasal langsung atau asli dari sumber pertama yang membahas
masalah yang dikaji. Sedangkan sumber sekunder merupakan data
yang diperoleh melalui pihak lain atau secara tidak langsung. 10

10
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 91.

12
a. Sumber Data Primer
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah buku-buku yang
relevan dengan pelaksanaan supervisi pendidikan.
b. Sumber Data Sekunder
1) Wawancara
2) Observasi lapangan
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi. Teknik ini merupakan cara pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis seperti arsip-arsip, dalil, atau hukum-hukum dan
lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.11
4. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengorganisasikan data, memilahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, menyintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.12
Berdasarkan hal diatas maka pada penelitian skripsi memberlakukan
data model intraktif pada ungkapan yang dikemukakan oleh rumusan
Miles dan Huberman, maka prosedur proses analisis data dalam
penelitian, diantaranya:
a. Reduksi data sebagai tahap awal perlakuan pemilihan,
pemfokusan, penyedehanaan, serta pengeksplorasian data bersifat
mentah pada catatan tertentu. Data yang didapatkan akan di
sederhanakan dan dilakukan seleksi sehingga inti dan substansinya
yang akan digunakan sesuai dengan inti fokus penelitian.
b. Display data atau penyajian, langkah selanjutnnya setelah data di
reduksi akan di tampilkan untuk memberikan penjelasan dari

11
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Press, 2016), hal. 21.
12
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hal. 248.

13
proses reduksi tersebut, agar menunjukan berbagai langkah
setelahnya yang diambil peneliti pada proses risetnya. Setalah
dilakukan penyeleksian melalui reduksi kemudian data akan
ditampilkan atau dituliskan sesuai dengan kelompok-kelompok
berdasarkan fokus permasalahan pada penelitian.
c. Pemberian gambaran kesimpulan. Setelah melakukan serangkaian
kegiatan reduksi dan penyajian data maka setelahnya dilakukan
penarikan pemberian gambaran kesimpulan. Pada data yang
didapatkan dibutuhkan pemaparan hasil gambaran kesimpulan
untuk juga di jadikan penemuan baru dari penelitian yang
dilakukan. Namun hasil ini masih bisa diteliti kembali dan kembali
dilakukan reduksi, display data dan kembali akan menghasilkan
konklusi, begitu seterusnya agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Kemdian data yang ditampilkan dan dituliskan akan
disimpulkan secara singkat dan sistematis sesuai dengan fokus
permasalahan pada penelitian.13

H. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun proposal penelitian ini, penulis mengacu pada
buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi) yang diterbitkan oleh
Fakultas Tarbiyah IPTIQ Jakarta.14 Selanjutnya penulis membagi menjadi
lima bab. Adapun sistematika penulisannya adalah:
BAB I: PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang
masalah, permasalahan (identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah), tujuan penelitian, manfaat atau
kegunaan penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.

13
Miles Mattew B dan Amichael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
tentang Metode-Metode Baru, Terj. Tjetjep Rohendi Rohisi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2007),
hal. 173-174.
14
Baeti Rahman, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi), (Jakarta: PTIQ Press,
2019), hal. 18.

14
BAB II: LANDASAN TEORI. Bab ini membahas tentang teori-teori
yang mendasari objek kajian penulis yaitu mengenai, supervisi,
pelakakaan supervisi internal, pengembangan komptensi guru.
BAB III: METODE PENELITIAN. Bab ini digunakan untuk
memaparkan data penelitian yang menjadi obyek kajian
mengenai, hal yang berkaitan tentang SMPIT Darul Muttaqien.
BAB IV: ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini
digunakan untuk membahas hasil analisis data dan hasil
penemuan penelitian yang berkaitan dengan fokus
permasalahan yang peneliti.
BAB V: PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari temuan hasil
penelitian yang ditulis secara singkat, padat dan jelas serta
berisi saran yang diharapkan berguna bagi peneliti selanjutnya
untuk perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

15
I. Sistematika Penyusunan
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Identifikasi Masalah
c. Pembatasan Masalah
d. Rumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
f. Kajian Pustaka
g. Metode Penelitian
h. Sistematika Penulisan
i. Sistematika Penyusunan
2. BAB II KAJIAN TEORI
a. Supervisi
b. Pelaksanaan Supervisi Internal
c. Pengembangan Kompetensi Guru
d. Kerangka Pemikiran
3. BAB III TINJAUAN UMUM PERMASALAHAN
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5. BAB V PENUTUP
6. DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN

16
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Jakarta: Rajawali
Press, 2016.

Anwar Chairul, Hakikat Manusia dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis,


Yogyakarta: Suka-Press, 2014.

Azwar Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-virus-
corona-dan-cirinya-menurut-situs-who diakses pada 16 November 2021.

J. Lexi Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2007.

Juni Donni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah,


Bandung: Alfabeta, 2014.

Kementerian Agama Republik Indonesia, Direktorat KKSK Sekolah, Direktorat


Jendral Pendidikan Islam, Petunjuk Teknik Supervisi Pembelajaran di
Sekolah, Jakarta: Kemenag RI, 2019.

Mattew Miles B dan Amichael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
tentang Metode-Metode Baru, Terj. Tjetjep Rohendi Rohisi, Jakarta:
Universitas Indonesia, 2007.

Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2012.

Rahman Baeti, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi), Jakarta: PTIQ
Press, 2019.

Rusdiana A., Manajemen Evaluasi Program Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia,


2017.

Sagala Syaiful, Supervisi Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran, Bandung:


Alfabeta, 2015.

17
Tilaar H. A. R., Pendidikan Kebudayaan dan Membenahi Pendidikan Nasional,
Jakarta: Rineka Cipta, 2014.

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Belajar, Bandung:


Alfabeta, 2012.

18

Anda mungkin juga menyukai